Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN DASAR

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI BINASAL

DISUSUN OLEH:

DHYKA SUSETYANING S. Kep

NIM. 202214901042

Perspeptor Klinik: Ns.Alvian Saputra, S. Kep Nip 198911272020121004

Perseptor Akademi: Sri Muharni, Ners. M. Kep NIDN 1015088501

PROGRAM S1 KEPERAWATAN NON REGULER

UNIVERSITAS AWAL BROS BATAM

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


LAPORAN PENDAHULUAN

Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Binasal

A. Definisi
Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam system (kimia atau
fisika). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Pemberian O2 Binasal merupakan
pemberian oksigen melalui hidung dengan kanula ganda. Oksigenasi adalah
memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Oksigenasi juga dapat
diartikan sebagai kegiatan memasukkan zat asam (O2) ke dalam paru dengan alat
khusus.

B. Anatomi dan Fisiologi


1. Anatomi Sistem Pernafasan
Organ-organ Pernafasan Terdiri dari
a. Nasal Cavity
Merupakan saluran udara yang didalamnya terdapat bulu yang berguna
untuk menyaring udara,debu dan kotoran yang masuk ke dalam hidung.
b. Pharynk.
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan
makanan. Terdapat di bawah dasar tengkorak dibrlakang rongga hidung dan
mulut sebelah depan ruas tulang leher,yang menghubungkan pharynk dengan
organ lainnya. Ke atas berhubungan dengan rongga hidung dengan perantara
koana. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut, ke bawah dengan lubang
larynx dan ke belakang lubang esophagus.
c. Larynx.
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk
suara,terletak didepan pharynx sampai ktinggian vertebrata servikalis dan
masukan ke dalam trachea
d. Trachea
Merupakan bagian lanjutan dari Larynx terbentuk oleh 16 sampai 20
cincin yang terdiri dari lubang-lubang rawan yang berbentuk seperti kuku
kuda atau huruf C. Panjang trachea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari
jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos
e. Paru-paru kanan
Merupakan sebuah alat tubuh sebagian besar terdiri dari gelembung
gelembung hawa/alveoli. Paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus (belah paru-
paru) Lobus destra superior, Lobus Media, Lobus Inferior. Tiap Lobus terdiri
dari belah-belah yang bernuama Segment. Paru-paru kanan mempunyai 10
segment yaitu 5 segment pada lobus superior, 2 segment pada lobus medialis,
dan 3 segment pada lobus inferior.
f. Merupakan sebuah alat tubuh sebagian besar terdiri dari gelembung-
gelembung hawa/alveoli. Paru-paru kiri erdiri dari pulmo Sinistra, Lobus
Superior dan Lobus Inferior. Tiap lobus terdiri dari belah-belah yang bernama
segment yaitu 5 segment lobus superior, dan 5 segment pada lobus inferior.
g. Bronchus.
Merupakan lanjutan dari Trachea, mempunyai struktur serrupa dengan
trachea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronchus itu berjalan kebawah
dan ke samping arah tumpuk paru-paru. Bronchus kanan lebih pendek dan
lebih besar dari pada Bronchus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai tiga
cabang. Bronchus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari pada bronchus
kanan,terdiri dari 9-12 cincin, mempunyai dua abang.
h. Bronchiole.
Merupakan Bronchus cabang-cabang. Pada Bronchiole tak terdapat
cincin lagi dan pada ujung Bronchiole terdapat gelembung paru/hawa alveoli.

2. Fisiologi pernafasan Paru-paru


Menurut Setiadi, 2007Paru-paru terdiri dari beberapa lobus:
a. Paru-paru kanan terdiri dari Lobus ats,tengah,bawah.
b. Paru-paru kiri terdiri dari lobus atas dan bawah.

Udara dialirkan ke setiap lobus melalui bronkus utama, perbedaan antara


paru kanan dan kiri dalam ukuran saluran udaranya. Bronkhus kiri lebih sempit
dan berjalan dengan membentuk sudut dri kiri trakhea yang lebih tajam
menjadikan saat penghisapan sekret dari kiri lebih sulit.
Pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna,oksigen diambil
melalui mulut dan hidung pada waktu bernafas. Oksigen masuk melalui trakhea
sampai ke alveoli berhubungan dengan darah kapiler pulmonar, alveoli
memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel
darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh.
Ada empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmonar:

- Ventilasi pulmoner, gerakan pernafasan yang menukar darah dalam alveoli


dengan udara luar
- Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh
karbon dioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru
- Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang tepat
yang bisa dicapai untuk semua bagian
- Difusi gas yang menembus membran alveoli dan kapiler karbon dioksida lebih
mudah berdifusi dari pada oksigen. Besarnya daya muat udara paru-paru 4.500
mL sampai 5000 mL (4,5 s/d 5 liter) udara yang di proses dalam paru-paru
(inspirasi dan ekspirasi)

Gambar 1. Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan


C. Indikasi Tindakan yang Dilakukan
Menurut Standar Keperawatan ICU Depkes RI (2005) dan Andarmoyo (2012),
indikasi terapi oksigen adalah :
1. Pasien hipoksia.
2. Oksigenasi kurang sedangkan paru normal.
3. Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal.
4. Oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi tidak normal.
5. Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen konsentrasi tinggi.
6. Pasien dengan tekanan partial karbondioksida ( PaCO2 ) rendah.
D. Kontraindikasi Tindakan yang Dilakukan
Kontraindikasi utama terapi oksigen dengan nasal kanul adalah jalan napas
yang tersumbat, baik akibat trauma hidung, penggunaan tampon hidung, atau akibat
infeksi/inflamasi.

E. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas. Tanda-
tandanya:
a. Bunyi napas yang abnormal
b. Batuk produktif atau non produktif
c. Cianosis
d. Dispnea
e. Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan Kemungkinan faktor
penyebab :
f. Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi
g. Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)
h. Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada
i. Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan
j. Hilangnya kesadaran akibat anasthesi
k. Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk
di expektoran
l. Immobilisasi
m. Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi

2. Pola napas tidak efektif


Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak
adekuat Tanda-tandanya :
a. Dispnea
b. Peningkatan kecepatan pernapasan
c. Napas dangkal atau lambat
d. Retraksi dada
e. Pembesaran jari (clubbing finger)
f. Pernapasan melalui mulut
g. Penambahan diameter antero-posterior
h. Cianosis, flail chest, ortopnea
i. Vomitus
j. Ekspansi paru tidak simetris

Kemungkinan faktor penyebab :

a. Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri


b. Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat
anasthesi
c. Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan
kolaps paru
d. CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli
e. Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi
f. Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan
spasme bronchial atau oedema
g. Penimbunan CO2 akibat penyakit paru

3. Gangguan pertukaran gas

Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan
alkalosis respiratori. Tanda-tandanya :

a. Dispnea
b. Abnormal gas darah arteri
c. Hipoksia
d. Gelisah
e. Takikardia
f. Sianosis
g. Hipoksemia
h. Tingkat kedalaman irama pernafasan abnormal

Kemungkinan penyebab:
a. Penumpukan cairan dalam paru
b. Gangguan pasokan oksigen
c. Obstruksi saluran pernapasan
d. Bronkhospasme
e. Edema paru
f. Pembedahan paru

F. Tujuan Tindakan Perawatan yang Diambil


1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru-paru
3. Untuk menurunkan kerja jantung Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh
ditentukan oleh sistem respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi

G. Referensi

Saranani, Muhaimin, Dian Yuniar Syanti Rahayu, Ketrin. [2019]. Management


Casus: Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Pasien Tuberculosis Paru. Jurnal
penelitian. 11(1).
Jannah, Selviana Rodzotul, Atiek Murhayati. [2021]. Asuhan Keperawatan Pasien
Asma dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi.

Saini, Sukma. [2019]. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada


Pasien Asma Bronkhial di RSUD Haji Makassar. Jurnal Media Keperawatan. 10(1).
LAPORAN KASUS & BED SITE TEACHING

Nama Klien : Ny. S.M


Diagnosa Medis : ADHF, Stress Hiperelikemi
Tindakan Keperawatan : Oksigenasi
Hari/Tanggal : 2 November 2022
Nama Mahasiswa : Dhyka Susetyaning

No Kegiatan
I Persiapan Pelaksanaan Prosedur:
a. Persiapan alat
- Hand scoend
- Nasal canul
- Tabung O2
- Humidiffer
- Air steril
- Plester

b. Persiapan pasien
- Atur posisi pasien senyaman mungkin, kepala klien diposisikan lebih tinggi,
dialas bantal.
II Pelaksanaan Prosedur
1. Fase Orientasi
Salam terapeutik
- Assalamualaikum, selamat pagi pak
- Saya perawat Dhyka, petugas jaga di Ruang Alamanda
- Apa betul nama bapak Tn. S, tanggal lahir (pasien menjawabiya dan data
sesuai dengan data gelang pasien)
- Disini saya akan memasangkan bapak oksigen. Karena tadi sesuai keluhan
bapak sesak dan setelah dicek kadar oksigen di paru-paru bapak 93% yang
normalnya diatas 95%. Jadi dengan pemberian oksigen, akan mengurangi
sesak bapak.

2. Fase Kerja
- Perawat cuci tangan dan memakai hanscoon
- Melakukan pengecekan tabung oksigen
- Menyambungkan kanul nasal ke tabung oksigen yang sudah dilembabkan
- Cek aliran
- Lekatkan nasal kanul ke muka pasien. Sisipkan cabang ke lubang hidung
- Pasieb mengatakan sudah nyaman dan setelah itu pasang plester di puncak
telinga
- Cek kembali saturasi pasien, hasilnya 99%
- Rapikan posisi pasien
- Rapikan alat
- Buka handscoon
- Cuci tangan
III Kesimpulan
- Humidifier sudah terisi

Batam,…………………………………….
Penguji

……………………………………………

Anda mungkin juga menyukai