Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

B
DENGAN GAGAL NAFAS DI RUANG HCU
RSUD DR. ABDUL AZIZI SINGKAWANG

OLEH:
ANSHORI
NIM: 891211027

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PENDIDIKAN PROFESI NERS
PONTIANAK
2022
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS DIRI
a. Klien
Nama : Tn. B
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Buruh
Suku : Jawa

Sumber informasi : Pasien dan keluarga


Tanggal pengkajian : 16 / 05 / 2022; 10.00 WIB
Tanggal masuk RS : 10 / 05 / 2022; 14.35 WIB
Diagnose Medis : Gagal Nafas, ARDS, Cedera Paru (Lung
Injury)
No.CM : 153xxx

b. Identitas Penanggung jawab


Nama : Ny. K
Umur : 41 tahun
Alamat : Roban, Singkawang
Hub dengan klien : Istri

2. RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan utama saat masuk RS
Pasien dirawat di ICU dengan diagnosa medis Gagal Nafas hari ke 5. Saat
ini pasien mengalami penurunan kesadaran dibawah pengaruh sedasi
Morphine dengan GCS 5 E1V2M2.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga mengatakan pasien mengeluh sesak nafas, batuk tidak berdahak
dan tidak enak badan sejak 5 hari SMRS (Fryman, Lou, Weber, Steinberg,
Khanijo, Iakovou, and Makaryus, 2020). Keluarga dan pasien tidak
membeli obat ke apotik karena mengira hanya batuk biasa. Siang hari (10/
04/ 2020) pasien dibawa ke IGD oleh keluarga karena kondisi pasien
tidak kunjung membaik ditambah demam. Setelah dilakukan pemeriksaan
di IGD, didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital TD 130/90 mmHg,
HR 110x/menit, RR 30 x/menit, S 39.2° C. Hasil pemeriksaan AGD
didapatkan, pH 7.1, SaO 94%, PO 60 mmHg, PCO 45 mmHg, HCO 26
mEq/L (Kemenkes, 2018). Pasien kemudian diberikan terapi high flow
nasal canul dengan FiO 6 l/menit, terapi anti-inflamasi serta antibiotik
spektrum luas (Fryman, et.al, 2020; Choe, Chen, Falk, Nguyen, David,
Pariman, Ghandehari, 2020).
Setelah pemantauan terapi selama beberapa jam kondisi pasien
semakin menurun, frekuensi pernafasan semakin meningkat serta tampak
jelas penggunaan otot aksesoris sehingga memerlukan segera bantuan
ventilasi mekanik. Pasien kemudian dikirim ke Ruang ICU untuk
mendapat perawatan lebih intensif (11 / 04 / 2020; 16.00 WIB)

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Keluarga mengatakan pasien belum pernah mengalami seperti ini
sebelumnya, tidak memiliki riwayat hipertensi, penyakit paru dan asma.
Pasien bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik dan mulai menggunakan
rokok elektrik / vaping sejak ±3 tahun yang lalu.
Kebiasaan minum alkohol disangkal oleh keluarga. Keluarga mengira
pasien sakit dikarenakan kelelahan bekerja. (Fryman, et.al, 2020; Choe,
et.al, 2020)
Dalam keluarga, terdapat kakek yang memiliki riwayat hipertensi. Riwayat
penyakit paru, asma, dan keganasan dalam keluarga disangkal.

d. Riwayat Kasus Kelolaan


Terapi/Tindakan
Tanggal Dx.Medis Pemeriksaan Penunjang yang
dilakukan
10 / 05 / 2022 ARDS, Cedera Laboratorium Oksigen 6 l/m
14.35 WIB Paru, Gagal Darah Rutin, AGD,
Nafas CT Scan Thorax
3. PENGKAJIAN SAAT INI
a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan jarang memeriksakan kesehatan ke pelayanan
kesehatan, jika merasa sakit biasanya membeli obat ke apotik.

b. Pola nutrisi/metabolik:
Program diit di RS:
Intake makan: Sebelum masuk RS & selama di RS (keluhan, berapa kali,
jumlah, makanan selingan, kebiasaan makan, makan yang tidak disukai &
disukai)
Intake makan Sebelum masuk RS Setelah masuk RS
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak terkaji
Berapa kali 3x dalam sehari 3x dalam sehari
Jumlah makanan 1 porsi habis ± 400 cc susu
Makanan selingan Cemilan, Gorengan -
Kebiasaan makan Pagi, siang, malam hari Pagi, siang, malam hari
Makanan yang disukai Semua makanan -
Makanan yang tidak
Tidak ada -
disukai

Intake minum: Sebelum masuk RS & selama di RS (keluhan, berapa kali,


jumlah minuman selingan, kebiasaan minum, minuman yang tidak disukai
& disukai)
Intake makan Sebelum masuk RS Selama di RS
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak terkaji
Berapa kali 8-12 gelas / hari -
Jumlah minuman ±1800cc ± 100 cc air hangat
Minuman selingan Teh, kopi -
Kebiasaan minum Minum apabila haus -
Minuman yang disukai Air mineral & teh/kopi -
Minuman yang tidak
Tidak ada Tidak terkaji
disukai

c. Pola Eliminasi
1) Buang air besar: keluhan, berapa kali, jumlah, konsistensi, warna,
menggunakan alat bantu
Sebelum masuk RS Selama di RS
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak terkaji
Berapa kali 1x / hari -
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Konsistensi Lunak Tidak terkaji
Warna Kuning Kuning kecoklatan
Menggunakan alat
Tidak menggunakan Pampers
bantu

2) Buang air kecil: keluhan, berapa kali, jumlah, konsistensi, warna,


menggunakan alat bantu
Sebelum masuk RS Selama di RS
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak terkaji
Berapa kali 1x / hari -
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Konsistensi Lunak Tidak terkaji
Warna Kuning Kuning kecoklatan
Menggunakan alat
Tidak menggunakan Pampers
bantu

d. Pola aktivitas dan latihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilisasi ditempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √

Ket:
0 : mandiri
1 : alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total; pasien mengalami penurunan kesadaran GCS 5
E1V2M2

e. Oksigenasi :
1) Jalan nafas terpasang ETT dan menggunakan bantuan ventilasi mekanik
dengan Mode Pressure Control
2) Tidak tampak retraksi dada, penggunaan otot aksesoris, dan cuping
hidung
3) Tidak terdengar suara nafas tambahan
4) SaO2 : 98%
5) RR : 18 x/menit
f. Pola tidur dan istirahat: (lama tidur, gangguan tidur, perasaan saat bangun
tidur)
Sebelum masuk RS Selama di RS
Lama tidur 6-7 Jam Tidak terkaji
Gangguan Tidur Tidak ada Tidak terkaji
Perasaan saat bangun tidur Segar Tidak terkaji

g. Pola perceptual:
1) Penglihatan : tidak terkaji; pasien dibawah pengaruh sedasi
E1V2M2 dengan GCS 5
2) Pendengaran : tidak terkaji; pasien dibawah pengaruh sedasi
E1V2M2 dengan GCS 5
3) Pengecapan : tidak terkaji; pasien dibawah pengaruh sedasi
E1V2M2 dengan GCS 5
4) Penciuman : tidak terkaji; pasien dibawah pengaruh sedasi
E1V2M2 dengan GCS 5
5) Sensasi : tidak terkaji; pasien dibawah pengaruh sedasi
E1V2M2 dengan GCS 5

h. Pola Persepsi Diri (pendengaran klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep


diri)
Tidak terkaji; pasien dibawah pengaruh sedasi dengan GCS 5 E1V2M2

i. Pola Seksualitas dan reproduksi (fertilitas, libido, menstruasi, kontrasepsi)


Keluarga mengatakan pasien merupakan seorang Ayah dari 2 anak dan
tidak ada riwayat penggunaan alat kontrasepsi.

j. Pola peran-hubungan (komunikasi, hubungan dengan orang lain,


kemampuan keuangan)
Pasien tampak selalu ditemani oleh keluarganya secara bergilir. Keluarga
pasien juga tampak memberikan dukungan dan usaha yang maksimal
untuk kesembuhan pasien.
Beberapa kerabat juga sesekali tampak berkunjung.

k. Pola managemen koping-stress (perubahan terbesar dalam hidup pada


akhir-akhir ini, dll)
Tidak terkaji; pasien dibawah pengaruh sedasi dengan GCS 5 E1V2M2
l. Sistem nilai dan keyakinan (spiritual): (pandangan klien tentang agama,
kegiatan keagamaan, dll)
Tidak terkaji; pasien dibawah pengaruh sedasi dengan GCS 5 E1V2M2

m. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum : saat pengkajian
Lemah; pasien dibawah pengaruh sedasi

2) Kesadaran
Koma; GCS 5 E1V2M2

3) Tanda Vital
TD : 60/40 mmHg RR : 18 x/menit
HR : 68 x/menit Suhu : 36.7 C
SaO : 98 %

4) Kepala:
Bentuk kepala mesochepal, rambut hitam sebahu dan sedikit lepek,
tidak ada deformitas.
Mata : ukuran pupil 2mm/2mm, bereaksi terhadap cahaya, simetris
antara kanan dan kiri, sklera tidak ikterik, konjungtiva sedikit anemis,
tidak tampak ada perdarahan
Hidung : bentuk simetris, terpasang NGT, tidak ada pembesaran polip
nasal
Telinga : bentuk simetris, tidak ada deformitas, tampak sedikit kotoran
telinga
Mulut : bentuk simetris, bibir tampak sedikit kering, tidak ada
stomatitis, tampak kotoran plak pada gigi

5) Leher:
Bentuk simetris, CVP 9 cmH2O, JVP 5+2 cmH2O, tidak teraba adanya
pembesaran kelenjar tiroid.

6) Thorax:
• Paru: IPPA
Inspeksi :
Tampak terpasang kateter vena sentral (CVC) dan elektroda bedside
monitor
Pengembangan paru bagian kanan dan kiri terlihat seimbang
Tidak terlihat adanya penggunaan otot bantu pernafasan
Tidak tampak deformitas, tidak tampak jejas dan luka pada dada

Palpasi :
Inspirasi dan ekspirasi dada teraba seimbang
Fremitus vocal kanan dan kiri simetris

Perkusi :
Tidak ada pelebaran batas pengembangan paru
Batas paru tidak mengalami perubahan

Auskultasi :
Bunyi nafas vesikuler

• Jantung : IPPA
Inspeksi :
Ictus cordis tidak terlihat
Bentuk dada simetris

Palpasi :
Iktus cordis teraba di ICS 5 mid klavikula kiri
Tidak ditemukan pembesaran jantung
Nyeri tekan tidak terkaji

Perkusi :
Suara jantung pekak

Auskultasi :
Bunyi jantung S1 (suara lub) terdengar di ICS 4 linea sternum dan
bunyi jantung
S2 (suara dub) terdengar di ICS 2 linea sternum, regular, serta tidak
ada bunyi jantung tambahan
7) Abdomen : IAPP
Inspeksi :
Tidak ada deformitas, perut nampak datar, tidak ada asites.

Auskultasi :
Bising usus terdengar 12 x/menit

Palpasi :
Terdengar suara tympani saat perkusi pada area lobus kanan atas dan
kiri atas
Tidak terdengar bunyi suara dullness saat perkusi pada lobus kiri bawah
dan kanan bawah

Perkusi
Tidak ada pembesaran hepar dan limpa, nyeri tekan tidak terkaji

8) Ingunial :
Tidak ditemukan adanya penonjolan, lesi, pembengkakan

9) Genetalia dan perianal:


Tidak ada deformitas
Tampak terpasang DC sejak tanggal 11/04, DC tampak kotor pada
pangkal genitalia

10) Integument :
Kulit : warna kulit coklat cerah, tidak tampak adanya edema
Turgor : turgor kulit baik kembali < 3 detik, CRT < 2 detik

11) Ekstermitas :
Atas : tampak terpasang cuff bedside monitor di tangan kiri, tidak
tampak edema
Bawah : tidak tampak jejas dan lesi, tidak tampak edema
Kekuatan Otot : Pasien dapat mengubah posisi dengan bantuan total,
pasien dapat beraktivitas ditempat tidur dengan bantuan
11111 11111
11111 11111
Keterangan :
Persentase kekuatan
Skala Karakteristik
normal (%)
0 0 Paralisis sempurna
Tidak ada gerakan, kontraksi otot
1 10 dapat dipalpasi
atau dilihat
Gerakan otot penuh melawan
2 25 gravitasi dengan
topangan
Gerakan yang normal melawan
3 50
gravitasi
Gerakan penuh yang normal
4 75 melawan gravitasi
dan melawan tahanan minimal
Kekuatan normal, gerakan penuh
yang normal
5 100
melawan gravitasi dan tahanan
penuh

4. PROGRAM TERAPI
Nama Obat Dosis Rute Indikasi
Ringer Laktat tpm /menit IV Pengganti cairan elektrolit
Morphine 1mg/ jam IV Sedative, (Abushanab, Alsoukhni, &
Al-Badriyeh 2019);
Mengurangi sensasi nafas pendek
(Fauzi, 2016)
Dobutamine 5mg/kg IV Penanganan hipotensi tanpa syok
BB/menit (60/40mmHg) (Team Medical Mini
Notes, 2019)
Piperacillin / 2000mg / IV Profilaksis (Aftab, Ahmad, and Frenia,
Tazobactam 250mg / 6 jam 2019; BPOM, 2017; Fryman, et.al,
2020)

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hari/tanggal : 10 / 05 / 2022; 15.20 WIB
Jenis Pemeriksaan : Laboratorium Darah Rutin
Hasil :

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan Metode Interpretasi


HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 12,7 g/dl 12,3-15,3 Colorimetric Normal
Hematokrit 36,2 % 35-47 Analyzer Normal
Calculates
Eritrosit 4,2 Juta/ul 4,1-5,1 Impedance Normal
Index Eritrosit
MCV 88,7 fL 82,0-92,0 Analyzer Normal
Calculates
MCH 31,1 pg 28-33 Analyzer Normal
Calculates
MCHC 35,1 % 32-37 Analyzer Normal
Calculates
Lekosit 12,5 ribu/uL 4,4-11,3 Impedance Tinggi
Trombosit 272 ribu/uL 170-394 Impedance Normal
Hitung Jenis
Neutrofil 91 % 50-70 Impedance Tinggi
Limfosit 26,5 % 25-40 Impedance Normal

ANALISIS GAS DARAH


pH 7.1 7.35 – 7.45 Rendah
pCO2 45 mmHg 35 – 45 Tinggi
PO2 60 mmHg 69 – 119 Rendah
HCO3 26 mEq/l 22 – 26 Tinggi

SEROLOGI
Anti-HIV Rapid Non-Reaktif Non-Reaktif Normal

Hari/tanggal : 10 / 05 / 2022; 20.05 WIB


Jenis Pemeriksaan : CT Scan Thorax
Hasil :
Didapatkan gambaran bercak putih bilateral. Tampak Ground-Glass Opacity
(GGO) pada lobus paru atas dan konsolidasi pada lobus paru bawah
(Freyman, et.al, 2020; Choe, et.al, 2020).

Hari/tanggal : 11 / 05 / 2022; 10.05 WIB


Jenis Pemeriksaan : Bronkoskopi Bronchoalveolar Lavage (BAL)
Hasil :
Didapatkan gambaran neutrofil 91% dengan kultur negative (Choe, et.al,
2020; Aftab, et.al, 2019).

B. ANALISA DATA
NO DATA (SIGN & SYMPTOM) ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Resiko Aspirasi
Tidak dapat terkaji, pasien (D.0006)
mengalami penurunan kesadaran
dengan GCS 5 E1V2M2
DO :
1. Penurunan tingkat kesadaran; GCS5
E1V2M2
2. Terpasang selang nasogastric
3. Terpasang endotracheal tube
2. DS : Resiko Infeksi
Tidak dapat terkaji, pasien Nosokomial
mengalami penurunan kesadaran (D.0142)
dengan GCS 5 E1V2M2
DO :
1. Terpasang CVC
2. Terpasang endotracheal tube
3. Terpasang selang nasogastric
4. Terpasang DC
5. Leukosit 12,5 ribu/ul

3. DS : Gagal nafas Defisit


Tidak dapat terkaji, pasien Perawatan
mengalami penurunan kesadaran Diri
Pemberian sedasi
dengan GCS 5 E1V2M2 (D.0109)
untuk penggunaan
ventilator mekanik
DO :
1. Penurunan tingkat kesadaran; GCS 5
E1V2M2 Penurunan
2. Ketergantungan total untuk kesadaran
perawatan diri; nilai 4
3. Rambut tampak sedikit lepek,
Kekuatan otot
tampak plak pada gigi, terdapat
menurun
sedikit kotoran telinga
4. Pangkal genitalia tampak kotor
Kemampuan
beraktivitas menuru

4. DS : Resiko
Tidak dapat terkaji, pasien Ventilator
mengalami penurunan kesadaran Associated
dengan GCS 5 E1V2M2 Pneumonia
(VAP)
DO :
1. Penurunan tingkat kesadaran; GCS 5
E1V2M2
2. Terpasang endotracheal tube > 48
jam
3. Terpapar prosedur invasif
4. Riwayat cedera paru akut
5. Perawatan hari ke 5 di ICU
6. Leukosit 12,5 ribu/ul
7. Hasil pemeriksaan Bronkoskopi
Bronchoalveolar Lavage (BAL) :
kultur negatif

Dx. Keperawatan/masalah kolaboratif (sesuai prioritas)


1. Resiko Ventilator-Associated Pneumonia (VAP)
2. Resiko Aspirasi
3. Resiko Infeksi Nosokomial
4. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kelemahan

C. INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan Tujuan Perencanaan
Resiko Ventilator NOC :  Proteksi Infeksi
Associated Pneumonia • Risk Control O:
(VAP) • Immune Status a. Monitor tanda dan gejala
infeksi
Faktor Resiko : Kriteria Hasil : b. Monitor faktor resiko
1. Efek prosedur invasif a. Teknik aseptik infeksi
2. Lama perawatan di b. KU dan tanda vital N:
ICU yang stabil dapat c. Pertahankan teknik
3. Riwayat penyakit dipertahankan aseptic
paru c. Nilai leukosit dalam d. Batasi pengunjung
4. Cedera neurologis / batas normal e. Posisikan pasien semi
penurunan tingkat rekumben dengan
kesadaran (NOC, 2016) kepala elevasi 30° - 45°*
f. Berikan Clorhexidine oral
(Edwardson & Cairns, care*
2018) g. Ganti sirkuit minimal
setiap 7 hari***
h. Rencanakan penyapihan
ventilasi mekanik*
C:
i. Kolaborasi pemberian
terapi farmakologi ;
antimikrobial
(Tobramycin,
Amphotericin B)*

 Kontrol Infeksi
O:
a. Monitoring KU dan
VS setiap jam
b. Pantau adanya tanda-
tanda infeksi
c. Monitor sedasi harian*
d. Monitor laboratorium
kultur respiratorik untuk
petunjuk
terapi antibiotik**
e. Monitor kultur bakteri
via bronkoskopi BAL**
f. Monitor biomarker;
Procalcitonin (PCT), C-
reactive protein**
N:
g. Pertahankan teknik
aseptik setiap tindakan
h. Pelihara sirkuit ventilator
i. Pertahankan lingkungan
aseptic
j. Tingkatkan intake nutrisi;
susu
k. Pertahankan personal
dan oral care setiap hari
l. Kolaborasi pemberian
terapi farmakologi ;
antimikrobial
(Tobramycin,
Amphotericin B)*
m. Kolaborasi ahli gizi dalam
pemberian nutrisi

(NIC, 2016)
* (Aftab, et.al, 2019)
** (Metersky & Kalil, 2018)
*** (Susanti, Utomo, & Dewi,
2015)

Resiko Aspirasi  Aspiration Precaution


(D.0006) O:
a. Monitor tingkat
Faktor Resiko : kesadaran
1. Penurunan tingkat NOC : b. Monitor status
kesadaran  Respiratory Status : pernafasan
2. Terpasang selang Ventilation N:
nasogastric  Aspiration Control c. Pelihara kebersihan
3. Terpasang sirkuit ventilator
endotracheal tube Kriteria Hasil : d. Lakukan suction jika
a. Pengaturan ventilator diperlukan*
(SDKI, 2017) adekuat e. Cek selang nasogastric
b. Jalan nafas yang sebelum pemberian
paten dapat sonde
dipertahankan f. Posisikan kepala lateral
c. Frekuensi ernafasan kiri dengan elevasi 30°**
dapat dipertahankan C:
d. Tidak terdengar suara g. Kolaborasi pemberian
nafas tambahan terapi farmakologi sesuai
advis
(NOC, 2016)
(NIC, 2016)
*(Fauzi, 2016)
** (Karmiza, Muharriza, dan
Huriani,
2014)
Resiko Infeksi NOC :  Proteksi Infeksi
Nosokomial (D.0142)  Risk Control O:
 Immune Status a. Monitor tanda dan gejala
Faktor Resiko : infeksi
Kriteria Hasil : b. Monitor faktor resiko
1. Efek prosedur Invasif infeksi
2. Lama perawatan di a. Teknik aseptik c. Monitor laboratorium
ICU b. KU dan tanda vital kultur darah untuk resiko
3. Cedera neurologis / yang stabil dapat CLABSI*
penurunan tingkat dipertahankan d. Monitor laboratorium
kultur urin untuk resiko
kesadaran c. Nilai leukosit dalam UTI*
batas normal N:
(SDKI, 2017; Edwardson e. Pertahankan teknik full-
& Cairns, 2018) (NOC, 2016) aseptic
f. Batasi pengunjung
C:
g. Kolaborasi pemberian
terapi farmakologi ;
antibiotik spektrum luas
beta-laktam*

 Kontrol Infeksi
O:
a. Monitor KU dan VS
setiap jam
b. Pantau adanya tanda-
tanda infeksi
N:
c. Pertahankan teknik
aseptik setiap
tindakan
d. Pertahankan lingkungan
aseptic
e. Tingkatkan intake
nutrisi ; susu
f. Pertahankan personal dan
oral care setiap hari
g. Lepas CVC jika tanda-
tanda infeksi muncul*
C:
h. Kolaborasi pemberian
terapi farmakologi ;
antibiotik spektrum luas
beta-laktam*
i. Kolaborasi ahli gizi dalam
pemberian nutrisi

(NIC, 2016)
* (Aftab, et.al, 2019)

Defisit Perawatan Diri NOC :  Self Care Assistance :


(D.0109)  Self-care : Activity of ADLs
Daily Living (ADLs) O:
Batasan Karakteristik :
1. Tidak mampu Kriteria Hasil : a. Monitor kemampuan
melakukan perawatan a. Klien terbebas dari klien untuk perawatan
diri (SDKI, 2017) bau badan diri yang mandiri
b. Klien terbebas dari b. Monitor kebutuhan klien
dekubitus untuk alat-alat
c. Personal dan oral kebersihan diri,
care dipertahankan berpakaian, toileting,
(NOC, 2016) dan mandi
c. Monitor bagian tubuh
yang dapat beresiko
terjadinya decubitus
N:
d. Berikan personal dan
oral care setiap hari
e. Ganti pakaian dan seprei
pasien jika kotor atau
minimal setiap
hari*
f. Bantu pasien untuk
melakukan alih baring
minimal setiap 2 jam
sekali* dan 3 jam sekali
pada malam hari**
g. Berikan lotion atau
minyak kelapa terutama
pada area yang beresiko
terjadinya dekubitus*

(NIC, 2016)
* (Suryagustina, Kaharap, dan
Aprianti, 2017)
** (National Clinical Guidance
Centre, 2014)

Anda mungkin juga menyukai