Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGERTIAN AUDIT
Untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata Kuliah
AUDITING 1

Oleh :
Aloysius Adi Setyawan
Hangga Yoga
Gladys Bella Novenna R.
Devy Dame Maria S.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

1.1 Pengertian Auditing


Secara umum Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan - pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan.
Sedangkan menurut Sukrisno Agoes, Auditing adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan - catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
keawajaran laporan keuangan tersebut.
Pengertian Auditing dari Konrath adalah suatu proses sistematis untuk secara objektif
mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan
kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan
kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Dari beberapa definisi di atas, auditing merupakan suatu proses pemeriksaan
sistematis yang dilakukan oleh auditor yang independen dan kompeten terhadap laporan
keuangan yang disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukung untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut.
Atestasi, Assurance dan Audit
Atestasi ( attestasion ) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang
independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang
material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Standar atestasi ini terbaggi menjadi tiga tipe
perikatan atestasi yakni pemeriksaan (examination), review, da prosedur yang disepakati.
Keyakinan ( assurance ) merupakan tingkat kepastian yang dicapai dan yang ingin
disampaikan oleh praktisi bahwa simpulannya yang dinyatakan dalam laporannya adalah
benar.
Audit atau pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan bukti dan
mengvaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-

kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan
Beberapa hal penting dari definisi di atas :
1. Yang diperiksa adalah laporan keuangan yang disusun oleh manajemen beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya.
Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan modal dan laporan arus kas. Catatan pembukuan terdiri dari buku harian, buku
besar, dan buku pembantu. Bukti pendukung antara lain bukti penerimaan kas dan
pengeluaran kas, faktur penjualan, jurnal voucher dan lain-lain. Dokumen lain yang perlu
diperiksa antara lain notulen rapat direksi dan pemegang saham, akte pendirian, kontrak,
perjanjian kredit dan lain-lain.
2. Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis.
Dalam melakukan pemeriksaan, akuntan publik berpedoman pada SPAP (di Amerika
GAAS).Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara kritis, pemeriksaan harus dipimpin oleh
seorang yang bergelar akuntan dan mempunyai ijin praktek sebagai akuntan publik dari
Menteri Keuangan. Pelaksana pemeriksaan harus berpendidikan, berpengalaman dan
berkeahlian di bidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan pemeriksaan akuntansi.
Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan publik harus
merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan dimulai dengan membuat
AUDIT PLAN yang memuat kapan pemeriksaan dimulai, berapa lama, kapan laporan harus
selesai, berapa orang staf yang ditugaskan, masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi
di bidang auditing, akuntansi dan perpajakan.
3. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu akuntan publik.
Independen berarti tidak mempunyai kepentingan tertentu di perusahaan tersebut
(Misal sebagai pemegang saham, direksi) atau mempunyai hubungan khusus (Misal keluarga
dari pemegang saham, direksi).
Akuntan publik harus independen karena sebagai orang kepercayaan masyarakat,
harus bekerja secara objektif, tidak memihak dan melaporkan apa adanya.

4. Tujuan pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai


kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.
Laporan keuangan yang wajar adalah yang disusun berdasarkan standar akuntansi
yang berlaku umum (di Indonesia: SAK, di Amerika: GAAP), diterapkan secara konsisten,
dan tidak mengandung kesalahan yang material.
Akuntan publik tidak menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut benar, karena
pemeriksaannya dilakukan secara sampling, sehingga mungkin saja terdapat kesalahan dalam
laporan keuangan tetapi jumlahnya tidak material sehingga tidak mempengaruhi kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan.

Auditing dan Asersi Manajemen


Arsesi Manajemen adalah pernyataan managemen yang terkandung didalam laporan
keuangan yang bersifat implisit dan eksplisit, dimana pernyataan tersebut dapat
diklasifikaisikan dalam penggolongan besar yaitu, Existence (keberadaan)/Occurance
(kejadian), Completeness(kelengkapan), Right and Obligation (Hak dan kewajiban),
Valuation and allocation (Penilaian atau alokasi) dan Presentation and disclosure (penyajian).

1. Existence/ occurance. Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berhubungan dengan


apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat
telah terjadi selama periode tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa
sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual. Begitu pula,
manajemen membuat asersi bahwa penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan
pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan
pelanggan.
2.

Completeness.Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi

dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya.
Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat
dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi
bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban entitas.
3.

Right and Obligation .Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah

aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal
tertentu. Sebagai contoh manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna

usaha (leased) yang dikapitalisasi dineraca mencerminkan nilai pemerolehan hak entitas atas
kekayaan yang disewa-guna-usahakan (leased) dan utang sewa guna usaha yang
bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas.
4.

Valuation and allocation .Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan

apakah komponen- komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan
dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Sebagai contoh, manajemen membuat
asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehannya dan pemerolehan
semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang
semestinya. Demikian pula manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang tercantum
di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan.
5.

Presentation and disclosure Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan

dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan,


dan diungkapkan semestinya. Misalnya, manajemen membuat asersi bahwa kewajibankewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa jumlah
yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba-rugi diklasifikasikan dan
diungkapkan semestinya.

PERBEDAAN AUDITING DAN AKUNTANSI


Akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran
kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan
informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Fungsi akuntansi bagi
badan usaha dan masyarakat adalah menyajikan informasi kuantitatif tertentu yang dapat
digunakan oleh pimpinan entitas ekonomi maupun pihak lainnya untuk mengambil
keputusan, Agar penyajian informasi tepat, maka seorang akuntan harus memiliki
pengetahuan yang baik mengenai prinsip-prinsip dan aturan-aturan dalam penysunan
infomlasi akuntansi.
Dalam auditing, data akuntansi yang menjadi pokok adalah menentukan apakah
informasi yang tercatat telah mencermjnkan dengan benar kejadian ekonomi pada periode
akuntansi. Oleh karena kriterianya adalah aturan-aturan aku.nta.nsi, rnaka seorang auditor
harus memahami aturan-aturan dimaksud dengan baik. Dalam audit laporan keuangan,
aturan-aturan dimaksud adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku urnum yaitu
pemyataan-pernyataan standar akuntansi keuangan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI).

Disamping pemahaman mengani akuntansi, auditor juga harus memiliki keahlian dalam
mengumpulkan dan menafsirkan bahan bukti audit. Keahlian seperti itulah yang
membedakan auditor dengan akuntan. Masalal-masalah spesifik yang dihadapi auditor dalam
melakukan audit adalah penentuan prosedur audit yang tepat, penentuan sample, penentuan
pos-pos tertentu yang diperiksa, saat pengujian dan pengevaluasian hasilnya.
Tahap Tahapan dalam Audit
1. Kantor Akuntan Publik (KAP) dihubungi oleh calon klien yang membutuhkan jasa
audit
2. Akuntan dank klien dalam rangka membicarakan beberapa hal, diantaranya :

alasan dari perusahaan atau klien untuk melakukan audit atau untuk
kepentingan apakah klien tersebut melakukan audit terhadap perusahaannya

apakah sebelumnya pernah diaudit oleh KAP lainnya

gambaran umum mengenai perusahaan daripada sang klien

data akuntansi yang digunakan oleh perusahaan berupa manualisasi ataupun


menggunakan komputerisasi

sistem penyimpanan bukti bukti pembukuan dari perusahaan

3. Kantor Akuntan Publik atau KAP mengajukan proposal terkait dengan proses
pengauditan yang akan dilakukan oleh KAP terhadap perusahaan , jika proposal
diterima oleh klien selanjutnya proposal akan berubah menjadi Surat Penugasan atau
Perjanjian Kerja
4. Selanjutnya KAP melakukan pemeriksaan lapangan dikantor klien. Selanjutnya
setelah pemeriksaan lapangan selesai, KAP memberikan draft audit report kepada
klien, lalu setelah disetujui, KAP akan menyerhkan final audit report, namun
sebelumnya KAP harus meminta Surat Pernyataan Langganan dari klien yang
tanggalnya sama dengan tanggal audit report dan tanggal selesainya audit field work
5. Setelah audit report, KAP juga diharapkan memberikan Management Letter yang
isinya memberitahukan kepada manajemen mengenai kelemahan pengendalian intern
dari perusahaan dan disertai dengan saran saran yang dapat digunakan perusahaan
dalam membenahi segala kelemahan kelemahan dari pengendalian intern
perusahaan.
Mengapa Audit Diperlukan?

Laporan Keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu diaudit oleh KAP
yang merupakan pihak ketiga yang independen, karena :
1. Apabila laporan keuangan tidak diaudit, maka ada kemungkinan bahwa laporan
keuangan tersebut mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak
desengaja. Oleh sebab itu laporan keuangan perusahaan yang belum diaudit kurang
dipercaya kewajarannya oleh pihak pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan tersebut
2. Jika laporan keuangan telah diaudit dan mendapat tanggapan wajar dari KAP yang
melakukan audit tersebut maka pihak pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan tersebut bisa yakin laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang
material dan laporan keuangan tersebut telah disajikan sesuai dengan ketentuan
standar akuntansi yang berlaku di Indonesia
3. Mulai tahun 2001perusahaan yang memiliki total asset >Rp. 25miliyar harus
memasukkan audited financial statements ke Departemen Perdagangan dan
Perindustrian
4. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial statements ke
Bapepam LK paling lambat 90 hari setelah tahun buku
5. SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya oleh pihak
pajak dibandingkan dengan laporan keuangan yang belum diaudit .
Jenis Jenis Audit
1. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan
keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen
dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan.
2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya
terbatas pada permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan keuangan yang diaudit,
misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan.
ditinjau dari jenis pemeriksaan maka jenis jenis audit dapat dibedakan atas:
1. Audit Operasional (Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan
operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional

yang telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah
kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
Prosedur yang biasa digunakan dalam operasional audit ini ialah :

Analytical review procedures


Membadingkan laporan keuangan periode berjalan dengan periode yang lalu,
budget dan realisasinya serta analisis rasio

Evaluasi atas management control system


Tujuannya antara lain untuk mengetahui apakah terdapat sistem pengendalian
manajemen dan pengendalian intern yang memadai dalam perusahaan, untuk
menjamin keamanan harta perusahaan, dapat dipercayainya data keuangan dan
mencegah terjadinya pemborosan dan kecurangan

Pengujian ketaatan
Untuk menilai efektivitas dari pengendalian manajemen dengan melakukan
pemeriksaan secara sampling atas bukti bukti pembukuan, sehingga bisa
diketahui apakah transaksi bisnis perusahaan dan pencatatan akuntansinya
sudah dilakukan sesuai dengan kebijakan yang ditentukan oleh manajemen

Tahapan dalam suatu manajemen audit :


1.) Survei pendahuluan
2.) Penelaahan dan pengujian atas sistem pengendalian manajemen
3.) Pengujian terinci
4.) Pengembangan laporan
2. Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturan-peraturan dan
kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan
maupun pihak ekstern perusahaan.
3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian
internal audit perusahaan yang mencakup laporan keuangan dan
catatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan serta ketaatan terhadap kebijakan
manajemen yang telah ditentukan.
4. Audit Komputer (Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang melakukan proses
data akuntansi dengan menggunakan sistem Elektronic Data Processing (EDP).
Ada dua metode yang dapat digunakan oleh auditor :

Audit Around The Computer

Audit Through The Computer

Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, jenis audit dibagi 4 yaitu:
1. Auditor Ekstern
Auditor ekstern/ independent bekerja untuk kantor akuntan publik yang statusnya
diluar struktur perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor ekstern
menghasilkan laporan atas financial audit.
2. Auditor Intern
Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan audit
manajemen umumnya berguna bagi manajemen perusahaan yang diaudit. Oleh karena
itu tugas internal auditor biasanya adalah audit manajemen yang termasuk jenis
compliance audit.
3. Auditor Pajak
Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib pajak yang diaudit
terhadap undangundang perpajakan yang berlaku.
4. Auditor Pemerintah
Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi keuangan yang disusun
oleh instansi pemerintahan. Disamping itu audit juga dilakukan untuk menilai
efisiensi, efektifitas dan ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang
milik pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan yang
dikeluarkan pemerintah. Auditing yang dilaksanakan oleh pemerintahan dapat
dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa
Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Profesi Akuntan Di Indonesia dan Di Negara Lain

1. Profesi Akuntansi Dalam Negeri (Local)

Akuntan Publik

Akuntan Pemerintah.

Akuntan Pendidik.

Akuntan Manajemen/Perusahaan

2. Profesi Akuntan di luar negeri

Profesi CFA

Profesi CPA

CISA

1.6 Peer Review


Pengertian
Peer Review adalah suatu penelaahan yang dilakukan terhadap KAP untuk menili
apakah KAP tersebut telah mengembangkan secara memadai kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu sebagaimana yang diisyaratkan dalam Pernyataan Standar Auditing
(PSA) No. 20 yang telah ditetapkan olek IAI.
Bagi Akuntan Publik yang menjadi anggota forum Akuntan Pasar Modal, peer
review dilakukan minimal 1 kali dalam setiap 3 tahun.
Peer Review sampai tahun 2000 dilakukan oleh BPKP, namun saat ini dilakukan
oleh :
1. Direktorat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Departemen Keuangan
RI yang melakukan Compliance Review.
2. Tim peer review yang sekarang bernama Dewan Review Mutu IAPI yang
melakukan Quality Review Ferdinan D. Purba dari Dep. Keu. RI, dalam seminar IAI
tanggal 4 april 2002, menjelaskan beberapa hal tentang compliance review, yaitu :
a)

Complience review adalah suatu proses pengujian untuk menilai

ketaatan akuntan publik dan KAP terhadap peraturan dan UU yang berlaku.
b)

Tujuan Complience review adalah :


- Menilai ketaatan AP dan KAP terhadap peraturan dan standar yang
berlaku
- Memberikan rekomendasi perbaikan
- Menetapkan sanksi

c)

Jenis complience review adalah :


- Reguler review : berdasar review rencana tahunan
- Investigative review :
* berdasar pengaduan masyarakat
* berdasar hasil reguler review
* berdasar informasi yang layak ditindak lanjuti

Tb. Ch. Amachi Zandjani, Ex. Selaku ketua Tim Peer Review pada saat acara
yang sama juga turut menjelaskan mengenai Quality Review.
a) Jenis review :
1. Reguler review : KAP dan anggotanya wajib ikut dan mengganti biaya
review yang sudah disepakati sebelumnya
2. Voluntary review : KAP dan anggotanya meminta untuk di-reviewdan
mengganti biaya nya.
b) Scope review :
* review mutu atas KAP
* atas pelaksanaan jasa yang telah diatur dalam standar profesional AP
* atas pelaksanaan jasa yang tidak diatur dalam standar profesional AP
c) Review mutu KAP
* Tujuan : evaluasi keadaan umum kantor, SDM, Program PPL, Ketaatan
pada kewajiban
d) Jasa yang telah diatur dalam Standar Profesi
1. Tujuan : mendapatkan kesimpulan apakah praktik KAP memenuhi SPM.
2. Pelaksanaan :
a)

Cakupan review mutu-ketaatan antara praktik-SPM

b)

Bagaimana ketaatan KAP atas SPM 100, melalui kuesioner dari

Badan Quality Review dan bagaimana untuk KAP kecil


c)

Uji kepatuhan dapat diperluas bila diperlukan dan KAP

diberikan kesempatan untuk menyampaikan tanggapan sebelum closing


conference
d)

Program harus disetujui sebelumnya oleh BQR, pengujian

kepatuhan, penghentian dan lingkup review, dan sebagainya.


e)

Pemilikan KAP dan kantor yang di-review.

f)

Pemilihan perikatan dan evaluasi kinerja anggota.

e) Pelaksanaan Jasa yang Tidak Diatur Dalam Standar Profesi


1.Tujuan : Mendapatkan/mengungkapkan keyakinan terbatas, bahwa
pelaksanaan pemberian jasa yang tidak diatur dalam SPAP, tidak menyimpang
dari norma-norma profesi yang bersangkutan, maupun norma umum.
2.Pelaksanaan review :

a)

Pemilihan Perikatan. Berdasarkan jawaban atas kuesioner, jenis

perikatan yang tidak diatur dalam SPAP ditentukan sampel yang akan
dipilih dengan mengutamakan yang berkaitan dengan kepetingan publik.
b)

Dalam pelaksanaan review, dibatasi pada :


* Penelaahan atas kompetensi pelaksana
* Jenis pemerkerjaan tenaga ahli
* Penelaahan kertas kerja secara tidak mendalam kecuali jika
terdapat indikasi penyimpangan norma yang ada.

Menurut Arens, Elder dan Beasly (2011:38-39) :


Peer review adalah penelaahan yang dilakukan akuntan publik terhadap ketaatan
KAP pada sistem pengendalian mutu. Tujuan peer review untuk menentukan dan
melaporkan apakah KAP yang ditelaah telah mengembangkan prosedur dan
kebijakan yang cukup atas kelima elemen pengendalian mutu dan menerapkannya
dalam praktik.
Jika tidak menerapkannya KAP akan kehilangan haknya sebagai anggota
AICPA.

Standar Pengendalian Mutu


SPAP terdiri atas: Standar Auditing, Standar atestasi, standar Jasa Akuntan dan review,
Standar Jasa Konsultasi, Standar Pengendalian Mutu, dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
Kodifikasi SPM terdiri atas :
1. SPM Seksi 100 : Sistem Pengendalian Mutu Akuntan Publik
2. SPM Seksi 200 : Perumusan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu.
3. SPM Seksi 300 : Standar Pelaksanaan dan Pelaporan Review Mutu.
Unsur-unsur pengendalian mutu adalah sebagai berikut :
1. Independensi
KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa, pada setiap tingkat organisasi, semua personel mempertahankan
independensi sebagaimana diatur oleh Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
2. Penugasan Personel
KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu mengenai
penuggasan personel untuk memberikan keyakinan memadai bahwa perikatan akan

dilaksanakan staf profesional yang memiliki tingkat pelatihatn dan keahlian teknis
untuk perikatan tersebut.
3. Konsultasi
KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu mengenai
konsultasi untuk memberikan keyakinan memadai bahwa personel akan memperoleh
informasi memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat
pengetahuan, kompetensi, pertimbangan, dan wewenang memadai.
4. Supervisi
KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu mengenai
pelaksanaan supervisi perikatan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa
perikatan memnuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP.
5. Pemerkerjaan
KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu mengenai
pemerkerjaan untuk memberikan keyakinan bahwa semua orang yang diperkerjakan
memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan
penugasan secara kompeten.
6. Pengembangan Profesional
KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa personel memiliki pengetahuan memadai
sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggungjawabnya.
7. Promosi
KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu profesional
untuk memberikan keyakinan memadai bahwa personel yang terseleksi untuk
promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkt tanggungjawab
yang lebih tinggi.
8. Peneriman dan Keberlanjutan Klien
KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu untuk
menentukan apakah perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk
meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan dengan klien yang
manajemennya tidak memiliki intergritas.
9. Inspeksi
KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu mengenai
inspeksi untuk memberikan keyakinan memadai bahwa prosedur yang berhubungan
dengan unsur-unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif.

Quality Control Standards Committee telah mengidentifikasi adanya 5 elemen penting


pengendalian mutu yang akan diterangkan dalam tabel berikut
Elemen

Persyaratan

Contoh Prosedur

Independensi,

Semua Petugas audit harus memelihara sikap

Setiap partner dan staf harus

Integritas, dan

independen baik dalam kenyataan maupun

menjawab kuesioner mengenai

objektivitas

dalam penampilan, melaksanakan seluruh

independensi setiap tahun, yang

tanggung jawab profesional dengan integritas

antara lain berkaitan dengan

yang tinggi, dan memelihara objektivitas dalam

pemilikan saham dan

menjalankan tanggung jawab profesionalnya.

keanggotaan sebagai dewan


direksi

Manajemen

Perusahaan harus menetapkan kebijakan dan

Setiap staf profesional harus

Personalia

prosedur untuk memberikan keyakinan

dievaluasi untuk setiap penugasan

memadai bahwa :

audit, dengan menggunakan

- seluruh staf baru harus mempunyai kualifikasi

laporan evaluasi penugasan

yang cukup agar dapat melaksanakan tugasnya

individual perusahaan.

dengan kompeten.
- Tugas diberikan kepada staf yang mempunyai
pelatihan teknis dan keahlian yang cukup.
- Semua staf harus mengikuti pendidikan
profesi berkelanjutan dan kegiatan
pengembangan profesi agar dapat memenuhi
tanggung jawab yang diberikan
- Staf yang dipromosikan dalam jabatan yang
lebih tinggi, telah memiliki kualifikasi yang
diperlukan untuk memnuhi tanggung jawab
yang diberikan.
Penerimaan dan

Perusahaan harus menetapkan kebijakan dan

Formulir evaluasi klien, yang

keberlanjutan klien

prosedur untuk memutuskan apakah akan

berisi komentar auditor

dan penugasan

menerima klien baru atau mempertahankan

sebelumnya dan evaluasi

klien lama. Kebijakan ini bertujuan agar dapat

manajemen, harus dibuat untuk

mengurangi risiko yang timbul dari klien yang

setiap klien baru sebelum

manajemennya tidak memiliki integritas:

diterima sebagai klien.

Perusahaan sebaiknya hanya menerima


penugasan yang sesuai dengan kemampuan
profesionalnya.
Kinerja Penugasan

Harus ada kebijakan dan prosedur untuk

Harus ada Direktur akuntansi dan

meyakinkan bahwa pekerjaan yang

auditing untuk konsultasi dan

dilaksanakan oleh staf audit memenuhi standar

mengotorisasi seluruh penugasan

profesional yang berlaku, persyaratan

sebelum penugasan itu selesai.

perundang-undangan, dan standar pengendalian


mutu perusahaan.
Pemantauan

Harus ada kebijakan dan prosedur untuk

Partner pengendalian mutu haris

meyakinkan bahwa keempat elemen

melakukan tes prosedur

pengendalian mutu lainnya diterapkan secara

pengendalian mutu paling kurang

efektif

setahun sekali untuk meyakinkan


ketaatan perusahaan terhadap
prosedur pengendalian mutu

AICPA memiliki 2 divisi yang berbeda yaitu SEC PRATICE SECTION dan PRIVATE
COMANY PRATICE SECTION. Tujuan dari pembentukan divisi ini adalah untuk
peningkatan kualitas praktik KAP. Masing-masing divisi memiliki persyaratan masingmasing dan juga memiliki otoritas untuk memberikan sanksi bila terjadi pelanggaran. Setiap
KAP dapat memilih untuk menjadi anggota dari salah satu divisi namun bila sebuah KAP
memiliki klien yang go public maka KAP tersebut harus menjadi anggota SEC Practice
Section.
Berikut ini adalah syarat untuk menjadi anggota SEC Pratice Section :
- Menaati SPM.
KAP harus setuju dan menaati standar pengendalian mutu.
- Kewajiban Peer Review.
KAP harus menjalani peer review atas pengendalian mutu, praktik audit dan
akuntansi oleh KAP lain yang qualified.
- Pendidikan Berkelanjutan.
Staf KAP harus mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan selama 120 jam tiap
3 tahun
- Rotasi Partner
Partner in-charge untuk suatu penugasan audit di perusahaan publik yang telah
bertugas 7 tahun berturut-turut di klien tersebut harus diganti oleh lainnya.
- Concurring partner Review
Setiap penugasan audit harus di-review oleh seorang partner lain, selain partner
in-charge.
- proscription of certain services.
KAP harus menolak memberikan jasa konsultasi manajemen tertentu kepada
perusahaan publik yang menjadi klien auditnya.
- Reporting on Disagreements.

Seorang auditor diharuskan untuk melaporkan kepada Komite Audit atau Broad
of Directors dari klien perusahaan publik mengenai perbedaan pendapat yang terjadi
dengan manajemen masalah akuntansi, pengungkapan dan audit.

Anda mungkin juga menyukai