Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM PROTEIN

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biokimia

Dosen pengampu:
Drs. Suhara, M.Pd.
Dr. Mimin Nurjhani K., M.Pd.
Dra. Soesy Asiah Soesilawaty, M.S.

Kelompok 5

Adelia 2306673
Alika Rachmania Putri 2311821
Callista Gunawan 2304990
Wahyu Taufiqur Rahman 2308196

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
A. JUDUL PRAKTIKUM
Uji Protein

B. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


1. Praktikum dan pengamatan Uji Biuret dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Kamis/21 September 2023
Waktu : 09.30 – 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI
2. Praktikum dan pengamatan Uji Komposisi protein dan Uji Denaturasi protein
oleh Panas dan pH Ekstrem dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Kamis/05 Oktober 2023
Waktu : 09.30 – 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI
3. Praktikum dan pengamatan Uji Denaturasi protein oleh Logam Berat dan Uji
Denaturasi protein oleh Reagem bersifat Asam dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Kamis/19 Oktober 2023
Waktu : 09.30 – 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI

C. TUJUAN
1. Uji Biuret bertujuan untuk menguji ikatan peptida pada protein.

2. Uji Komposisi bertujuan untuk menguji unsur apa saja yang terkandung dalam
protein.
3. Uji Denaturasi bertujuan untuk mengetahui denaturasi yang terjadi pada
protein yang disebabkan oleh panas, pH ekstrem, logam berat, dan oleh reagen
yang bersifat asam
D. DASAR TEORI
1. Uji Biuret
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam
suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya
protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui
ikatan peptida membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang
terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul
berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Kupri
sulfat dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yangmengandung
dua ikatan peptide atau lebih memberikan senyawa kompleks berwarna
ungu. Keadaan warna ungu menunjukkan jumlaikatan peptide dalam
protein. Reaksi menunjukkan hasil positif terhadap senyawa yang
mengandung dua gugus karbonil yang dihubungkan melalui satu atom
N atau C. (Suhara, 2008)

2. Uji Komposisi Protein


Protein adalah senyawa organik kompleks yang tersusun atas unsur
Nitrogen (N), Oksigen (O), Hydrogen (H), Karbon (C) dan kadang-kadang
mengandung zat Belerang (S), serta Fosfor (P). Protein merupakan
makromolekul yang terdiri dari satu atau lebih polimer. Setiap Polimer
tersusun atas monomer yang disebut asam amino. Masing-masing asam amino
mengandung satu atom Karbon (C) yang mengikat satu atom Hidrogen (H),
satu gugus amin (NH2), satu gugus karboksil (-COOH), dan lain lain (Hadi,
2017).
suatu protein merupakan untaian dari asam amino yang paling berikatan
melalui suatu ikatan peptida. ikatan peptida merupakan suatu ikatan kovalen
antara gugus α-karboksilat dari asam amino lainnya. Ketika dua asam amino
bergabung dengan satu ikatan peptida maka dinamakan dipeptida.
Penambahan sejumlah asam amino menghasilkan rantai yang panjang dari
gabungan asam-asam amino yang dinamakan oligopeptida (mengandung
sampai 25 residu asam amino) dan polipeptida (mengandung > 25 residu asam
amino). (Suhara, 2008)
Berdasarkan bentuknya protein dapat digolongkan menjadi protein globular
dan protein serabut. Protein globular biasanya larut dalam sistem larutan (air)
dan segera berdifusi; hampir semua mempunyai fungsi gerak atau dinamik.
(Suhara,2008)

Untuk mengetahui ada atau tidaknya unsur C, H, O, S, N, dan P dalam


protein maka dapat dilakukan uji komposisi protein. Protein terbukti
mengandung unsur C setelah dilakukan pembakaran, albumin yang berwarna
putih berubah menjadi warna hitam. Protein akan terbukti mengandung unsur
H dan O jika selama proses pembakaran, terdapat uap air pada dinding tabung
reaksi. Protein akan terbukti mengandung unsur N jika kertas lakmus merah
yang berubah menjadi biru dan protein akan terbukti mengandung unsur S
dengan berubahnya warna kertas saring (Nurfadillah, 2014).

3. Uji Denaturasi Protein


Panas dapat mempengaruhi sifat pada semua protein globular, tanpa
memandang ukuran atau fungsi biologisnya, walaupun suhu yang tepat bagi
fenomena ini mungkin bervariasi. Protein dalam keadaan alamiahnya disebut
protein asli (natif); setelah perubahan menjadi protein terdenaturasi. Terdapat
akibat kedua yang penting dari denaturasi protein : protein yang bersangkutan
hampir selalu kehilangan aktivitas biologi khususnya. Denaturasi protein
dapat diakibatkan bukan hanya oleh panas, tetapi juga oleh pH ekstrim oleh
beberapa panas, terapi juga oleh pH ekstrim, oleh beberapa pelarut organik
seperti alkohol atau aseton oleh zat tertentu oleh detergen atau hanya dengan
cara pengguncangan intensif larutan protein dan bersinggungan dengan udara
sehingga terbentuk busa. (Suhara,2008)
E. ALAT DAN BAHAN
1. Uji Biuret
No Alat Jumlah
1 Tabung reaksi 4 buah
2 Pipet 6 buah
3 Rak tabung reaksi 1 buah
Tabel E 1.1 Alat-alat yang digunakan untuk Uji Biuret

No Bahan Jumlah
1 Protein A 2 ml
2 Protein B 2 ml
3 Protein C 2 ml
4 Protein D 2 ml
5 NaOH 2 ml / tabung reaksi
6 CuSO4 5 tetes / tabung reaksi
7 Kertas label 4 buah
Tabel E 1.2 Bahan-bahan yang digunakan untuk Uji Biuret

2. Uji Komposisi protein


No Alat Jumlah
1 Tabung reaksi 1 buah
2 Pipet 1 buah
3 Korek api 1 buah
4 Penjepit 1 buah
5 Kertas saring 1 buah
6 Bunsen 1 buah
7 Pinset 1 buah
8 Spatula 1 buah
Tabel E 2.1 Alat-alat yang digunakan untuk Uji Komposisi protein

No Bahan Jumlah
1 Albumin Secukupnya
2 Pb-asetat 2 tetes
3 Kertas label 1 buah
4 Kertas lakmus merah 1 buah
Tabel E 2.2 Bahan-bahan yang digunakan untuk Uji Komposisi protein
3. Uji Denaturasi protein oleh Panas dan pH Ekstrem
No Alat Jumlah
1 Tabung reaksi 4 buah
2 Pipet 6 buah
3 Rak tabung reaksi 1 buah
4 Penangas air 1 buah
5 Penjepit 1 buah
6 Indikator pH universal 4 buah
Tabel E 3.1 Alat-alat yang digunakan untuk Uji Denaturasi oleh Panas dan pH
Ekstrem

No Bahan Jumlah
1 Albumin 2 ml
2 Casein 2 ml
3 Gelatin 2 ml
4 Pepton 2 ml
5 NaOH 1 ml
6 HCL 1 ml
7 Kertas label 4 buah
Tabel E 3.2 Bahan-bahan yang digunakan untuk Uji Denaturasi oleh Panas
dan pH Ekstrem

4. Uji Denaturasi protein oleh Logam berat


No Alat Jumlah
1 Tabung reaksi 12 buah
2 Pipet 8 buah
3 Rak tabung reaksi 1 buah
4 Indikator pH universal 12 buah
5 Gelas ukur 1 buah
Tabel E 4.1 Alat-alat yang digunakan untuk Uji Denaturasi oleh oleh Logam
berat

No Bahan Jumlah
1 Albumin 2 ml
2 Casein 2 ml
3 Gelatin 2 ml
4 Pepton 2 ml
5 CuSO4 secukupnya
6 Pb-asetat secukupnya
7 HgCl2 secukupnya
8 NaOH secukupnya
9 Kertas label 12 buah
Tabel E 4.2 Bahan-bahan yang digunakan untuk Uji Denaturasi oleh oleh
Logam berat

5. Uji Denaturasi protein oleh Reagen bersifat asam


No Alat Jumlah
1 Tabung reaksi 16 buah
2 Pipet 9 buah
3 Rak tabung reaksi 2 buah
4 Penangas air 1 buah
5 Penjepit 1 buah
6 Indikator pH universal 16 buah
7 Plat tetes 1 buah
Tabel E 5.1 Alat-alat yang digunakan untuk Uji Denaturasi oleh Reagen
bersifat asam

No Bahan Jumlah
1 Albumin 2 ml
2 Casein 2 ml
3 Gelatin 2 ml
4 Pepton 2 ml
5 Asam Sulfosalisilat 20 % secukupnya
6 Asam Pikrat jenuh secukupnya
7 Asam Tanat 10 % secukupnya
8 Asam Trichlorasetat 20% secukupnya
9 Asam Fosfotungstat 20 & secukupnya
10 NaOH encer Secukupnya (hingga basa)
11 Kertas label 16 buah
12 Kertas lakmus merah 16 buah
Tabel E 5.2 Bahan-bahan yang digunakan untuk Uji Denaturasi oleh Reagen
bersifat asam
F. LANGKAH KERJA
1. Uji Biuret

2 ml larutan protein 5 tetes CuSO4


Tabung reaksi diberi
diukur menggunakan ditambahkan pada
label sesuai dengan
gelas ukur dan setiap tabung reaksi
nama bahan uji yang
dimasukkan ke dalam menggunakan pipet
digunakan
tabung reaksi tetes

Larutan dihomogenkan 2 ml NaOH diukur Larutan dihomogenkan


dengan cara menggunakan gelas kembali dengan cara
menggoyangkan ukur dan ditambahkan menggoyangkan
tabung reaksi secara pada setiap tabung reaksi
perlahan tabung reaksi secara perlahan

Perubahan yang terjadi


pada setiap larutan
diamati dengan
seksama

2. Uji Komposisi Protein

Tabung reaksi diberi label Sedikit serbuk albumin


sesuai dengan nama bahan dimasukkan ke dalam
uji yang digunakan tabung reaksi yang kering

Kertas saring yang telah


Lakmus merah ditempatkan dibasahi Pb-asetat
di dalam tabung reaksi ditempatkan tepat di mulut
tepat di atas serbuk tabung
albumin
reaksi

Perubahan pada serbuk


albumin, dinding tabung,
Tabung reaksi dipanaskan kertas lakmus, dan kertas
menggunakan pembakar
bunsen saring yang telah dibasahi
Pb-asetat diamati dengan
seksama
3. Uji Denaturasi Protein
A. oleh Panas dan pH Ekstrem

2 ml protein (albumin, Panaskan


Tabung reaksi diberi casein, gelatin, pepton) menggunakan
label sesuai dengan dimasukkan ke dalam penangas air selama 10
nama bahan uji yang tabung menit dan dinginkan
digunakan
reaksi pada suhu ruang

Panaskan
pada uji pH ekstrem
menggunakan
masukan masing tes menggunakan
penangas air selama 10
masing 1ml HCL dan kertas lakmus merah
menit dan dinginkan
NaOH
pada suhu ruang

Perubahan yang terjadi


pada setiap larutan
diamati dengan
seksama

B. oleh Logam berat

2 ml protein (albumin,
Tabung reaksi diberi label casein, gelatin, pepton)
sesuai dengan nama bahan dimasukkan ke dalam
uji yang digunakan tabung
reaksi

masukan beberapa tetes


tentukan pH saat keaadaan
logam berat sampai
denaturasi
terdenaturasi

Perubahan yang terjadi


pada setiap larutan diamati
dengan seksama
C. oleh Reagem bersifat Asam

2 ml larutan protein diukur


Tabung reaksi diberi label
menggunakan gelas ukur
sesuai dengan nama bahan
dan dimasukkan ke dalam
uji yang digunakan
tabung reaksi

tambahkan NaOH sampai


tambahkan beberapa tetes
basa dan di cek
dari masing masing reagen
menggunakan kertas
asam sampai terdenaturasi
lakmus merah

tentukan pH akhir setelah Perubahan yang terjadi


menjadi basa menggunakan pada setiap larutan diamati
pH universal dengan seksama

G. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Biuret
Larutan
Reagen
Albumin Casein Gelatin Pepton

Larutan Biuret

Berwarna ungu
Berwarna ungu Berwarna ungu Berwarna ungu
Keterangan pekat dan
sangat pekat pekat kurang pekat
kebiruan
Tabel G 1.1 Hasil Pengamatan Uji Biuret
Dokumentasi Kel. 5
2. Uji Komposisi protein
Variabel Sebelum pembakaran Setelah Pembakaran
Serbuk Berwarna putih Berwarna coklat gelap
Kertas lakmus merah Merah Biru
Dinding tabung Kering Basah
Kertas saring Berwarna putih Berwarna hitam

Gambar

Dokumentasi Kel. 8 Dokumentasi Kel. 8

Tabel G 2.1 Hasil Pengamatan Uji Komposisi Protein


Dokumentasi Kel. 5

3. Uji Denaturasi oleh Panas dan pH Ekstrem


Larutan
Reagen
Albumin Casein Gelatin Pepton

Suhu Panas

Dokumentasi Kel. 5
Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5

Terjadi
Tidak Tidak Tidak
Keterangan pengentalan
terdenaturasi terdenaturasi terdenaturasi
(Terdenaturasi)

HCL

Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5

Terdenaturasi Terdenaturasi
Terdenaturasi
ditandai dengan ditandai dengan
ditandai dengan Tidak
Keterangan perubahan perubahan
terbentuknya terdenaturasi
larutan menjadi larutan menjadi
endapan
keruh keruh
NaOH

Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5

Terdenaturasi Terdenaturasi
Terdenaturasi
ditandai dengan ditandai dengan
Tidak ditandai dengan
Keterangan adanya endapan perubahan
terdenaturasi adanya sedikit
dan larutan larutan menjadi
endapan
menjadi keruh keruh
Tabel G 3.1 Hasil Pengamatan Uji Denaturasi oleh Panas dan pH Ekstrem
Dokumentasi Kel. 5

4. Uji Denaturasi oleh Logam Berat dan Reagen bersifat Asam


Larutan
Reagen
Albumin Casein Gelatin Pepton

Dokumentasi Kel. 1 Dokumentasi Kel. 1 Dokumentasi Kel. 1 Dokumentasi Kel. 1


Denaturasi Denaturasi Denaturasi Denaturasi
CuSO4

Dokumentasi Kel. 1 Dokumentasi Kel. 1 Dokumentasi Kel. 1 Dokumentasi Kel. 1


Renaturasi Renaturasi Renaturasi Renaturasi

Terdenaturasi Terdenaturasi Terdenaturasi


Terdenaturasi
ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan
ditandai dengan
adanya endapan adanya sedikit adanya
adanya
buih perubahan
perubahan
Keterangan Terenaturasi larutan menjadi
larutan menjadi
ditandai dengan Terenaturasi keruh
keruh dan
menghilangnya ditandai dengan
berbuih
endapan menghilangnya Terenaturasi
(pH 14) buih ditandai dengan
Terenaturasi (pH 13) perubahan
ditandai dengan warna larutan
perubahan (pH 12)
warna larutan
dan hilangnya
buih
(pH 14)

Dokumentasi Kel. 2 Dokumentasi Kel. 2 Dokumentasi Kel. 2


Dokumentasi Kel. 2 Denaturasi Denaturasi Denaturasi
Denaturasi
Pb-asetat

Dokumentasi Kel. 2 Dokumentasi Kel. 2 Dokumentasi Kel. 2


Dokumentasi Kel. 2 Renaturasi Renaturasi Renaturasi
Renaturasi

Terdenaturasi Terdenaturasi Terdenaturasi Terdenaturasi


ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan
adanya adanya endapan adanya endapan adanya endapan
perubahan dan perubahan dan perubahan
warna larutan warna larutan Terenaturasi warna larutan
dan adanya menjadi keruh ditandai dengan menjadi keruh
endapan serta hilangnya
buih Terenaturasi endapan Terenaturasi
Keterangan ditandai dengan (pH 12) ditandai dengan
Terenaturasi adanya adanya
ditandai dengan perubahan perubahan
adanya warna larutan warna larutan
perubahan dan hilangnya dan hilangnya
warna larutan endapan endapan
dan hilangnya (pH 13) (pH 13)
endapan
(pH 13)
Dokumentasi Kel. 3 Dokumentasi Kel. 3 Dokumentasi Kel. 3 Dokumentasi Kel. 3
Denaturasi Denaturasi Denaturasi Denaturasi
HgCl2

Dokumentasi Kel. 3 Dokumentasi Kel. 3 Dokumentasi Kel. 3 Dokumentasi Kel. 3


Renaturasi Renaturasi Renaturasi Renaturasi
Terdenaturasi Terdenaturasi
ditandai dengan ditandai dengan
adanya endapan adanya endapan
dan perubahan dan perubahan
warna larutan Tidak warna larutan
Tidak
menjadi keruh terdenaturasi menjadi keruh
terdenaturasi
dan
Keterangan dan
Terenaturasi Tidak Terenaturasi
Tidak terenaturasi
ditandai dengan terenaturasi ditandai dengan
(pH )14
hilangnya (pH 13) hilangnya
endapan dan endapan dan
larutan menjadi larutan menjadi
bening bening
(pH 13) (pH 14)

Asam Dokumentasi Kel. 4 Dokumentasi Kel. 4 Dokumentasi Kel. 4 Dokumentasi Kel. 4


Denaturasi Denaturasi Denaturasi Denaturasi
Sulfosalisilat
20%

Dokumentasi Kel. 4 Dokumentasi Kel. 4 Dokumentasi Kel. 4 Dokumentasi Kel. 4


Renaturasi Renaturasi Renaturasi Renaturasi
Terdenaturasi
Terdenaturasi Terdenaturasi
ditandai dengan
ditandai dengan ditandai dengan
adaya sedikit
adanya banyak adanya sedikit
endapan dan
endapan serta endapan dan
perubahan
berbuih dan berbuih
warna larutan
perubahan Tidak
menjadi keruh
warna larutan terdenaturasi Terenaturasi
Keterangan menjadi keruh dan ditandai dengan
Terenaturasi
Tidak terenaturasi hilangnya
ditandai dengan
Terenaturasi (pH 11) endapan serta
hilangnya
ditandai dengan buih dan
endapan dan
hilangnya perubahan
perubahan
endapan dan warna larutan
warna larutan
buih menjadi bening
menjadi bening
(pH 12) (pH 12)
(pH 8)

Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5


Asam Pikrat Denaturasi Denaturasi Denaturasi Denaturasi

jenuh

Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5 Dokumentasi Kel. 5


Renaturasi Renaturasi Renaturasi Renaturasi
Terdenaturasi Terdenaturasi
ditandai dengan ditandai dengan
adanya banyak Tidak adanya sedikit Tidak
endapan terdenaturasi endapan terdenaturasi
dan dan
Keterangan
Terenaturasi Tidak Terenaturasi Tidak
ditandai dengan terenaturasi ditandai dengan terenaturasi
hilangnya (pH 10) hilangnya (pH 11)
endapan endapan
(pH 10) (pH 10)
Dokumentasi Kel. 6
Denaturasi

Dokumentasi Kel. 6 Dokumentasi Kel. 6 Dokumentasi Kel. 6


Asam Tanat Denaturasi Denaturasi Denaturasi

20%

Dokumentasi Kel. 6
Renaturasi

Dokumentasi Kel. 6 Dokumentasi Kel. 6 Dokumentasi Kel. 6


Renaturasi Renaturasi Renaturasi
Terdenaturasi
Terdenaturasi Terdenaturasi
ditandai dengan
ditandai dengan ditandai dengan
adanya endapan
adanya endapan Tidak adanya endapan
dan berbuih
terdenaturasi
Keterangan Terenaturasi dan Tidak Terenaturasi
Terenaturasi
ditandai dengan terenaturasi ditandai dengan
ditandai dengan
hilangnya (pH 13) hilangnya
hilangnya
endapan endapan
endapan
(pH 13) (pH 13)
(pH 9)

Asam Dokumentasi Kel. 7 Dokumentasi Kel. 7 Dokumentasi Kel. 7 Dokumentasi Kel. 7


Denaturasi Denaturasi Denaturasi Denaturasi
Trichlorasetat
20%

Dokumentasi Kel. 7 Dokumentasi Kel. 7 Dokumentasi Kel. 7 Dokumentasi Kel. 7


Renaturasi Renaturasi Renaturasi Renaturasi
Terdenaturasi Tidak Terdenaturasi
Tidak
ditandai dengan terdenaturasi ditandai dengan
Keterangan terdenaturasi
adanya endapan dan adanya sedikit
dan
serta buih dan Tidak terenaturasi endapan dan
perubahan Tidak (pH 10) perubahan
warna larutan terenaturasi warna larutan
menjadi keruh (pH 13) menjadi keruh

Terenaturasi Terenaturasi
ditandai dengan ditandai dengan
hilangnya hilangnya
endapan dan endapan
perubahan (pH 13)
warna larutan
menjadi bening
(pH 13)

Asam Dokumentasi Kel. 8 Dokumentasi Kel. 8 Dokumentasi Kel. 8 Dokumentasi Kel. 8


Denaturasi Denaturasi Denaturasi Denaturasi
Fosfotungsat
20%

Dokumentasi Kel. 8 Dokumentasi Kel. 8 Dokumentasi Kel. 8 Dokumentasi Kel. 8


Renaturasi Renaturasi Renaturasi Renaturasi
Terdenaturasi Terdenaturasi Terdenaturasi
ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan
adanya endapan sedikit endapan adanya
dan perubahan dan perubahan perubahan
warna larutan warna larutan warna larutan
Tidak
menjadi keruh menjadi keruh menjadi keruh
terdenaturasi
Terenaturasi Terenaturasi Terenaturasi
Keterangan dan tidak
ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan
terenaturasi
hilangnya hilangnya hilangnya
(pH 12)
endapan dan endapan dan endapan dan
perubahan perubahan warna perubahan
warna larutan larutan menjadi warna larutan
menjadi bening bening menjadi bening
(pH 14) (pH 14) (pH 14)
H. PEMBAHASAN
1. Uji Biuret
Uji Biuret merupakan uji untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada
protein. Untuk menentukan hasil yang didapat merupakan hasil yang positif
atau negatif dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi. Apabila larutan
berubah warna menjadi antara ungu hingga merah muda, maka bahan uji
tersebut positif terhadap uji biuret dan memiliki ikatan peptida. Semakin
panjang ikatan peptida / semakin besar kadar protein di dalam sample,
semakin pekat warna ungu yang dihasilkan dari hasil reaksi dengan larutan
biuret ini.
Pada pengujian reagen biuret terhadap protein albumin, gelatin, casein dan
pepton, didapatkan hasil yakni semua larutan yang diuji bereaksi positif
terhadap reagen biuret. Hal tersebut dibuktikan dengan perubahan warna
larutan yang semula bening berubah menjadi keunguan. Albumin merupakan
protein yang memiliki ikatan peptida paling panjang diantara keempat protein
yang diuji, karena Albumin menghasilkan warna ungu yang paling pekat
setelah bereaksi dengan reagen biuret. Sebaliknya, Pepton menghasilkan
warna ungu paling muda, sehingga dapat disimpulkan bahwa Pepton memiliki
ikatan peptida yang lebih pendek daripada keempat protein yang diuji.

2. Uji Komposisi Protein


Uji Komposisi Protein adalah uji untuk mengetahui unsur-unsur apa saja
yang membentuk suatu protein. Berdasarkan hasil pengamatan pada uji
komposisi protein dengan pembakaran serbuk albumin dalam tabung reaksi,
terdapat unsur karbon, nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Unsur karbon dapat
dibuktikan dengan perubahan warna pada serbuk albumin yang berwarna
putih menjadi hitam. Unsur hidrogen dan oksigen yang dapat dibuktikan
dengan adanya uap air pada dinding tabung reaksi. Unsur nitrogen yang
dibuktikan pada perubahan warna lakmus merah menjadi biru. Selain itu,
perubahan warna putih menjadi hitam pada kertas saring yang telah dibasahi
Pb-asetat dikarenakan terdapat unsur karbon pada protein. Perubahan warna
kertas lakmus juga disebabkan karena adanya pembakaran albumin, dimana
kertas lakmus merah hanya sebagai indikator untuk mengetahui senyawa basa
yang disebabkan karena adanya gugus amina yang belum stabil terlepas dari
gugus protein segera berikatan dengan gugus OH atau pun uap air di dinding
tabung sehingga terbentuk senyawa hidroksida NH4OH yang bersifat basa,
sehingga membirukan lakmus merah.
Berdasarkan hasil uji komposisi protein ini dapat disimpulkan bahwa di
dalam protein albumin dan pada protein lain pada umumnya tersusun atas
unsur C, H, O, N, S,dan P (Hery, 2006).

3. Uji Denaturasi Protein


Uji denaturasi merupakan uji untuk menguji kekuatan struktur tersier dan
sekunder pada protein. Tanda-tanda protein sudah terdenaturasi adalah
munculnya endapan, adanya perubahan warna, atau timbulnya gelembung.
Terdapat 3 macam pereaksi untuk melakukan denaturasi protein, yaitu logam
berat, asam kuat, dan suhu tinggi. Pada praktikum yang telah diselenggarakan,
terdapat 4 jenis protein yang diuji, yaitu Albumin, Gelatin, Pepton, dan
Kasein. Untuk pereaksi sendiri, digunakan seluruh pereaksi namun dengan
jenis yang berbeda-beda. Logam berat yang digunakan adalah CuSO4, Pb-
asetat, HgCl2. Asam kuat yang digunakan adalah HCl, Asam Sulfosalisilat,
Asam Pikrat jenuh, Asam Tanat, Asam Trichlorasetat, dan Asam
Fosfotungstat.
Untuk pemanasan dengan suhu sendiri pada 80 derajat celcius. Setelah
melakukan praktikum dengan seluruh pereaksi, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Gelatin memiliki kekuatan struktur tersier dan sekunder terkuat karena
ikatan peptida nya paling sulit terdenaturasi, sedangkan Albumin adalah
protein yang memiliki kekuatan struktur tersier dan sekunder yang terlemah
karena ikatan peptida nya mudah terdenaturasi. Selain adanya tanda-tanda
denaturasi, dilakukan pula uji pH dengan pH indikator. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perubahan pH pada protein setelah terjadi
denaturasi.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan Uji Biuret dapat disimpulkan
bahwa semakin pekat warna ungunya maka semakin banyak jumlah ikatan
peptidanya, semakin banyak jumlah asam aminonya. Ikatan peptida hanya
akan terbentuk apabila ada dua atau lebih asam amino esensial yang bereaksi.

Uji komposisi protein membuktikan bahwa di dalam protein albumin dan


pada protein lain pada umumnya tersusun atas unsur C, H, O, N, S,dan P. Pada
unsur karbon dapat dibuktikan dengan perubahan warna pada serbuk albumin
yang berwarna putih menjadi hitam. Unsur hidrogen dan oksigen yang dapat
dibuktikan dengan adanya uap air pada dinding tabung reaksi. Unsur nitrogen
yang dibuktikan pada perubahan warna lakmus merah menjadi biru. Selain
itu, perubahan warna putih menjadi hitam pada kertas saring yang telah
dibasahi Pb-asetat dikarenakan terdapat unsur karbon pada protein.

Uji denaturasi protein dilakukan untuk menguji kekuatan struktur tersier dan
sekunder pada protein. berdasarkan pengamatan, gelatin memiliki kekuatan
struktur tersier dan sekunder terkuat karena ikatan peptida nya paling sulit
terdenaturasi, sedangkan albumin adalah protein yang memiliki kekuatan
struktur tersier dan sekunder yang terlemah karena ikatan peptida nya mudah
terdenaturasi.
1. Uji Denaturasi protein oleh panas dan pH ekstrem
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang kami lakukan dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar protein globular mudah mengalami
denaturasi. Protein yang terdenaturasi terjadi bila susunan ruang atau
rantai polipeptida suatu molekul protein berubah. Apabila ikatan-ikatan
yang membentuk konfigurasi molekul tersebut rusak, molekul akan
mengembang dan terjadi denaturasi. Oleh karena itu dapat dikatakan
pepton juga mengalami denaturasi namun tidak terlihat perubahan yang
signifikan dikarenakan susunan ruang atau rantai polipeptida suatu
molekul protein tidak banyak mengalami perubahan.
2. Uji Denaturasi oleh reaksi pengendapan dengan logam berat

1. Oleh Pb-asetat, dari hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukan


bahwa Pb asetat merupakan pendenaturasi kuat, dikarenakan 3 protein
dari 4 diatas mengalami denaturasi di tetes sebelum 10.
2. Oleh HgCl2, Albumin dan Casein menunjukan ciri-ciri denaturasi
setelah diteteskan HgCl2
3. Oleh CuSO4, hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukan
bahwa hanya albumin yang cepat terdenaturasi atau bahkan hanya
terdenaturasi oleh CuSO4 dan terenaturasi kembali setelah ditetesi 10
tetes NaOH.

3. Uji Denaturasi oleh reaksi pengendapan dengan reagen bersifat asam

1. Oleh reagen Asam Pikrat jenuh, dari hasil percobaan yang telah kami
lakukan menunjukan bahwa albumin dan gelatin dapat terdenaturasi
oleh reagen asam pikrat jenuh yang mana muncul pengendapan.
setelah diteteskan 5 tetes reagen asam pikrat jenuh dan endapan
tersebut menjadi hilang atau terenaturasi. Setelah diteteskan 10 tetes
NaOH.
2. Oleh reagen Asam Trichlorasetat, dari hasil percobaan yang telah
dilakukan bahwa albumin dan gelatin dapat terdenaturasi oleh reagen
asam trichlorasetat yang mana muncul padatan dan buih dan
menghilang setelah diteteskan 12 tetes NaOH.
3. Oleh reagen Asam Sulfosalisilat, dari hasil percobaan yang telah
dilakukan bahwa albumin dapat terdenaturasi oleh reagen asam
sulfosalisilat yang mana muncul banyak endapan.berbuih, dan
berwarna keruh setelah diteteskan 5 tetes NaOH.
4. Oleh reagen asam tanat, dari hasil percobaan dan pengamatan yang
telah dilakukan bahwa asam tanat adalah pendenaturasi kuat 3 protein
dari 4 diatas mengalami denaturasi. 1 yang tidakn terdenaturasi dan
terenaturasi yaitu casein
5. Oleh reagen Asam Fosfotungstat, Dari hasil percobaan dan
pengamatan yang telah dilakukan bahwa asam fosfotungstat adalah
pendenaturasi kuat 3 protein dari 4 diatas mengalami denaturasi. 1
yang tidak terdenaturasi dan terenaturasi yaitu casein.
DAFTAR PUSTAKA

Suhara, dkk. 2022. Penuntun Kegiatan Laboratorium Biokimia. Bandung. Universitas


Pendidikan Indonesia.
Suhara. 2008. Dasar – Dasar Biokimia. Bandung. Prisma Press
Apriani, L. D. 2020. Uji Kualitatif Protein (Uji Biuret, Koagulasi dan Xantoprotein)
Biokimia
Leni Dwi Apriani. 2020. Uji Kualitatif Protein (Uji Biuret, Koagulasi dan Xantoprotein)
Biokimia. Academia.edu
Diah P, dkk. 2018. Laporan Praktikum Protein dan Asam Amino. Universitas
Pendidikan Indonesia. Studocu. Link:
https://www.studocu.com/id/document/LaprakProteinAsamAmino.
[1 November 2023]
mplk.politanikoe.ac.id/. 2021. Uji Protein. Link : https://mplk.politanikoe.ac.id/Uji-
Protein. [1 November 2023]

Anda mungkin juga menyukai