Anda di halaman 1dari 8

I.

Judul
Pemeriksaan Darah Lengkap dan Pengukuran Laju Endap Darah
II. Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara pemeriksaan
darah lengkap dan pengukuran laju endap darah.
III. Metode
Pemeriksaan darah lengkap menggunakan metode Automatic Analyzer
(fotometer), sedangkan pengukuran laju endap darah menggunakan metode
Westergren.
IV. Prinsip
Pemeriksaan darah lengkap:
Sampel darah dicampur antikoagulan EDTA kemudian dilakukan perhitungan
jumlah sel-sel darah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, indeks eritrosit, hitung
jenis leukosit dengan alat automatic analyzer yaitu Mindrary BC 2800 hematology
analyzer.
Pengukuran laju endap darah:
Sampel darah dibubuhi antikoagulan dan diisap kedalam pipet westergren yang
diposisikan tegak. Eritrosit akan mengendap dan lapisan plasma akan berada
diatasnya. Tinggi kolom plasma yang diukur 1 jam sesudahnya, menunjukkan laju
pengendapan eritrosit.
V. Dasar Teori
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah
medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang
berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah terdiri dari beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari
darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah
yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa
cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma
darah. Korpuskula darah terdiri dari:
 Sel darah merah atau eritrosit (RBC) (sekitar 99%). Eritrosit tidak
mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari
segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen.
Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang
kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
 Keping-keping darah atau trombosit (PLT) (0,6 - 1,0%). Trombosit
bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
 Sel darah putih atau leukosit (WBC) (0,2%). Leukosit bertanggung jawab
terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda
yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri.
Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang
kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang
kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.

Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk
melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga
pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada
pasien yang menderita suatu penyakit infeksi. Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri
dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu

 Hemoglobin
 Hematokrit
 Leukosit (White Blood Cell / WBC)
 Trombosit (platelet)
 Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
 Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
 Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
 Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi
sebagai media transport oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membawa
karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam
hemoglobin membuat darah berwarna merah (Sianny, dkk., 2015).
Hematokrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dan
dimampatkan dengan jalan sentrifugasi dalam waktu tertentu dan pada kecepatan
tertentu. Hematokrit menunjukan persentase sel darah merah tehadap volume darah
total (Sianny, dkk., 2015).
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi
infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri ataupun proses metabolik toksin.
Leukosit bertanggungjawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh.
Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang
kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan
leukosit menderita penyakit leucopenia (Marya, 2016).
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam
proses pembekuan darah dan menjaga integrasi vaskuler. Beberapa kelainan dalam
morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet
clumping (trombosit bergerombol) (Marya, 2016).
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak
ditemukan. Eritrosit berfungsi sebagai pengangkut/ pembawa oksigen dari paru-
paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa karbondioksida dari seluruh
tubuh ke paru-paru. Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan
tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan
mengedarkan oksigen.
Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya Erythrocyte
Sedimentation Rate (ESR) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah.
Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan
memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak
sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya.
Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi
oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang
anemia, dalam kehamilan dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah
(LED) yang tinggi.
VI. Peralatan
1. Sarung tangan
2. Masker
3. Tabung tutup ungu
4. Roller mixer
5. Rak Westergreen
6. Pipet Westergreen
7. Mindrary BC 2800 hematology analyzer
VII. Reagensia
1. Sampel darah vena dan darah kapiler
2. Natrium sitrat
VIII. Cara Kerja
1. Siapkan peralatan dan reagen yang digunakan.
2. Sampel darah ditampung dalam tabung vacum tutup ungu yang telah
berisi anti koagulan.
3. Sampel darah dalam tabung dihomogenkan dengan menggunakan alat
roller mixer.
4. Setelah sampel homogen, sampel dianalisis dengan menggunakan alat
Mindrary BC 2800 hematology analyzer.
5. Selanjutnya sampel darah tersebut digunakan untuk pengukuran laju
endap darah (LED).
6. Larutan NaCl 0,85 % dipipet sebanyak 50 mm dengan menggunakan
pipet Westergreen dan bantuan spuit, kemudian dipindahkan ke dalam
tabung reaksi.
7. Sampel darah dipindahkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi
NaCl 0,85 % dengan menggunakan pipet Westergreen dan bantuan
spuit yang tadi.
8. Campuran darah dan NaCl 0,85 % dihomogenkan dengan baik.
9. Campuran tersebut dipipet ke dalam pipet Westergreen sampai garis
tanda 0 mm, kemudian pipet berisi campuran tersebut didiamkan
dalam sikap tegak lurus dalam rak Westergreen selama 60 menit.
10. Tingginya lapisan plasma yang berada diatas lapisan eritrosit yang
mengendap dibaca dengan milimeter dan angka tersebut dilaporkan
sebagai LED.
IX. Hasil
Pencatatan hasil pemeriksaan laboratorium di Sub Laboratorium
Hematologi RSUD Kabupaten Buleleng menggunakan sistem LIS. Sampel
darah yang diperiksa menggunakan alat ADVIA 2120, dimana pemeriksaan
dilakukan secara otomatis dan dibaca oleh alat. Hasil pembacaan akan
terhubung langsung dengan komputer operator (petugas) dan dapat langsung
di cetak oleh petugas (hasil terlampir).
X. Pembahasan
Pemeriksaan darah lengkap di Sub Laboratorium Hematologi RSUD
Kabupaten Buleleng menggunakan alat automatic analyser yaitu Mindrary BC 2800
hematology analyzer seperti gambar 1. Parameter yang dapat diperiksa adalah
WBC (White Blood Cell) seperti neutrofil, Limposit, Monosit, Basofil dan
Eosinofil, RBC (Red Blood Cell), HGB (Hemoglobin), HCT (Hematokrit), MCV,
MCH, MCHC, RDW, PLT dan MPV. Sedangkan untuk pengukuran laju endap
darah menggunakan metode Westergreen.

Gambar 1. Alat automatic analyzer jenis Mindrary BC 2800 hematology


analyzer.
Semua parameter yang dianalisis dengan alat Mindrary BC 2800 hematology
analyzer langsung dianalisis oleh alat tersebut. Praktikan hanya menunggu hasil
yang langsung dikeluarka alat tersebut melalui komputer yang tersambung ke alat.
Sedangkan pengukuran laju endap darah pada praktikum ini menggunakan metode
WestergreenSelanjutnya dilakukan praktikum laju endap darah (LED).
Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah darah vena dengan
antikoagulan EDTA. Alasan digunakannya antikoagulan EDTA (ethylene diamine
tetra acetate) karena, sebagai garam natrium atau kaliumnya, garam-garam tersebut
dapat mengubah ion kalsium (Ca2+) dari darah menjadi bentuk yang bukan ion
sehingga mencegah terjadinya penggumpalan. Tiap 1 mg EDTA dapat mencegah
membekunya 1 ml darah. Antikoagulan ini sangat cocok digunakan untuk
pemeriksaan hematologi seperti pemeriksaan darah lengkap dan pengukuran laju
endap darah pada darah manusia. Pemeriksaan sampel dengan antikoagulan EDTA
harus dilakukan segera setelah darah dimasukkan ke dalam tabung, namun jika
pemeriksaan terpaksa harus ditunda, maka sampel dapat diletakkan pada lemari es
dengan suhu 4°C dalam waktu 24 jam. Jika tidak, maka akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
Pengukuran laju endap darah dengan metode Westergreen dilakukan dengan
menggunakan pipet Westergreen, rak Westergreen, dan Natrium sitrat 3,8 %
sebagai antikoagulan sekaligus pengencer seperti gambar 2. Namun pada praktikum
ini Natrium sitrat 3,8 % digantikan dengan Natrium Klorida (NaCl) 0,85 %.
Digunakannya NaCl karena sampel darah vena yang digunakan telah ditampung
dalam tabung ungu yang berisi antikoagulan EDTA, sehingga telah terjadi
pengenceran darah dengan antikoagulan tersebut. Jika tetap digunakan Natrium
sitrat 3,8 % maka akan terjadi pengenceran darah berlebih karena Natrium sitrat
merupakan salah satu jenis antikoagulan, sehingga dapat mempengaruhi hasil
pengukuran laju endap darah. Selain itu, larutan Natrium klorida (NaCl) juga
berfungsi untuk membuat campuran menjadi isotonik karena NaCl memiliki pH
netral (7,0). Isotonik adalah keadaan dimana konsentrasi zat terlarut yang ada di
dalam dan diluar sel sama. Keadaan isotonik dibuat untuk menghindari terjadinya
kerusakan pada sel – sel darah terutama sel darah merah seperti terjadinya lisis
(pecah) atau krenasi (mengkerut).

Gambar 2. Pengukuran laju endap darah


Perbandingan darah vena dengan NaCl yang digunakan adalah 4 : 1, yaitu 200
mm darah vena dengan 50 mm NaCl. Sebanyak 50 mm NaCl yang telah diukur
dengan pipet Westergreen dipindahkan ke dalam tabung. Kemudian sebanyak 200
mm darah vena dimasukkan ke dalam tabung tersebut dan dilakukan
penghomogenan. Campuran yang telah homogen dipipet ke dalam pipet
Westergreen sampai tanda batas 0 mm dan kemudian diletakkan secara vertikal
pada rak Westergreen selama 1 jam. Pipet Westergreen harus diletakkan secara
vertikal pada rak Westergreen agar tidak mempengaruhi kecepatan pengendapan
eritrosit. Karena semakin besar kemiringan penempatan pipet maka kecepatan
pengendapannya akan semakin tinggi sehingga hasil yang didapatkan tidak tepat.
Pengukuran LED dilakukan selama 1 jam karena kecepatan pengendapan eritrosit
melewati 3 fase yang masing – masing memiliki waktu tertentu. Fase – fase
tersebut yaitu, fase pembentukan rouleaux, fase pengendapan, dan fase pemadatan.
Jika waktu pengukuran kurang dari 1 jam maka fase – fase tersebut tidak akan
tercapai dengan baik, sedangkan jika waktu pengukuran tidak tepat. Setelah 1 jam,
ketinggian lapisan plasma yang terbentuk dibaca dalam satuan mm/jam dan
dilaporkan sebagai nilai laju endap darah (LED).
XI. Simpulan
Pemeriksaan darah lengkap di Laboratorium Hematologi RSUD Kabupaten
Buleleng menggunakan alat automatic analyser yaitu Mindrary BC 2800
hematology analyzer seperti gambar 1. Parameter yang dapat diperiksa adalah
WBC (White Blood Cell) seperti neutrofil, Limposit, Monosit, Basofil dan
Eosinofil, RBC (Red Blood Cell), HGB (Hemoglobin), HCT (Hematokrit), MCV,
MCH, MCHC, RDW, PLT dan MPV. Sedangkan untuk pengukuran laju endap
darah menggunakan metode Westergreen.

Daftar Pustaka
Marya, Ulfa Karina. 2016. Pengambilan Darah Kapiler Dan Darah Vena.
Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
R. Gandasoebrata. 2013. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.
Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta : Alfa
Media dan Kanal Media.
Sianny, dkk. 2015. Penuntun Praktikum Hematologi. Denpasar : Politeknik
Kesehatan Denpasar Jurusan Analis Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai