DISUSUN OLEH :
NIM : 1948201021
2020
I. Tujuan
1. Memahami cara pembuatan media yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme dari bahan-bahan alami.
2. Mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media.
3. Mengetahui pengertian medium alami.
4. Mengetahui cara pembuatan medium.
b) Pembahasan
Pada percobaan ini kita akan membuat medium untuk pertumbuhan
bakteri. Langkah pertama yang kali lakukan yaitu dengan menuangkan
medium agar PDA kedalam cawan petri. Pada cawan petri I tidak diberikan
perlakuan, cawan petri II dimasukan potongan rambut dan kuku, cawan petri
III diberikan tanah yang sudah dilarutkan dalam air, cawan IV diberi sentuan
jari, cawan V dibuka didalam laboratorium selama 5-10 menit, dan cawan VI
dibuka ditempat yang banyak dilalui orang. Setelah itu preparat di inkubasi
selama 48 jam atau selama 2 hari.
Setelah di inkubasi selama 2 hari didapatkan hasil pada cawan II, III, V
terdapat sedikit organisme. Pada cawan I dan IV terdapat cukup banyak
organisme, sedangkan pada cawan VI atau cawan yang dibuka pada tempat
yang banyak dilewati orang terdapat paling banyak organisme.
Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-
bahan yang terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk
membentuk bahan sel dan memperoleh energi, adalaah bahan makanan. Pada
dasarnya sesuatu larutan biak sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat-
syarat berikut. Di dalamnya harus tersedia semua unsur yang ikut serta pada
pembentukan bahan sel dalam bentuk berbagai senyawa yang dapat dioloah.
Macam-macam media pertumbuhan berdasarkan sifat fisik yaitu
medium padat, medium setengah padat dan cair. Media padat yaitu media
yang mengandung agar 15 % sehingga setengah dingin media menjadi pada.
Medium setengah padat adalah media yang mengandung agar 0,3-0,4%
sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Medium cair
adalah media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah Nutrient Broth
dan Lactose Broth. Digunakan sterilisasi kering menggunakan oven untuk
mensterilisasi alat seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan cawan petri.
Dan sterilisasi basah menggunakan autoclaf untuk sterilisasi bahan yang sudah
ada isinya.
Media yang digunakan untuk keperluan mikrobiologi harus dalam
keadaan steril, artinya di dalam bahan tersebut tidak didapatkan pertumbuhan
mikroba yang tidak diharapkan baik di dalam bentuk spora atu bentuk lainnya.
Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada
media merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Pada pembuatan media untuk berbagai macam
organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak protein
dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri.
Pada praktikum kelompok kami menggunakan Udara yang di dalam
ruangan/laboratorium. Udara merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme.
Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau
di tanah. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri,
adanya bakteri udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering ataupun
terhembus oleh tiupan angin.
Menurut Pudjiastuti, dkk (1998), udara dibagi menjadi dua bagian yaitu udara
luar dan udara dalam ruangan. Udara dalam ruang atau indoor air adalah udara dalam
ruang gedung (rumah, sekolah, restoran, hotel, rumah sakit, perkantoran,
laboratorium) yang ditempati sekelompok orang dengan tingkat kesehatan yang
berbeda-beda selama minimal satu jam. Sedangkan udara luar atau outdoor air adalah
udara yang bergerak bebas di atmosfer dan jumlahnya lebih banyak dari udara dalam
suatu ruangan.
Menurut Lisyastuti (2010), kelompok mikroba yang paling banyak di udara
bebas adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalga.
Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh
jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora). Mikroba udara dapat
dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan mikroba di dalam
ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di dalam ruangan.
Mikroba di dalam ruangan, Dalam debu dan udara di sekolah/kampus dan
bangsa rumah sakit atau kamar orang menderita penyakit menular, telah ditemukan
mikroba seperti bakteri tuberkulum, streptokokus, pneumokokus, dan staphylokokus.
Bakteri ini tersebar di udara melalui batuk, bersin, berbicara, dan tertawa. Pada proses
tersebut ikut keluar cairan saliva dan mukus yang mengandung mikroba. Virus dari
saluran pernapasan dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui debu dan
udara. Patogen dalam debu terutama berasal dari objek yang terkontaminasi cairan
yang mengandung patogen. Tetesan cairan (aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin,
batuk dan berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat berisi
ribuan mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam satu kali bersin berkisar
antara 10.000 sampai 100.000. Banyak patogen tanaman juga diangkut dari satu
tempat ke tempat lain melalui udara dan penyebaran penyakit jamur pada tanaman
dapat diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di udara.
Praktikum ini dilaksanakan di dalam ruangan non-AC. Bakteri udara
dimasukkan dalam 1 medium yaitu medium TEA dengan cara medium dibuka dengan
sudut sebsar 45oC selama 10 menit. Setelah itu ditutup lagi dan disterilkan dengan
cara dipanaskan dengan api bunsen, lalu diinkubasikan selama 48 jam untuk melihat
koloni mikroba yang terbentuk. Medium TEA digunakan sebagai tempat biakan
jamur atau kapang. Pada medium terlihat bahwa pertumbuhan jamur yang jarang.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya terdapat sedikit mikroba berupa
jamur di ruangan non-AC di Laboratorium. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor
lingkungan yaitu suhu dan angin. Cuaca yang panas dapat memungkinkan jamur
tersebut tidak dapat bertahan hidup di udara. Begitupun dengan faktor angin. Saat
pengambilan sampel, kipas angin dihidupkan untuk mengurangi rasa panas.
Kencangnya angin di sekitar tempat pengambilan sampel bisa saja membuat mikroba
disekitarnya tidak dapat masuk ke dalam medium yang sudah disediakan sehingga
pada saat pengamatan setelah inkubasi 48 jam terlihat bahwa pertumbuhan jamur
tidak selebat pertumbuhan bakteri. Mengeras terdapat gelembung berwarna putih dan
hitam seperti sudah basi (sedikit).