RHINOSINUSITIS AKUT
Oleh:
Melenia Rhoma Dona YS, S.Ked
712021060
Pembimbing:
dr.Taufik Hidayat, Sp.THT-KL
REFERAT
Judul :
RHINOSINUSITIS AKUT
Oleh :
Melenia Rhoma Dona YS, S.Ked
712021060
Telah dilaksanakan pada bulan Maret 2023 sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Kepanitraan Klinik Senior di bagian Ilmu Penyakit THT-KL Rumah
Sakit Umum Daerah Palembang BARI Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Referat yang berjudul
“Rhinosinusitis Akut”, sebagai salah satu tugas individu di Bagian Ilmu Penyakit
Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher di Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir
zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan
pertimbangan perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian Referat ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan saran dari berbagai pihak, baik yang diberikan secara lisan maupun
tulisan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih terutama kepada:
1. dr. Taufik Hidayat, Sp.THT-KL selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak ilmu, saran, dan bimbingan selama penyusunan referat ini.
2. Orang tua dan saudaraku tercinta yang telah banyak membantu dengan doa yang
tulus dan memberikan bantuan moral maupun spiritual.
3. Rekan sejawat seperjuangan serta semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan referat ini.
Penulis berharap semoga referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
1.3.1. Manfaat Teoritis
Diharapkan penulisan referat ini dapat mencadi sumber ilmu
pengetahuan dan sebagai tambahan referensi dalam bidang ilmu
telinga hidung tenggorokan terutama mengenai rhinosinusitis akut.
1.3.2. Manfaat Praktis
Diharapkan dokter muda dapat mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh dari referat ini dalam kegiatan kepanitraan klinik senior
dan diterapkan dikemudian hari dalam praktik klinik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Sinus Frontal
c. Sinus Etmoid
d. Sinus Sfenoid
2.2. Definisi
Rhinosinusitis merupakan masalah kesehatan global yang signifikan
ditandai adanya peradangan simtomatis pada sinus paranasal dan cavum
nasi yang berakibat dalam kesehatan yang besar, penurunan kualitas hidup,
produktivitas kerja, serta daya konsentrasi bekerja dan belajar masyarakat.
Rhinosinusitis akut adalah suatu penyakit peradangan mukosa hidung dan
sinus paranasal, merupakan inflamasi yang sering ditemukan dan akan
terus meningkat prevalensinya, dengan dengan dua gejala mayor atau 1
gejala mayor disertai gejala minor, salah satunya berupa sumbatan atau
obstruksi atau nasal discharge dan disertai nyeri pada wajah dan/atau
berkurangnya sensitivitas pembau berlangsung < 4 minggu.
2.3. Epidemiologi
Rinosinusitis akut biasanya konsekuensi dari virus flu biasa.
Penderita rhinosinusitis akut di Amerika Serikat diperkirakan sebanyak 1
miliar kasus setiap tahunnya yang mempengaruhi 30% dari penduduk.
Kejadian rhinosinusitis akut tahun 2002 sampai 2008 berdasarkan usia 0-4
tahun yaitu 2/1000 setiap tahunya, usia 5-14 tahun yaitu 7/1000 tahun 2002
dan menurun pada tahun 2008 menjadi 4/1000, usia 12-17 tahun yaitu
18/1000 pertahun di setiap tahun. Sebagian besar pasien mengalami
rhinosinusitis maksilaris sekitar 84,3% yang diikuti oleh rhinosinusitis
frontal sekitar 40% dari pasien dan sekitar 4,4% pasien menderita
rhinosinusitis sfenoidalis.2
2.4. Etiologi
Rhinosinusitis akut dapat disebabkan oleh bakteri, yang paling sering
adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae dan Moraxella
catarrhalis, sedangkan virus yang paling umum pada rinosinusitis akut
adalah rhinovirus, adenovirus, virus influenza, dan virus parainfluenza.
nfeksi virus Infeksi virus adalah penyebab paling umum dari rinosinusitis.
Infeksi jamur juga dapat menyebabkan rinosinusitis akut. Spesies yang
umum termasuk Mucor, Rhizopus, Rhizomucor, dan Aspergillus.
Rhinosinusitis akibat alergi terjadi umumnya akibat infeksi jamur
(fungal).3
2.5. Klasifikasi
2.6. Patofisiologi
2.8. Diagnosis
Kriteria rinosinusitis akut berdasarkan gambaran klinik dapat dilihat pada
tabel 2.3.8
1. Anamnesis
Riwayat rinore purulen yang berlangsung lebih dari 7 hari, merupakan
keluhan yang paling sering dan paling menonjol pada rinosinusitis akut.
Keluhan ini dapat disertai keluhan lain seperti sumbatan hidung, nyeri
atau rasa tekanan pada muka, nyeri kepala, demam, ingus belakang
hidung, batuk, anosmia/hiposmia, nyeri periorbital, nyeri gigi, nyeri
telinga dan serangan mengi (wheezing) yang meningkat pada penderita
asma. Diagnosis rhinosinusitis ditegakkan jika terdapat 2 kriteria mayor
atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor:7
2. Pemeriksaan Fisik9,10
Pada pemeriksaan fisik dapat terlihat adanya hiperemi dan daerah
sembab sekitar hidung dan orbita. Gejala nyeri tekan di daerah sinus
terutama sinus frontal dan maksila kadang dapat ditemukan, akan tetapi
nyeri tekan di sinus tidak selalu identik dengan sinusitis. Pemeriksaan
yang penting adalah rinoskopi. Pada rinoskopi anterior merupakan
pemeriksaan rutin untuk melihat tanda patognomonis, yaitu sekret
purulen di meatus medius atau superior; atau pada rinoskopi posterior
tampak adanya sekret purulen di nasofaring (post nasal drip).
2.9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan rhinosinusitis tergantung dari jenis, derajat serta
lama penyakit masing-masing penderita. Tujuan terapi yaitu mempercepat
penyembuhan, mencegah komplikasi dan mencegah perubahan menjadi
kronik. Antibiotik dan dekongestan merupakan terapi pilihan pada
rhinosinusitis akut bakterial, untuk menghilangkan infeksi dan
pembengkakan mukosa serta membuka sumbatan ostium sinus.1
1. Dekongestan.
Obat dekongestan yang digunakan pada umumnya adalah perangsang
reseptor α-adrenergik, yang dapat menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh kapiler mukosa rongga hidung sehingga mengurangi udem dan
menghilangkan sumbatan hidung serta mengembalikan patensi ostia
sinus. Dekongestan dapat diberikan dalam bentuk topikal maupun
sistemik (oral). Dekongestan topikal dapat diberikan dalam bentuk tetes
maupun semprot hidung. Penggunaan dibatasi tidak lebih dari 5 hari
karena pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan timbulnya rinitis
medikamentosa. Pemberian dekongestan sistemik harus hati-hati dan
sebaiknya tidak digunakan pada Penderita dengan kelainan
kardiovaskular,hipertiroid atau hipertropi prostat.1,8
2. Antibiotik.
Lini pertama antibiotik pada rhinosinusitis akut adalah amoksisilin (first
line drugs), karena obat ini efektif terhadap Streptococcus pneumoniae
dan Haemophilus influenzae yang merupakan dua kuman terbanyak
ditemukan sebagai penyebab rhinosinusitis akut. Di Amerika kuman
gram negatif penghasil enzim beta-laktamase sudah banyak ditemukan
sehingga antibiotik pilihan beralih pada kombinasi amoksisilin dan
klavulanat. Antibiotik harus diberikan 10-14 hari agar dapat dicapai hasil
pengobatan yang maksimal. Meningkatnya kuman yang resisten terhadap
berbagai antibiotik menjadi perhatian serius para ahli sehingga berbagai
uji coba antibiotik baru dilakukan untuk mencari alternatif pilihan
antibiotik. Pilihan antibiotik lainnya bisa digunakan seperti golongan
kuinolon, sefiksim, sefdinir, sefprozil dan sefuroksim dengan efektifitas
klinik yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lainnya. Pilihan lain
adalah golongan makrolid baru yang mempunyai potensi antibakterial
yang tinggi seperti klaritromisin,roksitromisin serta azitromisin terutama
untum penderita yangsensitif terhadap golongan betalaktam.1,8
2.10. Komplikasi
1. Abses subperiosteal merupakan salah satu komplikasi dari rinosinusitis
baik akut ataupun kronis. Abses subperiosteal pada dinding anterior
sinus frontal yang terjadi akibat osteomielitis tulang frontal dan
merupakan komplikasi rinosinusitis kronik yang sering terjadi.8,11
2. Komplikasi orbita umumnya terjadi akibat perluasan infeksi
rinosinusitis akut pada anak dan pada orang dewasa dapat disebabkan
oleh rinosinusitis akut ataupun kronik adanya infeksi pada sinus juga
dapat menimbulkan komplikasi pada jaringan disekitar sinus. Pada
rinosinusitis frontalis didapatkan pembengkakan pada kelopak mata
atas, pada rinosinusitis maksilaris pada kelopak mata bawah serta, pada
ethmoidalis pembengkakan didapatkan pada kedua kelopak mata baik
atas maupun bawah.8,11
BAB III
KESIMPULAN