Anda di halaman 1dari 13

BAB II

ISI

A. SIFAT DALIL AKUNTANSI

Dalam teori akuntansi kita sering dibingungkan oleh istilah-istilah yang agak mirip,

tetapi mempunyai arti yang berbeda seperti istilah : aksioma, postulat, konsep,

convention, generalization, praktik, prosedur, prinsip, standar, norma, dll. Kebingungan

seperti itu dapat dihindari dengan mempertimbangkan penyusunan struktur teori

akuntansi secara deduktif, proses interaktif di mana tujuan akuntansi menyediakan dasar

untuk postulat dan konsep teoritis dari mana teknik-teknik diturunkan.

Kita memulai dengan definisi berikut ini:

1. Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya

sendiri atau disebut juga aksioma yang sudah diterima kesesuaiannya dengan tujuan

laporan keuangan yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan

hokum di suatu tempat dimanaakuntansi  itu beroperasi.

2. Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian

atau aksioma,  juga berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan

laporan keuangan, yang menggambarkan sifat entitas akuntansi yang beroperasi

dalam ekonomi bebas yang dikarakteristikkan oleh kepemilikan pribadi atas

kekayaan.

3. Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan

dan konsep teoritis akuntansi yang mengatur pengembangan teknik-teknik

akuntansi.

4. Teknik (standar) akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip

akun-akuntansi untuk memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang

dihadapi oleh entitas akuntansi.

2
B. POSTULAT AKUNTANSI

1. Postulat Entitas (Entity)

Akuntansi mencatat hasil kegiatan operasi dari suatu entity (lembaga atau

peruahaan) yang terpisah dan dibedakan dari pemilik. Menurut konsep ini kita bisa

menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan pemakainya, maka setiap

perusahaan dianggap sebagai uni akuntansi yang terpisah dari pemiliknya.

Berdasarkan pengertian ini maka yang menjadi objek dan perhatian dar

akuntansi yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan adalah kejadian yang

dialami oleh lembaga atau perusahaan dan bukan merupakan gabungan dengan

pribadi pemiliknya. Konsep ini disebut dengan firm oriented.

Dari sisi lain konsep entity ini dilihat dari kepentingan ekonomi dari beberapa

konsumen laporan keuangan suatu entity bukan dari kegiatan administrasi lembaga

tadi. Pengertian ini disebut dengan user oriented. Dalam konsep ini yang menjadi

perhatian dalam penyusunan laporan keuangan adalah para pemakainya. Informasi

apa yang diinginkan pemakai itulah yang dilaporkan dalam laporan keuangan .

Untuk mengetahui apa yang diinginkan para pemakai laporan, perlu diketahui :

a. Kepentingan para pemakai laporan

b. Sifat-sifat dari para pemakai laporan

Contoh yang paling jelas di sini adalah Akuntansi Sosial, Akuntansi Lingkungan,

Akuntansi SDM, dll. Dalam bidang ini yang menjadi dasar bertolak adalah apa yang

diinginkan oleh para pemakai laporan keuangan dan bukan tentang apa maunya teori

akuntansi.

2. Postulat Kelangsungan Usaha (going concern)

Postulat kelangsungan usaha,atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa

entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dana

aktivitas yang sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak

3
diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari

sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak

tertentu.

Postulat ini memberikan pembenaran terhadap penilaian asset secara historical

cost dan book value bukan current value atau liquidation value. Dalam asumsi ini

seolah dinyatakan bahwa nilai atau harga yang terdapat dalam laporan keuangan

didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan ini tidak akan dilikuidasi atau dijual

sehingga nilai dari asset atau utang dari perusahaan yang akan dibubarkan. Tentu

pada kenyatannya, nilai aset pada perusahaan yang sudah berhenti dan mennunggu

akan dibubarkan umumnya berbeda atau jauh lebih rendah dari perusahaan yang

masih terus beroperasi dan lancar. Postulat ini juga membenarkan metode alokasi

akuntansi seperti pembebanan penyusutan, penyisihan, konsep konservatisme

maupun amortisasi selama masa penggunaannya tau selama perusahaan berjalan.

Postulat going concern ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong agar

manajer bersikap forward looking, melihat jauh ke depan dan investor pun dengan

pemahaman ini diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya dalam

perusahaan dalam jangka waktu yang lama atau terus menerus agar ia mendapatkan

value added dari kinerja perusahaan.

3. Postulat unit pengukur (Unit Of Measure)

Postulat ini, yang disebut juga monetery unit postulate menganggap bahwa

setiap transaksi harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam.

Alat ukur yang dipakai dalam akuntansi adalah alat ukur moneter. Postulat ini

menimbulkan 2 keterbatasan yaitu :

a. Akuntansi terbatas pada pemberian informasi dalam satuan moneter tanpa

mencatat informasi non moneter lainnya yang relevan. Sehingga akuntansi

dianggap hanya menginformasikan sebatas : kuantitatif, formal, terstruktur,

4
dapat diaudit, angka-angka dan berorientasi pada masa lalu. Informasi non

akuntansi dianggap kualitatif, informal, penjelasan, tidak dapat diaudit dan

berorientasi pada masa depan. Namun para ahli pada saat ini teus berupaya

agar informasi yang diberikan oeh akuntansi keuangan dapat memasukkan

aspek kualitatif melalui berbagai instrumen laporan.

b. Unit moneter itu sendiri sifatnya berfluktuasi tergantung pada kemampuan

daya beli. Pada kenyataannya, daya beli itu tidak stabil karena termakan oleh

inflasi sehingga informasi keuangan yang disajikannya akan kehilangan

relevansi.

4. Postulat Periode Akuntansi

Meskipun postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa perusahaan akan

tetap ada untuk periode waktu yang tidak terbatas, pemakai meminta berbagai

informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan

jangka pendek. Sebagai tanggapan terhadap kendala yang disebabkan lingkungan

pemakai, postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan yang

menggambarkan perubahan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya

diungkapkan secara periodik.

Panjangnya periode waktu dapat bervariasi tetapi hokum pajak penghasilan yang

mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan dan praktik bisnis

tradisional, menggunakan periode normal satu tahun. Meskipun kebanyakan

perusahaan menggunakan periode akuntansi yang terkait dengan tahun kalender,

beberapa perusahaan menggunakan tahun fiscal atau tahun bisnis alami". Bila siklus

bisnis tidak berhubungan dengan tahun kalender akan lebih bermanfaat untuk

mengakhiri periode akuntansi ketika aktivitas bisnis telah mencapai titik terendah.

Karena kebutuhan akan informasi yang tepat waktu, relevan dansering, kebanyakan

5
perusahaan juga menerbitkan laporan interim yang menyediakan informasi keuangan

triwulanan ataubulanan.

Studi empiris tentang reaksi pasar modal atas penerbitan laporan interim dan

dampaknya terhadap keputusan investasi pemakai mengindikasikan kegunaan

laporan interim. Untuk menjamin kredibilitas laporan interim, Accounting Principles

Board menerbitkan APB Opinion No.28, yang mensyaratkan laporan interim

seharusnya didasarkan pada prinsip akuntansi dan praktik yang sama dengan yang

digunakan dalam pembuatan laporan tahunan.

C. KONSEP TEORITIS AKUNTANSI

1. Teori Proprietary/TeoriKepemilikan

Menurut teori proprietary, entitas sebagai “agen”, perwakilan atau susunan

melalui wirausahawan individual atau pengoperasi pemegang saham". Sudut

pandang kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam cara

memelihara catatan akuntansi dan membuat laporan keuangan. Tujuan utama teori

proprietary adalah untuk menentukan dan menganalisis kekayaan bersih pemilik,

dengan persamaan akuntansi:

Aset - Utang = EkuitasPemilik.

Persamaan ini dibaca : pemilik memiliki aset dan sekaligus memiliki kewajiban,

sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan perusahaan dikurangi dengan

kewajiban perusahaan. Oleh karena itu, teori ini berorientasi pada neraca (balance

sheet oriented). Aset dinilai dan neraca disajikanuntk mengetahui dan mengukur

perubahan hak dan kekayaan pemilik, sedangkan penghasilan dan biaya dianggap

sebagai kenaikan atau penurunan harta kekayaan pemilik bukan dianggap berasal

dari investor atau pengambilan pemilik sehingga biaya dan dividen adalah

pengambilan modal.

6
Beberapa istilah akuntansi yang dipengaruhi oleh teori ini adalah seperti

penyajian divide per share, earning per share, equity method dalam pencatatan

perkiraan investasi pada perusahaan lain dan lain-lain.

2. Teori Entitas

Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari

pihak yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan

pemilik, merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya

perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut teori

ini, persamaan akuntansinya adalah:

Aset = Ekuitas

Aset= Utang+ Ekuitas Pemegang saham

Aset adalah hak perusahaan, ekuitas menunjukkan sumber asset yang berasal

dari kreditor atas pemilik yang merupakan kewajiban bagi perusahaan. Kreditor dan

pemilim sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang merupakan tempat di mana

perusahaan memiliki kewajiban. Baik kreditor dan pemegang saham adalah pemilik

ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income,

control,risiko,danlikuidasi. Laba adalah milik perusahaan sebelum dibagikan

kepada pemilik.

Teori ini berorientasi pada laporan laba rugi (income statement oriented).

Pertanggungjawaban pada pemilik dilakukan dengan cara mengukur pestasi kegiatan

dan prestasi keuangan yang ditunjukkan perusahaan. Dengan demikian, income

merupakan kenaikan equity pemilik atau kenaikan kewajiban perusahaan kepada

pemilik. Setelah dikurangi hak kreditor kenaikan equity pemilik terjadi setelah

dividen dikeluarkan dan laba ditahan tetap dianggap sebagai hak milik perusahaan

sampai suatu saat dibagikan. Dalam teori ini pajak dan bunga pinjaman dianggap

sebagai bagian laba untuk pemerintah dan kreditor. Oleh karena itu, bukan biaya.

7
Beberapa pengaruh teori ini pada pencatatan dan penyajian akuntansi adalah :

a. Penggunaan LIFO dalam menilai persediaan pada masa inflasi. Metode

ini lebih baik dalam penentuan pendapatan dari pada FIFO di masa inflasi.

b. Penyajian laporan keuangan konsolidasi

c. Definisi tentang revenuedan expenses yang lazim sesuai dengan konsep

ini

3. Teori dana (Fund Theory)

Menurut teori yang dikemukakan W.Y Vatter (1995) ini yang menjadi perhatian

bukan pemilik dan bukan pula perusahaan, tetapi sekelompok aset yang ada dan

kewajiban yang harus ditunaikan disebut fund yang masing-masing pos memiliki

aturan dalam penggunaannya. Dengan demikian teori dana menganggap bahwa unit

usaha merupakan sumber ekonomi (dana) dan kewajiban yang ditetapkan sebagai

pembatasan-pembatasan terhadap penggunaan aset atau dana tersebut. Persamaan

akuntansinya adalah:

Aset = PembatasanAset

Dalam persamaan ini unit akuntansi didefinisikan dalam istilah aset, dan

penggunaan aset ini adalah terbatas. Kewajiban merupakan suatu pembatasan

ekonomi secara hukum terhadap penggunaan aset. Teoi dana ini memusatkan

perhatian pada harta atau aset centered dalam arti kata yang menjadi pusat

perhatiannya adalah penggunaan aset yang dibatasi. Teori ini berorientasi pada

laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan ini menggambarkan sumber dari

mana dana dan ke mana penggunaan dana perusahaan. Umumnya teori ini berlaku

untuk organisasi pemerintah atau non profit (nirlaba).

4. The enterprise Theory

Sejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggungjawaban publik

oleh perusahaan, maka konsep teoritis akuntansi juga berubah. Dalam konsep teori

8
ini yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak atau kontestan yang

terlibat atau yang memiliki hubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan

perusahaan. Misalnya, pemilik, manajemen, masyarakat, pemerintah, kreditor,

pegawai dan pihak yang berkepentingan lainnya. Dalam teori ini pihak-pihak ini

harus diperhatikan dalam penyajian informasi laporan keuangannya. Menurut teori

ini akuntansi jangna hanya mementingkan informasi bagi pemilik perusahaan, tetapi

juga pihak lainnya juga yang memberikan kontribusi langsung dan tidak langsung

kepada eksistensi dan keberhasilan suatu perusahaan atau lembaga.

D. PRINSIP – PRINSIP AKUNTANSI

Banyak pihak baik komite maupun perseorangan yang memberikan prinsip dasar

akuntansi tersebut. Antara yang satu dengan yang lain kadang memiliki kadang memiliki

perbedaan dan juga persamaan. Berikut ini akan kita berikan beberapa pendapat tersebut.

Standar Akuntansi Keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar yaitu :

a. Dasar Acrual

artinya dalam menyusun laporan keuangan pengakuan tansaksi didasarkan pada

kejadian atau perisiwa bukan didasarkan pada transaks kas.

b. Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang dimaksud akan

melanjutkan usahanya, da;lam asumsi dasarnya tidak ada maksud untuk

melakukan likudasi.

Prinsip Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum

1. Prinsip Entitas Ekonomi | Economic Entity Principle

Prinsip Entitas Ekonomi atau yang sering juga disebut prinsip kesatuan

entitas adalah konsep kesatuan usaha dimana akuntansi menganggap bahwa

perusahaan adalah sebuah kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri dan terpisah

dengan pribadi pemilik ataupun entitas ekonomi yang lain.

9
Akuntansi memisahkan dengan jelas kekayaan atau aset perusahaan tidak

boleh dicampur dengan kekayaan pribadi pemilik perusahaan.

Jadi seluruh pencatatan atas seluruh transaksi yang terjadi tidak diperbolehkan

bercampur antara pencatatan usaha dengan transaksi pemilik.

Hal ini juga berlaku untuk kewajiban, kewajiban atau hutang pribadi perusahaan

harus dipisahkan dengan jelas dari kewajiban perusahaan sehingga ada pemisahan

tanggung jawab terhadap keuangan yang jelas

2. Prinsip Periode Akuntansi

Pada Prinsip Periode Akuntansi atau yang juga disebut prinsip kurun waktu,

penilaian dan pelaporan keuangan perusahaan dibatasi oleh periode waktu tertentu.

Hal ini bertujuan agar informasi keuangan bisa dihasilkan tidak harus menunggu

usaha yang tengah dijalankan tutup. Umumnya, perusahaan menjalankan usahanya

berdasarkan periode akuntansi semisal dimulai tanggal 1 Januari hingga tanggal 31

Desember

3. Prinsip Biaya Historis

Prinsip Biaya Historis mengharuskan setiap barang atau jasa yang diperoleh

dicatat berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan dalam mendapatkannya.

Apabila terjadi proses tawar menawar, yang dinilai adalah harga jadi sesuai

kesepakatan.Berbagai cara bisa digunakan dalam menilai sebuah aset yang dibeli

meliputi nilai buku, nilai pasar, nilai ganti ataupun nilai tunai.

Dalam standar GAAP, Prinsip ini harus mempergunakan harga perolehan atau

yang juga disebut juga harga akuisisi didalam pencatatan perolehan aset (aktiva),

Hutang, Modal (equitas) dan biaya. Lebih lanjut harga perolehan adalah harga

pertukaran yang telah disepakatai oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam

transaksi. Contohnya, apabila perusahaan membeli tanah yang harga pasaran

dilokasi tersebut sebesar 100 juta, dan perusahaan membelinya hanya dengan 80

10
juta, maka yang dicatat dan diakui adalah harga tanah yang 80 juta, harga

kesepakatan dengan penjualan.

4. Prinsip Satuan Moneter

Pada prinsip satuan moneter, pencatatan transaksi hanya yang dinyatakan

didalam bentuk mata uang tanpa melibatkan hal hal non-kualitatif.

Non kualitatif ini contohnya mutu, prestasi, kestrategisan usaha dan lain lainnya

yang tidak bisa dilaporkan atau tidak bisa dinilai dalam bentuk uang.

Hal hal seperti itu sangat sudahd untuk dilaporakan pada laporan keuangan

walaupun informasi ini bisa jadi sangat relevan dan sangat berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan. Semua pencatatan hanya terbatas pada segala yang bisa

diukur dan dinilai dengan satuan uang.

5. Prinsip Kesinambungan Usaha | Going Concern

Prinsip ini menganggap bahwa sebuah entitas bisnis berjalan secara terus

menerus berkesinambungan tanpa ada pembubaran atau penghentian kecuali

terdapat peristiwa tertentu yang bisa menyanggahnya

6. Prinsip Pengungkapan Penuh | Full Disclosure Principle

Laporan keuangan harus menyajikan informasi informasi yang informatif

serta dimaklumkan sepenuhnya. Prinsip Pengungkapan Penuh merupakan prinsip

dimana akuntansi menyajikan informasi yang sangat lengkap dalam laporan

keuangan.

Namun, dikarenakan informasi informasi yang disajikan adalah berupa

ringkasan atas seluruh transaksi yang terjadi dalam satu periode dan juga terdapat

pada saldo saldo dari rekening tertentu, maka tidak mungkin seluruhnya bisa

tercover semua didalam laporan keuangan.

Maka untuk itu, Didalam laporan keuangan akan diberi keterangan tambahan

11
informasi yang dibutuhkan yang tidak ada didalam laporan keuangan. Informasi

tambahan ini bisa berupa catatan kaki atau lampiran. isinya biasanya seperti ini:

a. Pada laporan keuangan, ditulis dalam kurung "()" dibawah post yang

bersangkutan atau memakai rekening tertentu

b. Prinsip Akuntansi yang digunakan

c. Perubahan perubahan, semisal adanya perubahan didalam penerapan prinsip

akuntansi, taksiran, koreksi kesalahan, kesatuan usaha. Catatan ini sekaligus

menunjukkan bagaimana perlakuan terhadap perubahan yang terjadi tersebut

d. Kemungkinan adanya laba atau rugi yang bersyarat

e. Kontrak kontrak pembelian atau kontrak penting lainnya,

f. Keterangan tambahan yang disusun untuk menunjukkan perhitungan yang

lebih rinci dan detail terhadap suatu jumlah tertentu yang dirasa penting dan

material

g. Informasi mengenai modal, seperti jumlah saham dan yang lainnya

7. Prinsip Pengakuan Pendapatan | Revenue Recognition Principle

Pendapatan adalah kenaikan harta yang diakibatkan oleh kegiatan usaha

seperti penjualan, penerimaan bagi hasil, persewaan dan yang lainnya.

Dasar yang digunakan dalam mengukur besar kecilnya pendapatan adalah jumlah

kas ataupun setara kas (ekuivalennya) yang diperoleh atas transaksi penjualan

dengan pihak yang lain. Pendapatan diakui ketika terjadi penjualan barang ataupun

jasa, dan ada kepastian tentang jumlah besar kecilnya yang bisa diukur secara

handal dengan harta yang diperoleh. Namun ketentuan ini tidak selalu bisa

diterapkan sehingga akhirnya muncul ketentuan ketentuan lain untuk bisa

mengakui pendapatan. Ketentuan lain ini contohnya adalah pengakuan pendapatan

ketika produksi telah selesai, selama barang diproduksi, serta ketika kas atau yang

setara kas telah diterima.

12
8. Prinsip Mempertemukan | Matching Principle

Prinsip Matching dalam akuntansi maksudnya adalah biaya yang

dipertemukan / di"matching"kan dengan pendapatan yang diterima, ini

dimaksudkan untuk menetukan besar kecilnya penghasilan bersih ditiap periode.

Contoh dan penjelasan lebih dalam Matching Principle pada

postingan:Pendapatan diterima Dimuka

Dalam prinsip ini sangat bergantung pada penentuan pendapatan, jika

pengakuan pendapatan ditunda contohnya, maka pembebanan biaya juga tidak bisa

dilakukan. Ada beberapa kesulitan pada prinsip ini, misalnya biaya yang

dikeluarkan tidak berhubungan langsung dengan pendapatan yang diterima.

Contoh: Biaya administrasi yang tidak bisa dihubungakan dengan pendapatan

perusahaan, Namun kasus seperti ini masih bisa diatasi dengan cara membebankan

biaya yang dikeluarkan tersebut kedalam periode terjadinya pengeluaran, tidak

disandingkan dengan pendapatan. Biaya yang tidak bisa disandingkan dengan

pendapatan tersebut sering disebut dengan Period Cost karena tidak memiliki

keterkaitan yang langsung dan jelas dengan pendapatan yang diterima.

Contoh biaya yang sulit dihubungkan dengan pendapatan yang lain adalah

biaya yang telah dikeluarkan memiliki hubungan yang jelas dengan produksi tapi

manfaatnya tidak habis dalam satu periode, manfaatnya dirasakan hingga beberapa

periode.

Biaya seperti ini nanti pembebanannya akan ditunda.

Ditunda hingga kapan? Pembebannya akan dialokasikan (dibagi) kedalam periode

berikutnya dimana biaya tersebut dimanfaatkan.

Permasalahan yang timbul adalah bagaimana pengalokasian biaya setiap

periodenya?

13
Contoh tahun 2014 perusahaan melakukan pembelian gudang ataupun mesin.

Tentu gudang atau mesin yang dibeli tersebut juga akan dipakai ditahun tahun

berikutnya, tidak hanya dipakai pada tahun 2014 saja

Sebagai efek dari prinsip ini adalah dipergunakan Accrual Basis didalam

pembebanan biaya, yang akhirnya memunculkan jurnal penyesuaian pada setiap

akhir periode untuk mempertemukan pendapatan dan biaya.

9. Prinsip Konsistensi | Consistency Principle

Prinsip Konsistensi adalah prinsip dimana metode atau prinsip akuntansi

yang digunakan dalam pelaporan keuangan tetap digunakan secara konsisten, tidak

berubah-ubah metode dan prosedur. Hal ini berguna agar laporan keuangan yang

dihasilkan bisa dibandingkan dengan laporan keuangan pada periode periode

sebelumnya sehingga bisa memberikan manfaat lebih bagi penggunanya. Metode

dan prosedur yang ddigunakan harus diterapkan secara konsisten dari periode ke

periode, sehingga bisa dengan cepat diketahui apabila ada perbedaan yang terjadi

dengan metode yang sama. Eits, Prinsip ini tentu tidak melarang sebuah pergantian

metode akuntansi, Perusahaan boleh MENGGANTI metode yang dipakainya

namun perusahaan harus menjelaskan dalam laporan keuangan mengapa terdapat

pergantian metode, apakah alasan alasan pergantian metode tersebut bisa diterima

atau tidak.

10. Prinsip Materialitas

Penerapan akuntansi didasarkan pada teori untuk menyeragamkan seluruh

aturan, namun kenyataannya tidak semua penerapan akuntansi itu mentaati teori

teori yang ada, Maka dari itu tak jarang terjadi adanya pengungkapan informasi

yang sifatnya material ataupun immaterial. Prinsip Prinsip Akuntansi tersebut

diatas semestinya diterapkan dengan kesuaian dan ranah akuntansi yang

berorientasi kepada pengguna laporan keuangan.

14

Anda mungkin juga menyukai