Anda di halaman 1dari 15

JUDUL

Dibuat Oleh :
Nama
Nim
Kelas
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat yang
telah melimpahkan oleh beliau, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“………………..” ini sebagai tugas dari dosen mata ………………………………..
Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini tentu masih ada banyak sekali
kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan untuk
kesempurnaan.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberikan rahmatnya untuk segala usaha kita. Om Shanti, Shanti, Shanti om

Denpasar, 29 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................................1

1.2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1

1.3. TUJUAN PENULISAN..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1. PENGERTIAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.................................................3

2.2. TUJUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI...........................................................4

2.3. GAYA KEPEMIMPINAN..........................................................................................5

2.4. HIERARKHI KEBUTUHAN MANUSIA..................................................................7

2.5. MENDENGARKAN SEBAGAI KEAHLIAN PRIBADI..........................................9

BAB III.....................................................................................................................................11

3.1. KESIMPULAN.........................................................................................................11

3.2. SARAN......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Seperti yang kita ketahui bersama, komunikasi menjadi suatu peranan terpenting
bagi kehidupan manusia dalam berinteraksi di kehidupannya sehari - hari. Terutama
komunikasi yang terjadi didalam masyarakat terkecil yaitu keluarga. Didalam sebuah
komunikasi, feedback (timbal balik) merupakan hal yang diharapkan, untuk mampu
mencapai tujuan yangdimaksud dalam berkomunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa
latin cum yaitu kata depan yang berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata
bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata - kata itu terbentuk kata benda cummunio
yang dalam bahasa Inggris menjadi cummunion yang berarti kebersamaan, persatuan,
persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.
Terdapat unsur hakikat yang senantiasa muncul baik tersurat maupun tersirat
dalam definisi-definisi itu. Pertama, komunikasi pada hakikatnya adalah suatu proses.
Kata lain dari proses, ada yang menyebut sebagai transaksi mengenai gagasan, ide,
pesan, symbol, informasi dan massage. Jadi hakikat yang senantiasa muncul dalam
berbagai definisi ialah adanya pesan (message). Pesan tersebut tidak ada dengan
sendirinya, melainkan dibuat dan dikirim oleh seorang komunikator, atau sumber
informasi. Komunikator ini mengirim pesan kepada komunikan atau penerima informasi
(receiver). Pengiriman pesan itupun dengan maksud dan tujuan tertentu.
Melalui latar belakang tersebut diatas, melalui makalah ini nantinya akan dibahas
secara lebih lengkap dan terperinci mengenai bagaimana komunikasi itu secara lebih
lanjut yang didalamnya membahas tentang sub bab – sub bab yang terdiri dari (1)
pengertian komunikasi antar pribadi, (2) tujuan komunikasi antar pribadi, (3) gaya
kepemimpinan, (4) hierarkhi kebutuhan manusia, dan (5) mendengarkan sebagai
keahlian manusia yang nantinya akan dibahas secara lebh terperinci pada bab
selanjutnya.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang muncul pada penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana pengertian komunikasi antar pribadi ?
b. Apa saja tujuan dari komunikasi antar pribadi ?

1
c. Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan ?
d. Bagaimana hierarkhi kebutuhan manusia ?
e. Apa yang dimaksud dengan mendengarkan sebagai keahlian manusia ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis didalam penulisan makalah ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Untuk memberikan pemaparan materi terkait dengan apa pengertian dari
mendengarkan sebagai keahlian manusia.
b. Untuk menjelaskan tentang tujuan dari komunikasi antar pribadi.
c. Untuk memahami tentang bagaimana gaya kepemimpinan.
d. Untuk menjelaskan tentang hierarkhi kebutuhan manusia.
e. Untuk memberikan pemaparan materi terkait dengan pengertian mendengarkan
sebagai keahlian manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


Sebelum membahas pengertian komunikasi antar pribadi secara umum, ada salah
satu pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yang dijelaskan oleh Lawrence dan
Rogers, dimana dikatakan bahwa “komunikasi antar pribadi ditandai oleh adanya
tindakan pengungkapan oleh seorang pengamat secara sadar ataupun tidak terhadap
tindakan yang dilakukan oleh pihak lain, dan kemudian melakukan kembali bahwa
tindakan yang pertama sudah diamati oleh pihak lain. Kesadaran akan pengamatan
merupakan kejadian yang mengisyaratkan terciptanya jalinan antar-pribadi. Melihat hal
tersebut diatas, maka komunikasi antar pribadi sesungguhnya baru akan tercipta kalau
terdapat kesadaran dari dua pihak untuk mengamati keadaan masing-masing pihak dan
memberikan respon atas keadaan tersebut sebagaimana sifat komunikasi, maka hubungan
yang terjadi ditandai dengan adanya sikap saling memperhatikan, saling memahami,
penuh pengertian dan keakraban. Pemahaman yang dimaksud tidak hanya terjadi pada
materi komunikasi, tetapi juga pada pemahaman terhadap keunikan pribadi masing-
masing. Kesadaran akan perbedaan-perbedaan inilah yang memungkinkan komunikasi
tumbuh dan berkembang.
Secara umum, komunikasi antar pribadi mengandung sebuah pengertian dimana
komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai proses hubungan yang tercipta,
tumbuh dan berkembang antara individu yang satu (sebagai komunikator) dengan
individu lain (sebagai komunikan) dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada
yang lain (komunikan), sedangkan yang satu (komunikan) dengan gayanya sendiri
menerima pesan dari sumber (komunikator). Komunikasi itu terus tumbuh dan
berkembang hingga dicapai persepsi dan tujuan bersama.
Adapun ciri – ciri dari komunikasi antar pribadi yang bias dikatakan efektif
diantaranya adalah sebagai berikut dibawah ini :
a. Keterbukaan (openness)
Keterbukaan merupakan kemauan menanggapi dengan senang hati informasi
yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan
mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal, yaitu : (1) komunikator
interpersonal yang efektif harus terbuka kepada komunikannya, (2) mengacu pada
kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujurterhadap stimulus yang dating,

3
dan (3) menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran di mana komunikator
mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan
ia bertanggung jawab atasnya.
b. Empati (empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang
dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu,
melalui kacamata orang lain itu.
c. Dukungan (supportiveness)
Situasi terbuka mendukung berlangsung komunikasi yang efektif. Hubungan
interpersonal yang efektif adalah hubungan di mana terdapat sikap mendukung.
Individu memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan
evaluatif, spontan bukan strategik.
d. Rasa Positif (positiveness)
Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong
orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif
untuk interaksi yang efektif.
e. Kesetaraan (equality)
Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,
ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna,
dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

2.2. TUJUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


Komunikasi antar pribadi (interpersonal) mungkin mempunyai beberapa tujuan.
Adapun beberapa tujuan tersebut diantaranya adalah :
a. Menemukan diri sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal
atau pribadi. Bila seorang individu terlibat dalam pertemuan interpersonal
dengan orang lain bisa belajar banyak sekali tentang kemampuan diri maupun
orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada
individu untuk berbicara tentang apa yang mereka sukai, atau mengenai diri
secara pribadi. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi
mengenai perasaan, pikiran, dantingkah laku sendiri. Dengan membicarakan
diri dengan orang lain, seseorang dapat memberikan sumber balikan yang luar
biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku.

4
b. Menemukan dunia luar
Hanya komunikasi interpersonal yang menjadikan seseorang dapat
memahami lebih banyak tentang diri sendiri dan orang lain yang menjadi
lawan komunikasi. Banyak informasi yang bisa ketahui datang dari
komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang
dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau
didalami melalui interaksi interpersonal.
c. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan
memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu bias
dipergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk
dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
d. Berubah sikap dan tingkah laku
Banyak waktu bias dipergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku
orang lain dengan pertemuan interpersonal. Biasanya seseorang banyak
menggunakan waktu untuk terlibat dalam posisi interpersonal.
e. Untuk bermain dan kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah
mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas pada waktu
akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita
lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk
menghabiskan waktu.Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam
itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang
memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan sekitar.
f. Untuk membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan
komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk
mengarahkan kliennya. Semua orang juga berfungsi membantu orang lain
dalam interaksi interpersonalnya sehari-hari.

2.3. GAYA KEPEMIMPINAN


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), yang dimaksud dengan gaya yang
berarti kesanggupan untuk berbuat dan sebagainya atau bisa juga diartikan dengan
kekuatan. Dengan demikian gaya kepemimpinan bisa diartikan pola tingkah laku yang

5
dirancang sedemikian rupa untuk mempengaruhi bawahannya agar dapat
memaksimalkan kinerja yang dimiliki bawahannya sehingga kinerja organisasi dan
tujuan organisasi dapat dimaksimalkan. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya
kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat
mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Gaya kepemimpinan
adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya.
Sementara itu, pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola
tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan
oleh orang lain.Dari beberapa pengertian di atas gaya kepemimpinan merupakan suatu
pola tingkah laku baik dalam bentuk kata-kata maupun tindakan yang digunakan
pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahan.
Adapun beberapa gaya – gaya kepemimpinan diantara adaah sebagai berikut
dibawah ini :
a. Gaya Persuasive
Gaya pemimpin persuasif adalah gaya memimpin dengan menggunakan
pendekatan yang mengubah perasaan, pikiran atau dengan kata lain melakukan
ajakan atau bujukan. Dengan demikian gaya kepemimpinan persuasif adalah gaya
memimpin dengan menggunakan pendekatan yang menggugah perasaaan,
pikiran, atau dengan kata lain dengan melakukan ajakan atau bujukan.
b. Gaya Represif
Gaya represif merupakan gaya kepemimpinan dengan cara memberikan
tekanan-tekanan, ancaman-ancaman, sehingga bawahan merasa ketakutan yang
bertujuan mengembalikan keserasian.
c. Gaya Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipasif merupakan gaya kepemimpinan dengan
menerapkan sistem terbuka dengan memberikan kesempatan kepada bawahan
berperan aktif dalam menata baik memberikan informasi maupun saran-saran
demi keserasian.
d. Gaya Inovatif
Gaya pemimpin Inovatif adalah pemimpin yang selalu berusaha dengan keras
untuk mewujudkan usaha-usaha pembaruan didalam segala bidang, baik bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya atau setiap produk terkait dengan kebutuhan
manusia .Dengan kata lain gaya pemimpin seperti ini selalu memiliki inovasi
pembaharuan demi lancarnya suatu organisasi baik dalam hal pemecahan masalah
6
maupun dalam hal menciptakan produk terkait kebutuhan manusia dan
perkembangan zamannya.
e. Gaya Motivatif
Gaya pemimpin motivatif ini merupakan gaya pemimpin dengan
menyampaikan segala ide, program dan kebijakan kepada bawahan secara baik
dan memberikan dorongan semangat kepada orang lain untuk bekerja lebih keras.
f. Gaya Edukatif
Gaya pemimpin edukatif adalah pemimpin yang suka melakukan
pengembangan bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan keterampilan
kepada bawahan, sehingga bawahan menjadi memiliki wawasan dan pengalaman
yang lebih baik dari hari ke hari, sehingga seorang pemimpin yang bergaya
edukatif tidak akan pernah menghalangi bawahan ingin mengembangkan
pendidikan dan keterampilan.

2.4. HIERARKHI KEBUTUHAN MANUSIA


Menurut Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Hierarchy of Needs), kebutuhan
manusia dapat dikategorikan menjadi 5 level: physiological needs (kebutuhan fisiologi),
safety needs (kebutuhan akan keamanan), social needs (kebutuhan akan memiliki dan
kasih sayang), esteem needs (kebutuhan akan penghargaan), dan self-actualization needs
(kebutuhan akan aktualisasi diri). Menurut hasil riset Abraham Maslow, kebutuhan –
kebutuhan ini bertingkat dan sebelum bisa memuaskan kebutuhan di level berikutnya,
kebutuhan di level sebelumnya harus dipenuhi dulu. Level – level dari hierarki tersebut
adalah seperti berikut dibawah ini :
a. Physiological Needs
Level pertama dari hierarki kebutuhan manusia adalah physiological needs
atau kebutuhan fisiologi kita. Level ini terdiri dari kebutuhan – kebutuhan fisik
yang paling mendasar dan adalah hal – hal yang kita perlu untuk tetap hidup. Ini
termasuk makanan, minuman, tempat berteduh, tidur, dan oksigen (sandang,
pangan, papan). Sebelum bisa menangani kebutuhan yang lain, kebutuhan
fisiologi manusia harus ditangani dulu; seorang yang sedang benar – benar
kelaparan tidak akan memikirkan reputasi mereka ataupun mencari teman.
b. Safety Needs
Setelah memenuhi kebutuhan level pertama, maka kita bisa mulai mencoba
memuaskan kebutuhan level kedua, safety needs atau kebutuhan akan keamanan.

7
Keamanan disini bukan cuma berarti secara fisik (walau itu juga termasuk dalam
level ini) tetapi juga mengenai rasa keamanan. Artinya, selain keamanan fisik,
kebutuhan ini juga termasuk stabilitas dan ketergantungan, sekaligus
perlindungan dari kriminalitas, terorisme, perang, penyakit, bencana alam, dan
lain – lain. Keamanan juga termasuk keamanan secara mental seperti kebebasan
dari rasa takut, stres, dll. Bila kita tidak merasa aman, maka kita tidak akan
memikirkan kebutuhan sosial, maupun kebutuhan akan dihargai orang lain.
c. Social Needs
Setelah kebutuhan fisiologi terpenuhi dan kita sudah merasa aman, maka
berikutnya adalah kebutuhan kita untuk merasakan kasih sayang sekaligus
perasaan memiliki dan dimiliki, atau social needs. Yang dimaksud adalah
kebutuhan manusia untuk merasa dibutuhkan agar dianggap sebagai warga
komunitas sosialnya. Kebutuhan ini bisa termasuk keinginan untuk bersahabat,
atau untuk memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada
keluarganya, dan juga keinginan memberi dan menerima cinta.
d. Esteem Needs
Setelah mereka merasa bahwa kebutuhan fisiologi mereka terpenuhi,
keamanan mereka terjamin, dan bahwa mereka adalah warga dari komunitas
sosial mereka, mereka akan memiliki esteem needs, atau kebutuhan untuk
dihargai. Kebutuhan ini adalah kebutuhan egonya atas keinginan untuk
berprestasi dan memiliki prestise. Ini dapat termasuk keinginan untuk dihormati
orang lain, ketenaran, pengakuan, perhatian, reputasi, dan kepemilikan status.
Selain kebutuhan eksternal, manusia juga akan membutuhkan keyakinan pada diri
sendiri, kompetensi, prestasi, kemandirian, kebebasan, dan penguasaan.
e. Self-actualization needs
Setelah semua kebutuhan diatas terpenuhi, maka kita akan mencapai
kebutuhan akan aktualisasi sendiri, atau self-actualization needs. Kebutuhan ini
adalah mengenai membuktikan dan menunjukan diri kepada orang lain. Untuk
melakukan itu, kita akan mengembangkan diri sendiri semaksimal mungkin
segala potensi yang kita miliki. Untuk menjadi yang terbaik yang kita bisa, itulah
tujuan kebutuhan ini. Tidak banyak orang yang bisa mencapai tahap ini, karena
banyak dari kita yang memiliki kebutuhan yang belum terpenuhi. Kebutuhan
tingkat ini berbeda dengan kebutuhan – kebutuhan sebelumnya. Kita tidak ingin

8
lagi dihargai orang lain, maupun ingin persahabatan ataupun cinta mereka. Pada
tahap ini, apa yang kita lakukan adalah untuk membuktikan pada diri sendiri.

2.5. MENDENGARKAN SEBAGAI KEAHLIAN PRIBADI


Kegiatan mendengarkan orang lain merupkan kegiatan yang sudah sering
dilakukan, baik yang dilakukan melalui bertatap muka maupun dalam suatu kelompok.
Seriap individu memiliki berbagai macam tujuan ketika mendengarkan sesuatu, antara
lain berinteraksi dengan orang lain, menerima informasi, mengatasi masalah dan saling
berbagi perasaan dengan orang lain.
Dalam komunikasi antar pribadi, kegiatan mendengarkan sesuatu percakapan
dengan orang lain merupakan bagian penting dalam memahami sesuatu pesan yang
disampaikan oleh orang lain. Dalam hal ini, istilah mendengarkan bukanlah kegiatan
yang statis tetapi dinamis, yaitu merupakan kegiatan mendengar secara aktif percakapan
dengan orang lain yang dituntut adanya konsentrasi secara penuh dan tidak terpengaruh
oleh faktor-faktor pengganggu dalam suatu percakapan tersebut. Oleh karena itu,
kegiatan mendengarkan itu sendiri bukanlah pekerjaan yang mudah dan perlu latihan
yang cukup. Semakin banyak berlatih mendengarkan, maka akan semakin baik dalam
memahami suatu percakapan dengan orang lain.
Sebagai contoh, ketika seorang manajer sedang menyampaikan presentasi bisnis
di suatu ruang pertemuan, tiba-tiba telepon genggam salah seorang peserta (karyawan)
berdering. Dering telepon tersebut dapat membuyarkan atau mengganggu konsentrasi
para peserta yang sedang mendengarkan presentasi tersebut. Dapat diperjelas pada
gambar dibawah ini :

Gambar tersebut diatas menggambarkan bagaimana mendengar dengan aktif


mealui pikiran, emosi, dan bahasa tubuh. Dengan pikiran, seseorang dapat memilih kata-
kata yang tepat untuk disampaikan kepada pihak lain, sehingga dapat dipahami dengan
baik dan benar. Dengan emosi, seseorang dapat mengungkapan perasaannya (suka, duka,
yakin atau ragu-ragu) dalam mengadakan hubungan komunikasi dengan orang lain.
Dengan bahas tubuh, seseorang dapat lebih meyakinkan apa yang telah disampaikan

9
dengan kata-kata dan perasaannya, yang diungkapkan dalam bentuk tindakan tertentu
yang dapat dipahami oleh orang lain.
Kebiasaan sebagai pendengar yang efektif akan menghasilkan beberapa hal yang
positif, antara lain :
a. Pendengar yang baik akan disukai orang lain karena mereka dapat memuaskan
kebutuhan dasar manusia untuk didengarkan.
b. Kinerja/prestasi kerja karyawan meningkat ketika pesan yang diterima tersebut
dapat dimengerti dengan baik.
c. Umpan balik (feedback) yang akurat dari bawahan (karyawan) akan berdampak
positif pada prestasi kerjanya.
d. Manajer dan karyawan akan terhindar dari munculnya kesalahpahaman dalam
penyampaian suatu pesan.
e. Pendengar yang baik akan dapat memisahkan mana fakta dan mana yang sekedar
gossip.
f. Pendengar yang baik memiliki kecenderungan membuka ide-ide baru dari pihak
lain, sehingga hal ini mendorong berkembangnya kreativitas.
g. Pendengar yang efektif juga akan dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik
dan peningkatan kepuasan kerja,
h. Kepuasan kerja meningkat karena mereka tahu apa yang terjadi, kapan mereka
mendengar, dan kapan mereka berpartisipasi didalamnya yang tumbuh dari
komunikasi yang baik.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan materi yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,
dapat ditarik suatu kesimpulan dimana komunikasi menjadi suatu peranan terpenting
bagi kehidupan manusia dalam berinteraksi di kehidupannya sehari - hari. Terutama
komunikasi yang terjadi didalam masyarakat terkecil yaitu keluarga. Didalam sebuah
komunikasi, feedback (timbal balik) merupakan hal yang diharapkan, untuk mampu
mencapai tujuan yangdimaksud dalam berkomunikasi.
Secara umum, komunikasi antar pribadi mengandung sebuah pengertian dimana
komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai proses hubungan yang tercipta,
tumbuh dan berkembang antara individu yang satu (sebagai komunikator) dengan
individu lain (sebagai komunikan). Komunikasi itu terus tumbuh dan berkembang hingga
dicapai persepsi dan tujuan bersama. Komunikasi antar pribadi (interpersonal) mungkin
mempunyai beberapa tujuan yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
Gaya kepemimpinan bisa diartikan pola tingkah laku yang dirancang sedemikian
rupa untuk mempengaruhi bawahannya agar dapat memaksimalkan kinerja yang dimiliki
bawahannya sehingga kinerja organisasi dan tujuan organisasi dapat dimaksimalkan.
Menurut Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Hierarchy of Needs), kebutuhan
manusia dapat dikategorikan menjadi 5 level: physiological needs (kebutuhan fisiologi),
safety needs (kebutuhan akan keamanan), social needs (kebutuhan akan memiliki dan
kasih sayang), esteem needs (kebutuhan akan penghargaan), dan self-actualization needs
(kebutuhan akan aktualisasi diri).
Dalam komunikasi antar pribadi, kegiatan mendengarkan sesuatu percakapan
dengan orang lain merupakan bagian penting dalam memahami sesuatu pesan yang
disampaikan oleh orang lain.

3.2. SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan penulis didalam penulisan makalah ini
diantaranya adalah sebaiknya pembaca mampu untuk dapat memahami isi terkait dengan
makalah komunikasi ini karena materi yang telah dibahas pada bab sebelumnya sudah
sangat jelas dan terperinci.

11
DAFTAR PUSTAKA

Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku
Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja. Jurnal Riset Bisnis
Indonesia. 1(1): 63-74.
Stimpson, P., & Smith, A. (2011). Business and Management for the IB Diploma.
Cambridge: Cambridge University Press.
Abriyoso, 2012, Hubungan Efektivitas Komunikasi Antar pribadi dalam Keluarga dengan
MotivasiBelajar Anak di Sekolah, E-Journal; Vol 1, No 1 (2012), Bandung.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.

12

Anda mungkin juga menyukai