Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ilmu pengantar komunikasi


Dosen Pengampu: Amin Sobar, M. Pd

DISUSUN OLEH:

ANISA NURHASANAH
ANISA NOORJANAH
JARIA MADI
JAYANTI NASIR

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TWALIB JAKARTA

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiarat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat
pada waktunya. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi informasi
mengenai komunikasi antarpribadi. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang komunikasi antarpribadi. Akhir kata, saya sampaikan terima
kasih. Dan semoga selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian.

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………………………….........I
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………………….…..II
BAB I…………………………………………………………………………………………………………………………………….….…….III
PENDAHULUAN……………………………………………………………………..…………………………….………………………..III
A. Latar belakang……………………………………………………………….…………………………….…………………….………III
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….…………………….……………………………….………..IV
C. Tujuan……………………………………………………………………..…………..……………………………………………........IV
BAB II…………………………………………………………………………………………………………………………………………….1
PEMBAHASAN…………………………………………………………………..……………………………………………………..…..1
A. Pengertian Komunikasi Antarpribadi…...……………………………………….……………………………………...….1
B. Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi ………..……………………………………………………………..….………………..2
C. Sifat-sifat Komunikasi Antarpribadi……………………………………………………………..………………………….4
D. Peranan Komunikasi Antar Pribadi…………………………….…………………………………………………………….5
E. Keampuhan Komunikasi Antarpribadi………………………………………………………………………………………6
F. Fungsi Komunikasi Antarpribadi..……………………………………………………………………….……………….……6
G.Hubungan Konsep diri dalam Komunikasi Antarpribadi…………………………..………………………….....…6
H. Komunikasi Antarpribadi yang efektif………………………………….……………………..………………..…....……7
BAB III………………………………………………………………………………………………………….…………………….…………9
PENUTUP…………………………………………………………………………………….…………………………….…………..…….9
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………..……………………………….……9
Daftar Pustaka……………………………………………………………..…………………………………………………………....10

II
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Berkomunikasi disetiap situasi itulah hal yang sering kita lakukan dan pasti
kita lakukan. Karena manusia sebagai mahluk sosial tak luput dari komunikasi. Suatu
proses penyampaian pesan dari sumber terhadap penerima pesan bisa melalui perantara
atau media dengan adanya efek-efek atau timbal balik. Dalam konteks komunikasi
beragam adanya salah satunya adalah Komunikasi Antar Pribadi. Dimana proses
komunikasi yang terjadi antar individu-individu dan biasanya terjadi antara dua orang
secara langsung.

Komunikasi antar pribadi adalah suatu proses komunikasi antara pribadi ataupun
antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium)
maupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap
muka (face to face communication), percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi,
merupakan contoh-contoh komunikasi antar pribadi.
Komunikasi sendiri adalah proses penyesuaian yang terjadi hanya bila komunikator
menggunakan sistem isyarat yang sama. Dengan itu, bagaimana kita untuk selalu mampu
menyesesuaikan agar terciptanya kesamaan makna. Manusia selalu berkomunikasi dan
berkomunikasi yang paling sering dilakukan adalah komunikasi antar pribadi maka,
komunikasi sebagai perwujudan kesamaan akan makna perlu dipelajari sebagaimana
salah satu karakteristik dari komunikasi antar pribadi itu sendiri adalah komunikasi antar
pribadi sesuatu yang dipelajari. Karena semua orang pasti berkomunikasi namun, tidak
semua orang memiliki skill dalam berkomunikasi.
Teori-teori komunikasi antar pribadi umunya memfokuskan pengamatannya pada
bentuk-bentuk dan sifat hubungan (relationships), percakapan (discourse), interaksi dan
karakteristik komunikator. teori-teori yang menjadi kajian pada pembahasan dalam
makalah ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan serta wawasan yang lebih
memberikan referensi serta pengetahuan dalam berkomunikasi yang lebih baik dan lebih
jauh lagi dalam perkembangan positif.
III

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Komunikasi Antarpribadi?
2. Apa saja Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi?
3. Apa saja Sifat-sifat Komunikasi Antar Pribadi?
4. Apa saja peranan Komunikasi Antarpribadi?
5. Apa Keampuhan Komunikasi Antarpribadi?
6. Apa Fungsi Komunikasi Antarpribadi?
7. Apa hubungan konsep diri dalam Komunikasi Antarpribadi?
8. Apa saja Komunikasi Antarpribadi yang efektif?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Komunikasi Antarpribadi
2. Untuk mengetahui Apa saja ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi
3. Untuk mengetahui Apa saja sifat-sifat Komunikasi Antarpribadi
4. Untuk mengetahui peranan Komunikasi Antar Pribadi
5. Untuk mengetahui keampuhan Komunikasi Antarpribadi
6. Untuk mengetahui fungsi Komunikasi Antarpribadi
7. Untuk mengetahui hubungan konsep diri dalam Komunikasi Antarpribadi
8. Untuk mengetahui Komunikasi Antarpribadi yang efektif
IV
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Lawrence dan Rogers mengatakan demikian “komunikasi antar pribadi ditandai oleh
adanya tindakan pengungkapan oleh seorang pengamat secara sadar ataupun tidak terhadap
Tindakan yang dilakukan oleh pihak lain dan kemudian melakukan kembali bahwa tindakan
yang pertama sudah diamati oleh pihak lain kesadaran akan pengamatan merupakan kejadian
yang mengisyaratkan terciptanya jalinan antar-pribadi.
Berdasarkan pendapat di atas, maka komunikasi antar pribadi sesungguhnya baru akan
tercipta kalau terdapat kesadaran dari dua pihak untuk mengamati keadaan masing-masing
pihak dan memberikan respon atas keadaan tersebut sebagaimana sifat komunikasi, maka
hubungan yang terjadi ditandai dengan adanya sikap saling memperhatikan, saling
memahami, penuh pengertian dan keakraban. Pemahaman yang dimaksud tidak hanya terjadi
pada materi
komunikasi, tetapi juga pada pemahaman terhadap keunikan pribadi masing-masing.
Kesadaran akan perbedaan-perbedaan inilah yang memungkinkan komunikasi tumbuh dan
berkembang.
Komunikasi seperti ini akan berbeda dengan suasana komunikasi yang dilakukan dalam
situasi lain, misalnya komunikasi antara pembayar rekening listrik dengan pelayan di kantor
PLN atau komunikasi antar pembeli dengan penjual di pasar. Dua contoh komunikasi ini,
tidak mungkin akan tumbuh dan berkembang sebagaimana komunikasi antar pribadi, karena
jalinan hubungan untuk menjadi akrab tidak menjadi tekanan utama. Yang menjadi perhatian
pada dua contoh komunikasi ini hanyalah pada pemahaman materi komunikasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai
proses hubungan yang tercipta, tumbuh dan berkembang antara individu yang satu (sebagai
komunikator) dengan individu lain (sebagai komunikan) dengan gayanya sendiri
menyampaikan pesan kepada yang lain (komunikan), sedangkan yang satu (komunikan)
dengan gayanya sendiri menerima pesan dari sumber (komunikator). Komunikasi itu terus
tumbuh dan berkembang hingga dicapai persepsi dan tujuan bersama.
1

1). Menurut Joseph A. Devito

Menurut Joseph A.Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book,


komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesanpesan antara dua
orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa
umpan balik seketika (the process of sending and receiving messages between two persons,
or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback).

2). Menurut Rogers

Menurut Rogers, komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang
terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.

3). Menurut Tan

Tan dalam buku Alo Liliweri, mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah
komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih. Komunikasi yang efektif adalah
komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh
komunikator. Efek yang ditimbulkan oleh komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Efek kognitif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dipersepsi
oleh komunikan atau yang berkaitan dengan pikiran dan nalar/rasio. Dengan kata lain,
pesan yang disampaikan ditujukan kepada pikiran komunikan.
b. Efek afektif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang dirasakan atau yang berhubungan
dengan perasaan. Dengan kata lain, tujuan komunikator bukan saja agar komunikan tahu
tapi juga tergerak hatinya.
c. Efek konatif, yaitu perilaku yang nyata yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan,
kebiasaan, atau dapat juga dikatakan menimbulkan itikad baik untuk berperilaku tertentu
dalam arti kita melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik (jasmaniah).
2
B. Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi

Joseph A. Devito dalam Alo Liliweri mengungkapkan ciri-ciri komunikasi antarpribadi

yang efektif meliputi:

1. Keterbukaan (openness)

Keterbukaan merupakan kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang


diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi.Kualitas keterbukaan mengacu pada
tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif
harus terbuka kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera
membukakan semua riwayat hidupnya.Memang ini mungkin menarik, tetapi biasanya tidak
membantu komunikasi.Sebalikanya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini
patut dan wajar.Kedua, mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur
terhadap stimulus yang datang.Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada
umumnya merupakan komunikan yang menjemukan. Bila ingin komunikan bereaksi terhadap
apa yang komunikator ucapkan, komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan dengan cara
bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Ketiga, menyangkut kepemilikan perasaan dan
pikiran di mana komunikator mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya
adalah miliknya dan ia bertanggung jawab atasnya.

2. Empati (empathy)

Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami
orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang
lain itu. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah merasakan bagi orang lain. Orang yang
berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap
mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga dapat
mengkomunikasikan empati, baik secara verbal maupun non-verbal.

3. Dukungan (supportiveness)

Situasi terbuka mendukung berlangsung komunikasi yang efektif. Hubungan


interpersonal yang efektif adalah hubungan di mana terdapat sikap mendukung. Individu
memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan
strategik. 3

4. Rasa Positif (positiveness)


Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain
lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang
efektif.
5. Kesetaraan (equality)
Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, ada
pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk
memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain. Komunikasi antarpribadi
sebenarnya merupakan suatu proses sosial di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya
saling mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat
psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis antarmanusia
yang memiliki suatu pribadi.
C. Sifat-sifat Komunikasi Antarpribadi
Tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang merupakan
komunikasi antarpribadi yakni:
(1) melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan nonverbal;
(2) melibatkan pernyataan atau ungkapan yang spontan;
(3) tidak statis melainkan dinamis;
(4) melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (pernyataan yang
satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya);
(5) dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik;
(6) merupakan suatu kegiatan dan tindakan; dan
(7) melibatkan di dalamnya bidang persuasif.
Sifat-sifat di atas menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi sangat intens dan akan
berkembang dalam prosesnya baik dari tindakan maupun bahasa. Komunikasi yang efektif
akan membantu seseorang memahami konsep diri baik dari kacamatanya sendiri maupun
orang lain.
4

D. Peranan Komunikasi Antarpribadi

Dalam bukunya Supraktiknya, Johnson menunjukkan beberapa peranan yang


disumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup
manusia, yakni:

1. Komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita.


Perkembangan kita sejak masa bayi sampai masa dewasa mengikuti pola semakin
meluasnya ketergantungan kita pada orang lain. Diawali dengan ketergantungan atau
komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi, lingkaran ketergantungan atau
komunikasi itu menjadi semakin luas dengan bertambahnya usia kita. Bersamaan proses
itu, perkembangan intelektual dan sosial kita sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi
kita dengan orang lain.
2. Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain.
Selama berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar kita
mengamati, memperhatikan dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan
oleh orang lain terhadap diri kita. Kita menjadi tahu bagaimana pandangan orang lain itu
tentang diri kita. Berkat pertolongan komunikasi dengan orang lain kita dapat
menemukan diri, yaitu mengetahui siapa diri kita sebenarnya.
3. Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan
dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu
membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain dan realitas yang
sama. Tentu saja pembandingan sosial semacam itu hanya dapat kita lakukan lewat
komunikasi dengan orang lain.
4. Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau
hubungan kita dengan orang lain, terlebih orang-orang yang merupakan tokoh-tokoh
signifikan (significant figures) dalam hidup kita. Bila hubungan kita dengan orang lain
diliputi berbagai masalah, maka tentu kita akan menderita, merasa sedih, cemas,
frustrasi. Bila kemudian kita menarik diri dan menghindar dari orang lain, maka rasa sepi
dan terasing yang mungkin kita alami pun tentu akan menimbulkan penderitaan, bukan
hanya penderitaan emosional atau batin, bahkan mungkin juga penderitaan fisik.
5

E. Keampuhan Komunikasi Antarpribadi

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi


dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku
komunikan.Alasannya dapat diberikan sebagai berikut komunikasi antarpribadi umumnya
berlangsung secara tatap muka (face-to-face). Oleh karena itu, individu (komunikator)
dengan
individu (komunikan) saling bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi (personal
contact); pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika komunikator
menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback); komunikator
mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan, ekspresi wajah, dan gaya
bicara komunikator. Apabila umpan baliknya positif, artinya tanggapan komunikan
menyenangkan komunikator, sehingga komunikator mempertahankan gaya komunikasinya;
sebaliknya jika tanggapan komunikan negatif, komunikator harus mengubah gaya
komunikasinya sampai berhasil. Oleh karena keampuhan dalam mengubah sikap,
kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan itulah maka bentuk komunikasi antarpribadi
acapkali dipergunakan untuk melancarkan komunikasi persuasive (persuasive
communication) yakni suatu teknik komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya
halus, luwes berupa ajakan, bujukan atau rayuan.
F. Fungsi Komunikasi Antarpribadi

Adapun fungsi komunikasi antarpribadi ialah berusaha meningkatkan hubungan insan


(human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi
ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.
Melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat berusaha membina hubungan yang baik
dengan individu lainnya, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik di
antara individuindividu tersebut.

G. Hubungan Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu (kita) tentang dirinya. Konsep diri
yang positif ditandai oleh lima hal berikut:
1. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah;
2. Merasa setara dengan orang lain;
3. Menerima pujian tanpa rasa malu;

6
4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku
yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; serta
5. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.
Konsep diri inilah yang menjadi faktor penentu dalam komunikasi antarpribadi.
Perbuatan atau tingkah laku yang dipenuhi sendiri dan membuka diri menjadi inti dari
komunikasi antar pribadi. Perbuatan atau tingkah laku yang dipenuhi sendiri menjadikan
seseorang melakukan apa yang dia yakini tentang dirinya. Ia akan berusaha memenuhi apa
yang dipikirkan tentang dirinya sendiri. Sedangkan dengan membuka diri, komunikasi yang
terjadi akan meningkat dan pada saat yang sama pula pengetahuan orang lain tentang diri
kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri
sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-
pengalaman dan gagasan baru.
H. Komunikasi Antarpribadi yang Efektif
Jaludin Rachmat menyatakan bahwa komunikasi antar pribadi yang efektif bila
pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila anda
berkumpul dalam suatu kelompok yang memiliki kesamaan dengan anda, anda akan
menyenangi mereka. Komunikasi pun berlangsung lebih santai, gembira dan terbuka.
Berkumpul dengan orang-orang yang anda benci akan membuat anda tegang, resah dan tidak
enak. Anda akan menutup diri dan menghindari komunikasi.Anda juga ingin segera
mengakhiri komunikasi anda. Jika komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila para
komunikan saling menyukai. Maka Lott dan Lott (1966) dalam buku Jaludin Rahmat,
meneliti pengaruh komunikasi antar pribadi dengan prestasi akademis siswa. Penelitian ini
menemukan bahwa murid-murid yang belajar bahasa Spanyol lebih cepat memahami bila
bekerja sama dengan orang-orang yang mereka senangi.13 Demikian juga Nelson dan
Meadow (1971) dalam Alo Lilieweri membuktikan dengan eksperimen bahwa pasangan
mahasiswa yang mempunyai sikap yang sama membuat prestasi yang baik dalam
mengerjakan tugas-tugas mekanis dibandingkan dengan pasangan yang mempunyai sikap
yang berlainan. Akhirnya Baron dan Byrne (1978) dalam buku Deddy Mulyana,
menyimpulkan “not only are student happier when learning in an atmosphere of 7friendship,
they also learn more” Hal ini menjelaskan bahwa bukan hanya sikap ceria yang dapat
menciptakan pertemanan tetapi juga bentuk komunikasi yang terjadi di dalamnya.

Komunikasi yang efektif menurud Mulyana adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan
harapan para pesertanya atau orang-orang yang sedang terlibat dalam komunikasi. Dalam
proses belajar mengajar misalnya, komunikasi dua arah antara guru dan siswa telah menjadi
pemahaman bersama dan dua pihak memberikan respon sebagai tanda bahwa informasi
tersebut telah dipahami. Jika komunikasi komunikatif maka dapat di pastikan tujuan
komunikasi tercapai dengan baik.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai proses hubungan yang tercipta, tumbuh
dan berkembang antara individu yang satu (sebagai komunikator) dengan individu lain
(sebagai komunikan) dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada yang lain
(komunikan), sedangkan yang satu (komunikan) dengan gayanya sendiri menerima pesan
dari sumber (komunikator).
9

DAFTAR PUSTAKA

Lawrence dan Rogers, Pengertian Komunikasi, (Jakarta: Alfabeta, 1981), hal. 47 22 Op.cit,
hal.48
Joseph A. Devito, The Interpersonal Communication Book, (Longman: New York, 1998),
hal. 10. Laurence dan Roger, Op.Cit, hal.55
Liliweri, Memahami Peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat, (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 1991), 6Op.cit, hal.13.
Liliweri, Memahami Peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat, (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 1991), hal. 30-31. hal. 12.
10Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung: Rajawali Perss, 2005), hal. 56.
11Jaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Rosda, 2008), hal. 62
8A. Supraktiknya, Komunikasi Antarpribadi sebuah tinjauan psikologis, (Yogyakarta:
Kanisius, 1995), hal. 9-10.
9M. Effendy, Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hal.
61. 12Ibid., hal. 64
13Jaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Disdakarya, 1994), hal. 147. 14
Liliweri, Op.Cit, hal. 30-31. 15Deddy Muliyana, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung:
Rosda, 2003), hal. 1071 Lawrence dan Rogers, Pengertian Komunikasi, (Jakarta: Alfabeta,
1981), hal. 47
WWW.Google.com
10

Anda mungkin juga menyukai