Anda di halaman 1dari 8

A.

PROGRAM BERMAIN

(Persiapan SAP Program Bermain)


1. Jenis permainan yang dilakukan:
Bermain mewarnai gambar

2. Respon anak:
Anak mengikuti kegiatan dengan kondusif namun cukup banyak bertanya, anak juga tampak tertarik
dengan kegiatan bermain mewarnai gambar yang disediakan.

B. PENDIDIKAN KESEHATAN

(Persiapan SAP Pendidikan Kesehatan)


1. Pendidikan kesehatan tentang:
Batuk efektif

2. Respon anak dan orang tua:


Anak mengatakan paham dan kondusif dalam kegiatan. Ibu anak juga mengatakan paham dan
mengatakan mengetahui pengetahuan baru dalam menangani anak yang sedang sakit batuk.

Anatomi dan Fisiologi


1. Anatomi
Organ pernafasan berguna bagi transgportasi gas-gas dimana organ-organ pernafasan tersebut
dibedakan menjadi bagian 9 dimana udara mengalir yaitu rongga hidung, pharynx, larynx, trakhea,
dan bagian paru-paru yang berfungsi melakukan pertukaran gas-gas antara udara dan darah.
a. Saluran nafas bagian atas, terdiri dari:
1) Hidung yang menghubungkan lubang-lubang sinus udara paraanalis yang masuk kedalam
rongga hidung dan juga lubang-lubang naso lakrimal yang menyalurkan air mata kedalam
bagian bawah rongga nasalis kedalam hidung.
2) Parynx (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar teanggorokan sampai
persambungannya dengan esophagus pada ketinggian tulang rawan krikid maka letaknya di
belakang hidung (naso farynx), dibelakang mulut(oro larynx), dan dibelakang farinx (farinx
laryngeal).
b. Saluran pernafasn bagian bawah terdiri dari :
1) Larynx (Tenggorokan) terletak di depan bagian terendah pharnyx yang memisahkan dari
kolumna vertebra, berjalan dari farine-farine sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk ke dalam trakhea di bawahnya.
2) Trachea (Batang tenggorokan ) yang kurang lebih 9 cm panjangnya trachea berjalan dari
larynx sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis ke lima dan ditempat ini bercabang
menjadi dua bronchus (bronchi).
3) Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebralis
torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea yang dilapisi oleh jenis sel
yang sama. Cabang utama bronchus kanan dan kiri tidak simetris. Bronchus kanan lebih
pendek, lebih besar dan merupakan lanjutan trachea dengan sudut lancip. Keanehan
anatomis ini mempunyai makna klinis yang penting.Tabung endotrachea terletak
sedemikian rupa sehingga terbentuk saluran udara paten yang mudah masuk kedalam
cabang bronchus kanan. Kalau udara salah jalan, makap tidak dapat masuk kedalam paru-
paru akan kolaps (atelektasis).Tapi arah bronchus kanan yang hampir vertical maka lebih
mudah memasukkan kateter untuk melakukan penghisapan yang dalam. Juga benda asing
yang terhirup lebih mudah tersangkut dalam percabangan bronchus kanan ke arahnya
vertikal. Cabang utma bronchus kanan dan kiri bercabang-cabang lagi menjadi segmen
lobus, kemudian menjadi segmen bronchus. Percabangan ini terusmenerus sampai cabang
terkecil yang dinamakan bronchioles terminalis yang merupakan cabang saluran udara
terkecil yang tidak mengandung alveolus.Bronchiolus terminal kurang lebih bergaris
tengah 1 mm.bronchiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan, tetapi di kelilingi oleh
otot polos sehingga ukurannya dapat berubah, semua saluran udara dibawah 11
bronchiolus terminalis disebut saluran pengantar udara karena fungsi utamanya dalah
sebagai pengantar udara ketemapat pertukaran gas paru-paru.Diluar bronchiolus
terminalis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru-paru, tempat pertukaran
gas. Asinus terdiri bronchiolus respiratorius, yang kadang- kadang memiliki kantung
udara kecil atau alveoli yang bersal dari dinding mereka.Duktus alveolaris yang
seluruhnya dibatasi oleh alveolus dan sakus alveolaris terminalis merupakan struktur
akhir paru-paru.
4) Paru merupakan organ elastik berbentuk kerucut yang terletak dalam rongga toraks atau
dada. Kedua paru-paru saling terpisah oleh mediastinum central yang mengandung
jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar.Setiap paru mempunyai apeks (bagian atas
paru) dan dasar.Pembuluh darah paru dan bronchial, bronkus, saraf dan pembuluh limfe
memasuuki tiap paru pada bagian hilus dan membentuk akar paru.Paru kanan lebih
daripada kiri,paru kanan dibagi menjadi tiga lobus dan paru kiri dibagi menjadi dua
lobus. Lobus-lobus tersebut dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen
bronchusnya. Paru kanan dibagi menjadi 10 segmen sedangkan paru dibagi 10
segmen.Paru kanan mempunyai 3 buah segmen pada lobus inferior, 2 buah segmen pada
lobus medialis, 5 buah pada lobus superior kiri. Paru kiri mempunyai 5 buah 12 segmen
pada lobus inferior dan 5 buah segmen pada lobus superior.Tiap-tiap segmen masih
terbagi lagi menjadi belahanbelahan yang bernama lobules. Didalam lobolus, bronkhiolus
ini bercabang- cabang banyak sekali, cabang ini disebut duktus alveolus.Tiap duktus
alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2- 0,3mm. Letak paru
dirongga dada di bungkus oleh selaput tipis yang bernama selaput pleura. Pleura dibagi
menjadi dua :1.) pleura visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang
langsung membungkus paru.2.) pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada
sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum
pleura.Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa udara)sehingga paru dapat
berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk
meminyaki permukaannya (pleura), menghindarkan gesekan antara paru dan dinding
sewaktu ada gerakan bernafas. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan
atmosfir, sehingga mencegah kolpas paru kalau terserang penyakit, pleura mengalami
peradangan, atau udara atau cairan masuk ke dalam rongga pleura, menyebabkan paru
tertekan atau kolaps.

2. Fisiologi
a. Pernafasan paru (pernafasan pulmoner)
Fungsi paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida pada pernafasan melalui
paru/pernafasan eksternal, oksigen di pungut melalui hidung dan mulut, pada waktu bernafas
oksigen masuk melalui trachea dan pipa bronchial ke alveoli, dan erat hubungan dengan darah di
dalam kapiler pulmonaris.
Hanya satu lapisan membrane yaitu membrane alveoli kapiler, memisahkan oksigen dari
darah, darah menembus dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung.
Dari sini dipompa didalam arteri kesemua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru pada tekanan
oksigen mmHg dan pada tingkatan Hb 95% jenuh oksigen.
Didalam paru, karbondioksida salah satu buangan metabolsme menembus membrane kapiler
dan kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronchial dan trachea di lepaskan keluar
melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner pernafasan eksterna:
1.) Ventilasi pulmoner, gerakan pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar.
2.) Arus darah melaui paru, darah mengandung oksigen masuk keseluruh tubuh,
karbondioksida dari seluruh tubuh masuk paru.
3.) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlahnya yang bisa dicapai
untuk semua bagian.
4.) Difusi gas yang membrane alveoli dan kapiler, karbondioksida lebih mudah berdifusi
daripada oksigen.
b. Pernafasan jaringan (pernafasan internal)
Darah yang menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen ( oksihemoglobin) mengitari
seluruh tubuh dan mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan
memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung dan darah
menerima sebagai gantinya hasil buangan oksidasi yaitu karbondioksida.
Perubahan – perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli, yang
disebabkan pernafasan eksterna dan pernafasan interna atau pernafasan jaringan.
Udara (atmosfer) yang dihirup:
Oksigen : 20%
Karbondioksida : 0-0,4%
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.
Udara yang dihembuskan: 15
Nitrogen :79%
Oksigen :16%
Karbondioksida :4-0,4%
Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhunyang sama dengan
badan (20 persen panas badan hilang untuk pemanasan uadra yang dikeluarkan.
c. Daya muat paru
Besarnya daya muat udara dalam paru 4500 ml- 5000 ml (4,5 – 5 liter).Udara diproses dalam
paru (inspirasi dan ekspirasi) hanya 10% kurang lebih 500 ml disebut juga udara pasang surut
(tidal air) yaitu yang dihirup dan yang dihembuskan pada pernafasn biasa. Pada seorang laki-
laki normal (4-5 liter) dan pada seorang perempuan (3-4 liter). Kapasitas (h) berkurang pada
penyakit paruparu) dan pada kelemahan otot pernafasan.
d. Pengendalian pernafasan
Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor uatam yaitu kimiawi dan
pengendalian saraf. Adanya faktor tertentu, merangsang pusat pernafasan yang terletak didalm
medulla oblongata, kalau dirangsang mengeluarkan impuls yang disalurkan melalui saraf spiralis
ke otot pernafasan ( otot diafragma atau interkostalis).
1) Pengendalian oleh saraf
Pusat pernafasan adalah suatu pusat otomatik dalam medulla oblongata mengeluarkan
impuls eferen ke otot pernafasan, melalui radik saraf sevikalis diantarkan ke diafragma oleh
saraf frenikus.
Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostalis yang
kecepatannya kira- kira 15 kali setiap menit.
2) Pengendalian secara kimia
Pengendalian dan pengaturan secara kimia meliputi : Frekuensi kecepatan dan dalamnya
gerakan pernafasan, pusat pernafasan dalam sumsum sangat peka sehingga kadar alkali harus
tetap dipertahankan, karbondioksida adalah preduksi asam metabolisme dan bahan kimia
yang asam ini merangsang pusat pernafasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang
bekerja atas otot pernafasan.
e. Kecepatan pernafasan
Kecepatan pernafasan secara normal, ekspirasi akan menyusul inspirasi dan kemudian
istirahat, pada bayi ada kalanya terbalik, inspirasi- istirahat –ekspirasi, disebut juga pernafasan
terbalik.
Kecepatan normal setiap menit berdasarkan umur :
Bayi prematur : 40 – 90x/menit
Neonatus : 30 – 80 x/menit
1 Tahun : 20- 40x/ menit
Inspirasi atau menarik nafas adalah proses aktif yang diselenggarakan oleh kerja otot.
Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai bawah, yaitu vertical. Kenaikan
igaiga dan sternum, yang ditimbulkan oleh kontaksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada
kedua sisi dari belakang ke depan. Paru yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi ruang
yang membesar itu dan udara ditarik masuk kedalam saluran udara, otot interkostalis eksterna
diberi peran sebagai otot tambahan hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
Pada ekspirasi, udara dipaksa oleh pengendoran otot dan karena paru kempes kembali,
disebakan sifat elastis paru itu gerakan ini adalah proses pasif.
Ketika pernafasan sangat kuat, gerakan dada bertambah, otot leher dan bahu membantu
menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa bergerak.
f. Kebutuhan tubuh akan oksigen
Dalam banyak keadaan, termasuk yang telah disebut oksigen dapat diatur menurut keperluan
orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya, kalau tidak mendapatkannya selam kurang 18
lebih 4 menit dapat mengakibatkan kerusakan pada otak yang tidak dapat perbaiki dan biasanya
pasien meninggal. Keadaan genting timbul bila misalnya seorang anak menutupi kepala dan
mukanya dengan kantong plastic menjadi lemas. Tetapi hanya penyadiaaan oksigen berkurang,
maka pasien menjadi kacau pikirannya, ia menderita anoxia serebralis. Hal ini terjadi pada orang
yang bekerja dalam ruangan sempit tertutup seperti dalam ruang kapal, oksigen yang ada mereka
habiskan dan kalau mereka tidak diberi oksigen untuk bernafas atau tidak dipindahkan ke udara
yang normal, maka akan meninggal karena anoxemia. Istilah lain adalah hypoxemia atau
hipoksia. Bila oksigen didalam darah tidak mencukupi maka warna merahnya hilang dan
berubah menjadi kebiru- biruan, bibir telingga, lengan dan kaki pasien menjadi kebiru- biruan
dan keadaan itu disebut sianosis (Evelyn C.Pearce, 2002)

Pengkajian fokus
1. Pengkajian Fokus
a. Demografi meliputi : nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
b. Keluhan utama Saat dikaji biasanya penderita bronchopneumonia akan mengeluh sesak
nafas, disertai batuk ada secret tidak bisa keluar.
c. Riwayat penyakit sekarang Penyakit bronchitis mulai dirasakan saat penderita mengalami
batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari terutama pada saat bangun pagi
selama minimum 3 bulan berturutturut tiap tahun sedikitnya 2 tahun produksi sputum
(hijau, putih/ kuning) dan banyak sekali. 22 Penderita biasanya menggunakan otot bantu
pernfasan, dada terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP, bunyi nafas krekels,
warna kulit pucat dengan sianosis bibir, dasar kuku.
d. Riwayat penyakit dahulu Biasanya penderita bronchopneumonia sebelumnya belum
pernah menderita kasus yang sama tetapi mereka mempunyai riwayat penyakit yang
dapat memicu terjadinya bronchopneumonia yaitu riwayat merokok, terpaan polusi kima
dalam jangka panjang misalnya debu/ asap.
e. Riwayat penyakit keluarga Biasanya penyakit bronchopneumonia dalam keluarga bukan
merupakan faktor keturunan tetapi kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat seperti
merokok.
f. Pola pengkajian
1. Pernafasan
 Gejala :
- Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan batuk menetap dengan produksi
sputum setiap hari ( terutama pada saat bangun) selama minimum 3 bulan
berturut- turut) tiap tahun sedikitnya 2 tahun.
- Produksi sputum (Hijau, putih/ kuning) dan banyak sekali 23 Riwayat
pneumonia berulang, biasanya terpajan pada polusi kimia/ iritan pernafasan
dalam jangka panjang (misalnya rokok sigaret), debu/ asap (misalnya : asbes
debu, batubara, room katun, serbuk gergaji)
- Pengunaaan oksigen pada malam hari atau terus menerus.
 Tanda : Lebih memilih posisi tiga titik ( tripot) untuk bernafas, penggunaan otot
bantu pernafasan ( misalnya : meninggikan bahu, retraksi supra klatikula,
melebarkan hidung)
 Dada : Dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP ( bentuk barel),
gerakan difragma minimal.
 Bunyi nafas : Krekels lembab, kasar
 Warna : Pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku abu- abu keseluruhan.
2. Sirkulasi
 Gejala : Pembengkakan ekstremitas bawah
 Tanda : Peningkatan tekanan darah Peningkatan frekuensi jantung / takikardi 24
Berat, disritmia Distensi vena leher (penyakit berat) edema dependen, tidak
berhubungan dengan penyakit jantung. Bunyi jantung redup ( yang berhubungan
dengan peningkatan diameter AP dada). Warna kulit / membrane mukosa : normal
atau abu-abu/ sianosis perifer. Pucat dapat menunjukan anemia.
3. Makanan / cairan
 Gejala : Mual / muntah Nafsu makan buruk / anoreksia ( emfisema)
Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan
 Tanda : Turgor kulit buruk Berkeringat Palpitasi abdominal dapat menyebabkan
hepatomegali.
4. Aktifitas / istirahat
 Gejala : Keletihan, keletihan, malaise Ketidakmampuan melakukan aktifitas
sehari- hari karena sulit bernafas 25 Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur
dalam posisi duduk tinggi . Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap
aktifitas atau istirahat
 Tanda : Keletihan Gelisah/ insomnia Kelemahan umum / kehilangan masa otot.
5. Integritas ego
 Gejala : Peningkatan faktor resiko
 Tanda : Perubahan pola hidup Ansietas, ketakutan, peka rangsang
6. Hygiene
 Gejala : Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan melakukan aktifitas
sehari- hari
 Tanda : Kebersihan buruk, bau badan.
7. Keamanan
 Gejala : riwayat alergi atau sensitive terhadap zat / faktor lingkungan. Adanya
infeksi berulang.

Pemeriksaan Penunjang
Untuk dapat menegakkan diagnose keperawatan dapat digunakan cara:
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
( meningkatnya jumlah neutrofil) ( Sandra M,Nettina 2001: 684).
b) Pemeriksaan sputum Bahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam.
Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensifitas untuk
mendeteksi agen infeksius (Barbara C, Long, 1996 : 435).
c) Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa (Sandra M,
Nettina, 2001 : 684).
d) Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia
e) Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen mikroba
(Sandra M, Nettina 2001 : 684).

2. Pemeriksaan radiologi
a) Rontgenogram thoraks
Menunujukan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi
pneumokokal atau klebsiella. Infilrate multiple seringkali dijumpai pada infeksi
stafilokokus dan haemofilus (Barbara C, Long, 1996 : 435). 27 Laringoskopi /
bronkoskopi untuk menentukan apkah jalan nafas tersumbat oleh benda padat (Sandra M,
Nettina, 2001).

Anda mungkin juga menyukai