Anda di halaman 1dari 21

EVALUASI PEKERJAAN PEMBANGUNAN PECAH PENYULANG

JARINGAN TEGANGAN MENEGAH DI KABUPATEN LEMBATA

Oleh:
YULIANA KURNIAWATI LIPAT LANGODAY

Disusun dalam rangka sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti Sertifikasi
Kompetensi Bidang Distribusi Tegangan Menengah
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenaan dan berkatNya
penulis dapat menyelesaikan Makalah Evaluasi Pekerjaan Pembangunan Pecah Penyulang
Jaringan Tegangan Menegah Di Kabupaten Lembata sebagai salah satu persyaratan dalam
rangka mengikuti sertifikasi Kompetensi Bidang Distribusi Tegangan Menengah.
Makalah ini berisikan hasil penelitian yang berhubungan dengan judul yang diambil.
Dalam penulisan makalah ini, penulis melalui proses dan menghadapi berbagai kesulitan yang
telah mampu dilewati dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu
demi kelancaran penyelesaian makalah ini.
Penulis sadar banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini baik dalam tatanan
penulisan maupun dalam isinya. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian, guna penyempurnaan makalah ini dkemudian hari .
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf sebesar – besarnya
apabila ada kesalahan dalam penulisan Makalah ini.

Kupang, 24 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
ABSTRAK .....................................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1


1.1 Latar belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................2
1.4 Manfaat ....................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................3


2.1 Pengertian Permasalahan .........................................................................................3
2.2 Jaringan Distribusi Tegangan Menengah ................................................................3
2.3 Hubungan Masalah Dengan Teori ...........................................................................9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................10


3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................................10
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................................10
3.3 Populasi dan Contoh ................................................................................................10
3.4 Analisis Data ............................................................................................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................11


4.1 Uraian Pembahasan..................................................................................................11
4.2 Uraian Hasil .............................................................................................................12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................15


5.1 Kesimpulan .............................................................................................................15
5.2 Saran ........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................73

iii
ABSTRAK

Listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting dan
sebagai sumber daya ekonomis yang paling utama yang dibutuhkan dalam suatu
kegiatan. Jaringan distribusi tenaga listrik merupakan komponen sistem tenaga
listrik yang berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk menuju ke
lokasi pelanggan. Jaringan distribusi terdiri dari jaringan distribusi primer yang
memiliki tegangan kerja 20 kV dan jaringan distribusi sekunder yang memiliki
tegangan kerja 380/220 Volt.
Berdasarkan hasil penelitian pembangunan pecah penyulang jaringan
tegangan menengah yang dilakukan di Kabupaten Lembata memperoleh hasil
yang baik, sesuai dengan SOP dan K3 yang berlaku. Meskipun demikian, terdapat
beberapa kendala yang terjadi di lapangan namun dapat terselesaikan saat itu juga
dan prosesnya berjalan hingga selesai.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting dan
sebagai sumber daya ekonomis yang paling utama yang dibutuhkan dalam suatu
kegiatan. Ketersediaan energi listrik yang cukup dan berkualitas merupakan
faktor utama yang harus dipenuhi PT. PLN (persero) sebagai perusahaan
penyedia listrik.
Pertumbuhan sektor ketenagalistrikan memberikan andil yang besar bagi
pertumbuhan ekonomi nasional, demikian pula sebaliknya. Sehingga diperlukan
peningkatan infrastruktur penyedia tenaga listrik dari waktu ke waktu. Undang-
undang No.30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan mengamanatkan kepada
pemerintah untuk menyediakan tenaga listrik dengan jumlah yang cukup dan
mutu yang bagi bagi seluruh lapisan masyarakat indonesia dari sabang sampai
merauke.
Jaringan distribusi tenaga listrik merupakan komponen sistem tenaga listrik
yang berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk menuju ke lokasi
pelanggan. Jaringan distribusi terdiri dari jaringan distribusi primer yang
memiliki tegangan kerja 20 kV dan jaringan distribusi sekunder yang memiliki
tegangan kerja 380/220 Volt. Pembangunan sistem distribusi tenaga listrik
haruslah berkonsep ramah lingkungan seperi yang telah dicanangkan PT PLN
(Persero) karena kualitas tenaga listrik yang diterima oleh pelanggan sangat
dipengaruhi oleh kondisi jaringan distribusi.
Makalah ini membahas tentang evaluasi pembangunan pecah penyulang
jaringan tegangan menengah, dengan menjelaskan proses dan standar-standar
yang digunakan sesuai prosedur yang berlaku.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembangunan pecah penyulang jaringan tegangan menegah sesuai
dengan standar konstruksi PLN
2. Bagaimana penerapan standar konstruksi dalam pembangunan pecah penyulang
jaringan tegangan menegah

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk dapat memahami proses pembangunan pecah penyulang jaringan tegangan
menegah sesuai dengan standar konstruksi PLN
2 Diharapkan hasil evaluasi dari pekerjaan pembangunan pecah penyulang jaringan
tegangan menegah yang sesuai dengan standar konstruksi PLN dapat menjadikan
peningkatan pada pekerjaan yang sama dikemudian hari.

2.1 Manfaat Penulisan


Dapat memperoleh informasi dan gambaran tentang pelaksanaan pekerjaan yang sesuai
dengan standar PLN. Dapat melakukan peningkatan dan perbaikan kualitas untuk
pekerjaan sejenis di kemudian hari.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Penegrtian Permasalahan


Kebutuhan akan listrik yang terus bertambah sepanjang waktu
membuat penyaluran tenaga listrik harus didistribusikan dengan baik dan
optimal. Pelaksanaan pembangunan pecah penyulang jaringan tegangan
menengah oleh pemberi kerja harus dilaksanakan sesuai standar yang
diberlakukan. Seluruh Standard Operating Procedure (SOP) harus
sepenuhnya dipatuhi dalam pelaksanaan pekerjaan. Mulai dari tahap awal
yaitu ketersediaan peralatan, konstruksi dan pemasangan hingga
penyelesaiannya diharapkan memperoleh hasil yang maksimal. Kepatuhan
terhadap keselamatan kerja juga tentunya perlu diperhatikan guna
meminimalisir kecelakaan kerja yang terjadi. Evaluasi pembangunan pecah
penyulang jaringan tegangan menengah ini diperlukan untuk melihat proses
dan progres serta hasil yang diharapkan dan sesuai seluruh stndar yang ada.

2.2 Defenisi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik


Jaringan distribusi tenaga listrik adalah semua bagian dari sistem tenaga
listrik yang menghubungkan sumber daya besar dengan rangkaian pelayanan
pada konsumen. Sumber daya besar adalah pusat-pusat pembangkit listrik
dengan kapasitas daya yang dihasilkan dalam satuan MW. Pembangkit listrik
ini digolongkan atas jenis-jenis tenaga yang digunakan, seperti pembangkit
yang menggunakan tenaga air, bahan minyak bumi/batu bara, panas surya,
tenaga angin dan lain-lain.
Fungsi utama dari sistem distribusi adalah untuk menyalurkan tenaga
listrik dari sumber daya ke pemakai atau konsumen. Baik buruknya suatu
sistem distribusi dinilai dari bermacam-macam faktor, diantaranya
menyangkut hal-hal sebagai berikut :

3
1. Kontinuitas pelayanan
Yaitu meminimalkan jumlah dan lama padam daerah konsumen
yang terjadi akibat adanya gangguan ataupun sedang terjadi
pemeliharaan.
2. Efesiensi
Efesiensi yang dimaksud adalah mengurangi rugi-rugi daya atau
losses yang terjadi pada jaringan distribusi dengan meningkatkan
keandalan alat-alat jaringan distribusi.
3. Fleksibilitas
Diharapkan agar sistem jaringan distribusi dapat berkembang
sesuai kemajuan teknologi yang berdampak pada meningkatnya
kualitas penyaluran tenaga listrik untuk konsumen.
4. Regulasi tegangan
Pengaturan tegangan baik dari Gardu Induk, saluran
transmisi ataupun pada pembangkit sangat penting agar kontinuitas
tenaga listrik tetap terjaga.
5. Harga Sistem
Dalam pembangunan jaringan distribusi perlu diperhatikan
kualitas komponen-komponen yang digunakan agar keandalan
jaringan distribusi tetap terjaga.
Dari kelima hal diatas, masalah-masalah yang dihadapi dalam suatu
sistem jaringan distribusi adalah bagaimana menyalurkan tenaga listrik ke
konsumen dengan cara sebaik-baiknya untuk saat tertentu dan juga untuk
masa yang akan datang.
2.2.1 Klasifikasi Saluran Distribusi
1. Saluran Distribusi Primer
Saluran Distribusi Primer atau biasa disebut Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik
Sekunder trafo substationyang berada di Gardu Induk (GI) dengan titik
primer trafo distribusi. Saluran ini memiliki tegangan kerja menengah
20kV. Sistem distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga

4
listrik dari GI distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat
menggunakan kabel udara maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat
keandalan yang diinginkan dan kondisi serta situasi lingkungan. Saluran
distribusi ini direntangkan sepanjang daerah yang akan disuplai tenaga
listrik sampai ke pusat beban.
2. Saluran Distribusi Sekunder
Saluran Distribusi sekunder atau biasa disebut Jaringan Tegangan
Rendah (JTR) terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik
sekunder dengan titik cabang menuju beban. Saluran ini memiliki
tegangan kerja 380/220 Volt. Sistem distribusi sekunder digunakan untuk
menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada
di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder, bentuk saluran yang paling
banyak digunakan adalah bentuk radial. Sistem tegangan rendah ini
langsung akan dihubungkan kepada konsumen/pemakai tenaga listrik.

2.2.2 Jenis Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah


1. Saluran Udara Tegangan Menengah
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai
konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik dengan daya yang
sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk konsumen jaringan
tegangan menengah di Indonesia.
Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar tak
berisolasi yang ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton.
Penggunaan penghantar tak berisolasi dengan sendirinya harus
diperhatikan faktor yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan
seperti jarak aman minimum yang harus dipenuhi penghantar bertegangan
20 kV tersebut antar fasa atau dengan bangunan atau dengan tanaman atau
dengan jangkauan manusia.
2. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)
Untuk lebih meningkatkan keamanan dan keandalan penyaluran
tenaga listrik, penggunaan penghantar telanjang atau penghantar berisolasi

5
setengah pada konstruksi jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah 20
kV, dapat juga digantikan dengan konstruksi penghantar berisolasi penuh
yang dipilin. Isolasi penghantar tiap Fase tidak perlu dilindungi dengan
pelindung mekanis. Berat kabel pilin menjadi pertimbangan terhadap
pemilihan kekuatan beban kerja tiang beton penopangnnya.
3. Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKT-TM)
Konstruksi SKT-TM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk
mendistribusikan tenaga listrik tegangan menengah, tetapi relatif lebih
mahal untuk penyaluran daya yang sama. Keadaan ini dimungkinkan dengan
konstruksi isolasi penghantar per Fase dan pelindung mekanis yang
dipersyaratkan. Penggunaan Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah
sebagai jaringan utama pendistribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya
utama peningkatan kuaalitas pendistribusian. Dibandingkan dengan SUTM,
penggunaan SKTM akan memperkecil resiko kegagalan operasi akibat
faktor eksternal sehingga meningkatkan keamanan ketenagalistrikan.

2.2.3 Tipe Jaringan Distribusi Primer


. Pada umumnya terdapat empat bentuk dasar dari sistem jaringan
distribusi primer yaitu sebagai berikut:
1. Sistem Jaringan Distribusi Primer Radial
2. Jaringan Distribusi Primer Loop
3. Jaringan Distribusi Primer Ring
4. Jaringan Distribusi Primer Grid (network)
5. Jaringan Distribusi Primer Spindle

2.2.4 Gardu Distribusi


Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal
adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi
Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator
Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR)

6
untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan
Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V).
3. Fungsi Gardu Distribusi adalah sebagai berikut:
a. Menyalurkan/meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke konsumen
tegangan rendah.
b. Menurunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah selanjutnya
disalurkan ke konsumen tegangan rendah.
c. Menyalurkan/meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke gardu
distribusi lainnya dan ke gardu hubung.
2. Ada empat macam gardu distribusi yang umum dipakai yaitu sebagai
berikut:
a. Gardu Beton,
b. Gardu Kios
c. Gardu Portal
d. Gardu Cantol
e. Gardu Mobil

3. Komponen Saluran Udara Tegangan Menengah


a. Transformator Distribusi
Transformator distribusi adalah alat yang berfungsi sebagai trafo
daya merubah tegangan menengah 20 kV menjadi tegangan rendah
380/200 Volt. Ada dua jenis transformator distribusi yang digunakan :
1) Transformator 3 fasa
2)Transformator CSP
b. Isolator
1) Isolator Tumpu (Pin Insulator)
2) Isolator Tarik (Strain Insulator)
c. Lightning Arrester
d. Fuse Cut Out (FCO)
e. Tiang Listrik
1) Tiang Kayu

7
2) Tiang Besi

Tabel 2.1 Spesifikasi tiang besi untuk SUTM

3) Tiang Beton
f. Panel Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB TR)
g. NH Fuse

4. Jenis Penghantar pada Jaringan Tegangan Menengah


1. AAC (All Alumunium Conductor)
2. AAAC (All Alumunium Alloy Conductor)
3. ACSR (Alumunium Conductor Steel Reinforced)
4. ACAR (Alumunium Conductor, Alloy-Reinforced)
5. BCC (Bare Cooper Conductor)
6. Kabel Tanah Single Core
7. Kabel Tanah Three Core

2.2.5 Ketentuan Melaksanakan Pemasangan Pembangunan Saluran Udara


Tegangan Menengah
• Penghantar udara telanjang yang dipasang, direntangkan diatas tiang
penyangga dengan isolasi penunjang.
• Persilangan saluran udara dengan saluran telekomunikasi dengan jarak:

8
Penghantar telanjang berjarak 1 meter, bersilangan 1 meter
Penghantar berisolasi berjajar 1 meter, bersilangan 1 meter
• Pemasangan saluran udara tegangan menengah dengan saluran
telekomunikasi harus lebih besar dari jarak 2,5 meter.
• Pemasangan pada satu tiang saluran udara tegangan menengah dengan
saluran udara tegangan rendah (underbuild) pada setiap 3 tiang harus
dipasang penghantar pembumian yang dihubungkan dengan penghantar
netral.

2.3 Hubungan Masalah Dengan Teori


Pembangunan penambahan penyulang diharapkan tersalurkan dengan baik.
Proses pekerjaan yang berawal dari pembangunan dan pemasangan jaringan tegangan
menengah harus memenuhi standar yang ditetapkan agar memperoleh hasil yang
maksimal. Hal tersebut menjadikan segala proses pembangunan dan pemasangan
disesuaikan baik dalam penggunaan peralatan maupun pengerjaan yang sesuai.
Beberapa kendala teknis juga mungkin terjadi dalam proses pekerjaan pembangunan
pecah penyulang.
Oleh karena itu, dilakukan evaluasi untuk melihat bagaimana proses pekerjaan
pembangunan pecah penyulang jaringan guna memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat.

9
BAB III
METODE PENELITIAN

3.2 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis studi kasus dengan menggunakan data kualitatif,,
dan survei dilokasi. Dengan lebih lengkap data yang diperoleh, diharapkan
kesmipulan yang dihasilkan akan lebih baik.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Kabupaten Lembata pada bulan Juli 2021

3.4 Populasi dan Contoh


Karena berupa studi kasus, penelitian ini menggunakan sampel tunggal yaitu
pembangunan pecah penyulang jaringan tegangan menengah.

3.5 Analisa Data


Proses yang digunakan untuk memahami dan menganalisa data yang diperoleh dari
proses pengambilan data. Proses ini dapat mengetahui apakah suatu sistem dapat
bekerja dengan baik atau tidak. Dalam proses ini dilihat dari proses pembangunan dan
penyelesaian jaringan tegangan menegah yang dikerjakan.

10
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Uraian Pembahasan


1) waktu pelaksanaan
Pekerjaan pembangunan pecah penyulang jaringan tegangan menengah di
kabupaten Lembata Pada bulan Juli 2021

Gambar 4.1 Denah Lokasi dilihat dari google maps

2) Penggunaan personil
Pekerjaan ini dikerjakan oleh PT. Akelohe Mulya Indah yang diberikan oleh
PT.PLN ULP Lembata. Dalam melaksanakan pekerjaan ini setiap personil selalu
melaksanakan SOP (Standard Operating Procedure) dan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) sesuai peraturan yang berlaku.

11
3) Pencapaian progress kerja
Pada saat makalah ini ditulis pekerjaan sudah selesai 100% dibuktikan
dengan berita acara serah terima.

4) Kepatuhan tehadap SOP


Dari pengamatan dan laporan hasil pekerjaan ini, setiap personil bekrja
sesuai dengan SOP dan K3 yang berlaku, tetapi dari pengamatan dilapangan masih
ditemukan sedikit permasalahan yaitu, adanya perlengkapan kerja yang tidak
digunakan meskipun sudah dipersiapkan misalnya sarung tangan, rompi, sepatu
safety, dan juga helm. Serta ada personil yang mendadak tidak dapat hadir
dikarenakan suatu alasan namun dapat diganti dengan personil yang lain. Namun
secara umum, pekerjaan dapat dikerjakan dengan lancar dan jika ada kendala dapat
diatasi.

4.1 Uraian Hasil


Gambar berikut merupakan gambar realisasi pekerjaan pecah penyulang di kabupaten
lembata, dimana terdapat pencah penyulang ileape dan pecah penyulang atadei.
Sebelumnya hanya terdapat 2 buah penyulang di Kabupaten Lembata, yaitu Penyulang
Kota dan Penyulang Luar Kota.

12
Gambar 4.2 Data gambar pekerjaan

Adanya potensi pembangunan di wilyah lembata menjadi salah satu pertimbangan untuk
tetap menajaga ketersediaan energi listrik agar semua pelanggan bisa terlyani dengan baik.
Pekerjaan dilakukan untuk membagi penyulang yang ada di Kaupaten Lembata yang semua
hanya 2 penyulang menjadi 5 penyulang yaitu:
1. Penyulang Kota
2. Penyulang Ileape
3. Penyulang Hadakewa
4. Penyulang Atadei
5. Penyulang Lamalera
Pekerjaan pembangunan pecah penyulang ini tentunya dapat memenuhi pelayanan
kebutuhan listrik di kabupaten lembata.
▪ Pelaksanaan pekerjaan berhasil diselesaikan dengan jangka waktu yang telah disebutkan
dalam kontrak
▪ Kendala yang dihadapi dalam proses pekerjaan salah satunya adalah kendala cuaca
karena pekerjaan dilakukan saat cuaca panas

13
▪ Kendala teknis yang terjadi yang berhubungan dengan pekerjaan hanyalah hal yang
biasa terjadi dalam proses pelaksanaan pekerjaan sehingga tidak menjadi alasan
keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan.

Gambar 4.3 Foto Pelaksanaan Pekerjaan dan Foto saat pemeriksaa

14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Pekerjaan pembangunan pecah penyulang jaringan tegangan menengah oleh PT.
Akelohe Mulya Indah yang berlokasi di Kabupaten Lembata berjalan dengan baik dan
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Meskipun terdapat berbagai kendala yang terjadi dilapangan, tetapi tidak mempengaruhi
hasil pekerjaan secara signifikan. Pekerjaan ini juga telah mengikuti standar konstruksi
yang berlaku, baik standar dari perusahaan maupun pemberi kerja.

5.2 Saran
Seiring dengan bertambahnya kebutuhan akan listrik dari tahun ke tahun maka
diharapkan perencanaan dan persiapan kerjanya dilakukan lebih baik lagi agar dapat
meminimalisir kendala - kendala yang bisa terjadi. Sehingga pekerjaan-pekerjaan
selanjutnya dapat memperoleh hasil yang lebih maksimal.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Buku 1 Jaringan Distribusi Tenaga Listrik. Asosiasi Profesionalis


Elektrikal-Mekanikal Indonesia.
Robot, Jivanly. Evaluasi Drop Tegangan Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 kV
Feeder. Politeknik Negri Manado
Syahputr, Rahmadoni. Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik.Yogyakarta :LP3M UMY

Anda mungkin juga menyukai