Anda di halaman 1dari 20

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Bisnis


Komunikasi bisnis merupakan segala macam bentuk komunikasi yang
dilakukan secara verbal maupun non verbal pada dunia bisnis untuk kepentingan
bisnis (Purwanto, 2010:4). Kepentingan bisnis yang dimaksud adalah kepentingan
perusahaan, personal, atau kelompok untuk memasarkan produk atau jasa
sehingga nantinya masyarakat atau pelanggan menerima informasi yang pada
akhirnya melakukan pembelian. Pembelian yang dilakukan oleh pelanggan akan
me datangkan profit bagi perusahaan. Komunikasi bisnis berkaitan dengan cara-
cara berkomunikasi dalam berbagai kegiatan bisnis perusahaan (Eilers, 2012:55).
Komunikasi bisnis memiliki tujuan tertentu dalam prosesnya, yaitu bisa
memberikan pemahaman atau menyakinkan pihak lain yang berdampak pada
melakukan suatu tindakan atau action (Ullen, 2015:137). Hal ini dikarenakan
dalam komunikasi bisnis yang melibatkan berbagai pihak terjadi proses saling
bertukar ide, informasi, atau gagasan. Pihak pemberi akan berusaha agar
informasi yang disampaikan mudah dipahami atau menyakinkan bagi penerima
informasi sehingga ada efek yang ditimbulkan berupa perubahan perilaku.
Perubahan perilaku yang diinginkan dalam proses komunikasi pembelian adalah
munculnya pembelian produk dair masyarakat sehingga nantinya mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan1.
Pada dasarnya terdapat dua bentuk dasar komunikasi yang lazim
digunakan dalam dunia bisnis, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non
verbal (Purwanto, 2010:5). Selain itu, lima ruang lingkup pokok dari komunikasi
bisnis, yaitu bentuk komunikasi, keterampilan komunikasi, faktor psikologis, dan
proses komunikasi (Irwansyah, 2017:3). Strategi komunikasi bisnis memiliki
tujuh pilar, yaitu memahami proses komunikasi, penggunaan pikiran, pemahaman

1
Fathurohman, ferdi, Komunikasi Bisnis, edisi 1, (Cigadung Subang: POLSUB PRESS, 2018),
12
bahasa, pesan yang jelas, kekuatan persuasi, pesan yang lengkap, serta keinginan
yang baik (Irwansyah, 2017:84)2.
Foss, Karen A (2009;3) mengemukakan bahwa “Komunikasi adalah salah
satu dari kegiatan sehari–hari yang benar – benar terhubung dengan semua
kehidupan kemanusiaan, sehingga kadang– kadang kita mengabaikan penyebaran,
kepentingan, dan kerumitannya.” Walaupun istilah “komunikasi” sudah akrab di
telinga namun membuat definisi mengenai komunikasi ternyata tidaklah semudah
yang diperkirakan. Morisan (2013;8) “Communication is difficult to define. The
word is abstract and, like most term, posses numerous meanings.”Kesulitan dalam
mendefinisikan kata “komunikasi”, baik bagi kepentingan akademis maupun
penelitian disebabkan kata kerja to communicate (berkomunikasi) sudah sangat
mapan sebagai kosakata yang sangat umum dan karenanya tidak mudah ditangkap
maknanya untuk keperluan ilmiah.Berkomunikasi antar pribadi, atau secara
ringkas berkomunikasi merupakan keharusan bagi manusia, karena manusia tidak
bisa lepas dari manusia yang lain karena manusia adalah makhluk sosial yang
harus senantiasa menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya.
B. Elemen-elemen Komunikasi
Setiap peristiwa komunikasi dalam tingkat apapun, apakah komunikasi antar
pribadi ataupun komunikasi massa,akan melibatkan elemen – elemen komunikasi.
Para ahli komunikasi telah lama meneliti masing – masing elemen komunikasi
untuk menentukan peran dari masing – masing elemen dalam menentukan
efektivitas komunikasi. Morisan (2013;17) menyatakan bahwa, “Setiap peristiwa
komunikasi akan melibatkan delapan elemen komunikasi yang meliputi : sumber,
enkoding, pesan, saluran, dekoding, penerima, umpan balik, dan gangguan.” Pada
dasarnya gagasan mengenai elemen komunikasi ini adalah juga teori yang melihat
komunikasi berdasarkan unsur – unsur atau elemen yang membentuknya. Di
antaranya adalah:
1. Sumber (Komunikator). Proses komunikasi dimulai atau berawal dari
sumber (source) atau pengiriman pesan yaitu di mana gagasan, ide atau
pikiran berasal yang kemudian akan disampaikan kepada pihak lainnya

2
Ibid,
yaitu penerima pesan. Sumber atau pengirim pesan sering pula disebut
dengan “Komunikator”. Sumber atau komunikator bisa jadi adalah
individu, kelompok atau bahkan organisasi. Morisan (2013;17) juga
menyampaikan bahwa, “Karakteristik sumber berperan dalam
mempengaruhi penerimaan awal pada pihak penerimaan pesan namun
memiliki efek minimal dalam jangka panjang.” Sumber yang kredibel
dapat mempengaruhi keberhasilan proses komunikasi namun dampak
sumber terhadap penerima pesan bervariasi dari satu situasi ke situasi
lainnya, dari satu topik ke topik lainya, dari satu waktu ke waktu lainya.
Namun demikian, setidaknya sumber yang memiliki kredibilitas tinggi
dapat memberikan pengaruh kepada penerima pesan dalam hal daya
penerimaan awal dari suatu pesan.
2. Enkoding. Enkoding dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
sumber untuk menerjemahkan pikiran dan ideidenya ke dalam suatu
bentuk yang dapat diterima oleh indra pihak penerima. Enkoding dalam
proses komunikasi dapat berlangsung satu kali namun dapat terjadi berkali
– kali. Dalam percakapan tatap muka, pembicara melakukan engkoding
terhadap pikiran atau idenya ke dalam kata-kata. Dalam percakapan
melalui telepon, proses enkoding terjadi dua kali. Pembicara melakukan
enkoding terhadap pikirannya dan pesawat telepon melakukan enkoding
terhadap gelombang suara yang dikeluarkan pembicara, dan kemampuan
untuk melakukan enkoding ini berbedabeda untuk setiap orang dan setiap
teknologi. Pesan. Ketika kita berbicara maka katakata yang kita ucapkan
adalah pesan (messages). Ketika anda menulis surat maka apa yang anda
tuliskan di atas kertas adalah pesan. Perbedaan antara enkoding dengan
pesan karena keduanya tampak serupa. Enkoding adalah proses yang
terjadi di otak untuk menghasilkan pesan, pesan adalah hasil dari proses
enkoding yang dapat dirasakan atau diterima oleh indra.
3. Saluran. Saluran atau channel adalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai
kepada penerima. Gelombang radio membawa kata-kata yang diucapkan
penyiar di studio atau memuat pesan visual yang ditampilkan di layar kaca
televisi. Pesan terkadang membutuhkan lebih dari satu saluran untuk dapat
mencapai penerimannya. 2. Dekoding. Kegiatan penerimaan pesan diawali
dengan proses dekoding yang merupakan kegiatan yang berlawanan
dengan proses enkoding. Dekoding adalah kegiatan untuk menerjemahkan
atau menginterprestasikan pesan-pesan fisik ke dalam suatu bentuk yang
memiliki arti bagi penerima. Suatu peristiwa komunikasi dapat melibatkan
beberapa tahapan dekoding, seorang wartawan yang sedang meliput suatu
peristiwa dan mencatat berbagai kejadian penting maka ia tengah
melakukan dekoding.
4. Penerima. Penerima atau receiveratau disebut juga audiensi adalah sasaran
atau target dari pesan. Penerima sering disebut juga dengan “kominikan”.
Penerima dapat berupa satu individu, satu kelompok, lembaga atau bahkan
suatu kumpulan besar manusia yang tidak saling mengenal.siapa yang
akan menerima pesan (penerima pesan) dapat ditentukan oleh sumber,
misalnya dalam komunikasi melalui telepon. Namua adakalanya penerima
pesan tidak dapat ditentukan oleh sumber misalnya dalam program siaran
televisi. Perlu diperjelas disini bahwa dalam situasi tertentu, sumber dan
penerima pesan dapat langsung berhubungan namun dalam kesempatan
lain sumber dan penerima pesan dipisah oleh ruang dan waktu.
5. Umpan Balik Umpan balik atau feedback adalah tanggapan atau respons
dari penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan berikut yang
akan disampaikan sumber. Umpan balik menjadi tempat perputaran arah
dari arus komunikasi. Artinya sumber pertama kemudian menjadi
penerima, sementara penerima pertama menjadi sumber baru.Umpan balik
berguna bagi sumber karena umpan balik memungkinkan sumber untuk
memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang muncul. Umpan balik
terdiri atas dua jenis, yaitu umpan balik positif dan umpan balik negatif.
Umpan balik positif dari penerima akan mendorong lebih jauh proses
komunikasi sementara umpan balik negatif akan mengubah proses
komunikasi atau bahkan mengakhiri komunikasi itu sendiri.
6. Gangguan Elemen terakhir dalam komunikasi adalah gangguan atau noise.
Gangguan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengintervensi
proses pengiriman pesan. Gangguan yang sangat kecil mungkin dapat
diabaikan, namun terlalu banyak gangguan dapat menghambat pesan
untuk dapat mencapai tujuannya. Dalam komunikasi yang ada pada
PT.Intisel Prodaktifakom yang sering menjadi gangguan atau noise adalah
kurangnya komunikasi tatap muka secara langsung dan komunikasi atau
pemberian info yang penting hanya diberikan atau dikirimkan melalui
email saja3.
C. Komunikasi Antar Pribadi Antar Atasan Dan Karyawan
Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi yang sering dilakukan dalam
organisasi maupun di luar organisasi, apakah organisasi tersebut berbentuk
lembaga maupun organisasi di luar lembaga sering bersifat antar pribadi
(interpersonal communication), ataupun berkelompok (group communication).
Edi (2014;3) menjabarkan komunikasi antar pribadi sebagai “perilaku orang-
orang pada pertemuan tatap muka dalam situasi sosial informal dan melakukan
interaksi terfokus lewat pertukaran isyarat verbal dan nonverbal yang saling
berbalasan”. Jadi bila ada proses komunikasi yang tidak menimbulkan pertukaran
isyarat verbal maupun non verbal, maka kegiatan tersebut tidak dapat disebut
adanya komunikasi antar pribadi4.
Komunikasi dapat terjadi antara minimal dua orang. Kalau dua orang
bertemu, maka pada saat itu akan terjadi komunikasi. Namun komunikasinya itu
dapat berlangsung pada tahap kedalaman yang berbeda – beda. Tahap kedalaman
komunikasi ini dapat diukur dari apa dan siapa yang dibicarakan: pikiran atau
perasaan objek, objek tertentu, orang lain atau dirinya sendiri, semakin dalam
tahap komunikasi yang terjadi. Atas dasar kedalaman di atas Edi (2014;37)
membedakan komunikasi dalam lima tahap:
1. Tahap pertama atau tahap yang paling dangkal adalah basa-basi. Ini
biasanya terjadi antara dua orang yang bertemu secara kebetulan. dalam

3
Arief Sudamono, “Peran Komunikasi Antar Pribadi,” Komunikasi, Vol. 4, no. 2 (2017),: 29-32
4
Fathurohman, ferdi, Op. Cit., hal. 40
perusahaan para karyawan baru sering melakukan basa-basi untuk
mengenal lebih jauh tentang perusahaan dan karyawan senior juga
melakukannya untuk mengenal karyawan juniornya.
2. Tahap kedua adalah membicarakan orang lain. Pada tahap ini orang sudah
mulai menanggapi , namun masih pada tahap dangkal, khususnya belum
mau berbicara tentang diri masingmasing. Komunikasi ini terjadi pada dua
karyawan yang baru saling kenal dan biasanya mereka sudah saling
menanggapi lawan bicaranya tapi belum terbuka perihal dirinya sendiri.
3. Tahap ketiga adalah menyatakan gagasan atau pendapat. Pada tahap ini
dua orang sudah mau saling membuka diri, dan saling mengungkapkan
perasaan. Namun, pengungkapan diri tersebut masih dalam tahap pikiran
saja. Dalam perusahaan hal ini sering terjadi disaat kedua orang karywan
dihadapkan masalah yang sama mereka saling mengungkapkan apa yg
dipikirkannya saja tetapi belum sampai tahapan mempertahankan
pendapatnya.
4. Tahap keempat adalah tahap mengemukakan isi hati atau perasaan. Ada
yang mengatakan bahwa emosi atau perasaan adalah unsur yang
membedakan orang yang satu dari yang lainnya. Dalam tahapan ini di
perusahaan biasanya seseorang sudah mulai mempertahankan gagasan atau
idennya saat membicarakan suatu masalah karena merasa sudah adanya
hubungan atau merasa ada faktor kedekatan.
5. Tahap kelima adalah hubungan puncak. Pada tahap ini jalinan komunikasi
ditandai dengan kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya yang mutlak di
antara kedua belah pihak. Tidak ada ganjalan-ganjalan berupa rasa takut,
rasa khawatir. Selain merasa bebas untuk saling mengungkapkan perasaan,
biasanya kedua belah pihak juga memiliki perasaan yang sama tentang
banyak hal. Dengan kata lain jalinan komunikasi antarpribadi telah
berkembang begitu mendalam sehingga kedua belah pihak merasakan
kesatuan perasaan timbal balik yang hampir sempurna. Dalam perusahaan
tahapan ini sering terjadi pada karyawan lama yang sudah saling kenal dan
sudah mengerti satu sama lain sehingga sewaktu ada perbedaan pendapat
maka kedua belah pihak merasa sudah mengerti satu sama lain.
1. Tujuan Komunikasi Antar Pribadi
Menurut Arni (2007;165) tujuan dari komunikasi antar pribadi adalah sebagai
berikut :
1. Menemukan Diri Sendiri. Komunikasi antarpribadi memberikan kita
kesempatan untuk memperbincangkan diri kita sendiri, belajar bagaimana
dan sejauhmana keterbukaan pada orang lain serta mengetahui nilai, sikap
dan perilaku orang lain sehingga kita dapat menanggapi dan memprediksi
tindakan orang lain.dalam perusahaan untuk karyawan baru masih kurang
keterbukaan dalam berkomunikasi berbeda dengan karyawan yang sudah
lebih dari satu tahun mereka berkomunikasi lebih terbuka sehingga kita
bisa memprediksi atau menanggapinya.
2. Menemukan Dunia Luar. Komunikasi antarpribadi memungkinkan kita
untuk memahami lingkungan kita baik objek, kejadian dan orang lain.
Nilai, sikap keyakinan dan perilaku kita banyak dipengaruhi oleh
komunikasi antarpribadi.dalam perusahaan seorang karyawan baru selalu
berusaha berkomunikasi dengan yang lebih senior untuk lebih mengenal
dunia pekerjaan dan kondisi di perusahaan.
3. Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti. Komunikasi
antarpribadi yang kita lakukan banyak bertujuan untuk menciptakan dan
memelihara hubungan yang baik dengan orang lain. Hubungan tersebut
membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita lebih
positif tentang diri kita sendiri.dalam perusahaan dengan berkomunikasi
maka antar sesama karyawan dapat lebih mengenal satu sama lain dan
lebih bisa mengerti kondisi satu sama lain.
4. Berubah Sikap dan Tingkah Laku. Banyak waktu yang kita pergunakan
untuk mengubah/ mempersuasi orang lain melalui Komunikasi
antarpribadi. Dalam perusahaan terkadang atasan selalu mencoba
menanamkan sikap atau mempersuasi orang lain untuk mencapai tujuan
perusahaan.
5. Untuk Bermain dan Kesenangan. Hal ini bisa memberi suasana yang lepas
dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan, dan sebagainya. Dalam
perusahaan dengan komunikasi antar karyawan kita bisa sedikit bersenda
gurau dan melepaskan sedikit kepenatan kerja.
6. Untuk Membantu. Psikiater, psikologi klinik dan ahli terapi adalah contoh-
contoh profesi yg menggunakan komunikasi antarpribadi untuk menolong
orang lain. Memberikan nasihat dan saran kepada teman juga merupakan
contoh tujuan proses komunikasi antar pribadi untuk membantu orang lain.
Dalam perusahaan komunikasi antarpribadi sangat sering digunakan
terutama oleh karyawan baru yang belum memahami sesuatu untuk
menanyakan atau berkomunikasi dengan karyawan yang lebih senior5.
2. Jaringan Komunikasi Formal
Apabila pesan mesngalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki
resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan
komunikasi formal. Pesan dalam jaringan komunikasi formal biasanya mengalir
dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara
horizontal.
Komunikasi ke bawah. Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan
yang mengalir dari para atasan atau pimpinan kepada bawahannya. Muhammad,
arni (2007;108) mengatakan komunikasi kebawah adalah untuk menyampaikan
tujuan , untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan
kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena
kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan. Pada PT. Intisel Prodaktifakom, atasan selalu menyampaikan
tujuan dari perusahaan dalam setiap rapat bulannya dan atasan selalu
memberitahukan dan mengingatkan tugas-tugas dari setiap karyawan dan atasan
juga tidak lupa mengingatkan apabila tujuan perusahaan tercapai akan ada bonus
untuk karyawan untuk memotivasi kinerja karyawan.
Tipe Komunikasi. Secara umum komunikasi ke bawah dapat
diklarifikasikan atas lima tipe yaitu:

5
Hadi, Rizali, Kominikasi Bisnis, (Jakarta: UI Press, 2006), hal. 25
1. Instruksi Tugas. Instruksi Tugas / pekerjaan yaitu pesan yang disampaikan
kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan, dilakukan mereka dan
bagaimana melakukannya. Dalam perusahaan atasan selalu menyampaikan
pesan bagaimana cara mengerjakan atau menyelesaikan tugas dengan baik
dan bawahan selalu bertanya apabila ada sesuatu yang tidak ia pahami
kepada atasan.
2. Rasional. Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai
tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain
dalam organisasi atau objek organisasi. Dalam perusahaan atasan selalu
menjelaskan pentingnya suatu pekerjaan kepada bawahannya karena apa
yang dikerjakannya selalu berhubungan dengan yang lainya dan apabila
tidak ia selesaikan dengan benar maka hal itu akan menganggu jalannya
pekerjaan yang lainnya.
3. Ideologi. Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari
pesan rasional. Dalam perusahaan saat pertama kali karyawan masuk ke
perusahaan, karyawan sudah diberitau mengenai misi dan visi dari
perusahaan sehingga diharapkan ideologi yang dimiliki perusahaan dapat
dipahami dan selalu diingat oleh karyawan.
4. Informasi. Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan
dengan praktik-praktik organisasi, peraturanperaturan organisasi,
keuntungan, kebiasaan, dan data lain yang tidak berhubungan dengan
instruksi dan rasional. Dalam perusahaan sesama karyawan dan atasan
kepada bawahan selalu memberikan informasi yang berguna agar jalannya
pekerjaan dapat sesuai dengan tujuan perusahaan.
5. Balikan. Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan
individu dalam melakukan pekerjaannya.dalam hal ini apabila bawahan
atau karyawan yang diberikan tugas tidak paham terhadap tugas yang
diberikan kepadanya maka dia akan bertanya kepada si pemberi tugas.
Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi ke Bawah Arus Komunikasi
daripada atasan kepada bawahan tidaklah selalu berjalan lancar, tetapi
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain sebagai berikut:
6. Keterbukaan. Kurang sifat terbuka di antara pimpinan dan karyawan akan
menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan dan
gangguan dalam pesan. Dalam perusahaan sifat ini sangat penting tetapi
terkadan karena informasi yang ditutup – tutupi sangat penting bagi
perusahaan maka terkadang atasan sering tidak terbuka dan hanya
menjelaskan bahwa tugas yang diberikan sangat penting dan harus segera
diselesaikan. ii) Kepercayaan pada pesan tulisan. Kebanyakan para
pemimpin lebih percaya pada pesan tulisan daripada dengan pesan yang
disampaikan secara tatap muka.komunikasi tatap muka lebih disenangi
karyawan daripada media cetak. Dalam perusahaan pesan tulisan atau
email lebih sering digunakan karena dapat dijadikan bukti saat ada
masalah ketimbang komunikasi tatap muka6.
3. Penyempurnaan Komunikasi ke Bawah.
Karena adanya gangguan dalam penyampaian pesan dari atasan kepada
bawahan maka pimpinan perlu memperhatikan cara-cara penyampaian pesan yang
efektif seperti :
a. Pimpinan hendaklah sanggup memberikan informasi kepada karyawan
apabila dibutuhkan mereka. Apabila ada pertannyaan akan suatu masalah
seperti cuti atau kontrak kerja perusahaan selalu memberikan informasi yg
diberikan tetapi dalam waktu yang cukup lama.
b. Pemimpin hendaklah membagi informasi yang dibutuhkan oleh karyawan.
Dalam perusahaan terkadang informasi ini tidak pernah diberikan karena
dianggap tidak perlu atau karyawan tidak membutuhkannya.
c. Pimpinan hendaklah mengembangkan suatu perencanaan komunikasi,
sehingga karyawan dapat mengetahui informasi yang dapat diharapkannya
untuk diperoleh berkenaan dengan tindakan-tindakan pengelolaan yang
mempengaruhi mereka. Dalam perusahaan atasan biasanya hanya
membicarakan hal – hal yang perlu diketahui saja terhadap bawahaanya

6
Ma’ruf Abdullah, “Komunikasi Organisasi ,” Komunikasi, Bisnis dan Manajemen, vol. 3no. 1,
(2017): 65-70
sedangkan informasi penting seperti laba dan rugi perusahaan tidak pernah
diberitaukan.
d. Pimpinan hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara
pengiriman dan peneriman pesan. Dalam perusahaan pimpinan pusat
selalu berusaha membuat atau membentuk kepercayaan bahwa atasan di
regional dalam memberikan informasi kepada bawahan selalu sesuai
dengan apa yang sudah disampaikannya (atasan pusat kepada atasan
regional) sehingga apabila kita bertanya langsung kepada atasan pusat
maka jawabannya hanya “sudah saya sampaikan kepada atasanmu di
regioanal tanya saja sama dia” dan hal itu membuat pemikiran karyawan
terkadang menggap jawaban dari atasan regional sudah benar.
4. Metode Komunikasi ke Bawah
Untuk menyampaikan informasi kepada bawahan dapat dilakukan dengan
berbagai metode Arni (2007;114) mengatakan empat klasifikasi metode untuk itu
yaitu : metode lisan, tulisan, gambar dan campuran dari lisan-tulisan dan gambar.
Dalam perusahaan email / komunikasi secara tulisan lebih sering digunakan
karena dengan adanya email atau bukti tertulis apabila ada suatu masalah maka
akan dengan mudah diselesaikan dengan menunjukan bukti emailnya.
5. Komunikasi ke Atas
Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari
bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang
lebih tinggi. Fungsi Komunikasi ke Atas Komunikasi ke atas mempunyai
beberapa fungsi atau nilai tertentu, menurut Arni (2007;117) fungsinya adalah
sebagai berikut :
a. Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat mengetahui kapan
bawahannya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana
baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan.
b. Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi
pembuatan keputusan.
c. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap
organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan
pertanyaan, mengajukan ideide dan saran-saran tentang jalannya
organisasi.
d. Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desasdesus muncul
dan membiarkan supervisor mengetahuinya.
e. Komunikasi ke atas menjadikan supevisor dapat menentukan apakah
bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus informasi
yang ke bawah.
f. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalahmasalah
pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-
tugasnya dan organisasi.

6. Kesulitan Mendapatkan Informasi ke Atas.


Hal-hal yang seharusnya disampaikan terkadang tidaklah sesuai dengan
kenyataan. Banyak kesulitan untuk mendapatkan informasi tersebut. Arni
(2007;118) mengatakan bahwa kesulitan itu mungkin disebabkan oleh beberapa
hal di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan
pikirannya. Dalam perusahann terkadang karyawan hanya membicarakan
masalahanya kepada yg dianggapnya dapat menjaga rahasianya karena
apabila dibicarakan pada atasan maka yang terjadi mungkin tidak sesuai
dengan apa yg diharapkan.
b. Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik kepada
masalah mereka. Dalam perusahaan ada beberapa karyawan yang
berfikiran pimpinan tidak peduli karena mereka menganggap kurangnya
komunikasi dengan atasan dan atasan hanya selalu memkirkan
pekerjaanya saja.
c. Kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang
berkomunikasi ke atas. Dalam perusahaan reward adalah kata yg tabu,
apabila karyawan melakukan kesalahan langsung mendapatkan
punishment dan apabila melakukan kebenaran dianggap biasa saja.
d. Perasaan karyawan bahwa supervisor dan pimpinan tidak dapat menerima
dan berespons terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan. Dalam
perusahaan atasan terkadang memang mendengarkan apa yang diingikan
karyawan tetapi realisasinya yang tidak pasti karena semua tergantung
atasan pusat7.
D. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah sebagai keadaan yang mendorong keiginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai keinginanya.
Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan yang akan mewujudkan
suatu perilaku dalam mencapai tujuan kepuasan dirinya pada tipe kegiatan
spesifik, dan arah tersebut positif dengan mengarah mendekati objek yang
menjadi tujuan. Danang (2013;6) mengatakan motivasi di dalam kehidupan suatu
organisasi harus diamati secara cermat, karena di dalam organisasi akan terjadi
hal-hal sebagai berikut:
a. Proses kerja sama antara pemimpin dengan bawahan maupun dengan
atasan pemimpin itu sendiri. Dalam perusahaan hal ini sering dilakukan
apabila bawahan memiliki masalah fatal maka atasan atau atasan dari
atasan akan membantu untuk menyelesaikan masalah ini.
b. Dalam Proses interaksi itu terjadi perilaku bawahan yang diperhatikan ,
tetapi kemungkinan juga dilaksanakan agar perilaku tersebut sesuai
dengan keinginan yang diharapkan seorang pemimpin. Dalam perusahaan
hal ini dilakukan dengan cara selalu memantau kegiatan dan
berkomunikasi dengan bawahan agar apa yang diinginkan atasan dapat
tercapai.
1. Cara Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan
Indikator motivasi kerja merupakan pendukung dari faktor yang
memengaruhi motivasi atau sebagai penjelasan dari faktor motivasi. Indikator
tersebut menurut Danang (2013;7) sebagai berikut:
a. Pegawai merasa diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan
terutama menyangkut nasibnya. Dalam perusahaan apabila ada karyawan

7
Ibid.,
yg sudah tidak memiliki pekerjaan atau regional sedang sepi pekerjaan
akan ditawari untuk pindah base / regional yang membutuhkan atau
dirumahkan.
b. Adanya pengertian pemimpin apabila pegawai menghadapi masalah
pribadi. Dalam perusahaan sesama karyawan dan atasan selalu berusaha
memahami masalah pribadi satu sama lain.
c. Penghargaan yang wajar atas prestasi kerja seperti promosi, jabatan,
hadiah atau bonus. Dalam perusahaan bonus tahunan baru akan diberikan
apabila regional sudah mencapai target dari perusahaan.
d. Adanya jaminan hari tua. Dalam perusahaan tidak ada jaminan hari tua
dan memaksa karyawan untuk mencari asuransi jaminan hari tua atau
tabungan hari tua sendiri.
e. Jaminan perlakuan yang objektif misalnya mengenai tambahan
penghasilan dan hubungan dengan atasan. Dalam perusahan objektifitas
terkadang masih terganjal masalah gender dimana perlakuan yg
didapatkan antara laki – laki dan wanita berbeda seperti laki – laki harus
lembur sampai malam dan perempuan tidak.
E. Keberhasilan Komunikasi Bisnis
Keberhasilan komunikasi di dalam suatu organisasi akan ditentukan oleh
kesamaan pemahaman antara-orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi.
Kesamaan pemahaman ini dipengaruhi oleh kejelasan pesan, cara penyampaian
pesan, perilaku komunikasi, dan situasi (tempat dan waktu) komunikasi.
Komunikasi organisasi biasanya menggunakan kombinasi cara berkomunikasi
(lisan, tertulis dan tayangan) yang memungkinkan terjadinya peyerapan informasi
dengan lebih mudah dan jelas.
Secara empiris, pemahaman orang perihal sesuatu hal akan lebih mudah
diserap dan dipahami jika sesuatu tersebut diperlihatkan dibanding hanya
diperdengarkan atau dibacakan. Dan akan lebih baik lagi hasilnya jika sesuatu
yang dikomunikasikan tersebut, selain diperlihatkan juga sekaligus dipraktikkan.
Hasil studi tentang perilaku bisnis di kalangan eksekutif menunjukkan
fakta bahwa kemampuan berkomunikasi merupakan unsur pokok di antara
berbagai faktor personal yang diperlukan untuk mempromosikan menejemen
organisasi atau mengatasi konflik menejemen. Dengan kata lain, kemampuan
berkomunikasi efektif sekaligus juga merupakan salah satu ciri mutu SDM
karyawan. Istilahnya, komunikasi efektif dalam suatu organisasi dapat
diumpamakan seperti darah dalam tubuh dan kunci kesuksesan.
Keberhasilan komunikasi bisnis juga sangat ditentukan oleh adanya
efektivitas dalam komunikasi bisnis. Efektivitas komunikasi bisnis, seperti halnya
jenis komunikasi lainnya ditentukan beberapa hal:
a. Persepsi. Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan yang
disampaikan dapat diterima komunikan.
b. Keberhasilan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Salah satu faktor
keberhasilan komunikasi bisnis dalam penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi yaitu adanya proses integrasi informasi menyangkut
ketersediaan komunikasi data yang tepat guna. Ini mencakup beberapa
faktor antara lain, pertama, cakupan (range) produk jasa komunikasi data
yang dimiliki. Dengan adanya hirarki, jenis, dan besar kecilnya
manufaktur mempunyai perbedaan karakteristik sistem informasi yang
dibutuhkan sehingga diperlukan jenis layanan komunikasi yang berbeda
pula. Kedua, Coverage. Diperlukan provider yang dapat menyediakan
layanan di lokasi manapun mengingat lokasi manufaktur yang menyebar
dan terkadang di daerah yang terpencil (rural area). Ketiga, unjuk kerja
(performansi). Performansi yang tinggi merupakan syarat utama agar
komunikasi selalu dapat dilakukan. Keempat, Biaya. Faktor biaya menjadi
salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan agar efisiensi tetap dapat
ditingkatkan.
c. Ketepatan. Komunikan atau audience memiliki kerangka pikir. Agar
komunikasi yang dilakukan tepat sasaran, komunikator perlu
mengekspresikan hal yang ingin disampaikan sesuai dengan kerangka
pikir komunikan.
d. Kredibilitas. Dalam berkomunikasi komunikator perlu memiliki suatu
keyakinan bahwa komunikan dapat dipercaya. Sebaliknya dia juga harus
bisa mendapatkan kepercayaan dari komunikan.
e. Pengendalian. Dalam komunikasi, komunikan memberika reaksa/umpan
balik/feedback terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi ini harus bisa
diantisipasi sekaligus dikendalikan oleh komunikator sehingga tidak
melenceng dari target komunikasi yang diharapkan.
f. Kecocokan. Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan
persahabatan yang menyenangkan dengan komunikan.
Pendapat lain mengatakan bahwa agar komunikas berjalan secara efektif dan
efisien maka ada 3 hal yang sangat penting yaitu :
a. Mampu membuat pesan dipahami.
b. Harus memahami pesan yang diharapkan yang dikirim kepada anda.
c. Kendali atas proses komunikasi harus diterapkan.
Selain itu agar dapat melakukan komunikasi bisnis yang efektif, seorang
komunikan harus memiliki 3 kemampuan (skill), yaitu : Empati, Pembicara yang
sederajat, dan Proyeksi atau menciptakan dampak8.
Dengan demikian apabila komunikasi bisnis berjalan secara efektif di
suatu perusahaan akan dapat menghasilkan beberapa hal sebagai berikut :
Mempercepat Penyelesaian Masalah. Memperkuat Pengambilan Keputusan.
Meningkatkan Profesionalisme. Memberikan Respon yang Positif terhadap
Stakeholder. Meningkatkan Produktivitas. Memperkuat hubungan Bisnis.
1. Komunikasi Bisnis dan E-Commerce
Perdagangan sebenarnya merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sejak
awal peradabannya. Sejalan dengan perkembangan manusia, cara dan sarana yang
digunakan untuk berdagang senantiasa berubah. Bentuk perdagangan terbaru yang
kian memudahkan penggunaannya kini adalah ecommerce. Secara umum, e-
commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan atau
perniagaan barang dan jasa dengan menggunakan media elektronik.. Media

8
Megawati, “Penerapan Komunikasi Bisnis dalam Meningkatkan pada Penjualan,” JIAGABI, vol.
8, no. 3, (2019): 141-145
elektronik yang popular digunakan saat ini adalah internet. Perkembangan
teknologi di masa mendatang, memberikan kemungkinan yang terbuka untuk
penggunaan media lain selain internet.
Di dalam e-commerce, para pihak yang melakukan kegiatan
perdagangan / perniagaan hanya berhubungan melalui suatu jaringan publik
(public network) yang dalam perkembangan terakhir menggunakan media
internet. E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menghubungkan
perusahaan, konsumen dan suatu komunitas melalui transaksi elektronik serta
perdagangan barang, layanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.
E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang
satu dengan perusahaan lainnya, antara perusahaan dengan pelanggan
(pelanggan), atau antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam
pelayanan publik. Sistem E-commerce dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe
aplikasi, yaitu :
a. Electronic Markets (EMs).
Yaitu sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk melakukan atau menyajikan penawaran dalam sebuah
segmen pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai macam
harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain, EMs adalah sebuah sistem
informasi antar organisasi yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para
penjual dan pembeli untuk bertukar informasi tentang harga dan produk
yang ditawarkan. Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan terlihat lebih
nyata dan efisien dalam hal waktu, sedangkan bagi penjual, ia dapat
mendistribusikan informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan
dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak.
b. Elektronic Data Interchange (EDI)
Adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksitransaksi
regular yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi
komersial. Secara formal, EDI didefinisikan oleh International Data
Exchabge Association (IDEA) sebagai “transfer data terstruktur dengan
format standard yang telah disepakati, yang dilakukan dari satu sistem
komputer ke sistem komputer lain dengan menggunakan media
elektronik”. EDI sangat luas penggunaaanya, biasanya digunakan oleh
kelompok retail besar, ketika melakukan transaksi bisnis dengan para
supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi
perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi
secara langsung dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain,
tanpa memerlukan hardcopy atau faktur, sehingga terhindar dari
penundaan, kesalahan yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan
intervensi dari manusia. Keuntungan menggunakan EDI adalah waktu
pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi kesalahan,
respon dan pengiriman faktur yang cepat dan akurat serta pembayaran
dapat dilakukan secara elektronik.
c. Internet Commerce
Adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi untuk aktivitas perdagangan. Kegiatan komersial ini, seperti
iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di
internet, antara lain pemesanan/pembelian barang dimana barang akan
dikirimkan melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening
penjual.
Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti
memberikan keuntungan, antara lain :
a. Untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet;
b. Harga lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah
biayanya dibandingkan dengan membuka outlet retail di berbagai tempat;
c. Internet merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling
tepat dengan harga yang relatif lebih murah; serta
d. pembelian melalui internet selalu akan diikuti dengan layanan pengantaran
barang sampai di tempat pemesan. Berbeda dengan transaksi perdagangan
biasa
Bisnis di dalam era globalisasi akan diselenggarakan dalam dukungan penuh suatu
kerja tim yang memiliki kemampuan untuk memadukan :
a. Keuletan bernegosiasi dengan wawasan (vision);
b. Kesabaran dan keuletan hati (tenacity), dan
c. Fleksibilitas dengan fokus.
Bisnis dalam era globalisasi dilakukan dengan melintasi jarak,
keanekaragaman lingkungan dan waktu secara cepat dan mudah. Untuk dapat
bersaing dan berhasil dalam lingkungan global yang dinamis, haruslah dibekali
dengan kesungguhan, kemampuan dan inovasi serta selalu siap dan waspada
dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat.
Di era globalisasi ini, dunia bisnis menghadapi lingkungan persaingan
yang cenderung semakin turbulen. Peran komunikasi bisnis menjadi semakin
sangat penting, yaitu kemampuan membaca, menafsirkan laporan dan informasi
dari lingkungan. Disamping kemampuan menyampaikan gagasan, baik lisan
maupun tertulis secara sistematik.
DAFTAR PUSTAKA

Ferdi Fathurohman, Komunikasi Bisnis, edisi 1, (Cigadung Subang: POLSUB


PRESS, 2018), 12
Arief Sudamono, “Peran Komunikasi Antar Pribadi,” Komunikasi, Vol. 4, no. 2
(2017),: 29-32
Rizali Hadi, Kominikasi Bisnis, (Jakarta: UI Press, 2006), hal. 25
Ma’ruf Abdullah, “Komunikasi Organisasi ,” Komunikasi, Bisnis dan
Manajemen, vol. 3no. 1, (2017): 65-70
Megawati, “Penerapan Komunikasi Bisnis dalam Meningkatkan pada Penjualan,”
JIAGABI, vol. 8, no. 3, (2019): 141-145

Anda mungkin juga menyukai