Anda di halaman 1dari 30

INDUCTIVELY COUPLED PLASMA-

ATOMIC EMISSION SPECTROMETRY

(ICP-AES)

ZAENAL ARIFIN SEKOLAH MENENGAH ANALIS KIMIA BOGOR


BOGOR 2010 ANALISIS INSTRUMEN SPEKTROSKOPI EMISI ATOM
PLASMA

Materi bentuk ke-4 setelah padat, cair dan gas


Pertama kali diperkenalkan oleh Sir William Crookes
dengan tabung Crookes dan Irving Langmuir
memberikan penamaan plasma
Plasma secara fisika merupakan gas atau campuran
gas yang mengandung ion dan elektron dengan
jumlah minimum 1% dari total gas
Berbeda dengan gas, plasma bersifat penghantar
listrik dan dapat dipengaruhi oleh medan magnet.
Sifat ini dimanfaatkan untuk induksi energi pada
ICP
PLASMA

Plasma terdapat di banyak tempat


Di ruang angkasa, plasma dapat ditemukan
misalnya pada bintang, solar wind dan supernova
Nyala api, Aurora Borealis dan Australis, lampu
tubular, kilat, sinar laser dan TV Plasma merupakan
contoh dari plasma.
Dalam skala laboratorium plasma dimanfaatkan
sebagai plasma analitik dan digunakan pada
berbagai instrumen untuk melakukan tahapan
atomisasi, misalnya pada Inductively Coupled
Plasma (ICP), Glow Discharge Plasma (GDP), Direct
Current Plasma (DCP) dan Microwave Induced
Plasma (MIP)
PLASMA
PLASMA
SUHU PLASMA

Secara teoretis,dihitung secara spektroskopi


menggunakan persamaan Boltzman dan Saha.
Kerapatan elektron tertinggi dimiliki oleh bintang
yang sedang meluruh dan menghasilkan suhu
setara 1012K
Suhu bintang, misalnya matahari mencapai 107K
pada inti dihasilkan dari fusi komponen pembentuk
bintang
Plasma analitik pada ICP, memiliki kisaran suhu
6000 K pada Analytical Zone dan 10000 K pada titik
awal pembentukan plasma
Suhu terendah plasma dapat mencapai 0,1 K
BAGAIMANA PLASMA TERBENTUK?

Untuk membentuk plasma analitik di laboratorium,


diperlukan sumber gas plasma, tersedia energi
untuk inisialisasi pembentukan plasma dan
penahanan plasma
ICP menggunakan Ar sebagai bahan plasma,
sehingga disebut plasma Argon.
Tesla Coil menginisialisasi pembentukan ion dan
pelepasan elektron. Penambahan jumlah elektron
terjadi sebagai akibat tumbukan kation dan
elektron berkecepatan tinggi terhadap Argon
Penahanan plasma dilakukan secara Induksi.
BAGAIMANA PLASMA TERBENTUK?

Argon dipilih sebagai bahan utama pembentukan


plasma dengan alasan: tersedia melimpah, relatif
mudah diionisasi, bersifat inert, spektrum emisi
yang telah dipetakan, bilangan ionisasi lebih tinggi
dari hampir seluruh elemen
Plasma Nitrogen atau campuran Ar-Nitrogen kurang
disukai karena spektrum emisi nitrogen yang lebih
rumit, menyebabkan kemungkinan interferensi
spektra yang lebih banyak.
PLASMA INDUKSI BERPASANGAN

Dibandingkan MIP, DCP dan GDP, ICP menjadi


pilihan utama untuk plasma analitik.
Plasma pada ICP, dibentuk pada sebuah Torch yang
didesain oleh Greenfield atau Fassel.
Inisialisasi plasma dilakukan oleh coil Tesla
Peningkatan suhu plasma terjadi sebagai akibat
tumbukan elektron yang digetarkan dalam medan
magnet bolak-balik dan ditingkatkan hingga 10000
K sebagai akibat transfer energi induksi dan
penahanan arus listrik (arus elektron) dalam
plasma. Ohmic heating menjadi penyumbang panas
utama pada plasma.
ICP TORCH
Torch terbagi menjadi tiga buah
silinder: Aliran utama (main
stream/plasma stream), Auxiliary
stream, dan sample stream.
Silinder kedua merupakan aliran
Argon utama dengan kecepatan
15-25 L/menit, bagian utama
pembentuk plasma. Silinder
paling dalam merupakan sistem
aliran aerosol sampel, kecepatan
alir tergantung pada jenis
nebulizer. Silinder terluar, dialiri
Argon dengan kecepatan 1- 5
L/menit yang berguna sebagai
sistem pendinginan dan isolasi
panas plasma.
PEMASANGAN TORCH
Torch pada ICP-AES
dapat dipasangkan
secara Radial (a) atau
secara Axial (b)
Pemasangan Torch
secara Axial akan
memberikan hasil
yang lebih baik dalam
hal kestabilan garis
emisi dan
meningkatkan
intensitas emisi
Torch Axial juga akan
meningkatkan
kemampuan limit
deteksi dari ICP-AES
PEMBENTUKAN PLASMA
Pada keadaan awal, seluruh
silinder akan dialiri oleh gas argon
dengan kecepatan yang telah
ditentukan.
Plasma diinisialisasi dengan
kilatan listrik tegangan tinggi dari
coil tesla sehingga dihasilkan ion
Ar dan elektron bebas.
Tumbukan dengan kecepatan
tinggi akan terjadi dan
menyebabkan pertambahan
jumlah elektron sehingga
mencapai jumlah minimum 1%,
plasma dingin mulai terbentuk.
Gesekan elektron dalam plasma
menyebabkan suhu naik.
PEMBENTUKAN PLASMA
Proses induksi energi dimulai saat
RF dengan daya 2 5 KW, dan
frekuensi 27,5 hingga 40 MHz,
dialirkan pada RF Coil. Proses
induksi menyebabkan plasma
memiliki energi listrik dengan arus
yang besar.
Aliran Plasma setara dengan aliran
arus listrik yang ingin bergerak.
Akan tetapi, arus listrik plasma
dihambat dengan sangat kuat
oleh medan magnet yang
berubah hingga 27,5 juta siklus
per detik. Terjadi tumbukan yang
sangat intens. Nilai R naik sangat
tinggi terjadi efek Ohmic heating.
PEMBENTUKAN PLASMA
Ohmic heating inilah yang
menyebabkan suhu plasma
meningkat hingga mencapai
10000K pada inti plasma.
Isolasi suhu diperlukan agar
bahan Torch plasma (kuarsa atau
pyrex) tidak leleh dan rusak.
Pendinginan dilakukan dengan
mengalirkan gas Argon bantu
(auxiliary) sehingga panas di inti
plasma tidak menyebar dan
melelehkan instrumen.
NAZ (Normal Analytical Zone),
daerah pengamatan tempat
eksitasi dan emisi pada plasma,
suhu kerja 6000-6500 K.
SUHU PADA PLASMA
Suhu plasma pada kisaran
tertinggi dapat mencapai
10000 K, cukup untuk
melakukan proses ionisasi
dan eksitasi sempurna
Proses atomisasi terjadi pada
lingkungan inert, tidak
memungkinkan terbentuk
oksida logam
Gangguan ionisasi hampir
tidak terjadi. Kerapatan
elektron plasma mencegah
gangguan ionisasi.
Profil suhu plasma, stabil
dan seragam.
STRUKTUR PLASMA
Inti berwarna putih seperti
berlian, disebabkan emisi
spektrum garis dan
kontinu Plasma Argon
Ekor plasma tampak
seperti api hingga setinggi
2 cm.
Daerah transparan, tempat
pengukuran dilakukan.
Pada daerah ini hanya
terdapat spektrum garis
dari emisi atom.
REACTION IN ATOMIZATION PROCESS

nebulisasi desolvasi vaporisasi


[M+,X-] [M+,X-] [MX]solid [MX]gas
Larutan aerosol molekul

atomisasi
emisi eksitasi
[M0] gas [M*]gas [M0]gas [X0]gas
panas
ground state excited state
panas
[X+]gas
eksitasi
emisi
[M+] gas [M+*] gas panas
[M+]gas
ground state excited state panas
eksitasi
emisi
[Mn+] gas [Mn+*] gas panas
[Mn+]gas
ground state excited state
NEBULIZER
Mengubah larutan
menjadi aerosol halus
sebelum dimasukan ke
dalam inti plasma
Pneumatic nebulizer,
menggunakan gas
bertekanan tinggi
untuk mengubah
larutan menjadi aerosol
halus
NEBULIZER
Ultrasonic nebulizer,
menggunakan
gelombang ultrasonic
untuk mendidihkan,
mengubah fase cairan
menjadi aerosol dan
dilewatkan pada
sebuah membran.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan ICP
Analisis secara simultan, menghemat
waktu dan sampel
Dapat menetapkan beberapa jenis unsur
bukan logam (Cl, Br, I dan S)
Kisaran konsentrasi linear yang sangat
baik (magnitude: 105 106 )
Kekurangan ICP
Spektrum yang sangat kompleks, dapat
terdiri atas ratusan hingga ribuan garis.
Diperlukan sistem optik yang mutakhir
dan biasanya sangat mahal
Biaya investasi dan perawatan mahal,
Tingkat keahlian operator harus tinggi.
SISTEM DISPERSI PADA ICP
Garis spektra yang dimiliki oleh satu
unsur yang sedang dieksitasi dalam
plasma dapat mencapai jumlah ratusan
hingga ribuan.
Diperlukan suatu sistem pemisahan
panjang gelombang emisi yang sangat
baik untuk mendapatkan hasil yang
tepat dan akurat
Secara umum terdiri dari lensa
pemfokus, slit, cermin pemantul, prisma
dan grating
SISTEM DISPERSI PADA ICP
Pembacaan intensitas emisi pada ICP
umumnya dilakukan terhadap beberapa
panjang gelombang emisi dalam satu
waktu, pembacaan pada satu panjang
gelombang unsur tidak menjadi pilihan
walaupun memungkinkan.
Pembacaan dapat dilakukan secara
sequensial (bertahap) atau secara
simultan (menggunakan multi channel)
Hasil pemisahan akan diteruskan pada
detektor untuk diolah menjadi sinyal
listrik berupa Photo Multiplier Tube
(PMT) atau detektor Photo Diode Array
(PDA) dan Charge Couple Device (CCD)
SEQUENSIAL VS. MULTICHANNEL
SEQUENSIAL VS MULTICHANNEL
Pada instrumen sequensial
PMT bergerak dibelakang sebuah piringan,
Atau grating dan prisma bergerak ke beberapa slit
Menggunakan slit yang telah dikonfigurasi diawal untuk
mendeteksi hingga 20 garis spektra
Lebih murah, tetapi lambat
Pada instrumen Multichannel
Digunakan Polikromator yang berupa susunan beberapa
buah PMT
Menggunakan detektor padat rangkaian peka cahaya,
berupa PDA, CCD atau CID
Mahal cepat
ICP-AES model terbaru biasanya merupakan sistem
multichannel
SEQUENSIAL

Walaupun memiliki banyak garis spektrum emisi,


banyak diantaranya yang tidak dapat
dimanfaatkan untuk proses akuisisi data
Pemindaian dengan kecepatan tinggi dilakukan
pada daerah kosong diantara garis emisi yang
akan dibaca, kira 20 milidetik untuk melakukan
pemindaian dari 165 800 nm
Pemindaian secara teliti dengan kecepatan rendah
dilakukan terhadap garis emisi dengan jarak
kenaikan 0.01 to 0.001 nm
Sistem data menentukan terlebih dahulu garis
emisi yang akan dipindai
SEQUENSIAL SCANNING
SIMULTAN LINGKARAN ROWLAND
SIMULTAN MULTICHANNEL
ECHELLE MONOKROMATOR

Anda mungkin juga menyukai