Anda di halaman 1dari 79

SOSIOLOGI HUKUM

Alef Musyahadah R
Team Teaching :
Saryono Hanadi, S.H. M.H. (Penanggung Jawab)
Drs. Antonius Sidik, S.H.,M.S.
Alef Musyahadah R, S.H., M.H.
Nayla Alawiya, S.H. M.H.
Nurani Tri Ajeng, S.H., M.H.
PERTEMUAN 1

KONSEP UMUM SOSIOLOGI HUKUM


PERTUMBUHAN DAN RUANG LINGKUP
SOSIOLOGI HUKUM

SEJARAH : PERKEMBANGAN :
Pertama kali dikemukakan Hasil pemikiran pr ahli
oleh Anzilotti (Italia) pd Filsafat Hukum, Ilmu Hukum &
thn 1882 Sosiologi jg dr mazhab/aliran2

TUGAS SOSIOLOGI HUKUM PROF. C.J.M. SCHYUT:

Mengungkapkan sebab musabab ketimpangan antara


tata tertib masyarakat yg dicitacitakan dg
tertib masyarakat dalam kenyataan
LAW IN BOOK
• Hukum sbg susunan
peraturan yg padu, logis, SOSIOLOGI HUKUM
konsisten • Hukum sbg suatu pranata
 Studi bersifat normatif sosial yg scr riil dikaitkan dg
variabel2 sosial yg lain
• Hukum sbg variabel bebas
(independent variable) yg
menimbulkan pengaruh &
ILMU akibat pd berbagai aspek
HUKUM kehidupan sosial

HUKUM & MASYARAKAT


LAW IN ACTION
Hukum sbg variabel tergantung
• Hubungan timbal balik
(dependent variable) yg timbul
antara hukum dg
sbg resultante dr berbagai
lembaga2 sosial yg lain
kekuatan dalam proses sosial
• Studi bersifat empiris
HUKUM DAN ILMU-ILMU SOSIAL
PEMIKIRAN-PEMIKIRAN YG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN SOSIOLOGI HUKUM

 Hampir setiap bidang kehidupan manusia diatur oleh hukum.


Kemajuan teknologi dan industrialisasi mengakibatkan campur
tangan negara semakin dalam ke bidang2 kehidupan masyarakat.
Hukum diharapkan utk melakukan adaptasi thd perubahan 2 yg
ditimbulkan tsb
 Campur tangan hukum yg semakin luas tsb mengakibatkan
perkaitan antara hukum dg masalah sosial jg semakin intensif. Hal
ini menyebabkan studi thd hukum hrs memperhatikan juga
hubungan antara tertib hukum dg tertib sosial. Hukum tdk mungkin
dipahami dg baik tanpa memahami sistem sosial yg lebih luas dimana
hukum itu berlaku
 Penetrasi hukum yg makin dalam & luas dlm masyarakat
menimbulkan masalah mengenai efektifitas peraturan & akibat yg
ditimbulkan thd tingkah laku manusia & lembaga2 dlm masyarakat.
 Pengaturan hukum yg membatasi kekuatan & kepentingan dlm
masyarakat akan berhadapan dg kekuatan & kepentingan yg terdapat
dlm masyarakat itu sendiri yg akan mempengaruhi bekerjanya
hukum
 Dgn keadaan demikian dibutuhkan suatu pendekatan thd hukum yg
tdk hanya sepihak saja yaitu yg hanya mempelajari Hkm sbg
susunan peraturan yg padu, logis, konsisten dg rumusan2 yg
pasti mengenai istilah2 & pengertian2 yg dipergunakan, studi yg
kemudian mjd studi mengenai tertib aturan hukum positif yg
biasanya disebut studi “analitical positivim” (ilmu hukum
analitis).
 Ilmu sosial seperti sosiologi objek penyelidikannya juga hukum
 Para ahli sosiologi menerima kejadian yg dihadapinya, mencoba
menganalisa & mencari sebab akibatnya. Para ahli sosiologi tdk
memberikan jalan keluar untk menyelesaikan persoalan mnt
preskripsi tt ttp hanya membuat deskripsi mengenai apa yg dihadapi
& mencoba memahaminya.
 Pendapat para ahli : kerjasama antara hukum dg ilmu2 soaial dpt
dilakukan dg cara memanfaatkan hasil2 ilmu sosial oleh hukum
 Mnt T. Vanderbilt krn skg hukum modern sdh mjd luas & kompleks,
maka hukum hanya akan bertahan dg isi yg hidup, mampu
beroperasi scr efisien & menentukan tujuan2nya dg tajam, apabila
hukum meminjam kebenaran2 yg diungkapkan oleh ilmu politik,
sosial, ekonomi & filsafat
PENGERTIAN HUKUM

 sistem peraturan2
 konsekuensi
 ide2, nilai2 metodologinya
konsekuensi bersifat normatif-
metodologi bersifat analitis.
filosofis

HUKUM

 sarana/alat utk
mengatur
masyarakat
• konsekuensi
metodologi bersifat
sosiologis.
PERTEMUAN 2

ALIRAN PEMIKIRAN YANG


MEMENGARUHI
PEMBENTUKAN
SOSIOLOGI HUKUM
PEMIKIRAN YG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN
SOSIOLOGI HUKUM

Pemikiran pr ahli Filsafat Hukum, Ilmu Hukum


& Sosiologi

MAZHAB/ALIRAN
Formalistis, Sejarah & Kebudayaan, Utilitarianisme, Sociological Jurisprudence
Realisme Hukum, Critical Legal Studies/ Studi Hukum Kritis, Hukum Progresif

Makna Hukum Beragam


FORMALISTIS HUKUM

NAMA LAIN Positivisme Hukum Hukum identik dg

MAKNA HUKUM

Pemisahan moral Hakim


CIRI Kodifikasi dg hukum
Logika deduktif
corong

TOKOH John Austin Hans Kelsen HLA Har


TOKOH MAKNA HUKUM AJARAN

Hukum mrp perintah


Eksponen analytical
dr pemegang
jurisprudence
aliran kekuasaan tertinggi/
pemegang yaitu melihat
formalistis hukum sbg
kedaulatan
(the Hakikat hukum : sistem yg logis,
founding hukum positif tetap & tertutup
father of Sanksi sbg kunci
Hkm dipisahkan
legal penting karakter
hukum positif dr keadilan &
positivism) moral
JOHN  Hukum harus
AUSTIN memenuhi 4 unsur :
Hkm tdk
INGRRIS Perintah, sanksi,
kewajiban, didasarkan pd
(1790-1859)
kedaulatan (di luar itu nilai2 baik/buruk
moral) ttp kekuasaan dr
penguasa.
MAKNA
TOKOH AJARAN
HUKUM

Pencetus konsep Hukum adalah


Tiga ajaran
hukum murni suatu perintah
memaksa thd utama Hans
(reine rechtslehre,
the pure theory of perilaku Kelsen :
law) yg ingin manusia. Hukum 1. Hukum
membersihkan adalah kaidah murni
ilmu hkm dr primer yg
2. Grundnorm
anasir2 yg menetapkan
HANS 3. Stufenbau
sifatnya non hkm, sanksi2
KELSEN theorie
AUSTRIA spt
kultur,moral,politik  Tujuan hkm:
(1881-1964)
,sosiologis dsb kepastian
reine stufenbau
grundnorm
rechtslehre theorie
 menolak keadilan
dijadikan bagian  Bertolak dr pemikiran yg Peraturan hukum
pembahasan dlm hanya mengakui UU sbg keseluruhannya
ilmu hukum. hkm, maka grundnorm mrp diturunkan dr norma
keadilan adalah induk yg melahirkan dasar yg berada di
masalah ideologi yg peraturan2 hkm dlm suatu puncak piramid, &
ideal-rasional. tatanan sistem hkm ttt semakin ke bawah
Hukum ‘apa  Antara grundnorm yg ada semakin beragam &
adanya’ , yaitu pd tata hukum A tdk mesti menyebar
berupa peraturan2 sama dg grundnorm pd
yg dibuat & diakui tata hukum B  norma dasar
negara  grundnorm ibarat bahan teratas bersifat
Membedakan bakar yg m,enggerakkan abstrak & semakin
norma dlm dua seluruh sistem hukum ke bawah semakin
jenis : Grundnorm berfungsi konkret
a. The moral sebagai dasar mengapa
norm hkm ditaati &
b. The legal norm mempertanggungjawabkan
 pelaksanaan hukum
MAKNA HUKUM

UU mrp perintah manusia yg memiliki kuasa krn itu wajib


ditaati

AJARAN

 Peraturan di bagi mjd 2 yakni peraturan primer dan


sekunder
1. Peraturan primer (primary rules )
Berisi hak & kewajiban, yaitu ttg apa yg dilarang &
HERBERT diperbolehkan dilakukan oleh individu2. terdapat pd
LIONEL masyarakat sederhana
ADOLPHUS 2. Peraturan sekunder (secondary rules)
HART peraturan yg berhubungan dg pembuatan, penafsiran,
INGGRIS penerapan & perubahan peraturan primer, misalnya
(1907-1992) aturan yg hrs diikuti pembentuk UU, pengadilan pd
saat menerapkan aturan primer
SEJARAH & KEBUDAYAAN
Hukum hanya dpt
Perwujudan dr dimengerti dg
MAKNA kesadaran hukum menelaah kerangka
HUKUM masyarakat (jiwa sejarah & kebudayaan
rakyat/volkgeist ) dimana hukum tsb
timbul

ketidakpercayaan Ketidakpercayaan pd
CIRI pd kodifikasi pembuat UU

Friedrich Karl Von


TOKOH Savigny
Sir Hendry Maine
TOKOH MAKNA HUKUM

 pencipta ilmu sejarah


hukum  hukum mrp
 teorinya sbg langkah utama perwujudan dari
ke arah pengembangan kesadaran hukum
konsep2 sosial ttg sistem masyarakat / jiwa
hukum bangsa(volkgeist)
 isitlah (volkgeist)  substansi hukum
diperkenalkan pertama kali adalah aturan ttg
oleh murid Savigny yaitu kebiasaan hidup
G.Pucta, mengatakan : masyarakat
FRIEDRICH hukum itu tumbuh bersama2
KARL VON dg pertumbuhan rakyat, & mjd
SAVIGNY kuat bersama2 dg kekuatan dr
JERMAN rakyat, & pd ahkhirnya dia ia
(1779-1861) mati jika bangsa itu
kehilangan kebangsaannya
PANDANGAN TTG HUKUM KELEMAHAN

 semua hukum berasal dr adat  konsep kesadaran hukum


istiadat & kepercayaan bkn berasal dr sangat abstrak, apakah
pembentuk UU suatu kesadaran hukum
 hukum tdk berlaku scr universal krn benar2 ada, kl ada sejauh
hukum lahir dr volkgeist yg berbeda dr mana pentingnya dlm
bangsa satu dg lainnya membentuk hkm
 menentang kodifikasi Jerman  apakah hukum hanya mrp
 keputusan badan legislatif dpt pencerminan drpd
membahayakan masyarakat krn tdk sll kesadaran hukum yg
sesuai dg kesadaran hukum berlaku umum, atau apakah
masyarakat justru hukumlah yg
 Penting meneliti hubungan antara membentuk kesadaran tsb
hukum dg struktur masyarakat beserta
sistem nilai2
 hukum bersifat dinamis berdasarkan
pd sejarah hukum
TOKOH AJARAN

 Perkembangan hukum dr status


 penulis buku
ke kontrak yg sejalan dg
Ancient Law perkembangan masyarakat yg
sederhana ke masyarakat yg
modern & kompleks
 Huhungan2 hukum yg didasarkan
pd status warga masyarakat yg
masih sederhana, berangsur2 akan
hilang apabila masyarakat tsb
berkembang mjd masyarakat yg
HENRY modern & kompleks
JAMES  Pd masyarakat yg modern &
SUMNER kompleks hubungan hukum
MAINE didasarkan sistem hak & kewajiban
INGGRIS yg didasarkan pd kontrak yg secara
(1822-1888) sukarela dibuat & dilakukan oleh
para pihak.
UTILITARIANISME

Hukum yg baik yg
MAKNA
memberikan manfaat
HUKUM maksimal bt masyarakat

Tujuan hukum lebih menekankan


CIRI kamanfaatan

Rudolph Von
TOKOH Jeremy Bentham Ihering
TOKOH MAKNA HUKUM

 banyak
mengembangkan  Hukum baru dpt diakui
pikirannya utk bidang sbg hukum jika ia
pidana & hukuman thd memberikan kemanfaatan
pidana yg sebesar2nya thd
 tiap kejahatan hrs sebanyak2nya org
diklasifikasikan dg Prinsip ini dikemukakan
hukuman yg sesuai dg dlm Karyanya Introduction
kejahatan tsb & to The Principle of Moral
hendaknya penderitaan and Legislation, yg bunyinya
yg dijatuhkan tdk lebih bahwa hukum bertujuan utk
JEREMY drpd apa yg diperlukan “the greatest happiness of
BENTHAM utk mencegah the greatest number”
INGGRIS terjadinya kejahatan. (kebahagiaan yg sebesar2
(1748-1832) (ajaran hedonistic nya utk sebanyak2nya org)
utilitarianism)
PANDANGAN TTG HUKUM KELEMAHAN

 Manusia bertindak utk memperbanyak  Tdk setiap


kebahagiaan & mengurangi penderitaan manusia
Ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia mempunyai ukuran
tergantung pd apakah perbuatan tsb dpt yg sama mengenai
mendatangkan kebahagiaan atau tdk keadilan,
Pebentuk hukum hrs membentuk hukum yg adil bg kebahagiaan dan
semua warga2 masyarakat scr individual penderitaan
 Utk menghasilkan kebahagiaan bg masyarakat
perundang2an hrs berusaha utk mencapai empat
tujuan :
a. to provide subsistence (memberi nafkah hidup)
b. to provide abudance (makanan yg berlimpah)
c. to provide security (memberikan perlindungan)
d. to provide equility (mencapai persamaan)
MAKNA HUKUM AJARAN

 social utilitarianism,
 Hukum mrp suatu Hukum mrp suatu alat bg
alat bg masyarakat utk masyarakat utk mencapai
mencapai tujuannya tujuannya
 hukum sbg sarana utk
mengendalikan individu2
agar tujuannya sesuai dg
tujuan masyarakat dimana
mereka mjd warganya
 hukum jg suatu alat yg
dpt dipergunakan utk
RUDOLPH melakukan perubahan
VON IHERING sosial
INGGRIS  ajarannya banyak
(1818-1892) memperngaruhi pola pikir
Roscoe Pound
PERTEMUAN 3

ALIRAN PEMIKIRAN
YANG MEMENGARUHI
PEMBENTUKAN
SOSIOLOGI HUKUM
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE

MAKNA Hukum tertulis/ hukum positif jg hukum


HUKUM yg hidup dalam masyarakat (living law)

Mengakui hukum
Masuknya unsur2
yg hidup dalam
sosial dlm
CIRI masyarakat
mempelajari
disamping hukum
hukum
tertulis

TOKOH Eugen Ehrlich Roscoe Pound


TOKOH AJARAN

 The founding father of  Pembedaan antara


sociology of law (pelopor hukum positif dg hukum
sociologi hukum ) dg yg hidup dlm masyarakat
karyanya yg berjudul (living law)
Fundamental Principles of (pembedaan antara
the Sociology of Law kaidah hukum dg kaidah
sosial)
 Hukum positif hanya
akan efektif apabila
MAKNA HUKUM selaras dg hukum yg
EUGEN hidup dlm masyarakat
EHRLICH (antropolog = pola2
AUSTRIA  Hukum tertulis dan kebudayaan (culture
(1826-1922) hukum yg hidup di patterns)
masyarakat (living law)
AJARAN KEBAIKAN TEORI

 Pusat perkembangan
hukum bukan terletak pd
badan2 legislatif, keputusan  usaha utk mengarahkan
badan yudikatif/ilmu hukum , perhatian ahli hukum pd ruang
akan tetapi justru di dlm lingkup sistem sosial dimana
masyarakat itu sendiri akan ditemukan kekuatan2 yg
mengendalikan hukum
 the centre of gravity of legal  teori Erlich berguna sbg
development lis not in bantuan utk lebih memahami
legislation, nor in juristic, nor hukum dlm konteks sosial
in judicial decision, but in
society
TOKOH AJARAN

The founding father of  mempelajari hukum


sociological jurisprudence sbg suatu proses (law in
(pelopor aliran sociological action) yg dibedakan dg
jurisprudence) hukum yg tertulis (law in
books)
Ajaran ini menonjolkan
MAKNA HUKUM masalah apakah hukum
yg ditetapkan sesuai dg
pola2 perikelakuan
Hukum harus dipandang Ajaran ini dpt diperluas
sbg lembaga kemasyaraka- lg sehingga jg mencakup
tan yg berfungsi utk masalah keputusan2
ROSCOE memenuhi kebutuhan 2
POUND pengadilan serta
sosial, dan tugas ilmu pelaksanaannya, dan jg
AMERIKA hukum utk memperkembang
(1870-1964) antara isi suatu
kan suatu kerangka dg peraturandg efek2nya yg
mana kebutuhan sosial dpt nyata
terpenuhi scr maksimal
AJARAN AJARAN

 hukum hanyalah mrp  Istilah social enginering pertama kali


salah satu alat pengendalian diperkenalkan oleh Prof .Dr. Mochtar
sosial, bahkan hukum sll Kusumaatmaja tahun 1970 . Roscoe
menghadapi tantangan dr Pound tdk pernah menggunakan istilah
pertentangan kepentingan2 social enginering tetapi mengemukakan 8
menyusun suatu kerangka butir program yang dinamakan The
dr nilai2 dlm masyarakat yg Program of the Sociological School, yaitu :
harus dipertahankan oleh 1) Studi ttg pengaruh sosial yg nyata dr
hukum di dlm menghadapi institusi2 hukum, ajaran2 hukum, &
pertentangan kepentingan2 asas2 hukum
Pentingnya penelitian & 2) Studi sosiologis dlm mempersiapkan
perlunya digunakan alat pembuatan hukum
pembuktian yg berasal dr 3) Studi ttg bagaimana membuat ajaran2
ilmu2 sosial dlm proses hukum mjd efektif dlm tindakan
peradilan
AJARAN AJARAN

4) Studi dg menggunakan metode 6) Memperkenalkan pentingnya


juridical (hal2 yg bersifat melakukan aplikasi scr individual
hukum), studi psikologis (hal2 ajaran hukum dr penyelesaian
yg bertalian dg ilmu jiwa), ttg kasus2 individual scr adil &
proses peradilan, administratif, sesuai nalar
legislatif, & proses hukum, & 7) Di negara common law
juga studi filsufis ttg ide2 Departemen Kehakiman
5) Bg penganut mazhab sejarah berfungsi sbg penasihat hukum
hukum yg sosiologis, studi bg pejabat2 negara, jg mewakili
hukum tdk hanya studi ttg negara dlm perkara perdata yg
bagaimana ajaran2 hukum itu melibatkan negara, mjd pembela
terbentuk & berkembang, ajaran dlm perkara pidana dlm tingkat
hukum tdk hanya sekedar banding
dipandang sbg materi hukum 8) Semua tuntutan di atas,
belaka, melainkan studi hukum hanyalah sarana2 utk bagaimana
mempelajari pengaruh sosial mengusahakan lbh efektif agar
apa yg ditimbulkan oleh tujuan tertib hukum dpt tercapai
doktrin2 di masa lalu thd hukum
REALISME HUKUM
Hukum sbg suatu yg Hukum : putusan hakim
benar2 nyata bkn uu krn uu hanyalah
MAKNA dilaksanakan (law in sumber hukum & baru
HUKUM action) yaitu hukum yg mjd hukum setalah
konkret dlm putusan dijelmakan dlm putusan
hakim hakim

Hakim sbg creator Penafsiran aturan2


hukum, menemukan hukum mll evaluasi
CIRI bahkan membentuk thd konsekuensi
hukum praktis dr aturan2 tsb

Penyelidikan Kesadaran ttg Perhatian thd hukum


faktor2 irrasional & dlm kaitannya dg
dlm unsur2
faktor yg tdk logis politik,ekonomi,
khas dr dlm pembuatan (peneltian bersifat
kasus2 putusan pengadilan interdisipliner)
Justice Oliver
Karl Jerome
TOKOH Llewellyn Frank
Wendell
Holmes
MAKNA HUKUM AJARAN

 law is what officials  Llewellyn


do about dispute. mengembangkan teori
Hukum adalah apa yg ttg hubungan antara
dilakukan pejabat peraturan hukum dg
pengadilan dlm perubahan sosial yg
menyelesaikan suatu terjadi dlm masyarakat.
sengketa Dlm teorinya tsb
 hukum bukanlah apa menekankan fungsi
yg ditemukan dlm hukum yg dlm hal ini
perundangan akan diwakilkan oleh
tetapi hukum adalah pengadilan tugas
KARL apa yg diputuskan pokoknya menetapkan
LLEWELLYN hakim (hukum in fakta & rekonstruksi dr
AMERIKA concreto) kejadian2 yg telah
(1893-1962) lampau yg
menyebabkan
terjadinya perselisihan
AJARAN

 faktor yg paling mendasar yg


memengaruhi hakim dalam menilai
faktor2 yg terkait kasus yg diadilinya
adalah faktor kepribadian & psikologis
dari individu.
 beliau termasuk sayap idiosyncracy
dalam realime (the idiosymcracy wing
of realism) yg mrp embrio mazhab
legal psikologis

JEROME
FRANK
AMERIKA
(1889-1957)
TOKOH AJARAN

 Menyumbangkan Mnt Holmes kehidupan


pandangan2 yg berarti hukum bukan logika,
sehingga aliran realisme melainkan pengalaman
hukum mencapai posisi yg (the life of law has been,
penting not logic, but experience)
 hakim dpt memenuhi
Karyanya dalam buku fungsi2nya hanya kl ia
The Path of The Law, yg secara memadai
menyatakan bahwa mengenal banyak aspek
kewajiban hukum hukum, artinya
hanyalah mrp suatu menguasai bidang2 lain
JUSTICE
dugaan bahwa apabila spt teori peruuan, ilmu ttg
OLIVER
seseorg berbuat atau tdk manusia, antropologi,
WENDELL
berbuat, maka dia akan politik, etika
HOLMES
menderita sesuai dg
AMERIKA
putusan suatu pengadilan
(1841-1935)
AJARAN

hakim memberi makna baru &


penafsiran ke suatu aturan hukum yg
telah ada/ menciptakan aturan hukum
baru utk pertama kalinya.
 hukum yg dinyatakan secara konkret
mll pengadilan, adalah bersumber dr
kebutuhan di masanya, moral umum &
teori2 politik, intuisi ttg apa yg mjd
kebutuhan kebijakan umum, selaras dg
prasangka yg jg dimiliki para hakim
,
TEORI HUKUM KRITIS

DASAR Penolakan Peminggiran &


PEMIKIRAN liberalisme delegitimasi

Penolakan Penolakan
formalisme positivisme

Menegakkan
Penolakan rasionalitas
kesatuan antara
dlm hukum
politik dan hukum

Roberto
TOKOH Mangabeira Unger
Charles Sampford
CHARLES SAMPFORD

TOKOH PANDANGAN THD HUKUM


 Pelopor ttg legal melee
(kecairan hukum)  Hubungan antar manusia bersifat
 Karyanya The disorder of melee baik dlm kehidupan sosial
Law a Critique of Legal maupun kehidupan hukum
Theory  Hukum dibangun dr hubungan yg
 Melee artinya keadaan yg melee, yaitu hubungan sosial antar
cair (fluid) individudg keseluruhan variasi &
kompleksitasnya
MAKNA HUKUM  Kondisi tsb cenderung sifatnya
asimetris
Hukum tdklah mrp  Jadi hukum tunduk pd kekuatan
bangunan yg penuh dg sentripetal yg menciptakan pranata
keteraturan yg logis yg terorganisir, tp bersamaan jg
rasional, melainkan sesuatu tunduk thd kekuatan2 sentrifugal yg
yg bersifar melee, shg tdk menciptakan ketidakteraturan
py struktur/format yg kaku (disorder), kekacauan (chaos),
konflik
PERTEMUAN 4

HASIL PEMIKIRAN PARA


SOSIOLOG
TEORI HUKUM PROGRESIF

ASUMSI

1) hukum utk manusia, bukan manusia untuk


hukum. Kehadiran hukum bukan untuk
dirinya sendiri, melainkan untuk sesuatu
yang lebih luas dan besar. Itulah sebabnya
ketika terjadi permasalahan, di dalam
hukum, maka hukumlah yang harus ditinjau
dan diperbaiki, bukan manusia yang
dipaksakan untuk dimasukkan ke dalam
SATJIPTO skema hukum.
RAHARDJO 2) hukum bukan institusi yang mutlak dan final
INDONESIA tetapi selalu dalam proses menjadi (law as
(1930-2010) a proses, law in the making)
TUJUAN PROGRESIVITAS

Hukum untuk kesejahteraan dan 1) hukum bertujuan untuk


kebahagiaan manusia kesejahteraan dan kebahagiaan
manusia dan oleh karenanya
memandang hukum selalu dalam
proses untuk menjadi (law as a
SPIRIT
proses, law in the making)
2) peka terhadap perubahan yang
1) pembebasan terhadap tipe, terjadi di masyarakat baik lokal,
cara berpikir, asas dan teori nasional dan global
yang selama ini dipakai dalam 3) menolak status quo manakala
penegakan hukum. menimbulkan dekadensi, suasana
2) pembebasan terhadap kultur korup, dan sangat merugikan
penegakan hukum kepentingan rakyat, sehingga
(administration of justice) yang menimbulkan perlawanan dan
berkuasa dan dirasa pemberontakan yang berujung
menghambat hukum dalam pada penafsiran progresif
menyelesaikan persoalan. terhadap hukum.
KARAKTER KARAKTER

1) hukum progresif berusaha 3) hukum tidak dipandang dari


mengalihkan titik berat kajian kacamata hukum itu sendiri
yang semula menggunakan melainkan dilihat dan dinilai dari
optik hukum menuju ke tujuan sosial yang ingin dicapai
perilaku. dan akibat yang timbal dari
2) hukum progresif secara bekerjanya hukum (hukum
sengaja menempatkan progresif berbagi paham dengan
kehadirannya dalam legal realism dan sociological
hubungan erat dengan jurisprudence).
manusia dan masyarakat. 4) hukum progresif memiliki
(hukum responsif); kedekatan dengan teori hukum
alam karena peduli terhadap hal-
hal yang meta-juridical, dan
memiliki kedekatan dengan
critical legal studies namun
cakupannya lebih luas
PERTEMUAN 5

PENEGAKAN HUKUM
PENEGAKAN HUKUM

1) peraturannya, yaitu sebagai kelanjutan


logis atau proses logis diciptakannya
MACAM peraturan hukum
2) keterlibatan manusia dalam proses
bekerjanya hukum

FAKTOR YG Penegak
MEMENGARUHI Hukum
hukum

Sarana &
Masyarakat Kebudayaan
fasilitas
FAKTOR2 SOSIAL &
PERSONAL LAINNYA T. BEKERJANYA
HUKUM ROBERT
B. SEIDMAN
LEMBAGA UMPAN BALIK
PEMBUAT
PERATURAN NORMA
PRIMER

UMPAN BALIK NORMA


SEKUNDER

LEMBAGA
PEMEGANG
PENERAP
PERAN
PERATURAN

FAKTOR2 SOSIAL & FAKTOR2 SOSIAL &


PERSONAL LAINNYA PERSONAL LAINNYA
KETERANGAN BAGAN

Setiap perturan hukum memberitahukan bagaimana seorang pemegang


peranan (role occupant) diharapkan untuk bertindak

Bagaimana seorg pemegang peran akan bertindak sbg suatu respon thd
peraturan hukum mrp fungsi peraturan2 yg ditujukan pdnya, sanksinya,
aktivitas dr lembaga pelaksana serta keseluruhan kompleks kekuatan
sosial, politik dll mengenai dirinya

Bagaimana lembaga pelaksana akan bertindak sbg respon thd peraturan


hukum mrp fungsi peraturan2 hukum yg ditujukan kpd mereka,
sanksi2nya, keseluruhan kompleks kekuatan sosial, politik dll mengenai
diri mereka serta umpan balik yg datang dr para pemegang peran

Bagaimana para pembuat UU akan bertindak mrp fungsi peraturan2 yg


mengatur tingkah laku mereka, sanksi2nya, keseluruhan kompleks
kekuatan sosial, politik , ideologi dll mengenai diri mereka serta umpan
balik2 yg datang dr pemegang peran serta binarsi
PERTEMUAN 6

PENEGAKAN
HUKUM 2
TEORI DISKRIMINASI DONALD BLACK

STRATIFIKASI SOSIAL

MORFOLOGI SOSIAL
PERILAKU
HUKUM
DIPENGARUHI
KULTUR/BUDAYA
OLEH LIMA
FAKTOR
SOSIAL
ORGANISASI

KONTROL SOSIAL
LAIN
STRATIFIKASI SOSIAL

pelapisan atau penjenjangan yang ada dalam


Pengertian masyarakat disebabkan oleh perbedaan status,
kedudukan, keturunan dan harta kekayaan

Stratifikasi sosial  Law varies directly with stratification


mempengaruhi perilaku  Law varies directly with rank
hukum didasarkan  Downward law is greater than upward law
pada dalil-dalil berikut

Law varies directly with stratification, maknanya :


Jika dalam suatu masyarakat banyak pelapisan sosial, maka jumlah
hukum dalam masyarakat itu semakin banyak pula
Law varies directly with rank, maknanya :
 Orang2 berkedudukan tinggi memiliki hukum yang lebih
banyak dibandingkan orang-2 yang berkedudukan rendah
 Perselisihan antara orang berkedudukan tinggi lebih
banyak sampai ke polisi/pengadilan dari pada orang-orang
berkedudukan rendah.
Jika orang berkedudukan rendah mencederai orang
berkedudukan rendah, hukumannya tidak seberat jika orang
berkedudukan tinggi mencederai orang berkedudukan tinggi.
MORFOLOGI SOSIAL

perbedaan horizontal dalam masyarakat antara lain


Pengertian karena perbedaan profesi/pekerjaan dan
kedekatan/intimisasi dan integrasi

Morfologi sosial The relationship between law and differentiation


mempengaruhi is curvelinear
perilaku hukum The relationship between law and relational
didasarkan pada distance curvelinear
dalil-dalil berikut Law varies directly with integration

The relationship between law and differentiation is curvelinear,


maknanya :
Dalam masyarakat yang memiliki lebih banyak perbedaan morpologi
sosial, maka jumlah hukum semakin banyak pula dan sebaliknya
The relationship between law and relational distance curvelinear,
maknanya :
Hukum tidak berlaku diantara orang-orang yang berhubungan dekat.
Hukum semakin meningkat bersamaan dengan jarak atau
kerenggangan

Law varies directly with integration, maknanya :


Orang2 yang berada dalam pusat lingkaran sosial lebih memiliki hukum
dibandingkan orang-orang yang berada pada bagian terluar lingkaran
sosial (marginal)
KULTUR/BUDAYA

suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki


Pengertian bersama oleh sebuah kelompok orang serta
diwariskan dari generasi ke generasi.

Kultur/budaya Law varies directly with culture


mempengaruhi Law is greater in a direction toward less
perilaku hukum conventionality than more cenventionality
didasarkan Law is greater toward less culture than toward
pada dalil-dalil more culture
berikut Centrifugal law is greater than centripetal law

Law varies directly with culture, maknanya


Ditemukan lebih banyak hukum dalam masyarakat dg kebudayaan tinggi
Law is greater in a direction toward less conventionality than more
cenventionality, maknanya :
Kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang yang warna
kulitnya/penampilan fisiknya berbeda dari penduduk mayoritas dan
korbannya adalah dari kalangan masyoritas, maka hukumnya lebih
berat dibandingkan sebaliknya

Law is greater toward less culture than toward more culture,


maknanya :
Kejahatan oleh orang yang tidak berbudaya/berpendidikan rendah
terhadap orang yang berbudaya/ berpendidikan tinggi, hukuman yang
dijatuhkan lebih berat dibandingkan jika pelaku berpendidikan tinggi
sedangkan korban dari kalangan tidak berbudaya/tidak berpendidikan

Centrifugal law is greater than centripetal law, maknanya :


Tindak pidana oleh seorang marginal/pengangguran terhadap orang dari
pusat lingkaran sosial/berkedudukan terpandang, hukuman akan lebih
berat dibandingkan kasus sebaliknya
ORGANISASI

Bentuk negara, administrasi pemerintahan, perusahaan,lembaga lain

Organisasi Law varies directly with organization


mempengaruhi perilaku Law greater in direction toward less
hukum didasarkan pada organization than toward more organization
dalil-dalil berikut
Law varies directly with organization, maknanya :
Semakin banyak intervensi oleh negara terhadap masyarakat semakin
banyak pula hukum

Law greater in direction toward less organization than toward more


organization, maknanya :
Hukum lebih banyak diserahkan kepada orang daripada organisasi
Organisasi/perusahaan lebih cenderung melaporkan individu kpd polisi
daripada orang melaporkan perusahaan ke polisi
Di AS sebagian besar penggugat perkara perdata adalah organisasi,
sedangkan tergugat adalah individu
Organisasi lebih sering menang dalam perkara daripada individu
KONTROL SOSIAL LAIN

Macam norma adat, agama, etika atau moral

Kontrol sosial lain Law varies inversely with other social control
mempengaruhi perilaku Law varies directly with respectability
hukum didasarkan Law is greater in a direction toward less
pada dalil-dalil berikut respectability than toward more
respectability

Law varies inversely with other social control, maknanya :


Jika kontrol sosial kuat, kontrol hukum melemah dan sebaliknya
Law varies directly with respectability, maknanya :
Hukum lebih banyak ditemukan pada kalangan orang terhormat
dibandingkan di kalangan orang-orang tidak terhormat seperti
penjahat, residivis, pelacur, gelandangan.
Law is greater in a direction toward less respectability than toward
more respectability, maknanya :
Orang-orang tidak terhormat lebih banyak/sering dijadikan sasaran
hukum dan orang-orang tidak terhormat cenderung tidak memperoleh
manfaat dari hukum
STRUKTUR FUNGSI

LINGKUNGAN TINGKAT INFORMASI


REALITAS TERTINGGI TINGGI (KONTROL)

MEMPERTAHANKAN
BUDAYA POLA

SOSIAL INTEGRASI

POLITIK MENCAPAI TUJUAN

ADAPTASI
EKONOMI KEBUTUHAN

TINGKAT ENERGI TINGGI


LINGKUNGAN FISIK ORGANIK (KONDISI)

HIRARKI FAKTOR-FAKTOR YG MENGONTROL T. SIBERNETIK


HIRARKI FAKTOR-FAKTROR YG TALCOTT PARSONS
MENGKONDISIKAN
PERTEMUAN
7

STRUKTUR
SOSIAL & HUKUM
STRUKTUR SOSIAL & HUKUM

KAIDAH
M SUDUT STRUKTURAL SOSIAL
A (STRUKTUR SOSIAL)
S Keseluruhan
Y LAPISAN jalinan antara LEMBAGA
SOSIAL unsur2 sosial SOSIAL
A
pokok, yaitu
R
A
K KELOMPOK
SOSIAL
A
SUDUT DINAMIKA
T

PROSES PERUBAHAN
SOSIAL SOSIAL
KAIDAH SOSIAL

Patokan2 /pedoman2 perihal tingkah


PENGERTIAN
laku/ perikelakuan yg diharapkan

PROSES & PRIMARY NEEDS


JENIS
POLA BERPIKIR

SIKAP

KAIDAH

ASPEK PRIBADI ASPEK ANTAR PRIBADI

KAIDAH AGAMA KAIDAH KESOPANAN

KAIDAH KESUSILAAN KAIDAH HUKUM


KAIDAH AGAMA

PENGERTIAN ISI

1) Peraturan-peraturan yang
 Kaidah sosial yang asalnya dari
memuat tata hubungan
Tuhan dan berisikan larangan,
manusia dengan Tuhan
perintah dan anjuran.
secara vertikal.
 Kaidah ini merupakan tuntunan
2) Peraturan-peraturan yang
hidup manusia untuk menuju ke
memuat tata hubungan
arah yang baik dan benar.
manusia dengan sesama
Kaidah agama terbagi dua, yaitu
manusia secara horizontal.
agama wahyu (samawi, sama’i,
3) Peraturan-peraturan yang
langit) dan agama budaya.
memuat tata hubungan
manusia dengan alam sekitar.
KAIDAH KESUSILAAN

PENGERTIAN TUJUAN

Kaidah/peraturan hidup yang


berpangkal pada hati nurani Agar manusia memiliki akhlak
manusia sendiri, yg membisikkan yang baik demi mencapai
agar melakukan perbuatan2 yg kesempurnaan hidup manusia itu
baik dan meninggalkan sendiri. Penerapan sanksinya
perbuatan2 yg tercela, oleh berasal dari dalam diri manusia
karenanya kaidah kesusilaan itu sendiri, bukan paksaan dari
bergantung pada setiap individu luar.
manusia 2
KAIDAH KESOPANAN

PENGERTIAN TUJUAN

Peraturan hidup yang timbul atau diadakan Pada hakikatnya bukan


dalam suatu masyarakat, yang mengatur pada manusia sebagai
sopan santun dan perilaku dalam pergaulan pribadi, melainkan
hidup antar-sesama anggota masyarakat manusia sebagai
tertentu. makhluk sosial yang
Kaidah kesopanan ini didasarkan pada hidup bersama dalam
kebiasaan, kepantasan, atau kepatuhan kelompok masyarakat.
yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Kaidah ini ditujukan pada sikap lahir
manusia (sama dengan kaidah hukum)
yang ditujukan pada pelakunya agar
terwujud ketertiban masyarakat dan
suasana keakraban dalam pergaulan.
KAIDAH HUKUM

PENGERTIAN TUJUAN

Peraturan-peraturan yang dibuat/yg


Mencapai kedamaian
dipositifkan secara resmi oleh penguasa
dalam pergaulan antar
masyarakat penguasa Negara, mengikat
manusia
setiap orang & berlakunya dapat
 Kedaiaman dicapai
dipaksakan oleh aparat masyarakat/aparat
melalui keserasian antara
Negara, sehingga berlakunya kaidah hukum
ketertiban (bersifat lahiriah)
dapat dipertahankan.
dg ketentraman (bersifat
Kaidah hukum ditujukan kepada sikap lahir
batiniah)
manusia atau perbuatan konkrit yang
 Tujuan ini mjd ciri yg
dilakukan oleh manusia.
membedakan kaidah
Asal mula dan sanksi bagi pelanggar
hukum dg kaidah sosial
kaidah hukum datang dari luar diri manusia
lainnya
maka heteronom sifatnya
HUBUNGAN KAIDAH HUKUM DG
KAIDAH SOSIAL LAINNYA

HUBUNGAN POSITIF : HUBUNGAN NEGATIF :


saling saling
memperkuat melemahkan

Kaidah Hukum -- Kaidah Agama Jika isi kaidah hukum dg


Kaidah Hukum -- Kaidah Kesusilaan kaidah sosial lainnya
Kaidah Hukum -- Kaidah Kesopanan saling bertentangan.
Misal: larangan kaidah
agama membunuh
sesama manusia dg
alasan apapun
bertentangan dg UU
Wajib Militer
LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Himpunan kaidah dari segala


tingkatan yang berkisar pada suatu
PENGERTIAN kebutuhan pokok manusia didalam
hidup masyarakat

1) memberikan pedoman pd warga


F masyarakat dlm bersikap dlm
U menghadapi masalah2 masyarakat yg
N menyangkut kebutuhan pokok;
G 2) menjaga keutuhan masyarakat ybs
S 3) Memberikan pegangan kpd masyakarat
I utk mengadakan sistem pengendalian
sosial (social contol)
DPTKAH HUKUM DISBT SBG
LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Hukum sbg himpunan kaidah

Tujuan mencapai
kedamaian

Memenuhi harapan Hukum sbg gejala


masyarakat akan sosial (das sein) &
ketertiban & mengandung unsur
ketentraman ideal (das sollen)

HUKUM DISBT SBG LEMBAGA


KEMASYARAKATAN
sumber dari hukum tsb wewenang & wibawa

hukum tersebut jelas dan sah secara yuridis,


filosofis dan sosiologis
HUKUM MRP
LEMBAGA penegak hukum menjadi teladan bagi
KEMASYARA kepatuhan hukum
KATAN YG
PRIMER DLM diperhatikan faktor pengendapan hukum
MASYARAKAT dalam jiwa masyarakat;
JIKA
MEMENUHI para penegak dan pelaksana hukum merasa
SYARAT terikat dengan hukum

sanksi positif maupun negatif dpt digunakan


untuk menunjuang pelaksanaan hukum

perlindungan efektif thd mereka yg terkena


oleh aturan2 hukum
HUBUNGAN HUKUM DG LEMBAGA
KEMASYARAKATAN LAINNYA

 tidak mudah untuk menentukan hubungannya, tergantung pada


nilai-nilai masyarakat dan pusat perhatian penguasa terhadap
aneka macam lembaga kemasyarakatan : pengaruh dari
anggapan tentang kebutuhan apa yang pada suatu saat
merupakan kebutuhan pokok.
 hukum sebagai suatu lembaga kemasyarakatan hidup
berdampingan dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
lainnya dan saling pengaruh mempengaruhi.
 contoh : Perguruan Tinggi
suatu lembaga kemasyarakatan yang memenuhi kebutuhan
dasar manusia akan pendidikan, struktur dan organisasi serta
prosesnya untuk sebagian diatur oleh hukum, sebaliknya secara
relatif di perguruan tinggi para mahasiswa dididik untuk mematuhi
hukum yang berlaku di dalam lingkungannya
KELOMPOK SOSIAL

kesatuan manusia yang hidup bersama dari


PENGERTIAN
adanya hubungan di antara mereka

SYARAT2 KELOMPOK SOSIAL

setiap warga kelompok hrs sadar terdapat suatu faktor (beberapa


bahwa dia mrp sebagian dr faktor) yg dimiliki bersama oleh
kelompok ybs warga2 kelompok itu shg
ada hubungan timbal balik antara hubungan antara mereka
warga yg satu dg warga bertambah erat. (faktor itu dapat
lainnya (interaksi) berupa : nasib yg sama,
kepentingan, tujuan,politik
ada struktur
menghasilkan sistem tertentu
ada perangkat kaidah2
HUBUNGAN ANTARA HUKUM DENGAN
KELOMPOK SOSIAL

 hukum diperlukan ketika terjadi interaksi sosial diantara sesama


(kelompok) manusia dalam upaya mencari keadilan
contoh ; jual beli, sewa menyewa, dll
nteraksi sosial adalah aspek inti bagi berlangsungnya kehidupan
bersama.
 menurut soerjono soekanto, interaksi sosial didefinisikan sebagai
hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara
orang perorang, antara kelompok-kemompok manusia maupun
antara orang perorang dengan kelompok manusia.
maknanya : interaksi sosial merupakan wadah yang berfungsi
sebagai perekat dalam kehidupan sosial, baik dalam konteks
kehidupan pranata keluarga maupun dalam kehidupan masyarakat
secara keseluruhan.
LAPISAN SOSIAL

pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas


PENGERTIAN
secara bertingkat

ada sesuatu dlm masyarakat yg dihargai &


PENYEBAB setiap masyarakat pasti py sesuatu yg
dihargai

AKIBAT Kedudukan (status) dan peran (role) bagi


warga masyarakat
PROSES

MASYARAKAT

struktur sosial kewajiban2

kemampuan & latihan

sistem balas jasa

sistem lapisan dlm masyarakat


PELAPISAN MASYARAKAT

lapisan atas (upper class)

lapisan menengah (middle class)

lapisan bawah (lower class)

benda2 bernilai ekonomis, kekuasaan, ilmu


PENILAIAN
pengetahuan, kesalehan agama

kekuasaan yaitu kemampuan untuk


PENGERTIAN
mempengaruhi pihak lain menurut kehendak
KEKUASAAN
yang ada (pemegang kekuasaan)
adanya kekuasaan tergantung dari hubungan
antara yang berkuasa dengan yang dikuasai atau
dengan perktaan lain antara pihak yang memiliki
kemampuan untuk melancarkan pengaruh dan
pihak lain yang menerima pengaruh itu dengan
rela atau karena terpaksa.

kekuasaan yang ada pada seseorang


PENGERTIAN atau sekelompok orang yang
WEWENANG mempunyai dukungan atau mendapat
pengakuan dari masyarakat
HUBUNGAN ANTARA HUKUM DENGAN KEKUASAAN

1) para pembentuk, penegak maupun pelaksana hukum adalah


warga masyarakat yang mempunyai kedudukan yang
mengandung unsur-unsur kekuasaan. akan tetapi mereka
tidak dapat mempergunakan kekuasaannya dengan
sewenang-wenang oleh karena ada pembatasan2 tentang
peranannya yang ditentukan oleh cita2 keadilan masyarakat
dan oleh pembatasan praktis dari penggunaan kekuasaan itu
sendiri;
2) sistem hukum antara lain menciptakan dan merumuskan hak-
hak dan kewajiban berserta pelaksanaannya.

kekuasaan & hukum mpy hubungan yg timbal balik; di satu pihak


hukum memberi batas2 pd kekuasaan, di lain pihak kekuasaan
mrp jaminan bg berlakunya hukum
HUBUNGAN ANTARA KEKUASAAN,
LAPISAN SOSIAL DENGAN HUKUM

mll sistem hukum hak & kewajiban ditetapkan utk warga


masyaraakt yg menduduki posisi tertentu . Hak &
kewajiban mpy sifat timbal balik artinya hak seseorang
menyebabkan timbulnya kewajiban pd org lain.
Kebebasan yg diberikan pd golongan tertentu
menyebabkan pembatasan pd golongan yg lain

hukum mrp refleksi dr pembagian


kekuasaan & memberi pengaruh thd
sistem lapisan sosial dlm masyaraakt
BASIS SOSIAL HUKUM

PENGERTIAN PERTANYAAN

pertautan secara sistematis .


antara hukum dg struktur sosial Apakah hukum itu mrp sarana
yg mendukungnya . pengatur masyarakat yg bekerja dg
STRUKTUR SOSIAL : baik
keseluruhan jalinan antara  apakah masyarakat tdk mencari
unsur2 sosial yaitu kaidah sarana pengatur lain di luar hukum yg
sosial, lembaga sosial, diperlukan baginya
kelompok sosial, lapisan sosial  bagaimana kah hukum itu
berkembang & faktor2 apakah yg
memungkinkannya berkembang
OBJEK KAJIAN
BUKAN
.  Apakah norma2 serta pranata2
bagaimana hukum yg berlaku di hukum itu berhubungan satu sama
dlm masyarakat mencocoki /terjalin lain secara logis, konsisten
ke dlm jaringan interaksi sosial
PAUL
VINOGRADOFF PAUL BOHANNAN
.
 memperkaitkan antara hukum dg kebiasaan
 Hukum tumbuh dr Membedakan scr tajam antara hukum, norma &
praktek yg dijalankan kebiasaan
Norma : aturan, bantuan yg diungkapkan dg jelas
anggota2 masyarakat dlm
maupaun tdk, yg menyatakan mengenai apa yg
mengadakan hubungan seharusnya dilakukan dlm hubungan antara sesama
yg satu dg yg lain manusia
 tdk ada lembaga hukum
yg timbulnya disebabkan  Kebiasaan : seperangkat norma2 yg scr nyata
krn dimulai dg pengaturan dilakukan di dlm praktek sehari2
 ciri2 yg terdpt pd definisi ttghukum dpt dijumpai
oleh hukum atau dg
semuanya pd kebiasaan. Bedanya jika kebiasaan
terjadinya konflik, tetapi tetap berada pd keadaan semula , maka hukum
timbul dr praktek2 yg serta diciptakan kembali scr khusus oleh badan2 dlm
merta berdasarkan masyarakat dlm bentuk yg lbh sempit & lebih jelas.
pertimbangan sosial serta  dlm bentuknya yg demikian kebiasaan memiliki ciri
individual ttg bagaimana hukum (legal character
Hukum adalah kebiasaan yg menjalani pelembagaan
suatu hal itu dilakukan
kembali (reinstitutionalization) utk memenuhi tujuan yg
lbh terarah dlm kerangka yg disebut hkm
PUSTAKA ACUAN

Ali, Achmad 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori
Peradilan (Judicial Prudence) Termasuk Interpretasi Undang-Undang
(Legisprudence), Kencana, Jakarta.

Anwar, Yesmill dan Adang, 2008, Pengantar Sosiologi Hukum, PT.


Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Black, Donald 1976, The Behavior Law, Academic Press, New York,
San Francisco, London.

Rahardjo, Satjipto 1986, Hukum dan Masyarakat, Alumni, Bandung.

.........................., 1983, Hukum dan Perubahan Sosial; Suatu Tinjauan


Teoritis Serta Pengalaman di Indonesia, Alumni, Bandung.

.........................., 2010, Teori Hukum Progresif, Gramedia, Jakarta.


Sidharta, Bernard Arief 1999, Refleksi Tentang Struktur Ilmu
Hukum, Mandar Maju, Bandung.

Soekanto, Soerjono 2001, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, PT. Raja


Grafindo Persada, Jakarta.

.........................., 1991, Hukum dan Perubahan Sosial, Citra Aditya


Bakti, Bandung.

.........................., 1982, Mengenal Sosiologi Hukum, Alumni,


Bandung.

Soemitro, Ronny Hanitijo 1984, Masalah-Masalah Sosiologi Hukum,


Sinar Baru, Bandung.

…………………, 1989, Perspektif Sosial Dalam Pemahaman


Masalah-Masalah Hukum, Agung Press, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai