PENDAHULUAN
Telinga adalah salah satu alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar
suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi
apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita
sendiri. Anatomi dan fisiologi ini perlui dipahami untuk dapat menjelaskan secara
detail posisi atau letak terjadinya kelainan, maupun fungsi dari organ-organ yang
terkait didalamnya.
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Banyak ahli membuat
pembagian dan klasifikasi otitis media. Secara mudah, otitis media terbagi atas
otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (otitis media media serosa,
otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media efusi/OME). Masingmasing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis, yaitu otitis media supuratif
akut (otitis media akut=OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK/OMP).
Begitu pula otitis media serosa terbagi menjadi otitis media serosa akut
(barotrauma = aerotitis) dan otitis media serosa kronis. Selain itu terdapat juga
otitis media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa atau otitis media sifilitika.
Otitis media yang lain ialah otitis media adhesive.
Otitis media akut adalah peradangan pada telinga tengah yang bersifat akut
atau tiba-tiba.1 Otitis media akut merupakan salah satu kelainan telinga tengah
yang paling sering ditemukan terutama pada anak-anak. Meskipun masih dalam
penelitian dalam pencegahan dan terapi, angka kejadian penyakit ini terus
meningkat. Sekitar 25 juta orang pertahun mengunjungi dokter akibat otitis media
akut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Telinga
2.1. Anatomi Telinga
Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan
bagian dalam.
10
11
3.
Anak lebih besar dan orang dewasa. Gejalanya : rasa nyeri dan gangguan
12
BAB III
LAPORAN KASUS
13
3.1 ANAMNESIS
Identitas
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Pekerjaan
Tanggal periksa
: Ny. S
: Perempuan
: 29 Tahun
: Jl. Amanah, Komplek Star Borneo Residence, Tanjung
Raya 2
: Ibu Rumah Tangga
: 16 September 2014
PEMERIKSAAN FISIK
: 16 September 2012
: Baik
: Kompos Mentis
: 110/80 mmHg
: 96 x / menit
: 24 x / menit
: 37,2 oC
STATUS LOKALIS
Telinga
Inspeksi, Palpasi
14
Aurikula
Telinga Kanan
Telinga kiri
Hiperemis : Edema
:Massa
:-
Hiperemis : Edema
:Massa
:-
Hiperemis :
Preaurikula
Retroaurikula
Palpasi
-Edema
Massa
: :-
Hiperemis : Edema
:Massa
:-
fistula :
abses : fistula : abses : -
Hiperemis : Edema
:Massa
:-
fistula : abses : -
Hiperemis : Edema
: Massa
: -
fistula : abses : -
Otoskopi :
MAE
Telinga Kanan
Telinga Kiri
Edema
:Hiperemis : Massa
:Furunkel : Sekret
: (+) kental
Serumen : -
Edema
:Hiperemis : Massa
:Furunkel : Sekret
:Serumen : -
15
Membran
Timpani
Perforasi : Intak
: (+)
Warna : Normal
Hiperemis : Refleks Cahaya : (+)
Telinga Kanan
Tes Rinne
Positif
Negatif
Tes Weber
Lateralisasi ke kanan
Tes Swchwabach
Normal
Memanjang
16
Cavum
Mukosa
Hidung
Septum
Nasi
Cavum
Nasi
dextra
Hiperemis : Massa : Sekret : Atrofi : Mukus : Pucat : Deviasi : Dislokasi : -
sinistra
Hiperemis : Massa : Sekret : Atrofi : Mukus : Pucat : Deviasi : Dislokasi : -
Hipertrofi : -
Hipertrofi : -
Atrofi
:-
Atrofi
:-
Sekret
:-
Sekret
:-
Konka
Inferior
dan Media
Meatus
inferior
Sekret : -
Sekret : -
Polip
Polip
:-
:-
dan media
Rinoskopi Posterior : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Tenggorokan
Inspeksi
Orofaring :
hiperemis ( - )
massa ( - )
Mukosa
Tonsil
T1 T1
RESUME
17
Ny. S, 29 tahun datang ke poli THT RSUD Dr. Soedarso pada tanggal 16
September 2014 dengan keluhan telinga kanan keluar cairan sejak 2 minggu yang
lalu. 1 minggu yang lalu pasien mengalami pilek. Kemudian telinga kiri terasa
sakit. Sejak 2 minggu yang lalu telinga kanan berdengung dan terasa penuh.
Pendengaran pasien menurun. Ada riwayat mengorek telinga. Berdasarkan
pemeriksaan telinga, hidung dan tenggorok di dapatkan hasil pada telinga kanan
terdapat sekret berwarna putih serta perforasi membran timpani, sedangkan pada
telinga kiri hasilnya normal. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior dan
pemeriksaan tenggorokan tidak ditemukan kelainan.
3.4
PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DIUSULKAN
Audiometri
Timpanometri
3.5 DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja
:
Otitis Media Akut Dextra Stadium Perforasi
Diagnosis Banding :
Otitis Media Supuratif Kronik Dekstra
3.6 TATALAKSANA
- Non-Medikamentosa
:
Edukasi : menjaga kebersihan telinga, jangan mengorek-ngorek telinga, antibiotik
yang di berikan harus dihabiskan, jika pilek, sakit tenggorokan, demam segera
berobat ke dokter.
- Medikamentosa
Antihistamin oral
Antibiotik
:
: Cetirizine
: ciprofloxaxine
3.7 PROGNOSIS
Ad vitam
Ad functionam
Ad Sanactionan
: Dubia ad Bonam
: Dubia ad Bonam
: Dubia ad Bonam
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Seorang perempuan, usia 29 tahun, datang ke poli THT dengan keluhan telinga
kiri keluar cairan sejak 2 minggu yang lalu. Sebelumnya, 1 minggu yang lalu
pasien pilek. Sekarang selain keluar cairan, pasien juga mengeluh telinga
berdengung dan terasa penuh. Berdasarkan pemeriksaan fisik dengan otoskopi
tampak perforasi membran timpani dextra dan ditemukan sekret.
Berdasarkan anamnesis, didapatkan etiologi dari otitis media yang dialami
pasien adalah infeksi dengan di tandai adanya pilek. Setelah pilek berkurang,
pasien tidak lagi merasakan nyeri pada telinga, dan diikuti dengan keluarnya
cairan yang diakibatkan adanya perforasi dari membran timpani dextra. Adanya
cairan menandakan bahwa terdapat penimbunan cairan ditelinga tengah, sehingga
pasien merasa telinga terasa penuh dan berdengung.
Timbunan cairan di telinga tengah dapat menyebabkan otitis media supuratif
atau otitis media non-supuratif (otitis media efusi). Berdasarkan penemuan
melalui otoskopi, yakni ditemukannya perforasi pada membrane timpani dan
adanya gejala-gejala infeksi dan otalgia merupakan gejala khas pada otitis media
supuratif. Berdasarkan onset terjadinya perforasi yaitu 2 minggu maka pasien ini
termasuk dalam fase akut.
Tatalaksana pasien ini dengan non medikamentosa dan medikamentosa.
menjaga kebersihan telinga, jangan mengorek-ngorek telinga, antibiotik yang
diberikan harus dihabiskan, jika pilek, sakit tenggorokan, demam segera berobat
19
BAB V
KESIMPULAN
Seorang perempuan, usia 29 tahun, datang ke poli THT dengan keluhan telinga
kiri keluar cairan didiagnosis menderita OMA dextra. Tata laksana dilakukan
dengan dua cara yaitu terapi non medikamentosa dengan cara menjaga kebersihan
telinga, jangan mengorek-ngorek telinga, antibiotik yang diberikan harus
dihabiskan, jika pilek, sakit tenggorokan, demam segera berobat ke dokter serta
terapi medikamentosa yaitu Cetirizine dan Ciprofloxaxin.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, et al. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi ketiga. Jakarta; Penerbit FKUI; 2004..
2. Snell Richard : Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran.
Edisi 6. Penerbit: EGC. Jakarta 2006.
3. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, et al. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan THT. Edisi Keenam. Jakarta; Balai Penerbit FKUI; 2010.
21