Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga laporan Tugas Besar ini dapat terselesaikan.
Adapun laporan ini membahas tentang mata kuliah Perancangan Proyek
Distribusi dan Gardu Distribusi berupa perancangan instalasi listrik pada tiap-tiap
rumah/gedung, rekapitulasi daya, dan peralatan pada gardu distribusi. Laporan ini
merupakan pengembangan kemampuan keterampilan mahasiswa dalam perencanaan
instalasi bangunan yang dalam skala kecil menjadi skala yang lebih besar meliputi
suatu perumahanan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak dalam
hal ini dosen pembimbing, maka dalam praktek perancangan proyek distribusi dan
gardu distribusi maupun penyusunan laporan tugas besar ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terkait, khususnya kepada dosen pembimbing.
Penulis juga menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak
kesalahan, baik dari isi, penyusunan maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan maaf dan mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk perbaikan laporan ke depannya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i
DAFTAR TABEL...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.2 Tujuan................................................................................................ 2
3.5 Deskripsi............................................................................................49
BAB IV PENUTUP...................................................................................54
4.1 Kesimpulan........................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................55
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Komponen.....................................................................25
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Pada pengoperasian sistem tenaga listrik diperlukan kualitas dan tingkat keandalan yang baik, salah
satunya adalah tegangan yang sampai ke pelanggan tidak mengalami drop tegangan atau tegangan
turun di bawah standarisasi dari PLN. Faktor kualitas ditentukan dari pusat pembangkitan yang terdiri
dari generator dan trafo step up, saluran transmisi yang bertegangan tinggi/ekstra tinggi dan pada
jaringan distribusi. Jaringan distribusi adalah energi listrik yang disalurkan dari penyulang gardu induk
(GI) melalui jaringan tegangan menengah (JTM) ke sisi primer trafo distribusi step down 20/11kV
dirubah ke sistem tegangan rendah (TR) pada bagian sekunder trafo yaitu 400/231V yang disesuaikan
dengan nameplate pada trafo. Dari sisi sekunder trafo kemudian didistribusikan ke masingmasing
pelanggan jaringan tegangan rendah (JTR). Pengaturan tegangan dan turun tegangan menurut SPLN
No.72 tahun 1987 yaitu “turun tegangan yang diperbolehkan pada JTM dan JTR adalah 2% dari tegangan
kerja untuk sistem spindle /gugus dan 5% dari tegangan kerja yaitu untuk sistem radial di atas tanah dan
sistem simpul tergantung kepadatan beban”. Permasalahan listrik yang sering dirasakan oleh
masyarakat adalah masalah drop tegangan. Salah satu daerah yang mengalami masalah drop tegangan
adalah daerah Banjar Tulangnyuh Klungkung. Drop tegangan pada pelanggan di daerah ini melebihi 5%
dari standar yang diperbolehkan PLN. Tegangan listrik yang terukur pada siang hari yaitu jam 12.00
adalah 198V dan pada malam hari saat terjadi beban puncak jam 19.00 adalah 139V dan terjadi pada
lokasi pelanggan JTR paling ujung. Dengan tegangan yang sangat rendah maka peralatan–peralatan
listrik pada pelanggan dan alat-alat elektronika akan menjadi cepat rusak. Pada jam 19.00 saat terjadi
beban puncak, konsumen tidak bisa menyalakan TV, radio, kulkas dan alat elektronik lainnya. Selain itu
beban-beban lampu seperti lampu TL/neon tidak bisa menyala dan lampu pijar dapat di nyalakan tetapi
nyalanya redup setengah lilin. Dilihat dari data pelanggan serta konfigurasi jaringan yang diperoleh dari
PT. PLN Persero area jaringan Bali Timur, daerah Banjar Tulangnyuh disuplai dari trafo distribusi KL0018
melalui Penyulang Klungkung. Energi listrik disalurkan secara radial yaitu dari Trafo KL0018 sampai ke
masing-masing pelanggan daerah Banjar Tulangnyuh. Trafo KL0018 berlokasi di Banjar Griya Cucukan
yaitu dengan kapasitas maksimum 200kVA. Trafo KL0018 digunakan untuk menyuplai empat daerah
yaitu daerah Br Griya Cucukan, Desa Tegak, Desa Selat dan Banjar Tulangnyuh. Jumlah seluruh
pelanggan daerah Tulangnyuh adalah 124 buah pelanggan dengan total daya kontrak sebanyak
89.600VA atau 89,6 kVA. Berdasarkan hasil survey di daerah Banjar Tulangnyuh Klungkung, yaitu sistem
jaringan (JTR) dilakukan secara radial dengan jumlah tarikan pada beberapa titik lokasi melebihi
ketentuan yang diijinkan oleh PLN yaitu jarak antar tarikan pada saluran rumah (SR) melebihi 30 meter
dengan jumlah tarikan melebihi 5 buah, sedangkan menurut standar PLN yaitu jarak antar tarikan pada
saluran rumah (SR) tidak melebihi 30 meter dengan jumlah tarikan pelanggan maksimal 5 buah. Ini tidak
sesuai dengan [5] mengenai ”Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah (SLTR). Dampak dari sistem
seperti ini adalah turun tegangan atau drop tegangan yang diterima di sisi pelanggan itu akan semakin
besar, hal ini disebabkan karena instalasi penyambungan antar konektor kurang bagus dan rugi-rugi
tegangan yang besar pada penghantar karena jarak tarikan terlalu panjang. Kabel penghantar yang
digunakan pada JTR daerah Banjar Tulangnyuh adalah jenis aluminium LVTC 3x35 dan kabel SR yang
digunakan yaitu kabel jenis aluminium LVTC 2x10 . Cara untuk memperbaiki drop tegangan pada
jaringan tegangan rendah diantaranya adalah dengan metoda tap changer (pemilihan level tap-tap
tegangan pada trafo), penambahan trafo sisipan/gardu sisipan dan rekonfigurasi jaringan (meliputi :
pengalihan jaringan, penambahan jaringan, pergantian jaringan baru). Berdasarkan standar PLN yang
telah disebutkan di atas dan mengacu dari teori mengenai konfigurasi jaringan yang menyatakan bahwa
“faktor-faktor yang mempengaruhi dalam memilih konfigurasi sistem distribusi adalah : kontinuitas
pelayanan tenaga listrik yang baik, kualitas tegangan listrik yang baik, dan kuantitas tenaga listrik” [2].
Maka dalam hal ini rekonfigurasi yang akan dilakukan pada daerah Banjar Tulangnyuh adalah instalasi
ulang dan pengalihan jaringan yang meliputi : pergantian kabel JTR dan penambahan jaringan baru pada
beberapa line JTR yang jarak sambungannya serta jumlah tarikan tidak memenuhi standar PLN. Nantinya
rekonfigurasi dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor dalam pemilihan konfigurasi, yaitu faktor
kualitas hasil dan teknis pemasangan di lapangan serta faktor efesiensi biaya investasi pembuatannya.
Sehingga rekonfigurasi jaringan merupakan cara untuk memperbaiki drop tegangan pada sistem JTR di
daerah Banjar Tulangnyuh klungkung.
Tujuan
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik.
Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan
listrik.
Mengingat ruang lingkup konstruksi jaring distribusi ini langsung berhubungan dan
berada pada lingkungan daerah berpenghuni, maka selain harus memenuhi persyaratan
kualitas teknis pelayanan juga harus memenuhi persyaratan aman terhadap pengguna dan
akrab terhadap lingkungan. Konfigurasi Saluran Udara Tegangan Rendah pada umumnya
berbentuk radial.
Konduktor dengan bahan utama alluminium ini diisolasi dengan material XLPE
(crosslink polyetilene langsung), dengan batas tegangan 6 kV dan harus memenuhi SPLN
No. 43-5-6 tahun 1995. Adapun bentuk dari penghantar AAAC-S dapat dilihat pada
gambar 2.5.
Fungsi utaman isolator adalah sebagai penyekat listrik pada penghantar terhadap
penghantar lainnya dan penghantar terhadap tanah. Tetapi karena penghantar yang disekatkan
tersebut mempunyai gaya mekanis berupa berat dan gaya tarik yang berasal dari berat
penghantar itu sendiri, dari tarikan dan karena perubahan akibat temperatur dan angin, maka
isolator harus mempunyai kemampuan untuk menahan beban mekanis yang harus dipikulnya.
Untuk penyekatan terhadap tanah berarti mengandalkan kemampuan isolasi antara kawat dan
batang besi pengikat isolator ke travers, sedangkan untuk penyekatan antar fasa maka jarak
antara penghantar satu dengan yang dilakukan adalah memberi jarak antara isolator satu
dengn lainnya dimana pada kondisi suhu panas sampai batas maksimum dan angin yang
meniup sekencang apapun dua penghantar tidak akan saling bersentuhan.
Bahanisolator untuk SUTM adalah porselin / keramik yang dilapisi glazur dan gelas,
tetapi yang paling banyak adalah dari porselin ketimbang dari gelas, dikarenakan udara yang
mempunyai kelembaban tinggi pada umumnya di Indonesia isolator dari bahan gelas
permukaannya mudah ditempeli embun. Warna isolator pada umumnya coklat untuk bahan
porselin dan hijau-bening untuk bahan gelas.
Konstruksi isolator pada umumnya dibuat dengan bentuk lekukan-lekukan yang
bertujuan untuk memperjauh jarak rambatan, sehingga pada kondisi hujan maka ada bagian
permukaan isolator yang tidak ditempeli air hujan. Berdasarkan beban yang dipikulnya
isolator dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Isolator tumpu ( Pin Insulator)
Insulator pin adalah alat yang mengisolasi kawat dari pendukung fisik seperti pin
(kayu atau logam paku berdiameter sekitar 3cm dengan ulir sekrup ) pada telegraf atau
tiang listrik. Adapun bentuk fisik dari isolator tumpu dapat dilihat pada gambar 2.7.
a. Tiang kayu
SPLN 115: 1995 berisikan tentang kayu untuk jaringan distribusi, kekuatan,
ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah pengusahaan PT PLN
Persero bila suplai kayu memungkinkan, dapat diguanakan sebagai tiang penopang
penghantar SUTM. Bentuk fisik tiang kayu dapat dilihat pada gambar 2.15.
b. Tiang besi
Tiang besi yang digunakan adalah jenis tiang yang terbuat dari pipa besi yang
disambungkan hingga diperoleh kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan. Walaupun lebih
mahal, pilihan tiang besi untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan karena bobotnya lebih
ringan dibandingkan tiang beton. Pilihan utama juga dimungkinkan bilamana total biaya
material dan transportasi lebih murah dibandingkan dengan tiang beton akibat wilayah
tersebut belum ada pabrik beton. Bentuk fisik tiang besi dapat dilihat pada gambar
2.16.Spesifikasi tiang besi dapat dilihat pada table 2.2.
Gambar 2.16 Tiang Besi
c. Tiang beton
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan di seluruh PLN Karena lebih
murah dibandingkan dengan jenis konstruksi tiang lainnya termasuk terhadap
kemungkinan penggunaan konstruksi rangkaian besi profil. Bentuk fisik tiang beton dapat
dilihat pada gambar 2.17.Spesifikasi tiang beton dapat dilihat pada table 2.3
2.4.1 Ruang bebas hambatan (Right of Way) dan jarak aman (Safety Distance)
Ruang bebas hambatan atau right of way pada Gardu Tiang adalah daerah bebas dimana
gardu tersebut berlokasi. Pada ruang bebas tersebut tidak ada penghalang yang menyebabkan
komponen gardu beserta kelengkapannya bersentuhan dengan pohon atau bangunan. Tersedia
akses jalan masuk-keluar gardu untuk keperluan kegiatan operasi dan pemeliharaan/perbaikan
gardu.
Jarak aman bagian Gardu Tiang di sisi 20 Kv sesuai dengan ketentuan saluran udara
tegangan menengah adalah 2,5 meter dari sisi terluar konstruksi gardu.Jarak aman SUTM
dapat dilihat pada table 2.4.
3. Atap Rumah ≥2
5. Antena TV ≥ 2,5
6. Pohon ≥ 2,5
8. Underbuilt TM-TM ≥1
9. Underbuilt TM-TR ≥1
a. Tiang
Tiang yang digunakan untuk Gardu Distribusi jenis ini dapat berupa tiang besi
ataupun tiang beton berkekuatan beban kerja sekurang-kurangnya 500 daN, dengan
panjang 11 atau 12 meter.
b. Peralatan Hubung dan Proteksi
Karakteristik listrik komponen utama instalasi Gardu Tiang yang harus dipenuhi
pada sisi Tegangan Menengah (TM), adalah :
1. Tegangan pengenal : 24 kV
2. Frequensi pengenal : 50 Hz
3. Ketahanan isolasi terhadap tegangan impuls kering standar (puncak) :125 kV
4. Inpulse DCtest selama 1 menit : 50 kV
5. Ketahanan tegangan jarak isolasi (isolation distance) di udara :
a. Tegangan impuls, kering (puncak) : 145 kV
b. Inpulse DC voltage selama 1 menit : 50 kV
c. ketahanan terhadapa arus hubung singkat (1 detik): 12.5 kV
d. Ams maksimum gangguan ke bumi selama 1 detik: 1 kV
e. Tegangan uji terhadap sirkuit bantu : 2 kV
f. Tegangan surja hubung dan pemutus tenaga hampa udara harus cocok untuk
transformator terendam minyak (tanpa penangkap petir) dengan tingkat isolasi
dasar (BIL): 125 kV
Karakteristik listrik komponen utama instalasi Gardu Tiang yang harus dipenuhi
pada sisi Tegangan Rendah (TR) adalah :
- Tegangan pengenal : 230/400 V
- Frequensi pengenal : 50 Hz
- Tingkat isolasi dasar (puncak) : 6 kV
PHB 250/500/630 A : 0.5 kA
PHB 800 A : 0.5 kA
PHB 1200 A : 0.5 kA
- Arus ketahanan waktu singkat selama 1 detik
- KHA busbar : 250/400/630/800/1200 A
- Kapasitas pengaman lebur HRC : 25 kA /400 V
- Tegangan ketahanan frequensi daya selama 1 menit : 2,5 kV
a. Gardu Portal
Gardu Portal adalah gardu listrik tipe terbuka (out-door) dengan memakai konstruksi
dua tiang atau lebih. Tempat kedudukan transformator sekurang-kurangnya 3 meter di atas
tanah dan ditambahkan platform sebagai fasilitas kemudahan kerja teknisi operasi dan
pemeliharaan. Transformator dipasang pada bagian atas dan lemari panel / PHB- TR pada
bagian bawah. Bentuk fisik gardu portal dapat dilihat pada gambar 2.18.
- Gardu Portal 50 kVA – 100 kVA, 2 jurusan TR
PHB-TR gardu ini dirancang untuk 2 jurusan Jaringan Tegangan Rendah.
- Gardu Portal 160 kVA – 400 kVA, 2 jurusan TR
PHB-TR gardu ini dirancang untuk 4 jurusan Jaringan Tegangan Rendah.
- Gardu Portal Pelanggan khusus
Gardu Portal untuk pelanggan khusus Tegangan Rendah dan Tegangan Menengah.
Jumlah pelanggan
Jumlah daya
Pada perumahan tersebut terdapat 2 jenis kapasitas daya yang dipasang pada
perumahan tersebut yaitu daya 900 VA dan 1300 VA.
Daya 900 VA:
Kapasitas Trafo
Total daya yang terpakai : 464900 x 0,4 = 197640
Kapasitas trafo yang akan dipasang adalah 250 KVA. Maka cadangan atau spare yang
akan dibutuhkan adalah:
( 250000−1 97640 )
x 100 %=26,18 %
250000
Kapasitas LA (Lightning Arrester)
Karena trafo berada pada ujung penghantar maka kapasitas lightning arrester yang
digunakan yaitu LA dengan kapasitas 10 KHA.
Kapasitas FCO (Fuse Cut Out)
KapasitasTrafo
kapasitas FCO=
√ 3 x 20000V
250000 VA
kapasitas FCO= =7,23 A
√ 3 x 20000V
Kapasitas MCCB
Kapasitas Trafo
k apasitas MCCB=
√ 3 x 380 V
250000 KVA
k apasitas MCCB= =380,28 A
√3 x 380V
Kapasitas NH Fuse
Arus nominal Trafo
k apasitas NH Fuse= =¿
Jumlah jurusan
380,28 A
k apasitas NH Fuse= =126,76 A
3
Jadi, kapasitas NH Fuse yang harus digunakan adalah 133 A
Panjang Penghantar JUTR