OLEH
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb seluruh alam, pengatur langir dan bumi,
‘alaihim untuk memberi petunjuk dan memberi kemudahan sehingga Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Pendidikan Kesehatan dan Dukungan Keluarga Terhadap Self-
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan karya literature revie yang menggali
berbagai macam sumber terpercaya seperti jurnal dan artikel-artikel ilmiah nasional
Harapan kami, semoga karya ini dapat diterima dan menjadi sumber
pengetahuan baru bagi semua kalangan khususnya tim medis. Ungkapan terima kasih
yang tulus, rasa hormat dan penghargaan yang tak terhingga, kami ucapakan kepada :
tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini tidak
menutup kemungkinan terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon kritik
iii
dan saran yang membangun. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bernilai ibadah disisi
Allah Azza wa Jalla dan memberi manfaat bagi kita semua. Aamiin
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Halaman/Lembar Pengesahan............................................................................. ii
DaftarIsi ................................................................................................................iv
Abstrak ...................................................................................................................v
BAB I Pendahuluan...............................................................................................1
F. Kajian Pustaka.....................................................................................................7
A. Self-management ..............................................................................................10
B. Dukungan keluarga............................................................................................14
Kesehatan........................................................................................................20
D. Pengolahan Data................................................................................................36
E. Rekomendasi......................................................................................................37
BAB IV Pembahasan...........................................................................................38
v
BAB V Penutup....................................................................................................56
A. Kesimpulan .......................................................................................................56
B. Saran .................................................................................................................56
Daftar Pustaka......................................................................................................57
vi
ABSTRAK
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diakibatkan karena pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau
tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan merupakan salah satu
juta penduduk pada tahun 1980 menjadi 422 juta jiwa pada tahun 2014.
penduduk dunia menderita DM pada tahun 2015 dan akan terus meningkat pada
tahun 2040 menjadi 642 juta penduduk. Penelitian yang dilakukan oleh Sutandi
(2012) menuliskan bahwa DM merupakan salah satu penyakit yang tidak dapat
disembuhkan, dengan kata lain pasien akan mengidap penyakit ini seumur hidup.
Oleh karena itu penyakit ini dikenal sebagai “life long disease.
Pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang
yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku
tekanan darah dan kandungan lemak dalam darah dapat membaik, dapat
mengontrol berat badan dengan diet dan latihan (Vaccaro, dkk., 2014). Diabetes
beberapa faktor, salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah dukungan
keluarga (Damayanti et.all, 2014). Pasien dengan dukungan baik akan lebih patuh
dibandingkan pasien yang tidak memiliki dukungan (Heissam et.all, 2014).
DM. Jaringan sosial seperti keluarga, teman dan tetangga merupakan sumber
bahwa anggota keluarga bisa jadi mempunyai pengaruh positif dan negatif bagi
kesehatan pasien yang menderita DM, keluarga dapat turut serta dalam
dan membelikan resep obat, selain itu mereka juga dapat berkontribusi untuk
pasien DM (Kisokanth et.all, 2013). Oleh karena itu dukungan dari keluarga
penting untuk meningkatkan self- management (Onuha et.all, 2014). Allah S.W.T
dalam kitab suci Al-Qur’an sudah menjelaskan terkait pentingnya peran serta
dukungan untuk keluarga yang tercantum dalam Q.S At-Tahrim: 6 yang artinya :
Terjemahan :
“hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu: penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkannya”(Kementerian RI 2012).
Di Asia Tenggara terdapat 12,3 juta jiwapada tahun 2011 diperkirakan
meningkat menjadi hingga 19,4 juta jiwa pada tahun 2020(WHO, 2011).
4
tahun 2013, proporsi penduduk Indonesia yang berusia > 15 tahun dengan DM
Sulawesi Selatan 3,4% dan Nusa Tenggara Timur 3,3% (Kemenkes, 2013).
Terdapat dua tipe utama Diabetes Melitus yaitu Diabetes Melitus Tipe 1
(DMT1) dan Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2). DMT1 adalah penyakit autoimun
dimana tubuh tidakdapat menghasilkan insulin dan lebih seringterjadi pada anak-
anak dan remaja. Sedangkan Diabetes Melitus (DMT2) atau yang sering disebut
metabolisme dimana produksi insulin ada tetapi jumlahnya tidak adekuat atau
reseptor insulin tidak dapat berespon terhadap insulin. DMT2 atau DM Tipe 2
makrovaskuler seperti stroke (Smeltzer dan Bare, 2008). Menurut WHO (2006),
minimalkan dan dicegah dengan mengontrol gula darah dan menerapkan self-
dimana pasien dapat mengontrol dan mengatur penyakit mereka secara mandiri,
tetapi tetap dengan dukungan dari tim medis, serta efektif jika ditinjau dari segi
dan mengurangi komplikasi jangka panjang pada pasien (Alrahbi, 2014). Diabetes
et.all, 2013).
perilaku tata laksana DM Tipe 2 secara teratur yang bermuara pada peningkatan
kepatuhan dalam pengobatan, dan kadar gula darah menjadi lebih stabil .
6
dan keluarga tentang tata cara perawatan kakai pada pasien DM tipe 2 dan
B. Rumusan Masalah
tipe 2.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktisi
Sebagai masukan bagi praktisi kesehatan sebagai salah satu
E. Kalian Pustaka
pustaka,
menggunakan kata
kunci dukungan
keluarga, kualitas
hidup, dan
diabetes mellitus
tipe 2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Self-management
1. Definisi
memiliki kapasitas pengetahuan, sumber daya dan kepercayaan diri yang baik
dalam segala dimensi salah satunya adalah psikologis (Peñarrieta et al., 2015).
merupakan salah satu strategi yang tepat untuk mengendalikan penyakit DM.
10
11
keluarga yang menuju kedinamisan dan berkelanjutan dalam hal kontrol diri,
Beberapa bukti saat ini menunjukkan bahwa individu yang terlibat dalam
diet, monitoring dari kadar glukosa dalam darah, serta peningkatan olahraga
a. Edukasi
hidup (Kisokanth et.all, 2013). Harapan dari edukasi ini adalah agar pasien
dapat lebih memahami terkait penyakitnya dan dapat berperan aktif dalam
c. Kebudayaan
d. Dukungan keluarga
et.all 2012) juga menjelaskan mengenai karakter dari keluarga yang sehat
ekstrinsik yang meliputi tipe motivasi yang disediakan oleh tim medis. Beberapa
diri mereka. Pasien menjadi tidak tertarik dan tidak ingin membuat keputusan
B. Dukungan keluarga
suatu hubungan yang terbentuk oleh dua orang atau lebih berdasarkan ikatan
perkawinan sah, dimana dalam hubungan itu terjadi timbal balik yang dapat
dalam undang- undang No. 10 tahun 1992 bahwa keluarga adalah baagian atau
unit terkecil didalam masyarakat dimana didalamnya terdapat suami, istri, dan
sebuah sistem sosial kecil yang taerbuka dan terdiri atas suatu rangkaian
yang berkelompok dan berkumpul karena ikatan pernikahan, darah, atau adopsi
2. Fungsi keluarga
keluarga yang kuat dan memilik kedekatan yang baik sangatlah penting (Liu
dalam Luo et al., 2015). Keluarga yang memiliki kedekatan yang baik akan
pasien kemungkinan akan lebih percaya diri dan lebih mudah dalam mengelola
menantang pada penderita diabetes yang hidup sendiri tanpa didampingi oleh
a. Fungsi afektif
keluarga lainnya. Fungsi ini merupakan fungsi dasar dan paling dalam
kebahagian suatu keluarga dapat diukur dari kekuatan cinta yang diberikan
peran sosial. Fungsi ini juga mengajarkan terkait kendali dan nilai-nilai
dengan mengajarkan hal yang salah dan benar. Ada nilai-nilai moral yang
diajarkan dan ditanamkan pada fungsi ini, sehingga fungsi ini merupakan
c. Fungsi reproduksi
Salah satu fungsi dari keluarga adalah fungsi reproduksi. Dimana
fungsi ini dapat menyediakan anggota baru didalam keluarga (Leslie &
Korman dalam Friedman et.all) (2010). Fungsi ini merupakan fungsi primer
d. Fungsi ekonomi
sumber daya yang cukup seperti kebutuhan finansial, ruang serta materi.
17
berikut:
a. Fungsi biologis
b. Fungsi psikologis
keluarga.
d. Fungsi ekonomi
e. Fungsi pendidikan
datang.
anggota keluarga dan dapat diakses House dan Khan dalam Friedman
1) Dukungan Instrumental
pesien.
2) Dukungan Informasional
3) Dukungan Penilaian
4) Dukungan Emosional
keluarga.
Sutadi dalam Amelia, dkk (2014) meliputi faktor ekstrnal dan faktor internal.
pengetahuan, serta faktor emosi dan faktor spiritual. Faktor ekternal meliputi
a. Keyakinan keluarga terhadap layanan professional, dalam hal ini adalah tim
b. Anggapan salah keluarga bahwa, selama ini keluarga sudah menjadi tempat
adanya perasaan dari pasien atau anggota lain yang sakit bahwa, meminta
2010).
1. Definisi DSME
et.al.,2008). Menurut Sidani & Fan (2009), DSME merukan suatu proses
hidup pasien dala upaya mencegah komplikasi akut dan kronis, sekaligus
perawatan diri, pemecahan masalah, dan kolaborasi aktif dengan tim kesehatan
3. Prinsip DSME
kesehatan DM efektif dalam memperbaiki hasil klinis dan kualitas hidup pasien
selfcare behaviour.
4. Standar DSME
a. Struktur
misi, dan tujuan yang menjadikan DSME sebagai bagian dari perawatan
edukasi.
b. Proses
DM, petunjuk praktek, dengan kriteria untuk hasil evaluasi dann akan
edukasi akam dilakukan oleh kolaborasi antara pasien dan edukator untuk
C. Hasil
5. Komponen DSME
pengertian, tujuan, dan hasil dari monitoring, dampak hasil dan strategi
pemeriksaan.
24
kalori, jadwal makan, manajemen nutrisi saat sakit, kontrol berat badan,
saat berolahraga, pemeriksaan kaki dan alas kaki yang digunakan dan
pengetahuan pengobatan.
pengobatan.
g. Perawtan kaki, meliputi insiden gangguan pada kaki, penyebab, tanda dan
jangka pendek.
25
b. Intermediate level
pasien.
c. Advanced level
kehidupan apsien.
7. Pelaksanaan DSME
dilkukan sebanyak 4 sesi denag durasi waktu antara 1-2 jam untuk tiap sesi
dapat dilakukan
B. Pendidikan Kesehatan
diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini
(melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang diharapkan dari suatu promosi
Kreuter pada tahun 2005. Bagian Precede pada model (fase 1-4) berfokus pada
perencanaan program dan bagian proceed (fase 5-8) berfokus pada pelaksanaa
dan evaluasi. Delapan fase dari model pedoman perencanaan dalam membuat
program promosi kesehatan, dimulai dengan keluaran yang lebih umum dan
mengevaluasi program.
27
tingkat pendidikan yang rendah) yang berefek kepada kesehatan dan kualitas
hidup.
Masalah sosial pada fase pertama dalam hal kesehatan adalah hal yang
Kreuter, 2005).
dapat didukung atau dihambat oleh peraturan dan kebijakan yang ada.
Sehingga dapat dilihat bahwa fokus utama dalam administrasi dan penilaian
kenyatan, unuk meyakinkan bahwa ini ada dalam aturan (sekolah, tempar
6), yang mana dalam fase evaluasi yang pertama, terjadi dengan simultas
Fokus dalam fase ini adalah evaluasi sumatif, yang diukur setelah
program selesai, untuk mencari tahu pengaruh interfensi dalam prilaku atau
lingkungan.
Fokus dari fase evualusi terakhir sama dengan fokus ketika semua
proses berjalan – indikator evaluasi dalam kualitas hidup dan derajat kesehatan.
sebagainya.
sendiri dengan tujuan agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi
a. Tingkat Pendidikan
c. Adat Istiadat
d. Kepercayaan Masyarakat
dalam penyuluhan.
membina perilaku baru, atau membina seorang yang mulai tertarik pada
individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang
berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru
2. Wawancara
1. Kelompok besar
2. Kelompok kecil
sasaran dari metode ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan
golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status social ekonomi, tingkat
oleh massa.
6. Media Pendidikan
a. Leaflet
dan sangat ekonomis, berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh
informasi yang detail yang mana tidak diberikan secara lisan, mudah
kelompok sasaran.
cocok untuk sasaran individu per individu, tidak tahan lama dan mudah
secara aktif, serta perlu proses penggandaan yang baik. (Lucie, 2005)
33
b. Booklet
kesehatan dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet sebagai saluran, alat
Menurut Kemm dan Close dalam Aini (2010) booklet memiliki beberapa
kelebihan yaitu:
sebagai berikut :
7. Awet
c. Flyer (selembaran)
di mana tiap lembar berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi
menggunakan media ini antara lain : mudah dibawa, dapat dilipat maupun
digulung, murah dan efisien, dan tidak perlu peralatan yang rumit. Sedangkan
kelemahannya yaitu terlalu kecil untuk sasaran yang berjumlah relatif besar,
2. Media Elektronik
memberikan realita yang mungkin sulit direkam kembali oleh mata dan
pikiran sasaran, dapat memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku,
b. Slide
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Tulisan
Data karya tulis ini diperoleh dari hasil pencarian google scholarl dengan
judul karya tulis ini sejulah 6 jurnal dengan tingkat relevansi yang baik.
C. Kriteria Jurnal
1. Kriteria inklusi
buat.
2. Kriteria eksklusi
- Jurnal/artikel yang tidak jelas sumbernya
akan di buat.
D. Pengolahan Data
menyajikan masalah yang akan dibahas maka data yang terkumpul di analisis
secara deskriptif.
E. Rekomendasi
yang diangkat dalam karya tulis ini kemudian disusun menjadi suatu hasil
Goggle Scholar
2635
BAB IV
PEMBAHASAN
management pada pasien DM tipe 2. Ketika keluarga terlibata dalam proses self-
(Rosland dalam Aklima et.all 2012). Dari 6 artikel yang ditelaah diatas tentang
bahwa dukungan keluarga yag baik dapat meningkatkan kualitas hidup penderita
Berdasarkan hasil penelitian mereka, saran yang dapat diberikan antara lain:
melitus.
menjadi suatu alat ukur yang relevan dalam uji klinis, penggunaannya
lebih menekankan pada diskusi dan sharing, serta ada proses penguatan,
tipe2.
keluarga lainnya.
pada penderita DM tipe 2 dimana BB dan IMT adalah langkah awal untuk
merupakan salah satu contoh edukasi yang dapat diterapkan pada penderita
oleh Orem "Self Care". Metode penelitian yang digunakannya adalah desain
pada pasien diabetes mellitus perawatan diri (p = 0,000 <0,05) antara kedua
Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilaukan oleh Sri Indaryati adalah ada
untuk merawat pasien diabetes melitus karena pasien dengan penyakit ini
koordinator sedangkan ahli farmasi, ahli gizi dan perawat sebagai tim dalam
penggunaan obat, pemantauan gula darah sendiri dan merawat kaki. Dokter
adalah teori Self-care menurut Orem’s. Teori ini menyatakan bahwa self-
care merupakan kegiatan yang dilakukan oleh individu sendiri untuk
dan edukasi melalui DSME lebih tinggi dari pada pasien tanpa implementasi
DSME.
44
diabetes yaitu tipe kering bila terkena luka akan cepat sembuh, sedangkan
tipe basah mudah timbul luka dan luka sukar sembuh. Anggapan sebagian
diabetik. Hal ini kemungkinan berbeda pada kelompok kontrol yang tanpa
memerlukan waktu yang sangat lama yang membuat sebagian besar pasien
dukungan keluarga yang baik akan mempunyai perasaan yang nyaman yang
Tipe 2 dan pada akhirnya kualitas hidup mereka meningkat. Dari hasil
Al-maidah ayat : 2
46
Terjemahannya :
Oleh karena itu, kita harus tanamkan sikap saling menolong kepada
fisik dan psikologis individu dengan melindunginya dari efek negatif yang
memandu pengobatan, diet, latihan jasmani dan pengisian waktu luang yang
Penderita dengan dukungan sosial yang baik akan memiliki perasaan aman
dan nyaman sehingga akan tumbuh rasa perhatian terhadap diri sendiri dan
lemak dan protein. Kortisol juga akan mengganggu ambilan glukosa oleh sel
tubuh sehingga dapat memengaruhi kadar glukosa darah. Kondisi ini dapat
jika hal ini terjadi dalam waktu yang lama maka risiko munculnya
sekitar 20-79 tahun. Diabetes Melitus jika tidak dikelola dengan baik akan
dari hasilanalisis secara univariat dan bivariat dengan uji statistik chi
Diabetes.
Menagement.
dianjurkan melakukan latihan fisik 3 kali dalam seminggu atau 150 menit
dalam seminggu (jika tidak ada kontarindikasi). Jenis latihan fisik yang
maksimum) .
penyulit yang timbul akibat DM. salah satu tindakan yang dapat
independent t-test dan uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian mereka
makanan yang bukan diet di depan pasien DM tipe 2, yaitu orang yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori dijelaskan dukungan penilaian atau
dan kadar gula darah menjadi lebih stabil . Hal tersebut memengaruhi
DM tipe 2.
.
6. Mohammad Abuadas RN, MSN, PhD (2015), dalam jurnl penelitiannya
149 pasien Yordania dengandiabetes Mellitus tipe 2 yang dirawat oleh Pusat
perawatan diri yang paling sering dilakukan adalah pemberian obat diikuti
dengan perawatan kaki, kepatuhan diet, olahraga, dan perilaku yang paling
dengan diabetes.
Melitus Tipe 2.
Abu-Qamar dan Wilson (2011) melakukan penelitian kualitatif
dan keparahan ulkus kaki diabetik dan komplikasi lain mungkin menurun.
54
timbul dari termasuk jadwal pengobatan yang ditentukan, diet ketat atau
Baggett, 2005).
olahraga, dan perilaku yang paling tidak dilakukan adalah tes glukosa darah.
glukosa darah, dan perawatan perawatan diri perawatan kaki. Penelitian lain
Hayward, Kerin, & Kerr, 2003; Wen, Shepherd, & Parchman, 2003).
setiap penderita diabetes melitus tipe 2 adalah kesadaran diri dalam hal
perilaku hidup sehat dan terjadwal pemeriksaan tes glukosa darah. Karena
hal ini sangat penting di terapkan oleh penderita diabetes melitus tipe 2
55
untuk tetapa menjaga kesetabilan glukosa darah, dan untuk terhindar dari
hidup.
tingkat kepatuhan dalam pengobatan, dan kadar gula darah menjadi lebih
stabil .
Serta pendidikan kesehatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup
pasiean dan keluarga tentang tata cara perawatan kakai pada pasien DM tipe
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
baik akan mempunyai perasaan yang nyaman yang dapat meningkatkan motivasi
mereka untuk patuh terhadap manajemen DM Tipe 2 dan pada akhirnya kualitas
hidup mereka akan meningkat. Keluarga yang merupakan unit terkecil tempat
B. Saran
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien DM Tipe 2 dengan memberikan pendidikan
kesehatan tidak hanya pada pasien, tetapi juga keluarga, karena dukungan dari
keluargalah yang membuat kepercayaan diri dan self-management penderita
diabetes melitus tipe 2 meningkat.
56
57
Daftar Pustaka
Al-Qur’an
https://doi.org/10.0818/j.ijnss.2014.09.002
Harvey, J., Dopson, S., Mcmanus, R. J., & Powell, J. (2015). Factors influencing
the adoption of selfmanagement solutions : an interpretive synthesis of
the literature on stakeholder experiences. Implementation Science, 1–15.
https://doi.org/10.1186/s13012-015- 0350-x
International Diabetes Federation (IDF), 2015. Diabetes Atlas 7th Edition. United
Kingdom: International Diabetes Federation (IDF).
57
58
Luo, X., Liu, T., Yuan, X., Ge, S., Yang, J., Li, C., & Sun, W. (2015). Factors
influencing self-management in Chinese adults with type 2 diabetes: A
systematic review and meta-analysis. International Journal of
Environmental
Mayberry, L. S., & Osborn, C. Y. (2012). Family support, medication adherence, and
glycemic control among adults with type 2 diabetes. Diabetes Care, 35(6),
1239–1245. https://doi.org/10.2337/dc11-2103