Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOKIMIA

INHIBISI ENZIM

DISUSUN OLEH :

SHINTYA DWI DAMAYANTI (1603051006)

ANANDA SAHIRA (1603051009)

NI NYOMAN TRISNA YANTI (1603051011)

GEDE YUDHA YASA WIDHANA (1603051018)

PROGRAM STUDI ANALIS KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

TAHUN 2018

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah kami yang berjudul
“Inhibisi Enzim” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini dapat kami selesaikan karena adanya dukungan


dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Tika, M.Si, sebagai dosen pengampu Mata Kuliah
Biokimia Program Studi Analis Kimia Undiksha.

2. Anggota kelompok V dan teman-teman sekalian yang senantiasa


membantu, bekerja sama dan memberikan motivasi kepada kami sehingga
mampu menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam tugas makalah kami ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak yang membaca.

Singaraja, 09 November 2018

Penyusun

ii
ABSTRAK

Inhibitor merupakan senyawa yang dapat menghambat atau menurunkan


aktivitas enzim saat ditambahkan kedalam reaksi enzim-substrat. Beberapa
inhibitor enzim adalah metabolit seluler untuk mengendalikan jalur metabolik.
Terdapat dua jenis inhibisi yaitu inhibisi reversibel dan inhibisi irreversibel.
Inhibisi reversibel dapat dengan cepat membentuk kompleks ekuilibrium difusi
non-kovalen terkontrol dengan enzim dan kompleks ini dapat terdisosiasi dengan
dialisis atau filtrasi gel. Sementara itu, inhibisi irreversibel membentuk ikatan
kovalen dengan enzim yang tidak dapat terdisosiasi. Tujuan dari makalah ini yaitu
untuk menjelaskan definisi inhibitor enzim dan jenis-jenis inhibisi enzim yang
dipandang dari sifat kestabilan penghambatan (inhibisi).

Kata kuci : Enzim, inhibisi, reversibel, dan irreversibel.

iii
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR..…………...……...………………………………...…….ii

ABSTRAK…….…...…………….…………………………….………………...iii

DAFTAR ISI….…...…………….…………………………….………………...iv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..………..……………………………..………………….…....1

1.2 Rumusan Masalah..…….….………….……………….......................…….….1

1.3 Tujuan....…………...……...…………………….…………………….............1

1.4 Manfaat..…………...……...……………….………………………….............2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inhibitor Enzim…….…………..…………….………...…….…....3

2.2 Jenis-Jenis Inhibisi Enzim…….……...............................………….…....…….3

BAB III. PENUTUP

3.1 Simpulan..………………………….……………..….……………….……….9

3.2 Saran…………………………………….…..……………………………..….9

DAFTAR PUSTAKA…………………………..……………………………….10

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Didalam tubuh manusia terdapat banyak sekali reaksi-reaksi kimia baik


reaksi kimia secara sederhana maupun reaksi kimia yang sangat kompleks.
Berbagai reaksi kimia dalam tubuh dapat dipercepat lajunya dengan enzim. Enzim
merupakan protein yang memiliki aktivitas katalitik yang aktif secara spesifik.
Spesifitas enzim disebabkan oleh adanya sisi aktif enzim yang hanya mengikat
molekul substrat tertentu. Fungsi enzim yaitu sebagai biokatalisator yang mampu
menurunkan energi aktivasi sehingga dapat meningkatkan laju reaksi. Akan tetapi
tidak selamanya enzim dapat bekerja optimal atau bahkan tidak dapat bekerja
sama sekali. Ada beberapa molekul yang dapat mempengaruhi kerja enzim, salah
satunya adalah inhibitor. Inhibitor merupakan suatu senyawa yang dapat
menurunkan atau menghambat laju rekasi yang dikatalisis enzim.

Berdasarkan reaksi kimianya, ada dua macam inhibisi, yaitu inhibisi


irreversibel dan inhibisi reversibel. Inhibisi irreversibel merupakan inhibisi yang
tidak dapat balik. Artinya setelah berikatan dengan enzim, inhibisi ini tidak dapat
dipisahkan lagi dari enzim. Dengan adanya inhibisi ini enzim tidak dapat bekerja
lagi karena inhibisi ini bersifat merusak enzim. Sedangkan inhibisi reversibel
adalah inhibisi yang dapat balik. Artinya setelah berikatan dengan enzim, inhibisi
ini masih dapat dipisahkan lagi. Ada dua macam jenis inhibisi reversibel, yaitu
inhibisi yang bekerja secara kompetitif dan non-kompetitif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan inhibitor enzim?

2. Apa saja jenis-jenis inhibisi enzim?

1.3 Tujuan

1. Untuk menjelaskan definisi inhibitor enzim.

1
2. Untuk menjelaskan jenis-jenis inhibisi enzim.

1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah “Inhibisi Enzim” ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi mengenai definisi inhibitor enzim.

2. Memberikan informasi mengenai jenis-jenis inhibisi enzim.

2
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Inhibitor Enzim

Enzim merupakan protein yang memiliki aktivitas katalitik yang aktif


secara spesifik. Spesifitas enzim disebabkan oleh adanya sisi aktif enzim yang
hanya dapat mengikat molekul substrat tertentu. Terdapat enam jenis enzim
berdasarkan reaksi kimia yang dikatalisis, yaitu oksidoreduktase, transferase,
hidrolase, liase,isomerase dan ligase. Enzim α-amilase termasuk dalam jenis
enzim hidrolase karena memerlukan air dalam memecah ikatan spesifik α-1,4-
glikosidik. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim adalah
konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, konsentrasi inhibisi, pH, suhu, kofaktor
enzim (aktivator), dan inhibisi (Whitaker 1996).
Inhibitor merupakan senyawa yang dapat menghambat atau menurunkan
aktivitas enzim saat ditambahkan kedalam reaksi enzim-substrat. Beberapa
inhibitor enzim adalah metabolit seluler untuk mengendalikan jalur metabolik.
Terdapat dua jenis inhibisi, yaitu inhibisi reversibel dan inhibisi irreversibel.
Inhibisi reversibel dapat dengan cepat membentuk kompleks ekuilibrium difusi
non-kovalen terkontrol dengan enzim dan kompleks ini dapat terdisosiasi dengan
dialisis atau filtrasi gel. Sementara itu, inhibisi irreversibel membentuk ikatan
kovalen dengan enzim yang tidak dapat terdisosiasi (Lehninger 1990).

2.2 Jenis-jenis Inhibisi Enzim


Penghambatan aktivitas enzim oleh beberapa jenis molekul kecil dan ion-
ion sangat penting karena merupakan mekanisme pengendalian kerja enzim secara
biologis. Dipandang dari sifat kestabilan penghambatan, maka penghambatan
enzim dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Irreversible Inhibition (Inhibisi irreversibel)
Inhibisi irreversibel adalah inhibitor yang terikat secara irreversibel pada
molekul enzim yang sering membentuk ikatan kovalen dengan residu asam amino
atau pada dekat sisi aktif enzim. Pengikatan inhibitor ini akan menginaktivasi
enzim secara permanen. Residu asam amino yang mudah diikat oleh inhibisi ini

3
adalah residu Serin (Ser) dan Sistein (Cys) yang masing-masing memiliki gugus
reaktif –OH dan –SH. Sebagai contoh yaitu senyawa diisopropilfosfoflouridat
(DIPF) yang merupakan komponen gas saraf yang bereaksi dengan residu Serin
(Ser) pada sisi aktif enzim asetilkolinesterase. Pengikatan inhibisi DIPF ini aka
menghambat enzim secara irreversibel dan mencegah terjadinya transmisi impuls-
impuls saraf.

Gambar 1. Struktur dan mekanisme kerja diisopropilfosfoflouridat (DIPF)


Inhibisi irreversibel biasanya memodifikasi kovalen enzim, dan karena itu
hambatan tidak dapat dikembalikan. Inhibisi ireversibel sering mengandung
kelompok fungsional reaktif seperti mustard nitrogen, aldehida, haloalkanes,
alkena, akseptor Michael, sulfonat fenil, atau fluorophosphonates. Penghambatan
irreversibel berbeda dari inaktivasi enzim irreversibel. Inhibisi irreversibel
umumnya spesifik untuk satu kelas dari enzim dan tidak menonaktifkan semua
protein, mereka tidak berfungsi dengan menghancurkan struktur protein tetapi
dengan secara khusus mengubah situs aktif dari target mereka. Misalnya, ekstrim
pH atau temperatur biasanya menyebabkan denaturasi dari semua struktur protein,
tapi ini merupakan efek non-spesifik.
2) Reversible Inhibition (Inhibisi reversibel)
Inhibisi reversibel adalah inhibitor yang mengikat enzim dengan interaksi
non-kovalen seperti ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik dan ikatan ion. Inhibisi
reversibel dapat ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan persamaan
kinetik Michaelis-Menten. Beberapa obligasi yang lemah antara inhibisi dan situs
aktif bergabung untuk menghasilkan kuat dan spesifik mengikat. Berbeda dengan
substrat dan inhibisi irreversibel, inhibisi reversibel umumnya tidak mengalami
reaksi kimia ketika terikat dengan enzim dan dapat dengan mudah dihilangkan
dengan pengenceran atau dialisis. Ada dua macam inhibisi reversibel yaitu :

4
a) Competitive Reversible Inhibition (Inhibisi kompetitif reversibel)
Inhibisi kompetitif reversibel memiliki struktur kimia yang mirip dengan
substrat dan mengikat enzim pada sisi aktif yang sama dengan substrat (tempat
katalitik) yang menyebabkan inhibisi dan substrat akan bersaing untuk
memperebutkan tempat-tempat pengikatan yang sama pada permukaan enzim.
Pengaruh inhibisi bersaing ini tidak tergantung pada konsentrasi inhibisi semata
tetapi juga pada konsentrasi substrat.

Gambar 2. Inhibisi Kompetitif Reversibel


Sebagai contoh yaitu reaksi inhibisi asam malonat terhadap enzim suksinat
dehidrogenase. Malonat sebagai inhibitor kompetitif dan suksinat sebagai substrat
terhadap tempat sisi aktif. Enzim suksinat dehidrogenase yang mengkatalisis
reaksi oksidasi asam suksinat menjadi fumarat. Jika ditambahkan asam malonat
yang strukturnya hampir serupa dengan asam suksinat, maka enzim suksinat
dehidrogenase menurun aktivitasnya. Aktivitas inhibitor kompetitif reversibel ini
sangat bergantung pada konsentrasi substrat, konsentrasi inhibitor, dan aktivitas
relatif inhibitor dan substrat.

Gambar 3. Inhibisi suksinat dehidrogenase oleh malonat

5
Inhibisi kompetitif reversibel disebabkan karena terdapat molekul yang
mirip dengan substrat, yang dapat pula membentuk kompleks, yaitu kompleks
enzim-inhibisi (EI) dan pembentukan kompleks ES, yaitu melalui penggabungan
inhibisi dengan enzim pada bagian aktif enzim. Dengan demikian terjadi
persaingan antara inhibisi dengan substrat terhadap bagian aktif enzim melalui
reaksi sebagai berikut :
E + S -------------- ES
E + I --------------- EI
Inhibisi ini menghalangi terbentuknya kompleks ES dengan cara
membentuk kompleks EI dan tidak dapat membentuk hasil reaksi ( P).
E + S -------------- ES ------------ E + P (membentuk hasil reaksi)
E + I -------------- EI ------------ ( tidak terbentuk hasil reaksi)
Dengan demikian adanya inhibisi bersaing dapat mengurangi peluang bagi
terbentuknya kompleks ES dan hal ini menyebabkan berkurangnya kecepatan
reaksi.
Pengaruh inhibisi kompetitif ini tidak tergantung pada konsentrasi inhibisi
semata, tetapi juga pada konsentrasi substrat. Pengaruh inhibisi dapat
dihilangkan dengan cara menambah sustrat dalam konsentrasi besar. Pada
konsentrasi substrat yang sangat besar, peluang terbentuknya kompleks ES juga
makin besar. Kecepatan reaksi maksimum (Vmaks) dapat tercapai pada
konsentrasi substrat (s) pada reaksi yang dihambat oleh inhibisi kompetitif. Pada
inhibisi kompetitif, kelajuan maksimal reaksi tidak berubah, namun memerlukan
konsentrasi substrat yang lebih tinggi untuk mencapai kelajuan maksimal
tersebut, sehingga meningkatkan KM. Inhibisi macam ini daya kerjanya
bergantung pada :
 Konsentrasi Inhibisi
 Konsentrasi Substrat
 Afinitas relatif inhibisi dan substrat
 Pengaruh inhibisi ini bolak – balik karena bagian yang aktif enzim
langsung terlibat dalam aktifitas inhibisi.

6
b) Non Competitive Reversible Inhibition (Inhibisi Non Kompetitif
Reversibel)
Inhibisi non-kompetitif reersibel tidak terdapat persaingan antara substrat
dan inhibitor. Pada reaksi ini, substrat dan inhibitor masing-masing berikatan
dengan enzim pada tempat yang berbeda. Inhibitor dapat berikatan baik dengan
molekul enzim bebas maupun dengan kompleks ES. Kompleks EIS yang
terbentuk kemudian menjadi tidak aktif. Jenis inhibisi ini sangat jarang, namun
dapat terjadi pada enzim-enzim multimerik. Inhibisi non kompetitif yang
reversibel menurunkan percepatan reaksi maksimal yang diperoleh pada
pemberian sejumlah tertentu enzim (Vmaks yang lebih rendah) tetapi biasanya
tidak mempengaruhi KM, karena I dan S berikatan pada tempat yang berlainan.
Inhibisi non-kompetitif adalah hambatan dimana inhibitor bereaksi dengan
suatu tempat diluar tempat aktif, sehingga kombinasi substrat dengan enzim
tidak dihalangi tetapi pemecahan kompleks enzim substrat dicegah. Dalam hal
ini, tingkat inhibisi tidak akan bergantung pada substrat tetapi pada konsentrasi
inhibisi dan konstanta disosiasi inhibisi. Sebagai contoh inhibisi non kompetitif
reversibel yaitu pestisida (DDT) dan paration yang menghambat kerja enzim
dalam sistem saraf, antibiotik dan penisilin pada sel bakteri, dan sianida yang
mengikat ion Fe pada sitokrom.

Gambar 4. Inhibisi Non-Kompetitif Reversibel


Pada penghambatan non-kompetitif, penghambat berikatan pada sisi enzim
selain sisi tempat substrat berikatan, mengubah konformasi molekul enzim,

7
sehingga mengakibatkan inaktifasi dapat balik sisi katalitik. Penghambatan non-
kompetitif berikatan secara dapat balik pada kedua molekul enzim bebas dan
kompleks ES, membentuk kompleks EI dan ESI yang tidak aktif. Persamaannya
dapat dituliskan sebagai berikut :
E + I ↔ EI
ES + I ↔ ESI
Inhibisi non-kompetitif dapat mengikat enzim pada saat yang sama
substrat berikatan dengan enzim. Baik kompleks EI dan ESI tidak aktif. Karena
inhibisi tidak dapat dilawan dengan peningkatan konsentrasi substrat, V max reaksi
berubah. Namun, karena substrat masih dapat mengikat enzim, K m tetaplah
sama.
Pada penghambatan ini, substrat sudah tidak dapat berikatan dengan
kompleks enzim- inhibisi, karena sisi aktif enzim berubah. Pengaruh inhibisi
non-kompetitif ini tidak dapat dan dihilangkan dengan penambahan substrat.
Inhibisi berkaitan dengan permukaan enzim tanpa lepas lagi dan tempatnya tidak
dapat pula diganti oleh substrat. Daya kerja inhibisi ini bergantung pada :
 Konsentrasi Inhibisi
 Afinitas Inhibisi terhadap enzim
Konsentrasi substrat tidak berpengaruh pada sistem ini dan KM tidak
berubah oleh inhibisi.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Inhibisi merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat atau


menurunkan laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim. Inhibisi irreversibel atau
tidak dapat balik, dimana setelah inhibisi mengikat enzim, inhibisi tidak dapat
dipisahkan dari sisi aktif enzim. Apabila aktifitas enzim menjadi terhambat oleh
senyawa atau gugus senyawa tersebut maka senyawa ini disebut inhibisi.

Tidak semua inhibisi bersifat merugikan karena dalam sel bisa juga
terdapat inhibisi yang berfungsi sebagai regulasi reaksi enzim. Inhibisi enzim
terdiri dari dua macam yaitu inhibisi reversibel dan inhibisi irreversibel. Beberapa
inhibisi berperan penting untuk menjelaskan jalannya metabolisme dalam
jaringan. Dalam hal ini harus berhati-hati mengambil kesimpulan karena inhibisi
jarang mempunyai aktivitas hanya pada satu enzim.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebih fokus dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang terduga dapat di pertanggung jawabkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Lehninger.1988.Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1.Jakarta: Erlangga

Redhana, I Wayan. 2004. Buku Ajar Biokimia Jilid I. Singaraja: IKIP Negeri
Singaraja.

Whitaker, J.R. 1996. Enzyme in Food Chemistry. Third Edition. Marcel Dekker
Inc, New York.

Wirahadi kusuma, Muhamad. 2001. Biokimia :Protein, Enzim, dan Asam Nukleat.
Bandung : Penerbit ITB

10

Anda mungkin juga menyukai