Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM IDK

ANATOMI PARU-PARU

NAMA : YENI SETYAWATI, AMK


NIM : 30902100286

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN LINTAS JALUR


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
A. PENDAHULUAN
Sistem respirasi mencakup saluran napas yang menuju paru.Saluran napas
adalah tabung atau pipa yang mengangkut udara antara atmosfer dan kantung
udara (alveolus). Alveolus merupakan satu-satunya tempat pertukaran gas antara
udara dan darah.Saluran napas berawal dari saluran nasal (hidung).Saluran
hidung membuka ke dalam faring (tenggorokkan), yang berfungsi sebagai saluran
bersama untuk sistem pernapasan dan pencernaan. Udara dari faring diteruskan
ke laring atau voice boxyang terletak di pintu masuk trakhea, trakhea terbagi
menjadi dua cabang utama, bronkus kanan dan kiri yang masing masing menjadi
cabang yang lebih kecil yang dikenal sebagai bronkiolus. Ujung bronkiolus
terminal berkelompok alveolus, kantung-kantung udara halus tempat pertukaran
gas antara udara dan darah.

B. TUJUAN
 Mengetahui anatomi paru-paru.
 Mengetahui definisi paru-paru.
 Mengetahui cara kerja paru-paru.
 Mengetahui fisiologi paru-paru.

C. METODE PEMERIKSAAN
 Alat : Nampan (untuk tempat preparat), handscoon.
 Bahan : Preparat paru-paru.

D. CARA KERJA
Persiapkan alat dan bahan
 Mahasiswa melakukan pengamatan langsung (inspeksi) pada preparat
paru-paru.
 Mahasiswa menjelaskan terkait dengan anatomi jantung yang dilakukan uji
fisik langsung pada preparat paru-paru.
E. PEMBAHASAN
1. ANATOMI PARU-PARU
Paru manusia terbentuk setelah embrio mempunyai panjang 3 mm.
Pembentukan paru di mulai dari sebuah Groove yang berasal dari Foregut.
Selanjutnya pada Groove ini terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu
jaringan yang disebut Primary Lung Bud. Bagian proksimal foregut membagi diri
menjadi 2 yaitu esophagus dan trakea.
Pada perkembangan selanjutnya trakea akan bergabung dengan primary
lung bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal bronchi dan cabang-
cabangnya. Bronchial-tree terbentuk setelah embrio berumur 16 minggu,
sedangkan alveoli baru berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya terus
meningkat hingga anak berumur 8 tahun. Ukuran alveol bertambah besar
sesuai dengan perkembangan dinding toraks. Jadi, pertumbuhan dan
perkembangan paru berjalan terus menerus tanpa terputus sampai
pertumbuhan somatic berhenti.
Saluran pernafasan terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, faring, laring,
trakea, dan paru. Laring membagi saluran pernafasan menjadi 2 bagian, yakni
saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Pada pernafasan
melalui paru-paru atau pernafasan external, oksigen di pungut melalui hidung
dan mulut. Pada waktu bernafas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa
bronchial ke alveoli dan dapat erat hubungan dengan darah didalam kapiler
pulmunaris.
Hanya satu lapis membran yaitu membran alveoli, memisahkan oksigen dan
darah oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel
darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa didalam arteri kesemua
bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mm hg
dan tingkat ini hemoglobinnya 95%. Di da lam paru-paru, karbon dioksida, salah
satu hasil buangan. Metabolisme menembus membran alveoli, kapiler dari
kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronchial, trakea, dinafaskan
keluar melalui hidung dan mulut.
Paru berada dalam rongga thorax yang dilindungi oleh tulang sternum,
costaedan cartilago costalis. Paru dibagi menjadi beberapa lobus oleh fisura
yaitu tiga lobus di paru kanan yang dibagi oleh fisura oblique dan fisura
horizontalis, dan dua lobus di paru kiri yang dibagi oleh fisura oblique. Tiap
paru memiliki apeks yang mencapai ujung sternal kosta pertama dan basis paru
terletak di diafragma. Paru dilapisi oleh lapisan pembungkusnya yaitu pleura
yang terdiri dari pleura visceral dan pleura parietal.
Sistem perdarahan paru terdiri pembuluh darah pulmonalis dan bronkialis.
Arteri pulmonalis yang masing –masing arteri pulmonalis kanan dan kiri terbagi
menjadi 10 cabang yang biasanya mengikuti apeksposterolateral atau superior
dari bronkus segmentalis menuju alveoli untuk mendistribusikan darah yang
miskin oksigen. Terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam alveolus.
Darah yang sudah kaya akan oksigen meninggalkan kapiler-kapiler alveoli
masuk ke cabang-cabang vena pulmonalis. Dua vena pulmonalis akan bermuara
ke atrium kiri jantung. Arteri bronkialis memberi darah untuk nutrisi bagi paru.
Arteri bronkialis merupakancabang dari aorta torakalis descenden. Vena
bronkialis yang superfisial mengalirkan darah dari bronkus extrapulmonar,
pleura viseralis dan limfonodi pada hilus pulmonal. Sebelah kanan menuju vena
azygos, sebelah kiri menuju vena hemiazygos asesorius atau vena intercostalis
suprema.
Paru mempunyai dua anyaman pembuluh limfe yang terletak superfisial
dan profundal. Anyaman superfisial terletak dibawah pleura pulmonalis.
Pembuluh-pembuluh yang profundal mengikuti cabang-cabang vasa
pulmonalesdan percabangan bronkus ( tidak sampai alveolus). Semua cairan
limfe paru mengalir ke trunkus limfatikus bronkomediastinales.
Pleksus pulmonalis terdiri dari serabut eferen dan aferen saraf otonom.
Pleksus pulmonalis dibentuk oleh cabang-cabang nervus vagus dan ganglia
simpatis 1 sampai 5. Serabut aferendari nervus vagus berfungsi
bronkokonstriktor dan sekretomotor. Serabut serabut simpatis aferen
berfungsi bronkodilatator.Nervus frenikus merupakan syaraf motoris untuk
diafragma, juga merupakan saraf sensible untuk bagian sentral diafragma
pleura dan bagian pleura mediastinalis yang berbatasan dengan saraf ini.
Nervus interkostalis bersifat sensible untuk pleura kostalis dan pleura
diafragmatika.
Gambar : Anatomi Paru
Gambar System pernafasan manusia

2. FISIOLOGI PARU-PARU
Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan
yang terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot.
Seperti yang telah diketahui, dinding toraks berfungsi sebagai penembus.
Selama inspirasi, volume toraks bertambah besar karena diafragma turun dan
iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot yaitu sternokleidomastoideus
mengangkat sternum ke atas dan otot seratus, skalenus dan interkostalis
eksternus mengangkat iga-iga.
Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat
elastisitas dinding dada dan paru-paru. Pada waktu otot interkostalis eksternus
relaksasi, dinding dada turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam
rongga toraks, menyebabkan volume toraks berkurang. Pengurangan volume
toraks ini meningkatkan tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal.
Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfir menjadi terbalik, sehingga
udara mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir
menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi.
Tahap kedua dari proses pernapasan mencakup proses difusi gas-gas
melintasi membrane alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5 μm).
Kekuatan pendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial
antara darah dan fase gas. Tekanan parsial oksigen dalam atmosfir pada
permukaan laut besarnya sekitar 149 mmHg. Pada waktu oksigen diinspirasi
dan sampai di alveolus maka tekanan parsial ini akan mengalami penurunan
sampai sekiktar 103 mmHg. Penurunan tekanan parsial ini terjadi berdasarkan
fakta bahwa udara inspirasi tercampur dengan udara dalam ruangan sepi
anatomic saluran udara dan dengan uap air. Perbedaan tekanan
karbondioksida antara darah dan alveolus yang jauh lebih rendah
menyebabkan karbondioksida berdifusi kedalam alveolus. Karbondioksida ini
kemudian dikeluarkan ke atmosfir.
Dalam keadaan beristirahat normal, difusi dan keseimbangan oksigen di
kapiler darah paru-paru dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total
waktu kontak selama 0,75 detik. Hal ini menimbulkan kesan bahwa paru-paru
normal memiliki cukup cadangan waktu difusi. Pada beberapa penyakit misal;
fibosis paru, udara dapat menebal dan difusi melambat sehingga ekuilibrium
mungkin tidak lengkap, terutama sewaktu berolahraga dimana waktu kontak
total berkurang. Jadi, blok difusi dapat mendukung terjadinya hipoksemia,
tetapi tidak diakui sebagai faktor utama.
F. KESIMPULAN
Paru-paru adalah sepasang organ pernapasan yang terletak di dada yang
membawa oksigen ke darah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
paru (paru-paru) adalah organ tubuh yang berupa sepasang kantong berbentuk
bulat toraks yang terdapat dalam rongga dada dan berfungsi sebagai alat
pernapasan (untuk membersihkan darah dengan oksigen yang dihisap dari
udara pada manusia dan sebagian binatang).
Paru-paru memiliki massa sekitar 1.180 gram. Terdapat sepasang paru-
paru, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kanan (massa 620
gram) lebih besar daripada paru-paru kiri (massa 560 gram). Itu karena bagian
bawah paru-paru kiri sedikit melengkung mengikuti bentuk jantung. Paru-paru
dibungkus oleh sebuah selaput yang disebut pleura.
Bagian terpenting dari paru-paru adalah alveolus (tunggal: alveoli). Fungsi
alveolus adalah sebagai tempat terjadinya pertukaran udara dengan darah.
Disinilah udara yang masuk ke paru-paru bermuara dan udara yang keluar dari
paru-paru berasal. Terdapat sekitar 700 juta alveolus yang masing-masing
berdiameter sekitar 0,2 sampai 0,3 milimeter. Alveolus dikelilingi oleh
pembuluh darah. Pembuluh darah yang masuk ke alveolus disebut arteri
pulmonalis dan pembuluh darah yang keluar dari alveolus disebut vena
pulmonalis.
Bagian penting lainnya adalah brokus dan bronkiolus. Bronkus membagi
trakea menjadi dua. Satu ke paru-paru kanan dan satunya ke paru-paru kiri.
Bronkiolus adalah percabangan dari bronkus dan bermuara ke alveolus.
Bronkus dan bronkiolus adalah semacam “pipa” yang berfungsi sebagai jalur
keluar masuk udara.
Dengan demikian, struktur paru-paru mirip seperti pohon terbalik dengan
dua cabang utama. Batang ibarat trakea, dua cabang utama ibarat bronkus,
cabang-cabang kecil lainnya ibarat bronkiolus, tangkai daun ibarat duktus
alveolus, sedangkan daun ibarat alveolus.
DAFTAR PUSTAKA
1. Paru-paru (http://kamuskesehatan.com/arti/paru-paru/)
2. Definisi 'paru' (http://www.artikata.com/arti-343869-paru.html)
3. Paru-paru(Artikel Lengkap) http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/03/paru-
paru-artikel-lengkap.html
4. Guyton,A.C.Ventilasi Paru-paru. In:Buku Teks Fisiologi Kedokteran.Jakarta: EGC,
5. Evelyn. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Tahun 1992
6. Price,S.A.Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit =pathophysiology
clinical concepts of disease proccesses/ Sylvia Anderson

Anda mungkin juga menyukai