Anda di halaman 1dari 30

Pertemuan Ke-2

THE SELF IN A SOCIAL WORLD


KODE MATA KULIAH : PS 13019
MATA KULIAH : TEORI & APLIKASI PSIKOLOGI SOSIAL
SKS :4
TANGGAL PEMBUATAN : 14 FEBRUARI 2021
REVISI KE - :0
PENYUSUN : BONAR HUTAPEA & TIM DOSEN
Pada pertemuan sebelumnya sudah disinggung tentang self
dalam Psikologi Sosial terkait DEFINISI PSIKOLOGI SOSIAL dan
SOCIAL THINKING
PERTEMUAN LALU JUGA MENYINGGUNG SELF DALAM KAITAN
DENGAN IDE-IDE BESAR DALAM PSIKOLOGI SOSIAL
Pentingnya mempelajari self dalam Psikologi Sosial.......
• Fokus Psikologi Sosial: aspek sosial dari kehidupan
• Psikologi Sosial adalah bidang ilmiah yang berupaya memahami hahikat
dan sebab-sebab perilaku dan pikiran individu (termasuk ‘self” bukan? )
dalam situasi sosial….berupaya memahami bagaimana kita berpikir dan
berinteraksi dengan orang lain (Baron, Byrne, & Watson, 2000)
• Salah satu pertanyaan mendasar: “Bagaimana mengenal diri sendiri
dengan baik: tahu kekuatan, kelemahan, hasrat terdalam dan kebutuhan
paling kuat?”
• Artinya, hakikat diri (self) serta berpikir dan merasa tentang diri sendiri juga
topik utama riset Psikologi Sosial bukan?
• Beberapa pertanyaan menarik:
• Faktor-faktor apa yang berperan terhadap hakikat self?
• Apakah pengalaman tentang diri sendiri tergantung
konteks dan perbandingan sosial yang muncul?
• Apakah seseorang menghadirkan dirinya berbeda saat
online dengan offline?
• Apakah seseorang hanya memiliki satu self atau banyak
self? Jika setiap orang memiliki banyak self maka
pertanyaan penting adalah apakah satu aspek self lebih
kuat menjadi prediktif perilakunya daripada aspek
lainnya?
• Beberapa pertanyaan menarik:
• Apakah kemampuan seseorang mengontrol apa yang
diketahui orang lain tentang dirinya mempengaruhi
bagaimana dia memandang dirinya sendiri dan
bagaimana orang lain memandang dirinya? (ja’im/jaga
image misalnya
• Apa akibat dari perasaan tersingkir atau tak berharga di
kelompok terhadap proses terkait self?
Sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh ilmuwan/psikolog sosial,
bukan? untuk fungsi deskriptif, prediktif, kontrol, dan intervensi
Spotlight and illusions: What do they teach us about
ourselves
• Terkadang kita memperhatikan diri kita melebihi atensi kita
terhadap hal lain karena merasa bahwa kita adalah pusat
perhatian dan semua orang memperhatikan kita. Hal ini disebut
sebagai spotlight effect.
• Contoh: ada jerawat di hidung dan merasa semua orang memperhatikan
• Kita juga bisa merasa bahwa emosi kita terpapar dari ekspresi
wajah kita dan dapat dengan mudah dilihat dan dirasakan oleh
orang lain. Hal ini disebut sebagai illusion of transparency.
• Contoh: Kita sedang bahagia dan berpikir semua orang bisa melihat kalau
kita bahagia.
THE SELF

• Self
• The totality of our impressions, thoughts, and
feelings, such that we have a conscious,
continuous sense of being in the world.

• Parts of the Self: Physical, Social, and


Personal.
SI: The Self as a Process

• From the symbolic interactionist perspective, the self is


a process, just like the construction of any social reality
• We give meaning to our self in many different ways
during our interactions with others by asking the
questions like:
• Apakah kita orang baik (good) atau buruk (bad) ?
• Seberapa baik kita melakukan tugas yang harus
kita lakukan?
Simbolic Interactionism (SI): The I and the Me

• Kita menggunakan simbol dan bahasa untuk berkomunikasi


dengan orang lain, tetapi kita juga menggunakan bahasa untuk
berpikir secara internal, sebuah proses yang disebut Herbert
Blumer sebagai indikasi diri/self indication.
• Menurut George Herbert Mead, sebagian besar dari dialog
internal kita terjadi sebagai interaksi antara Me (yi:seperangkat
sikap terorganisir terhadap diri) dan I (diri kita yang aktif.)

Copyright (c) Allyn Bacon 2007


SI: Identity and Identity Theory
• Identitas mengacu pada perasaan kita yang
terinternalisasi dan stabil tentang siapa diri kita,
termasuk identitas peran, kategori sosial, dan
karakteristik pribadi
• Teori identitas mengkaji cara masyarakat untuk
membentuk bagaimana kita memandang diri kita
sendiri, dan bagaimana pandangan, atau identitas itu,
memengaruhi perilaku kita
Self-presentation: Managing the self in different
social context
 Dunia ini adalah panggung sandiwara, dan orang-orang adalah
pemeran lakon? (William Shakespeare)
 Dalam konteks psikologi sosial:
 kita semua menghadapi tugas dan menghadirkan diri sendiri terhadap
beragam audiens
 Memainkan peran (self) berbeda dalam konteks berbeda
 Pilihankah itu? Sejauh mana seseorang bisa mengontrol informasi dan
kesimpulan orang lain tentang dirinya? Apakah orang lain justru lebih
banyak tahu dan memprediksikan apakah yang kita lakukan daripada
diri kita sendiri?
Self concept: Who am I?
• SELF-CONCEPT:
• Apa yang kita tahu dan percayai mengenai diri sendiri.
• Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri termasuk sifat-sifatnya dan
evaluasi terhadap sifat-sifat itu.
• Konsep diri mencakup harga diri seseorang dan diri ideal seseorang.
• SELF ESTEEM: self approval. Harga diri tidak tetap atau tidak dapat
diubah. Meskipun relatif stabil dari waktu ke waktu, harga diri dapat
berubah-ubah, menjadi lebih baik atau lebih buruk.
• Diri ideal: Persepsi seseorang tentang apa yang seharusnya dan
lakukan.
Siapakah aku? Identitas pribadi vs identitas sosial
• Penilaian terhadap diri kita juga dilakukan dengan melakukan social
comparison, di mana seseorang menilai kemampuan dirinya dengan
membandingkan dirinya dengan orang lain.
• Kontinum (personal/individual s/d sosial/anggota kelompok)?
Social identity is “that part of an individual’s self-concept which derives from
his knowledge of his membership of a social group (or groups) together with
the value and emotional significance attached to that membership” (Tajfel,
1978).
• Tergantung pada salience?
• Intragroup comparisonidentitas personal
• Intergroup comparisonidentitas sosial
Siapakah aku? Tergantung pada konteks sosial?
Self & culture
• Untuk orang di budaya Barat, konsep individualisme merupakan suatu
konsep di mana seseorang mengedepankan tujuan pribadi dibandingkan
tujuan kelompok dan mendefinisikan diri sendiri dalam atribut personal
dibandingkan identifikasi kelompok.
• Contoh: penggunaan nama anak yang unik, pengekspresian diri dalam tulisan
• Untuk orang di budaya Asia, Afrika, dan Amerika Selatan, konsep
kolektivisme lebih penting di mana konsep ini mengedepankan tujuan
kelompok dan mendefinisikan diri sebagai bagian dari sebuah kelompok.
• Joanne Nagel (1995), for instance, found that there were very large increase in the
number of residents identifying themselves as “American Indian” in the 1970s and
1980s yet there had been no increase in birthrates
• She found that societal changes made being of American Indian ancestry less stigmatized
and more acceptable, leading more people to accept that identity
Self concept
SELF-KNOWLEDGE: Determining Who We Are
• Introspeksi (diri), pakai apa? Buku-buku populer (self-helps books, how-
to-books, introspection-oriented books?). Efektifkah? Ada pengalaman
pribadi tentang hal ini?
• Apakah manusia sedemikian sadar tentang tindakannya?
• Introspeksi itu positif atau negatif dampaknya? Jika “dibumbui” rasa
apakah tak negatif semisal penyesalan?
• Mengapa begitu sulit meramalkan perilaku sendiri?
• Ketika melakukan intropeksi kita bisa mengalami eror untuk
memperikrakan seberapa lama kita dalam menyelesaikan suatu tugas.
Hal ini disebut sebagai planning fallacy.
What is the nature and motivating power of Self-
Esteem
• Self-esteem is considered a foundational aspect of the self; it answers
the question: How good am I?
• Self esteem is a person’s overall self evaluation or sense of self worth we
use to appraise our trait and abilities.
• Our self concepts are determined by
• Social comparisons
• Reflected appraisals
• Roles we play
• Social identities
• Research generally shows that reflected appraisal are most central to our
self-esteem
Self serving bias & Attributions
• Self serving bias adalah suatu
kecenderungan bahwa diri sendiri
merupakan yang paling benar.
• Self serving attributions adalah suatu
bentuk self serving bias. Ini merupakan
kecenderungan untuk memberikan atribusi
kepada diri sendiri jika hasil yang didapat
positif dan sebaliknya memberikan atribusi
kepada eksternal jika hasil yang didapat
negatif.
• Contoh jika seseorang mencetak gol dianggap sebagai
keberhasilan dirinya dan jika tidak menang dianggap
sebagai kesalahan lawan mainnya.
False consensus & uniqueness
• False consensus effect merupakan suatu kondisi di mana seseorang akan
setuju atau sepakat dengan kebiasaan / kesukaan diri sendiri.
• Contoh
• Seseorang yang menyukai bakso berpikir bahwa temannya juga menyukai
bakso.
• Orang yang berbohong, menganggap orang lain juga berbohong
• False uniqueness effect merupakan suatu kecenderungan di mana orang
melihat kualitas, trait dan kepribadian mereka sebagai suatu hal yang unik
dan beda dengan orang yang lain walaupun pada kenyataannya sama
dengan kebanyakan orang lain.
• Contoh:
• Seseorang menganggap kemampuan dirinya dalam bermain golf itu istimewa
pada kenyatannya permainannya sama dengan orang lain pada umumya.
How Self serving bias works....
Attributing one’s success to ability and • I got A in history because I studied hard. I got
effort and failure to luck and things
external D in sociology because the exams was unfair.

• I do more for my parents than my sister does


Comparing oneself favorably to others

• Even though 50% of marriages fail, I know


Unrealistic Optimism
mine will be enduring joy

• I know most people agree with me that global


False consensus and uniqueness
warming threatens our future
Goffman and Impression Management
• Erving Goffman believed that we use information from others’
presentations to help establish expectations of our behavior
and that of the people around us
• Impression management refers to the ways individuals seek
to control the impressions they convey to other people,
however, there are impressions given and impressions
given off—the impression you believe that you are giving and
the impression the other person has of you
Simbolic Interactionism: Motivations Behind
Impression Management
• Goffman argued that we are driven to maintain
positive impressions, probably because
outcomes of interactions serve as a source of
self-esteem
• Supporting others’ impressions is important
because we may need support in our own
impression management efforts later in the
interaction
How do people manage their self presentation
• Self handicapping merupakan suatu kondisi di mana seseorang
melindungi gambaran dirinya dengan perilaku yang memberikan
pembenaran akan sebuah kegagalan.
• Contohnya:
• Pengurangi persiapan untuk suatu kompetisi yang akan diikuti
• Memberikan manfaat kepada lawan
• Memberikan performa yang minim di awal pelaksanaan tugas
• Tidak melakukukan tugas sebaik mungkin.
Self-presentation tactics
• Self presentation merupakan aksi mengekspresikan diri untuk
menciptakan impresi yang diinginkan, disukai dan dianggap ideal oleh
seseorang.
• Contohnya adalah melakukan banyak foto selfie untuk menghasilkan 1 foto
profil.
• Beberapa hal yang dilakukan untuk menampilkan dirinya:
• Self-promotion (menyampaikan yang baik-baik tentang diri sendiri)
• Self-verification perspective (mengarahkan orang lain agar setuju dengan
pandangan sendiri)
• Ingration (memuji orang lain)
• Self-deprecating (merendahkan diri, menaikkan mutu)
Self Monitoring & Self control
• Self monitoring merupakan aksi seseorang untuk beradaptasi dengan
situasi social yang ada dan memberikan respon sesuai dengan konteks
situasi social yang sedang dihadapi.
• Self control merupakan suatu usaha untuk mengontrol diri dari berbagai
keinginan. Sama seperti otot, self control dapat Lelah karena untuk
melakukan control diperlukan energi.
• Jika dilatih, self control dapat menjadi semakin kuat dan hal ini dapat
mendorong perkembangan di area lain.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai