Anda di halaman 1dari 26

MEDAN MAGNET

N S

FISIKA By : Heksi Nur Yuniarsih, S.Si, MT


MEDAN MAGNETIK

SILAHKAN
S KLIK SINI N

Gambar ini menunjukkan bagaimana medan magnet pada magnet batang


mempengarui jarum kompas.
MEDAN MAGNETIK
Ada tiga aturan garis-garis medan magnet, yaitu :

a. Garis - garis medan magnet tidak pernah saling berpotongan


(bersilangan).

b. Garis-garis medan magnet selalu keluar dari kutub utara dan


masuk ke kutub selatan serta membentuk kurva tertutup.

c. Jika garis-garis medan magnet pada suatu tempat rapat, maka


medan magnet pada tempat tersebut kuat, sebaliknya jika garis-
garis medan magnet pada suatu tempat renggang, maka medan
magnet pada tempat tersebut lemah.
INDUKSI MAGNETIK
Hasil percobaan Oersted :
1. Kawat yang tidak dialiri arus listrik  magnet
jarum sejajar dan segaris kawat.
2. Kawat dialiri arus listrik dari arah U – S
kutub U magnet jarum menyimpang ke
kanan.
3. Kawat dialiri arus listrik dari arah S– U
N N N kutub U dari magnet jarum menyimpang ke
kiri terhadap arah aliran arus listrik.

Yang memutar magnet adalah medan magnet.


S S S Jika diperhatikan gerakan magnet terjadi sesaat
arus listrik mengalir, munculnya medan magnet
ada hubungannya dengan arus listrik.

KESIMPULAN
Arus listrik dapat menghasilkan medan
magnet

Percobaan Oersted
HUKUM BIOT-SAVART
Kawat lurus panjang/tak hingga dan berarus

o I
BP 
2 r
Keterangan:

P B = induksi magnet (T) atau Wb/m


2

mo = permeabilitas ruang hampa


(4p x 10-7 Wb/Am)
I = arus listrik (A)
r = jari-jari lintasan lingkaran (m)
Contoh Soal :
1. Hitung besar induksi magnetik pada suatu titik yang
berjarak 200 cm dari suatu penghantar lurus sangat
panjang yang berarus 4 A.
2. Dua kawat lurus panjang dan sejajar masing-masing
dialiri arus listrik 5 A dan 10 A dengan arah berlawanan.
Kedua kawat terpisah sejauh 10 cm. Tentukan besar
induksi magnetik di suatu titik di tengah-tengah garis
hubung antara kedua kawat tersebut.
HUKUM BIOT-SAVART
Kawat lurus panjang tertentu dan berarus

dl

kawat α1
P
α2

dl

o I
BP   sin 1  sin  2 
4 r
HUKUM BIOT-SAVART
Kawat melingkar berarus
Induksi magnet di titik O dapat ditentukan dengan
persamaan berikut:  I
BO  o

O 2r
r
Jika terdapat N lilitan kawat
melingkar, maka persamaan-
nya menjadi.

Keterangan:
o I
N = jumlah lilitan BO  N
r = jari-jari kawat (m)
2r
Contoh soal
1. Sebuah kawat berbentuk lingkaran terdiri atas 20
lilitan. jari – jari lingkaran = 10 cm. Agar induksi
magnetik di pusat lingkaran 4 π 10-3 T. tentukanlah
kuat arus listrik yang mengalir.
HUKUM BIOT- SAVART
Kawat melingkar
Sementara itu, induksi magnet pada
S
q
titik S sebagai berikut:
a

 o I r sin 
BS  2
O r P 2a

Keterangan:
a = jarak antara titik p dengan titik s (m)
r = jari-jari kawat ( m )
q = sudut antara SP dengan SO
INDUKSI MAGNET SOLENOIDA
Induksi magnet di tengah-tengah
solenoid :

oi
B N
l
Source: www.societyofrobots.com

Induksi magnet di kedua ujung


solenoida :
Keterangan:
oi
i = arus listrik ( A ) B N
l = panjang solenoida ( m ) 2l
N = jumlah lilitan
INDUKSI MAGNET TOROIDA
Induksi magnet pada toroida :
B

o I
r
B N
2 r

Keterangan:
r = jari-jari toroida ( m )
l = arus listrik ( A )
N = jumlah lilitan
Source: http://rocky.digikey.com
GAYA LORENTZ
Gaya Lorentz pada kawat lurus berarus listrik

Jika kawat panjang l


dialiri arus listrik I
berada dalam medan
magnet B, maka kawat
tersebut akan
S mengalami gaya
N Lorentz atau gaya
magnet yang arahnya
dapat ditentukan
dengan aturan tangan
kanan.
GAYA LORENTZ

FL  B I sin 
Keterangan:
FL= gaya lorentz (N)
B = induksi magnet (T)
Source :http://ima.dada.net/image/medium/4080766.jpg

 = sudut antara B dan I


Cara ke-2 : I = arus listrik (A)
Ibu jari  arah arus listrik,
l = panjang kawat (m)
arah jari-jari arah induksi magnet
telapak tangan arah gaya Lorentz.
GAYA LORENTZ
Gaya Lorentz pada dua kawat sejajar berarus listrik

 O I1 I 2
I1 I2 I1 I2
F1  F2  
2 r
F1 F2 F1 F2 Keterangan:
B2 X B1 X B2 B1 X
r = jarak kedua kawat (m)
I = arus listrik (A)
l = panjang kawat (m)
r r
Keterangan:
Jika arus listrik searah  gaya tarik-menarik
Jika arus listrik berlawanan gaya tolak menolak
GAYA LORENTZ
Gaya lorentz pada muatan bergerak
Jika sebuah muatan listrik bergerak dalam medan magnet, maka
muatan tersebut akan mengalami gaya Lorentz yang besarnya :

X FLX X vX X
- X FL  B q v sin 
B
X X X X X X Keterangan:
X X X X X X B = induksi magnet (T)
v  = sudat antara B dan v
X + X X X X BX
FL q = muatan listrik (C)
X X X X X X
v = kecepatan partikel (m/s)
Muatan positif Muatan negatif
GAYA LORENTZ
Jika arah v sejajar dengan B gaya Lorentz pada partikel bermuatan
= NOL, sehingga partikel bergerak lurus,
jika arah v tegak lurus B gaya Lorentz pada partikel bermuatan
adalah FL = Bqv dan mengikuti lintasan lingkaran berjari-jari R. 
besar gaya Lorentz = gaya sentripetal

Sehingga, Keterangan:
FL  FS
R = jari-jari lintasan (m)
mv2 m = massa partikel (kg)
Bqv 
R q = muatan listrik (C)
mv
R
qB
GAYA LORENTZ
Momen gaya Lorentz
Apabila suatu kawat penghantar berbentuk kumparan dengan
luas penampang A dialiri arus listrik dalam medan magnet, maka
kumparan tersebut akan mengalami momen gaya Lorentz.

Keterangan:
  N I B A sin 
 = moment gaya (Nm)
I = arus listrik pada kumparan (A) B. Normal
B = induksi magnet (T)
A = luas kumparan (m2)
 = sudut antara B dengan bidang normal B. Kumparan
APLIKASI GAYA LORENTZ
1. Galvanometer
komponen dasar ampermeter dan voltmeter analog
2. Motor Listrik
 Alat yang mengubah energi listrik menjadi energi
putaran
3. Spektrometer massa
 Alat yang digunakan untuk menentukan massa
atom atau molekul (ditemukan oleh Francis
william Aston)
 Prinsip kerja  pembelokan partikel bermuatan
oleh medan magnet
Spektrometer massa
Tahap pertama : Ionisasi
Atom di-ionisasi dengan mengambil satu atau lebih elektron dari atom tersebut
supaya terbentuk ion positif. Ini juga berlaku untuk unsur-unsur yang biasanya
membentuk ion-ion negatif (sebagai contoh, klor) atau unsur-unsur yang tidak pernah
membentuk ion (sebagai contoh, argon). spektrometer massa ini selalu bekerja hanya
dengan ion positif.

Tahap kedua : Percepatan


Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai energi kinetik yang sama.

Tahap ketiga : Pembelokan


Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet, pembelokan yang
terjadi tergantung pada massa ion tersebut. Semakin ringan massanya, akan semakin
dibelokan. Besarnya pembelokannya juga tergantung pada besar muatan positif ion
tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak elektron yang diambil pada tahap 1,
semakin besar muatan ion tersebut, pembelokan yang terjadi akan semakin besar.

Tahap keempat : Pendeteksian


Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut dideteksi secara elektrik.
Contoh soal :
Ion klorin bermuatan tunggal dari sumber S
memasuki daerah selektor kecepatan yang memiliki
medan magnetik 0.15 T dan kuat medan listrik 7.5 x
10 3 V/m. Keluar dari selektor kecepatan, ion ini
memasuki daerah kedua dengan medan magnetik
sama dengan selektor kecepatan. Jika klorin
memiliki dua isotop bermassa 34,97 u dan 36,97 u,
tentukanlah jari-jari lintasan yang ditempuh masing-
masing isotop dalam daerah ini.
4 Siklotron
Pemercepat partikel partikel-partikel digunakan
menembak inti sasaran agar terjadi reaksi inti yang
mempunyai energi tinggi menghasilkan radioisotop
5. Pengeras suara/ loudspeaker

Anda mungkin juga menyukai