Anda di halaman 1dari 37

AYAT– AYAT AL-QURAN YANG MENJELASKAN TENTANG

TAUHID

Tugas Mata Kuliah : Tafsir Ayat Dakwah

Dosen : Mahmudah, M.Ag.


Di susun Oleh : Daniel Rhosagki Kurniawan

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

SEKOLAH TIMGGI AGAMA ISLAM PUBLISTIK

THAWALIB JAKARTA

2023 M. / 1444 H.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb,

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat-
Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini ditulis sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ayat Dakwah dengan judul Ayat- Ayat
yang menjelaskan Tentang Tauhid.

Tujuan penulisan makalah ini agar dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi pembaca dalam pemahaman Tafsir Ayat Dakwah dan berharap agar
makalah ini bisa pembaca praktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat sejumlah kekurangan dalam
penyusunan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Wassalamu’aikum Wr Wb.

Kerinci , 24 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................... ...........................................

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian TAKHRIJ HADITS....................................................................................3


B. LANGKA-LANGKA TAKHRIJ HADITS................................................................4
C. MENELUSURI LETAK HADITS.............................................................................10
D. MENELITI SANAD HADITS...........................................................
E. MENELITI MATAN HADITS..........................................................
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 12
B. Saran 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia sebagai petunjuk dalam hidup.Kandungan dalam
Al-Qur’an mengajak kepada seluruh umat manusia memahamakidah tauhid, membersihkan hati
dan jiwa melalui berbagai ibadah, memberi petunjuk bagi kemaslahatannya, membuka pikiran
dan akalnya baik dalam kehidupan individu maupun sosial dilingkungannya, menunjukan jalan
terbaik untuk menunjukan jati diri sesungguhnya, mengembangkan kepribadianserta
meningkatkan kualitas jiwa untuk mengangkat derajat demi kebahagiaan dunia
danakhiratnya.Dengan Al-qur’an hidup seseorang akan berjalan dengan mulus jika ia senantiasa
patuh dan mau menjalankan syariat sesuai aturan yang ada pada kitab suci yang mulia tersebut.
Allah berfirman yang artinya “Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia,dan rahmat bagi
kaum yang meyakini.” (Q.S. Al-jatsiyah:20).
Atau dalam surat lain di jelaskan yang artinya

“dan kami turunkan kepadamu Al-kitab (Al-Qur’an) Untuk


menjelaskan segala sesuatau dan petunjuk serta rahmat bagi orang orang yang berserah diri”.(Q.S
An-nahl : 89)

Al-Qur’an juga mendorong manusia supaya memikirkan dirinnya dankeajaiban


penciptanya, manusia harus menyadari Allah maha besar atas semua yangdiciptakannya. Didalam
Al-qur’an Allah banyak sekali menjelaskan karakteristik kepribadian pada diri manusia, agar rasa
saling menyayangi dan rasa toleransi antarindividu terbentuk, maka kita sepatutnya paham dan
mengerti berbagai karakteristikkepribadian manusia yang ada di dunia ini, dengan tidak saling
menyalahkan danmemilah milih dalam bergaul. Namun kita berbaur dengan mereka dengan rasa
salingmengasihi dan tolerasi yang tinggi.

1 Muhammad Utsman Najati, Psikologi Qur’ani : dari jiwa hinggaladuni, (Bandung: Marja,
2010)

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di proyeksikan bahwa Rumusan Masalah
nya yaitu :

1. Ayat - ayat Yang Menjelaskan tentang Tauhid ( Al- Baqarah 255, Al


An’am14, Yunus 31, An naml59-64, Lukman 12-19, Al- Jasiyah 36).
2. Tafsir Ayat -ayat yang menjelaskan tentang Tauhid ( Al- Baqarah 255,
Al An’am 14, Yunus 31, An naml59-64, Lukman 12-19, Al- Jasiyah
36).

C. Tujuan

Adapun Tujuan dari penyusuan Makalah ini , berdasarkan Rumusan masalah di


atas adalah :

1. Untuk mengetahui dan Mendefinisikan Ayat- Ayat yang menjelaskan


tentang Tauhid. ( Al- Baqarah 255, Al An’am14, Yunus 31, An naml59-
64, Lukman 12-19, Al- Jasiyah 36).
2. Untuk mengetahui Tafsir Ayat ayat yang menjelaskan tentang
Tauhid( Al- Baqarah 255, Al An’am 14, Yunus 31, An naml59-64,
Lukman 12-19, Al- Jasiyah 36).

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Tafsir Ayat ayat yang Menjelaskan Tentang Tauhid

a. Tafsir Al- Baqarah Ayat 255

Artinya :
Allah tidak ada Ilah (yang berhak untuk diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi
syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi.
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah Mahatinggi lagi
Mahabesar.” (QS. Al-Baqarah: 255)

Inilah yang disebut ayat kursi. Ayat ini mengandung suatu hal yangsangat agung. Dan
terdapat sebuah hadits shahih dari Rasulullah, yang menyebutkan bahwa ayat tersebut
adalah ayat yang paling utama di dalam kitab Allah (al-Qur’an).

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, bahwa Nabi pernah bertanya
kepadanya: “Apakah ayat yang paling agung di dalam kitab Allah?””Allah dan rasul-Nya
lebih mengetahui,” sahut Ubay bin Ka’ab. Maka Nabi saw. mengulang-ulang pertanyaan
tersebut, dan kemudian Ubay bin Ka’ab menjawab: “Ayat kursi.” Lalu beliau
mengatakan: “Engkau akan dilelahkan oleh ilmu, hai Abu Mundzir. Demi Dzat yang
3
jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya ayat kursi itu mempunyai satu lidah dan dua
bibir yang senantiasa menyucikan al-Malik (Allah) di sisi tiang ‘Arsy.”

Hadits tersebut juga diriwayatkan Imam Muslim tanpa adanya tambahan: “Denmi Dzat
yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya ayat kursi itu mempunyai satu lidah
dua bibir yang senantiasa menyucikan al-Malik (Allah) sisi tiang ‘Arsy.”

Hadits yang lainnya diriwayatkan dari Abu Dzar Jundub bin Janadah.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar, ia menceritakan: Aku pernah mendatangi
Rasulullah saw. ketika beliau sedang duduk di masjid, lalu aku duduk maka beliau
bertanya: “Hai Abu Dzar, apakah engkau sudah shalat?” “Belum,” jawab Abu Dzar.
“Berdiri dan kerjakanlah shalat,” perintah Rasulullah.

Kemudian, lanjut Abu Dzar, aku bangun dan mengerjakan shalat, setelah itu aku duduk
lagi, kemudian beliau bertanya: “Hai Abu Dzar, berlindunglah kepada Allah dari
kejahatan syaitan yang berwujud manusia dan jin.” Lalu kutanyakan: “Ya Rasulullah,
apakah ada syaitan yang berwujud manusia?” “Ya,” jawab beliau. Lalu kutanya lagi: “Ya
Rasulullah, apakah shalat itu?” Beliau bersabda: “Merupakan amal yang paling bagus.
Barangsiapa menghendaki boleh mengerjakan sedikit dan barangsiapa menghendaki
boleh mengerjakan banyak.” Lebih lanjut kutanyakan: “Kemudian apa itu puasa?” Beliau
menjawab: “Suatu kewajiban yang berpahala dan di sisi Allah terdapat tambahan
(pahala).” Kutanyakan lagi: “Lalu apa yang dimaksud dengan sedekah itu?” Beliau
menjawab: “Ibadah yang dilipatgandakan (pahalanya).” Selanjutnya kutanyakan: “Lalu
mana di antara sedekah itu yang lebih baik?” Beliau menjawab: “Yaitu sedekah yang
diberikan oleh orang yang sedikit hartanya atau sedekah yang diberikan secara sembunyi-
sembunyi kepada orang miskin.” Kutanyakan lagi: “Siapakah nabi yang paling pertama?”
Beliau menjawab: “Adam.” Kutanyakan lagi: “Nabi yang bagaimana ia itu?” Beliau
menjawab: “Ia adalah nabi yang diajak bicara (oleh Allah secara langsung).” “Ya
Rasulullah, berapakah rasul yang diutus?” tanyaku. Beliau menjawab: “Secara
keseluruhan mereka berjumlah tiga ratus tiga belas lebih suatu jumlah yang banyak.” Di
lain kesempatan Nabi mengatakan: “Mereka berjumlah tiga ratus lima belas orang.”
Kutanyakan lagi: “Ya Rasulullah, ayat apa yang paling agung yang telah diturunkan
kepadamu?” Beliau menjawab: “Ayat kursi; Tiada Ilan melainkan hanya Dia yang Maha
4
hidup lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya.'” (HR. Nasa’i; Dha’if: Disebutkan
oleh al-Haitsami dalam kitab al Majma’ (726), ia berkata: “Diriwayatkan oleh Ahmad,
al-Bazzar dan ath-Thabrani dalam Mu’jam al Ausath seperti ini, di dalam sanadnya
terdapat perawi yang bernama al-Mas’udi. Dia tsiqah, tetapi hafalannya
bercampur/kacau.”)

Imam Bukhari juga meriwayatkan dalam kitabnya, Shahih Bukhari pada bab Fadhailu al-
Qur’an (keutamaan-keutamaan al-Qur’an) dan juga dalam bab al Walakah, dari Abu
Hurairah ra. ia berkata: “Rasulullah saw. pernah memberikan tugas kepadaku untuk
menjaga zakat bulan Ramadhan. Lalu ada seseorang yang mendatangiku seraya meraup
makanan, maka aku pun segera menangkapnya seraya kukatakan: ‘Akan aku laporkan
kamu kepada Rasulullah.’ Orang itu berkata: ‘Biarkanlah aku mengambilnya,
sesungguhnya aku membutuhkannya untuk menanggung keluargaku yang banyak, dan
aku punya keperluan yang sangat mendesak.’ Abu Hurairah melanjutkan ceritanya,
kemudian aku pun membiarkannya, hingga pada keesokan harinya, Rasulullah saw.
berkata: ‘Hai Abu Hurairah, apa yang dikerjakan oleh tawananmu tadi malam?’
Kujawab, lanjut Abu Hurairah: ‘Ya Rasulullah, ia mengadukan kebutuhannya yang
sangat mendesak dan keluarganya yang banyak. Maka aku merasa kasihan kepadanya
dan aku biarkan ia berlalu.’ Beliau bersabda: ‘Sesungguhnya ia telah membohongimu
dan akan kembali.’

Aku tahu bahwa orang itu akan kembali lagi berdasarkan sabda Rasulullah saw., ‘Bahwa
ia akan kembali.’ Kemudian aku pun mengintainya. Ternyata ia datang dan meraup
makanan. Lalu aku menangkapnya kembali dan kukatakan: ‘Akan aku laporkan engkau
kepada Rasulullah.’ Maka orang itu pun berujar: ‘Biarkanlah aku mengambilnya,
sesungguhnya aku benar-benar terdesak oleh kebutuhan dan tanggungan keluarga, aku
tidak akan kembali.’ Maka aku pun kasihan dan aku biarkan ia berlalu. Dan pada
keesokan harinya, Rasulullah berkata kepadaku: ‘Hai Abu Hurairah, apa yang dikerjakan
oleh tawananmu tadi malam?’ Kukatakan: `Ya Rasulullah, ia mengadukan kebutuhannya
yang sangat mendesak dan keluarganya yang banyak. Maka aku merasa kasihan
kepadanya dan aku biarkan ia berlalu.’ Beliau bersabda: ‘Sesungguhnya ia telah
membohongimu dan is akan kembali.’

Selanjutnya kuintai untuk ketiga kalinya, dan temyata ia datang kembali dan meraup
5
makanan lagi. Lalu aku menangkapnya kembali dan kukatakan: ‘Akan aku laporkan
engkau kepada Rasulullah. Dan ini adalah yang ketiga kalinya dan engkau telah berjanji
untuk tidak kembali, ternyata engkau masih kembali. Kemudian orang itu bertutur:
‘Lepaskanlah aku, aku akan mengajarkan kepadarnu beberapa kalimat, yang dengannya
Allah akan memberikan manfaat kepadamu. ‘Apakah kalimat-kalimat tersebut?’ tanyaku.
Maka ia menjawab: ‘Apabila engkau hendak beranjak tidur, maka bacalah ayat kursi:
allaaHu laa ilaaHa illaa Huwal hayyul qayyuum (“Allah, tidak ada Ilah yang berhak
diibadahi melainkan Dia yang Mahahidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-
Nya,”) niscaya akan senantiasa ada perlindungan Allah bagimu dan engkau tidak akan
didatangi syaitan hingga pagi hari tiba.’ Maka aku pun membebaskan orang itu. Dan
pada saat pagi harinya, Rasulullah saw berkata kepadaku: ‘Apa yang dikerjakan oleh
tawananmu tadi malam?’ Kukatakan: `Ya Rasulullah, orang itu telah mengajariku
beberapa kalimat, yang dengannya Allah akan mem-berikan manfaat kepadaku. Maka
aku pun membiarkan ia berlalu.’ Beliau bertanya: ‘Apa kalimat-kalimat tersebut?’
‘Orang itu berkata kepadaku: Apabila beranjak ke tempat tidur, maka bacalah ayat kursi:
allaaHu laa ilaaHa illaa Huwal hayyul qayyuum (“Allah, tidak ada Ilah yang berhak
diibadahi melainkan Dia yang Mahahidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-
Nya,”) niscaya akan senantiasa ada perlindungan Allah bagimu dan engkau tidak akan
didatangi syaitan hingga pagi hari tiba’ -para sahabat adalah orang-orang yang sangat
loba terhadap kebaikan.- Maka Rasulullah bersabda: ‘Sesungguhnyah berkata benar,
padahal ia seorang pendusta. Tahukah engkau, hai Abu Hurairah, siapakah yang engkau
ajak bicara selama tiga malam tersebut?’ ‘Tidak,’ jawabku. Beliau bersabda: ‘Ia adalah
syaitan.’”
Demikian hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari secara muallaq dengan ungkapan
pasti. Hadits ini juga diriwayatkan an-Nasa’i dalam Kitab: “al yauma wa lailah.”

Tag:255, al-baqarah, Al-qur'an, albaqarah, ayat, ibnu katsir, surah, surat, tafsir, tafsir
alquran, tafsir ibnu katsir
6
Ayat Kursi secara tersirat menyatakan bahwa “tidak ada Tuhan selain Allah”. Ayat
tersebut mengingatkan manusia akan kekuasaan-Nya atas langit dan bumi, dan bahwa
syafaat yang diberikan oleh sebagian hamba-Nya atas nama sebagian yang lain pada Hari
Kebangkitan akan terjadi dengan izin-Nya.
Ayat itu kemudian melanjutkan dengan menyebutkan pengetahuan-Nya yang tidak
terbatas, di mana manusia hanya memiliki apa yang Dia berikan. Ayat tersebut, setelah
menyebutkan semua kualitas ini, diakhiri dengan menyatakan bahwa Dia adalah “Yang
Maha Tinggi lagi Maha Agung” . Ini adalah dorongan bagi manusia untuk memohon
perlindungan-Nya dan meminta karunia-Nya.

Ayat ini mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah dan memohon kepada-
Nya, mengingatkan manusia akan banyak nama dan sifat-sifat-Nya yang mulia. Itulah
sebabnya Nabi Muhammad SAW mendorong manusia untuk membacanya setiap hari.

b. Tafsir Surat Al- An’am ayat 14

Artinya :
Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang
menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak memberi makan?"
Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali
menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang
musyrik".

7
*Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

‫( ُقْل َأَغ ْيَر ِهللا َأَّتِخ ُذ َو ِلًّيا‬Katakanlah: “Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah)
Rasulullah mengatakan ini kepada mereka setelah mereka mengajaknya untuk beribadah
kepada patung-patung.
Yakni mengapa aku menjadikan selain Allah sebagai sesembahan?

‫( َفاِط ِر الَّسٰم ٰو ِت َو اَأْلْر ِض‬yang menjadikan langit dan bumi)


Sedangkan Dialah yang menciptakan keduanya dari yang sebelumnya tidak ada.

‫( ۗ َو ُهَو ُيْطِع ُم َو اَل ُيْطَعُم‬padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan)
Yakni Dia memberi rezeki kepada manusia apa yang mereka makan, sedangkan Dia tidak
membutuhkan makanan sehingga tidak perlu orang yang memberinya makan.

‫( ۖ ُق ْل ِإِّنٓى ُأِم ْر ُت َأْن َأُك وَن َأَّو َل َم ْن َأْس َلَم‬Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintah supaya aku
menjadi orang yang pertama kali menyerah diri)
Setelah Allah memerintahkan Rasulullah untuk mengingkari ajakan mereka untuk
menyembah selain Allah, kemudian Allah memerintahkannya untuk menjadi orang yang
pertama menyerahkan diri kepada Allah.

*Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

14. “Katakanlah” kepada orang-orang yang menyekutukan Allah dengan sesuatu,


“Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah,” dari kalangan para makhluk
yang lemah yang akan menolong dan melindungiku. Aku tidak menjadikan selain Allah
sebagai penolong, karena Dia adalah, “Yang menjadikan langit dan bumi,” pengatur
keduanya. “padahal dia yang memberi makan dan tidak di beri makan.” Maksudnya,
Dialah pemberi rezeki seluruh mahkluk tanpa ada kepentingan dariNya kepada mereka.
Bagaimana layak bagiku menjadi penolong selain Allah sang pencipta, pemberi rezeki,
yang kaya lagi terpuji? “ katakanlah, sesunguhnya aku di perintah supaya aku menjadi
yang pertama kali menyelamatkan diri” kepada Allah dengan tauhid dan pasrah
kepadaNya dengan ketaatan, karena aku lebih berhak daripada orang lain untuk enaati
8
perintah-perintah Allah. “Dan jangan sekali-kali kamu termasuk golongan orang-orang
musrik.” Maksdunya, aku juga di larang masuk ke dalam golongan orang musrik, tidak
pada kaidah mereka, tidak bergaul dan tidak berkumpul dengan mereka. Ini adalah
kewajiban paling kuat dan paling wajib atasku.

*Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 14

Katakanlah, wahai rasulullah, kepada orang-orang yang menyekutukan Allah, apakah


aku akan menjadikan sesuatu selain Allah sebagai pelindung dan penolong, padahal
Allah yang menjadikan langit dan bumi untuk kepentingan manusia; dia yang memberi
makan seluruh makhluk hidup dengan menjamin rezeki dan mengaturnya dengan merata,
dan tidak diberi makan dengan segala bentuk sesajian karena Allah tidak
membutuhkannya' katakanlah kepada mereka, wahai rasulullah, sesungguhnya aku
diperintahkan oleh Allah agar aku menjadi orang yang pertama berserah diri kepada-Nya
dengan rukuk dan sujud, serta dengan menyerahkan seluruh jiwa raga, hidup, dan mati
kepada-Nya. Dan jangan sekali-kali kamu, wahai rasulullah bersama orang-orang
beriman yang mengikutimu, termasuk golongan orang-orang musyrik, yang
menyekutukan Allah, baik dengan perbuatan maupun ucapan, baik terbuka maupun
tersembunyikatakanlah, wahai rasulullah, kepada orang-orang musyrik, aku benar-benar
takut akan azab hari yang besar, hari kiamat, jika aku mendurhakai tuhanku dengan
menyalahi perintah-Nya, lebih-lebih menyekutukan-Nya. Karena itu, aku tidak akan
pernah berkompromi dengan segala bentuk kemusyrikan.

*Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir
negeri Suriah
Wahai rasul katakanlah kepada penduduk Mekah yang mengajakmu untuk menyembah
berhala: “Bagaimana bisa aku mengambil penolong dan sesembahan selain Allah,
sedangkan Dialah pencipta langit dan bumi. Dialah yang memberi manusia apa yang
mereka butuhkan, dan tidak ada satupun yang bisa memberi rejeki (selain Dia). Dia
tidak butuh manusia, makanan dan hal lainnya” Katakanlah: “Sesungguhnya aku
diperintahkan untuk menjadi orang pertama yang tunduk kepada Tuhan dengan
beribadah dan dikatakan kepadaku: “Jangan sampai kamu termasuk orang-orang
musyrik yang menyekutukan Allah dengan ciptaanNya”

9
https://tafsirweb.com/2138-surat-al-anam-ayat-14.html

*Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah


pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Universitas Islam Madinah

ini merupakan pertanyaan untuk mengolok-olok orang-orang musyrik. Allah berfirman


kepada Nabi Muhammad ketika orang-orang musyrik menjadikan berhala-berhala
sebagai tuhan-tuhan selain Allah; maka Allah mengolok dan mengingkari mereka.

Rasulullah berkata kepada mereka: "Apakah aku akan menjadikan selain Allah sebagai
penolong, padahal Allah adalah Pencipta langit dan bumi, Dia menghidupkan dan
mematikan, dan menahan dan memberi rezeki kepada seseorang. Maka bagaimana aku
akan menjadikan selain-Nya sebagai Tuhan? Maha suci Allah dari apa yang mereka
sekutukan."

Hai Rasulallah, Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menjadi orang yang
pertama-tama tunduk dan patuh kepada Allah dan aku dilarang menjadi termasuk orang-
orang yang musyrik." Kalimat ini merupakan larangan Allah bagi rasulnya yang
dimaksudkan untuk menegaskan perintah pegang kepada agama Islam.

10
https://tafsirweb.com/2138-surat-al-anam-ayat-14.html
c. Tafsir Yunus Ayat 31

Artinya:
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau
siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup
dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah".
Maka katakanlah "Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"

* Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Maksudnya, katakan kepada mereka yang menyekutukan Allah dengan sesuatu yang
mana Dia (sendiri) tidak menurunkan hujjah yang bisa dijadikan alasan atas mereka pada
tauhid rububiyah yang mereka akui atas tauhid uluhiyah yang mereka ingkari.
“Katakanlah, ‘Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi’, “ dengan
menurunkan rizki dari langit dan mengeluarkan macam-macamnya dari bumi dan
memudahkan sebab-sebabnya padanya? “Atau siapakah yang kuasa (menciptakan)
pendengaran dan penglihatan.” Maksudnya, siapa yang menciptakan keduanya dan Dia
sekaligus pemiliknya? Keduanya disebut secara khusus untuk mengingatkan yang lebih
utama dengan yang utama dan karena kemuliaan dan manfaatnya yang sempurna. “Dan
siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati.” Seperti menumbuhkan
bermacam-macam pohon dan tumbuh-tumbuhan dari biji-bijian, mengeluarkan orang
Mukmin dari kafir, burung dari telur dan lain-lain? “Dan mengeluarkan yang mati dari
yang hidup.” Kebalikan dari yang sebelumnya? “Dan siapakah yang mengatur segala
urusan?” di langit dan di bumi? Ini mencakup seluruh bentuk pengaturan Ilahiyah. Jika
kamu menanyakan itu kepada mereka, “maka mereka akan menjawab, ‘Allah’. “ karena
mereka mengakui semua itu bahwa Allah tidak memiliki sekutu dalam segala hal
tersebut. “Maka Katakanlah”, kepada mereka sebagai pelaziman argumentasimu,
“mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?” apakah demi Allah kamu mengikhlaskan
ibadah hanya kepadaNya tanpa sekutu bagiNya dan membuang sekutu-sekutu dan Rabb-
rabb lain yang kamu sembah selain Allah?

11
https://tafsirweb.com/3305-surat-yunus-ayat-31.html

*Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

31 Wahai Nabi, katakanlah kepada orang musyrik: “Siapakah yang memberi rezeki
kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang
mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab:
“Allah”. Maka katakanlah “Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” Mengapa tidak
menggunakan pendengaran dan penglihatan untuk mentadaburi segala kekuasaan-Nya sehingga
kalian dapat beriman?” Lalu mereka akan berkata kepadamu: “Allahlah yang menjalankan
perkara ini” Maka katakanlah kepada mereka wahai rasul: “Apakah kalian tidak bertakwa dan
takut kepada Allah Dzat yang menjalankan semua perkara ini, berimanlah hanya kepadaNya” Hal
itu diperhatikann dengan pendengaran dan berbagai pandangan, karena pendengaran merupakan
alat untuk mendapatkan pengetahuan dari segala arah, berbeda dengan penglihatan yang tidak
dapat mendapat informasi kecuali melalui cara melihat

* Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Yunus Ayat 31

Setelah dijelaskan bahwa tuhan sembahan orang kafir kelak di akhirat akan lenyap dan tidak
mampu memberi perlindungan kepada penyembahnya, lalu diperintahkan kepada nabi,
katakanlah wahai nabi Muhammad kepada orang-orang kafir, siapakah yang memberi rezeki
kepadamu dari langit seperti hujan dan cahaya matahari, dan rezeki dari bumi seperti tumbuhan
yang beraneka ragam, atau siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran dan penglihatan, dan
siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, seperti ayam dari telur, dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup, seperti telur dari ayam, dan siapakah yang mengatur
segala urusan di alam raya ini sehingga berjalan dengan sangat teratur ' maka mereka akan
menjawab, Allah. Jika demikian jawaban mereka, maka katakanlah, wahai nabi Muhammad
mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya' zat yang maha pemberi rezeki, pencipta pendengaran
dan penglihatan, yang kuasa menghidupkan dan mematikan, dan maha pengatur alam raya, maka
itulah Allah, dialah tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada setelah kebenaran itu melainkan
kesesatan, yakni siapa pun yang tidak berkenan mengikuti kebenaran, maka yang ada tinggal
kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling dari kebenaran'.

12
https://tafsirweb.com/3305-surat-yunus-ayat-31.html

d. Tafsir An naml Ayat 59- 64

)59(‫ُيْش ِر ُك ون‬ ‫ُقِل اْلَحْم ُد ِهَّلِل َو َس الٌم َع َلى ِعَباِدِه اَّلِذ يَن اْص َطَفى آُهَّلل َخْيٌر َأْم َم ا‬
Artinya :

Katakanlah, "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang
dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan
Dia ?”

*Allah Swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk mengucapkan:


{‫}اْلَح ْم ُد ِهَّلِل‬
Segala puji bagi Allah. (An-Naml: 59)
atas segala nikmat-Nya yang telah Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya; nikmat-
nikmat-Nya tak terhingga banyaknya dan tidak dapat dihitung. Segala puji bagi Allah atas
sifat-sifat-Nya Yang Mahatinggi dan asma-asma-Nya yang terbaik, juga atas salam-Nya
yang telah Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih, yaitu para rasul dan
para nabi-Nya yang mulia-mulia.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam dan lain-lainnya,
bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya adalah
para nabi. Makna ayat ini sama dengan firman-Nya:

{ ‫}ُسْبَحاَن َر ِّبَك َر ِّب اْلِع َّز ِة َع َّم ا َيِص ُفوَن * َو َس الٌم َع َلى اْلُم ْر َسِليَن * َو اْلَح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم يَن‬

Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan
kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian
alam. (As-Saffat: 180-182)

As'-Sauri dan As-Saddi mengatakan, yang dimaksud dengan mereka adalah sahabat-
sahabat Nabi Muhammad Saw., semoga Allah meridai mereka semuanya. Hal yang semisal
telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Sebenarnya tidak ada pertentangan di antara pendapat-
pendapat di atas, karena sesungguhnya apabila mereka dikatakan sebagai hamba-hamba
Allah yang terpilih, maka terlebih lagi jika mereka itu adalah para nabi.

Makna yang dimaksud ialah bahwa setelah Allah menceritakan tentang apa yang telah
dilakukan-Nya terhadap kekasih-kekasih-Nya —yaitu menyelamatkan mereka, menolong
dan mendukung mereka, lalu menimpakan kehinaan azab dan kekalahan terhadap musuh-
musuhNya—, maka Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya dan orang-orang yang
mengikutinya untuk memuji Allah atas semua yang telah dilakukan-Nya. Dan hendaknya
mereka memohonkan kesejahteraan buat hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya.

Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Imarah ibnu Sabih, telah menceritakan kepada kami Talq ibnu Ganam, telah menceritakan
kepada kami Al-Hakam ibnuZahir, dari As-Saddi, dari Abu Malik, dari Ibnu Abbas
sehubungan dengan makna firman-Nya: dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang
dipilih-Nya. (An-Naml: 59) Bahwa yang dimaksud dengan mereka adalah sahabat-sahabat
Nabi Muhammad Saw. yang telah dipilih oleh Allah untuk Nabi-Nya, semoga Allah
melimpahkan rida-Nya kepada mereka.

Firman Allah Swt.:


{ ‫}آُهَّلل َخ ْيٌر َأْم َم ا ُيْش ِرُك وَن‬

13
http://www.ibnukatsironline.com/2015/07/tafsir-surat-naml-ayat-59.html

Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan Dia? (An-
Naml: 59)

Istifham atau kata tanya dalam ayat ini mengandung makna protes terhadap orang-orang
musyrik karena mereka menyembah selain Allah sembahan-sembahan lain-Nya.

 An-Naml Ayat 60

‫َأَّم ْن َخ َلَق الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر َض َو َأْن َز َل َلُك ْم ِم َن الَّس َم اِء َم اًء َفَأْنَبْتَن ا ِب ِه َح َداِئَق َذ اَت‬
‫َبْهَج ٍة َم ا َك اَن َلُك ْم َأْن ُتْنِبُتوا َش َجَر َهاۗ َأِإَٰل ٌه َم َع ِهَّللاۚ َبْل ُهْم َقْو ٌم َيْع ِد ُلوَن‬
Artinya :

"Apakah (yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah) Zat yang menciptakan langit dan
bumi serta yang menurunkan air dari langit untukmu, lalu Kami menumbuhkan dengan air
itu kebun-kebun yang berpemandangan indah (yang) kamu tidak akan mampu
menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah ada tuhan (lain) bersama Allah? Sebenarnya
mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran)."Surah An-Naml 60

 Tafsir Ibnu Katsir

Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air
untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang
berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-
pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka
adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran). Selanjutnya Allah menjelaskan
bahwa hanya Dialah Yang Menciptakan, Yang Memberi Rezeki, dan Yang Mengatur,
bukan selain Dia. Untuk itu Allah ‫ ﷻ‬berfirman: Atau siapakah yang telah
menciptakan langit dan bumi. (An-Naml: 60) Yakni yang menciptakan semua langit yang
sangat tinggi lagi sangat jernih itu dan segala sesuatu yang ada padanya berupa bintang-
bintang yang bercahaya, bintang-bintang yang berkilauan, dan semua benda angkasa
lainnya.

Dia pulalah yang menciptakan bumi ini dan segala sesuatu yang ada padanya berupa
gunung-gunung, bukit-bukit, lembah-lembah, tanah-tanah yang terjal, padang sahara,
tanah-tanah yang tandus, semua tanaman dan pepohonan, semua buah-buahan, lautan serta
semua hewan dengan berbagai macam jenis, bentuk dan warnanya, juga makhluk lainnya.
Firman Allah ‫ﷻ‬: dan yang menurunkan air untukmu dari langit. (An-Naml: 60) Artinya
Allah menjadikannya sebagai penyebab rezeki bagi hamba-hamba-Nya.

lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah. (An-Naml:
60) Yaitu kebun-kebun yang indah pemandangan dan bentuknya. yang kamu sekalian tidak
mampu menumbuhkan pohon-pohonnya. (An-Naml: 60) Kalian tidak mampu
menumbuhkan pohon-pohon, dan sesungguhnya yang mampu menumbuhkannya hanyalah

14
Tuhan Yang Maha Pencipta lagi Maha Pemberi rezeki. Hanya Dialah yang dapat
melakukannya, bukan selain-Nya. Hal ini diakui pula oleh orang-orang musyrik, seperti
yang disebutkan oleh Allah ‫ ﷻ‬dalam ayat lain menceritakan jawaban mereka: Dan
sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya
mereka menjawab, 'Allah'." (Az-Zukhruf: 87).

Dan firman Allah ‫ﷻ‬: Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka,
"Siapakah yang menurunkan air dari langit, lalu menghidupkan dengan air itu bumi
sesudah matinya? Tentu mereka akan menjawab, "Allah". (Al-'Ankabut: 63) Dengan kata
lain, orang-orang musyrik pun mengakui bahwa hanya Allah sematalah yang melakukan itu
semuanya, tiada sekutu bagi-Nya, namun mereka menyembah selain Allah bersama-Nya,
padahal mereka mengakui bahwa selain-Nya itu tidak dapat menciptakan dan tidak dapat
pula memberi rezeki.

Karena sesungguhnya yang berhak disembah hanyalah Tuhan Yang Maha Pencipta dan
Maha Pemberi rezeki. Karena itulah disebutkan dalam firman-Nya: Apakah di samping
Allah ada tuhan (yang lain)? (An-Naml: 60) Yakni apakah ada tuhan lain yang disembah
selain Allah? Padahal telah jelas bagi kalian dan juga bagi setiap orang yang berakal,
bahwa hanya Allahlah Yang Menciptakan dan Yang Memberi rezeki (yang patut
disembah). Di antara mufassirin ada yang mengatakan bahwa makna firman-Nya: Apakah
di samping Allah ada tuhan (yang lain)? (An-Naml: 60) Yang menciptakan semuanya ini.

Pengertian pendapat ini ada kaitannya dengan makna yang pertama, karena hipotesis
jawaban mereka ialah bahwa tiada seorang pun yang melakukan ini bersama-Nya, bahkan
Dia sendirilah yang melakukannya. Lalu dikatakan kepada mereka, "Mengapa kalian
menyembah selain Dia bersama-Nya, padahal hanya Dialah Yang Menciptakan, Yang
Memberi rezeki dan Yang Mengatur semuanya?" Semakna dengan apa yang disebutkan
dalam ayat lain melalui firman-Nya: Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama
dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? (An-Nahl: 17) Lafaz amman dalam ayat-
ayat ini semuanya mengandung takwil, 'Apakah Tuhan yang mengerjakan semuanya ini
sama dengan yang tidak dapat mengerjakan sesuatu pun darinya?".

Demikianlah makna konteks secara keseluruhan, sekalipun sebagian darinya tidak


disebutkan, mengingat ada indikasi kuat yang menunjuk ke arah tersebut. Allah ‫ ﷻ‬telah
berfirman dalam ayat sebelumnya: Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang
mereka persekutukan dengan Dia? (An-Naml: 59) Kemudian dalam akhir ayat berikutnya
disebutkan oleh firman-Nya: Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang

15
menyimpang (dari kebenaran). (An-Naml: 60) Yaitu mereka menjadikan bagi Allah
tandingan dan persamaannya. Istifham atau kata tanya yang mempunyai pengertian sama
dengan ayat ini disebutkan pula dalam ayat lain melalui firman-Nya: (Apakah kalian, hai
orang-orang musyrik, yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu
malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? (Az-Zumar: 9) Maksudnya, apakah orang yang
berperilaku seperti ini sama dengan orang yang tidak berperilaku demikian? Karena itulah
dalam firman selanjutnya disebutkan: Katakanlah, "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang
berakallah yang menerima pelajaran. (Az-Zumar: 9) Dan firman Allah ‫ﷻ‬: Maka apakah
orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam, lalu ia
mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka
kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah.

Mereka itu dalam kesesalan yang nyata. (Az-Zumar: 22) Maka apakah Tuhan yang
menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang tidak demikian
sifatnya)? (Ar-Ra'd: 33) Apakah Tuhan Yang Menyaksikan semua perbuatan makhluk-Nya,
semua gerakan dan diam mereka, lagi mengetahui semua yang gaib baik yang besar maupun
yang terkecilnya sama dengan yang tidak mengetahui, tidak mendengar dan tidak melihat,
yakni berhala-berhala yang mereka sembah-sembah selain Allah itu? Karena itulah dalam
firman selanjutnya disebutkan: Mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah. Katakanlah,
"Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu!". (Ar-Ra'd: 33) Demikian pula ayat-ayat ini semuanya
mengandung makna yang sama, yakni perbandingan."

 Tafsir Surat An-Naml Ayat 61

Artinya:
Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang
menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk
(mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping
Allah ada tuhan (yang lain)?

16
 Ibnu Katsir

Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam dan yang menjadikan
sungai-sungai di celah-celahnya dan yang menjadikan gunung-gunung untuk
(mengokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping
Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak
mengetahui. Firman Allah ‫ﷻ‬: Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai
tempat berdiam. (An-Naml: 61) Yakni tempat menetap yang kokoh, tenang, tidak
bergerak serta tidak bergoyang mengguncangkan penduduknya, tidak pula menggetarkan
mereka. Karena sesungguhnya andaikata bumi selalu berguncang dan bergetar, tentulah
tidak akan enak hidup di bumi dan tidak layak untuk kehidupan.

Bahkan tidaklah demikian Allah menjadikan bumi sebagai karunia dan rahmat-Nya
menghampar lagi tetap, tidak bergetar dan tidak bergerak. Seperti yang disebutkan dalam
ayat lain melalui firman-Nya: Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu sebagai tempat
menetap dan langit sebagai atap. (Al-Mu-min: 64) Adapun firman Allah ‫ﷻ‬: dan yang
menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya. (An-Naml: 61) Yaitu Dialah yang
menjadikan sungai-sungai di bumi yang airnya tawar lagi baik, sungai-sungai itu
membelah di celah-celahnya, lalu mengalirkannya di bumi, ada yang besar dan yang
kecil; ada yang ke timur dan yang ke barat; dan ada yang ke selatan atau ada yang ke
utara, sesuai dengan kemaslahatan hamba-hamba-Nya di berbagai belahan bumi, karena
Allah telah menyebarkan mereka di muka bumi dan memudahkan bagi mereka jalan
rezekinya menurut apa yang mereka perlukan.

dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan)nya. (An-Naml: 61) Yakni


gunung-gunung yang tinggi-tinggi, mengokohkan bumi dan menetapkannya agar tidak
mengguncangkan kalian. dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut. (An-Naml: 61)
Maksudnya, menjadikan suatu pemisah antara air tawar dan air asin, yang mencegah
keduanya bercampur agar yang ini tidak tercemari oleh yang itu, begitu pula sebaliknya
(seperti di muara sungai Pent.). Sesungguhnya hikmah Allah (sunnatullah)-lah yang
menetapkan agar masing-masing dari kedua jenis air itu tetap pada fungsinya. Menurut
istilah Al-Qur'an, laut yang berasa manis airnya (yakni tawar) adalah sungai-sungai yang
mengalir di berbagai daerah yang diduduki oleh manusia.

17
Fungsi dan kegunaan air tersebut berasa tawar agar dapat dijadikan sebagai air minum
bagi makhluk hidup, juga sebagai pengairan buat tumbuh-tumbuhan dan pepohonan yang
berbuah dan pohon-pohon lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan laut yang berasa
asin airnya ialah lautan yang mengelilingi berbagai benua dari segala penjuru. Airnya
diciptakan berasa asin agar tidak mencemari udara dengan baunya seperti yang
disebutkan oleh Allah ‫ ﷻ‬dalam firman-Nya: Dan Dialah yang membiarkan dua laut
mengalir (berdampingan) yang ini tawar lagi segar, dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia
jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi. (Al-Furqan: 53) Karena
itulah disebutkan oleh firman-Nya: Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? (An-
Naml: 61) Yaitu yang menjadikan itu semua, menurut pendapat yang pertama Menurut
pendapat yang kedua yakni yang patut disembah.

Kedua

pendapat itu benar, masing-masingnya saling berkaitan dengan yang lain. Bahkan
(sebenarnya) sebagian besar dari mereka tidak mengetahui (An-Naml: 61) Karena mereka
menyembah selain-Nya.

https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-27-an-naml/ayat-61

 Tafsir An-Naml 62

Artinya :
tau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila
ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu
(manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)?
Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).
18
 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr.
Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Atau siapakah yang menjawab orang yang kesulitan} orang yang kesulitan
{apabila dia berdoa kepadaNya, menghilangkan kesusahan} mengangkat kesulitan {dan
menjadikan kalian sebagai khalifah di bumi} kalian meneruskan orang-orang sebelum
kalian {Apakah ada tuhan (lain) bersama Allah. Sedikit sekali yang kalian ingat

 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah

Apakah sesembahan kalian yang lebih baik, atau Dia Yang memperkenankan
doa orang-orang yang sedang dalam kesulitan yang berdoa kepada-Nya? Mereka yang
berdoa itu bukankah tidak bisa apa-apa? Yang menghilangkan kesusahan dan
menjadikan bumi sebagai tempat tinggal bagi kalian serta menjadikan kalian sebagai
khalifah di bumi? Apakah ada tuhan yang lain selain Allah yang bisa melakukan itu
semua? Sungguh tidak akan ada, namun sedikit sekali dari kalian yang mengambil
pelajaran dan mau kembali kepada kebenaran. Yaitu dengan mensyukuri berbagai
nikmat yang telah Allah anugerahkan dan menjadikan-Nya satu-satunya Dzat Yang
berhak disembah.

 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

‫( َأَّم ن ُيِج يُب اْلُم ْض َطَّر ِإَذ ا َدَع اُه‬Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam
kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya)

Makna (‫ )المضطر‬adalah orang yang berada dalam kesulitan dan kesusahan yang sudah tidak
mampu lagi berbuat apapun, yaitu orang yang ditimpa mudharat baik itu berupa
kemiskinan, penyakit, atau hal-hal lainnya, sehingga keadaannya itu memaksanya untuk
tunduk kepada Allah yang dapat mengabulkan doanya apabila ia berdoa dengan penuh
ketulusan.

‫(َو َيْك ِش ُف الُّس ٓو َء‬dan yang menghilangkan kesusahan)

Yakni mengangkat mara bahaya, penyakit, dan kemiskinan.

‫( َو َيْج َعُلُك ْم ُخ َلَفآَء اَأْلْر ِض‬dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi?)
19
Allah membinasakan suatu kaum kemudian menciptakan kaum lainnya.

Pendapat lain mengatakan maknanya adalah Allah menjadikan orang-orang muslim sebagai
ganti orang-orang kafir, mereka menempati tanah dan tempat tinggal orang-orang kafir
tersebut.

‫ (ۚ َأِء ٰل ٌه َّم َع ِهللا‬Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)?)

Yakni tuhan selain Allah yang memberi kalian kenikmatan-kenikmatan besar ini, atau hanya
Allah semata?

‫(َقِلياًل َّم ا َتَذ َّك ُروَن‬Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya))

Sehingga kalian dapat kembali pada kebenaran, yaitu dengan mengakui kenikmatan-
kenikmatan itu berasal dari Allah dan dengan hanya menyembah Allah semata tanpa
menyembah sesembahan yang lain.

 Tafsir An-Naml 63

Artinya :
Bukankah Dia (Allah) yang memberi petunjuk kepada kamu dalam kegelapan di daratan dan
lautan dan yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya?
Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Mahatinggi Allah terhadap apa yang mereka
persekutukan.

 Ibnu Katsir

siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa
(pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan)
rahmat-Nya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah
terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya). Firman Allah ‫ﷻ‬: Atau
siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daraian dan lautan. (An-Naml: 63)
Yakni melalui apa yang diciptakan-Nya di langit berupa bintang-bintang dan di bumi
berupa bukit-bukit, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: dan (Dia
ciptakan) tanda-tanda (petunjuk jalan). Dan dengan bmtang-bintang itulah mereka
mendapat petunjuk. (An-Nahl: 16) Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagi
20
kalian, agar kalian menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. (Al-
An'am; 97), hingga akhir ayat.

Adapun firman Allah ‫ﷻ‬: dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar
gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? (An-Naml: 63) Yaitu sebelum kedatangan
hujan yang akan diturunkan oleh Allah ‫ ﷻ‬buat hamba-hamba-Nya yang sedang
berada dalam kekeringan hina lagi putus harapan. Apakah di samping Allah ada tuhan
(yang lain)? Mahatinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya)
(An-Naml: 63).

 Jalalain

(Atau siapakah yang memimpin kalian) yakni yang membimbing kalian kepada tujuan-
tujuan kalian (dalam kegelapan di daratan dan lautan) dengan bintang-bintang sebagai
pemandunya di waktu tengah malam dan dengan tanda-tanda yang ada di daratan di
waktu siang hari (dan siapa pulakah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira
sebelum kedatangan rahmat-Nya) sebelum hujan tiba (Apakah di samping Allah ada
tuhan yang lain? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan) dengan-
Nya

 Tafsir An-Naml 64

Artinya :
Apakah (yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah) Zat yang menciptakan
(makhluk) dari permulaannya kemudian mengulanginya (lagi) dan yang memberi rezeki
kepadamu dari langit dan bumi? Apakah ada tuhan (lain) bersama Allah? Katakanlah,
“Kemukakanlah bukti kebenaranmu jika kamu orang-orang benar.”

 Ibnu Katsir

Atau siapakah yang menciptakan (manusia dan permulaannya), kemudian


21
mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan
bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah, "Unjukkanlah bukti
kebenaranmu jika kamu memang orang-orang yang benar. (An-Naml: 64) Dialah Allah
yang dengan kekuasaan dan kemampuan-Nya memulai penciptaan makhluk, kemudian
mengulanginya lagi, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang lain melalui firman-
Nya: Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. Sesungguhnya Dialah Yang
Menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali). (Al-Buruj: 12-
13) Dan firman Allah ‫ﷻ‬: Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan,
kemudian mengembalikan (menghidupkan) kembali, dan menghidupkan kembali itu
adalah lebih mudah. (Ar-Rum: 27) Adapun Firman Allah ‫ﷻ‬: dan siapa (pula) yang
memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi. (An-Naml: 64) Yakni melalui hujan
yang Dia turunkan dari langit, lalu menumbuhkan keberkatan yang terkandung di dalam
bumi.

Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan langit yang
mengandung hujan dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan. (At-Tariq: 11-12). Dia
mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya, dan apa yang
turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. (Al-Hadid: 4) Allah ‫ ﷻ‬menurunkan
hujan dari langit yang mengandung berkah, lalu air hujan itu meresap ke dalam tanah,
kemudian dari dalam tanah keluarlah berbagai macam tanaman dan pepohonan serta
bunga-bungaan dan lain-lainnya yang mempunyai warna beraneka ragam.

Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang


demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. (Taha:
54) Karena itulah dalam ayat ini disebutkan oleh firman-Nya: Apakah di samping Allah
ada tuhan (yang lain)? (An-Naml: 64) Yakni yang melakukan itu semua. Menurut
pendapat lain, yang wajib disembah sesudah semuanya itu? Katakanlah, "Unjukkanlah
bukti kebenaranmu. (An-Naml: 64) untuk membenarkan keabsahan dari apa yang kalian
dakwakan itu,bahwa ada tuhan lain yang disembah selain Dia? "Jika kamu memang
orang-orang yang benar. (An-Naml: 64) dalam pengakuanmu itu, dan telah diketahui
bahwa mereka tidak mempunyai alasan ataupun bukti yang membenarkan perbuatan
mereka, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan barang siapa
menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya
tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya.

22
Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. (Al-Mu-minun: 117)

 Tafsir Luqman Ayat 12-19

Artinya :
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah
kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur
untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji".

 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.


Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
Dan Kami telah memberi Lukman pemahaman di dalam agama dan kebenaran di
berbagai urusan, dan Kami katakan kepadanya, “Bersyukurlah kepada Rabbmu -wahai
Lukman- atas apa yang dikaruniakan kepadamu berupa taufik untuk menaati-Nya.
Barangsiapa bersyukur kepada Rabbnya, sesungguhnya syukurnya itu kembali kepada
dirinya sendiri, dan Allah tidak butuh terhadap syukurnya. Dan barangsiapa mengingkari
nikmat Allah padanya, sesungguhnya kerugian pengingkarannya itu kembali kepada
dirinya, dan Allah sama sekali tidak di rugikan dengan pengingkarannya terhadap nikmat
yang diberikan kepadanya. Sesungguhnya Allah tidak butuh terhadap seluruh makhluk-
Nya dan Dia Maha Terpuji dalam segala urusan.”
 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah
pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Universitas Islam Madinah

Sungguh Kami telah memberi kepada hamba yang shalih yang bernama Luqman,
pemahaman agama, taufik dalam perkataan dan perbuatannya, dan hikmah yang banyak.

Allah memerintahkannya untuk bersyukur kepada Allah atas segala kenikmatan-Nya


dengan perkataan dan perbuatan; dan Allah menjelaskan bahwa manfaat dari rasa syukur
itu akan kembali kepada dirinya sendiri.

Dan barangsiapa yang mengingkari kenikmatan Allah, maka Allah Maha Kaya dari rasa
syukurnya dan dari segala sesuatu, dan Dia senantiasa terpuji dalam segala keadaan.

 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

‫( َو َلَقْد َء اَتْيَنا ُلْقٰم َن اْلِح ْك َم َة‬Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman)
Mayoritas ulama mengatakan bahwa Luqman bukanlah seorang Nabi. Dan hikmah yang
diberikan Allah baginya adalah berupa pemahaman, kecerdasan, dan ucapan yang lurus.

‫ (ۚ َأِن اْشُك ْر ِهّٰلِل‬yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah)


Maka Luqman bersyukur kepada Allah; dan ia diberikan hikmah (kebijaksanaan) karena rasa
syukurnya.
23
‫ (ۖ َوَم ن َيْشُك ْر َفِإَّنَم ا َيْشُك ُر ِلَنْفِس ِهۦ‬Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri)
Sebab manfaatnya kembali kepada dirinya sendiri, karena dengan bersyukur, nikmat itu akan
tetap mengalir dan terus bertambah.

 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah
Kami benar-benar telah menganugerahkan hikmah kepada Luqman, yaitu ilmu dan
pemahaman agama. Hikmah itu adalah kumpulan berbagai keutamaan yang bisa
menjadikan pemiliknya akan menempatkan segala sesuatu pada tempat dan kadarnya.
Menurut banyak orang, Luqman bukanlah seorang Nabi, namun orang bijak. Hikmah itu
berisi untuk bersyukur kepada Allah, atau Kami ilhamkan kepada Luqman untuk
bersyukur, karena syukur merupakan perintah. Syukur adalah memuji Allah dengan
pujian-pujian dan melakukan ketaatan atas perintah-Nya. Juga menggunakan anggota
badan untuk kebaikan. Barang siapa bersyukur, sesungguhnya syukur itu akan kembali
pada dirinya sendiri. Karena dengan bersyukur, nikmat yang telah teranugerahkan itu
menjadi kekal dan bertambah. Namun barang siapa tidak mensyukuri nikmat dan
anugerah Allah maka Allah sungguh Maha Tidak Butuh atas syukur dari hamba-Nya
yang ingkar itu. Allah adalah Dzat Yang Paling Berhak dipuji para ciptaan-Nya
 Tafsir Luqman 13

Artinya :
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Referensi

 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
“Dan ketika luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya,” atau dia mengatakan perkataan kepadanya yang dengannya dia
menasihatinya. Nasihat adalah perintah dan larangan yang disertai dengan targib dan
tarhib. Dia memerintahkan kepadanya untuk ikhlas (bertauhid) dan melarangnya berbuat
syirik, dan dia menyebutkan sebabbya seraya berkata,”sesungguhnya mempersekutukan
adalah benar-benar kezhaliman yang besar,” sisi keberadaan syirik sebagai kezhaliman
yang sangat besar adalah karena sesungguhnya tidak ada yang lebih keji dan lebih buruk
daripada orang yang menyamakan makhluk yang tercipta dari tanah dengan (Allah)
pemilik segala perkara, menyamakan manusia ynag lemah lagi fakier dari segala sisinya
dengan Rabb Yang Mahasempurna lagi Mahakaya dari segala sisiNYa, dan menyamakan
orang yang tidak bisa memberikan karunia sebesar biji sawi pun dengan tuhan yang tidak
24
ada suatu nikmat yang ada pada manusia dalam urusan, agama, dunia, akhirat, hati dan
jasad melainkan pasti berasal dariNya, dan tidak dapat menghilangkan keburukan kecuali
Dia. Apakah ada sesuatu yang lebih besar dari pada ini? Dan apakah ada orang tang lebih
besar kezhalimannya daripada orang yang diciptakan Allah suapaya beribadah
kepadaNya dan mengesankanNYa, lalu ia pergi dengan jiwanya yang mulia itu,
kemudian menempatkannya pada martabat yang paling rendah dan menjadikannya
sebagai penyembah sesuatu yang sama sekali menandingi apa-apa. Oleh karena itu, dia
benar-benar telah menzhalimi dirinya dengan kezhaliman yang sangat besar.

 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Luqman ayat 13: Ingatlah wahai Nabi Allah pada hari ketika Lukman berkata
kepada anaknya sebagai nasihat kepada anaknya dengan memerintahkan dan melarang :
Wahai anakku ikhlaskan ibadah hanya kepada Allah dengan ketauhidan, dan janganlah
engkau sekutukan dengan apapun dalam peribadatan kepada-Nya, ketahuilah bahwa
syirik adalah kedzaliman yang besar secara mutlak. Kedzaliman adalah menempatkan
sesuatu pada selain tempat yang semestinya. Ibadah kepada selain Allah dan
menyekutukan-Nya dalam ibadah adalah menjadikan ibadah pada peribadatan yang tidak
semestinya, ini adalah kedzaliman yang paling dzalim dan sebesar-besar kerusakan.

 Tafsir Luqman Ayat 14

Artinya :
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.


Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)

Dan Kami telah mewasiatkan kepada manusia agar menaati kedua orang tuanya dan
berbakti kepada keduanya dalam urusan yang bukan maksiat terhadap Allah. Ibunya telah
mengandungnya di dalam perutnya dengan berbagai kesusahan yang terus menerus, kemudian
menyapihnya dari penyusuan setelah dua tahun. Dan Kami katakan kepadanya, “Bersyukurlah
kepada Allah atas kenikmatan yang telah Dia berikan kepadamu, kemudian berterima kasihlah
kepada kedua orang tuamu atas pendidikan dan perhatian yang telah mereka berikan kepadamu,

25
hanya kepada-Ku sajalah tempat kembali kalian, kemudian masing-masing Aku beri balasan
sesuai dengan haknya.

 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah


pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Universitas Islam Madinah

Dan Kami perintahkan manusia untuk berbuat baik dan berbakti kepada kedua
orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan bertambah lemah setiap harinya
ketika kandungannya semakin besar dan mendekati kelahiran. Dan dia disapih dari susuan
dalam waktu dua tahu.
Dan Kami perintahkan manusia untuk bersyukur kepada-Ku atas kenikmatan yang
telah Aku berikan, dan bersyukur kepada kedua orangtuamu yang telah bekerja keras dalam
mengasuhmu. Hanya kepada-Ku tempat kembali para makhluk pada hari kiamat untuk
menjalani hisab.


 Tafsir Luqman 15

Artinya :

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-
Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

26
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-27-an-naml/ayat-64

 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah


pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Universitas Islam Madinah
Dan jika kedua orangtuamu merusaha menyeretmu ke dalam kesyirikan dalam
menyembah Allah dengan sesuatu yang tidak kamu ketahui, maka janganlah kamu
mentaati mereka berdua. Namun tetaplah perlakukan mereka dengan baik dalam urusan
dunia -meskipun mereka berdua masih musyrik-. Dan ikutilah jalan orang yang bertaubat
dan ikhlas kepada Allah.

Kemudian kalian akan kembali kepada-Ku, untuk Aku sampaikan hal-hal besar
tentang amal perbuatan kalian yang baik maupun yang buruk ketika di dunia.

 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah

Namun, jika kedua orang tua bersikeras untuk mengajak putera mereka untuk
menyekutukan Allah. Tidak akan pernah ada bukti bahwa Allah memiliki sekutu, maka
jangan engkau taati mereka. Sesungguhnya perbuatan syirik adalah perbuatan yang
dzalim. Tidak ada tuntunan untuk mentaati manusia dalam hal maksiat kepada Allah.
Namun berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua tetap menjadi kewajiban
seorang anak. Ikutilah jalan orang-orang yang senantiasa bertaubat kepada-Ku,
melakukan ketaatan dan senantiasa ikhlas. Kalian semua wahai manusia akan kembali
kepada-Ku, bukan kepada selain-Ku. Aku akan memberitahu kalian atas amal baik dan
buruk yang kalian lakukan. Setiap orang akan aku beri balasan atas setiap perbuatan yang
telah mereka lakukan

 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr.
Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Jika keduanya memaksamu} berusaha dan memaksamu {untuk menyekutukanKu


dengan sesuatu yang tidak kamu ketahui tentang itu, maka janganlah mematuhi
keduanya, temanilah keduanya di dunia dengan baik} dengan baik yang diperintahkan
syariat dan memberikan kehormatan {dan ikutilah jalan} jalan {orang yang kembali
kepadaKu} yang kembali kepadaKu dengan bertaubat dan taat {Kemudian hanya
kepadaKulah kalian kembali, lalu Aku memberitahu kalian} memberitahu kalian {apa
yang biasa kalian kerjakan

27
https://tafsirweb.com/7499-surat-luqman-ayat-15.html
 Tafsir Luqman 16

Artinya :
(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.
 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
“Wahai anakku! Sesungguhnya keburukan dan kebaikan itu meski kecil seperti
beratnya biji sawi dan berada di dalam batu yang tidak diketahui oleh seorang pun, atau
berada di tempat manapun di langit atau di bumi, sesungguhnya Allah akan
mendatangkannya pada hari Kiamat lalu membalaskannya kepada hamba. Sesungguhnya
Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya dan Maha Mengetahui perihal mereka,
tidak ada sesuatu pun dari urusan mereka yang luput dari-Nya.

 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah


pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Universitas Islam Madinah
Luqman kembali menyeru anaknya dengan lembut agar perkataannya lebih mudah
diterima: “Wahai anakku, jika terdapat kebaikan atau keburukan seberat biji sawi -yang
merupakan biji yang paling kecil- baik itu yang ada di atas batu, atau di tempat manapun
di langit yang tujuh atau di bumi yang tujuh; maka Allah pasti akan mendatangkan dan
memperhitungkannya pada hari kiamat. Sungguh Allah Maha Lembut kepada hamba-
hamba-Nya dan Maha Mengetahui keadaan mereka.

 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah
Wahai anakku, walaupun perbuatan baik atau burukmu yang kau lakukan sebesar
biji sawi atau sekecil biji yang paling kecil, atau juga yang tersembunyi di dalam batu
atau tempat yang paling tersembunyi sekalipun, bahkan di langit, di bumi, atau di
manapun itu, Allah akan tetap menunjukkan dan memberi balasan atas amal perbuatan
itu. Sesungguhnya Allah Maha Lembut untuk mengeluarkannya dan Maha Tahu
dimanapun tempatnya

28
https://tafsirweb.com/7500-surat-luqman-ayat-16.html
 Tafsir Luqman 17

Artinya :
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).
 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
“Hai anakku, dirikanlah shalat,” Luqman mengajak anaknya shalat dan
menganjurkannya, karena shalat merupakan ibadah badaniyah yang paling besar, “dan
suruhlah mengerjakan yang baik dan cegahlah dari perbuatan yang mungkar,” hal ini
mengharuskan adanya ilmu pengetahuan kepada yang baik untuk memerintahkan
padanya, dan pengetahuan kepada yang baik untuk memerintahkan padanya, dan
pengetahuan kepada yang mungkar agar ia bisa mengingkarinya, dan perintah melakukan
hal-hal yang mana amar ma’ruf dan nahi mungkar tidak akan bisa dilakukan secara
sempurna kecuali dengannya, seperti sikap lembut dan sabar.

Sesungguhnya sabar ini telah ditegaskan dalam FirmanNya, “Dan bersabarlah


terhadap apa yang menimpa kamu,” dan dari keberadaannya sebagai orang yang
mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya, menahan diri dari apa yang dilarang.
Maka hal ini mencakup penyempurnaan diri dengan cara mengerjakan kebaikan dan
meninggalkan keburukan dan menyempurnakan orang lain dengannya melalui perintah
dan larangannya.

Dan ketika sudah dimaklumi bahwa pasti akan mendapatkan cobaan apabila dia
(seseorang) melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, dan bahwa dalam melakukan
amar ma’ruf dan nahi mungkar itu terdapat banyak rintangan bagi jiwa, maka Allah
memerintahkan kepadanya unttuk bersabar dalam menghadapi semua itu, seraya berkata,
“Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu,”
yang diajarkan dan dinasihatkan oleh Luqman kepada anaknya di atas “termasuk hal-hal
yang diwajibkan” maksudnya, termasuk perkara yang ditekankan dan diperhatiakn, dan
tidak ada yang dibimbing untuknya kecuali orang-orang yang mempunyai kemauan
tinggi.

29
https://tafsirweb.com/7501-surat-luqman-ayat-17.html
 Tafsir Luqman 18

Artinya :

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia ketika kamu


berbicara dengan mereka atau mereka berbicara denganmu sebagai sikap perendahanmu
terhadap mereka. Zaid bin Aslam mengatakan, “Janganlah kamu berbicara sambil
berpaling.”
Bangga dengan nikmat, tetapi lupa dengan yang memberikan nikmat, serta ujub
kepada diri sendiri.Pada diri dan sikapnya lagi membesarkan diri.Dengan ucapannya.

 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Luqman ayat 18: Berkata Lukman kepada anaknya : Wahai anakku, janganlah
engkau palingkan wajahmu, mencondongkan dan abai dengan sombong kepada manusia,
janganlah berjalan dengan sombong atas dirimu, ketahuilah bahwasanya Allah tidaklah
mencintai manusia yang sombong kepada manusia yang lainnn, tidak juga mencintai
berbangga diri kepada manusia dengan ucapan, kemulian dan kemampuan.

 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr.
Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia} janganlah memalingkan wajahmu


dari manusia dengan berlaku sombong terhadap mereka {dan janganlah berjalan di bumi
ini dengan angkuh} angkuh lagi bangga dengan dirimu {Sesungguhnya Allah tidak
menyukai setiap orang yang sombong} yang sombong ketika berjalan {lagi sangat
membanggakan diri} berlaku sombong dengan dirinya atas orang lain

30
: https://tafsirweb.com/7502-surat-luqman-ayat-18.html

 Tafsir Luqman 19

Artinya :
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan rendah hatilah saat berjalanmu, rendahkanlah suaramu dan jangan


meninggikannya. Sesungguhnya suara yang paling buruk dan paling dibenci adalah suara
keledai yang terkenal dengan kedunguan dan suaranya yang melengking jelek.
 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
Dan sederhanalah dalam cara berjalanmu antara cepat dan lambat, yaitu cara berjalan
yang menunjukkan ketenangan, dan pelankanlah suaramu, jangan engkau
meninggikannya yang bisa menyakiti orang lain, sesungguhnya seburuk-buruk suara
adalah suara keledai karena suaranya yang tinggi.”
 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

‫( َو اْقِص ْد ِفى َم ْش ِيَك‬Dan sederhanalah kamu dalam berjalan)


Disebutkan bahwa Rasulullah berjalan dengan cepat.
Makna ayat ini adalah janganlah kamu menyombongkan diri dalam gaya berjalanmu. ‘Atha
berkata, maknanya adalah berjalanlah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.

‫ (ۚ َو اْغ ُضْض ِم ن َص ْو ِتَك‬dan lunakkanlah suaramu)


Yakni perhalus dan rendahkanlah suaramu, dan janganlah kamu mengangkatnya tanpa
keperluan, sebab mengangkat suara lebih dari kebutuhannya akan mengganggu orang yang
mendengarnya.

‫(ِإَّن َأنَك َر اَأْلْص ٰو ِت َلَص ْو ُت اْلَحِم يِر‬Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai)
Yakni yang paling jelek dan buruk, awal suaranya adalah ringkihan dan akhirnya adalah
rengekan; hal ini seperti orang yang mengangkat suara tanpa keperluan.

31
https://tafsirweb.com/7503-surat-luqman-ayat-19.html

 Tafsir Al – Jasiyah 36

‫َفِلَّلِه ٱْلَح ْم ُد َر ِّب ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو َر ِّب ٱَأْلْر ِض َر ِّب ٱْلَٰع َلِم يَن‬
Artinya :

Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam.

 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah


pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Universitas Islam Madinah

Bagi Allah segala puji dan syukur yang sempurna, Pencipta rujuh langit dan bumi serta
seluruh semesta, dan Pengatur urusan seluruh makhluk. Hanya Dia Pemilik keagungan,
kekuasaan, dan kebesaran di langit dan bumi. Dia Maha Perkasa dalam balasan dan
kerajaan-Nya, dan Maha Bijaksana dalam mengatur urusan makhluk-Nya.

 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

“maka bagi Allah lah segala puji,” sesuai dengan keagungan wajahNya dan keagungan
kekuasaanNYa ”Rabb langit dan bumi, Rabb semesta alam,” artinya, segala puji bagi
Allah semata atas rububiyahNya pada seluruh makhluk, karena Allah telah menciptakan,
mengatur dan memberi mereka berbagai nikmat, baik yang nampak maupun tidak.

 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Jatsiyah ayat 36: (Maka bagi Allahlah segala puji) sanjungan yang baik atas
ketepatan ancaman-Nya terhadap orang-orang yang mendustakan-Nya (Rabb langit dan
bumi, Rabb semesta alam) Pencipta hal-hal yang telah disebutkan tadi. Pengertian kata
Al- 'Aalam adalah semua yang selain Allah, diungkapkan dalam bentuk jamak mengingat
jenisnya yang bermacam-macam dan lafal Rabb adalah Badal.

32
https://tafsirweb.com/9528-surat-al-jatsiyah-ayat-36.html

BAB III KESIMPULAN

Beriman kepada Allah yaitu keyakinan yang sesungguhnya bahwa Allah Az Wajalla
Adalah Wahid (satu), Ahad (Esa) , Fard(sendiri), shamad( Tempat bergantung), tidak
mengambil shahibah (teman Wanita atau istri) juga tidak memiliki walad( seorang anak).

Dia adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu , tidak ada sekutu dalam kerjaannya.
Dialah Al-khaliq (yang menciptakan), arraziq (Pemberi rezeki), al- mu’thi (Pemberi
anugrah), al- mani (yang menahan pemberian) , al- muhyi ( yang menghidupkan), al
mumit (yang mematikan ) dan yang mengatur segala urusan makhluknya.

Dailah yang berhak disembah , bukan yang lain, dengan segala macam ibadah , seperti
khudu’(tunduk), khusyu’ khassyah (takut), inabah (taubat), qashd (niat),
thalab(memohon), do’a, menyembelih, nadzar dan sebagainya.

Termasuk beriman kepada allah az-wa jalla adalah beriman dengan segala apa yang dia
kabarkan dalam kitab sucinya atau apa yang diceritakan oleh Rasulnya shallallahu alaihi
wasallam tentang Asma’ dan sifat-sifatnya dan bahwasanya dia tidak sama dengan
Makhluknya, dan baginya kesempurnaan mutlak dalam semua hal tersebut, dengan
menetapkan tanpa tamtsil (menyerupakan) dan dengan menyucikannya tanpa ta’thil
(menghilangkan maknanya) sebagaimana dia mengabarkan tentang dirinya dengan
firmannya

“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak
mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.

demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala
sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.’’ (Al An’am
33
101-102).

Demikianlah, sungguh ayat-ayat serta hadist- hadist yang menunjukkan makna iman dan
pencarian iman sangat luas, banyak dan Panjang untuk di tulis. Wabillahit taufiq.

34

Anda mungkin juga menyukai