I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah membuat Kristal besi (II) ammonium
sulfat.
hotplate
Neraca analitik Kaca arloji
7,04 Gram besi dilarutkan dalam 380 mL asam sulfat 20%. Dipanaskan sampai
semua besi larut. Disaring saat masih panas. Larutan dipekatkan (kira-kira hingga
separuhnya). Larutan diuapkan hingga jenuh (ada endapan sedikit). Hati-hati saat
memanaskan larutan ini karena Fe(II) dapat teroksidasi menjadi Fe (III).
Larutan B
V. DATA PERCOBAAN
PARAMETER PENGAMATAN
Berat serbuk besi 7.04 gram
Gram Kristal 17.06 gram
Kemurnian %
Warna Hijau muda
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan pembuatan garam mohr ini bertujuan untuk mempelajari
pembuatan Kristal besi (II) ammonium sulfat. Kristal ini dibuat dengan melarutkan
paku (besi) dengan ammonium sulfat sehingga terbentuk garam mohr
(NH4)2FeSO4.6H2O atau (NH4)2(SO4)2.6H2O. Garam Mohr banyak digunakan
untuk membuat larutan baku Fe2+ untuk analisis volumetri, sebagai zat
pengkalibrasi dalam pengukuran magnetic, untuk meramalkan urutan daya
mengoksidasi oksidasi K2Cr2O7, KMnO4, dan KBrO3 (dengan konsentrasi sama
~0,1) terhadap ion Fe2+, sifat dari garam Mohr sendiri yang lebih stabil di udara
dan larutannya tidak mudah dioksidasi oleh oksigen di atmosfer menjadi salah satu
kelebihannya.
Pada pembuatan larutan A dengan melarutkan biji besi (paku) dengan pelarut
asam sulfat. Pencampuran besi dan asam sulfat ini menimbulkan gelembung-
gelembung gas yang membuktikan adanya gas H2 yang terbentuk dan hanya sedikit
serbuk besi yang larut dalam H2SO4. larutan berwarna abu kehitaman dan endapan
yang berupa besi akan melarut, dimana H2SO4 merupakan pelarut yang
mengandung proton yang dapat diionkan dan bersifat asam kuat atau lemah. H2SO4
disini berfungsi untuk mengoksidasi logam Fe menjadi ion logam Fe2+. Agar
menambah jumlah besi yang melarut dalam H2SO4 diperlukannya pemanasan dan
pengadukan sehingga mempercepat besi untuk benar-benar larut. Selain itu
pemanasan juga bertujuan untuk menghilangkan gas H2, mempercepat
pembentukan ion Fe2+, menguapkan kandungan molekul air didalam larutan dan
berguna untuk mempercepat proses larutnya serbuk besi. Pemanasan dilakukan
secara perlahan dengan api sedang agar tidak terjadi oksidasi pada besi (Fe).
Larutan ini terus diuapkan dengan tujuan untuk mengurangi molekul air yang ada
pada larutan. Setelah itu larutan disaring dengan menggunakan kertas saring ketika
masih panas. Tujuan dilakukannya penyaringan adalah untuk menghindari
terbentuknya kristal pada suhu yang rendah. Larutan ini terus diuapkan dengan
tujuan untuk mengurangi molekul air yang ada pada larutan. Larutan ini digunakan
untuk menstabilkan kristal vitrol yang terbentuk. Percobaan ini manghasilkan
garam besi (II) sulfat yang merupakan garam besi (II) yang terpenting. Garam-
garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan,
garam-garam ini mengandung kation Fe2+ sehingga berwarna hijau dan
Pembentukan FeSO4 dari logam Fe merupakan reaksi elektron berdasarkan prinsip
termokimia. Reaksi yang terjadi yaitu:
Fe2+(s) + H2SO4(aq) FeSO4(aq) + H2(g)
Filtrat hasil penyaringan dari besi yang telah larut berwarna hijau yang
mengindikasikan adanya kandungan Fe dalam larutan.
Pada larutan B yaitu mencampurkan asam sulfat dengan ammonia dengan
reaksi:
2NH3(aq) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4(aq)
Pencampuran bertujuan untuk menetralkan asam sulfat sehingga diperoleh
larutan dengan pH netral atau sama dengan 7 karena reaksi yang terjadi merupakan
reaksi netralisasi atau reaksi asam basa. Campuran antara asam sulfat dan ammonia
menghasilkan larutan jernih. Larutan kemudian diuapkan sampai jenuh (setengah
volume awal) atau ditandai dengan tampaknya dua fase dalam larutan. Penguapan
ini bertujuan untuk menguapkan NH3 yang kemungkinan tidak bereaksi dengan
H2SO4.
Larutan A dan larutan B dicampur menjadi satu dalam keadaan panas.
Percampuran kedua larutan A dan B tersebut bertujuan untuk dapat membuat
garam Mohr. Kedua larutan ini dicampurkan pada kondisi panas karena kondisi ini
dipertahankan agar tidak terjadi pengkristalan larutan pada suhu yang rendah,
Pencampuran ini akan menghasilkan larutan berwarna kehijauan. Larutan ini
kemudian didinginkan sehingga terbentuk Kristal gaaram mohr berupa Kristal
monoklin yang berwarna hijau kebiruan karena adanya Fe dengan (NH4)2SO4 yang
membentuk senyawa kompleks dengan reaksi:
FeSO4(aq) + (NH4)2SO4(aq) + 6H2O(l) (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
Larutan campuran dipekatkan agar diperoleh Kristal, Kristal garam Mohr
ditimbang dengan neraca analitik dan didapatkan 17,06 gram garam Mohr murni.
Dari data yang diperoleh, maka didapatkan rendemen garam mohr sebanyak
34,62%, artinya kemurnian garam Mohr nya sebesar 34,62 %, sangat berbeda jika
dibandingkan dengan berat teori dari garam Mohr. Ini disebabkan dari berbagai
faktor diantaranya karena adanya zat-zat penganggu dari luar.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan ini dapat disimpulkan garam Mohr merupakan senyawa
kompleks besi dengan ligan amonium dan sulfat dengan rumus molekul
(NH4)2Fe(SO4)2.6H2O. Pembuatan garam mohr dilakukan dengan cara
kristalisasi, yaitu melalui penguapan, dan pendinginan. Sehingga diperoleh
kristal berwarna hijau muda yang terbuat dari campuran besi (II) sulfat dengan
larutan amonium sulfat. Garam Mohr yang terbentuk sebesar 17,06 gram dengan
tingkat kemurniannya adalah sebesar 34,62%..
IX. LAMPIRAN
1. Pertanyaan
2. Jurnal
3. Perhitungan
4. Dokumentasi percobaan
5. Laporan kelompok
6. Inhal pretest
PERTANYAAN
Pada larutan B yaitu mencampurkan asam sulfat dengan ammonia dengan reaksi:
Secara Teori :
= 49,28 gram
Secara Praktik :
DOKUMENTASI PERCOBAAN
RESUME JURNAL
SINTESIS GARAM MOHR
[AMMONIUM BESI (II) SULFAT HIDRAT: Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O]
Sintesis garam mohr menggunakan bahan baku serbuk besi, asam sulfat dan
ammoniak. Garam mohr memiliki sifat lebih stabil dibandingkan garam besi (II) sulfat atau
garam (II) klorida. Sehingga garam mohr digunakan sebagai larutan standar Fe2+ pada
pengukuran kandungan besi (Fe) dengan metode volumetri maupun spektrofotometri. Selain
itu, untuk menentukan kemampuan oksidasi dari kalium permanganat dan kalium bikromat.
Garam mohr merupakan garam rangkap yang terdiri dari garam besi (II) sulfat dengan
garam ammonium sulfat berbentuk kristal monoklin dan hijau kebiru-biruan. Oleh karena itu
proses pembuatan garam mohr melalui proses kristalisasi yang melibatkan pemanasan,
pendinginan dan filtrasi.
Proses sintesis garam ini dilakukan dengan dua tahap yaitu pembuatan ferro sulfat
yang dihasilkan dari reaksi antara serbuk besi dengan asam sulfat dan garam ammonium
sulfat hasil dari reaksi ammoniak dengan asam sulfat. Sintetis garam mohr terdapat beberapa
kondisi proses yang harus diperhatikan yaitu suhu, waktu, laju pengadukan, dan perbandingan
yang tepat antara serbuk besi dengan asam sulfat.