DISUSUN OLEH:
TRI ANDRIANI CHOLIFAH
NIM.P27220020275
Jenis Tindakan : Pemberian Oksigen Posisi Elevasi Kepala 30º pada Tn.U di RSUD
dr.Darsono Pacitan
A. Keluhan Utama
Keluarga mengatakan pasien tiba tiba bicara pelo,tangan dan kaki kanan sulit
digerakkan
B. Diagnosa Medis
Stroke Non Haemoragi
C. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan
sirkulasi darah otak
D. Data yang mendukung Diagnosa Keperawatan
DS : Keluarga mengatakan pasien tiba tiba bicara pelo,tangan dan kaki kanan sulit
digerakkan
DO : KU Lemah
Pasien bicara tidak jelas/pelo/disartria
Hemiparese dextra
Kekuatan otot
1 5
1 5
Tekanan Darah :180/90 mmHg, Suhu : 37,4°C.
Nadi : 75x/menit Respirasi: 20x/mnt
Saturasi O2: 99%
E.Dasar Pemikiran Tindakan
Penyumbatan pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah merupakan
penyebab terjadinya stroke, jika terjadi stroke maka aliran darah ke serebral menjadi
tidak adekuat atau terganggu. hal ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan
suplai oksigen di otak, dan metabolisme dalam otak akan mengalami gangguan. Jika
masalah ini tidak segera ditangani maka otak yang tidak dialiri darah yang
mengangkut oksigen maka dapat mengakibatkan hipoksia jaringan, dan
metabolisme dalam otak juga terganggu yang dapat menimbulkan perubahan pada
fungsi otak yang terkena (Corwin, 2009).Oleh karena itu diperlukan pemberian
oksigen pada pasien yang mengalami stroke untuk memenuhi kebutuhan oksigen
otak.
Elevasi kepala tujuannya untuk mempengaruhi venous return menjadi maksimal
sehingga aliran darah ke serebral menjadi lancar, meningkatkan metabolisme
jaringan serebral dan memaksimalkan oksigenasi jaringan otak, sehingga otak dapat
bekerja sesuai fungsinya (Corwin, 2009).
F. Prinsip Tindakan Keperawatan
Tindakan
A.Tahap pra tindakan
a.Persiapan alat
1) Sentral oksigen, tabung O2, manometer set, flow meter, humidifier.
2) Catheter nasal / kanul nasal / sungkup muka sederhana / sungkup
muka dengan kantong udara/sungkup muka dengan parsial
rebreathing.
b.Persiapan pasien
1) Posisikan pasien supinasi dengan elevasi kepala /head up 30º
B.Tahap tindakan
1) Cuci tangan
2) Memberi tahu pasien.
3) Isi tabung humufider dengan water for irigation batas yang tertera.
4) Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen/sentral oksigen.
5) Cek fungsi flow meter dan humufider dengan memutar pengatur
konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara dalam
tabung flow meter.
6) Menghubungkan kateter nasal / kanul nasal dengan flow meter.
7) Alirkan oksigen nasal kanul dengan aliran antara 1 – 6 lt/mnt.
8) Cek aliran kateter nasal / kanul nasal dengan menggunakan
panggung tangan untuk mengetahui ada tidaknya aliran oksigen.
9) Pasang alat kateter nasal / kanul nasal pada pasien.
10) Tanyakan pada pasien apakah oksigen telah mengalir sesuai yang
diinginkan.
11) Cuci tangan
12) Rapikan peralatan kembali.
13) Dokumentasikan pada status pasien.
C. Tahap pasca tindakan
a. Evaluasi pasien
1) Kaji respon pasien setelah dilakukannya terapi oksigen
2) Kaji TTV pasien dan airway pasien.
b. Evaluasi tindakan
1) Pasien tampak rileks
2) Terpasang nasal kanul oksigen sesuai indikasi
3) Frekuensi pernapasan
G. Analisis Tindakan
Tanda
Tanda Tangan Tanda Tangan
Tangan
Tanggal Tanggal Tanggal