Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TREND DAN ISSUE PEMASANGAN VENTILATOR MEKANIK


(Departemen: keperawatan gadar)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Trend dan Issue Global
Keperawatan yang diampu oleh Ibu Inta Susanti S.Kep., Ns., M.Kep

DOSEN PEMBIMBING :
INTA SUSANTI,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
KUMIL LAILAH
2002013004
6A Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat allah SWT yang selalu memberi

rahmat yang tidak terhingga kepada hamba-Nya. Dalam menyusun makalah ini, saya

akan membahas tentang “ Trend Pemasangan ventilator mekanik ” yang ditulis dengan

bahasa yang jelas dan mempermudah untuk memahaminya.

Selama penyusunan, saya mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat Bapak/Ibu:

1. Dr. Abdul Azis Alimul Hidayat, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Lamongan.

2. Dr. Virgianti Nur Faridah, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dekan Universitas

Muhammadiyah Lamongan

3. Suratmi, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Lamongan.

4. Rizky Asta Pramestirini, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing akademik

kelas 6A keperawatan.

5. Inta Susanti S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Trend

dan Issue Global Keperawatan.

Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat diterima, serta

bermanfaat bagi saya pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Lamongan, 22 Maret 2023

Kumil

i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................................2
1.3 Tujuan Umum........................................................................................................ 2
1.4 Tujuan Khusus....................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORITIS.....................................................................................................3
2.1 Definisi....................................................................................................................3
2.2 Klasifikasi Ventilator.............................................................................................. 3
2.3 Ventilator Tekanan Negatif......................................................................................3
2.4 Ventilator Tekanan Positif....................................................................................... 4
2.5 Gambaran dan Pengesetan Volume Vetilator......................................................... 5
2.6 Indikasi Ventilasi Mekanis......................................................................................6
2.7 Komplikasi Ventilasi Mekanis................................................................................9
BAB III............................................................................................................................ 12
PENUTUP........................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi semakin lama semakin pesat dan menyentuh hampir
semua bidang kehidupan manusia. Pada akhirnya setiap individu harus mempunyai
pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan teknologi, agar dapat beradaptasi
terhadap perkembangan tersebut. Hal ini juga berlaku untuk profesi keperawatan,
khususnya area keperawatan kritis di ruang perawatan intensif (intensif care unit/ICU).

Di ruang perawatan kritis, pasien yang dirawat disana adalah pasien-pasien yang
memerlukan mesin-mesin yang dapat menyokong kelangsungan hidup mereka,
diantaranya mesin ventilator, monitoring, infus pump, syringe pump, dll. Dengan
adanya keadaan tersebut maka tenaga kesehatan terutama perawat yang ada di ruang
perawatan kritis, seharusnya menguasai dan mampu menggunakan teknologi
yang sesuai dengan mesin-mesin tersebut, karena perawat yang akan selalu ada di sisi
pasien selama 24 jam.Pemanfaatan teknologi di area perawatan kritis terjadi dengan dua
proses yaitu transfer dan transform teknologi dari teknologi medis menjadi teknologi
keperawatan. Tranfer teknologi adalah pengalihan teknologi yang mengacu pada tugas,
peran atau penggunaan peralatan yang sebelumnya dilakukan oleh satu kelompok
profesional kepada kelompok yang lain. Sedangkan transform (perubahan) teknologi
mengacu pada penggunaan teknologi medis menjadi bagian dari teknologi keperawatan
untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan dan hasil yang akan dicapai
oleh pasien. Ventilasi mekanik yang lebih dikenal dengat ventilator merupakan
teknologi medis yang ditransfer oleh dokter kepada perawat dan kemudian ditransform
oleh keperawatan sehingga menjadi bagian dari keperawatan. Perawat pemula yang
pengetahuan dan pengalaman teknologinya masih kurang akan menganggap ventilator
sebagai beban kerja tambahan, karena mereka hanya bisa melakukan monitoring dan
merekam hasil observasi pasien. Sedangkan pada perawat yang sudah berpengalaman
akan memanfaatkan dan menggunakan ventilator sebagai bagian dari keperawatan

1
untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan kepada pasien di ruang kritis dan
akan berdampak positif terhadap profesi keperawatan.

Penguasaan terhadap teknologi akan menjadi modal bagi perawat untuk


mengontrol pekerjaannya (Alasad, 2020). Hal tersebut tentu saja akan menghemat
tenaga, dan membuat pekerjaan menjadi lebih mudah untuk dikerjakan serta diatur.
Misalnya perawat yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengenai mesin
ventilasi mekanik, hal tersebut akan membantu perawat menghemat tenaganya dalam
mengawasi pernafasan pasien, karena tugasnya mengawasi secara langsung keadaan
pasien sudah dilakukan oleh mesin ventilasi. Bahkan apabila ada keterbatasan tenaga
perawat, maka 1 orang perawat dapat mengawasi dua atau lebih pasien yang juga sama-
sama menggunakan mesin ventilasi mekanik. Jelaslah bahwa penguasaan teknologi
menjadi suatu kebutuhan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Alat
Bantu Ventilasi.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui definisi bantuan ventilasi.
b. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis bantuan ventilasi.
c. Mahasiswa mengetahui setting ventilator.
d. Mahasiswa mengetahui indikasi klien yang mendapat bantuan ventilator.
e. Mahasiswa mengetahui komplikasi klien yang terpasang ventilasi.
f. Mahasiswa mengetahui peran perawat pada klien dengan ventilator

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi
Ventilator mekanis adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang
dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang lama
(Brunner and Suddarth, 2019).

Merawat pasien pada ventilator mekanis telah menjadi bagian integral dari asuhan
keperawatan di unit perawatan kritis, di unit medikal bedah umum, di fasilitas
perawatan yang luas, dan bahkan di rumah. Perawat, dokter, dan ahli terapis pernapasan
harus mengerti masing-masing kebutuhan pernapasan spesifik pasien dan bekerja
bersama untuk membuat tujuan yang realistis. Rumusan penting untuk hasil pasien yang
positf termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanis dan perawatan yang
dibutuhkan dari pasien, juga komunikasi terbuka diantara tim perawatan kesehatan
tentang tujuan terapi, rencana penyapihan (weaning), dan toleransi pasien terhadap
perubahan dalam pengesetan ventilator.

2.2 Klasifikasi Ventilator


Terdapat beberapa jenis ventilator mekanis.Ventilator diklasifikasikan berdasarkan
cara alat tersebut mendukung ventilasi. Dua kategori umum adalah ventilator tekanan-
negatif dan tekanan-positif.

Sampai sekarang kategori yang paling umum digunakan adalah ventilator tekanan-
positif. Ventilator tekanan-positif juga termasuk klasifikasi metoda fase inspirasi akhir
(tekanan-bersiklus, waktu-bersiklus dan volume-bersiklus).
2.3 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal.
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara untuk

3
mengalir ke dalam paru-paru, sehingga memenuhi volumenya. Secara fisiologis, jenis
ventilasi terbaru ini serupa dengan ventilasi spontan. Ventilator jenis ini digunakan
terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungan dengan kondisi neurovaskular
seperti poliomielitis, distrofimuskular, sklerosis lateral amiotrofik, dan miasteniagravis.
Penggunaannya tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau pasien yang kondisinya
membutuhkan perubahan ventilatori sering.

Ventilator tekanan negatif adalah alat yang mudah digunakan dan tidak
membutuhkan intubasi jalan nafas pasien. Ventilator ini digunakan paling sering untuk
pasien dengan fungsi pernafasan borderline akibat penyakit neuromuskular. Akibatnya,
ventilator ini sangat baik untuk digunakan di lingkungan rumah. Terdapat beberapa
jenis ventilator tekanan negatif: iron lung, body wrap, dan chest cuirass.

Drinker Respirator Tank (Iron Lung). Iron Lung adalah bilik tekanan negatif yang
digunakan untuk ventilasi. Alat ini pernah digunakan secara luas selama epidemik polio
pada masa lalu dan sekarang digunakan oleh pasien-pasien yang selamat dari penyakit
polio dan kerusakan neuromuskular lainnya.

Body Wrap (Pneumowrap) dan Chest Cuirass (Tortoise Shell). Kedua alat portabel
ini membutuhkan sangkar atau shell yang kaku untuk menciptakan bilik tekanan negatif
disekitar toraks dan abdomen. Karena masalah-masalah dengan ketepatan ukuran dan
kebocoran sistem, jenis ventilator ini hanya digunakan dengan hati-hati pada pasien
tertentu.
2.4 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan
tekanan positif pada jalan nafas, serupa dengan mekanisme di bawah, dan dengan
demikian mendorong alveoli untuk mengembang selama inspirasi. Ekspirasi terjadi
secara pasif.

Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakea atau trakeostomi. Ventilator
ini secara luas digunakan di lingkungan rumah sakit dan meningkat penggunaannya di
rumah untuk pasien dengan penyakit paru primer. Terdapat tiga jenis ventilator tekanan
positif, yaitu:

1. Ventilator Tekanan-Bersiklus.

4
Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan positif yang mengakhiri inspirasi
ketika tekanan preset telah tercapai. Dengan kata lain, siklus ventilator hidup,
mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya
tercapai, dan kemudian siklus mati. Keterbatasan utama dengan ventilator jenis ini
adalah bahwa volume udara atau oksigen dapat beagam sejalan dengan perubahan
tahanan atau kompliens jalan napas pasien. Akibatnya adalah suatu ketidakkonsistensian
dalam jumlah volume tidal yang dikirimkan dan kemungkinan mengganggu ventilasi.
Konsekuensinya, pada orang dewasa, ventilator tekanan-bersiklus dimaksudkan hanya
untuk penggunaan jangka pendek di ruang pemulihan. Jenis yang paling umum dari
ventilator jenis ini adalah mesin IPPB.

2. Ventilator Waktu-Bersiklus

Ventilator waktu-bersiklus mengakhiri atau mengendalikan inspirasi setelah waktu yang


ditentukan. Volume udara yang diterima pasien diatur oleh kepanjangan inspirasi dan
frekuensi aliran udara. Sebagian besar ventilator mempunyai frekuensi kontrol yang
menentukan frekuensi pernapasan, tetapi waktu-pensiklus murni jarang digunakn untuk
orang dewasa. Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi.

3. Ventilator Volume-Bersiklus

Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator tekanan-positif yang paling
banyak digunakan sekarang. Dengan ventilator jenis ini, volume udara yang akan
dikirimkan pada setiap inspirasi telah ditentukan. Mana kala volume preset ini telah
dikirimkan pada pasien, siklus ventilator mati dan ekshalasi terjadi secara pasif. Dari
satu nafas ke nafas lainnya, volume udara yang dikirimkan oleh ventilator secara relatif
konstan, sehingga memastikan pernapasan yang konsisten, adekuat meski tekanan jalan
nafas beragam.

2.5 Gambaran dan Pengesetan Volume Vetilator


Berbagai gambaran digunakan dalam penatalaksanaan pasien pada ventilator
mekanis. Ventilator disesuaikan sehingga pasien merasa nyaman dan ”dalam harmoni”
dengan mesin. Perubahan yang minimal dari dinamik kardiovaskuler dan paru
diharapkan. Jika volume ventilator disesuaikan dengan tepat, kadar gas darah arteri

5
pasien akan terpenuhi dan akan ada sedikit atau tidak ada sama sekali gangguan
kardiovaskuler.

Pengesetan awal ventilator setting :


1. Atur mesin untuk memberikan volume tidal yang dibutuhkan (10-15 ml/kg).
2. Sesuaikan mesin untuk memberikan konsentrasi oksigen terendah untuk
mempertahankan PaO2 normal (80-100 mmHg). Pengesetan ini dapat diatur tinggi
dan secara bertahap dikurangi berdasarkan pada hasil pemeriksaan gas darah arteri.
3. Catat tekanan inspiratori puncak.
4. Atur cara (bantu-kontrol atau ventilasi mandatori intermiten) dan frekuwensi
sesuai dengan program medik dokter.
5. Jika ventilator diatur pada cara bantu kontrol, sesuaikan sensivitasnya sehingga
pasien dapat merangsang ventilator dengan upaya minimal (biasanya 2 mmHg
dorongan inspirasi negatif).
6. Catat volume 1 menit dan ukur tekanan parsial karbondioksida (PCO2) dan PO2,
setelah 20 menit ventilasi mekanis kontinu.
7. Sesuaikan pengesetan (FO2 dan frekuwensi) sesuai dengan hasil pemeriksaan
gas darah arteri atau sesuai dengan yang ditentukan oleh dokter.
8. Jika pasien menjadi bingung atau agitasi atau mulai “Bucking” ventilator karena
alasan yang tidak jelas, kaji terhadap hipoksemia dan ventilasikan manual pada
oksigen 100% dengan bag resusitasi.

2.6 Indikasi Ventilasi Mekanis


Jika pasien mengalami penurunan kontinu oksigenasi (PaO2), peningkatan kadar
karbondioksida arteri (PaCO2), dan asidosis persisten (penurunan pH), maka ventilasi
mekanis kemungkinan diperlukan. Kondisi seperti pascaoperatif bedah toraks atau
abdomen, takar lajak obat, penyakit neuromuskular, cedera inhalasi, PPOM, trauma
multipel, syok, kegagalan multisistem, dan koma semuanya dapat mengarah pada gagal
nafas dan perlunya ventilasi mekanis. Kriteria untuk ventilasi mekanis berfungsi sebagai
pedoman dalam membuat keputusan untuk menempatkan pasien pada ventilator. Pasien
dengan apnea yang tidak cepat pulih juga merupakan kandidat untuk ventilasi mekanis.

NO PARAMETER NILAI TINDAKAN

6
1. Frekuensi Pernafasan. <10 kali/menit Evaluasi pasien dan
(penurunan kendali hilangkan penyebab.
pernafasan. Normal.

Evaluasi pasien dan


16-20 kali/per menit. lakukan tindakan

28-40 kali/menit. yang tepat.

Pertimbangkan
intubasi/ventilasi
terencana.

Lihat tanda gagal


nafas.

2. Kapasitas Vital. Siapkan dukungan


<10-20 ventilator.
ml/kg(cadangan
3. Tekanan inspirasi. pernafasan buruk).
Evaluasi dikombinasi
<20 cm H2O atau dengan peningkatan
4. Gas darah Arteri. cenderung menurun. PaCO2.

Ph
Evaluasi dikombinasi
<7,25 dengan penurunan
pH.

Evaluasi dikombinasi
dengan pH dan
PaCO2.
PaCO2

<50mm/Hg

Beri O2 100%

Siapkan dukungan
ventilator.
PaO2 <50 mmHg dengan

7
terapi O2 Monitor disritmia.

5. Evaluasi hal diatas


dan lakukan tindakan

≥ 300 mmHg tepat.


6.
≥ 25-30 Monitor aktivitas
Gradien pirau A-a
kejang hipoksik.
Penurunan atau tidak
ada bunyi nafas. Siapkan dukungan
7. Auskultasi dada ventilator.

Nadi lebih dari 120,


8.
disritmia
Irama dan frekuwensi
jantung
Kelelahan berat,
9. Aktivitas
penurunan tolenransi
aktivitas

10.
Status mental Kacau mental,
delirium, samnolen.

Observasi fisik Penggunaan otot


asesori, kelelahan,
kerja pernafasan
berat.

8
2.7 Komplikasi Ventilasi Mekanis
Pasien dengan ventilator mekanis memerlukan observasi, keterampilan dan
asuhan keperawatan berulang. Komplikasi yang dapat terjadi dengan terapi ventilator
ini adalah:

1. Komplikasi pada jalan nafas

Aspirasi dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah intubasi. Kita dapat
meminimalkan resiko aspirasi setelah intubasi dengan mengamankan selang,
mempertahankan manset mengembang, dan melakukan penghisapan oral dan selang
kontinu secara adekuat. Bila resusitasi diperpanjang dan distensi gastrik terjadi, jalan
nafas harus diamankan sebelum memasang selang nasogastrik untuk dekompresi
lambung. Bila aspirasi terjadi potensial untuk terjadinya SDPA meningkat.

Kebanyakan pasien dengan ventilator perlu dilakukan restrein pada kedua tangan,
karena ekstubasi tanpa disengaja oleh pasien sendiri dengan aspirasi adalah komplikasi
yang pernah terjadi. Selain itu self-extubation dengan manset masih mengembang dapat
menimbulkan kerusakan pita suara.

Prosedur intubasi itu sendiri merupakan resiko tinggi. Contoh komplikasi intubasi
meliputi:
a. Intubasi lama dan rumit meningkatkan hipoksia dan trauma trakea.
b. Intubasi batang utama (biasanya kanan) ventilasi tak seimbang, meningkatkan
laju mortalita
c. Intubasi sinus piriformis (jarang) abses faringeal Pnemonia Pseudomonas sering
terjadi pada kasus intubasi lama dan selalu kemungkinan potensial dari alat
terkontaminasi.

2. Masalah Selang Endotrakeal

Bila selang diletakkan secara nasotrakeal, infeksi sinus berat dapat terjadi.
Alternatifnya, karena posisi selang pada faring, orifisium ke telinga tengah dapat
tersumbat, menyebabkan otitis media berat, kapanpun pasien mengeluh nyeri sinus atau
telinga atau terjadi demam dengan etiologi yang tidak diketahui, sinus dan telinga harus
diperiksa untuk kemungkinan sumber infeksi.

Beberapa derajat kerusakan trakeal disebabkan oleh intubasi lama. Stenosis


trakeal dan malasia dapat diminimalkan bila tekanan manset diminimalkan. Sirkulasi

9
arteri dihambat oleh tekanan manset kurang lebih 30 mm/Hg. Penurunan insiden
stenosis dan malasia telah dilaporkan dimana tekanan manset dipertahankan kurang
lebih 20 mm/Hg. Bila edema laring terjadi, maka ancaman kehidupan paskaekstubasi
dapat terjadi.

3. Masalah Mekanis

Malfungsi ventilator adalah potensial masalah serius. Tiap 2-4 jam ventilator
diperiksa oleh staf keperawatan atau pernafasan. VT tidak adekuat disebabkan oleh
kebocoran dalam sirkuit atau manset, selang atau ventilator terlepas, atau obstruksi
aliran. Selanjutnya disebabkan oleh terlipatnya selang, tahanan sekresi, bronkospasme
berat, spasme batuk, atau tergigitnya selang endotrakeal.

Secara latrogenik menimbulkan komplikasi melampaui kelebihan ventilasi


mekanis yang menyebabkan alkalosis respiratori dan karena ventilasi mekanis
menyebabkan asidosis respiratori atau hipoksemia. Penilaian GDA menentukan
efektivitas ventilasi mekanis. Perhatikan, bahwa pasien PPOM diventilasi pada nilai
GDA normal mereka, yang dapat melibatkan kadar karbondioksida tinggi.

4. Barotrauma

Ventilasi mekanis melibatkan “pemompaan” udara kedalam dada, menciptakan


tekanan positif selama inspirasi. Bila TEAP ditambahkan, tekanan ditingkatkan dan
dilanjutkan melalui ekspirasi. Tekanan positif ini dapat menyebabkan robekan alveolus
atau emfisema. Udara kemudian masuk ke area pleural, menimbulkan tekanan
pneumotorak-situasi darurat. Pasien dapat mengembangkan dispnea berat tiba-tiba dan
keluhan nyeri pada daerah yang sakit. Tekanan ventilator menggambarkan peningkatan
tajam pada ukuran, dengan terdengarnya bunyi alarm tekanan. Pada auskultasi, bunyi
nafas pada area yang sakit menurun atau tidak ada. Observasi pasien dapat
menunjukkan penyimpangan trakeal. Kemungkinan paling menonjol menyebabkan
hipotensi dan bradikardi yang menimbulkan henti jantung tanpa intervensi medis.
Sampai dokter datang untuk dekompresi dada dengan jarum, intervensi keperawatannya
adalah memindahkan pasien dari sumber tekanan positif dan memberi ventilasi dengan
resusitator manual, memberikan pasien pernafasan cepat.

5. Penurunan Curah Jantung.

10
Penurunan curah jantung ditunjukkan oleh hipotensi bila pasien pertama kali
dihubungkan ke ventilator ditandai adanya kekurangan tonus simpatis dan menurunnya
aliran balik vena. Selain itu hipotensi adalah tanda lain dan gejala dapat meliputi gelisah
yang tidak dapat dijelaskan, penurunan tingkat kesadaran, penurunan haluarana urine,
nadi perifer lemah, pengisian kapiler lambat, pucat, lemah, dan nyeri dada. Hipotensi
biasanya diperbaiki dengan meningkatkan cairan untuk memperbaiki hipovolemia.

6. Keseimbangan air positif

Penurunan aliran balik vena ke jantung dirangsang oleh regangan reseptor vagal
pada atrium kanan. Manfaat hipovolemia ini merangsang pengeluaran hormon
antidiuretik dari hipofise posterior. Penurunan curah jantung menimbulkan penurunan
haluaran urine melengkapi masalah dengan merangsang respons aldosteron renin-
angiotensin. Pasien yang bernafas secara mekanis, hemodinamik tidak stabil, dan yang
memerlukan jumlah besar resusitasi cairan dapat mengalami edema luas, meliputi
edema sakral dan fasial.

11
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ventilator mekanis adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang
dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang lama
(Brunner and Suddarth, 2020).

Terdapat beberapa jenis ventilator mekanis.Ventilator diklasifikasikan berdasarkan


cara alat tersebut mendukung ventilasi. Dua kategori umum adalah ventilator tekanan-
negatif dan tekanan-positif.Sampai sekarang kategori yang paling umum digunakan
adalah ventilator tekanan-positif.

Berbagai gambaran digunakan dalam penatalaksanaan pasien pada ventilator


mekanis. Ventilator disesuaikan sehingga pasien merasa nyaman dan ”dalam harmoni”
dengan mesin. Perubahan yang minimal dari dinamik kardiovaskuler dan paru
diharapkan. Jika volume ventilator disesuaikan dengan tepat, kadar gas darah arteri
pasien akan terpenuhi dan akan ada sedikit atau tidak ada sama sekali gangguan
kardiovaskuler.

Jika pasien mengalami penurunan kontinu oksigenasi (PaO2), peningkatan kadar


karbondioksida arteri (PaCO2), dan asidosis persisten (penurunan pH), maka ventilasi
mekanis kemungkinan diperlukan. Kondisi seperti pascaoperatif bedah toraks atau
abdomen, takar lajak obat, penyakit neuromuskular, cedera inhalasi, PPOM, trauma
multipel, syok, kegagalan multisistem, dan koma semuanya dapat mengarah pada gagal
nafas dan perlunya ventilasi mekanis

3.2 Saran.
Perawat yang bekerja di ruang kritis hendaknya adalah perawat yang
berpengalaman atau perawat yang mau belajar untuk meningkatkan pengetahuannya
mengenai teknologi di ruang kritis terkait penggunaan mesin-mesin penunjang
kehidupan yang digunakan oleh pasien-pasiennya. Penguasaan teknologi di ruang kritis
merupakan tantangan bagi profesi keperawatan. Perawat pemula ataupun perawat
berpengalaman akan memanfaatkan teknologi dengan cara yang berbeda, namun hal ini

12
tetap mempunyai implikasi yang sama terhadap praktek keperawatan yaitu
mengembangkan cara-cara baru dalam melakukan asuhan keperawatan.

Perawat diharapkan harus mampu untuk menganalisa


manfaat transfer dan transform teknologi dari teknologi medis menjadi teknologi
keperawatan, tidak hanya di area keperawatan kritis tapi juga di area-area keperawatan
lainnya. Hal ini sebenarnya akan meningkatkan kualitas praktek dan profesi
keperawatan. Namun sayangnya masih ada perawat yang beranggapan bahwa teknologi
di suatu area keperawatan merupakan suatu tambahan pekerjaan bagi perawat.

13
DAFTAR PUSTAKA
Anymous.2020.Ventilator mekanik. diakses
darihttp://wikipedia.org/wiki/Mechanicalventilation pada tanggal 13 Desember
2019

Anymous. 2020 Weaning from a ventilator diakses


dari httpm:/www/northeastcenter.com/weaning from a ventilator.htm pada
tanggal 13 Desember 20109

Hudak, Carolyn dkk.2020 Keperawatan Kritis Volume 1. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne, 2018 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 1. Jakarta:
EGC

Wong, D.L. et all. 2019. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik vol 2. Jakarta: EGC

14

Anda mungkin juga menyukai