Anda di halaman 1dari 15

ENZIM

Kelompok 11 Sub Materi

Kinetika Reaksi Enzim


1. Aroma Karmila
2. Mimi Amelia
3. Sairah Inhibitor
Kinetika Reaksi Enzim
Konsentrasi Substrat Mempengaruhi Dengan Nyata Kecepatan Reaksi yang dikatalisis
Oleh Enzim
Kinetika enzim adalah aktivitas enzim yang didasarkan oleh konsentrasi substrat. Pada
konsentrasi substrat yang amat rendah, kecepatan reaksipun amat rendah, tetapi
kecepatan ini akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat. Jika kita
menguji pengaruh konsentrasi substrat yang terus meningkat setiap saat kita mengukur
kecepatn awal reaksi yang dikatalisis ini, kita akan menemukan bahwa kecepatan ini
meningkat dengan nilai yang semakin kecil. Pada akhirnya akan tercapai titik batas, dan
setelah titik ini dilampaui, kecepatan reaksi hanya akan meningkat sedemikian kecil
dengan bertambahnya konsentrasi substrat. Pada batas ini yang disebut kecepatan
maksimum ( Vmaks ) , enzim menjadi jenuh karena substratnya dan tidak dapat
berfungsi lebih cepat.
Kinetika Reaksi Enzim

Reaksi Enzima :

Analisa kuantitatif kinetika reaksi enzim dapat dilakukan dengan dua azas pendekatan : azas
keseimbangan menurut Michaelis- Menten, dan azas teori keadaan tunak (steady state theory) menurut
Briggs-haldane. (Wirahadikusumah, 1981:41)
1.Pendekatan dengan Azas Keseimbangan Menurut Michaelis- Menten
Terdapat Hubungan Kuantitatif di antara Konsentrasi Substrat dan
Kecepatan Reaksi Enzimatik
Laju reaksi enzim tergantung pada konsentrasi enzim dan substrat berbanding lurus dengan konsentrasi rendah.
Namun seringkali tidak bergantung pada konsentrasi substrat yang tinggi. Dapat dikatakan bahwa substrat enzim (ES)
yang dapat terurai membentuk produk (P) dan substrat (S) lagi. Untuk itu laju reaksi membatasi langkah dalam reaksi
enzimatik adalah tahap dekomposisi kompleks ES ke dalam produk dan enzim bebas.

Bentuk kurva kejenuhan substrat yang khas bagi suatu enzim dapat dinyatakan secara matematik oleh
persamaan Michaelis- Menten:

Dengan vo = kecepatan awal pada konsentrasi substrat


vmaks = kecepatan maksumum
KM = tetapan Michaelis-Menten enzim bagi substrat tertentu
1.Pendekatan dengan Azas Keseimbangan Menurut Michaelis- Menten

Michaelis dan Menten mendefinisikan suatu tetapan yang sekarang dinyatakan


sebagai KM, yang bermanfaat dalam menyatakan hubungan yang tepat diantara
konsentrasi substrat dan kecepatan enzimatik, KM atau tetapan Michaelis-Menten
dapat didevinisikan secara sederhana sebagai konsentrasi substrat tertentu pada saat
enzim mencapai setengah kecepatan maksimumnyan. (Lehninger, 1982:241)
Persamaam ini, yang diturunkan oleh Michaelis-Menten berawal dari
hipotesis dasar bahwa tahap pembatas kecepatan di dalm reaksi enzimatik adalah
tahap penguraian kompleks ES, menjadi produk dan enzim bebas. (Lehninger,
1982:242)
Persamaan Michaelis-Menten merupakan dasar bagi semua aspek kinetika
kerja enzim. Jika kita mengetahui KM dan vmaks, kita dapat menghitung kecepatan
reaksi suatu enzim pada setiap konsentrasi substrat. Hampir semua reaksi
enzimatik, termasuk dengan reaksi satu atau dua substrat, dapat dianalisa secara
kuantitatif dengan teori Michaelis-Menten. Kenyataan ini telah memberikan bukti
kuat bahwa enzim mengkatalisis reaksi dengan menggabungkan substratnya dalam
waktu sementara, jadi menurunkan energi aktivasi keseluruhan reaksi.
Pembentukan enzim-substrat seringkali dapat dideteksi secara langsung dengan
metoda fisiko-kimia, yaitu melalui perubahan spektrum absorbsi enzim tersebut,
yang bersifat khas, ketika substratnya ditambahkan. (Lehninger, 1982:242)
1.Pendekatan dengan Azas Keseimbangan Menurut Michaelis- Menten

Tiap-tiap enzim memiliki KM yang khas bagi substrat tertentu

Unsur kunci dalam persamaan Michaelis-Menten adalah KM yang besifat khas bagi enzim
tertentu, dengan substrat spesifik pada kondisi Ph dan suhu tertentu. KM beberapa enzim:

Enzim Substrat KM, mM

Katalase H2O2 25

Heksokinase ( otak ) ATPD-GlukosaD-Fruktosa 0,40,051,5

Anhidrase karbohidrat HCO3- 9

Khimotripsin GlisiltirosinlglisinN-benzoiltirosinamida 1082,5

D-Laktosa 4,0

Dehidratase treonin L-Treonin 5,0


Pendekatan dengan prinsip ‘teori keadaan tunak’ menurut Briggs-Haldane

Pada prinsip teori keadaan tunak (steady state


theory), laju reaksi pembentukan komples ES sama
dengan laju reaksi penguraiaan ES menjadi P dan E.
Dalam keadan tuak, bertambahnya ES persatuan waktu
adalah nol.

Jadi, jelaslah bahwa hasil analisa dengan kedua cara


pendekatan tersebut di atas, menghasilkan persamaan yang
sam untuk hubungan antara laju reaksi enzima dan Grafik hubungan antara laju reaksi enzima dan
konsentrasi substrat menurut persamaan
konsentrasi substrat. (Wirahadikusumah, 1981:46)
Michaelis-Menten.
Pendekatan dengan prinsip ‘teori keadaan tunak’ menurut Briggs-Haldane
A. Persamaan Lineweaver-Burk

Persamaan Michaelis-Menten dapat ditransformasi secara


aljabar menjadi bentuk lain yang lebih bermanfaat
didalam pemetaan data percobaan. Suatu transformasi
umum diturunkan secara sederhana dengan membuat
kebalikan dari kedua sisi persamaan Michaelis-Menten
sebagai berikut;

Persamaan Kebalikan Ganda mempunyai manfaat dan kelebihan


dibanding dengan rumus persamaan Michaelis-Menten, yaitu
persamaan tersebut adalah transformasi persamaan
1. Menentukan Kᴍ dan Vmaks lebih cepat, tepat, dan teliti
Michaelis-Menten yang disebut persamaan 2. Mengoreksi data penelitian yang baik dan kurang

Lineweaver-Burk.
Inhibitor
Enzim Dapat Dihambat Oleh Senyawa Kimiawi Spesifik

Terdapat dua jenis utama inhibitor (penghambat) enzim: yaitu yang bekerja secara tidak
dapat balik (irreversible) dan dapat balik (reversible).

1.Inhibitor Tidak Dapat Balik

Inhibitor tak dapat balik adalah golongan yang bereaksi dengan, atau merusakkan suatu
gugus fungsional pada molekul enzim yang penting bagi aktivitas katalitiknya. Inhibitor ini
akan merusak enzim sehingga enzim tidak akan dapat menempel dengan substrat secara
permanen. Inhibitor tidak dapat bolak-balik dapat menyebabkan cacat hingga kematian.
Contohnya adalah senyawa diisoprofilfluorophospat (DFP), yang menghambat enzim
asetilkolinesterase, yang penting didalam transmisi impuls syaraf.
Inhibitor
2.Inhibitor Dapat Balik
Terdapat Dua Jenis Penghambat Dapat Balik :
Kompetitip dan Nonkompetitip

Inhibitor kompetitif menurut Lehninger (1982) adalah inhibitor bersaing dengan substrat untuk berikatan
dengan sisi aktif enzim, tetapi sekali terikat tidak dapat diubah oleh enzim tersebut. Ciri penghambat kompetitif
adalah penghambatan ini dapat dibalikkan dan diatasi dengan meningkatkan konsentrasi substrat. Sebagai
contoh jika suatu enzim 50% dihambat pada konsentrasi tertentu dari substrat dan penghambat kompetitif, kita
dapat mengurangi persen penghambat dengan menambah konsentrasi substrat.

Penghambat kompetitif biasanya menyerupai substrat normal pada struktur tiga dimensi. Karena persamaan ini
penghambat kompetitif “menipu” enzim untuk berikatan dengannya. Penghambat kompetitif I hanya berikatan
secara dapat balik dengan enzim, membentuk suatu kompleks EI.
E + I ↔ EI
Akan tetapi, penghambat I tidak dapat dikatalisa oleh enzim untuk menghasilkan produk reaksi yang baru.
Inhibitor
Inhibitor
Contoh klasiknya adalah penghambatan kompetitif dehidrogenase suksinat oleh anion malonat. Dehifrogenase suksinat adalah anggota golongan
enzim yang mengkatalis siklus asam sitrat, lintas akhir metabolik bagi degradasi oksidatif karbohidrat dan lemak didalam mitokondria. Enzim ini
mengkatalisa pembebasan dua atom hidrogen dari suksinat, satu dari masing masing kedua gugus metil (-CH2-). Dehidrogenase suksinat
dihambat oleh malonat, yang menyerupai suksinat karena sama sama memiliki dua gugus karboksil yang mengion pada pH 7.0, hanya berbeda
pada tiga karbonnya. Malonat tidak terhidrogenasi oleh dehidrogenasi suksinat, malonat hanya menempati sisi aktif enzim dan menguncinya
sehingga tidak dapat bekerja pada substrat normalnya. Sifat dapat balik dari pengahambatan malonat diperlihatkan pada kenyataan bahwa
peningkatan konsentrasi suksinat akan menurunkan tingkat penghambatan oleh konsentrasi malonat tertentu.

Penghambat kompetitif paling mudah dikenal didalam percobaan percobaan dengan menentukan pengaruh konsentrasi penghambat terhadap
hubungan diantara konsentrasi substrat dan kecepatan awal. Transformasi kebalikan ganda dari persamaan Michaelis-Manten amat bermanfaat
dalam menentukan apakah penghambatan enzim yang dapat balik itu bersifat kompetitif atau non kompetitif.
Inhibitor
Inhibitor nonkompetitif

adalah zat penghambat yang dapat bergabung dengan enzim bebas atau dengan kompleks ES pada sisi
di luar sisi aktifnya. Penghambat berikatan pada sisi non aktif enzim, mengubah konformasi molekul
enzim sehingga mengakibatkan inaktivasi dapat balik sisi katalitik. Penghambatan ini berikatan pada
kedua molekul enzim bebas dan kompleks ES, membentuk kompleks EI dan ESI yang tidak aktif.

E + I ↔ EI

ES + ↔ I ESI

Besarnya penghambatan tidak dapat dikurangi dengan menaikkan kadar substrat. Penghambatan enzim
secara nonkompetitif dibedakan dari kompetitif oleh pemetaan kebalikan ganda terhadap data kecepatan
reaksi.
Inhibitor
• Contoh: ion logam berat (Ag+, Hg+, Pb+) , pestisida (DDT)
dan parathion yang menghambat kerja enzim dalam sistem
syaraf (mengganggu keseimbangan ion kalium-natrium di
dalam jaringan syaraf.), serta antibiotik dan penisilin pada sel
bakteri. Inhibitor irreversible non kompetitif ini melekat
pada sisi aktif enzim dengan sangat kuat (ikatan kovalen)
sehingga tidak lepas dari enzim (irreversible). Akibatnya
enzim tidak aktif (Ismadi, 1992 : 85). Contoh lain dari
inhibitor ini ialah penghambatan balik dehidratase treonin
oleh L-isoleusin (Lehninger, 1982 : 266).

Anda mungkin juga menyukai