com
ELEKTRONIKA DASAR
Petemuan Ke-9
Pemodelan BJT
hendroagungs.blogspot.com
Struktur dasar
Gambar menunjukkan rangkaian dasar penguat BJT dengan pemberian
bias dengan arus yang konstan. Yang perlu diperhatikan adalah memilih R B
yang besar untuk menjaga resistansi masukan pada base yang besar. Tetapi
penurunan tegangan dan pengaruh β pada RB harus dibatasi. Tegangan dc
VB menentukan simpangan sinyal yang dibolehkan pada collector.
Struktur dasar
Gambar menunjukkan rangkaian dasar penguat BJT dengan pemberian
bias dengan arus yang konstan. Yang perlu diperhatikan adalah memilih R B
yang besar untuk menjaga resistansi masukan pada base yang besar. Tetapi
penurunan tegangan dan pengaruh β pada RB harus dibatasi. Tegangan dc
VB menentukan simpangan sinyal yang dibolehkan pada collector.
Rangkaian:.
Definisi:
Resistansi masukan:
v
R in i
i i
hendroagungs.blogspot.com
Resistansi keluaran
v
R out x
i x v 0
sig
Penguatan tegangan
v
A v o
v i
Penguatan arus
i
A i o
i i
hendroagungs.blogspot.com
Rangkaian ekivalen
A.
C
hendroagungs.blogspot.com
Persamaan:
v R in
i
v sig R in R sig
R
A A L
R
v vo
R L o
A vo G m R o
R in R
G A L
R R
v vo
R in sig R L o
R in
G A
R
vo vo
R in sig
R
G G L
R
v vo
R L o
hendroagungs.blogspot.com
vi (mV) vo (mV)
Tanpa RL 9 90
Dengan RL terhubung 8 70
R i
9 10
R i 10
R i 900 k
hendroagungs.blogspot.com
10
10
8 , 75 10
10 R o
R o 1 , 43 k
10
7 9
10 R out
R out 2 , 86 k
hendroagungs.blogspot.com
11
8 R in
10 R in 100
R in 400 k
R 400
A v
in
8 , 75 350 A/A
R L 10
hendroagungs.blogspot.com
12
i osc A vo v i R o
Dan vi dengan
R in 0
v v R L
R
i sig
R in R 0 sig
L
hendroagungs.blogspot.com
13
Maka:
R R
R in R 0
R sig 1
sig
o
1
R R
L
i out
81,8 k
i osc A vo ii R in R 0
R o
L
i
A is osc
10 81 , 8 / 1 , 43 572 V/V
i i
hendroagungs.blogspot.com
14
15
16
v
R B || r
sig
R B || r R sig
Untuk RB >> rπ
r
v v
R
i sig
r sig
Catatan:
v v i
hendroagungs.blogspot.com
17
A vo g m ro || R C
18
Untuk penguat unilateral ini Ro = Rout, kita bisa menggunakan Avo dan Ro
untuk mendapatkan penguatan tegangan Av
R
A A L
R
v vo
R L o
G
R B || r
g ro || R || R
v
R B || r R sig
m C L
Untuk RB >> rπ
G
ro || R C || R L
r R
v
sig
hendroagungs.blogspot.com
19
Dari persamaan ini didapatkan jika Rsig >> rπ, penguatan menyeluruh
sangat tergantung dari β. Hal ini tidak diinginkan karena β bervariasi.
Pada sisi lain, jika Rsig << rπ, penguatan menyeluruh akan menjadi:
G v g m ro || R C || R L
Yang sama dengan penguatan Av, yang tidak tergantung dari β.Biasanya
penguat CE dapat memberikan penguatan pada orde ratusan. Hanya saja
respon pada frekuensi tingginya agak terbatas.
20
21
i 1 ie
i e
b
1
v i
i
R
e
r e e
R ib 1 r e R e
Jadi, resistansi masukan melihat ke arah base sama dengan (β+1) kali
resistansi total pada emitter. Faktor (β+1) disebut ‘resistance-reflection
rule’.
hendroagungs.blogspot.com
22
Untuk menentukan
v
penguatan
i R || R
tegangan:
o c C L
i e R C || R L
A
v o
R C || R L
R e
v
v i r e
R || R
1 A C L
R
v
r e e
23
R
A C
1 R
vo
r e e r e
g m R g m R C
A C
1 R e 1 g m R
vo
r e e
Resistansi keluaran:
Rout = RC
R i
A is in e
v i
A
R ib || R B
R e
is
r e
hendroagungs.blogspot.com
24
25
Jadi untuk vπ yang sama, sinyal pada terminal masukan penguat, v i, dapat
lebih besar dengan faktor (1+gmRe) jika dibandingkan dengan sinyal pada
penguat CE.
Kesimpulan:
Dengan penambahan resistansi Re pada emitter, penguat CE mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
1. Resistansi masukan Rib meningkat dengan faktor (1+gmRe)
2. Penguatan tegangan dari base ke collector, Av, berkurang dengan faktor
(1+gmRe).
3. Untuk distorsi non linier yang sama, sinyal masukan vi dapat meningkat
dengan faktor (1+gmRe)
4. Penguatan tegangan menyeluruh tidak terlalu tergantung dengan β.
5. Respons terhadap frekuensi tinggi menjadi lebih baik.
26
R in r e
27
28
A v
v o
R C || R L
v i r e
Penguatannya sama dengan penguatan pada penguat CE. Hanya tidak ada
pembalikan fasa.
Penguatan tegangan hubung terbuka, RL = ∞
A vo g m R C
Avo sama dengan Avo pada penguat CE. Hanya tidak ada pembalikan fasa.
Resistansi keluaran:
R out R C
hendroagungs.blogspot.com
29
Kecuali pada kondisi Rsig pada orde yang sama dengan re, faktor transmisi
sinyal vi/vsig akan kecil sekali.
Salah satu pemakaian rangkaian CB adalah untuk memperkuat sinyak
frekuensi tinggi yang muncul pada kabel coaxial. Untuk menghindari
refleksi sinyal pada kabel, penguat CB harus mempunyai resistansi
masukan sama dengan resistansi karakteristik kabel yang biasanya
berkisar antara 50 Ω - 75 Ω.
hendroagungs.blogspot.com
30
Penguatan menyeluruh, Gv
G
r e
g R || R
v m C L
r e R sig
R C || R L
r e R sig
Kesimpulan:
Penguat CB mempunyai resistansi masukan yang rendah, penguatan arus
hubung singkat yang hampir sama dengan satu, penguatan tegangan
hubung terbuka yang positif (non inverting) dan resistansi keluaran yang
tinggi.
Penguat CB mempunyai respon yang baik pada frekuensi tinggi.
Penggunaan penguat CB yang paling menonjol adalah sebagai penguat arus
dengan penguatan satu atau disebut current-buffer. Artinya menerima arus
sinyal masukan dari resistansi masukan yang rendah dan mengirimkan
arus yang sama ke resistansi keluaran yang tinggi pada collector.
hendroagungs.blogspot.com
31
32
33
Dari gambar 63(c) terlihat bahwa BJT mempunyai sebuah resistansi (ro ||
RL) yang diserikan dengan resistansi emitter re. Dengan menggunakan
‘resistance-reflection rule’ menghasilkan rangkaian seperti pada gambar
64(a). (resistansi pada sisi base sama dengan (β+1) resistansi pada sisi
emitter)
Resistansi masukan
R ib pada
base,
1 r eRib
:r o || R L
Resistansi masukan total:
R in R B || R ib
34
Penguatan menyeluruh
R
G v: 1 r o || R L
B
G v
R sig R B R sig || R B 1 r e ro || R L
35
36
Penguatan mendekati satu jika Rsig/(β+1) << RL atau (β+1)RL >> Rsig. Hal
ini adalah peran penyangga (buffering action) dari emitter follower, yang
akan menghasilkan penguatan arus hubung singkat hampir sama dengan
(β+1).
37
Catatan: biasanya ro besar dan suku kedua menjadi hampir sama dengan
satu. Suku pertama mendekati satu jika RB >> Rsig. Resistansi Thévenin
adalah resistansi keluaran Rout. Kurangi vsig menuju nol, lihat resistansi dari
terminal emitter ke arah rangkaian
R || R
R r || r sig B
out o
o
1
38
39
Pada emitter follower hanya sebagian kecil dari sinyal yang akan tampak
antara base dan emitter. Jadi emitter follower dapat bekerja secara linier
untuk variasi amplitudo sinyal yang cukup besar. Tetapi harga absolut
batas atas amplitudo tegangan keluaran ditentukan oleh kondisi cut off
dari transistor.
Jika amplitudo vsig lebih besar dari harga di atas, tansistor akan cut off dan
amplitudo negatif sinyal gelombang keluaran akan terpotong
hendroagungs.blogspot.com
40
41
R in R B || r R B || 1 r e
A v g m ro || R C || R L
R out r o || R C
G
R B || r
g ro || R || R
v
R B || r R sig
m C L
ro || R C || R
L
r R sig
A is g m R in
hendroagungs.blogspot.com
42
Abaikan ro
R in R B || 1 r e R e
A
R C || R L
g m R C || R L
R e 1
v
r e g m R e
R out R C
G
R C || R L
v
R sig 1 r e R e
v 1
v i 1 g m R e
hendroagungs.blogspot.com
43
Common Base
Abaikan ro
R in r e
A v g m R C || R L
R out R C
G
R C || R L
re
v
R sig
A is
hendroagungs.blogspot.com
44
R in R B || 1 r e ro || R L
A
ro || R L
v
r e r o || R L
R || R
R r || r sig B
out o
e
1
G
R B ro || R L
R
v
R || R
R sig B sig B
r ro || R
1
e L
A is 1
hendroagungs.blogspot.com
45
Pada inverter logika, rangkaian bekerja pada mode cutoff dan daerah
jenuh.
Jika tegangan masukan vI ‘high’ mendekati tegangan catu daya VCC
(menyatakan logika ‘1’) transistor akan ‘terhubung’ dan dalam keadaan
jenuh (dengan memilih harga RB dan RC yang tepat). Sehingga tegangan
keluaran akan VCEsat ≈ 0,2V, yang menyatakan logika ‘0’.
Sebaliknya, jika tegangan masukan ‘low’ pada tegangan mendekati ‘ground’
(misal VCEsat), sehingga transistor ‘cutoff’, iC akan nol dan vO = VCC, yang
merupakan logika ‘1’
hendroagungs.blogspot.com
46
Pemilihan keadaan ‘cutoff’ dan ‘jenuh’ sebagai mode operasi dari BJT
pada rangkaian inverter didasari oleh 2 faktor:
1. Disipasi daya pada rangkaian relatif rendah pada keadaan ‘cutoff’ dan
‘jenuh’. Pada keadaan ‘cutoff’ semua arus sama dengan nol dan pada
keadaan ‘jenuh’ tegangan pada transistor juga rendah.
2. Level tegangan keluaran (VCC dan VCEsat) terdifinisi dengan baik.
Sebaliknya, jika transistor bekerja pada daerah aktif, vO = VCC – iCRC =
VCC – βiBRC yang sangat tergantung pada parameter β.
hendroagungs.blogspot.com
47
48
3. Untuk VIL < vI < VIH, transistor berada pada daerah aktif dan beroperasi
sebagai penguat dengan penguatan sinyal kecil:
v R
A o
C
v
v i R B r
R
r R B A v C
R B
4. Pada vI =VIH, transistor memasuki daerah jenuh → VIH adalah harga yang
menyebabkan transistor berada pada ambang saturasi.
I
V CC V CEsat R C
B
49
V CC V CEsat R C
forced
V OH V BE R B
6. Noise margin:
NMH = VOH – VIH = 5 – 1,66 = 3,34 V
NML = VIL – VOL = 0,7 – 0,2 = 0,5 V
7. Penguatan pada daerah transisi dapat dihitung dari koordinat pada titik
X dan Y
5 0 ,2
Penguatan tegangan 5 V/V
1 , 66 0 ,7