OLEH
Sriwahyunimardani
Deliwan A. Ismail
Mega Purnamawaty Sudirman
Moh. Rizal dy Kaharu
Putri Kiki Pratiwi Helingo
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Analisis Jurnal dengan judul TINDAKAN KEPERAWATAN
BUNDLE VENTILATOR PADA PASIEN VENTILATOR ACCOCIATED
PNEUMONIA (VAP) DI RUANG INTENSIF CARE UNIT (ICU)
Analisis Jurnal ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan analisis
jurnal ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Analisis Jurnal ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki Analisis Jurnal ini.
Akhir kata kami berharap semoga Analisis Jurnal ini dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak.
Gorontalo, 2022
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang
dilengkapi dengan staff dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati
pasien dengan perubahan fisiologi yang cepat memburuk yang mempunyai
intensitas defek fisiologi satu organ ataupun mempengaruhi organ lainnya
sehingga merupakan keadaan kritis yang dapat menyebabkan kematian. Tiap
pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena memerlukan
pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring serta dengan cepat
dapat dipantau perubahan yang terjadi atau akibat dari penurunan fungsi organ-
organ tubuh lainnya (Rab, 2008).
Association of Critical Care Nursing (2014), peran perawat ICU dalam
keperawatan kritis adalah salah satu keahlian khusus didalam ilmu perawatan
yang menghadapi secara rinci terhadap manusia dan bertanggung jawab atas
masalah yang mengancam jiwa, Pelayanan keperawatan kritis di lCU merupakan
pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam kondisi kritis yang mengancam
jiwa, sehingga harus dilaksanakan oleh tim terlatih dan berpengalaman di ruang
perawatan intensif.
Pelayanan keperawatan kritis bertujuan untuk memberikan asuhan bagi
pasien dengan penyakit berat yang membutuhkan terapi intensif dan potensial
untuk disembuhkan, memberikan asuhan bagi pasien berpenyakit berat yang
memerlukan observasi atau pengawasan ketat secara terus-menerus, untuk
mengetahui setiap perubahan pada kondisi pasien yang membutuhkan intervensi
segera (Kemenkes, 2011). Kemampuan mengobservasi dan pengawasan ketat
dibidang perawatan kegawatan, salah satunya adalah kegawatan dalam monitoring
hemodinamik pada pasien kritis.
Di Indonesia, ketenagaan perawat di ruang ICU di atur dalam keputusan
menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2011
tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan ICU di rumah sakit yaitu, untuk
ICU level I maka perawatnya adalah perawat terlatih yang bersertifikat bantuan
1
hidup dasar dan bantuan lanjut, untuk ICU level II diperlukan minimal 50% dari
jumlah seluruh perawat di ICU merupakan perawat terlatih dan bersertifikat di
ICU, dan untuk ICU level III diperlukan minimal 75% dari jumlah seluruh
perawat di ICU merupakan perawat terlatih dan bersertifikat ICU.
1.2 Tujuan
Untuk menganalisis jurnal tentang “TINDAKAN KEPERAWATAN BUNDLE
VENTILATOR PADA PASIEN VENTILATOR ACCOCIATED PNEUMONIA
(VAP) DI RUANG INTENSIF CARE UNIT (ICU)"
1.3 Manfaat
A. Manfaat Praktis
1. Bagi program Studi Ners
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan materi, teori
dan bahan bacaan tentang “TINDAKAN KEPERAWATAN BUNDLE
VENTILATOR PADA PASIEN VENTILATOR ACCOCIATED
PNEUMONIA (VAP) DI RUANG INTENSIF CARE UNIT (ICU)’’
2. Bagi Perawat
Dapat memberikan suatu alternatif untuk dapat dijadikan sebagai
bahan masukan bagi perawat dalam melakukan TINDAKAN
KEPERAWATAN BUNDLE VENTILATOR PADA PASIEN
VENTILATOR ACCOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI RUANG
INTENSIF CARE UNIT (ICU)
3. Bagi rumah sakit
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi bahan masukan bagi
rumah sakit dalam melaksanakan penatalaksanaan mengenai
TINDAKAN KEPERAWATAN BUNDLE VENTILATOR PADA
PASIEN VENTILATOR ACCOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI
RUANG INTENSIF CARE UNIT (ICU)
B. Manfaat Teoritis
1. Diharapkan analisis jurnal ini dapat memberikan suatu pengetahuan
tentang TINDAKAN KEPERAWATAN BUNDLE
2
VENTILATOR PADA PASIEN VENTILATOR ACCOCIATED
PNEUMONIA (VAP) DI RUANG INTENSIF CARE UNIT (ICU)
2. Diharapkan bisa menjadi konstribusi yang baik bagi dunia ilmu
pengetahuan pada umumnya dan juga bisa memberikan ilmu
khusus bagi keperawatan.
3
BAB II
METODE DAN TINJAUAN TEORITIS
Google cendekia/scholar.
1) Definisi
ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang
4
pasien dalam kondisi kritis yang mengancam jiwa, sehingga harus
intensif.
dasar dan bantuan lanjut, untuk ICU level II diperlukan minimal 50%
bersertifikat di ICU, dan untuk ICU level III diperlukan minimal 75%
bersertifikat ICU
5
Menurut Kemenkes (2011) meliputi hal- hal sebagai berikut:
beberapa hari.
a. Pasien prioritas 1
b. Pasien prioritas 2
6
catheter. Contoh pasien yang mengalami penyakit dasar jantung-paru,
gagal ginjal akut dan berat atau pasien yang telah mengalami
Pasien golongan ini adalah pasien kritis, yang tidak stabil status
sembuh dan atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil.
1. Definisi
tingkat mulai dari 10% -70% di unit perawatan intensif yang ditandai
7
penyebab utama morbiditas dan mortalitas di ICU dan menyebabkan
terdapat 721.800 kasus HAIs dan 39% diantaranya mengalami VAP yang
(RISKESDES, 2018).
10.000 mm3), sekret trakea bernanah dan adanya infiltrat yang baru atau
8
stress ulcer prophilaxis, pengisapan sekret endotrakeal, perubahan posisi
Bundle adalah suatu cara yang terstruktur untuk meningkatkan proses dan
hasil perawatan pasien bila dilakukan secara kolektif dan handal yang
48 jam atau lebih. Resiko VAP tertinggi pada awal perawatan dengan
ventilasi mekanik,
dimana terjadi peningkatan resiko tiga persen setiap hari dari hari pertama
hingga hari kelima. Setelah hari kelima peningkatan resiko sebesar dua
persen perhari
9
mortalitas serta biaya perawatan yang sangat tinggi (Huang et al., 2010;
Niederman, 2005).
yakni VAP onset cepat, dimana kejadian VAP muncul dalam 4 hari
onset lambat yakni VAP yang muncul setelah 4 hari dilakukan tindakan
faktor resiko yang masih dapat dimodifikasi maupun faktor resiko yang
kepala dan intubasi ulang merupakan faktor resiko yang tidak dapat
2005).
penting dari VAP, maka keberadaan flora normal di rongga mulut penting
untuk diperhatikan. Ada lebih dari 350 spesies bakteri di rongga mulut,
10
yang berkoloni pada beberapa tempat. Streptococcus sanguis,
durasi ventilasi mekanik. Secara umum, VAP onset cepat disebabkan oleh
sering disebabkan oleh bakteri MDR dan sulit diobati. Meski demikian
tidak ada aturan baku tentang hal ini dan hanya menjadi acuan terapi
antibiotik awal
dapat disebabkan lebih dari 1 organisme. Penyebab lain seperti jamur dan
virus jarang dijumpai. Penyebab yang paling sering adalah bakteri basil
11
kejadian VAP di
pada pasien dengan diabetes mellitus dan cedera kepala yang dirawat di
3. Pencegahan
12
mencegah kejadian distensi lambung, mencegah terbentuknya biofilm,
prosedur tetap di ICU, angka kejadian VAP masih cukup tinggi, sehingga
C. Bundle Ventilator
VAP.
13
Prosedur dalam VAP bundle care diantaranya mengangkat kepala tempat
secara signifikan terkait kejadian VAP setelah penerapan VAP bundle oleh
unit (ICU).
14
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
15
VENTILATOR ASSOCIATED teknik pengambilan sampling yakni melaksanakan VAPb (p value = 0,002) dan Odd
PNEUMONIA (VAPb) total sampling. Alat pengumpul data Ratio (OR)= 28.6. Hasil penelitian ini dapat
yang digunakan adalah kuesioner menjadi masukan bagi perawat dalam
pengetahuan perawat ICU tentang meningkatkan pengetahuan perawat ICU dalam
VAPb mencegah VAP dengan mengaplikasikan VAPb.
Diah Susmiarti, INTERVENSI VAP BUNDLE Hasil menunjukkan bahwa penerapan VAP
2015 DALAM PENCEGAHAN Penelitian ini menggunakan metode bundle berpengaruh dalam mencegah terjadinya
VENTILATOR ASSOCIATED one shot case study post test only VAP. Hasil dari penilaian total CPIS didapatkan
PNEUMONIA (VAP) PADA dengan sampel sebanyak 6 orang 4 dari 6 orang tidak terdiagnosa VAP dan 2
PASIEN DENGAN mulai 31 Desember 2013 sampai orang terdiagnosa VAP.
VENTILASI MEKANIS dengan 31 Januari 2014.
Sri Idawati dkk, Tingkat Pengetahuan Perawat Desain penelitian ini adalah analitik Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari
2018 Dan Penerapan Ventilator dengan pendekatan cross sectional. separuh (60%) perawat memiliki tingkat
Associated Pneumonia Bundle Data diolah secara deskriptif dan pengetahuan yang tinggi. Hampir seluruh
Di Ruang Perawatan Intensif dengan menggunakan chi-squared (93,3%) perawat sesuai melakukan penerapan
tes VAP Bundle. Terdapat hubungan yang bermakna
antara tingkat pengetahuan dengan penerapan
VAP Bundle (p<0.05)
Hartono dkk, LITERATURE REVIEW : Pencarian artikel jurnal dilakukan VAP bundles telah terbukti secara evidence
2019 PELAKSANAAN VAP secara elektronik dengan dalam penurunan angka kejadian VAP, sehingga
BUNDLE DALAM menggunakan beberapa database, hal ini harus dilakukan semua tim medis yang
MENCEGAH VENTILATOR yaitu : Google Scholar, Pubmed, terlibat dalam perawatan pasien dan di awasi
ASSOCIATED PNEMONIA Science Direct. Batasan tahun yang dengan ketat pelaksanaanya
16
(VAP) digunakan yaitu 10 tahun (2002 –
2018). Dari hasil pencarian
literature didapatkan enam jurnal
terpilih dari 80 artikel yang
ditemukan. Sebanyak enam
penelitian diangkat dalam kajian ini,
yang kesemuanya menjabarkan
komponen VAP bundle yang
bertujuan untuk menanggulangi
terjadinya VAP di unit perawatan
intensi
17
18
3.2 Pembahasan
dimana pengambilan data variabel bebas (sebab) dilakukan terlebih dahulu yaitu
dilakukan pengambilan data variabel tergantung (akibat) yaitu VAP. Populasi pada
penelitian ini adalah semua responden yang mempunyai kriteria variabel sebab
Penelitian dilakukan dalam waktu yang cukup singkat yaitu dari tanggal 1
November 2014 sampai 28 Februari 2015 (4 bulan) dengan jumlah sampel pasien
ventilator-bundle 82,9%. Hasil ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka
kepatuhan antara 33,1% sampai 59,1%4. Hasil ini lebih rendah dari penelitian Al
Thaqafy, et al (2013) di ICU Rumah Sakit King Abdulaziz Medical City, Saudi
Angka VAP didapatkan 11,1% atau 26,7 per 1000 hari ventilator. Angka ini lebih
Sedangkan Utami (2013) dalam penelitiannya mendapatkan angka VAP 46,15 per
1000 hari ventilator sebelum edukasi ventilator-bundle, dan 35,09 per 1000 hari
ventilator setelah edukasi ventilator-bundle⁸. Akan tetapi hasil ini lebih tinggi dari
penelitian Alsadat (2012) yang berhasil menurunkan angka VAP dari 30 menjadi
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang
dilengkapi dengan staff dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati
pasien dengan perubahan fisiologi yang cepat memburuk yang mempunyai
intensitas defek fisiologi satu organ ataupun mempengaruhi organ lainnya
sehingga merupakan keadaan kritis yang dapat menyebabkan kematian.
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah infeksi nosokomial umum
pada pasien pada ventilasi mekanis /intubasi dengan tingkat mulai dari 10%
-70% di unit perawatan intensif yang ditandai dengan “infiltrat paru baru
atau progresif, demam, leukositosis dan trakea-bronkial purulen sekresi
(Wami et al., 2018). VAP merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di ICU dan menyebabkan pemanjangan lenght of stay di rumah
sakit dan ICU dan meningkatkan biaya rumah sakit (Solikin, 2020).
4.2 Saran
a. Bagi program Studi Ners
Diharapkan mahasiswa dapat memperbanyak pengetahuan mengenai
TINDAKAN KEPERAWATAN BUNDLE VENTILATOR PADA
PASIEN VENTILATOR ACCOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI
RUANG INTENSIF CARE UNIT (ICU)
b. Bagi Perawat
Dapat memberikan suatu alternatif untuk dapat dijadikan sebagai
bahan masukan bagi perawat dalam melakukan TINDAKAN
KEPERAWATAN BUNDLE VENTILATOR PADA PASIEN
VENTILATOR ACCOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI RUANG
INTENSIF CARE UNIT (ICU)
c. Bagi rumah sakit
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi bahan masukan bagi
rumah sakit dalam melaksanakan penatalaksanaan mengenai
20
TINDAKAN KEPERAWATAN BUNDLE VENTILATOR PADA
PASIEN VENTILATOR ACCOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI
RUANG INTENSIF CARE UNIT (ICU)
21
DAFTAR PUSTAKA
GINA (2020) Pocket Guide for Asthma Management and Prevention (for adults
and children older than 5 years), Global Initiative for Asthma.
Available at: www.ginasthma.org.
Indri Runtuwene. 2018. Prevalensi dan faktor faktor resiko yang menyebabkan
asma di RSU GMIM Bethesda Tomohon. Jurnal e-Clinik (eCi). Volume 4
No 2 Hal.45-50
Merey M & Hendro B. 2021. Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Riwayat
Serangan Pada Penderita Asma Di Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal
Keperawatan. Volume 9 No.2
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperawatan(Ist ed). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI
Utama, Saktya Yudha Ardhi. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Sistem Respirasi. Sleman: Budi Utama.
22
Widyaningsih, Yunani & M.Jamaludin. 2018. Pengaruh Respiratory Muscles
Streching Terhadap Saturasi Oksigen Pasien Asma. Jurnal Urecoll.
23