Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Trend dan Issue Global
Keperawatan yang diampu oleh Ibu Inta Susanti S.Kep., Ns., M.Kep
DOSEN PEMBIMBING :
INTA SUSANTI,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh :
KUMIL LAILAH
2002013004
6A Keperawatan
rahmat yang tidak terhingga kepada hamba-Nya. Dalam menyusun makalah ini, saya
akan membahas tentang “ Trend Pemasangan ventilator mekanik ” yang ditulis dengan
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada
1. Dr. Abdul Azis Alimul Hidayat, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Rektor
2. Dr. Virgianti Nur Faridah, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dekan Universitas
Muhammadiyah Lamongan
Muhammadiyah Lamongan.
kelas 6A keperawatan.
5. Inta Susanti S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Trend
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat diterima, serta
bermanfaat bagi saya pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.
Kumil
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................................2
1.3 Tujuan Umum........................................................................................................ 2
1.4 Tujuan Khusus....................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORITIS.....................................................................................................3
2.1 Definisi....................................................................................................................3
2.2 Klasifikasi Ventilator.............................................................................................. 3
2.3 Ventilator Tekanan Negatif......................................................................................3
2.4 Ventilator Tekanan Positif....................................................................................... 4
2.5 Gambaran dan Pengesetan Volume Vetilator......................................................... 5
2.6 Indikasi Ventilasi Mekanis......................................................................................6
2.7 Komplikasi Ventilasi Mekanis................................................................................9
BAB III............................................................................................................................ 12
PENUTUP........................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 14
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di ruang perawatan kritis, pasien yang dirawat disana adalah pasien-pasien yang
memerlukan mesin-mesin yang dapat menyokong kelangsungan hidup mereka,
diantaranya mesin ventilator, monitoring, infus pump, syringe pump, dll. Dengan
adanya keadaan tersebut maka tenaga kesehatan terutama perawat yang ada di ruang
perawatan kritis, seharusnya menguasai dan mampu menggunakan teknologi
yang sesuai dengan mesin-mesin tersebut, karena perawat yang akan selalu ada di sisi
pasien selama 24 jam.Pemanfaatan teknologi di area perawatan kritis terjadi dengan dua
proses yaitu transfer dan transform teknologi dari teknologi medis menjadi teknologi
keperawatan. Tranfer teknologi adalah pengalihan teknologi yang mengacu pada tugas,
peran atau penggunaan peralatan yang sebelumnya dilakukan oleh satu kelompok
profesional kepada kelompok yang lain. Sedangkan transform (perubahan) teknologi
mengacu pada penggunaan teknologi medis menjadi bagian dari teknologi keperawatan
untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan dan hasil yang akan dicapai
oleh pasien. Ventilasi mekanik yang lebih dikenal dengat ventilator merupakan
teknologi medis yang ditransfer oleh dokter kepada perawat dan kemudian ditransform
oleh keperawatan sehingga menjadi bagian dari keperawatan. Perawat pemula yang
pengetahuan dan pengalaman teknologinya masih kurang akan menganggap ventilator
sebagai beban kerja tambahan, karena mereka hanya bisa melakukan monitoring dan
merekam hasil observasi pasien. Sedangkan pada perawat yang sudah berpengalaman
akan memanfaatkan dan menggunakan ventilator sebagai bagian dari keperawatan
1
untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan kepada pasien di ruang kritis dan
akan berdampak positif terhadap profesi keperawatan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Ventilator mekanis adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang
dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang lama
(Brunner and Suddarth, 2019).
Merawat pasien pada ventilator mekanis telah menjadi bagian integral dari asuhan
keperawatan di unit perawatan kritis, di unit medikal bedah umum, di fasilitas
perawatan yang luas, dan bahkan di rumah. Perawat, dokter, dan ahli terapis pernapasan
harus mengerti masing-masing kebutuhan pernapasan spesifik pasien dan bekerja
bersama untuk membuat tujuan yang realistis. Rumusan penting untuk hasil pasien yang
positf termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanis dan perawatan yang
dibutuhkan dari pasien, juga komunikasi terbuka diantara tim perawatan kesehatan
tentang tujuan terapi, rencana penyapihan (weaning), dan toleransi pasien terhadap
perubahan dalam pengesetan ventilator.
Sampai sekarang kategori yang paling umum digunakan adalah ventilator tekanan-
positif. Ventilator tekanan-positif juga termasuk klasifikasi metoda fase inspirasi akhir
(tekanan-bersiklus, waktu-bersiklus dan volume-bersiklus).
2.3 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal.
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara untuk
3
mengalir ke dalam paru-paru, sehingga memenuhi volumenya. Secara fisiologis, jenis
ventilasi terbaru ini serupa dengan ventilasi spontan. Ventilator jenis ini digunakan
terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungan dengan kondisi neurovaskular
seperti poliomielitis, distrofimuskular, sklerosis lateral amiotrofik, dan miasteniagravis.
Penggunaannya tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau pasien yang kondisinya
membutuhkan perubahan ventilatori sering.
Ventilator tekanan negatif adalah alat yang mudah digunakan dan tidak
membutuhkan intubasi jalan nafas pasien. Ventilator ini digunakan paling sering untuk
pasien dengan fungsi pernafasan borderline akibat penyakit neuromuskular. Akibatnya,
ventilator ini sangat baik untuk digunakan di lingkungan rumah. Terdapat beberapa
jenis ventilator tekanan negatif: iron lung, body wrap, dan chest cuirass.
Drinker Respirator Tank (Iron Lung). Iron Lung adalah bilik tekanan negatif yang
digunakan untuk ventilasi. Alat ini pernah digunakan secara luas selama epidemik polio
pada masa lalu dan sekarang digunakan oleh pasien-pasien yang selamat dari penyakit
polio dan kerusakan neuromuskular lainnya.
Body Wrap (Pneumowrap) dan Chest Cuirass (Tortoise Shell). Kedua alat portabel
ini membutuhkan sangkar atau shell yang kaku untuk menciptakan bilik tekanan negatif
disekitar toraks dan abdomen. Karena masalah-masalah dengan ketepatan ukuran dan
kebocoran sistem, jenis ventilator ini hanya digunakan dengan hati-hati pada pasien
tertentu.
2.4 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan
tekanan positif pada jalan nafas, serupa dengan mekanisme di bawah, dan dengan
demikian mendorong alveoli untuk mengembang selama inspirasi. Ekspirasi terjadi
secara pasif.
Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakea atau trakeostomi. Ventilator
ini secara luas digunakan di lingkungan rumah sakit dan meningkat penggunaannya di
rumah untuk pasien dengan penyakit paru primer. Terdapat tiga jenis ventilator tekanan
positif, yaitu:
1. Ventilator Tekanan-Bersiklus.
4
Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan positif yang mengakhiri inspirasi
ketika tekanan preset telah tercapai. Dengan kata lain, siklus ventilator hidup,
mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya
tercapai, dan kemudian siklus mati. Keterbatasan utama dengan ventilator jenis ini
adalah bahwa volume udara atau oksigen dapat beagam sejalan dengan perubahan
tahanan atau kompliens jalan napas pasien. Akibatnya adalah suatu ketidakkonsistensian
dalam jumlah volume tidal yang dikirimkan dan kemungkinan mengganggu ventilasi.
Konsekuensinya, pada orang dewasa, ventilator tekanan-bersiklus dimaksudkan hanya
untuk penggunaan jangka pendek di ruang pemulihan. Jenis yang paling umum dari
ventilator jenis ini adalah mesin IPPB.
2. Ventilator Waktu-Bersiklus
3. Ventilator Volume-Bersiklus
Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator tekanan-positif yang paling
banyak digunakan sekarang. Dengan ventilator jenis ini, volume udara yang akan
dikirimkan pada setiap inspirasi telah ditentukan. Mana kala volume preset ini telah
dikirimkan pada pasien, siklus ventilator mati dan ekshalasi terjadi secara pasif. Dari
satu nafas ke nafas lainnya, volume udara yang dikirimkan oleh ventilator secara relatif
konstan, sehingga memastikan pernapasan yang konsisten, adekuat meski tekanan jalan
nafas beragam.
5
pasien akan terpenuhi dan akan ada sedikit atau tidak ada sama sekali gangguan
kardiovaskuler.
6
1. Frekuensi Pernafasan. <10 kali/menit Evaluasi pasien dan
(penurunan kendali hilangkan penyebab.
pernafasan. Normal.
Pertimbangkan
intubasi/ventilasi
terencana.
Ph
Evaluasi dikombinasi
<7,25 dengan penurunan
pH.
Evaluasi dikombinasi
dengan pH dan
PaCO2.
PaCO2
<50mm/Hg
Beri O2 100%
Siapkan dukungan
ventilator.
PaO2 <50 mmHg dengan
7
terapi O2 Monitor disritmia.
10.
Status mental Kacau mental,
delirium, samnolen.
8
2.7 Komplikasi Ventilasi Mekanis
Pasien dengan ventilator mekanis memerlukan observasi, keterampilan dan
asuhan keperawatan berulang. Komplikasi yang dapat terjadi dengan terapi ventilator
ini adalah:
Aspirasi dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah intubasi. Kita dapat
meminimalkan resiko aspirasi setelah intubasi dengan mengamankan selang,
mempertahankan manset mengembang, dan melakukan penghisapan oral dan selang
kontinu secara adekuat. Bila resusitasi diperpanjang dan distensi gastrik terjadi, jalan
nafas harus diamankan sebelum memasang selang nasogastrik untuk dekompresi
lambung. Bila aspirasi terjadi potensial untuk terjadinya SDPA meningkat.
Kebanyakan pasien dengan ventilator perlu dilakukan restrein pada kedua tangan,
karena ekstubasi tanpa disengaja oleh pasien sendiri dengan aspirasi adalah komplikasi
yang pernah terjadi. Selain itu self-extubation dengan manset masih mengembang dapat
menimbulkan kerusakan pita suara.
Prosedur intubasi itu sendiri merupakan resiko tinggi. Contoh komplikasi intubasi
meliputi:
a. Intubasi lama dan rumit meningkatkan hipoksia dan trauma trakea.
b. Intubasi batang utama (biasanya kanan) ventilasi tak seimbang, meningkatkan
laju mortalita
c. Intubasi sinus piriformis (jarang) abses faringeal Pnemonia Pseudomonas sering
terjadi pada kasus intubasi lama dan selalu kemungkinan potensial dari alat
terkontaminasi.
Bila selang diletakkan secara nasotrakeal, infeksi sinus berat dapat terjadi.
Alternatifnya, karena posisi selang pada faring, orifisium ke telinga tengah dapat
tersumbat, menyebabkan otitis media berat, kapanpun pasien mengeluh nyeri sinus atau
telinga atau terjadi demam dengan etiologi yang tidak diketahui, sinus dan telinga harus
diperiksa untuk kemungkinan sumber infeksi.
9
arteri dihambat oleh tekanan manset kurang lebih 30 mm/Hg. Penurunan insiden
stenosis dan malasia telah dilaporkan dimana tekanan manset dipertahankan kurang
lebih 20 mm/Hg. Bila edema laring terjadi, maka ancaman kehidupan paskaekstubasi
dapat terjadi.
3. Masalah Mekanis
Malfungsi ventilator adalah potensial masalah serius. Tiap 2-4 jam ventilator
diperiksa oleh staf keperawatan atau pernafasan. VT tidak adekuat disebabkan oleh
kebocoran dalam sirkuit atau manset, selang atau ventilator terlepas, atau obstruksi
aliran. Selanjutnya disebabkan oleh terlipatnya selang, tahanan sekresi, bronkospasme
berat, spasme batuk, atau tergigitnya selang endotrakeal.
4. Barotrauma
10
Penurunan curah jantung ditunjukkan oleh hipotensi bila pasien pertama kali
dihubungkan ke ventilator ditandai adanya kekurangan tonus simpatis dan menurunnya
aliran balik vena. Selain itu hipotensi adalah tanda lain dan gejala dapat meliputi gelisah
yang tidak dapat dijelaskan, penurunan tingkat kesadaran, penurunan haluarana urine,
nadi perifer lemah, pengisian kapiler lambat, pucat, lemah, dan nyeri dada. Hipotensi
biasanya diperbaiki dengan meningkatkan cairan untuk memperbaiki hipovolemia.
Penurunan aliran balik vena ke jantung dirangsang oleh regangan reseptor vagal
pada atrium kanan. Manfaat hipovolemia ini merangsang pengeluaran hormon
antidiuretik dari hipofise posterior. Penurunan curah jantung menimbulkan penurunan
haluaran urine melengkapi masalah dengan merangsang respons aldosteron renin-
angiotensin. Pasien yang bernafas secara mekanis, hemodinamik tidak stabil, dan yang
memerlukan jumlah besar resusitasi cairan dapat mengalami edema luas, meliputi
edema sakral dan fasial.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ventilator mekanis adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang
dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang lama
(Brunner and Suddarth, 2020).
3.2 Saran.
Perawat yang bekerja di ruang kritis hendaknya adalah perawat yang
berpengalaman atau perawat yang mau belajar untuk meningkatkan pengetahuannya
mengenai teknologi di ruang kritis terkait penggunaan mesin-mesin penunjang
kehidupan yang digunakan oleh pasien-pasiennya. Penguasaan teknologi di ruang kritis
merupakan tantangan bagi profesi keperawatan. Perawat pemula ataupun perawat
berpengalaman akan memanfaatkan teknologi dengan cara yang berbeda, namun hal ini
12
tetap mempunyai implikasi yang sama terhadap praktek keperawatan yaitu
mengembangkan cara-cara baru dalam melakukan asuhan keperawatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anymous.2020.Ventilator mekanik. diakses
darihttp://wikipedia.org/wiki/Mechanicalventilation pada tanggal 13 Desember
2019
Smeltzer, Suzanne, 2018 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 1. Jakarta:
EGC
Wong, D.L. et all. 2019. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik vol 2. Jakarta: EGC
14