Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum “Nama Praktikum”

Modul L1 – hantaran kawat


Nama praktikan/NIM
Asisten: Nama Asistem Praktikum
Tanggal praktikum: DD Bulan 2020
Nama Jurusan – Nama Fakultas
Universitas Islam Indonesia

Abstrak— Praktikum medan magnet solenoid bertujuan untuk mengimplementasikan hubungan antara arus
listrik dan tegangan berdasarkan hukum bio savart, gaya Lorenz dan hukum ampere. Kemudian mengukur
dan mengamati medan magnet yang timbul dengan variasi jarak dua solenoida serta mengamati arus listrik
pada solenoid kedua. Metode yang digunakan pada praktikum medan magnet solenoida adalah arus listrik
akan dialirkan pada solenoida lalu menghitung arus serta kuat medan magnet pada solenoid yang lainnya
dengan jarak tertentu. Dapat dismpulkan bahwa hubungan antara kuat medan magnet dengan panjang
solenoida dan rapat medan magnet dengan panjang solenoida adalah jarak solenoida sangat berpengaruh
terhadap kuat medan magnet dan rapat medan magnet. Semakin besar jarak solenoida, maka semakin kecil
nilai medan magnet dan kerapatan medan magnet.

Kata kumci— Solenoida; medan magnet; arus listrik

I. PENDAHULUAN

Tujuan dari praktikum medan magnet solenoid adalah untuk mengimplementasikan hubungan
antara arus listrik dan tegangan berdasarkan hukum bio savart, gaya Lorenz dan hukum ampere.
Kemudian mengukur dan mengamati medan magnet yang timbul dengan variasi jarak dua solenoida
serta mengamati arus listrik pada solenoid kedua.
Pada kehidupan sehari-hari kita selalu berdekatan dengan magnet. Bumi tempat kita
tinggal merupakan magnet raksasa, tubuh kita dan benda-benda sekeliling kita banyak yang mepunyai
sifat magnet. Kekuatan magnet sangat tergantung pada sumbernya, dan daerah disekitar sumber magnet
dinamakan medan magnet. Medan magnet mempunyai kekuatan untuk menarik atau menolak bahan/
benda yang mempunya sifat kemagnetan. Sifat kemagnetan bahan sering diukur oleh mudah tidaknya
suatu bahan dipengaruhi oleh medan magnet. Medan magnet ini muncul pada suatu konduktor yang
dialiri arus. Arus yang berubah terhadap waktu akan menimbulkan medan magnet yang berubah
terhadap waktu dan menimbulkan medan listrik induksi. Jadi sifat kemagnetan dan kelistrikan yang
terjadi bolak-balik sebagai penyebab dan akibat, sering dinamakan sebagai medan elektromagnet.
Penerapan medan magnet dan medan elektromagnet sudah sangat banyak dalam berbagai bidang,
misalnya bidang kedokteran, permesinan, alat transportasi, komunikasi dan hardware komputer.
Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet yang menjadikan benda-benda tertentu mengalami
gaya magnet. Sumber medan magnet yang paling awal dikenal adalah magnet permanen. Sekarang ini
sumber medan magnet selain dari magnet permanen banyak sekali jenisnya, salah satu sumber medan
magnet lainnya adalah dari aliran arus yang mengalir dalam kumparan. Sumber medan magnet
dibedakan menjadi dua yaitu sumber medan magnet statik dan sumber medan magnet dinamik. Sumber
medan magnet statik disebabkan oleh magnet permanen dan arus DC. Sedangkan sumber medan magnet
dinamik (Dynamic Magnetic Field) disebabkan arus AC dan medan listrik dinamik.
Bumi sendiri merupakan sumber medan magnet statik alami yang membentang dari utara ke selatan.
Selain bumi sebagai sumber medan magnet statik alami banyak sumber medan magnet statik lain yang
diciptakan oleh manusia. Meskipun sumber kelistrikan menggunakan arus AC tapi berbagai alat
kebutuhan manusia itu menggunakan arus DC dan menghasilkan medan magnet statik.Sumber medan
magnet statik dalam kehidupan sehari-hari contohnya seperti peralatan elektronik, alat-alat kesehatan,
alat transportasi dan lain-lain.
Ruangan yang berada disekitar medan magnet daoat disebut juga medan magnet atau ruangan
disebuah penghanatar yang mengangkut arus sebagai medan magnet, sma seperti ruang didekat sebuah
benda yang bermuatan arus listrik yang dapat dikatakan sebagai medan listrik. Vektor medan magnet
dasar yang didefinisikan didalam bagian berikutnya dinamakan induksi magnet. Kita dapat menyatakan
induksi magnet tersebut dengan garis-garis induksi, sedangkan medan listrik dengan garis-garis gaya
(Halliday, 1984).
Medan magnet diartikan sebagai daerah (ruang) disekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh
force magnet. Magnet sering diartikan sebagai benda yang dapat menarik benda lain. Kutub magnet yang
mengarah utara disebut kutub selatan dan kutub magnet yang mengarah selatan disebut kutub utara. Hal
ini disebabkan kutub magnet bumi berlawanan dengan arah dengan kutub bumi. Dua kutub magnet
sejenis yang saling didekatkan akan tolak menolak dan dua kutub magnet sejenis yang saling didekatkan
akan tolak menolak dan dua kutub magnet tak sejenis akan saling tarik menarik.
Medan magnet bumi dan medan magnet pada batang adalah Sama, karena pada medan magnet
bumi terdapat pola garis medan magnet yang menunjukkan seperti seolah-olah ada magnet batang
imajiner di dalam bumi. karena kutub utara (N) dari jarum kompas mengarah ke uara, kutub magnet di
utara geografis bumi secara magnetis merupakan kutub selatan. Bumi bertindak seperti magnet yang
sangat besar. Tapi kutub magnet bumi tidak terletak pada kutub geografisnya (pada sumbu rotasi bumi)
(Giancoli, 2014).
Medan magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan
muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya.
Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet dan putaran itu dipengaruhi
oleh dirinya sendiri seperti arus listrik; inilah yang menyebabkan medan magnet dari ferromagnet
"permanen". Sebuah medan magnet adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam
ruang vektor yang dapat berubah menurutwaktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah
jarum kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut (Tipler, 2001).
Gaya Lorentz merupakan gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau
oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet B. Jika ada sebuah penghantar yang dialiri arus
listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan magnetik maka akan timbul gaya yang disebut
dengan nama gaya magnetik atau dikenal juga nama gaya lorentz. Arah dari gaya lorentz selalu tegak
lurus dengan arah kuat arus listrik (l) dan induksi magnetik yang ada (B). Arah gaya ini akan mengikuti
arah maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet.
Saat arus listrik mengalir dalam loop kawat tertutup yang diletakkan pada medan magnet, gaya
magnet pada arus dapat menghasilkan torsi. Torsi magnetik pada suatu arus listrik tertutup adalah torsi
yang terjadi karena gaya yang ditimbulkan oleh suatu medan magnet terhadap suatu arus listrik tertutup.
Torsi magnetik dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

F = B I L sin θ (1)

Sebuah momen kakas pada sebuah simpal arus adalah merupakan prinsip pengoperasian dasar
dari motor listrik dan dari kebanyakan alat-alat pengukur listrik yang digunakan untuk mengukur arus
dan perbedaan potensial.
Solenoida adalah perangkat elektromagnetik yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi
gerakan. Energi gerakan yang dihasilkan oleh Solenoid biasanya hanya gerakan mendorong (push) dan
menarik (pull). Pada dasarnya, Solenoid hanya terdiri dari sebuah kumparan listrik (electrical coil) yang
dililitkan di sekitar tabung silinder dengan aktuator ferro-magnetic atau sebuah Plunger yang bebas
bergerak “Masuk” dan “Keluar” dari bodi kumparan.
Jika arus I mengalir pada kawat solenoida, maka induksi magnetik dalam solenoida (kumparan
panjang) berlaku:

B = μ0 . I .n (2)

Persamaan diatas digunakan untuk menentukan induksi magnet di tengah solenoida. Sementara
itu, untuk mengetahui induksi magnetik di ujung solenoida dengan persamaan:
μ 0. I . n (3)
B=
2
Induksi magnetik (B) hanya bergantung pada jumlah lilitan per satuan panjang (n), dan arus (I ).
Medan tidak tergantung pada posisi di dalam solenoida, sehingga B seragam. Hal ini hanya berlaku
untuk solenoida tak hingga, tetapi merupakan pendekatan yang baik untuk titik-titik yang sebenarnya
tidak dekat ke ujung.

II. METODE PRAKTIKUM

A. Langkah percobaan:

Menyiapkan alat dan bahan!

Merangkai rakaian percobaan sesuai petunjuk, lalu


mengecek kebenarannya sebelum disambungkan
ke sumber tegangan PLN

Mengukur jari-jari solenoida menggunakan jangka


sorong

Mengukur panjang kumparan menggunakan mistar

Mengatur diameter titik besi yang satu dengan


yang lain, diukur dari tengah inti besi
Mengatur tegangan dari trafo sebesar 6 volt lalu
mencatat besar A1 pada besi

Membuat variasi untuk jarak kedua solenoid d


dengan 15 cm, 20 cm, 25 cm

Mengukur dan mencatat besar arus I 2


menggunakan multimeter dan kuat medan magnet
menggunakan fluxmeter. Melakukan 3 kali tiap
variasi jarak solenoida

Mengulagi langkah ke 6-8 untuk tegangan trafo


sebesar 9 volt dan 12 volt

Merapikan alat dan bahan seperti semula

B. Alat dan Bahan


1. Solenoida

Gambar 1. Solenoida
Sumber :
https://images.app.goo.gl/f6TLvyDZzkTRrDkd8

2. Mistar

Gambar 2. Mistar
Sumber :
https://images.app.goo.gl/7HftcmwsorZviiBE7

3. Multimeter

Gambar 3. Multimeter
Sumber :
https://images.app.goo.gl/SPzJFTnLfapVB9Ld6

4. Amperemeter

Gambar 4. Amperemeter
Sumber :
https://images.app.goo.gl/jSKXwnxkVe6wGYb1A
5. Trafo 20 A, 30 Volt

Gambar 5. Trafo
Sumber :
https://images.app.goo.gl/NwJZ9rGCVytSqWXC6

6. Kabel

Gambar 6. Kabel
Sumber :
https://images.app.goo.gl/NLRWfxvgn6MWLCgs6

7. Jangka Sorong

Gambar 7. Jangka Sorong


Sumber :
https://images.app.goo.gl/Q5kDUqAC9UdKzeVG6

8. Inti Besi
Gambar 8. Inti besi
Sumber :
https://panduanteknisi.com/pengertian-transformator-dan-cara-kerjanya.html

9. Field Magnetik

Gambar 9. Field Magnetik


Sumber :
https://bitescis.org/lesson-plan/animal-navigation-using-magnetic-fields/

III. DATA PERCOBAAN

Tabel 1. Data Percobaan L6

V = 6 volt V = 9 volt V = 12 volt


d
No I2(m H(tesla I2(m H(tesla I2(m H(tesla)
(cm)
A) ) x 10-6 A) ) x 10-6 A) x 10-6
1 4,00 49 4,80 54 7,10 75
2 15 4,16 47 4,85 57 6,50 79
3 3,60 47 5,00 59 7,10 82
4 1,85 19 1,10 25 1,50 30,5
5 20 1,84 19 2,10 25,5 2,70 30,5
6 1,77 19,5 2,15 24 2,88 31,5
7 0,90 9 1,23 11,5 1,30 14
8 25 0,99 9 1,10 11.5 1,45 13
9 0,95 9,5 .1,20 11,5 1,80 15

Diameter Solenoida = 9 cm
Panjang Solenoida = 15 cm
IV. ANALISIS DATA

Analisis Data dibuat sesuai dengan petunjuk pada file analisis data yang telah di lampirkan pada
classroom.
Selalu gunakan perintah memasukkan persamaan yang disediakan oleh Microsoft Word (insert
equation). Jangan menggunakan potongan (crop-copy-paste) persamaan dari literatur lain. Pastikan
persamaan yang digunakan tertulis dengan jelas. Berikan nomor pada persamaan yang Anda masukkan
ke dalam laporan. Penomoran pada persamaan harus menggunakan tanda kurung awal dan akhir seperti
pada contoh (1). Anda dapat menggunakan bantuan insert table untuk memudahkan pengaturan
persamaan.
a+b =γ (1)

V. PEMBAHASAN

Pembahasan memuat tentang membahas data percobaan, hasil error/ralat, prinsip kerja praktikum,
dan semua hal yang penting dan sangat mempengaruhi hasil percobaan dapat ditambahkan dalam
pembahasan. Pembahasan grafik dan penerapan praktikum dalam kehidupan sehari hari dapat
dimasukkan dalam sub bab pembahasan. Penulisan pembahasan minimal 400 kata.

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan adalah menjawab dari semua tujuan yang ada. Jika tujuan dalam percobaan diharuskan
untuk menunjukkan hasil praktikum, maka tunjukkan hasil praktikum yang sesuai saja atau yang
berkesinambungan saja tidak semua ditunjukkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian ini berisi referensi-referensi yang dijadikan acuan selama menyusun laporan praktikum. Daftar
pustaka sesuai dengan sitasi yang diambil dan minimal 3 sumber. Referensi yang diambil dapat berupa
buku, modul, paper, journal dll. Gunakan model sitasi IEEE. Penulisan nomor sitasi dilakukan secara
urut dengan memasukkannya ke dalam kurung siku (brackets) [1]. Tanda baca dituliskan setelah nomor
acuan [2]. Gunakan nomor referensi langsung di dalam kalimat, seperti [3] – tanpa menggunakan
“pustaka [3]” kecuali pada awal kalimat: “Pustaka [3] menyatakan…”
Penulis dapat menggunakan bantuan Mendeley dalam memasukkan sitasi. Beberapa contoh format
daftar pustaka yang mengacu pada model sitasi IEEE:

[1] A. Ghosh, J. Zhang, J. G. Andrews, and R. Muhamed, Fundamentals of LTE. Prentice Hall, 2010.

[2] F. Capozzi, G. Piro, L. A. Grieco, G. Boggia, and P. Camarda, “Downlink Packet Scheduling in LTE
Cellular Networks: Key Design Issues and a Survey,” IEEE Commun. Surv. Tutorials, vol. 15, no. 2, pp.
678–700, 2013.

Anda mungkin juga menyukai