Anda di halaman 1dari 32

KEGIANTAN PEMBELAJARAN III

“Jumlah Bahan dan Biaya Instalasi Penerangan”

Kompetensi Dasar (KD) :

3.3 Menentukan jumlah bahan dan biaya pada instalasi penerangan 1 fasa.

Materi Pokok :

 Bahan Penghantar.
 Jenis-jenis Sakelar, Kotak-kontak, dan Fitting.
 Pengaman,
 Rekapitulasi Bahan dan Biaya

Tujuan Pembelajaran :

1. Peserta didik mengetahui Bahan Pengantar pada Instalasi penerangan 1 fasa.


2. Peserta didik dapat memahami jenis-jenis Sakelar, Kotak-kontak dan Fiiting pada
intalasi penerangan 1 fasa.
3. Peserta didik dapat mengerti perbedaan disetiap jenis-jenis Pengaman pada intalasi
penerangan 1 fasa.
4. Peserta didik dapat menganalisis bahan dan menghitung biaya pada Intalasi
penerangan 1 fasa.

62
URAIAN MATERI

Untuk mengawali materi yang akan disampaikan pada Pembelajaran 3 ini, diharapkan
kepada peserta didik untuk benar-benar mempersiapkan diri dalam menyimak dan memahami
setiap materi dan diharapkan pada akhirnya dapat menguasai capaian pembelajaran Kegiatan
belajar 3 ini. Silakan para peserta didik pelajari beberapa materi berikut ini.

Materi awal berikut menjelaskan tentang Menentukan jumlah bahan dan biaya pada
instalasi penerangan 1 fasa. Materi yang akan disampaikan adalah bagaimana Menentukan
jumlah bahan dan biaya pada instalasi penerangan 1 fasa.

A. Bahan Penghantar
Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu
rangkaian instalasi listrik. Dalam pemasangan instalasi listrik banyak macamnya, untuk
memudahkan bagi peserta didik komponen tersebut dikelompokkan menjadi :
a. Bahan Penghantar
b. Sakelar
c. Kotak Kontak
d. Fitting
e. Pengaman
Komponen instalasi listrik yang akan di pasang pada instalasi listrik, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :

a. Keandalan, menjamin kelangsungan kerja instalasi pada kondisi normal.


b. Keamanan, komponen instalasi yang dipasang dapat menjamin
keamanan sistem instalasi listrik.
c. Kontinuitas, komponen dapat bekerja secara terus menerus pada kondisi
normal.
Syarat instalasi listrik dikatakan ekonomis ketika harga keseluruhan instalasi listrik
tersebut, ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaan semurah mungkin. Rugi daya listrik
yanghilang serendah mungkin. Oleh karena itu instalasi listrik harus direncanakan
sesederhana mungkin, agar alat – alat yang dipakai sedikit. Mudah pemasangannya dan
pemeliharannya, dan rugi – rugi daya sekecil mungkin.

Kelangsungan kerja suatu instalasi listrik dapat dicapai, apabila instalasi listrik
direncanakan sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran

63
listrik sangat kecil. Bila masih terjadi gangguan yang mengakibatkan terhentinya aliran
listrik, maka gangguan tersebut harus mudah dan cepat diatasi atau diperbaiki.

Pengenalan komponen instalasi listrik sangat diperlukan untuk mengetahui fungsi


masing – masing komponen tersebut dengan benar oleh karena itu, diperlukan pengetahuan
standar aman bagi komponen instalasi yang akan digunakan. Disarankan untuk memilih
komponen perlengkapan instalasi listrik yang mencantumkan hal – hal sebagai berikut :

a. Nama pembuat atau merk dagang


b. Keterangan tentang daya, tegangan atau arus pengenal
c. Tanda pengenal standar yang digunakan, seperti Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN) Berikut ini akan
dijelaskan komponen dan peralatan instalasi penerangan listrik pada bangunan rumah.

1. Bahan Penghantar
Penghantar adalah benda logam ata bukan logam yang bersifat menyalurkan arus
listrik dan kawat/ pilinan kawat yang cocok digunakan untuk meyalurkan arus listrik.
Kabel adalah rakitan satu penghantar atau lebih, baik penghantar pejal atau berupa
pintalan, masing – masing dilindungi dengan isolasi keseluruhannya dilengkapi dengan
selubung pelindung bersama.
Kabel instalasi ialah kabel untuk instalasi tetap. Kabel fleksibel ialah kabel yang
karena sifat penghantar, isolasi dan selubung yang fleksibel untuk dihubungkan dengan
perlengkapan listrik yang dapat dipindah – pindahkan dan atau bergerak
Kabel tanah ialah semua jenis penghantar berisolasi dan berselubung yang karena
sifat isolasinya dan selubungnya boleh dipasang pada atau di dalam tanah, termasuk di
dalam air.
a. Jenis Penghantar
 Penghantar Berisolasi
Penghantar berisolasi dapat berupa kawat berisolasi atau kabel.
Batasan kawat berisolasi adalah rakitan penghantar tunggal, baik
serabut maupun pejal yang diisolasi, contoh kawat berisolasi
berupa NYA dan NYAF.
 Penghantar Tanpa Isolasi
Hantaran tak berisolasi merupakan penghantar yang tidak dilapisi oleh
isolator, contoh penghantar tidak berisolasi BC (Bare Conductor). Jenis –

64
jenis isolasi yang dipakai pada penghantar listrik meliputi isolasi dari PVC
(Poly Vinil Chlorid).

b. Jenis Kabel
Dilihat dari jenisnya, penghantar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

 Kabel Intalasi
Kabel instalasi biasa digunakan pada instalasi penerangan, jenis kabel
yang banyak digunakan dalam instalasi rumah tinggal untuk pemasangan
tetap ialah NYA dan NYM. Pada penggunaannya kabel NYA menggunakan
pipa untuk melindungi secara mekanis ataupun melindungi dari air dan
kelembaban yang dapat merusak kabel tersebut. Kontruksi Kabel NYA dapat
dilihat pada (gambar 51) dibawah ini.

Gambar 51. Konstruksi Kabel NYA


Kabel NYA hanya memiliki satu penghantar berbentuk pejal, kabel ini
pada umumnya digunakan pada instalasi rumah tinggal, sedangkan kabel
NYM adalah kabel yang memiliki beberapa penghantar dan memiliki
isolasi luar sebagai pelindung. Kontruksi Kabel NYM dapat dilihat pada
(gambar 52) dibawah ini.

Gambar 52. Konstruksi Kabel NYM

65
 Kabel Tanah
Kabel tanah terbagi menjadi dua yaitu :
 Kabel Tanah thermoplastic tanpa perisai
Kabel Tanah thermoplastic tanpa perisai seperti NYY, biasanya
digunakan untuk kabel tenaga pada industry. Kabel ini juga dapat
ditanam dalam tanah, dengan syarat diberikan perlindungan terhadap
kemungkinan kerusakan mekanis. Pada prinsipnya susunan NYY ini
sama dengan susunan NYM. Hanya tebal isolasi dan selubung
luarnya serta jenis PVC yang digunakan berbeda. Kontruksi Kabel
NYY dapat dilihat pada (gambar 53) dibawah ini.

Gambar 53. Konstruksi Kabel NYY

 Kabel Tanah thermoplastic perisai


Kabel tanah thermoplastic berperisai seperti NYFGbY, biasanya
digunakan apabila ada kemungkinan terjadi gangguan kabel secara
mekanis. Kontruksi Kabel NYFGbY dapat dilihat pada (gambar 54)
dibawah ini.

Gambar 54. Konstruksi Kabel NYFGbY

66
 Kabel Fleksibel
Kabel fleksibel biasanya digunakan untuk peralatan yang
sifatnya tidak tetap atau berpindah – pindah, di tempat kemungkinan
adanya gangguan mekanis atau getaran dengan peralatan yang
harus tahan terhadap tarikan dan gesekan.

c. Ukuran Penghantar
Dinyatakan dalam ukuran luas penampang intinya dan satuannya adalah

mm2, ukuran luas penampang nominal kabel, penghantar tak berisolasi yang
tercantum pada tabel 8 dibawah ini.
Tabel 8. Daftar Konstruksi Kabel Instalasi dan Penggunaannya

Jenis Kabel Tegangan Jumlah Luas Penggunaan


Nominal Inti Penampang
Thermo Plastik Untuk
NYFA , 230/400 V 1 , 3 dan pasangan tetap
NYFAF 4 0,5 dan 0,75 di dalam dan
NYFAZ, pada lampu
NYFAD 2 dan 3

Thermo Plastik Untuk


tahan Panas 230/400 V 1 , 3 dan 0,5 – 1,0 pasangan tetap
sampai 150 0C 4 di dalam dan
NYFAw , 0,5 dan 0,75 pada lampu
NYFAFw 2 dan 3
NYFAZw , Dalam pipa
NYFADw yang
dipasang di
atas atau di
dalam
Kabel Rumah plesteran.
Thermo Plastik 0,5 -- 400
400/690 V 1 Atau Pasangan
NYA dan NYAF ter - buka pada
isolator
di atas
plesteran di
atas jangkauan
tangan, dalam
alat listrik dan
lemari hubung
bagi
Kabel
Thermo
plastik

67
khusus 400/690 V 1 1,5 -- 400 Sda
NSYA NSYAF
NSYAW
Hanya di
Kabel Lampu dalam pipa
Tabung baja dalam
thermo plastik 4000 – 1 1,5 udara atau di
8000 bawah
NYL plesteran.
Dalam lampu
reklame dan
kendaraan
Kabel Di dalam dan di
thermo bawah
plastik pipih plesteran,
230/400 V 2…5 1,5 .. 2,5 dalam kamar
NYIF NYIFY mandi dan di
celah-celah
dinding tanpa
plesteran
Kabel
gantung Untuk
thermo plasti 230/400 V 2 .. 4 0,75 lampu
k tahan panas gantung
NYPLY
Kabel Rumah Di atas, di
Thermo Plastik dalam dan di
berselubung 230/400 V 1…5 1,5 -- 3 5 bawah
NYM dan 2…3 plesteran dan
NYM-O juga pada
kayu
Kabel thermo Sda
plastik
berperisai 230/400 V 2 … 5 1 … 50
logam
NYRAMZ
Kabel thermo Sda
plastik
berperisai 300/500 2 … 51 1,5 … 25
logam
berselubung
thermo plastik
Kabel tanah Kabel tenaga di
berisolasi dalam
dan ruang,saluran
berselubung 600/1200 1…4 1,5 … 400 kabel, dan dio
thermo V alam terbuka
plastik dan di
NYY NAYY dalam tanah
dengan

68
perlindungan
Kabel tanah Di dalm ruang,
berisolasi saluran kabel
dan dan di bawah
berselubung tanah untuk
thermoplastic 600/1200 2 .. 4 1,5 …. 40 instalasi ind
dengan V ustri
penghantar dan
konsentrik lemari
NYCY penghub
NYCWY ung
Kabel tanah Di dalm ruang,
berisolasi saluran kabel
dan dan di bawah
berselubung tanah untuk
thermoplastic 600/1200 2 .. 4 1,5 …. 40 instalasi ind
dengan V ustri
penghantar dan
konsentrik lemari
NYCY penghub
NYCWY ung
Kabel tanah
berisolasi Di atas, di
dan dalam dan di
berselubung 1… bawah
thermoplasti 600/1200 4 1,5 -- 400 plesteran dan
c V 25 … juga pada
dengan perisai 3… kayu
pita baja 4
NYFGbY
NYRGbY

B. Jenis-jenis Sakelar, Kotak Kontak dan Fitting


1. Sakelar
Sakelar berfungsi untuk menghubungkan atau memutus arus listrik dari sumber ke
pemakai atau beban. Sakelar terdiri dari banyak jenis dan tergantung pada cara
pemasangan, sistem kerja, dan bentuknya.
Pada sakelar saat terjadi pemutusan atau penghubungan arus listrik kemungkinan
akan timbul busur api di antara kontak – kontaknya. Oleh karena itu, waktu yang
diperlukan untuk pemutusan arus harus singkat atau pendek. Kecepatan waktu pemutusan
ini sangat ditentukan oleh pegas yang dipasang pada sakelar.

69
a. Saklar Tunggal
Sakelar tunggal berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu. Sakelar
ini mempunyai dua titik kontak yang menghubungkan hantaran fasa dengan
lampu. Bentuk simbol dan kontruksi saklar tunggal seperti (gambar 55) dibawah
ini.

(a) (b)
Gambar 55. Saklar Tunggal (a) Simbol dan (b) Konstruksi

b. Saklar Kutup Ganda


Titik hubung sakelar kutub ganda ada empat, biasanya digunakan untuk
memutus atau menghubungkan hantaran fasa dan nol secara bersamaan. Sakelar
kutub ganda biasanya digunakan pada kotak sekering satu fasa. Bentuk simbol
dan kontruksi saklar kutup ganda seperti (gambar 56) dibawah ini.

(a) (b)
Gambar 56. Sakelar kutub ganda (a) Simbol dan (b) Konstruksi

c. Sakelar Seri
Sakelar seri adalah alat penghubung dan pemutus dua lampu, atau dua
golongan lampu baik secara bergantian maupun bersamaan , sakelar seri sering
juga disebut sakelar deret. Adapun simbul dan konstruksi sakelar. Bentuk simbol
dan kontruksi saklar seri seperti (gambar 57) dibawah ini.

(a) (b)

Gambar 57. Sakelar seri (a) Simbol dan (b) Konstruksi

70
d. Sakelar Tukar
Sakelar Tukar adalah alat Penghubung dan pemutus lampu dari dua tempat
berbeda. Biasanya saklar ini digunakan dikamar hotel, dimana lampu bisa
dinyalakan di dekat pintu masuk dan dimatikan dekat kasur, begitu sebaliknya.
Bentuk simbol dan kontruksi saklar tukar seperti (gambar 58) dibawah ini.

(a) (b)
Gambar 58. Sakelar tukar (a) Simbol dan (b) Konstruksi

e. Sakelar Silang
Menurut konstruksinya sakelar dikelompokkan menjadi : sakelar kontak,
sakelar tumpuk atau sakelar paket, sakelar sandung, sakelar tuas, dan sakelar
giling. Sedangkan ditinjau dari cara kerjanya (jenis alat peng hubungnya), dapat
dikelompokkan menjadi : sakelar putar, sakelar balik, sakelar tarik, sakelar
jungkit, dan sakelar tombol tekan.

(a) (b)
Gambar 59. Sakelar silang (a) Simbul dan (b) Konstruksi

2. Kotak Kontak (stop kontak)


Kotak kontak merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan
listrik yang diperlukan untuk pesawat atau alat listrik. Tegangan sumber listrik ini
diperoleh dari hantaran fasa dan netral yang berasal dari PLN. Berikut jenis-jenis
Kotak Kontak berdasarkan tipe dan negara penggunanya.
1) Kotak Kontak Tipe A
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe A ini sering digunakan di negara antara lain :
Amerika Serika, Kanada, Meksiko dan Jepang. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe
A memiliki 2 pins dan tidak terdapat grounding (Pembumian), arus yang

71
mengalir sebesar 15 ampere dan tegangan sebesar 100-127 volt. Berikut contoh
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe A seperti (gambar 60) dibawah ini.

Gambar 60. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe A


2) Kotak Kontak Tipe B
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe B ini sering digunakan di negara antara lain :
Amerika Serika, Kanada, Meksiko dan Jepang. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe
B memiliki 3 pins dan terdapat grounding (Pembumian), arus yang mengalir
sebesar 15 ampere dan tegangan sebesar 100-127 volt. Berikut contoh Kotak
Kontak (Stop Kontak) tipe B seperti (gambar 61) dibawah ini.

Gambar 61. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe B


3) Kotak Kontak Tipe C
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe C ini sering digunakan di negara-negara antara
lain : Eropa, Amerika Selatan, dan Asia. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe C
memiliki 2 pins dan tidak terdapat grounding (Pembumian), arus yang mengalir
sebesar 2,5 ampere dan tegangan sebesar 220-240 volt. Berikut contoh Kotak
Kontak (Stop Kontak) tipe C seperti (gambar 62) berikut ini.

72
Gambar 62. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe C
4) Kotak Kontak Tipe D
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe D ini sering digunakan di negara India. Kotak
Kontak (Stop Kontak) tipe D memiliki 3 pins dan terdapat grounding
(Pembumian), arus yang mengalir sebesar 5 ampere dan tegangan sebesar 220-
240 volt. Berikut contoh Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe D seperti (gambar 63)
dibawah ini.

Gambar 63. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe D


5) Kotak Kontak Tipe E
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe E ini sering digunakan di negara antara lain :
Prancis, Bergia, Polandia Slovakia, dan Republik Ceko. Kotak Kontak (Stop
Kontak) tipe E memiliki 2 pins dan terdapat grounding (Pembumian), arus yang
mengalir sebesar 16 ampere dan tegangan sebesar 220-240 volt. Berikut contoh
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe E seperti (gambar 64) berikut ini.

73
Gambar 64. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe E
6) Kotak Kontak Tipe F
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe F ini sering digunakan di negara antara lain :
Ruasia dan Eropa kecuali Inggris dan Irlandia. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe
F memiliki 2 pins dan terdapat grounding (Pembumian), arus yang mengalir
sebesar 16 ampere dan tegangan sebesar 220-240 volt. Berikut contoh Kotak
Kontak (Stop Kontak) tipe F seperti (gambar 65) dibawah ini.

Gambar 65. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe F


7) Kotak Kontak Tipe G
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe G ini sering digunakan di negara antara lain :
Inggris, Irlandia, Malta, Malaysia dan Singapura. Kotak Kontak (Stop Kontak)
tipe G memiliki 3 pins dan terdapat grounding (Pembumian), arus yang mengalir
sebesar 13 ampere dan tegangan sebesar 220-240 volt. Berikut contoh Kotak
Kontak (Stop Kontak) tipe G seperti (gambar 66) berikut ini.

74
Gambar 66. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe G
8) Kotak Kontak Tipe H
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe H ini sering digunakan di negara antara lain :
Palestina dan Israel. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe H memiliki 3 pins dan
terdapat grounding (Pembumian), arus yang mengalir sebesar 16 ampere dan
tegangan sebesar 220-240 volt. Berikut contoh Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe
H seperti (gambar 67) dibawah ini.

Gambar 67. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe H


9) Kotak Kontak Tipe I
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe I ini sering digunakan di negara antara lain :
Australia, Selandia Baru, China dan Argentina. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe
I memiliki 2 atau 3 pins dan pada 2 pins tidak terdapat grounding sedangkan
pada 3 pins terdapat grounding (Pembumian), arus yang mengalir sebesar 10
ampere dan tegangan sebesar 220-240 volt. Berikut contoh Kotak Kontak (Stop
Kontak) tipe I seperti (gambar 68) berikut ini.

75
Gambar 68. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe I
10) Kotak Kontak Tipe J
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe J ini sering digunakan di negara Swiss.
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe J memiliki 3 pins dan terdapat grounding
(Pembumian), arus yang mengalir sebesar 10 ampere dan tegangan sebesar
220-240 volt. Berikut contoh Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe J seperti
(gambar 69) dibawah ini.

Gambar 69. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe J


11) Kotak Kontak Tipe K
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe K ini sering digunakan di negara antara lain
: Denmark dan Greenland. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe K memiliki 3
pins dan terdapat grounding (Pembumian), arus yang mengalir sebesar 16
ampere dan tegangan sebesar 220-240 volt. Berikut contoh Kotak Kontak
(Stop Kontak) tipe K seperti (gambar 70) berikut ini.

76
Gambar 70. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe K
12) Kotak Kontak Tipe L
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe L ini sering digunakan di negara Itali dan
Chili. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe L memiliki 3 pins dan terdapat
grounding (Pembumian), arus yang mengalir sebesar 10 dan 16 ampere dan
tegangan sebesar 220-240 volt. Berikut contoh Kotak Kontak (Stop Kontak)
tipe L seperti (gambar 71) dibawah ini.

Gambar 71. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe L


13) Kotak Kontak Tipe M
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe M ini sering digunakan di negara Afrika
Selatan. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe M memiliki 3 pins dan terdapat
grounding (Pembumian), arus yang mengalir sebesar 15 ampere dan tegangan
sebesar 220-240 volt. Berikut contoh Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe M
seperti (gambar 72) berikut ini.

77
Gambar 72. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe M
14) Kotak Kontak Tipe N
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe N ini sering digunakan di negara Brazil.
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe N memiliki 3 pins dan terdapat grounding
(Pembumian), arus yang mengalir sebesar 10 dan 20 ampere dan tegangan
sebesar 100-240 volt. Berikut contoh Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe N
seperti (gambar 73) dibawah ini.

Gambar 73. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe N


15) Kotak Kontak Tipe O
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe O ini sering digunakan di negara Thailand.
Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe O memiliki 3 pins dan tidak terdapat
grounding (Pembumian), arus yang mengalir sebesar 16 ampere dan tegangan
sebesar 220-240 volt. Berikut contoh Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe O
seperti (gambar 74) berikut ini.

78
Gambar 74. Kotak Kontak (Stop Kontak) tipe O
Penggunaan dan pemasangan kontak ada beberapa ketentuan menurut Peraturan
Umum Instalasi Listrik antara lain :
a. Kotak-kontak dinding fasa satu harus dipasang hingga kontak netralnya ada
disebelah kanan (ayat 206 B4).
b. Kotak-kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 meter di atas lantai
harus dilengkapi dengan tutup (ayat 840 C5)
c. Kotak-kontak yang dipasang dilantai harus tertutup (ayat 511 B4)
d. Kotak-kontak dinding dengan pengaman harus dipasang hantaran
pengaman (ayat 321 B1 sub b4)
e. Ruangan yang dilengkapi dengan kotak kontak dengan kotak pengaman,
tidak boleh dipasang kotak-kontak tanpa pengaman, kecuali kotak-kontak
tegangan rendah dan untuk pemisahan pengaman (ayat 321 B1 sub b4)
f. Pada satu tusuk kontak, hanya boleh dihubungkan satu kabel yang dapat
dipindah- pindah (ayat 511 A9 sub c)
g. Kemampuan kotak-kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan daya yang
dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A (ayat 840 C6).
3. Fitting
Fiting adalah tempat memasang bola lampu listrik, dan menurut penggunaanya
dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu fitting duduk, fitting gantung pada langit-langit
dan fitting kedap air.

a. Fitting Duduk
Disebut fitting duduk, karena pada dasarnya setelah dipasang kedudukannya
melekat ditempatnya semula (duduk). Fitting ini juga sering disebut fitting
dinding, karena dapat dipasang pada dinding-dingin atau langit-langit.

79
Apabila fitting ini dipasang maka tutupnya harus dibuka terlebih dahulu dengan
memutar kekiri, kemudian bagian kaki ini diletakkan dengan perantaraan sekrup.
Bila pemasangannya tidak dapat dilaksanakan secara langsung, perlu dipasang
roset dari kayu sebagai gantinya. Berikut contoh Fitting Duduk seperti (gambar
75) berikut ini.

(A) (B)
Gambar 75. Konstruksi Fitting Duduk (A) Keadaan Terbuka (B) Kedaan Tertutup

b. Fitting Gantung
Fitting gantung adalah salah satu peralatan dalam rangkaian instalasi penerangan
yang berfungsi sebagai pemegang bola lampu dan penghantar daya listrik ke
lampu. Pelaksanaan pemasangan fitting gantung hendaknya dimaksudkan
sedemikian rupa sehingga faktor elekris dan mekanis dapat dijamin
kehandalannya. Pengikatan pada fitting gantung harus diatur agar penghantar
yang diikatnya pada terminal, tidak menjadi tumpuhan pemikul berat fitting
tersebut, oleh sebab itu pada bagian tali dari pandel anur haru diatur sehingga
berfungsi sebagai pemikul beban fitting dan bola lampunya.
Pada umumnya pemasangan fitting gantung dipasang menggantung pada langit-
langit melalui roset, dengan menggunakan kabel snur yang bertali lekat. Berikut
contoh Fitting Gantung seperti (gambar 76) berikut ini.

Gambar 76. Konstruksi Fiting Gantung

80
c. Fitting Kedap Air
Fiting kedap air merupakan fiting yang tahan terhadap resapan/rembesan air.
Fiting jenis ini dipasang di tempat lembab atau tempat yang mungkin bisa terkena
air misalnya fiting untuk di kamar mandi. Konstruksi fiting ini terbuat dari
porselin, dimana bagian kontaknya terbuat dari logam kuningan atau tembaga dan
bagian ulirnya dilengkapi dengan karet yang berbentuk cincin sebagai penahan
air. Berikut contoh Fitting Kedap Air seperti (gambar 77) berikut ini.

Gambar 77. Konstruksi Fiting Kedap Air

81
C. Pengaman
a. Sakering (Circuit Breaker)
Circuit breaker seperti halnya sekering adalah merupakan alat proteksi,
walaupun circuit breaker dilengkapi dengan fasilitas untuk switching.
Sebagaimana sekering, fungsi proteksi circuit breaker adalah untuk memproteksi
beban lebih dan hubung singkat. Klasifikasi circuit breaker ditentukan melalui
triping action circuit breaker itu sendiri yaitu :

1) Thermal
Untuk keperluan tripping type ini menggunakan bimetal yang dipanasi
melalui arus beban lebih karena bimetal mengambil waktu untuk menaikkan
panas, maka type circuit breaker ini mempunyai karakteristik inverse time
limit untuk proteksi.
Waktu untuk trip tergantung pada kondisi temperatur ruang jadi sangat
cocok untuk proteksi kabel atau proteksi yang memerlukan kelambatan
waktu pemutusannya.

2) Magnetic
Type ini arus beban yang lewat melalui kumparan elektro magnetik
akan menarik inti jangkar dan secara mekanik akan melepaskan
pegangan circuit breaker dalam posisi “ON” (terjadi proses tripping).
Magnetic circuit breaker akan melengkapi trip yang segera
(instanteneous) terutama pada overload yang cukup berat (biaanya 10 kali
arus beban penuh) atau pada keadaan hubung singkat. Karena medan
magnet cukup kuat untuk menarik jangkar.
Karena magnetic circuit breaker type ini operasionalnya bebas dari
pengaruh suhu ruang, maka proteksi ini lebih cenderung untuk proteksi
hubung singkat.

3) Thermal – magnetic
Circuit breaker type ini dilengkapi dengan thermal element untuk
mendapatkan karakteristik dengan kelembaban waktu pemutusan (time
delay characteristic) dari fasiltias pengaruh temperatur ruang.

82
Sedangkan action magentik diperlukan untuk pemutusan segera. Bila
terjadi beban lebih, maka diperlukan waktu untuk memanasi elemen
bimetal (time delay).

Dengan beban lebih yang sangat besar atau hubung singkat, maka
elemen magnetik yang akan mempengaruhi waktu tripping dan diatur 10
kali arus nominal untuk melengkapi secara lengkap pemutusan
instanteneuous dengan interruping time 0,01.

b. Sakering (Fuse)
Sakering adalah suatu peralatan proteksi yang umum digunakan. Sekering
adalah suatu peralatan proteksi kerusakan yang disebabkan oleh arus berlebihan
yang mengalir dan memutuskan rangkaian dengan meleburannya elemen
sekering
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sekering :
b. Arus nominal sekering (current rating) adalah arus yang mengalir secara
terus menerus tanpa terjadi panas yang berlebihan dan kerusakan.
c. Tegangan nominal (voltage rating) yaitu tegangan kerja antar
konduktor yang diproteksi atau peralatan.
d. Time current protection yaitu suatu lengkung karakteristik untuk
menentukan waktu pemutusan.
e. Pre arcing time adalah waktu yang diperlukan oleh arus yang besar untuk
dapat meleburkan elemen sekering.
f. Arcing time adalah waktu elemen sekering melebur dan memutuskan
rangkaian sehingga arus jatuh menjadi nol.
g. Minimum fusing current adalah suatu harga minimun dari arus yang akan
menyebabkan elemen sekering beroperasi (melebur).
h. Fusing factor adalah suatu perbandingan antara minimum fusing current
dengan curret rating dari sekering. Umumnya sekering yang tergolong pada
semi enclosed mempunyai faktor 2 dan untuk type HRC mempunyai faktor
serendah mungkin 1,2.
i. Total operating time adalah waktu total yang diambil oleh sekering secara
lengkap dapat mengisolasi dengan gangguan.

83
j. Cut off ini adalah satuan fungsi yang penting sekering HRC. Jika elemen
sekering melebur dan membatasi harga arus yang dicapai ini kita kenal
dengan sebutan “arus cut off”
k. Categori of duty. Sekering diklasifikasikan pada kategori
kesanggupan dalam menangani gangguan sesuai dengan harga arus
prospective pada rangkaian. Katagori A1 dan A2 untuk arus propectif.
1.O.kA dan 4.0 kA. Sedangkan untuk kategori AC3, AC4 dan AC5 untuk
arus 16,5 kA, 33 kA dan 46 kA.

D. Rekapitulasi Bahan dan Biaya


Dalam merencanakan instalasi penerangan listrik diwajibkan menganalisa
kebutuhan bahan dan biaya agar syarat instalasi listrik dikatakan ekonomis apa bila
harga keseluruhan instalasi listrik tersebut, ongkos pemasangan dan ongkos
pemeliharaan semurah mungkin dan menghasilkan instalasi penerangan sesuai
dengan yang diharapkan.
Tak dipungkiri juga bahwa biaya instalasi penerangan listrik bisa mahal hal ini
disebabkan jenis bahan, jenis pekerjaan atau keterampilan para tenaga kerja dan alat-
alat bantu yang digunakan.
1. Perhitungan jumlah bahan penerangan listrik
Contoh merencanakan instalasi penerangan listrik 1 fasa dari gambar denah
rumah ukuran 750 x 1125 x 400 cm. Berikut Gambar denah rumah pada
(gambar 78) dibawah ini.

K. Tidur 2 K. Tidur 3

R. Tamu

WC

K. Tidur 1

Dapur
R. Keluarga/makan

Gambar 78. Denah Rumah

84
 Data denah rumah berdasarkan gambar denah rumah di atas diperoleh data
sebagai berikut :
a. Luas bangunan 750 x 1125 cm
b. Ruangan terdiri dari ruang tamu, 3 kamar tidur, ruang dapur dan kamar
mandi/ WC
c. Jumlah lampu 8 titik
d. otak kontak 2 titik
e. Saklar tunggal 6 titik
f. Saklar seri 1 titik untuk 2 lampu di ruang tamu dan seri

 Dari data di atas maka bahan – bahan instalasi dapat diidentiifkasi sebagai
berikut :
l. MCB 1 Set
m. Saklar tunggal 6 buah
n. Saklar seri 1 buah
o. Kotak kontak 2 buah
p. Lampu 8 buah
q. Fitting lampu 8 buah
r. Pipa PVC 5/8”
Pipa PVC digunakan untuk pemasangan kabel tembok pada
komponen saklar dan stop kontak.
 Menurut aturan PUIL 2011, saklar dan stop kontak dipasang dengan
jarak minimum 1,5 meter dari lantai
 Jika jarak lantai dengan plafon adalah 3,5 meter, maka panjang pipa untuk
tiap komponen adalah : 3,5 – 1,5 = 2 meter. Jadi untuk saklar tunggal,
seri dan stop kontak adalah (6 + 1 + 2) x 2 = 18 meter
 Satu batang pipa, panjangnya 4 m, jadi 18/4 = 4,5 meter, maka
dibutuhkan 5 batang pipa PVC.
s. Penutup ujung pipa (tule)
Tule dipasang pada ujung pipa, dan berguna untuk mencegah
terjadinya kerusakan isolasi ketika menarik kabel saat dipasang karena ada
10 potong pipa dengan 2 ujung maka jumlah tule adalah 10 x 2 = 20 buah.

85
t. Kotak sambung (Junction Box)
Menurut gambar terdapat 16 percabangan, sehingga dibutuhkan 16 kotak
sambung, kotak sambung biasa juga disebut T - dos
u. Kabel Penghantar
 Kabel dalam pipa
1) Panjang kabel NYA dihitung menurut panjangnya pia PVC
ditambah untuk 10 cm pada sambungan – sambungan dari saklar
– saklar, kotak kontak dan sambungan lainnya.
2) Panjang pipa 2 m, maka panjang kabel dalam pipa
adalah 2 m + 10 cm = 2,1 m
Perhitungan panjang kabel dalam pipa adalah sebagai berikut :
Pada 6 buah saklar tunggal = 6 x 2 x 2,1 m = 25,20 m
Pada 1 buah saklar seri = 1 x 3 x 2,1 m = 6,30 m
Pada 2 buah kotak kontak = 2 x 3 x 2,1 m = 12,60 m
Pada 1 buah MCB = 1 x 2 x 2,1 m = 4,20 m

Jumlah = 48,30 m

 Kabel di atas plafon


1) Kebutuhan kabel di atas plafon di tambah dengan 10 cm
pada sambungan/ percabangan
2) Panjangnya ditentukan dengan mengukur panjang yang terdapat
dalam gambar menurut skala sebagai berikut :
 Saluran utama : 4 x 3,75 = 15 m
 Saluran dari kotak sambung ke fiting : 8 x 2,5 m = 20 m
Jumlah panjang kabel pada plafon adalah :

15 m + 20 m + 10 cm = 35,1 m

- Panjang kabel adalah 48,30 m + 35,1 m = 83,4 m

- Total kebutuhan kabel adalah jumlah hasil perhitungan + 10%

- Total kabel = 83,4 x 10 % = 8,34, maka totalnya 83,4 + 8,34 =


91,74 m

86
Jumlah satu rol kabel NYA panjangnya 100 m, maka untuk
keperluan kabel tersebut dapat dibeli 1 rol kabel NYA ukuran 1,5
mm.

Masing – masing untuk 1 rol warna hitam (fasa) ukuran 1,5 mm, 1
rol warna biru (netral) ukuran 1,5 mm dan 1 rol kabel grounding
(pentanahan) warna kuning + hijau loreng ukuran 1,5 mm.

2. Rancangan Anggaran Biaya (RAB)


a. Estimasi Kebutuhan Bahan dan Harga, pada tabel 9 berikut ini.
Tabel 9. Estimasi Kebutuhan bahan dan Harga
No Nama Bahan Merk Volume Satuan Harga Jumlah

1 Saklar tunggal Broco 6 buah RpSatuan


12.000 Rp Harga
72.000
2 Saklar Seri Broco 1 buah Rp 18.000 Rp 18.000
3 Stop Kontak Broco 2 buah Rp 10.000 Rp 20.000
4 Fiting Broco 8 buah Rp 6.000 Rp 48.000
5 Tule 5/8 - 10 buah Rp 1.000 Rp 10.000
6 Kotak bagi Broco 16 buah Rp 2.500 Rp 40.000
7 Pipa PVC 5/8” Wavin 5 batang Rp 39.000 Rp 195.000
AW
8 MCB 6 A ABB 1 buah Rp 60.000 Rp 60.000
9 Kabel NYA 1 x 2,5
Hitam Antena 1 rol Rp 230.000 Rp 230.000
Biru Antena 1 rol Rp 230.000 Rp 230.000
Kuning loreng Antena 1 rol Rp 230.000 Rp 230.000
10 Biaya pertitik - 18 titik Rp 75.000 Rp1.350.000
Total Rp 2.503.000

b. Estimasi Kebutuhan Biaya Upah Pekerja


 Pemasangan instalasi listrik mengacu pada gambar rencana dan diagram
pengkabelan
 Pemasangan kabel listrik dan pipa kabel dilakukan oleh tenaga kerja yang
ahli dan dibantu oleh tenaga pembantu
 Untuk mengerjakan instalasi listrik tersebut diperlukan 2 orang tukang
listrik dan 1 orang pelaksana selama 6 hari, dengan rincian upah pada
tabel 10 sebagai berikut :

87
Tabel 10. Estimasi Biaya Upah Pekerja
No Tenaga Kerja Jumlah Hari Harga Jumlah

1 Pelaksana 1 Kerja
6 RpSatuan Harga
175.000 Rp 1.050.000
2 Tukang 2 6 Rp 100.000 Rp 1.200.000
Total Rp 2.250.000

c. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Untuk jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 11 sebagai
berikut.
Tabel 11. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Harian
No Jenis Pekerjaan I II III IV V VI
1 Memasang pipa PVC
2 Memasang kabel dalam pipa PVC
3 Memasang sakelar dan kotak kontak
4 Memasang kotak sekering
5 Memasang fiting lampu
6 Pemeriksaan dan pengujian hasil
pemasangan instalasi listrik

d. Total Biaya Perencanaan Instalasi


Untuk biaya perencanaan instalasi dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut.
Tabel 12. Biaya Perencaan Instalasi
No Uraian Biaya
1 Ongkos perencanaan dan pengerjaan Rp 4.753.000
2 Biaya tak terduga kira – kira 10 % Rp 475.300
3 Keuntungan 8% - 20% Rp 712.950
Total Rp 5.941.250

88
RANGKUMAN PEMBELAJARAN 3

Instalasi penerangan memerlukan beberapa komponen pokok dan komponen bantu.


Masing – masing komponen memiliki fungsi tertentu agar instalasi penerangan menjadi satu
sistem yang saking terkait. Komponen tersebut adalah :

 Bahan penghantar
 Sakelar
 Kotak kontak
 Fiting
 Pengaman

Dalam merencanakan instalasi penerangan listrik diwajibkan menganalisa kebutuhan


bahan dan biaya agar syarat instalasi listrik dikatakan ekonomis apa bila harga keseluruhan
instalasi listrik tersebut, ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaan semurah mungkin dan
menghasilkan instalasi penerangan sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk menganalisis instalasi penerangan listrik adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan jumlah bahan dan biaya instalasi penerangan listrik


2. Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
 Estimasi Kebutuhan Bahan dan Harga
 Estimasi Kebutuhan Bahan dan Harga
 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
 Total Biaya Perencanaan Instalasi

89
LATIHAN PEMBELAJARAN 3

Para peserta didik yang smart dan penuh semangat. Semoga peserta didik sudah
semakin bertambah ilmu pengetahuannya dari hasil materi yang telah disampaikan
pada bab sebelumnya. Untuk mereview pengetahuan para peserta didik tentang
Menentukan jumlah bahan dan biaya pada instalasi penerangan 1 fasa, maka ada
baiknya para peserta didik melatih kemampuan dan pengetahuan yang telah dipelajari
dengan soal latihan :
1. Keamanan, komponen instalasi yang dipasang dapat menjamin keamanan
sistem instalasi listrik, pernyataan tersebut merupakan implementasi dari ?
2. Tentukan perbedaan dari kabel NYA dan kabel NYM yang digunakan pada
rumah tempat tinggal !
3. Tentukan 3 langkah awal dalam pemasangan kotak kontak yang sesuai standar
PUIL !
4. Klasifikasikan circuit breaker ditentukan melalui triping action circuit breaker !

5. Tentukan jumlah bahan instalasi penerangan ruangan kelas seluas 8 x 4 m2 !

Petunjuk Jawaban Latihan 3

Agar dapat mengerjakan soal di atas dengan baik, cermati kembali modul
pembelajaran 3 ini. Lalu gunakan reverensi lain seperti internet sebagai penguat
jawaban Anda.

“Rajin pangkal Pandai, Jujur pangkal kesuksesan”

-Anonim

90
TES FORMATIF 3

Setelah ananda mempelajari modul dan mengerjakan latihan diatas, saya yakin
anak didik sudah semakin memahami tentang Menentukan jumlah bahan dan biaya
pada instalasi penerangan 1 fasa dengan baik. Oleh sebab itu, yuuk… diuji
kemampuan pemahamannya. Kerjakan dengan jujur dan percaya diri ya.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dari berbagai elternatif jawaban berikut ini.

1. Syarat instalasi listrik dikatakan ekonomis apa bila harga keseluruhan instalasi listrik
tersebut !
a. Bahan yang murah dan mudah diperoleh
b. Ongkos pemasangan sesuai dengan harga di pasaran
c. Harga bahan mudah dijangkau dan bahan lebih bagus
d. Ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaan semurah mungkin
e. Biaya pemeliharaan lebih murah dan harga bahan terjangkau
2. Kabel NYA yang terpasang pada instalasi rumah tinggal terdiri dari tiga buah kabel,
yang digunakan untuk !
a. Fasa, Fasa, Netral
b. Fasa, Netral dan Grounding
c. Fasa, Fasa, Grounding
d. Fasa, Grounding dan arde
e. Netral, Grounding dan arde
3. Arus nominal sekering (current rating) adalah arus yang mengalir secara terus
menerus tanpa terjadi panas yang berlebihan dan kerusakan, hal tersebut merupakan
bagian dari ?
a. Sekering
b. Penentuan Fuse
c. Penggunaan Kabel
d. Fungsi sekering
e. Pemilihan sekering

91
4. Dalam menentukan jumlah bahan pada instalasi penerangan listrik hal
mendasar yang dibutuhkan adalah
a. Gambar denah bangunan
b. Tata letak bangunan
c. Gambar situasi
d. Posisi bangunan
e. Peralatan instalasi
5. Menurut aturan PUIL, saklar dan stop kontak dipasang dengan jarak dari lantai
adalah
a. 1,6 meter
b. 1,3 meter
c. 1,5 meter
d. 1 meter
e. 1,4 meter
6. Konstruksi fiting ini terbuat dari porselin, dimana bagian kontaknya terbuat dari
logam kuningan atau tenbaga dan bagian ulirnya dilengkapi dengan karet yang
berbentuk cincin
a. Konstruksi fiting kedap air
b. Konstruksi fiting gantung
c. Bagian fiting gantung
d. Bagian dari fiting
e. Elemen fiting gantung
7. Supaya pekerjaan instalasi terselesaikan dengan waktu yang tepat dan sesuai hasil
kinerja, maka hal yang harus dilakukan oleh pekerja tersebut adalah
a. Bekerja lebih cermat dan cepat
b. Melaksanakan pekerjaan yang sulit terlebih dahulu
c. Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan
d. Bekerja sesuai arahan pemilik bangunan
e. Membuat teknis kinerja dilapangan
8. Berapa besar persentase estimasi biaya tak terduga pada perencanaan anggaran
instalasi penerangan listrik agar biaya yang dibutuhkan cukup untuk pelaksanaan
pekerjaan tersebut
a. 20 % b. 25 % c. 15 % d. 5 % e. 10 %

92
9. Peralatan dan bahan ini digunakan untuk pemasangan kabel tembok pada komponen
saklar dan stop kontak, bahan tersebut adalah

a. Klem b. Pipa PVC c. T Doz


d. Kotak sambung e. Tule

10. Penggunaan dan pemasangan kontak ada beberapa ketentuan antara lain, kecuali
a. Kotak-kontak dinding fasa satu harus dipasang hingga kontak netralnya ada
disebelah kanan
b. Kotak-kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 meter di atas lantai harus
dilengkapi dengan tutup
c. Kotak-kontak yang dipasang dilantai harus tertutup
d. Kotak-kontak harus terpasang terdapat fasa, netral dan grounding
e. Kotak-kontak dinding dengan pengaman harus dipasang hantaran
pengaman

93

Anda mungkin juga menyukai