Oleh:
YULIANA KURNIAWATI LIPAT LANGODAY
Disusun dalam rangka sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti Sertifikasi
Kompetensi Bidang Distribusi Tegangan Menengah
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenaan dan berkatNya
penulis dapat menyelesaikan Makalah Evaluasi Pekerjaan Pembangunan Pecah Penyulang
Jaringan Tegangan Menegah Di Kabupaten Lembata sebagai salah satu persyaratan dalam
rangka mengikuti sertifikasi Kompetensi Bidang Distribusi Tegangan Menengah.
Makalah ini berisikan hasil penelitian yang berhubungan dengan judul yang diambil.
Dalam penulisan makalah ini, penulis melalui proses dan menghadapi berbagai kesulitan yang
telah mampu dilewati dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu
demi kelancaran penyelesaian makalah ini.
Penulis sadar banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini baik dalam tatanan
penulisan maupun dalam isinya. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian, guna penyempurnaan makalah ini dkemudian hari .
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf sebesar – besarnya
apabila ada kesalahan dalam penulisan Makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
ABSTRAK
Listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting dan
sebagai sumber daya ekonomis yang paling utama yang dibutuhkan dalam suatu
kegiatan. Jaringan distribusi tenaga listrik merupakan komponen sistem tenaga
listrik yang berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk menuju ke
lokasi pelanggan. Jaringan distribusi terdiri dari jaringan distribusi primer yang
memiliki tegangan kerja 20 kV dan jaringan distribusi sekunder yang memiliki
tegangan kerja 380/220 Volt.
Berdasarkan hasil penelitian pembangunan pecah penyulang jaringan
tegangan menengah yang dilakukan di Kabupaten Lembata memperoleh hasil
yang baik, sesuai dengan SOP dan K3 yang berlaku. Meskipun demikian, terdapat
beberapa kendala yang terjadi di lapangan namun dapat terselesaikan saat itu juga
dan prosesnya berjalan hingga selesai.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembangunan pecah penyulang jaringan tegangan menegah sesuai
dengan standar konstruksi PLN
2. Bagaimana penerapan standar konstruksi dalam pembangunan pecah penyulang
jaringan tegangan menegah
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
1. Kontinuitas pelayanan
Yaitu meminimalkan jumlah dan lama padam daerah konsumen
yang terjadi akibat adanya gangguan ataupun sedang terjadi
pemeliharaan.
2. Efesiensi
Efesiensi yang dimaksud adalah mengurangi rugi-rugi daya atau
losses yang terjadi pada jaringan distribusi dengan meningkatkan
keandalan alat-alat jaringan distribusi.
3. Fleksibilitas
Diharapkan agar sistem jaringan distribusi dapat berkembang
sesuai kemajuan teknologi yang berdampak pada meningkatnya
kualitas penyaluran tenaga listrik untuk konsumen.
4. Regulasi tegangan
Pengaturan tegangan baik dari Gardu Induk, saluran
transmisi ataupun pada pembangkit sangat penting agar kontinuitas
tenaga listrik tetap terjaga.
5. Harga Sistem
Dalam pembangunan jaringan distribusi perlu diperhatikan
kualitas komponen-komponen yang digunakan agar keandalan
jaringan distribusi tetap terjaga.
Dari kelima hal diatas, masalah-masalah yang dihadapi dalam suatu
sistem jaringan distribusi adalah bagaimana menyalurkan tenaga listrik ke
konsumen dengan cara sebaik-baiknya untuk saat tertentu dan juga untuk
masa yang akan datang.
2.2.1 Klasifikasi Saluran Distribusi
1. Saluran Distribusi Primer
Saluran Distribusi Primer atau biasa disebut Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik
Sekunder trafo substationyang berada di Gardu Induk (GI) dengan titik
primer trafo distribusi. Saluran ini memiliki tegangan kerja menengah
20kV. Sistem distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga
4
listrik dari GI distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat
menggunakan kabel udara maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat
keandalan yang diinginkan dan kondisi serta situasi lingkungan. Saluran
distribusi ini direntangkan sepanjang daerah yang akan disuplai tenaga
listrik sampai ke pusat beban.
2. Saluran Distribusi Sekunder
Saluran Distribusi sekunder atau biasa disebut Jaringan Tegangan
Rendah (JTR) terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik
sekunder dengan titik cabang menuju beban. Saluran ini memiliki
tegangan kerja 380/220 Volt. Sistem distribusi sekunder digunakan untuk
menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada
di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder, bentuk saluran yang paling
banyak digunakan adalah bentuk radial. Sistem tegangan rendah ini
langsung akan dihubungkan kepada konsumen/pemakai tenaga listrik.
5
setengah pada konstruksi jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah 20
kV, dapat juga digantikan dengan konstruksi penghantar berisolasi penuh
yang dipilin. Isolasi penghantar tiap Fase tidak perlu dilindungi dengan
pelindung mekanis. Berat kabel pilin menjadi pertimbangan terhadap
pemilihan kekuatan beban kerja tiang beton penopangnnya.
3. Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKT-TM)
Konstruksi SKT-TM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk
mendistribusikan tenaga listrik tegangan menengah, tetapi relatif lebih
mahal untuk penyaluran daya yang sama. Keadaan ini dimungkinkan dengan
konstruksi isolasi penghantar per Fase dan pelindung mekanis yang
dipersyaratkan. Penggunaan Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah
sebagai jaringan utama pendistribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya
utama peningkatan kuaalitas pendistribusian. Dibandingkan dengan SUTM,
penggunaan SKTM akan memperkecil resiko kegagalan operasi akibat
faktor eksternal sehingga meningkatkan keamanan ketenagalistrikan.
6
untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan
Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V).
3. Fungsi Gardu Distribusi adalah sebagai berikut:
a. Menyalurkan/meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke konsumen
tegangan rendah.
b. Menurunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah selanjutnya
disalurkan ke konsumen tegangan rendah.
c. Menyalurkan/meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke gardu
distribusi lainnya dan ke gardu hubung.
2. Ada empat macam gardu distribusi yang umum dipakai yaitu sebagai
berikut:
a. Gardu Beton,
b. Gardu Kios
c. Gardu Portal
d. Gardu Cantol
e. Gardu Mobil
7
2) Tiang Besi
3) Tiang Beton
f. Panel Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB TR)
g. NH Fuse
8
Penghantar telanjang berjarak 1 meter, bersilangan 1 meter
Penghantar berisolasi berjajar 1 meter, bersilangan 1 meter
• Pemasangan saluran udara tegangan menengah dengan saluran
telekomunikasi harus lebih besar dari jarak 2,5 meter.
• Pemasangan pada satu tiang saluran udara tegangan menengah dengan
saluran udara tegangan rendah (underbuild) pada setiap 3 tiang harus
dipasang penghantar pembumian yang dihubungkan dengan penghantar
netral.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
10
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
2) Penggunaan personil
Pekerjaan ini dikerjakan oleh PT. Akelohe Mulya Indah yang diberikan oleh
PT.PLN ULP Lembata. Dalam melaksanakan pekerjaan ini setiap personil selalu
melaksanakan SOP (Standard Operating Procedure) dan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) sesuai peraturan yang berlaku.
11
3) Pencapaian progress kerja
Pada saat makalah ini ditulis pekerjaan sudah selesai 100% dibuktikan
dengan berita acara serah terima.
12
Gambar 4.2 Data gambar pekerjaan
Adanya potensi pembangunan di wilyah lembata menjadi salah satu pertimbangan untuk
tetap menajaga ketersediaan energi listrik agar semua pelanggan bisa terlyani dengan baik.
Pekerjaan dilakukan untuk membagi penyulang yang ada di Kaupaten Lembata yang semua
hanya 2 penyulang menjadi 5 penyulang yaitu:
1. Penyulang Kota
2. Penyulang Ileape
3. Penyulang Hadakewa
4. Penyulang Atadei
5. Penyulang Lamalera
Pekerjaan pembangunan pecah penyulang ini tentunya dapat memenuhi pelayanan
kebutuhan listrik di kabupaten lembata.
▪ Pelaksanaan pekerjaan berhasil diselesaikan dengan jangka waktu yang telah disebutkan
dalam kontrak
▪ Kendala yang dihadapi dalam proses pekerjaan salah satunya adalah kendala cuaca
karena pekerjaan dilakukan saat cuaca panas
13
▪ Kendala teknis yang terjadi yang berhubungan dengan pekerjaan hanyalah hal yang
biasa terjadi dalam proses pelaksanaan pekerjaan sehingga tidak menjadi alasan
keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan.
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pekerjaan pembangunan pecah penyulang jaringan tegangan menengah oleh PT.
Akelohe Mulya Indah yang berlokasi di Kabupaten Lembata berjalan dengan baik dan
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Meskipun terdapat berbagai kendala yang terjadi dilapangan, tetapi tidak mempengaruhi
hasil pekerjaan secara signifikan. Pekerjaan ini juga telah mengikuti standar konstruksi
yang berlaku, baik standar dari perusahaan maupun pemberi kerja.
5.2 Saran
Seiring dengan bertambahnya kebutuhan akan listrik dari tahun ke tahun maka
diharapkan perencanaan dan persiapan kerjanya dilakukan lebih baik lagi agar dapat
meminimalisir kendala - kendala yang bisa terjadi. Sehingga pekerjaan-pekerjaan
selanjutnya dapat memperoleh hasil yang lebih maksimal.
15
DAFTAR PUSTAKA