DISUSUN OLEH
DINDA CHANTYA SAFIRA
1206224445
PARALEL KELAS A
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Duduk Perkara :
Indra, merupakan pemilik Toko Mas Cantik. Pada tanggal 15 Oktober 2008
melakukan kerjasama jual beli dengan Ade Chandra. Para pihak sepakat
BAB II
ISI
bunga
moratoir
sebesar
6%
pertahun,
yaitu
sebesar
Rp.
Korang dari BCA Cabang Melawai atas nama Yunita, SE,AKT. (kakak kandung dari
Sdr. Indra/kakak kandung penggugat) tanggal 30 Juni 2011 S/D 31 Juli 2011, yang
beralamat di Toko Mas Cantik, Melawai Plaza LT.I/267, Jalan Melawai Raya
No.166, Jakarta Selatan. Menurut saya hakim kurang memberikan penjelasan secara
rinci mengenai penggantian kerugian materiil yang diderita oleh penggugat dan tidak
memberikan alasan alasan lain selain yang didasarkan pada bukti surat P-1 saja,
serta hakim kurang memperhatikan terhadap bungan moratoir yang diajukan oleh
penggugat, apakah hal tersebut diterima atau ditolak.
tergugat termasuk ke dalam perbuatan wanprestasi atau cidera janji karena ia tidak
memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam
perjanjian. Tergugat I terbukti wanprestasi karena tidak melakukan kewajibannya /
tidak memenuhi prestasinya yaitu menyerahkan barang (emas) yang telah dibayar
oleh penggugat sebesar Rp. 31.444.184.000,00. Sebelum gugatan atas tindakan
wanprestasi ini di ajukan ke pengadilan, penggugat berusaha untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut secara musywarah dengan mengirimkan Somasi I dan Somasi
II agar tergugat I segera memenuhi kewajibannya, namun tergugat I tidak
memberikan tanggapan I. Peggugat menuntut terhadap pengganti kerugian yang
dideritannya atas perbuatan wanprestasi tergugat.
2.3 Teori dan Analisis Ganti Rugi
Ada dua sebab timbulnya ganti rugi, yaitu ganti rugi karena wanprestasi dan
perbuatan melawan hukum. Ganti rugi karena wanprestasi diatur dalam Buku III
KUH Perdata, yang dimulai dari Pasal 1243 KUH Perdata s.d. Pasal 1252
KUHPerdata. Sedangkan ganti rugi karena perbuatan melawan hukum diatur dalam
Pasal 1365 KUH Perdata. Ganti rugi karena perbuatan melawan hukum adalah suatu
bentuk ganti rugi yang dibebankan kepada orang yang telah menimbulkan kesalahan
kepada pihak yang dirugikannya. Ganti rugi itu timbul karena adanya kesalahan,
bukan karena adanya perjanjian. Ganti kerugian yang dapat dituntut oleh kreditur
kepada debitur adalah sebagai berikut :
1.
2.
kerugian.
Keuntungan yang sedianya akan diperoleh (Pasal 1246 KUH Perdata), dalam
hal ini yang dimaksud adalah bunga
kepada
tergugat
untuk
pembelian
emas,
sebesar
Rp
31.444.184.000,00 (tiga puluh satu milyar empat ratus empat puluh empat juta
seratus delapan puluh empat ribu rupiah)
2. Mengajukan bunga moratoir atas keterlambatan prestasi yang dilakukan oleh
tergugat I sebesar 6 % pertahun, yaitu sebesar Rp. 31.444.184.000,00 x 6% = Rp.
1.886.651.040,00 (satu milyar delapan ratus delapan puluh enam juta enam ratus
lima puluh satu ribu empat puluh rupiah)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, penuntutan yang diajukan oleh penggugat terhadap
penggantian dalam bentuk materiil berupa uang sebesar Rp. 31.444.184.000,- serta
bunga moratoir sebesar 6% pertahun ialah tepat. Dengan alasan:
1. Penututan penggatian materiil oleh penggugat sesuai, hal ini dikarenakan dalam
perbuatan wanprestasi hanya dapat mengajukan penggantian materiil yaitu adalah
ganti kerugian yang dapat dihitung jumlah kerugiannya secara pasti. Berbeda dengaan
Perbuatan Melawan Hukum yang dapat mengajukan ganti rugi materiil dan immateriil
2. Berdasarkan Lembaran Negara No. 22 Tahun 1948 yang menetapkan bunga dari suatu
kelalaian/kealpaan (bunga moratoir) yang dapat dituntut oleh kreditur dari debitur
adalah sebesar 6 (enam) % per tahun dan ketentuan Pasal 1250 KUH Perdata, bunga
yang dituntut oleh kreditur tersebut tidak boleh melebihi batas maksimal bunga
sebesar 6 (enam) % per tahun, sebagaimana yang ditetapkan dalam Undang-Undang
tersebut. Pengajuan oleh pengugat terhadap bunga moratoir sebesar 6% sesuai karena
bunga tersebut tidak melebihi ketentuan yang ada yaitu seperti yang disebutkan oleh
ketentuan diatas. Bunga Moratoir merupakan ganti rugi dalam wujud sejumlah uang,
sebagai akibat dari tidak atau terlambat dipenuhinya perikatan yang berisi kewajiban
pembayaran sejumlah uang oleh debitur. Pada prinsipnya, Bunga Moratoir ini tidak
perlu dibuktikan adanya suatu kerugian oleh Kreditur
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt52468fd316384/menentukan-bunga-dandenda-dalam-wanprestasi