M DENGAN
DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA YANG TERPASANG
VENTILATOR MEKANIK DI RUANG ICU RSUD
Dr. R. SOEDJONO SELONG
Harindah
NIM. 113118008
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan peraktik klinik Keperawatan Kritis. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Kritis yang diampu oleh Ns. Hikmah
Lia Basuni., M.Kep.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, sehingga makalah ini selesai sesuai dengan waktunya. Penyusun
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen mata kuliah
Keperawatan Keluarga yang penyusun sangat harapkan, guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi penyusun untuk lebih baik di masa yang akan
datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS............................................................................3
A. Konsep Ventilator Mekanik..........................................................................3
1. Definisi Ventilator Mekanik…………………………………………….3
2. Klasifikasi Ventilator…………………………………………...………3
2. Klasifikasi………………………………...…………………………...11
3. Etiologi………………………………………………………………...11
4. Manifestasi Klinik……………………………………………………..12
5. Patofisiologi…………………………………………………………...12
6. Komplikasi…………………………………………………………….13
7. Penatalaksanaan……………………………………………………….13
8. Pemeriksaan Penunjang……………………………………………….14
ii
B. Saran............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi semakin lama semakin pesat dan menyentuh
hampir semua bidang kehidupan manusia. Pada akhirnya setiap individu
harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan
teknologi, agar dapat beradaptasi terhadap perkembangan tersebut. Hal ini
juga berlaku untuk profesi keperawatan, khususnya area keperawatan kritis di
ruang perawatan intensif (intensif care unit/ICU).
Di ruang perawatan kritis, pasien yang dirawat disana adalah pasien-
pasien yang memerlukan mesin-mesin yang dapat menyokong kelangsungan
hidup mereka, diantaranya mesin ventilator, monitoring, infus pump, syringe
pump, dll. Dengan adanya keadaan tersebut maka tenaga kesehatan terutama
perawat yang ada di ruang perawatan kritis, seharusnya menguasai dan
mampu menggunakan teknologi yang sesuai dengan mesin-mesin tersebut,
karena perawat yang akan selalu ada di sisi pasien selama 24 jam.
Pemanfaatan teknologi di area perawatan kritis terjadi dengan dua
proses yaitu transfer dan transform teknologi dari teknologi medis menjadi
teknologi keperawatan. Tranfer teknologi adalah pengalihan teknologi yang
mengacu pada tugas, peran atau penggunaan peralatan yang sebelumnya
dilakukan oleh satu kelompok profesional kepada kelompok yang lain.
Sedangkan transform (perubahan) teknologi mengacu pada penggunaan
teknologi medis menjadi bagian dari teknologi keperawatan untuk
meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan dan hasil yang akan
dicapai oleh pasien. Ventilasi mekanik yang lebih dikenal dengat ventilator
merupakan teknologi medis yang ditransfer oleh dokter kepada perawat dan
kemudian ditransform oleh keperawatan sehingga menjadi bagian dari
keperawatan. Perawat pemula yang pengetahuan dan pengalaman
teknologinya masih kurang akan menganggap ventilator sebagai beban kerja
tambahan, karena mereka hanya bisa melakukan monitoring dan merekam
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
c. Ventilator Volume-Bersiklus
Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan-positif yang paling banyak digunakan sekarang. Dengan
ventilator jenis ini, volume udara yang akan dikirimkan pada setiap
inspirasi telah ditentukan. Mana kala volume preset ini telah
dikirimkan pada pasien, siklus ventilator mati dan ekshalasi terjadi
secara pasif. Dari satu nafas ke nafas lainnya, volume udara yang
dikirimkan oleh ventilator secara relatif konstan, sehingga
memastikan pernapasan yang konsisten, adekuat meski tekanan jalan
nafas beragam.
3. Gambaran dan Pengesetan Volume Ventilator Mekanik
Berbagai gambaran digunakan dalam penatalaksanaan pasien pada
ventilator mekanis. Ventilator disesuaikan sehingga pasien merasa
nyaman dan ”dalam harmoni” dengan mesin. Perubahan yang minimal
dari dinamik kardiovaskuler dan paru diharapkan. Jika volume ventilator
disesuaikan dengan tepat, kadar gas darah arteri pasien akan terpenuhi
dan akan ada sedikit atau tidak ada sama sekali gangguan kardiovaskuler.
Pengesetan awal ventilator setting :
1. Atur mesin untuk memberikan volume tidal yang dibutuhkan (10-15
ml/kg).
2. Sesuaikan mesin untuk memberikan konsentrasi oksigen terendah
untuk mempertahankan PaO2 normal (80-100 mmHg). Pengesetan ini
dapat diatur tinggi dan secara bertahap dikurangi berdasarkan pada
hasil pemeriksaan gas darah arteri.
3. Catat tekanan inspiratori puncak.
4. Atur cara (bantu-kontrol atau ventilasi mandatori intermiten) dan
frekuwensi sesuai dengan program medik dokter.
5. Jika ventilator diatur pada cara bantu kontrol, sesuaikan sensivitasnya
sehingga pasien dapat merangsang ventilator dengan upaya minimal
(biasanya 2 mmHg dorongan inspirasi negatif).
7
3. Masalah Mekanis
1. Definisi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Tanggal Pengkajian : 15 Februari 2022
Tanggal Masuk RS : 10 Februari 2022
Jam Pengkajian : 14.00
No. RM : 550294
Nama : Ny.M
Umur : 45 Th
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Ranca, Masbagik Utara
Diagnosa Medis : Pneumonia
2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. A
Umur : 50 Th
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan klien : Suami
3. Keluhan Utama
a. Saat Masuk Rumah Sakit:
Sesak napas
b. Saat Pengkajian:
Saat di rawat di ruang ICU kesadaran umum Samnolen, dengan
GCS: E3 M5 V7, (ETT), menggunakan ventilator mode SIMV, VT 400
PEEP 5 RR set 14 FiO2 50 % = TD :130/80 mmhg, T : 37,2°C, N :
128x/i, RR : 28 x/menit, SPO2 : 98 % 64
17
Ny. M
Keterangan :
: Laki-laki : Menikah
: Perempuan : Anak
× : Meninggal : Ny. M
……………. : Tinggal serumah
4. Data Khusus
a. Primary Survey
1) Airway
Terpasang ETT menggunakan ventilator mode SIMV, VT 400 PEEP
5 RRset 14 FiO2 50 % = TD :130/80 mmhg, T : 38°C, N: 128x/i, RR
: 28 x/menit, SPO2 : 98 % dan terdapat produksi sekret di sekitar TC
dan oral.
2) Breathing
RR: 28 x/menit, SpO2: 98%, terdengar suara nafas tambahan:
ronchi di seluruh lapang paru
3) Circulation
TD :130/80 mmhg, T : 38°C, N : 128x/i, RR : 28 x/menit,
SPO2 : 98 % capillary refille <2 detik, akral teraba hangat.
4) Fluid
Intake pasien dengan volume
Diet susu : 6 x 250 cc
Intake parenteral: futrolit 60 cc per jam,
Meropenem 3 x 1 gr,
Ranitidin 2 x 1 amp,
18
Paracetamol 3 x 1 gr,
Total intake pasien sebanyak 3000 cc/24 jam.
Output pasien
Urine: 2400 cc/24 jam,
Tidak ada residu ngt
Balance cairan pasien/ 24 jam intake - output = 3000 cc - 2400
Cc = ± 600 cc
b. Secondary Survey
1) Breathing
Saat pengkajian pasien terpasang ETT pada tanggal 4 Februari 2022
Pasien menggunakan ventilator mode SIMV, VT 400, PEEP 5, RR
14, FiO2 50 %. Bentuk dada simetris, gerakan dada simetris kiri dan
kanan, perkusi sonor, terdapat suara nafas tambahan ronchi.
2) Brain
Saat pengkajian kesadaran pasien Samnolen dengan GCS: E4 M5
V(ETT), kesadaran samnolen, penglihatan pasien dalam batas
normal dengan ada reflek cahaya (+/+), reaksi pupil isokor
(kanan/kiri), dan ukuran pupil (3mm/3mm).
3) Blood
TD : 130/80 mmhg, N: 128 x/menit, konjungtiva tak anemis, tidak
ada tanda-tanda sianosis, CRT < 2dtk, tidak terdapat distensi vena
jugularis. Pada pemeriksaan jantung, didapatkan hasil
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat,
Palpasi: ictus cordis teraba kuat di ics V,
Perkusi : pekak,
tidak ada suara tambahan pada jantung S1: Lub S2: Dub, irama
jantung regular.
4) Bladder
Saat pengkajian pasien terpasang Dower Cateter no. 16 sejak tanggal
4 Februari 2022 Warna urin kuning muda, tidak ada nyeri tekan
maupun distensi vesika urinaria, produksi urine 2.400 cc/ 24 jam.
5) Bowel
Saat pengkajian pasien terpasang NGT no. 18 sejak tanggal 4
Februari 2022, diet susu 6x250c.
Rongga mulut bersih, tidak ada lesi pada rongga mulut, mukosa bibir
kering, gigi terdapat caries, tidak ada pembengkakan gusi, tidak ada
pembesaran tonsil.
Bentuk abdomen datar, bising usus 8 x/menit; Perkusi timpani tidak
ada nyeri tekan. Pasien BAB 2 hari sekali , tidak ada hemoroid.
6) Bone
19
Istri pasien mengatakan beragama islam, dan Istri berdoa agar suaminya
cepat sembuh
6. Pemeriksaan penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Leukosit 18.35 10^3/ μL 4.80-10.80
Eritrosit Hemoglobin 3.75 10^6/ μL 4.70-6.10
Hematokrit 10.2 gr/dL 14.0-18.0
PLT 33.6 % 37.0-54.0
Neutrofil# Limfosit% 487 10^3/ μL 150-45
Monosit% Monosit# 10.1 10^3/ μL 1.5-7.0
RDW-CV 19 % 19-48
AGD 5 % 3-9
Ph 0.82 10^3/ μL 0.16-1.00
PaCO2 15.2 % 11.5-14.5
PaO2
BE 7,34
HCO3 65,2 mmHg 38-42
43,80 mmHg 75-100
8,8
34,5 meq/L 22-28
7. Therapi/Pengobatan
Intake parenteral: Futrolit 60 cc per jam,
Meropenem 3 x 1 gr,
Ranitidin 2 x 1 amp,
Paracetamol 3 x 1 gr,
B. Analisa Data
Nama klien : Ny. M No. Register : 550294
Umur : 45 Tahun Diagnosa Medis : Pneumonia
Ruang Rawat : ICU Alamat : Ranca, Masbagik Utara
C. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul menurut Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI) tahun 2016 adalah :
1. Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0001) berhubungan dengan sekresi
yang tertahan.
2. Gangguan pertukaran gas (D.0003) berhubungan dengan perubahan
membran alveoulus-kapiler
3. Gangguan penyapihan ventilator (D.0002) berhubungan dengan hambatan
upaya napas.
22
D. Intervensi keperawatan
Nama klien : Ny. M No. Register : 550294
Umur : 45 Tahun Diagnosa Medis : Pneumonia
Ruang Rawat : ICU Alamat : Ranca, Masbagik Utara
No Diagnosa Rencana Keperawatan
Tujuan & Kriteria Intervensi
Hasil
1. Bersihan jalan nafas tidak Tujuan: Manajemen Jalan napas
efektif berhubungan dengan Setelah dilakukan a. Monitor pola napas
sekresi yang tertahan intervensi keperawatan dengan melihat monitor
Di buktikan dengan : selama 1 jam Bersihan b. Monitor bunyi napas
Gejala dan Tanda Mayor jalan napas Meningkat tambahan (mis. Gurgling,
Subjektif: dengan kriteria hasil: mengi, wheezing, ronkhi)
tidak tersedia a. Batuk efektif c. Monitor sputum
Objektif: meningkat d. Monitor tanda vital
a. Batuk tidak efektif atau tidak b. Produksi sputum e. Posisikan 60° 16. Berikan
mampu batuk menurun minuman hangat
b. Sputum berlebih/obstruksi di b. Mengi menurun f. Lakukan fisioterapi dada
jalan napas/meconium di jalan c. Wheezing menurun g. Lakukan penghisapan
napas (pada neonates) d. Dispnea menurun lender kurang dari 15
c. Mengi, wheezing, dan/atau e. Gelisah menurun detik
ronkhi f. Frekuensi napas h. Hiperoksigenasi
Gejala dan Tanda Minor membaik i. Ajarkan batuk efektif
Subjektif: g. Pola napas membaik j. Kolaborasi pemberian
a. Dispnea bronkodilator, ekspetoran,
b. Sulit bicara mukolitik, jika perlu
c. Ortopnea Pemantauan Respirasi
Objektif: a. Palpasi kesimetrisan
a. Gelisah ekspansi paru
b. Sianosis b. Auskultasi bunyi napas
c. Bunyi napas menurun c. Monitor saturasi oksigen
d. Frekuensi napas berubah d. Dokumentasikan hasil
e. Pola napas berubah pemantauan
2. Gangguan pertukaran gas Tujuan: Pemantauan Respirasi
berhubungan dengan perubahan Setelah dilakukan a. Monitor frekuensi,
membran alveolus kapiler intervensi keperawatan irama,kedalaman dan
Dibuktikan dengan : selama 24 jam upaya napas dengan
Gejala dan Tanda Mayor pertukaran gas melihat ke monitor
Subjektif: Meningkat dengan b. Monitor pola napas
Dispnea kriteria hasil: (seperti bradipnea,
Objektif: a. Tingkat kesadaran takipnea, hiperventilasi,
a. PCO2 meningkat/menurun 7. meningkat kussmaul, cheyne-stokes,
PO2 menurun b. Dispnea menurun biot, atksik)
b. Takikardia c. Bunyi napas tambahan c. Monitor kemampuan
c. Ph arteri meningkat/menurun menurun batuk efektif
d. Bunyi napas tambahan d. Pusing menurun d. Monitor adanya sumbatan
Gejala dan Tanda Minor e. diaforesis menurun jalan napas
Subjektif: f. Gelisah menurun e. Palpasi kesimetrisan
a. Pusing g. Napas cuping hidung ekspansi paru
b. Penglihatan kabur menurun f. Auskultasi bunyi napas
Objektif: h. PCO2 membaik g. Monitor saturasi oksigen
a. Sianosis i.PO2 membaik h. Monitor nilai AGD
b. Diaforesis j.Takikardia membaik i. Monitor hasil X-ray
c. Gelisah k. Ph membaik Toraks
23
E. Implementasi keperawatan
Nama klien : Ny. M No. Register : 550294
Umur : 45 Tahun Diagnosa Medis : Pneumonia
Ruang Rawat : ICU Alamat : Ranca, Masbagik Utara
No
Jam Implementasi ResponHasil
Dx
1. 08.00 1.1 Melakukan monitoring pola 1.1 Pasien menggunakan
napas dengan melihat ventilator mode
monitor SIMV, VT 400, PEEP
09.00 1.2 Memonitor bunyi napas 5, RR 14, FiO2 50 %
Tambahan 1.2 Terdengar Rhonchi
09.30 1.3 Memonitor tanda vital dan disemua lapangan
Haemodinamik paru
1.3 TD 130/80 mmHg
09.45 1.4 Melakukan fisioterapi dada, MAP 96,6 mmHg HR
memposisikan 60°, 100 x/i RR 22 x/i T
melakukan hiperoksigenasi, 37 ̊C SpO2 96%
melakukan suction 1.4 Pasien tampak rilek,
10.15 1.5 Memonitor tanda vital dan posisi pasien
haemodinamik recumbent 60°,
11.00 1.6 Memeriksa kemampuan klien hiperoksigenasi
untuk disapih selama 2 menit,
suction dilakukan
12.00 1.7 Memberikan asupan oral lendir agak kental.
13.00 1.8 Memonitor haluaran urine 1.5 TD 130/80 mmHg
24
F. Evaluasi keperawatan
Nama klien : Ny. M No. Register : 550294
Umur : 45 Tahun Diagnosa Medis : Pneumonia
Ruang Rawat : ICU Alamat : Ranca, Masbagik Utara
4. P : Lanjutkan intervensi
Dx 1
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan pada klien Ny. M dengan
Pneumonia di Ruang ICU di RSUD Dr. R SOEDJONO SELONG, yang
dilakukan dari tanggal 15 s.d 16 Februari 2022, dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan meliputi: pengkajian, diagnosis keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian Nama Klien Ny. M, jenis kelamin perempuam, umur 45 tahun,
alamat klien Ranca, Masbagik Utara, pendidikan SMA, menikah, agama
islam, tanggal masuk rumah sakit 10 Februari 2022, dan masuk rumah
sakit dengan diagnosa medis Pneumonia.
2. Diagnosa
Diagnosa yang muncul pada Ny. M yaitu Bersihan jalan napas tidak efektif
(D.0001) berhubungan dengan sekresi yang tertahan, Gangguan pertukaran
gas (D.0003) berhubungan dengan perubahan membran alveoulus-kapiler,
Gangguan penyapihan ventilator (D.0002) berhubungan dengan hambatan
upaya napas.
3. Intervensi
Perencanaan keperawatan kasus pada Ny. M dengan kasus pneumonia
meiliputi manajemen jalan napas, pemantauan respirasi dan terapi oksigen.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan yang sudah dilakukan dari am 08:00-13.00
meliputi melakukan monitoring pola napas dengan melihat monitor,
memonitor bunyi napas tambahan, memonitor tanda vital dan
haemodinamik, melakukan fisioterapi dada, memposisikan 60°, melakukan
hiperoksigenasi, melakukan suction, memonitor tanda vital dan
27
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar. 2013. Aspek Klinis dan Tatalaksana Gagal Nafas Akut Pada
Anak. JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 13 Nomor
3 Desember 2013
Firdaus, M. 2017. TRIASE. Dilihat tanggal 17 Juli 2017 pukul 22.15 WIB.
http://www.academia.edu/5296135/Dr._M_Firdaus_TRIASE
Hendra & Emil Huriani. 2011. Pengaruh Mobilisasi Dan Fisioterapi Dada
Terhadap Kejadian Ventilator Associated Pneumonia Di Unit
Perawatan Intensif. NERS JURNAL KEPERAWATAN Volume 7 No
2, Desember 2011 : 121-129
Hidayat, A.A & M. Uliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia
(KDM), Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya:
Health Books Publishing
29