DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6
ARDIANSYAH (P07120119008)
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
C. Etiologi
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A. Virus influenza termasuk
famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift,
Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus influenza tipe A terdiri
dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai
identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya
terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada
binatang H1-H5 dan N1-N9.
Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari
subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu
22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C. Virus akan mati pada pemanasan 60°C selama
30 menit atau 56° C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya
formalin, serta cairan yang mengandung iodine.
D. Klasifikasi
Penderita H5N1 dapat dibagi dalam 4 kategori sesuai beratnya penyakit
(MOPH Thailand, 2005)
Derajat I : Penderita tanpa Pneumonia
Derajat II : Penderita dengan Pneumonia Derajat Sedang dan tanpa Gagal Nafas
Derajat III : Penderita dengan Pneumonia Berat dan dengan Gagal Nafas
Derajat IV: Pasien dengan Pneumonia Berat dan Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS) atau dengan Multiple Organ Failure (MOF).
Ada banyak sub tipe dari virus flu ini :
a. Tipe H1N1. Sub tipe ini lebih banyak ditemukan di babi sebagai vektor
utamanya. Di kemudian hari, virus tipe ini lebih dikenal sebagai penyebab flu
babi. Berbeda dengan penyebab flu unggas, sub tipe ini justru lebih efektif
ditularkan lewat manusia. Dalam setiap bersin pasien flu babi, setidaknya
terkandung 100.000 virus H1N1. Untungnya, daya bunuh H1N1 hanya 1/12 dari
flu burung. Flu babi hanya memiliki kemungkinan fatal sebesar 6%, jauh di
bawah angka 80 persen mili flu unggas.
b. H1N2 adalah sub tipe berikutnya. Sub tipe ini merupakan subtipe dari virus
influenza A yang juga disebut virus flu burung. Oleh para ahli, virus ini
dinyatakan sebagai virus pandemik pada manusia dan hewan, khususnya babi.
c. H2N2 adalah sub tipe yang lainnya. Virus H2N2 ini sudah termutasi menjadi
banyak sekali variasi virus flu ini. Salah satu bentuk mutasi dari H2N2 adalah
H3N2 dan banyak lagi subtipe virus flu lainnya yang sering ditemukan pada
unggas. Virus model ini dicurigai sebagai penyebab pandemik pada manusia di
tahun 1889.
d. H2N3. Berdasarkan struktur penyusunnya, H2N3 terdiri atas proteins sebagai
“casing”nya, hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Pada umumnya, virus
ini dapat menginfeksi manusia dan unggas.
e. Sub tipe virus Avian Influenza yang paling berbahaya. Dikenal sebagai penyebab
utama flu unggas. H5N1 adalah virus yang sangat berbahaya. Berdasarkan
penelitian para ahli, pasien yang terjangkiti virus H5N1 hanya memiliki
kemungkinan sembuh kurang dari 20%. Meskipun hanya ditularkan lewat
unggas, H5N1 merupakan pembunuh yang efektif. Daya bunuhnya 12 kali lebih
dahsyat dibanding sub tipe virus avian influenza yang lain. Virus ini merupakan
jenis virus yang bersifat epizootik atau bersifat epidemik untuk golongan di luar
manusia dan juga bersifat panzootik yang mampu mempengaruhi beragam
spesies hewan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa virus ini sudah “sukses”
membunuh setidaknya 10 juta unggas di seluruh dunia serta menginfeksi ratusan
juta lainnya.
Pada bulan Desember tahun 2009, badan kesehatan dunia, WHO mengumumkan
bahwa setidaknya terjadi 447 kasus flu yang terjadi pada manusia dan tingkat
kematian pada periode ini sangat tinggi, lebih dari 50% dengan angka kematian
mencapai 267 orang.
f. Sub tipe lain yang dianggap patogenik untuk manusia adalah H7N3, H7N7 dan
H9N2. Ketiga jenis ini dianggap sebagai virus avian influenza yang memiliki
daya rusak tingga hingga dapat membunuh pengidapnya. Menurut update terbaru
dari FAO, virus-virus ini secara perlahan tapi pasti memperkuat kemampuan
merusak mereka. Untuk virus H7N7 sendiri bisa menginfeksi manusia, burung,
babi, anjing laut serta kuda. Pada uji laboratorium, virus ini bisa mengifeksi
tikus yang digunakan dalan percobaan. Virus H9N2 merupakan jenis virus yang
menginfeksi bebek. Pada perkembangannya, virus ini juga menginfeksi manusia.
Pada Desember 2009, ditemukan kasus anak-anak terinfeksi H9N2 di Hongkong.
E. Patofisiologi.
Flu burung bisa menular ke manusia bila terjadi kontak langsung dengan ayam
atau unggas yang terinfeksi flu burung. Virus flu burung hidup di saluran pencernaan
unggas. Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang
kemudian mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup
oleh manusia atau binatang lainnya. Menurut WHO, flu burung lebih mudah menular
dari unggas ke manusia dibanding dari manusia ke manusia. Belum ada bukti
penyebaran dari manusia ke manusia, dan juga belum terbukti penularan pada
manusia lewat daging yang dikonsumsi. Satu-satunya cara virus flu burung dapat
menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia adalah jika virus flu burung
tersebut bermutasi dan bercampur dengan virus flu manusia. Virus ditularkan melalui
saliva dan feses unggas. Penularan pada manusia karena kontak langsung, misalnya
karena menyentuh unggas secara langsung, juga dapat terjadi melalui kendaraan yang
mengangkut binatang itu, di kandangnya dan alat-alat peternakan (termasuk melalui
pakan ternak ). Penularan dapat juga terjadi melalui pakaian, termasuk sepatu para
peternak yang langsung menangani kasus unggas yang sakit dan pada saat jual beli
ayam hidup di pasar serta berbagai mekanisme lain. Secara umum, ada 3
kemungkinan mekanisme penularan dari unggas ke manusia.Dalam hal penularan dari
unggas ke manusia, perlu ditegaskan bahwa penularan pada dasarnya berasal dari
unggas sakit yang masih hidup dan menular. Unggas yang telah dimasak, digoreng
dan lain-lain, tidak menularkan flu burung ke orang yang memakannya. Virus flu
burung akan mati dengan pemanasan 80°C selama 1 menit.
Kemampuan virus flu burung adalah membangkitkan hampir keseluruhan
respon "bunuh diri" dalam sistem imunitas tubuh manusia. Makin banyak virus itu
tereplikasi, makin banyak pula produksi sitokin-protein dalam tubuh yang memicu
peningkatan respons imunitas dan berperan penting dalam peradangan. Sitokin yang
membanjiri aliran darah karena virus yang bertambah banyak, justru melukai jaringan
tubuh (efek bunuh diri). Flu Burung banyak menyerang anak-anak di bawah usia 12
tahun. Hampir separuh kasus flu burung pada manusia menimpa anak-anak, karena
sistem kekebalan tubuh yang belum begitu kuat.
Masa Inkubasi
a. Pada Unggas : 1 minggu
b. Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari
sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari .
Penularan
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke
manusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini dapat
menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran
atau sekret burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas
ke manusia juga dapat terjadi jika terjadi kontak langsung dengan unggas yang
terinfeksi flu burung. Contohnya: pekerja di peternakan ayam , pemotong
ayam dan penjamah produk unggas lainnya.
Penyebaran
Mekanisme penyerangan virus flu burung pada unggas dan ruminansia
hampir sama. Virus memiliki inti virus yang di dalamnya mengandung asam
inti yang dapat memproduksi protein. Dalam istilah ilmu penyakit, asam inti
yang dimiliki oleh virus mempunyai variasi jenis virus. Semakin banyak
protein yang dihasilkan berarti semakin banyak pula variasi jenis virusnya.
Virus pertama kali akan menyerang selaput lendir dengan menempel
menggunakan rambut-rambut tajam yang terdapat pada dinding luar
(envelope).Pada saat menempel, virus merusak dinding pelindung selaput
lendir dan memasukkan asam inti virus. Asam inti virus yang dimasukkan ini
akan merubah susunan protein yang dibentuk selaput lendir sehingga terjadi
perubahan struktur protein. Protein selaput lendir yang telah terkontaminasi
inilah yang kemudian disebarkan keseluruh jaringan dan organ melalui darah.
Bersamaan dengan dimulainya peredaran protein ke seluruh tubuh maka saat
itu juga virus mulai menyebar.
F. Manifestasi Klinik.
1. Tanda dan Gejala pada unggas
Gejala pada unggas yang sakit cukup bervariasi, mulai dari gejala
ringan (nyaris tanpa gejala), sampai sangat berat. Hal ini tergantung dari
keganasan virus, lingkungan, dan keadaan unggas sendiri. Gejala yang timbul
seperti jengger berwarna biru, kepala bengkak, sekitar mata bengkak, demam,
diare, dan tidak mau makan. Dapat terjadi gangguan pernafasan berupa batuk
dan bersin. Gejala awal dapat berupa gangguan reproduksi berupa penurunan
produksi telur. Gangguan sistem saraf dalam bentuk depresi. Pada beberapa
kasus, unggas mati tanpa gejala. Kematian dapat terjadi 24 jam setelah timbul
gejala. Pada kalkun, kematian dapat terjadi dalam 2 sampai 3 hari.
2. Tanda dan Gejala pada manusia
Gejala flu burung pada dasarnya adalah sama dengan flu biasa lainnya,
hanya cenderung lebih sering dan cepat menjadi parah. Masa inkubasi antara
mulai tertular dan timbul gejala adalah sekitar 3 hari; sementara itu masa
infeksius pada manusia adalah 1 hari sebelum, sampai 3-5 hari sesudah gejala
timbul pada anak dapat sampai 21 hari.
Gejalanya suhu > 38oC, demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit
kepala, nyeri otot dan sendi, sampai infeksi selaput mata ( conjunctivitis ).
Bila keadaan memburuk, dapat terjadi severe respiratory distress yang ditandai
dengan sesak nafas hebat, rendahnya kadar oksigen darah serta meningkatnya
kadar CO.
G. Komplikasi
1. Meningitis (aseptic meningitis, meningitis serosa/non bakterial)
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane
atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan
berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk ke
dalam darah dan berpindah ke dalam cairan otak.
2. Encephalitis ( bulbar )
Encephalitis adalah suatu peradangan dari otak. Ada banyak tipe-tipe dari
encephalitis, kebanyakan disebabkan oleh infeksi-infeksi. Paling sering infeksi-
infeksi ini disebabkan oleh virus-virus. Encephalitis dapat juga disebabkan oleh
penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan dari otak.
3. Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau Pericarditis
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium, pada
umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat
reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi
(FKUI, 1999).
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui mekanisme
dasar yaitu :
a. Invasi langsung ke miokard
b. Proses immunologis terhadap miokard.
c. Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
d. Paralisis akut flaksid.
e. Pneumonia ( peradangan paru )
Penyakit pada paru-paru dengan kondisi pulmonary alveolus (alveoli)
yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang
dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh
beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau
pasilan (parasite). Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh
kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau
sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau
berlebihan minum alkohol.
f. Kematian : terjadi jika mengalami gagal nafas akut.
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Setiap pasien yang datang dengan gejala klinis seperti di atas dianjurkan untuk
sesegera mungkin dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan darah
rutin (Hb, Leukosit, Trombosit, Hitung Jenis Leukosit), spesimen serum, aspirasi
nasofaringeal.
Diagnosis flu burung dibuktikan dengan :
a. Uji RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction)
untuk H5.
b. Biakan dan identifikasi virus Influenza A subtipe H5N1.
c. Uji Serologi :
- Peningkatan >4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1
dari spesimen konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut
( diambil <7 hari setelah awitan gejala penyakit), dan titer
antibodi netralisasi konvalesen harus pula >1/80.
- Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 >1/80 pada spesimen
serum yang diambil pada hari ke >14 setelah awitan (onset
penyakit) disertai hasil positif uji serologi lain, misalnya titer
HI sel darah merah kuda >1/160 atau western blot spesifik H5
positif.
- Uji penapisan
Rapid test untuk mendeteksi Influensa A.
ELISA untuk mendeteksi H5N1.
2. Pemeriksaan Hematologi
Hemoglobin, leukosit, trombosit, hitung jenis leukosit, limfosit total.
Umumnya ditemukan leukopeni, limfositopeni dan trombositopeni.
3. Pemeriksaan Kimia darah
Albumin, Globulin, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin, Kreatin Kinase, Analisis
Gas Darah. Umumnya dijumpai penurunan albumin, peningkatan SGOT dan
SGPT, peningkatan ureum dan kreatinin, peningkatan Kreatin Kinase, Analisis
Gas Darah dapat normal atau abnormal. Kelainan laboratorium sesuai dengan
perjalanan penyakit dan komplikasi yang ditemukan.
4. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan foto toraks PA dan Lateral harus dilakukan pada setiap tersangka
flu burung. Gambaran infiltrat di paru menunjukkan bahwa kasus ini adalah
pneumonia. Pemeriksaan lain yang dianjurkan adalah pemeriksaan CT Scan untuk
kasus dengan gejala klinik flu burung tetapi hasil foto toraks normal sebagai
langkah diagnostik dini.
5. Pemeriksaan Post Mortem
Pada pasien yang meninggal sebelum diagnosis flu burung tertegakkan,
dianjurkan untuk mengambil sediaan postmortem dengan jalan biopsi pada mayat
(necropsi), specimen dikirim untuk pemeriksaan patologi anatomi dan PCR.
RENTANG
INDIKATOR HASIL INTEPRETASI
NORMAL
Hemoglobin 14 – 18 gr% 16,5 gr/dL Normal
Hematokrit 40 – 48% 40,1 % Normal
Leukosit 4700 – 10300 µ/l 10.250 mg/dl Normal
Trombosit 150.000 – 450.000 366.000 mg/dl Nornal
5.380.000
Erytrosit 4 – 5,5 jt µ/l Normal
mg/dL
Urea 15 – 45 mg/dl 43 mg/dl Normal
Creatinin 0,6 – 1,3 mg/dl 5,1 mg/dl Tinggi
SGOT 10 – 50 µ/l 53,1 µ/l Normal
SGPT 10 – 50 µ/l 55 µ/l Tinggi
Albumin 3,5 – 5,2 g/dl 2 g.dl Rendah
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan,
membatasi, mencegah, dan merubah (Carpenito,2000).
Gordon (1976) mendefinisikan bahwa diagnosa keperawatan adalah
“masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, dia mampu dan mempunyai kewenangan untuk memberikan
tindakan keperawatan”.
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan metabolism basal meningkat,
O2 ke otak menurun dan kurangnya konsentrasi yang ditandai dengan klien
mengatakan pusing, sakit kepala, dan demam sejak 3 hari.
b. Gangguan bersihan jalan nafas yang tidak efektif berhubungan dengan
produksi sputum berlebihan, iritasi mukosa saluran pernapasan, potensial
tidak efektifnya jalan napas yang ditandai dengan terdapat sputum di
batuknya berwarna hijau kental serta nafas klien terdengan ronci.
c. Nyeri berhubungan dengan kerusakan sel, pelepasan mediator nyeri dan
persepsi nyeri yang ditandai dengan skala nyeri 2, klien terlihat dibantu
keluarga saat beraktivitas dan meringis kesakitan.
3. Rencana Keperawatan
4. Implementasi / tindakan
5. Evaluasi
Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah suhu tubuh kembali normal,
gangguan pola nafas tidak efektif teratasi & nyeri berkurang.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.B
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal masuk : 27 Agustus 2020
Jam masuk : 10.00 WITA
Ruangan : Bougenville
Kamar No : 303
Rumah Sakit : RSUP NTB
No RM : 582672
Tanggal Pengkajian : 27 Agustus 2020
A. DATA BIOGRAFI
1. Klien
a. Nama : Ny. B
b. Umur : 35 Tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Alamat : Kekalek
e. Agama : Islam
f. Status perkawinan : Menikah
g. Pendidikan : SMA
h. Pekerjaan : Wiraswasta
i. Bahasa / suku : Sasak
j. Cara masuk : Melalui rujukan dari Puskesmas Taliwang
k. Diagnose medis : Infeksi Endemis ; Flu Burung
l. Alasan dirawat : Myalgia, demam tinggi, sakit kepala, nyeri
sendi & otot, pilek, batuk & gangguan
pernapasan
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Tn.S
b. Umur : 36 Tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Alamat : Kekalek
e. Agama : Islam
f. Status perkawinan : Menikah
g. Pendidikan : SMA
h. Pekerjaan : Wiraswasta
i. Bahasa / suku : Sasak
j. Hubungan : Suami
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan demam tinggi 38,7℃ disertai pilek, batuk, sesak napas,
sakit kepala, penglihatan kabur, nyeri sendi & otot, dan sakit tenggorokan
sudah 3 hari.
2. Keluhan Saat Dikaji
Klien mengatakan sesak napas, sakit kepala, nyeri pada bagian otot, sakit
tenggorokan dengan suhu badan 38,7℃.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang melalui rujukan dari Puskesmas Taliwang dan mengatakan
badannya terasa panas lebih dari 3 hari yang lalu, pilek, batuk, sesak
napas, sakit kepala & nyeri otot. Dengan factor pencetus di halaman
rumahnya terdapat unggas yang mati mendadak. Ia mengatasi rasa sakit
dengan meminum parasetamol yang dibeli di Warung dekat rumahnya
kemudian datang ke Puskesmas Taliwang.
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit sebelumnya.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit
menular maupun penyakit keturunan.
6. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Klien mengatakan di halaman rumahnya memelihara unggas.
C. KEBUTUHAN BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1. Pola Respirasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan bernapas secara normal dan tidak
merasakan sesak.
Saat sakit : Klien mengatakan kesulitan saat bernapas karena dada
terasa sesak dan disertai batuk pilek
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Klien mengatakan makan 3x sehari dengan jenis
makanan : lauk, pauk, sayur & buah. Nafsu makan
baik, tidak ada mual ataupun muntah & tidak ada
alergi makanan.
Saat sakit : Klien mengatakan frekuensi makan dirumah sakit 2x
sehari, nafsu makan klien tidak baik karena merasa
sakit saat menelan & mual
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan defekasi 2x sehari dengan
karakteristik setengah padat, tidak pernah terjadi
defekasi, tidak ada keluhan defekasi sedangkan
frekuensi miksi 5-6x sehari dengan karakteristik urin
kuning, tidak ada keluhan saat miksi
Saat sakit : Klien mengatakan BAB 1x sehari dan miksi 4-5x
sehari tanpa ada gangguan
4. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Klien mengatakan mampu melakukan aktivitas dan
memenuhi kebutuhan secara mandiri tanpa bantuan
orang lain
Saat sakit : Selama di RS klien tidak bekerja, tidak melakukan
olahraga, klien mengatakan sesak saat beraktivitas &
terkadang sesak saat tidur
5. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidur dengan nyenyak dan jarang
terbangun ketika malam hari
Saat sakit : Klien mengatakan tidak nyenyak saat tidur karena
kesulitan bernapas disertai batuk dan pilek
6. Personal Hygine
Sebelum sakit : Klien mengatakan mandi 2x sehari dan mengganti
pakaiannya 1x sehari
Saat sakit : Klien mengatakan selama di RS belum pernah mandu,
hanya di lap oleh suaminya dengan tisu basah atau lap
basah
7. Pola Nyeri
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak pernah merasakan nyeri pada
tubuhnya
Saat sakit : Klien mengatakan nyeri pada sendi, otot dan
tenggorokan
8. Pola Sosial
Sebelum sakit : Klien mengatakan selalu berkomunikasi dengan
keluarga dan teman-temannya dengan baik
Saat sakit : Klien mengatakan jarang berkomunikasi seperti
biasanya karena flu & batuk.
9. Pola Spiritual
Sebelum sakit : Klien mengatakan selalu menjalankan kewajiban
dalam beribadah
Saat sakit : Klien mengatakan tetap beribadah dan mendekatkan
diri kepada Tuhan
10. Pola Konsep Diri
Sebelum sakit : Klien sangat percaya diri melakukan aktivitasnya baik
di dalam rumah maupun luar rumah
Saat sakit : Klien mengatakan kurang percaya diri karena batuk &
Pilek serta penglihatan kabur
11. Pola Kognitif
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak ada gangguan pada kelima
inderanya
Saat sakit : Klien mengatakan nyeri pada otot dan penglihatan
Kabur
12. Pola Rekreasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan sering melakukan rekreasi dengan
keluarga ataupun teman – teman saat hari libur
Saat sakit : Klien mengatakan tidak bisa berekreasi karena di RS
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda – tanda Vital : TD : 120/80 mmHg
N : 84x/menit
RR : 32x/menit
S : 38,7℃
Antropometri : TB : 156 cm
BB : 45 kg
2. Pemeriksaan Fisik
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
No. RM : 582672
Tanggal Pemeriksaan : 27 Agustus 2020
RENTANG
INDIKATOR HASIL INTEPRETASI
NORMAL
Hemoglobin 14 – 18 gr% 16,5 gr/dL Normal
Hematokrit 40 – 48% 40,1 % Normal
Leukosit 4700 – 10300 µ/l 10.250 mg/dl Normal
Trombosit 150.000 – 450.000 366.000 mg/dl Nornal
5.380.000
Erytrosit 4 – 5,5 jt µ/l Normal
mg/dL
Urea 15 – 45 mg/dl 43 mg/dl Normal
Creatinin 0,6 – 1,3 mg/dl 5,1 mg/dl Tinggi
SGOT 10 – 50 µ/l 53,1 µ/l Normal
SGPT 10 – 50 µ/l 55 µ/l Tinggi
Albumin 3,5 – 5,2 g/dl 2 g.dl Rendah
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Ny.B Ruang : Bougenville
Umur : 35 Tahun RM : 582672
a. Analisa Data
III. INTERVENSI
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
II S : Klien mengatakan pola nafas kembali
normal
O : Klien tidak memegangi dadanya lagi
dan bernafas dengan normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
III S : Klien mengatakan nyeri berkurang
saat melakukan aktivitas berat
O : Skala nyeri 0
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Kelompok 6
TTD
DAFTAR PUSTAKA