INHIBISI ENZIM
DISUSUN OLEH :
JURUSAN KIMIA
SINGARAJA
TAHUN 2018
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah kami yang berjudul
“Inhibisi Enzim” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
1. Bapak Dr. I Nyoman Tika, M.Si, sebagai dosen pengampu Mata Kuliah
Biokimia Program Studi Analis Kimia Undiksha.
Kami menyadari bahwa dalam tugas makalah kami ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak yang membaca.
Penyusun
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR..…………...……...………………………………...…….ii
ABSTRAK…….…...…………….…………………………….………………...iii
DAFTAR ISI….…...…………….…………………………….………………...iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan....…………...……...…………………….…………………….............1
1.4 Manfaat..…………...……...……………….………………………….............2
3.1 Simpulan..………………………….……………..….……………….……….9
3.2 Saran…………………………………….…..……………………………..….9
DAFTAR PUSTAKA…………………………..……………………………….10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
2. Untuk menjelaskan jenis-jenis inhibisi enzim.
1.4 Manfaat
2
BAB II
ISI
3
adalah residu Serin (Ser) dan Sistein (Cys) yang masing-masing memiliki gugus
reaktif –OH dan –SH. Sebagai contoh yaitu senyawa diisopropilfosfoflouridat
(DIPF) yang merupakan komponen gas saraf yang bereaksi dengan residu Serin
(Ser) pada sisi aktif enzim asetilkolinesterase. Pengikatan inhibisi DIPF ini aka
menghambat enzim secara irreversibel dan mencegah terjadinya transmisi impuls-
impuls saraf.
4
a) Competitive Reversible Inhibition (Inhibisi kompetitif reversibel)
Inhibisi kompetitif reversibel memiliki struktur kimia yang mirip dengan
substrat dan mengikat enzim pada sisi aktif yang sama dengan substrat (tempat
katalitik) yang menyebabkan inhibisi dan substrat akan bersaing untuk
memperebutkan tempat-tempat pengikatan yang sama pada permukaan enzim.
Pengaruh inhibisi bersaing ini tidak tergantung pada konsentrasi inhibisi semata
tetapi juga pada konsentrasi substrat.
5
Inhibisi kompetitif reversibel disebabkan karena terdapat molekul yang
mirip dengan substrat, yang dapat pula membentuk kompleks, yaitu kompleks
enzim-inhibisi (EI) dan pembentukan kompleks ES, yaitu melalui penggabungan
inhibisi dengan enzim pada bagian aktif enzim. Dengan demikian terjadi
persaingan antara inhibisi dengan substrat terhadap bagian aktif enzim melalui
reaksi sebagai berikut :
E + S -------------- ES
E + I --------------- EI
Inhibisi ini menghalangi terbentuknya kompleks ES dengan cara
membentuk kompleks EI dan tidak dapat membentuk hasil reaksi ( P).
E + S -------------- ES ------------ E + P (membentuk hasil reaksi)
E + I -------------- EI ------------ ( tidak terbentuk hasil reaksi)
Dengan demikian adanya inhibisi bersaing dapat mengurangi peluang bagi
terbentuknya kompleks ES dan hal ini menyebabkan berkurangnya kecepatan
reaksi.
Pengaruh inhibisi kompetitif ini tidak tergantung pada konsentrasi inhibisi
semata, tetapi juga pada konsentrasi substrat. Pengaruh inhibisi dapat
dihilangkan dengan cara menambah sustrat dalam konsentrasi besar. Pada
konsentrasi substrat yang sangat besar, peluang terbentuknya kompleks ES juga
makin besar. Kecepatan reaksi maksimum (Vmaks) dapat tercapai pada
konsentrasi substrat (s) pada reaksi yang dihambat oleh inhibisi kompetitif. Pada
inhibisi kompetitif, kelajuan maksimal reaksi tidak berubah, namun memerlukan
konsentrasi substrat yang lebih tinggi untuk mencapai kelajuan maksimal
tersebut, sehingga meningkatkan KM. Inhibisi macam ini daya kerjanya
bergantung pada :
Konsentrasi Inhibisi
Konsentrasi Substrat
Afinitas relatif inhibisi dan substrat
Pengaruh inhibisi ini bolak – balik karena bagian yang aktif enzim
langsung terlibat dalam aktifitas inhibisi.
6
b) Non Competitive Reversible Inhibition (Inhibisi Non Kompetitif
Reversibel)
Inhibisi non-kompetitif reersibel tidak terdapat persaingan antara substrat
dan inhibitor. Pada reaksi ini, substrat dan inhibitor masing-masing berikatan
dengan enzim pada tempat yang berbeda. Inhibitor dapat berikatan baik dengan
molekul enzim bebas maupun dengan kompleks ES. Kompleks EIS yang
terbentuk kemudian menjadi tidak aktif. Jenis inhibisi ini sangat jarang, namun
dapat terjadi pada enzim-enzim multimerik. Inhibisi non kompetitif yang
reversibel menurunkan percepatan reaksi maksimal yang diperoleh pada
pemberian sejumlah tertentu enzim (Vmaks yang lebih rendah) tetapi biasanya
tidak mempengaruhi KM, karena I dan S berikatan pada tempat yang berlainan.
Inhibisi non-kompetitif adalah hambatan dimana inhibitor bereaksi dengan
suatu tempat diluar tempat aktif, sehingga kombinasi substrat dengan enzim
tidak dihalangi tetapi pemecahan kompleks enzim substrat dicegah. Dalam hal
ini, tingkat inhibisi tidak akan bergantung pada substrat tetapi pada konsentrasi
inhibisi dan konstanta disosiasi inhibisi. Sebagai contoh inhibisi non kompetitif
reversibel yaitu pestisida (DDT) dan paration yang menghambat kerja enzim
dalam sistem saraf, antibiotik dan penisilin pada sel bakteri, dan sianida yang
mengikat ion Fe pada sitokrom.
7
sehingga mengakibatkan inaktifasi dapat balik sisi katalitik. Penghambatan non-
kompetitif berikatan secara dapat balik pada kedua molekul enzim bebas dan
kompleks ES, membentuk kompleks EI dan ESI yang tidak aktif. Persamaannya
dapat dituliskan sebagai berikut :
E + I ↔ EI
ES + I ↔ ESI
Inhibisi non-kompetitif dapat mengikat enzim pada saat yang sama
substrat berikatan dengan enzim. Baik kompleks EI dan ESI tidak aktif. Karena
inhibisi tidak dapat dilawan dengan peningkatan konsentrasi substrat, V max reaksi
berubah. Namun, karena substrat masih dapat mengikat enzim, K m tetaplah
sama.
Pada penghambatan ini, substrat sudah tidak dapat berikatan dengan
kompleks enzim- inhibisi, karena sisi aktif enzim berubah. Pengaruh inhibisi
non-kompetitif ini tidak dapat dan dihilangkan dengan penambahan substrat.
Inhibisi berkaitan dengan permukaan enzim tanpa lepas lagi dan tempatnya tidak
dapat pula diganti oleh substrat. Daya kerja inhibisi ini bergantung pada :
Konsentrasi Inhibisi
Afinitas Inhibisi terhadap enzim
Konsentrasi substrat tidak berpengaruh pada sistem ini dan KM tidak
berubah oleh inhibisi.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Tidak semua inhibisi bersifat merugikan karena dalam sel bisa juga
terdapat inhibisi yang berfungsi sebagai regulasi reaksi enzim. Inhibisi enzim
terdiri dari dua macam yaitu inhibisi reversibel dan inhibisi irreversibel. Beberapa
inhibisi berperan penting untuk menjelaskan jalannya metabolisme dalam
jaringan. Dalam hal ini harus berhati-hati mengambil kesimpulan karena inhibisi
jarang mempunyai aktivitas hanya pada satu enzim.
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Redhana, I Wayan. 2004. Buku Ajar Biokimia Jilid I. Singaraja: IKIP Negeri
Singaraja.
Whitaker, J.R. 1996. Enzyme in Food Chemistry. Third Edition. Marcel Dekker
Inc, New York.
Wirahadi kusuma, Muhamad. 2001. Biokimia :Protein, Enzim, dan Asam Nukleat.
Bandung : Penerbit ITB
10