Disusun Oleh:
Edwin Fitrian/062001500526
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Dasar Teori
Sejarah transistor pada awalnya di temukan oleh William Shockley dan John Barden
pada tahun 1948. Transistor awal mulanya di pakai dalam praktek pada tahun 1958. Pada
saat ini ada dua jenis tipe transistor, yaitu transistor tipe P – N – P dan transistor jenis N –
P – N. Dalam rangkaian difital, transistor di gunakan sebagai saklar untuk kecepatan
tinggi. Beberapa transistor juga dapat di rangkaian sedemikian rupa sehingga berfungsi
sebagai logic gate, memory dan komponen lainnya.
Transistor merupakan komponen elektronika daya yang memiliki tiga terminal, yaitu:
basis, emitor, dan kolektor. Dalam rangkaian elektronika daya, transistor umumnya
dioperasikan sebagai sakelar dengan konfigurasi emitor-bersama. Transistor bekerja atas
dasar prinsip kendali-arus (current driven). Pada gambar 1. (a), (b), dan (c) masing-
masing ditunjukkan simbol transistor, karakteristik transistor, dan karakteristik ideal
transistor sebagai sakelar. Transistor dengan jenis NPN akan ON jika pada terminal
kolektor-emitor diberi panjar Menuju ON Menuju OFF Kondisi OFF Semikonduktor
Daya 2010 Elektronika Daya 7 (bias) dan pada basis memiliki potensial lebih positif
daripada emitor dan memiliki arus basis yang mampu mengendalikan transistor pada
daerah jenuh. Sebaliknya, transistor akan OFF jika arus basis dikurangi hingga pada
kolektor tidak dapat mengalirkan arus listrik.
Collector mengelilingi emitter sehingga sulit untuk elektron yang disuntikkan ke base
yang tipis untuk tidak terkumpul pada collector → αF ≈ 1 dan βF besar. Divais tidak
simetris berarti jika collector dan emitter ditukar dan transistor bekerja pada mode reverse
active, α = αR dan β = βR yang mempunyai harga yang berbeda dengan αF dan βF. Karena
divais dirancang untuk bekerja optimum pada mode forward active, αR << αF dan βR <<
βF. αR berkisar antara 0,01 – 0, 5 dan βR berkisar antara 0,01 – 1.
Gambar 6. Penjelasan karakteristik common-emitter
Pada kurva ini yang menjadi parameter adalah arus base iB. Setiap kurva iC – vCE
diukur dengan mencatu base dengan arus IB yang konstan. Kurva yang dihasilkan tampak
sama dengan karakteristik pada gambar 19 hanya di sini terlihat gejala breakdown.
Penguatan arus common-emitter β. β didefinisikan sebagai perbandingan antara total arus
pada collector dan total arus pada base. β mempunyai harga yang konstan untuk sebuah
transistor, tidak tergantung dari kondisi kerja. Pada gambar 4, sebuah transistor bekerja
pada daerah aktif di titik Q yang mempunyai arus collector ICQ, arus base IBQ dan tegangan
collector – emitter VCEQ. Perbandingan arus collector dan arus base adalah β sinyal besar
atau dc.
I CQ
β dc ≡
I BQ
βdc juga dikenal sebagai hFE. Pada gambar 4 terlihat, dengan tegangan vCE tetap
perubahan iB dari IBQ menjadi (IBQ + ∆iB) menghasilkan kenaikan pada iC dari ICQ
menjadi (ICQ + ∆iC).
ΔiC
β ac ≡ |v =kons tan
ΔiB CE
βac dan βdc biasanya berbeda kira-kira 10% – 20%. βac disebut juga β sinyal kecil yang
dikenal juga dengan hfe. β sinyal kecil didefinisikan dan diukur pada vCE konstan, artinya tidak
ada komponen sinyal antara collector dan emitter, sehingga dikenal juga sebagai penguatan
arus hubung singkat common-emitter.
Langkah Percobaan
A. Membuat program struktur power transistor
1. Mencari dan mengumpulkan literatur HETEROJUNCTION BIPOLAR
TRANSISTORS yang memenuhi spesifikasi diatas
2. Mempersiapkan software simulasi doping dengan Bipole 3
3. Mentukan program berdasarkan literatur panduan yang sudah tersedi pada
aplikasi Bipole 3
4. Menyusun program berdasdarkan spesifikasi Program yang dibuat pada bipole 3
5. Menjalankan dan menguji program (program running) dengan cara
1) Masuk pada administrator komputer dengan mengetik cmd pada
search program and file.
2) Setelah Administrator C:\windows\system64\cmd\.exe sudah
diarahkan pada penyimpanan bipole 3 dan masuk ke run
3) Ketik bip spasi “pilih nama program yang telah dibuat”, pada
percobaan kali ini nama file program yang dibuat “Vce”
4) Enter
Dengan menggunakan progam yang mencontoh yang ada pada program bipole
(default) dan dilakukan pergantian pada beberapa item” yang tertentu yang.
B. Melihat beberapa item karakteristik yang di tampilkan pada transistor
1. Net Doping Vs Depth
3. Beta dc vs IC
4. Collector and Base Current vs Vbe
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil simulasi didapatkan perubahan nilai tegangan collector – emittor dan arus
collector dengan mengubah nilai NEPI (Epitaxial Layer Concentration) pada program
simulasi. Semakin kecil nilai nepi maka semakin kecil pula tegangan collector – emitter
dan arus collector. Didalam perancangan ini nilai breakdown collector-emitter bisa
mencapai 300V dan arus collector sampai 4 Ampere. Dengan meningkatnya Vce,
menyebabkan daerah base – collector depletion layer melebar dan lebar basis netral
menurun sehingga arus collector (Ic) meningkat/naik