Anda di halaman 1dari 10

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Sistem

Perkemihan

(CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD))

Wendi Hidayat

1490120012

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

2020/2021
A. Definisi Penyakit
Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu keadaan klinis kerusakan
ginjalyang progresif dan irreversible dari berbagai penyebab dimana terjadi
ketikatidak mampu mengangkut sampah metabolik tubuh atau melakukan
fungsiregulernya (Suharyanto dan Majid, 2017). CKD atau gagal ginjal
kronis(GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami
penurunanfungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius)
dimanakemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan,
dankeseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia
(Smeltzer,2017). Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yangmemerlukan
terapi pengganti ginjal tetap, berupa dialisis atau transplantasiginjal (Setiati, 2014).
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah) (Brunner & Suddarth, 2001).
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat
persisten dan irreversible. Sedangkan gangguan  fungsi ginjal  yaitu penurunan
laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan dalam kategori ringan, sedang dan
berat (Mansjoer, 2007).
CRF (Chronic Renal Failure) merupakan gangguan fungsi ginjal yang
progresif dan irreversible, yang menyebabkan kemampuan tubuh gagal untuk
mempetahankan metabolisme dan keseimbangan cairan maupun elektrolit,
sehingga timbul gejala uremia yaitu retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah (Smeltzer, 2001).
B. Etiologi (Prabowo,Eko.2014)

Gagal ginjal kronis sering kali menjadi penyakit komplikasi dari penyakit
lainnya, sehingga merupakan penyakit sekunder (secondary illnes). Penyebab yang
sering adalah diabetes mellitus dan hipertensi. Selain itu ada penyebab lainnya dari
gagal ginjal kronis diantaranya:
1. Penyakit dari ginjal :

2. Penyakit pada saringan (glomerulus) : glomerulonefritis.

3. Infeksi kronis : pyelonefritis, ureteritis.

4. Batu ginjal : nefrolitiasis.

5. Kista di ginjal : polcystis kidney.

6. Trauma langsung pada ginjal.

7. Keganasan pada ginjal.

8. Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur

C. Tanda dan Gejala Klinis (Kardiyudiani & Brigitta 2019)


Tanda dan gejala penyakit ginjal kronis berkembang seiring waktu jika kerusakan
ginjal berlangsung lambat. Tanda dan gejala penyakit ginjal mungkin termasuk :
1. Mual
2. Muntah
3. Kehilangan nafsu makan
4. Kelelahan dan kelemahan
5. Masalah tidur
6. Perubahan volume dan frekuensi buang air kecil
7. Otot berkedut dan kram
8. Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki
9. Gatal terus menerus
10. Nyeri dada jika cairan menumpuk di dalam selaput jantung
11. Sesak napas jika cairan menumpuk di paru-paru
12. Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan

D. Clinical Pathway
E. Data Fokus Pengkajian
1. Pengkajian Keperawatan (Prabowo,2014)
a. Identitas
Tidak ada spesifikasi khusus untuk kejadian gagal ginjal, namun laki-laki
sering memiliki resiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola hidup
sehat. Gagal ginjal kronis merupakan periode lanjut dari insidensi gagal
ginjal akut
b. Keluhan utama : sangat bervariasi, keluhan berupa urine output menurun
(oliguria) sampai pada anuria, penurunan kesadaran karena komplikasi pada
sistem sirkulasi-ventilasi, anoreksia, mual dan muntah, fatigue, napas berbau
urea, dan pruritus. Kondisi ini dipicu oleh karena penumpukan zat sisa
metabolisme/toksik dalam tubuh karena ginjal mengalami kegagalan filtrasi.
c. Riwayat penyakit sekarang : Pada klien dengan gagal ginjal kronis biasanya
terjadi penurunanurine output, penurunan kesadaran, penurunan pola nafas
karena komplikasi dari gangguan sistem ventilasi, fatigue, perubahan
fisiologis kulit, bau urea pada napas. Selain itu, karena berdampak pada
metabolisme, maka akan terjadi anoreksia, nausea, dan vomit sehingga
beresiko untuk terjadi gangguan nutrisi.
d. Riwayat penyakit dahulu: informasi penyakit terdahulu akan menegaskan
untuk penegakan masalah. Kaji penyakit pada saringan (glomerulus):
glomerulonefritis, infeksi kuman; pyelonefritis, ureteritis, nefrolitiasis, kista
di ginjal: polcystis kidney, trauma langsung pada ginjal, keganasan pada
ginjal, batu, tumor, penyempitan/striktur, diabetes melitus, hipertensi,
kolesterol tinggi, infeksi di badan: TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis,
preeklamsi.
e. Riwayat Kesehatan keluarga. Gagal ginjal kronis bukan penyakit menular
atau menurun, sehingga silsilah keluarga tidak terlalu berdampak pada
penyakit ini. Namun pencetus sekunder seperti DM dan hipertensi memiliki
pengaruh terhadap penyakit gagal ginjal kronik, karena penyakit tersebut
bersifat herediter.
f. Fokus Pengkajian (Doenges, 2000).
1) Aktifitas /istirahat
Gejala : Kelelahan ekstrem; kelemahan malaise; Gangguan tidur
(insomnis/gelisah atau somnolen)
Tanda; kelemahan otot; kehilangan tonus; penurunan rentang gerak.
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat; Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Hipertensi; nadi kuat; edema jaringan umum dan piting pada 14
kaki dan telapak tangan; Disritmia jantung; Nadi lemah halus; hipotensi
ortostatik; Friction rub perikardial; Pucat pada kulit; Kecenderungan
perdarahan.
3) Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut);
Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
Tanda : Perubahan warna urin, contoh kuning pekat, merah, coklat
berawan; Oliguria, dapat menjadi anuria
4) Makanan/cairan
Gejala : Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi);
Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada
mulut (pernafasan amonia)
Tanda : Distensi abdomen/ansietas, pembesaran hati (tahap akhir);
Perubahan turgor kuit/kelembaban; Edema (umum, tergantung); Ulserasi
gusi, perdarahan gusi/lidah; Penurunan otot, penurunan lemak subkutan,
penampilan tak bertenaga.
5) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyei panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki
Tanda : Perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
6) Pernapasan
Gejala : Napas pendek, dispnea nokturnal paroksismal, batuk
dengan/tanpa Sputum
Tanda : Takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul; Batuk produktif dengan
sputum merah muda encer (edema paru)

F. Etiologi dan Masalah Keperawatan

Data Etiologi Masalah


Aliran darah ginjal turun Kelebihan volume cairan

RAA turun

Retensi Na dan H2O


Sekresi protein terganggu Gangguan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh

Sindrom uremia

Ggn keseimbangan asam


basa

Prod asam lambung naik

Gastritis

Mual muntah

GFR turun Kerusakan integritas kulit

GGK

Sekresi protein tergangu


Sindrom uremia

Perpospatemia

Pruritis

G. Diagnose Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang mungkin sering muncul pada pasien gagal ginjal
kronik/ Chronic Kidney Disease (CKD) menurut Huda dan Hardhi dalam NANDA
NIC NOC, 2015.
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan ketidakmampuan ginjal
mengekresi air dan natrium.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pembatasan diit dan ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus, gangguan situs
metabolic sekunder

H. Nursing Care Plane

No Diagnose Intervensi
keperawatan NOC NIC
1 Kelebihan Volume 1. Electrolit and acid base Fluid management
cairan balance 1. Pertahankan catatan
2. Fluid balance intake dan output yang
3. Hydration akurat
Kriteria hasil: 2. Pasang urin kateter jiga
1. Terbebas dari edema diperlukan
2. Bunyi nafas bersih, tidak 3. Monitor vitsal sign
ada dispneu 4. Monitor indikasi retemsi/
3. Terbebas dari distensi vena kelebihan cairan
jugularis 5. Kaji lokasi dan luas
4. Terbebas dari kelelahan, edema
kecemasan atau
kebingungan

2. Gangguan nutrisi NOC Nutrition Management


kurang dari 1. Nutritional status: 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh 2. Nutritional status: food and makanan
fluid 2. Kolaborasi dengan ahli
3. Intake nutrional status: gizi untuk menentukan
nutrient intake jumlah kalori dan nutrisi
4. Weight control yang dibutuhkan
Kriteria Hasil 3. Monitor jumlah nutrisi
1. Adanya peningkatan berat dan kandungan kalori
badan sesuai dengan tujuan 4. Kaji kemampuan pasien
2. Berat ideal sesuai dengan untuk mendapatkan
tinggi badan nutrisi yang dibutuhkan
3. Mampu mengidentifikasi Nutrition Monitoring
kebutuhan nutrisi 1. BB pasien dalam batas
4. Tidak ada tanda-tanda mal normal
nutrisi 2. Monitor adanya
5. Tidak terjadi penurunan penurunan berat badan
berat badan yang berarti 3. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
4. Monitor turgot kulit
5. Monitor mual dan
muntah
6. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
7. Monitor kalori dan
intake nutrisi

3 Kerusakan integritas NOC NIC


kulit 1. Tissue integrity: skin and 1. Anjurkan pasien untuk
mucous menggunakan pakaian
2. Membranes longgar
3. Hemodyalis akses 2. Hindari kerutan pada
Kriteia Hasil tempat tidur
1. Integritas kuliat yang baik 3. Jaga kulit agar tetap
bisa dipertahankan ( sensasi, bersih dan kering
elastis, temperature, hidrasi, 4. Monitor kulit adanya
pigmentasi) tidak ada luka kemerahan
atau lesi pada kulit 5. Oleskan minyak baby oil
2. Perfusi jaringan baik pada daerah yang
3. Mampu melindungi kulit tertekan
dan mempertahankan 6. Memandikan pasien
kelembaban kulit dan dengan sabun dan air
perawatan alamai hangat
Daftar pustaka

Amin , Huda .(2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA (North American Nursing Diagnosis Association)
NIC-NOC.Mediaction Publishing. Media action: Yogyakarta
Kardiyudiani & Susanti,Brigitta A.D. (2019). Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta : Pustaka Baru
Prabowo, Eko & Pranata, A.E. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem
Perkemihan. Yogyakarta : Naha Medika

Anda mungkin juga menyukai