Anda di halaman 1dari 16

SELF HARM

Putri Umniyah, S,Ked


NIM : 712021084

Pembimbing:
dr. Abdullah Sahab, Sp.KJ.,MARS
Latar belakang
Setiap orang pada umumnya pasti memiliki permasalahan dalam hidupnya.

Pada saat individu dihadapkan dengan permasalahan biasanya akan menimbulkan respon emosi pada dirinya

. Respon emosi individu dalam menghadapi masalah dapat berbentuk positif maupun negatif.

merespon masalah dengan cara menyakiti diri sendiri dan


meyakini cara ini mampu mengatasi emosi atau rasa sakit

Perilaku menyakiti atau melukai diri sendiri ini disebut

perilaku self-harm
Tujuan

1. Mengetahui apakah yang di maksud dengan self harm

2. Megetahui penyebab terjadinya self harm

3. Mengetahui bagaimana persepsi masyarakat tentang self harm


4. Mengetahui bagaiman cara mencegah perilaku self harm
5. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan medis terhadap pasien self harm
Definisi

• Self harm adalah perilaku dimana


seseorang sengaja melukai
tubuhnya sendiri bukan bertujuan
untuk bunuh diri melainkan hanya
untuk melampiaskan emosi-emosi
yang menyakitkan
Prevalensi

• Pada umumnya, perilaku self harm lebih sering terjadi pada usia remaja.

• WHO melaporkan bahwa perilaku melukai diri sendiri yang kemudian menjurus ke
bunuh diri menyebabkan paling tidak 814.000 kematian di tahun 2000

• Pada tahun 2010, 20% dari populasi di Australia berusia 18-24 tahun mengaku pernah
melukai dirinya sendiri paling tidak sekali dalam kehidupan mereka
Jenis-jenis

Self harm terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut

1. Major self-mutilation
Melakukan kerusakan permanen pada organ utama, seperti memotong kaki atau mencukil mata.

2. Stereotipik self harm


Stereotypic self harm tidak begitu parah tapi jauh lebih berulang. Jenis self harm ini biasanya melibatkan perilaku berulang

seperti membenturkan kepala ke lantai secara berulang kali.


3. Superficial self-mutilation

Contoh perilaku superficial self-mutilation adalah menarik rambut sendiri dengan sangat kuat, menyayat kulit dengan
benda tajam, membakar bagian tubuh membanting tubuhnya sendiri, dan membenturkan kepala.
Bentuk-bentuk

Menurut Whitlock, dkk bentuk-bentuk self harm antara lain:


a. Menggores, menggaruk atau mencubit yang dapat menimbulkan tanda pada kulit dan menyebabkan
kulit berdarah
b. Membanting atau memukulkan objek kediri sendiri sehingga menimbulkan luka memar atau berdarah
c. Mencabik-cabik kulit
d. Mengukir kata-kata atau bentuk-bentuk tertentu di permukaan kulit
e. Menyuluti atau membakar kulit dengan rokok, api ataupun air panas
f. Menarik rambut secara paksa dengan jumlah yang banyak.
Bentuk-bentuk
Bentuk-bentuk self harm yang bisa dilakukan yaitu:
a. Menggores bagian tubuh tertentu
b. Membakar bagian tubuh tertentu dengan rokok
c. Memukul diri sendiri, memukul tembok atau benda keras yang lain
d. Membuat tubuh menjadi luka memar atau patah tulang
e. Membenturkan kepala
f. Menarik rambut
g. Menghantamkan tubuh terhadap suatu objek
h. Mencubit
Karakteristik

Menurut Eliana para pelaku self harm memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Berdasarkan kepribadian pelaku :

1. Kesulitan mengendalikan impuls di berbagai area, yang terlihat dalam masalah gangguan makan
atau adiksi terhadap zat adiktif.
2. Para pelaku self harm cenderung memiliki self esteem yang rendah dan kebutuhan atau dorongan
yang kuat untuk mendapatkan cinta dan penerimaan orang lain.
3. Pola pemikiran yang kaku, cara berpikir yang harus mencapai suatu tujuan atau tidak sama
sekali.
Karakteristik

b. berdasarkan lingkungan keluarga pelaku:

1. Masa kecil penuh trauma atau kurangnya sosok salah satu atau kedua orangtua, menimbulkan
kesulitan-kesulitan menginternalisasikan perhatian positif.
2. Ketidakmampuan atau ketidakmauan untuk mengurus diri sendiri dengan baik.
Karakteristik
c. Berdasarkan lingkungan sosial pelaku:

1. Kurangnya kemampuan untuk membentuk dan menjaga hubungan yang stabil.


2. Takut akan perubahan, baik perubahan dalam kegiatan sehari-hari maupun pengalaman baru dalam
bentuk apapun (orang-orang, tempat peristiwa), dapat juga perubahan perilaku mereka, atau
perubahan yang mungkin diperlukan untuk pulih.
Faktor Penyebab Self Harm

1. Meredakan ketegangan atau menghentikan perasaan buruk;

2. Merasakan sesuatu, bahkan rasa sakit;

3. Untuk berkomunikasi dengan orang lain dan menunjukkan bahwa mereka menderita;
4. Membuat orang lain berhenti mengganggu mereka.
Latar Belakang Keluarga Pelaku Self Harm

a. Adanya kehilangan yang mengakibatkan traumatis, sakit keras, ketidakstabilan dalam hidup
berkeluarga (keluarga Nomaden, orang tua Divorce).
b. Adanya pengabaian dan penganiayaan, baik secar fisik, seksual maupun emosional.
c. Kehidupan keluarga dipenuhi keyakinan agama yang kaku nilai-nilai yang dogmatis , yang diterapkan
dengan cara yang munafik dan tidak konsisten.
d. Peran yang terbalik dalam keluarga: misalnya si anak mengambil alih tanggung jawab orang dewasa di
usia dini
Self Harm dalam DSM-V

DSM-V akhirnya self harm diakui sebagai gangguan yang terpisah dari gangguan mental lainnya.
Hal ini disebut non-suicidal self injury (NSSI). Kriteria utama dari self harm antara lain adalah :
 
1. Seseorang telah terlibat self harm, selama dua belas bulan terakhir, setidaknya dilakukan pada
lima hari yang berbeda.
2. Self injury bukan merupakan hal yang sepele (misalnya menggigit kuku), dan tidak merupakan
bagian dari sebuah praktek yang diterima secara sosial (misalnya menusuk atau tato).
 
Tatalaksana Self Harm

Pencegahan Self Harm dan Suicide


Pendekatan untuk mencegah self harm dan suicide dapat dibagi
menjadi langkah-langkah berbasis populasi, yang ditujukan untuk semua
remaja (misalnya, inisiatif pendidikan), dan langkah-langkah yang ditujukan
untuk kelompok berisiko tinggi misalnya, individu dengan riwayat pelecehan,
mereka yang melukai diri sendiri
Tatalaksana Self Harm

Dalam Multicentre Treatment of Adolescent Depression Study, terapi perilaku kognitif, baik
sendiri atau dikombinasikan dengan fluoxetine, dikaitkan dengan pengurangan yang lebih besar
dalam ide bunuh diri atau tindakan (gabungan) dari pada fluoxetine saja. Dalam dua percobaan
lain, Namun, tidak ada Perbedaan terlihat antara terapi perilaku kognitif dan pengobatan
antidepresan SSRI pada hasil ini

Anda mungkin juga menyukai