Anda di halaman 1dari 26

HUBUNGAN DIABETES MELLITUS DENGAN KEJADIA

XEROSTOMIA
Pembimbing :
NAMA : PUTRI UMNIYAH drg. Nursiah Nasution, M.Kes
NIM : 712021084  
 
L ATA R B E L A K A N G

Diabetes Mellitus atau kecing manis merupakan penyakit


dimana kadar gula di dalam darah tinggi karena tubuh tidak
dapat melepaskan atau menggunakan insulin

gejala pada bagian mulut, gingivitis dan periodontitis,


xerostomia

Angka kejadian penderita diabetes mellitus yang terus


meningkat dari tahun ke tahun, dapat juga menyebabkan
peningkatan xerostomia,.
TUJUA
N

Adapun maksud dan tujuan referat ini adalah sebagai berikut.


1. Diharapkan dokter muda dapat memahami hubungan diabetes mellitus dengan kejadian xerostomia .
2. Diharapkan adanya pola berpikir kritis setelah dilakukan diskusi mengenai materi hubungan diabetes
mellitus dengan kejadian xerostomia.
3. Diharapkan dokter muda dapat mengaplikasikan pemahaman yang didapat mengenai hubungan diabetes
mellitus dengan kejadian xerostomia
 
DIABETES
MELLITUS

•Menurut ADA (American Diabetes


Assocation) diabetes melitus (DM)
merupakan penyakit metabolik yang
mempunyai karakteristik hiperglikemi
dan terjadi akibat kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau keduanya
PENYEBAB
GEJALA DM DI
RONGGA MULUT
• Xerostomia
Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan
penurunan aliran saliva (air liur) sehingga mulut
terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing
di mana alirannya dapat berfungsi sebagai
pembilas sisa-sisa makanan dan kotoran dari
dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka
akan menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman,
lebih rentan untuk terjadinya ulserasi (luka),
lubang gigi, dan bisa menjadi ladang subur bagi
bakteri untuk tumbuh dan berkemban
GEJALA DM DI RONGGA MULUT

• Gingivitis merupakan inflamasi pada gusi yang mudah untuk disembuhkan,


dimana pada jaringan ginggiva terlihat kemerah-merahan disertai
pembengkakan dan bila disikat dengan sikat gigi akan berdarah. Gingivitis
akan menimbulkan terbentuknya periodontal pocket disertai adanya resorpsi
tulang, sehingga gigi goyang dan akhirnya tanggal

• Periodontitis ialah radang pada jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang).
Selain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah
menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan
produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan
tubuh untuk memerangi infeksi, periodontitis merupakan penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri. Dan hal ini menjadi lebih berat dikarenakan
infeksi bakteri pada penderita Diabetes lebih berat
GEJALA DM DI RONGGA MULUT

• Rusaknya jaringan periodontal membuat gusi tidak lagi


melekat ke gigi, tulang menjadi rusak, dan lama kelamaan gigi
menjadi goyang

• Oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang di sebabkan


oleh jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut
Pada penderita Diabetes Melites kronis dimana tubuh rentan
terhadap infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik dapat
mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut yang
mengakibatkan jamur candida berkembang tidak terkontrol
sehingga menyebabkant thrush
GEJALA DM DI RONGGA MULUT

• Dental Caries (Karies Gigi)


Diabetes Mellitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya dan jumlah dari
karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan darah mengandung
banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik. Karies gigi dapat terjadi karena
interaksi dari 4 faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan waktu. Pada penderita Diabetes Melitus
telah diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat pada permukaan gigi,
dan bila yang melekat adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur dengan kuman yang
ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman
didalam mulut menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau caries gigi.
XEROSTOMIA

Xerostomia adalah keadaan di mana mulut kering akibat pengurangan atau tiadanya
aliran saliva. Xerostomia bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala dari
berbagai kondisi seperti perawatan yang diterima, efek samping dari radiasi di kepala
dan leher, atau efek samping dari berbagai jenis obat dan penyakit sistemik.
ETIOLOG
I
• Penurunan volume kelenjar saliva
Beberapa penyakit lokal mempengaruhi volume kelenjar saliva dan menyebabkan hiposaliva Inflamasi
kelenjar saliva akut dan kronik, tumor ganas maupun jinak serta sindrom Sjörgen dapat menyebabkan
xerostomia. Xerostomia juga dapat terjadi pada usia lanjut dengan gangguan sistemik Pada pasien diabetes
mellitus, jumlah sekresi saliva berkurang akibat adanya gangguan fungsi kelenjar saliva.

• Obat-obatan
Salah satu efek samping dari pengobatan tertentu adalah hiposalivasi yang dapat menyebabkan timbulnya
keluhan xerostomia. Beberapa obat tertentu seperti antidepresan trisiklik, antipsikotik, benzodiazepin,
atropin, β-blocker dan antihistamin mempunyai efek samping xerostomia.
ETIOLOGI

• Usia
Seiring dengan meningkatnya usia, terjadi proses aging. Terdapat perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar
saliva, dimana kelenjar parenkim hilang dan akan tergantikan oleh jaringan ikat dan lemak. Keadaan ini
mengakibatkan pengurangan jumlah aliran saliva. Perubahan atopi yang terjadi di kelenjar submandibula
sesuai dengan pertambahan usia juga akan menurunkan produksi saliva dan mengubah komposisinya

• Tingkat stress
DIAGNOSIS

xerostomia dapat dilakukan berdasarkan anamnesa terarah dan pengukuran laju


aliran saliva total yaitu dengan saliva collection. Laju aliran saliva memberi
informasi yang penting untuk tindakan diagnostik dan tujuan penelitian
tertentu. Fungsi kelenjar saliva dapat dibedakan dengan teknik pengukuran
tertentu
TERAPI
• Terapi xerostomia tergantung pada penyebab dan tingkat kerusakan kelenjar saliva. Terapi
tersebut berupa saliva buatan dan terapi stimulan. Ketika kelenjar saliva tidak mampu
distimulasi secara lokal maupun sistemik, saliva buatan dapat dijadikan pilihan terapi.

• Stimulasi local
Contohnya mengunyah permen karet, apel dan buah nanas. Pada penderita xerostomia, hendaknya
menggunakan permen karet yang mengandung xylitol sehingga menurunkan resiko karies gigi.
ASPEK HORMONAL PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS

Resistensi insulin merupakan kondisi dimana insulin tidak dapat bekerja secara optimal di sel
otot, lemak, dan hati sehingga memaksa pankreas mengkompensasi untuk memproduksi insulin
lebih banyak
Ketika produksi insulin oleh sel beta pankreas tidak adekuat guna mengkompensasi peningkata
resistensi insulin, maka kadar glukosa darah akan meningkat, pada saatnya akan menjadi
hiperglikemia kronik.
Hiperglikemia kronik pada DMT2 semakin merusak sel beta di satu sisi dan memperburuk
resistensi insulin di sisi lain, sehingga penyakit DMT2 semakin progresif.
PERUBAHAN HORMON INSULIN DAN HYPERGLIKEMIA DI CAVUM ORIS DAN SALIVA PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS

Umumnya penderita diabetes melitus tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai
dengan kebutuhan tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar glukosa di dalam
darah. Tingginya kadar glukosa dalam darah merupakan faktor yang dapat menimbulkan xerostomia.
Pada pasien DM, xerostomia dapat dipicu oleh hiperglikemia berkepanjangan dan
polyuria yang menyebabkan dehidrasi pada pasien. Kondisi dehidrasi inilah yang akan memicu
penurunan fungsi kelenjar saliva dan produksi saliva.8 Pasien DM mungkin akan mengalami berbagai
komplikasi kesehatan seperti neuropati dan angiopati yang dapat mempengaruhi kinerja saraf otonom
simpatis maupun parasimpatis. Perubahan pada saraf otonom akan memicu perubahan pada fungsi dari
glandula saliva dan menyebabkan xerostomia.
PERUBAHAN JARINGAN MULUT DAN
SALIVA PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS

DM dapat memicu berbagai penyakit di rongga mulut diantaranya


menyebabkan gingivitis dan kelainan jaringan periodontal lainnya,
meningkatkan risiko terjadinya karies dan kandidiasis oral, serta memicu
terjadinya keterlambatan penyembuhan luka.5 Pada beberapa studi juga
dilaporkan bahwa DM dapat memicu burning mouth syndrome, gangguan
pengecapan rasa, disfungsi pada saliva, serta xerostomia.27
PROSES DIABETES MELLITUS SAMPAI
MENIMBULKAN GEJALA XEROSTOMIA
PROSES DIABETES MELLITUS SAMPAI
MENIMBULKAN GEJALA XEROSTOMIA
• Xerostomia diabetic

merupakan sekresi saliva yang berkurang akibat adanya angiopati, neuropati diabetic pada DM yang tidak terawat

baik, sehingga saliva yang disekresikan menjadi lebih kental dan mulut terasa kering. Sekresi saliva dari kelenjar saliva

sangat dipengaruhi oleh sistem persarafan, sehingga akibat neuropati diabetic maka pada pasien DM akan terjadi

penurunan jumlah sekresi saliva

• Angiopati Diabetic
Xerostomia diabetic dapat disebaan angiopati yang berhubungan dengan kondisi hiperglikemia.

Angiopati diabetic menyebabkan perubahan pada kelenjar parotis. ikroangiopati akan menyebabkan penurunan perfusi

jaringan sehingga mengakibatkan kerusakan sel asini kelenjar parotis yang kemudian berkurangnya sekresi saliva yang

dihasilkan oleh sel asini.

• Neuropati diabetic
•terdapat pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol dan lama pada usia lanjut. Adanya gangguan pada saraf yang
mampersarafi kelenjar mayor sebagai sumber utama sekresi saliva mengakibatkan suplai sekremotor saraf simpatis terganggu,

sehingga terjadinya atrofi dari kelenjar dan jumlah sekresi saliva yang berkurang. 35
PENCEGAHAN DAN PERAWATAN GEJALA XEROSTOMIA
PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

• Upaya pencegahan dan perawatan gejala xerostomia pada penderita diabetes melitus perlu
dilakukan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari xerostomia tersebut. Menurut Katz
(2015), cara penderita diabetes untuk mengurangi atau menghilangkan gejala xerostomia adalah
menjaga kadar glukosa darah dengan mengatur pola makan yang seimbang, menjaga berat badan
yang sehat dan teratur memonitor kadar insulin dalam tubuh, menjaga kebersihan mulut setiap hari
seperti menyikat gigi dua kali sehari, flossing setiap habis makan, berkumur dengan obat kumur non
alkohol, minum banyak air putih, banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, menghindari
minuman manis, membersihkan lidah, dan mengunyah permen karet yang mengandung xylitol.
PENCEGAHAN DAN PERAWATAN GEJALA
XEROSTOMIA PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS

Perawatan untuk mengurangi gejala xerostomia pada penderita diabetes melitus juga harus
dilakukan agar tidak memperburuk gejala.
• Langkah pertama untuk perawatan xerostomia yaitu menegakkan diagnosa,
• langkah kedua menjadwalkan pemeriksaan dental rutin untuk mengevaluasi komplikasi
oral akibat saliva yang berkurang
• pasien sebaiknya didukung meminum air yang cukup, dan menggunakan pelembab pada
waktu malam hari dapat mengurangi ketidak nyamanan akibat mulut kering .
 
KESIMPULAN

Xerostomia merupakan keadaan keringnya mulut karena sekresi saliva yang kurang dari normal.
Salah satu penyebab dari xerostomia adalah penyakit diabetes melitus yang dapat didiagnosis
dengan xerostomia diabetic. Patogenesis dari xerostomia diabetik adalah adanya angiopati diabetic
yang menyebabkan kerusakan kelenjar parotis dan menyebabkan saliva berkurang. Proses yang
kedua adalah neuropati diabetic dimana akhirnya akan menyebabkan atrofi kelenjar saliva dan
jumlah sekresi berkurang. Dan proses yang terakhir adalah adanya dehidrasi akibat diuresis
osmotik pada pasien diabetes melitus dimana dehidrasi akan menurunkan jumlah produksi saliva.
Penatalaksanaan xerostomia sampai saat ini bersifat simptomatis yaitu mengusahakan terjadinya
kelembapan rongga mulut
T

Anda mungkin juga menyukai