KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
Modul Elektronik (E-Modul) Praktikum Internet of Things pada Jurusan Teknik
Komputer”.
Dalam penyusunan E-Modul ini, tidak terlepas dari bantuan, dukungan, kritik
dan saran membangun yang telah diberikan oleh berbagai pihak sehingga dalam
kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
SENSOR JARAK.................................................................................................. 29
A. TUJUAN ................................................................................................... 29
B. DASAR TEORI ......................................................................................... 29
C. ALAT DAN BAHAN ............................................................................... 31
D. PROSEDUR PERCOBAAN ..................................................................... 32
E. TUGAS DAN LATIHAN ......................................................................... 33
BAB VI
BAB.................................................................................................................
VI 34
SENSOR SUHU.................................................................................................... 34
A. TUJUAN ................................................................................................... 34
B. DASAR TEORI ......................................................................................... 34
C. ALAT DAN BAHAN ............................................................................... 36
D. PROSEDUR PERCOBAAN ..................................................................... 36
E. TUGAS DAN LATIHAN ......................................................................... 38
BAB BAB
VII ................................................................................................................
VII 40
SENSOR LDR ...................................................................................................... 40
A. TUJUAN ................................................................................................... 40
B. DASAR TEORI ......................................................................................... 40
C. ALAT DAN BAHAN ............................................................................... 42
D. PROSEDUR PERCOBAAN ..................................................................... 42
E. TUGAS DAN LATIHAN ......................................................................... 43
BAB BAB
VIIIVIII
............................................................................................................... 44
SENSOR GERAK ................................................................................................. 44
A. TUJUAN ................................................................................................... 44
B. DASAR TEORI ......................................................................................... 44
C. ALAT DAN BAHAN ............................................................................... 46
D. PROSEDUR PERCOBAAN ..................................................................... 46
E. TUGAS DAN LATIHAN ......................................................................... 48
BAB IX
BAB.................................................................................................................
IX 49
KONEKTIVITAS INTERNET OF THINGS ....................................................... 49
A. TUJUAN ................................................................................................... 49
B. DASAR TEORI ......................................................................................... 49
C. ALAT DAN BAHAN ............................................................................... 50
D. PROSEDUR PERCOBAAN ..................................................................... 51
E. TUGAS DAN LATIHAN ......................................................................... 51
BAB XBAB
...................................................................................................................
X 52
APLIKASI ANTARMUKA INTERNET OF THINGS ....................................... 52
A. TUJUAN ................................................................................................... 52
B. DASAR TEORI ......................................................................................... 52
C. ALAT DAN BAHAN ............................................................................... 54
D. PROSEDUR PERCOBAAN ..................................................................... 54
E. TUGAS DAN LATIHAN ......................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 57
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami cara kerja IoT
2. Mahasiswa dapat memahami arsitektur dari sistem IoT
3. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dari IoT dan penerapannya
B. DASAR TEORI
1. Konsep Dasar IoT
IoT adalah kepanjangan dari internet of things yang mana memiliki arti
internet merupakan segalanya. Dalam hal ini bisa dianggap bahwa internet
saat ini sangat berperan penting dalam segala aktivitas dilakukan. IoT adalah
sistem yang memungkinkan perangkat atau benda untuk dapat dikendalikan
maupun diambil datanya melalui server sehingga perangkat dapat diakses
dengan mudah oleh pengguna melalui aplikasi yang terkoneksi dengan
media internet. IoT memiliki hubungan yang erat dengan istilah machine-
to-machine (M2M). Seluruh alat yang memiliki kemampuan komunikasi
M2M ini sering disebut dengan perangkat cerdas atau smart devices.
Perangkat cerdas ini diharapkan dapat membantu kerja manusia dalam
menyelesaikan berbagai urusan atau tugas yang ada.
mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus
listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan
pengukuran atau pengendalian
• Konektivitas setelah data direkam, data itu perlu dikirim ke tempat
pemrosesan data. Oleh karena itu, data butuh konektivitas. Konektivitas
adalah unsur IoT yang menghubungkan satu elemen dengan elemen
lainnya dalam ekosistem IoT. Misalnya antara sensor, perangkat, dan
penyimpanan data. Elemen-elemen itu dihubungkan dengan berbagai
jenis jaringan internet. Contohnya WiFi, Bluetooth, dan satelit. Tiap jenis
jaringan internet ini memiliki tingkat konsumsi daya, jangkauan, dan
besaran bandwidth yang berbeda. Tapi, kesemuanya memiliki tujuan
untuk mengirimkan data yang didapat ke tempat penyimpanan (cloud).
• Cloud adalah server untuk menyimpan dan memproses data sesuai
kebutuhan pengguna IoT. Sebagai contoh, barcode produk yang direkam
sensor diolah menjadi harga produk yang muncul di layar komputer.
Selain itu, data histori pembelian dari QR Code bisa diolah menjadi data
preferensi pelanggan.
• Artificial intelligence adalah teknologi yang memungkinkan sistem
komputer, perangkat lunak, program dan untuk “berpikir” layaknya otak
manusia. Misalnya, mengolah data sesuai keperluan pengguna. Artificial
Intelligence mengolah data dengan machine learning, yaitu mesin yang
bisa mempelajari data secara otomatis tanpa pemrograman tertentu.
Artinya, AI dapat membantu perangkat untuk mempelajari data dalam
jumlah banyak. Misalnya menemukan trend atau pola dari kumpulan
data. Tujuannya untuk memberikan pengambilan keputusan terbaik.
• User interface berfungsi untuk menampilkan informasi yang telah
diolah cloud ke pengguna IoT. Sebagai contoh, tampilan di smartphone
yang menyajikan data temperatur AC di kantor atau rumah Anda. Ketika
penggunaan daya sudah melebihi batas wajar, Anda akan menerima
notifikasi di smartphone Anda.
2. Arsitektur IoT
IoT memiliki banyak contoh penerapan di keseharian kehidupan. Bahkan
beberapa di antaranya mungkin baru disadari jika penggunaannya sangat
berguna untuk membantu aktivitas sehari-hari.
Silahkan klik tombol video di bawah ini agar bisa lebih memahami apa
itu IoT.
BAB II
ARDUINO IDE
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami konsep dari mikrokontroller arduino
2. Mahasiswa dapat memahami bagaimana bentuk pemrograman pada
arduino
3. Mahasiswa dapat merancang sistem perangkat IoT menggunakan
mikrokontroller Arduino
B. DASAR TEORI
1. Konsep Dasar Arduino
Arduino yang gratis, papan perangkat keras yang murah, dan keduanya yang
mudah untuk dipelajari. Hal inilah yang menciptakan jumlah pengguna
menjadi sebuah komunitas besar dengan berbagai kontribusinya yang telah
dirilis pada berbagai proyek dengan berbasiskan Arduino.
Dari gambar 2.1 dan 2.2 terdapat beberapa pin yang terpasang pada board
arduino, antara lain pin – pin tersebut memiliki fungsi sebagai berikut;
• Pin digital: Total ada 14 pin digital pada Arduino Uno. Pin digital dapat
berupa INPUT dan OUTPUT, tetapi statusnya dapat hanya menjadi HIGH
atau LOW. HIGH berarti ada arus sedangkan LOW berarti tidak ada arus.
Contoh penggunaan pin digital adalah menyetel Lampu LED menyala atau
mati. Untuk menyalakannya, pin digital harus disetel ke HIGH dan untuk
mematikannya pin digital harus disetel ke LOW.
• Pin analog: Arduino Uno mendukung enam pin analog, A0 sampai A5.
Tidak seperti pin digital, pembacaan pin analog dapat berkisar dari 0 hingga
1023. Contoh sensor yang nilai analog adalah sensor kelembaban tanah.
Rentang nilai dapat mengidentifikasikan tingkat kelembaban yang tersisa di
tanah.
• Konektor USB: Konektor USB berfungsi untuk menghubungkan Arduino
ke komputer, menyalakan board, mengunggah kode program, dan
menerima log di monitor serial.
• Daya baterai: Aplikasi IoT yang perlu ditempatkan di remote lokasi akan
membutuhkan sumber listrik mereka sendiri. Konektor daya baterai dapat
digunakan untuk memberi daya pada papan project.
2. Pemrograman Arduino
pinMode(led, OUTPUT);
}
OUTPUT adalah suatu makro yang sudah didefinisikan Arduino yang
berarti = 1. Jadi perintah di atas sama dengan pinMode(led, 1); Suatu pin
bisa difungsikan sebagai OUTPUT atau INPUT. Jika difungsikan sebagai
output, dia siap mengirimkan arus listrik (maksimum 100 mA) kepada
beban yang disambungkannya. Jika difungsikan sebagai INPUT, pin
tersebut memiliki impedance yang tinggi dan siap menerima arus yang
dikirimkan kepadanya.
• Loop Blok ini akan dieksekusi secara terus menerus. Apabila program
sudah sampai akhir blok, maka akan dilanjutkan dengan mengulang
eksekusi dari awal blok. Program akan berhenti apabila tombol power
Arduino di matikan. Di sinilah fungsi utama program Arduino kita berada.
void loop()
{
digitalWrite(led, HIGH); // nyalakan LED
delay(1000); // tunggu 1000 milidetik
digitalWrite(led, LOW); // matikan LED
delay(1000); // tunggu 1000 milidetik
}
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Buatlah rangkaian arduino beserta komponen – komponennya seperti pada
gambar berikut ini;
Rangkaian :
Program :
BAB III
NODE MCU
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami arsitektur dari Mikrokontroler NodeMCU
2. Mahasiswa mampu menggunakan Mikrokontroler NodeMCU
D. DASAR TEORI
NodeMCU adalah sebuah platform IoT yang bersifat open source. Terdiri
dari perangkat keras berupa System On Chip (SoC), dan juga firmware yang
menggunakan bahasa pemrograman scripting Lua. Bahasa pemrograman Lua
juga merupakan package dari ESP8266. Bahasa Lua memiliki logika dan
susunan pemrograman yang sama dengan Bahasa C namun hanya berbeda
syntax. Jika menggunakan bahasa Lua maka dapat menggunakan tool Lua
loader maupun Lua uploader.
NodeMCU merupakan mikrokontroler yang sudah dilengkapi dengan
modul WIFI ESP8266 didalamnya. NodeMCU bisa dianggap sama seperti
Arduino, tapi kelebihannya sudah memiliki kemampuan terkoneksi dengan
WIFI, sehingga sangat cocok untuk project IoT. NodeMCU juga memiliki chip
komunikasi USB to Serial sehingga untuk memprogramnya hanya diperlukan
ekstensi kabel data micro USB. Pada NodeMCU ada pin yang dapat digunakan
untuk sumber tegangan baik VCC maupun Ground, pin untuk menerima
inputan dari sensor, serta pin untuk mengirimkan luaran seperti data ke LCD,
buzzer dan motor servo. Selain itu juga pada NodeMCU dilengkapi dengan
tombol push button yaitu tombol reset dan flash.
Pada NodeMCU tidak digunakan pin yang tertera pada tulisan di Board.
Misal di Board tulisannya D0, maka untuk menggunakan pin tersebut jangan
ditulis D0 di program, tapi harus yang sesuai dengan pinOUT seperti gambar
diatas, yaitu masukan 16. Jika mau pake D5, diprogram masukan 14. Detail pin
bisa dipelajari lebih lanjut dengan melihat gambar 3.1.
Untuk lebih memahami tentang NodeMCU silahkan klik tombol di bawah ini untuk
menonton video.
F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Lakukan Instalasi aplikasi arduino IDE, dan Tambahkan data referensi di
bagian preference, masukkan data JSON URL library NodeMCU yang
digunakan !
Rangkaian :
Program :
BAB IV
MOTOR DC
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami konsep dari motor DC dan motor servo
2. Mahasiswa mampu menggunakan motor servo
B. DASAR TEORI
1. Konsep Dasar Motor DC
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya
memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor,
mengangkat bahan,dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor
listrik, fan angin) dan di industri.
yang berputar). Jika terjadi putaran pada umparan jangkar dalam pada medan
magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada
setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip
kerja dari arus searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang
mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator, dengan demikian
arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam medan
magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang
bisa berputar bebas di antara kutub-kutub magnet permanen. Catu tegangan dc
dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh komutator, dua
segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada
gambar di atas disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk
komponen yang berputar di antara medan magnet.
semakin besar gerakan sumbu ke arah jarum jam dan semakin kecil pulsa OFF
maka akan semakin besar gerakan sumbu ke arah yang berlawanan dengan
jarum jam.
Sumber: https://fit.labs.telkomuniversity.ac.id/mengenal-motor-servo/
1. Motor Servo Standar 180° Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak
dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut
mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan, tengah, kiri
adalah 180°.
2. Motor Servo Continuous Motor servo jenis ini mampu bergerak dua
arah (CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar
secara kontinyu)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Rangkailah sebuah alat yang dapat menggerakkan motor servo seperti pada
rangkaian berikut:
Rangkaian :
Program :
BAB V
SENSOR JARAK
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengenali sensor jarak ultrasonik sebagai perangkat
input pada sistem IoT
2. Mahasiswa dapat menggunakan sensor jarak ultrasonik pada rancangan
perangkat IoT
B. DASAR TEORI
1. Konsep Sensor Jarak
Sensor jarak adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran
fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini
didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat
dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi
tertentu.
Gelombang Ultrasonic adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi
sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi Ultrasonic tidak dapat di dengar oleh
telinga manusia. Bunyi Ultrasonic dapat didengar oleh anjing, kucing,
kelelawar, dan lumba-lumba. Bunyi Ultrasonic bisa merambat melalui zat
padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi Ultrasonic di permukaan zat padat
hampir sama dengan reflektivitas bunyi Ultrasonic di permukaan zat cair. Akan
tetapi, gelombang bunyi Ultrasonic akan diserap oleh tekstil dan busa.
COMPONENT SPESIFICATION
Power supply 5V DC
Working current 15 mA
Working frequency 40 kHz
Maximum range 4 meters
Minimum range 2 cm
Measuring angle 15º
Resolution 0.3 cm
Trigger input signal 10uS TTL pulse
Echo output signal TTL pulse proportional to the
distance range
Dimensions 45mm x 20mm x 15mm
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Buatlah rangkaian arduino beserta komponen – komponennya seperti pada
gambar berikut ini, kemudian amati perubahan jarak yang muncul pada inputan
sensor;
Rangkaian :
Program :
BAB VI
SENSOR SUHU
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengenali sensor suhu DHT 11/22 sebagai perangkat
input pada sistem IoT
2. Mahasiswa dapat menggunakan sensor suhu DHT 11/22 pada rancangan
perangkat IoT
B. DASAR TEORI
1. Konsep Dasar Sensor Suhu
Sensor Suhu & Kelembaban dapat mendeteksi kondisi suhu dan
kelembaban udara pada lingkungan sekitar sensor dalam bentuk input berupa
sinyal analog dan output sinyal digital yang dikalibrasi. Dengan menggunakan
akuisisi sinyal digital eksklusif dengan teknik dan teknologi penginderaan suhu
& kelembaban, sensor suhu memiliki keandalan yang tinggi dan stabilitas
jangka panjang yang sangat baik.
perbedaan. Di dalam bodi sensor yang berwarna biru atau putih terdapat sebuah
Resistor dengan tipe NTC (Negative Temperature Coefficient). Resistor jenis
ini memiliki karakteristik dimana nilai resistansinya berbanding terbalik
dengan kenaikan suhu. Artinya, semakin tinggi suhu ruangan maka nilai
resistansi NTC akan semakin kecil. Sebaliknya nilai resistansi akan meningkat
ketika suhu disekitar sensor menurun. Sensor ini mencakup pengukuran
kelembaban tipe resistif komponen dan komponen pengukuran suhu NTC, dan
terhubung ke mikrokontroler 8-bit berkinerja tinggi, menawarkan kualitas luar
biasa, respons cepat, anti-interferensi kemampuan dan efektivitas biaya.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Buatlah rangkaian arduino beserta komponen – komponennya seperti pada
gambar berikut ini, kemudian amati perubahan yang terjadi pada inputan suhu
dan kelembaban udara;
Rangkaian :
Program :
BAB VII
SENSOR LDR
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengenali sensor LDR sebagai perangkat input pada
sistem IoT
2. Mahasiswa dapat menggunakan sensor LDR pada rancangan perangkat IoT
B. DASAR TEORI
1. Konsep Dasar Sensor Cahaya (LDR)
Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat memberikan
perubahan besaran elektrik pada saat terjadi perubahan intensitas cahaya yang
diterima oleh sensor cahayatersebut. Penggunaan Sensor cahaya dalam
kehidupan sehari-hari dapat kita temui pada penerima remote televisi dan pada
lampu penerangan jalan otomatis.
LDR (Light Dependent Resistant) merupakan suatu jenis resistor yang nilai
resistansinya berubah-ubah karena adanya intensitas cahaya yang diserap. LDR
dibentuk dari Cadium Sulfide (CDS) yang mana Cadium Sulfide dihasilkan
dari serbuk keramik. Prinsip kerja LDR ini pada saat mendapatkan cahaya
maka tahanannya turun, sehingga pada saat LDR mendapatkan kuat cahaya
terbesar maka tegangan yang dihasilkan adalah tertinggi. Pada saat gelap atau
cahaya redup, bahan dari cakram pada LDR menghasilkan elektron bebas
dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk
mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi
pengantar arus yang kurang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki
resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya
terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari bahan semikonduktor
tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan
elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi konduktor atau bisa
disebut juga LDR memilki resistansi yang kecil pada saat cahaya terang.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Buatlah rangkaian arduino beserta komponen – komponennya seperti pada
gambar berikut ini, kemudian amati perubahan jarak yang muncul pada inputan
sensor;
Rangkaian :
Program :
1. Jelaskan pin – pin yang digunakan pada Node MCU ESP32 dalam
rangkaian tersebut !
2. Buatlah rangkaian dan program dengan 2 buah LED untuk mengatur
cahaya yang diterima oleh sensor, jika lux meter menunjukkan angka
>500 maka LED kuning akan menyala, jika cahaya yang masuk <500
maka LED hijau akan menyala !
3. Analisislah masing – masing komponen yang terhubung dan program
yang dibuat pada rangkaian nomor 2 dan berikan kesimpulan !
BAB VIII
SENSOR GERAK
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengenali sensor gerak PIR sebagai perangkat input
pada sistem IoT
2. Mahasiswa dapat menggunakan sensor gerak PIR pada rancangan
perangkat IoT
B. DASAR TEORI
1. Konsep Dasar Sensor Gerak (Motion Sensor)
Sensor PIR (Passive Infrared Received) adalah sensor yang digunakan
untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR (Passive
Infrared Received) bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar
infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
Pada gambar 8.1. ketika semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah
gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal:
manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda
(misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah
yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan
terjadi perubahan pembacaan pada sensor.
Sensor PIR (passive infrared receiver) terdiri dari beberapa bagian yaitu: 1.
Lensa Fresnel 2. Penyaring Infra Merah 3. Sensor Pyroelektrik 4. Penguat
Amplifer 5. Komparator Gambar 2. Arah jangkauan gelombang sensor PIR
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2, ketika ada sebuah objek melewati
sensor, pancaran radiasi infra merah pasif yang dihasilkan akan dihasilkan akan
dideteksi oleh sensor. Energi panas yang dibawa oleh sinar infra merah pasif
ini menyebabkan aktifnya material pyroelektric di dalam sensor yang
kemudian menghasilkan arus listrik
Sumber: https://www.andalanelektro.id/2022/05/cara-kerja-dan-karakteristik-sensor-pir-
arduino.html
Kemasan sensor pir adalah setengah bola dengan warna putih. Kemasan ini
bertujuan untuk melindungi dan meneruskan radiasi inframerah pada
komponen inti didalamnya, yakni pyroelectric sensor. Komponen kecil
ditengah adalah pyroelectric sensor yang dimaksud. Sensor ini adalah bagian
utama yang dapat medeteksi tingkat radiasi inframerah di sekitarnya. Pada
dasarnya, setiap benda mengeluarkan radiasi dalam kadar yang berbeda.
Semakin panas benda tersebut, maka tingkat radiasi akan semakin besar.
Sensor Pyroelectric memiliki dua bagian yang dapat medeteksi perbedaan
tingkat radiasi tersebut. Sehingga, sensor ini dapat mendeteksi radiasi bukan
rata-rata dari radiasi inframerah. Ketika kedua bagian ini mendeteksi tingkat
radiasi yang sama, maka kondisi output akan bernilai LOW. Artinya, tidak ada
pergerakan yang terdeteksi.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Buatlah rangkaian mikrokontroller beserta komponen – komponennya
seperti pada gambar berikut ini, kemudian amati tampilan pada sensor jika
diberikan inputan gerak;
Rangkaian :
Program :
BAB IX
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengenali perangkat jaringan penghubung pada sistem
IoT
2. Mahasiswa mampu menghubungkan perangkat IoT ke Internet
B. DASAR TEORI
Perangkat IoT harus dikoneksikan ke perangkat jaringan seperti Access
Point (AP) yang memiliki akses ke internet agar dapat terkoneksi antar sesama
perangkat IoT (Machine to Machine) dan juga agar dapat diakses melalui jarak
jauh melalui pc atau smartphone oleh pengguna. Perangkat IoT sebaiknya
dibangun dengan memaksimalkan jaringan tanpa kabel (wireless) agar lebih
efisien, dan juga bisa lebih mobile dalam penempatan posisinya. Adapun
penempatan perangkat IoT seharusnya diletakkan di area yang terjangkau
sinyal bagus dari Access Point agar terhindar dari kegagalan koneksi dan
kegagalan dalam pengiriman data ke server.
Untuk dapat mengetahui lokasi tersebut terjangkau sinyal wifi yang bagus
atau tidak, disarankan melakukan analisis sinyal wifi terlebih dahulu
menggunakan aplikasi wifi analyzer sebelum meletakkan perangkat IoT di
lokasi tersebut, kalaupun tidak terjangkau sinyal wifi namun perangkat harus
diletakkan disana, maka harus ditambahkan wifi extender atau dipasangkan
tambahan Access Point di lokasi tersebut. Berikut adalah gambaran
konektivitas pada jaringan IoT.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Hubungkan perangkat IoT ke Access Point dan Modem Internet, dan
pastikan semua perangkat bisa terkoneksi dan dapat diakses melalui
internet.
Rangkaian :
BAB X
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan aplikasi yang digunakan sebagai output
pada sistem IoT
2. Mahasiswa mampu menggunakan aplikasi cloud berbasis web dan
android agar perangkat IoT dapat diakses melalui Internet.
B. DASAR TEORI
Ada banyak platform aplikasi yang telah dikembangkan sebagai aplikasi
antarmuka IoT, beberapa aplikasi yang sering digunakan oleh masyarakat
Indonesia adalah Firebase, Ubidots, Blynk, ThingSpeak, Antares,
ThingsBoard, Thinger.io, Telkomsel IoT, dan Geeknesia. Hampir semuanya
menyediakan layanan gratis, hanya saja jika hanya pengguna gratis maka
aplikasi hanya bisa digunakan dengan fitur atau layanan terbatas. Aplikasi
antarmuka ini sangat berguna sebagai solusi efisiensi dalam pembangunan
sistem IoT. Pengembang IoT tidak perlu harus membangun server sendiri
untuk mengolah data IoT nya. Platform IoT ini sudah dapat digunakan untuk
mengumpulkan data dari perangkat IoT, menyimpan data, menampilkan data,
mengontrol perangkat, mengelola inventory perangkat dan lain-lain.
Salah satu aplikasi yang sedang banyak digunakan pengembang IoT adalah
ThingSpeak. ThingSpeak adalah layanan platform analitik IoT yang dapat
digunakan untuk menggabungkan, memvisualisasikan, dan menganalisis aliran
data langsung di cloud. ThingSpeak menyediakan visualisasi instan dari data
yang diposting oleh perangkat ke ThingSpeak. Dengan kemampuan untuk
mengeksekusi kode MATLAB® di ThingSpeak, pengguna dapat melakukan
analisis online dan pemrosesan data saat data masuk. ThingSpeak sering
digunakan untuk membuat prototipe dan pembuktian konsep sistem IoT yang
memerlukan analitik.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Hubungkan antara perangkat IoT dengan Platform IoT, pilih salah satu
aplikasi yang paling bagus menurut kalian. Pastikan data dari perangkat dapat
diakses realtime melalui aplikasi tersebut. Silahkan akses aplikasi ThingSpeak
dengan mengklik tombol biru di bawah ini!
EVALUASI PEMBELAJARAN
Selamat mengerjakan ☺
DAFTAR PUSTAKA
Correa, J. D. A., Pinto, A. S. R., & Montez, C. (2022). Lossy Data Compression for
IoT Sensors: A Review. Internet of Things, 19, 100516.
D. Kurnia and R. F. Hidayatulloh, “Integrasi Teknik Pendeteksian Obyek
Menggunakan Sensor Pir Dengan Kontrol Pergerakan Sliding Camera Pada
Sistem Keamanan Bengkel,” Simetris J. Tek. Mesin, Elektro dan Ilmu
Komput., vol. 7, no. 2, p. 587, 2016.
Doermann, D., & Sauvola, J. (2022). Smart mask – Wearable IoT solution for
improved protection and personal health. Internet of Things, 18, 100511.
D. Serpanos and M. Wolf, Internet-of-things (IoT) systems: Architectures,
algorithms, methodologies. 2017.
Gilchrist, A. Industry 4.0. Apress. 2016.
G. M. Lee, N. Crespi, J. K. Choi, and M. Boussard, Internet of things, vol. 7768
LNCS. 2013.
Hyysalo, J., Dasanayake, S., Hannu, J., Schuss, C., Rajanen, M., Leppänen, T.,
Herrero, R. Ultrasonic physical layers as building blocks of IoT stacks.
Internet of Things, 18, 100489. 2022
L. Battezzati, “Internet of Things Archives | Internet of Things,” Cisco, no. July
2016, pp. 1–45, 2016.
Lee, I. Pricing Models for the Internet of Things (IoT): Game Perspectives. Internet
of Things, 15, 100405. 2021.
M. Guizani, The industrial internet of things, vol. 33, no. 5. 2019.
R. Toyib, I. Bustami, D. Abdullah, and O. Onsardi, “Penggunaan Sensor Passive
Infrared Receiver (PIR) Untuk Mendeteksi Gerak Berbasis Short Message
Service Gateway,” Pseudocode, vol. 6, no. 2, pp. 114–124, 2019.
Setiawardhana, Hary Oktavianto, Sigit Wasista, & Eko Susanto. 14 Jam Belajar
Cepat Internet of Things (IoT). Deepublish. 2021.
https://www.binaracademy.com/blog/internet-of-things-dan-penjelasan-
lengkapnya diakses pada tanggal 8 Agustus 2022
https://belajarmesinbubutcnc.blogspot.com/2016/04/pengertian-dan-teori-prinsip-
kerja.html diakses pada tanggal 9 Agustus 2022
https://www.andalanelektro.id/2019/10/cara-kerja-dan-karakteristik-sensor-dht11-
arduino-dan-contoh-programnya.html diakses pada tanggal 11 Agustus 2022
Modul Sensor Cahaya LDR (ecadio.com) diakses pada tanggal 12 Agustus 2022
https://www.andalanelektro.id/2022/05/cara-kerja-dan-karakteristik-sensor-pir-
arduino.html diakses pada tanggal 15 Agustus 2022
https://www.techtarget.com/iotagenda/definition/Internet-of-Things-IoT diakses
15 Agustus 2022
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 6. Modul Perangkat Pendeteksi Suhu Berbasis IoT dengan Sensor DHT
dan NodeMCU ESP32