Anda di halaman 1dari 16

A.

SCR (Silicon Controlled Rectifier)

 PENGERTIAN SCR

Silicon Controlled Rectifier atau sering disingkat dengan SCR adalah Dioda yang
memiliki fungsi sebagai pengendali. Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) adalah salah
satu komponen yang mirip dengan transistor karena memiliki tiga buah kaki.

 SIMBOL SCR
Berikut ini adalah Diagram fisik dan Simbol dari SCR (Silicon Controlled Rectifier) :

 FUNGSI SCR

Seperti yang telah dijelaskan tadi, bahwa komponen SCR memiliki fungsi sebagai
pengendali atau sebagai saklar (switch). Dalam sebuah rangkaian elektronika, komponen
elektronika dalam memutus dan menyambung arus serta tegangan listrik kelas menengah
ke atas. Berikut adalah lambang atau simbol dari komponen SCR.

 KURVA KARAKTERISTIK SCR


Dalam tegangan belakang SCR seperti diode.Ini tidak akan terhubung sampai alat ini breaks-over.
Komponen SCR dirancang untuk brek-over tegangan yang tinggi (dalam hal ini untuk menghindari
situasi ini). Vx lebih besar dari 400 V. Di tegangan depan SCR bisa breaks-over dalam satu dari tiga
kasus berikut:

 Tegangan di
dalam ini lebih
besar dari VH
(Holding
Voltage) dan arus pulsa yang tetap diterima di gate.
 Ketika tegangan diantara anoda dan katoda kenaikan setinggi break-overdepan
VB (Break-over Voltage). Dalam keadaan ini, hambatan aliran tetap berhembus
dalam transistor Q1, yang menyebabkan hubungan Q2 dandengan demikian meningkatkan
hubungan untuk Q1 sampai kedua transistor terhubung. Hal ini biasanya bukan hubungan
yang diinginkan,dengan demikian SCR diprogram untuk VB yang sangat tinggi (lebih dari 400
V).
 Perubahan yang sangat cepat dari tegangan dari VAK (tegangan diantara anoda
dan katoda), walaupun jika VAK lebih kecil dari VB.Untuk menghindari situasi
ini kapasitor kadangkala ditambahkan dalam pararel ke SCR yang dijelaskan pada
contoh berikut:

 PRINSIP KERJA SCR

Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda normal, namun SCR memerlukan
tegangan positif pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk dapat mengaktifkannya. Pada saat
kaki Gate diberikan tegangan positif sebagai pemicu (trigger), SCR akan menghantarkan
arus listrik dari Anoda (A) ke Katoda (K). Sekali SCR mencapai keadaan “ON” maka
selamanya akan ON meskipun tegangan positif yang berfungsi sebagai pemicu (trigger)
tersebut dilepaskan. Untuk membuat SCR menjadi kondisi “OFF”, arus maju Anoda-
Katoda harus diturunkan hingga berada pada titik Ih (Holding Current) SCR. Besarnya
arus Holding atau Ih sebuah SCR dapat dilihat dari datasheet SCR itu sendiri. Karena
masing-masing jenis SCR memiliki arus Holding yang berbeda-beda. Namun, pada
dasarnya untuk mengembalikan SCR ke kondisi “OFF”, kita hanya perlu menurunkan
tegangan maju Anoda-Katoda ke titik Nol.

 APLIKASI SCR

1) Scr Sebagai Saklar Pengaman Elektronik

SCR sebagai saklar dapat dipergunakan sebagai proteksi arus yang mengalir ke
beban baik berupa lampu maupun motor listrik. Pengaturan ini dapat dilakukan
dengan memanfaatkan rangkaian umpan balik (feed back) yang
menghubungkan keluaran SCR ke gate SCR. Beban maksimum yang dapat
ditanggung SCR tergantung pada karakteristik dari SCR tersebut serta
penyulutan yang dilakukan pada gate SCR.

Umpan balik tersebut tidak dapat langsung dihubungkan dengan gate SCR
karena tegangan keluaran yang dihasilkan keluaran SCR terlampau besar untuk
menyulut gate SCR, sehingga perlu tambahan rangkaian agar SCR tidak rusak.
Gambar rangkaian di bawah ini merupakan pemakaian atau penggunaan
komponen SCR sebagai proteksi khususnya proteksi terhadap arus lebih.

Gambar Rangkaian SCR Sebagai Saklar Pengaman Elektronik

Sumber tegangan pada rangkaian terebut di atas langsung berasal dari jala-jala
PLN 220 Volt, yang langsung disambung seri dengan beban lampu dan SCR.
Selanjutnya untuk rangkaian pengendali diperlukan penyearah tegangan sistem
jembatan (bridge diode) yaitu D1 - D4. Rangkaian pengendali SCR terdiri dari
dua buah transistor yaitu Q 1 dan Q2. Apabila beban yang ditanggung SCR
terlampau besar, rangkaian pengendali bekerja dan SCR berada pada kondisi
“OFF”. Besar arus maksimum yang dapat ditanggung SCR dapat ubah-ubah
dengan mengatur potensiometer atau tahanan variabel (VR).

2) Rangkaian Untuk Mengetahui Kebocoran Gas

Rangkaian untuk Mengetahui Kebocoran Gas ini dapat mendeteksi atau


mengetahui adanya kebocoran gas. Dalam rangkaian ini tahanan dari Sensor
akan berubah bila adanya kebocoran Gas yang mencapai maksimum. Dengan
adanya perubahan tahanan tersebut, maka tegangan akan berubah dan
mengaktifkan Transistor, oleh Transistor tersebut tegangan akan diperkuat
untuk mentriger SCR yang akan menggerakan relay.Relay dapat dihubungkan
dengan beban berupa lampu atau alarm.
Rangkaian untuk mengetahui kebocoran gas

1. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SCR


a. Keuntungan SCR :
 penekanan tombol yang sangat pendek berdasarkan penekanan tombol yang regeneratif. Ini
mengurangi penurunan tegangan di dalam ini dan mengijinkan produksi komponen SCR,
yang bisa menahan arus yang sangat besar (100 ampere)
 Sebuah transistor bisa juga menekan tombol arus dalam cara yang sama. Keuntungan dari
transistor adalah pematian ini dilakukan dengan sederhana yaitu menghentikan arus di base.

b. Kerugian SCR :
 Keburukan dari SCR adalah pematian ini. Pematian dari SCR hanya ada satu
cara yaitu mengurangi arus yang mengalir melalui ini disamping arus yang
utama.
 Kerugiannya adalah waktu penekanan tombol lebih lama dan selama penekanan
tombol dalam keadaaan tegangan yang tinggi dibangun dalam ini, dengan
demikian ini tidak bisa digunakan untuk penekanan tombol untuk arus yang
besar.
B. UJT (UNI JUNCTION TRANSISTOR)

 PENGERTIAN UJT

Uni Junction Transistor (UJT) atau dalam bahasa Indonesia


sering disebut dengan Transistor Sambungan Tunggal
adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari
bahan semikonduktor, UJT memiliki tiga terminal dan hanya
memiliki satu sambungan. Pada umumnya UJT digunakan
sebagai Saklar Elektronik dan penghasil Isyarat Pulsa. Seperti namanya, Uni Junction
Transistor atau UJT juga digolongkan sebagai salah satu anggota dari keluarga
Transistor, namun berbeda dengan Transistor Bipolar pada umumnya, Uni Junction
Transistor atau UJT ini tidak memiliki Terminal/Elektroda Kolektor. UJT  yang
memiliki Tiga Terminal ini terdiri dari 1 Terminal Emitor (E) dan 2 Terminal Basis (B1
dan B2). Oleh karena itu, Transistor UJT ini sering disebut juga dengan Dioda Berbasis
Ganda (Double Base Diode).

 SIMBOL UJT

 KURVA KARAKTERISTIK UJT

Pada prinsipnya
karakteristik dari
sebuah transistor
sambungan tunggal (unijunction transistor ) dapat dijelaskan secara sederhana melalui
sebuah kurva seperti yang terlihat pada gambar 7.5 di atas. Kurva tersebut merupakan
kurva dari tegangan emiter (VE) dan arus emiter (IE) pada sebuah transistor sambungan
tunggal (unijunction transistor) serta dinyatakan sebagai kurva UJT .Pada kurva UJT
tersebut dapat kita lihat bahwa saat tidak ada tegangan emiter VE = 0 Volt maka dioda
berkondisi prategangan balik (reverse bias).Dioda yang sedang dalam kondisi
prategangan balik (reverse bias) tersebut akanmengalirkan sebuah arus listrik yang
sangat kecil, yaitu arus jenuh balik reversesaturation current ) dan disimbolkan dengan –
IEO . Saat tegangan emiter VE mulai dinaikan maka dioda (D) menjadi kurang berkondisi
prategangan balik (reverse bias) dan arus emiter IE menjadi kurang bernilai negatif. Saat
tegangan emiter VE menjadi cukup tinggi maka dioda (D) akan berubah kondisi menjadi
prategangan maju (forward bias). Dioda yang berkondisi prategangan maju(forward bias)
tersebut akan memasukan lubang-lubang (holes) ke dalam tahanan basis1 (RB1) sehingga
menyebabkan tahanan basis1 (RB1) tersebut akan memilikikelebihan lubang-lubang (holes)
dan akhirnya akan menurunkan nilai tahanan basis 1 (RB1). Sebagai contoh, ketika IE = 0
maka RB1 = 5000 Ω dan ketika IE = 50mA maka RB1 = 40Ω. Kurva UJTtersebut
memperlihatkan bahwa tahanan basis1 (RB1) akan menurun di saat tegangan emiter
(VE) menurun dan arus emiter (IE) meningkat sehingga membuat tahanan basis1 (RB1)
tersebut memiliki konduktivitas yang tinggi. Perilaku menurunnya RB1 akibat VE dan IE
tersebut dinyatakan sebagai tahanan negatif atau negative resistance.
Pada kurva UJT tersebut dapat kita perhatikan bahwa tegangan dan arus pada titik
puncak (peak point ) dari kurva tersebut adalah sama dengan tegangan puncak  VP (peak
voltage) dan arus puncak IP (peak current ). Tegangan puncak VP pada kurva tersebut
merupakan tegangan emiter VE yang membuat sebuah transisi dari daerah terputus (cutoff
region) menuju daerah tahanan negatif (negative resistance region), sedangkan arus
puncak IP  pada kurva tersebut merupakan arus minimum yang dibutuhkan untuk
mengaktifkan transistor sambungan tunggal (unijunction transisto).
Pada kurva UJT tersebut juga terlihat bahwa tegangan dan arus pada titik lembah
(valley point) dari kurva tersebut adalah sama dengan tegangan lembah VV (valley
voltage) dan arus lembah IV (valley current ). Tegangan lembah VV pada kurva tersebut
merupakan tegangan emiter VE yang membuat sebuah transisi dari daerah tahanan
negatif (negative resistance region) menuju daerah jenuh (saturation region). Pada
daerah jenuh (saturation region) tersebut tahanan basis1 RB1 akan beroperasi layaknya sebuah
tahanan positif (positive resistance), yaitu peningkatan nilai tahanan pada RB1 dan nilai
arus pada IE akan menyebabkan kenaikan tegangan pada VE. Pada kurva UJT tersebut juga
terlihat tegangan VEB1(SAT) yang merupakan tegangan yang melintasi basis1 (B1) dan emiter
(E). 

 PRINSIP KERJA UJT

Saat Tegangan diantara Emitor (E) dan Basis 1 (B1) adalah Nol, UJT tidak
menghantarkan arus listrik, Semikonduktor batang yang bertipe N akan berfungsi
sebagai penghambat (memiliki resistansi yang tinggi). Namun akan ada sedikit arus
bocor yang mengalir karena bias terbalik (reverse bias).
Pada saat tegangan di Emitor (E) dan Basis 1 (B1) dinaikan secara bertahap, resistansi
diantara Emitor dan Basis 1 akan berkurang dan arus terbalik (reverse current) juga
akan berkurang. Ketika Tegangan Emitor dinaikan hingga ke level bias maju, arus
listrik di Emitor akan mengalir. Hal ini dikarenakan Hole pada Semikonduktor yang di
doping berat bertipe P mulai memasuki daerah semikonduktor tipe N dan bergabung
kembali dengan Elektron yang di Batang Semikonduktor bertipe N (yang di doping
ringan). Dengan demikian Uni Junction Transistor atau UJT ini kemudian mulai
menghantarkan arus listrik dari B2 ke B1

PRINSIP KERJA UJT SEBAGAI OSCILATOR

Mula-mula pada C tidak ada muatan (Uc = 0). Tegangan ini adalah tegangan UE yang
diberikan kepada emitor. Maka antara emitor E dan basis B1 ada perlawanan yang
tinggi, sebab dikatakan ada potensial positip. Potensial pada katoda ini ditentukan oleh
perbandingan antara P2-RB-RA (yang ada didalam transistor) dan R. Tegangan di C
(Uc) naik dengan kecepatan yang ditentukan oleh konstanta waktu P1 dengan C. Maka
tegangan pada E menjadi positip. Jika tegangan Uc mencapai harga UpUJT (UE = Uc ³
Up) maka UJT akan menghantar, dan turunlah perlawanan antara Emitor E dan Basis
1.Penurunan perlawanan (tahanan) RE - B1 menghubung singkat C (kondensator
membuang muatan). Bila tegangan C (Uc = UE) turun hingga mencapai ± 2V, maka
UJT menyumbat lagi (sakelar S terbuka), pada kondisi ini C pun akan kembali mengisi
muatan. Demikian kejadian ini terjadi berulang- ulang

Rangkaian ujt sebagai oscilator Denyut tegangan selama C


membuang muatan

Bentuk tegangan pada kondensator dan Arus buang muatan(pengosongan)kondensator


membangkitkan tegangan denyut pada R. Perubahan tahanan pada basis 2 diatur dengan
potensiometer P2. P2 mengatur amplitudo gigi gergaji, sebab dengan P2 kita
menetapkan tingginya amplitudo Up, makin besar P2, makin tinggi pula tegangan
katoda, sehingga diperlukan tegangan UE yang lebih tinggi untuk menjadikan dioda
menghantar. R berguna untuk mengatasi arus pengosongan dari C supaya dioda tidak
rusak. Besarnya frekuensi ditentukan oleh konstanta waktu P1 - C dan juga oleh
karakteristik UJT. Makin besar P1,makin rendah pula frekuensinya. Selama C
membuang muatan, maka arus yang lewat R akan menimbulkan tegangan bentuk denyut
(pulsa). Sirkuit UJT pernah terkenal pada penggemar elektronika transistor sekitar tahun
1970-an dan awal 1980 karena UJT memungkinkan pembuatan osilator sederhana yang
dibuat hanya dengan satu peranti aktif. Sekarang, karena IC menjadi lebih populer ,
osilator seperti IC pewaktu 555 lebih sering digunakan. Selain penggunaan pada osilator
relaksasi, salah satu penggunaan UJT dan PUT yang paling penting adalah untuk
menyulut tiristor (seperti SCR, TRIAC, dll). Faktanya, tegangan DC dapat digunakan
untuk mengendalikan sirkuit UJT dan PUT karena waktu hidup peranti meningkat
sesuai dengan peningkatan tegangan kendali DC. Penggunaan ini penting untuk
pengendalia AC arus tinggi. Transistor Unijunction (UJT) biasanya digunakan untuk
membangkitkan sinyal trigger untuk SCR

 APLIKASI UJT

Pada umumnya Uni Junction Transistor atau UJT ini digunakan pada beberapa aplikasi
rangkaian elektronika seperti berikut ini :

 Osilator Relaksasi (Relaxation Oscillator).


 Rangkaian Saklar Elektronik.
 Sensor Magnetik flux.
 Rangkaian Pembatas Tegangan dan Arus listrik.
 Osilator Bistabil (Bistable oscillators).
 Rangkaian Regulator Tegangan dan Arus Listrik.
 Rangkaian Pengendali Fase (Phase control circuits).

C. TRIAC (Triode for Alternating Current)

o PENGERTIAN TRIAC

TRIAC, atau Triode for Alternating Current


(Trioda untuk arus bolak-balik) adalah sebuah
komponen elektronik yang kira-kira ekivalen dengan dua SCR yang disambungkan
antiparalel dan kaki gerbangnya disambungkan bersama.

 SIMBOL TRIAC

 KURVA KARAKTERISTIK TRIAC

KARAKTERISKTIK TRIAC

TRIAC tersusun dari lima buah lapis semikonduktor yang


b a n y a k digunakan pada pensaklaran elektronik. TRIAC biasa juga disebut
thyristor bidirectional. TRIAC merupakan dua buah SCR yang dihubungkan
secara paralel berkebalikan dengan terminal gate bersama.

Berbeda dengan SCR yang hanya melewatkan tegangan


d e n g a n polaritas positif saja, tetapi TRIAC dapat dipicu dengan tegangan polaritas
positif dan negatif, serta dapat dihidupkan dengan menggunakan tegangan
bolak-balikp a d a G a t e . T R I A C b a n y a k d i g u n a k a n p a d a
r a n g k a i a n p e n g e d a l i d a n pensaklaran.
TRIAC hanya akan aktif ketika polaritas pada Anoda lebih
positif dibandingkan Katodanya dan gate-nya diberi
p o l a r i t a s p o s i t i f , b e g i t u j u g a sebaliknya. Setelah terkonduksi, sebuah
TRIAC akan tetap bekerja selama arus y a n g m e n g a l i r p a d a T R I A C ( I T )
l e b i h b e s a r d a r i a r u s p e n a h a n ( I H ) w a l a u p u n arus gate dihilangkan. Satu-
satunya cara untuk membuka (meng-off-kan) TRIAC adalah dengan mengurangi arus
IT di bawah arus IH.

Perbedaan antara SCR dan TRIAC dapat dilihat juga pada Rangkaiannya
yaitu pada rangkaian TRIAC tidak terdapat dioda hal ini disebabkan
k a r e n a TRIAC dapat bekerja atau dipicu dengan tegangan positif dan negatif.

Setelah rangkaian selesai di rangkai, kemudian sumber


t e g a n g a n d i berikan pada rangkaian tersebut dimana kondisi TRIAC pada saat itu
belum aktif ,hal ini disebabkan TRIAC belum terpicu.

Apabila sumber tegangan sudah diberikan, maka untuk


mengaktifkan TRIAC dilakukan pemicuan dengan mengatur Resistor
V a r i a b e l ( V R ) s a m p a i lampu menyala atau arus yang mengalir pada
TRIAC (IT) lebih besar dari arus penahan (IH).U n t u k p e m i c u a n T R I A C
dengan tegangan positif, polaritas anoda harus l e b i h p o s i t i f
dibandingkan katodanya sedangkan untuk pemicuan
d e n g a n tegangan negative maka polaritas katodanya harus lebih positif
dibandingkan nodanya.

Apabila TRIAC sudah aktif maka kita dapat mengetahui besarnya arus Gate
(IG), arus penahan (IH) dengan melihat pada Ampermeter dan juga dapat
mengetahui besarnya tegangan Gate (VGT), tegangan Anoda Katoda
( V A K ) pada Voltmeter

Selain mengetahui besarnya arus dan tegangan melalui Ampermeter dan Voltmeter,
untuk mengetahui karakteristik dari arus yang mengalir pada TRIAC dengan
osiloskop.

 PRINSIP KERJA TRIAC


Rangkaian TRIAC

Sebelum menghidupkan Triac, sebuah arus yang sangat kecil mengalirpada beban dan semua
sumber tegangan turun ke RC filter dobel. Tegangan inidibagi dan bergerak di fase VC.
Ketika VG melewati penghidupan tegangan, triac hidup dan terhubung sampai ke input
tegangan setengah lingkaran dan berhenti. Ketika input tegangan turun menjadi 0V, triac mati dan
prosedur penghidupannya berulang di tegangan yang terbalik.

JENIS – JENIS TRIAC

Ada dua jenis TRIAC:

1) Low–Current

Low-Current TRIAC dapat mengontak hingga kuat arus 1 ampere dan mempunyai
maksimal tegangan sampai beberapa ratus volt.

2) Medium-Current

Medium-Current TRIACS dapat mengontak sampai kuat arus 40 ampere dan


mempunyai maksimal tegangan hingga 1.000 volt

KELEBIHAN TRIAC

Kelebihan TRIAC diantaranya adalah :

 Dapat mengalirkan arus listrik dalam 2 arah.

 Dapat digunakan untuk mengendalikan tegangan listrik AC (Alternating Current)


 Dapat digunakan sebagai interface antara sistem kendali digital dengan beban
dengan tegangan kerja AC

APLIKASI TRIAC

TRIAC merupakan komponen elektronika yang dapat digunakan untuk mengendalikan


arus listrik dalam 2 arah, sehingga TRIAC dapat digunakan untuk mengendalikan arus
listrik AC (Alternating Current). Aplikasi TRIAC pada umumnya digunakan untuk
mngendalikan beban listrik AC seperti lampu listrik AC. Pada rangkaian pengatur
kecerahan lampu (dimmer) kita dapat menemukan TRIAC sebagai komponen utama
untuk mengendalikan cahaya lampu. Selain digunakan sebagai komponen utama dalam
rangkaian dimmer, TRIAC juga digunakan sebagai komponen untuk mengalirkan arus
pada suatu solid state relay.Berikut adalah contoh aplikasi TRIAC dalam rangkaian
dimmer lampu AC yang sederhana

Aplikasi TRIAC dalam rangkaian Dimmer lampu listrik AC

Dari gambar rangkaian dimmer lampu AC diatas TRIAC merupakan komponen yang
berfungsi untuk menaglirkan arus listrik AC untuk lampu dengan tegangan kerj AC.
Dalam aplikasinya TRIAC pada umumnya dikendalikan menggunakan DIAC sebagai
peneyarah tegangan AC untuk triger pada gate TRIAC

D. DIAC ( DIODE ALTERNATING CURRENT)

1. PENGERTIAN DIAC
DIAC adalah komponen aktif Elektronika yang memiliki dua terminal dan dapat
menghantarkan arus listrik dari kedua arah jika tegangan melampui batas breakover-nya

2. SIMBOL DIAC

DIAC memiliki dua terminal (elektroda) saja. DIAC ini


dirancang (di posisi ke yang lain) untuk dihidupkan oleh
teganganyang lebih besar dari VB -nya.Tegangan VB sangatlah
kecil. Ada perbedaan diacdengan VB tegangan berkisar antara +-
10 V sampai 15 V.

3. STRUKTUR DASAR DIAC

Ditinjau dari segi strukturnya, DIAC terdiri dari 3 lapis semikonduktor yang hampir
mirip dengan sebuah Transistor PNP. Berbeda dengan Transistor PNP yang lapisan N-
nya dibuat dengan tipis agar elektron mudah melewati lapisan N ini, Lapisan N pada
DIAC dibuat cukup tebal agar elektron lebih sulit untuk menembusnya terkecuali
tegangan yang diberikan ke DIAC tersebut melebihi batas Breakover (V BO) yang
ditentukannya. Dengan memberikan tegangan yang melebihi batas Breakovernya, DIAC
akan dapat dengan mudah menghantarkan arus listrik dari arah yang bersangkutan.
Kedua Terminal DIAC biasanya dilambangkan dengan A1 (Anoda 1) dan A2 (Anoda 2)
atau MT1 (Main Terminal 1) dan MT2 (Main Terminal 2).

4. KURVA KARAKTERISTIK DIAC

Ketika tegangan dari diac bergerak dari tegangan VB, diac break-over dan berperan
sebagai diode penghubung. Peranan ini sama pada kedua arah. Menambahkan diac pada gerbang triac
meningkatkan substansi tegangan penghidupan dari triac dan dengan demikian didapatkan tenaga yang
lebih dalam pengontrolan dalam tegangan tinggi. Dimer yang digunakan sebagai berikut:

Rangkaian DIAC

5. PRINSIP KERJA DIAC

Seperti yang disebutkan, DIAC merupakan komponen yang dapat menghantarkan arus
listrik dari dua arah jika diberikan tegangan yang melebih batas Breakovernya. Pada
prinsipnya, DIAC memiliki cara kerja yang mirip dengan dua Dioda yang dipasang
paralel berlawanan seperti gambar Rangkaian Ekuivalen diatas.

Apabila tegangan yang memiliki polaritas diberikan ke DIAC, dioda yang disebelah kiri
akan menghantarkan arus listrik jika tegangan positif yang diberikan melebihi tegangan
breakover DIAC. Sebaliknya, apabila DIAC diberikan tegangan positif yang melebih
tegangan breakover DIAC dari arah yang berlawanan, maka dioda sebelah kanan akan
menghantarkan arus listrik.

Setelah DIAC dijadikan ke kondisi “ON” dengan menggunakan tegangan positif ataupun
negatif, DIAC akan terus menghantarkan arus listrik sampai tegangannya dikurangi
hingga 0 (Nol) atau hubungan pemberian listrik diputuskan.

6. APLIKASI DIAC

3) Piranti Diac banyak digunakan sebagai pemicu rangkaian pengendali daya,


misalnyapemicu TRIAC agar ON pada tegangan input tertentu yang relatif tinggi.
4) Diac banyak di gunakan dalam rangkaian rangkaian pengendali, penyaklaran,
danpemicu. Diac digunakan tersndiri atau digabungkan dengan triac, transistor atau
SCR.
5) Aplikasi dimmer lampu

KOMPONEN ELEKTRONIKA
NAURA FADILAH RACHMAN
TEKNIK LISTRIK – 1A
1803311035

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
2018/2019

Anda mungkin juga menyukai