Anda di halaman 1dari 4

Physics SMA Masehi Kudus

1. MEDAN MAGNET DI SEKITAR ARUS LISTRIK


Hubungan magnet dengan listrik pertama kali diamati oleh Hans Christian Oersted melalui pengamatan
jarum kompas yang berada di dekat kawat berarus listrik mengalami pembelokan.
Setelah penemuan ini, Jean Baptiste Biot dan Felix Savart berhasil menemukan bentuk medan magnet
yang ditimbulkan arus listrik, yang dikenal dengan hukum Biot-Savart.

A. Hukum Biot-Savart
Besar induksi magnet di suatu titik tergantung pada beberapa faktor, yaitu : jarak titik dengan kawat
berarus, kuat arus, dan arah arus terhadap sumbu magnet.
Induksi magnet sering disebut kuat medan magnet.
Induksi magnet menyatakan kerapatan fluks magnet .
Hukum Biot-Savart menyatakan bahwa besarnya induksi magnet si suatu titik dalam medan magnet :
❑ berbanding lurus dengan arus listrik.
❑ berbanding lurus dengan panjang elemen kawat.
❑ berbanding lurus dengan sinus sudut antara arah arus dan garis penghubung titik itu ke kawat.
❑ berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik itu ke elemen kawat.
Berdasarkan faktor di atas, hukum Biot-Savart di rumuskan :

dB = k k=

dB = induksi magnet di suatu titik yang berjarak r dari kawat (Wb/m2) atau (T)
k = tetapan/konstanta (10–7 Wb/A) Wb = weber dan T = tesla
I = kuat arus listrik (A)
r = jarak titik ke elemen kawat (m)
dl = elemen kawat (m)
0 = permeabilitas ruang hampa/vakum (4  x 10–7 T m/A)

Catatan :
Arah medan magnet di sekitar kawat berarus listrik ditentukan dengan Kaidah Tangan
Kanan dalam posisi menggenggam. Peraturannya sebagai berikut :
• Ibu jari : menunjukkan arah arus listrik.
• Genggaman 4 jari lain : menunjukkan arah medan magnet

B. Induksi Magnet / Medan Magnet di sekitar kawat lurus berarus listrik


Apabila titik P berada di sekitar kawat lurus panjang berarus listrik I pada jarak a dari kawat berarus
listrik, maka besarnya medan magnet di titik P dirumuskan :

0 I
B=
2 a
B = Medan magnet / Induksi magnet di titik P (T)
I = Kuat arus listrik yang mengalir pada kawat (A)
a = Jarak titik P terhadap kawat berarus (m)
 0 = Permeabilitas ruang hampa/vakum (4  x 10–7 T m/A)

Catatan :
Arah medan magnet ditentukan dengan Kaidah Tangan Kanan

C. Induksi Magnet / Medan Magnet pada kawat melingkar berarus listrik


Besarnya medan magnet di pusat sebuah kawat melingkar (titik O) berarus listrik I dengan jari-jari
lingkaran a dirumuskan :

0 I
B=
a 2a

O
B = Medan magnet / Induksi magnet di titik O (T)
I = Kuat arus listrik yang mengalir (A)
a = Jari-jari lingkaran kawat (m)
I

Induksi Magnetik Page 1 of 4


Physics SMA Masehi Kudus
Apabila kawat melingkar tersebut terdiri dari N buah lilitan, maka medan magnet di pusat lingkarannya
(titik O) dirumuskan :

0 I N N = Banyaknya lilitan
B=
2a

Besarnya medan magnet / induksi magnet di titik P yang berada pada sumbu lingkaran dan berjarak x
dari pusat lingkaran dirumuskan :

 0 I a sin 
BP =
2r2
BP = Medan magnet / Induksi magnet di P (T)
I = Kuat arus listrik yang mengalir (A)
a = Jari-jari lingkaran kawat (m)
r = Panjang sisi miring (m)
 = Sudut antara sisi kemiringan dengan sumbu lingkaran
Catatan :
Arah medan magnet ditentukan dengan Kaidah Tangan Kanan

D. Induksi Magnet / Medan Magnet pada Toroida


Toroida adalah kumparan yang ditekuk sehingga berbentuk lingkaran. Jika
toroida dialiri arus listrik, maka akan timbul garis-garis medan magnet
berbentuk lingkaran dalam di dalam toroida dan medan magnet di luar
toroida adalah nol.
Besarnya induksi magnet / medan magnet di pusat toroida (di titik P)
dirumuskan :

 0 IN
B=
2 a

B = Medan magnet / induksi magnet di pusat toroida ( T )


I = Kuat arus listrik / arus listrik ( A )
N = Banyaknya lilitan
a = jari-jari efektif toroida ( m )

E. Induksi Magnet / Medan magnet pada Solenoida


Penghantar yang membentuk banyak lilitan sehingga menyerupai lilitan pegas, disebut kumparan atau
solenoida.
Solenoida yang dialiri arus listrik, menghasilkan garis medan magnet yang polanya sama dengan yang
dihasilkan oleh magnet batang.
Untuk menentukan arah kutub U dan kutub S pada solenoida yang dialiri arus listrik,
digunakan Kaidah tangan kanan, sebagai berikut :
• Ibu jari menunjukan kutub utara ( U )
• Genggaman empat jari menunjukan lingkar arus listrik mengalir
Besar induksi magnet / medan magnet di pusat solenoida (di titik O) dan di ujung solenoida (di titik P)
adalah berbeda.

Besarnya induksi magnet di pusat dan di ujung solenoida dirumuskan :

Bpusat = dan Bujung = = Bpusat

Ket:
Bpusat = Medan magnet / Induksi magnet di pusat solenoida ( T )
Bujung = Medan magnet / Induksi magnet di ujung solenoida ( T )
I = Kuat arus listrik ( A )
N = Banyaknya lilitan
L = Panjang solenoida ( m )

Induksi Magnetik Page 2 of 4


Physics SMA Masehi Kudus
2. GAYA MAGNET (GAYA LORENTZ)
Gaya yang terjadi akibat interaksi medan magnet dengan arus listrik atau muatan listrik yang bergerak
disebut Gaya Magnet / Gaya Lorentz.
Gaya ini bisa terjadi pada penghantar berarus yang terletak di dalam medan magnet, muatan listrik yang
bergerak di dalam medan magnet, atau dua buah penghantar yang dialiri arus listrik.

A. Gaya Magnet/Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus dalam Medan Magnet


Jika sebuah penghantar yang dialiri arus listrik terletak di dalam medan magnet, maka penghantar
tersebut bergerak karena pengaruh suatu gaya Lorentz.
Arah gaya Lorentz yang terjadi pada penghantar dapat ditentukan denganmenerapkan Kaidah Tangan
Kanan Kedua, yang dinyatakan sebagai berikut :
Jika tangan kanan dibuka dengan ibu jari menunjuk arah arus listrik ( I )dan keempat jari
lain yang dirapatkan menunjuk arah medan magnet ( B ), arah telapak tangan menunjukan
arah dari Gaya Lorentz.

Besarnya gaya lorentz yang dialami kawat lurus berarus listrik di dalam medan magnet, berbanding
lurus dengan kuat arus listrik, panjang kawat, kuat medan magnet, dan sinus sudut antara arus listrik
dan medan magnet.
❑ Jika arah arus listrik tegak lurus dengan arah medan magnet :

F=BIL

F = Gaya Lorentz ( N )
B = Medan magnet ( T )
I = Kuat arus listrik ( A )
L = Panjang kawat ( m )

❑ Jika arah arus listrik membentuk sudut  terhadap arah medan magnet :

F = B I L sin 
F
= Gaya Lorentz ( N )
B
= Medan magnet ( T )
I
= Kuat arus listrik ( A )
L
= Panjang kawat ( m )
 = Sudut antara I dan B
B. Gaya Magnet/Gaya Lorentz pada Muatan yang bergerak dalam Medan Magnet
Muatan yang bergerak dalam medan magnet juga dapat mengalami Gaya Lorentz. Besarnya Gaya
Lorentz tersebut dirumuskan :
❑ Jika arah gerak/arah kecepatan tegak lurus dengan arah medan magnet :
F = Gaya Lorentz ( N )
F=Bqv B = Medan magnet ( T )
q = Muatan listrik ( C )
v = Kecepatan gerak muatan ( m/s )

❑ Jika arah gerak/arah kecepatan membentuk sudut  dengan arah medan magnet :

F = B q v sin   = Sudut antara v dan B

Arah Gaya Lorentz yang dialami oleh muatan yang bergerak dalam medan magnet dapat ditentukan
dengan aturan sebagai berikut :
• Untuk Muatan Positif menggunakan Kaidah Tangan Kanan
• Untuk Muatan Negatif menggunakan Kaidah Tangan Kiri
B F 𝒊

Induksi Magnetik Page 3 of 4


Physics SMA Masehi Kudus

C. Gaya Magnet/Gaya Lorentz antara Dua Penghantar Lurus Sejajar Berarus Listrik
Gaya Lorentz dapat terjadi pada dua kawat lurus berarus listrik yang ditempatkan sejajar satu sama
lain dengan jarak tertentu. Gaya Lorentz yang timbul dapat berupa gaya tarik-menarik atau gaya tolak-
menolak, tergantung arah arus listrik pada kedua kawat.
❑ Jika arah arus listrik pada kedua kawat searah, maka gaya yang terjadi tarik-menarik.
❑ Jika arah arus listrik pada kedua kawat berlawanan arah, maka gaya yang terjadi tolak-menolak.
Terjadinya gaya tarik-menarik dan tolak-menolak tersebut adalah sebagai berikut :

Basarnya gaya Lorentz yang terjadi pada dua kawat lurus berarus listrik yang ditempatkan sejajar satu
sama lain dirumuskan :
F = Gaya Lorentz/Gaya Magnet ( N )
 0 I1 I 2 I1 = Kuat arus listrik pada kawat pertama ( A )
F= l I2 = Kuat arus listrik pada kawat kedua ( A )
2 a a = Jarak antara kedua kawat ( m )
l = Panjang kawat ( m )

D. Lintasan Partikel yang Bergerak Tegak Lurus Garis Medan Magnet


Pada partikel yang bergerak tegak lurus dalam medan magnet, gaya Lorentznya selalu tegak lurus
terhadap kecepatan. Dengan demikian gaya Lorentz hanya mengubah arah kecepatan, sehingga
lintasan partikel berbentuk lingkaran karena mengalami gerak melingkar beraturan.

Besarnya jari-jari lingkaran dari litasan partikel dirumuskan :


R = Jari-jari lintasan ( m )
mv m = Massa partikel ( kg )
R= v = Kecepatan partikel ( m/s )
Bq B = Medan magnet ( T )
q = Muatan partikel ( C )
Catatan :
❑ Apabila arah gerak partikel sejajar dengan arah medan magnet, maka gaya Lorentz adalah nol.
Artinya, partikel tidak dibelokkan sehingga lintasannya berupa garis lurus
❑ Apabila arah gerak partikel membentuk sudut  terhadap arah medan magnet, maka lintasannya
berupa spiral atau heliks

Induksi Magnetik Page 4 of 4

Anda mungkin juga menyukai