Anda di halaman 1dari 20

KURIKULUM MERDEKA

BAHAN AJAR
IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial)

KONVERSI
ENERGI

Pembuatan Prototipe
Kincir Angin Penghasil Energi Listrik

SMK
FASE E
(KELAS X)
OLEH: AYU SURYA AGUSTIN, S.Pd
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya, Penulis telah berhasil menyusun Modul Ajar Projek Ilmu Pengetahuan Alam
dan Sosial SMK dengan baik. Tujuan disusunnya Modul Ajar ini adalah sebagai salah satu
acuan ataubahan literasi untuk guru – guru pengampu mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial (IPAS) dalam membuat Modul Ajar IPAS, sehingga proses pembelajarannya
lebih terarah, terencana, variatif, dan bermakna. Dengan demikian, Capaian Pembelajaran mata
pelajaran IPAS dapat terwujud.
Modul Ajar IPAS SMK yang telah disusun ini disesuaikan dengan Alternatif Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP) yang telah dianalisis dari Elemen yang tertera pada Capaian
Pembelajaran. Disebut alternatif Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) artinya bapak ibu guru
pengampu Mata Pelajaran IPAS bebas menyusun Alur Tujuan Pembelajaran tanpa ada format
atau struktur yang baku, namun tetap memperhatikan ketentuan- ketentuan dalam Capaian
Pembelajaran. Dengan demikian, komposisi, urutan, atau struktur Modul Ajar yang disusun
dapat berbeda bergantung pada kreatifitas guru penyusun dengan memperhatikan komponen
– komponen Modul Ajar.
Modul Ajar Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang telah disusun ini diharapkan
dapat membantu kualitas layanan pembelajaran di SMK, khususnya pada mata pelajaran Projek
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). Modul Ajar IPAS SMK masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penyusun berharap dapat memperoleh kritik, saran, rekomendasi, evaluasi,
dan kontribusi nyata dari berbagai pihak untuk kesempurnaan modul ajar ini. Penyusun
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi aktif dalam
proses penyusunan Modul Ajar IPAS SMK ini. Apabila terdapat kekurangan atau kekeliruan,
maka dengan segala kerendahan hati akan penyusun perbaiki sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Tulungagung , September 2022

Penyusun

Ayu Surya Agustin, S.Pd


PETA KONSEP
Konversi Energi

SAMPUL ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
PENDAHULUANListrik
Mekanik→listrik → panas Panas→mekanik Listrik→mekanik
................................................................................................... 1
A. Identitas Materi Ajar 1
.........................................................................................
B. Deskripsi 1
.........................................................................................................
C. Relevansi 1
.........................................................................................................
D. Petunjuk Penggunaan Materi Ajar 2
Setrika, Kipas angin,
Dinamo Pembangkit
...................................................................
INTI pemanas, solder, bor,
sepeda listrik
.......................................................................................................................
A. Capaian Pembelajaran kompor listrik blender,dll
3
3
......................................................................................
B. Materi Pembelajaran 3
........................................................................................
C. Uraian Materi 4
..................................................................................................
Hukum Faraday 4
.................................................................................................
Hukum Lenz 6
Hukum Faraday Hukum Lenz
....................................................................................................
PENUTUP 8
.............................................................................................................
A. Rangkuman 8
.....................................................................................................
B. Tes Sumatif 8
DAFTAR∆∅ PUSTAKA
.....................................................................................................
10
𝜀 = −𝑁
.............................................................................................
KUNCI ∆𝑡 JAWABAN TES SUMATIF 11
.....................................................................
PENDAHULUAN

A. IDENTITAS MATERI AJAR

Mata Pelajaran : IPAS


Kelas/Semester : X/Ganjil
Judul Materi Ajar : Konversi Energi

B. DESKRIPSI

Dalam materi ajar ini peserta didik akan berikan masalah berupa gambar sebuah lampu
pada sepeda. Mengapa lampu tersebut bisa menyala? Ternyata sumber tegangan yang
menyebabkan lampu itu menyala bisa kita buat. Diharapkan peserta didik dapat
memahami konsep GGL induksi dengan baik dan dapat memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

C. RELEVANSI

Pada pertemuan sebelumnya, membahas mengenai Sumber Energi Terbarukan. Nah


pada pertemuan kali ini akan mempelajari penerapan Konversi Energi Gerak menjadi
Energi Listrik. Tapi sebelumnya kita pelajari terlebih dahulu materi mengenai Induksi
maknetik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

D. PETUNJUK PENGGUNAKAN MATERI AJAR

Agar kalian memperoleh hasil yang maksimal dalam mempelajari materi ajar ini, maka ikuti
petunjuk-petunjuk penggunaan materi ajar berikut:
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum memulai dan mengakhiri pembelajaran.
Berdoa merupakan wujud rasa syukur kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT
2. Bacalah pendahuluan pada materi ajar yang mencakup materi yang akan kalian pelajari.
3. Bacalah kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.
4. Baca dengan cermat materi ajar ini secara berurutan dengan penguasaan materi dalam
setiap kegiatan pembelajaran.
5. Pelajari contoh penyelesaiaan soal melalui pemahaman atau bukan dihafalkan.
6. Mantapkan pemahaman kalian dengan mengerjakan LKPD bersama teman
kelompokmu
7. Laksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam materi ajar ini agar tercapai
kompetensi yang diharapkan
8. Dalam mengerjakan tes formatif yang diberikan, kalian jangan melihat kunci jawaban
terlebih dahulu sebelum menyelesaikan tes formatif tersebut.
9. Konsultasikan dengan guru mata pelajaran apabila kalian mengalami kesulitan dalam
mempelajari materi ajar ini.
INTI

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik diharapkan dapat memahami pengetahuan ilmiah dan menerapkannya; atau
membuat prediksi sederhana disertai dengan pembuktiannya.
2. Peserta didik menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya dilihat dari
berbagai aspek seperti makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan perubahannya; energi dan
perubahannya; bumi dan antariksa; keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu; interaksi,
komunikasi, sosialisasi, institusi sosial dan dinamika sosial; serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Peserta didik juga mengaitkan fenomena-fenomena tersebut dengan keterampilan teknis pada bidang
keahliannya.
3. Peserta didik dapat menentukan dan mengikuti prosedur yang tepat untuk melakukan penyelidikan
ilmiah, menjelaskan cara penyelidikan yang tepat bagi suatu pertanyaan ilmiah, serta diharapkan dapat
mengidentifikasi kekurangan atau kesalahan pada desain percobaan ilmiah.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Elemen 1
a. Setelah melakukan eksperimen dengan Phet Simulation, peserta didik dapat menganalisis
penerapan Induksi Elektromagnetik pada dinamo dengan tepat dan benar
b. Setelah melakukan diskusi, peserta didik dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya GGL Induksi dengan tepat dan benar
c. Setelah melakukan diskusi, peserta didik dapat menghitung besarnya GGL induksi dengan tepat
dan benar

Elemen 2
a. Setelah melihat tayangan video, peserta didik dapat mendesain Kincir angin penghasil energi listrik
dengan benar

Elemen 3
a. Setelah membuat Proyek, peserta didik dapat mempresentasikan proyek sesuai dengan desain
yang telah dibuat dengan benar

C. MATERI PELAJARAN

a. Konversi Energi
b. Hukum Faraday
c. Hukum Lenz
D. URAIAN MATERI

KONVERSI ENERGI

PENERAPAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK PADA DINAMO SEPEDA

Gambar 1. Dinamo Sepeda

Sepeda merupakan salah satu alat transportasi yang hingga kini masih banyak
digunakan oleh sebagian masyarakat. Sebagian sepeda dilengkapi dengan lampu
didepannya, sehingga memudahkan pengendara ketika bersepeda di malam hari.
Pernahkah kalian terpikir, bagaimana lampu sepeda dapat menyala?
Sepeda mendapatkan nyala lampu dari dinamo yang terpasang pada sepeda tersebut.
Bagian utama dinamo sepeda adalah sebuah magnet dan kumparan yang disisipi besi lunak.
Dengan dinamo maka lampu sepeda dapat menyala dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan pencahayaan di malam hari.
Lalu bagaimanakah prinsip kerja dinamo sehingga dapat menyalakan lampu pada
sepeda? Bagaimanakah pengaruh magnet terhadap prinsip kerja dinamo? Adakah contoh
benda lain yang memanfaatkan magnet sebagai sumber listriknya?

Uji Pemahaman Awal


___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
1.1 Pengertian Energi Mekanik, Energi Listrik dan Energi Panas

a. Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang berkaitan dengan gerak atau kemampuan untuk bergerak. Ada
dua macam energi mekanik yaitu ; energi kinetik dan energi potensial.
b. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya atau kelajuannya. Energi kinetik
dirumuskan : 𝐸𝐾 = 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 (𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐽), 𝑚 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑘𝑔), 𝑣 = 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑗𝑢𝑎𝑛
c. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena posisinya. Energi potensial dapat
dirumuskan: EP = energi potensial gravitasi (joule atau J), m = massa (kg), g = percepatan gravitasi
(m/s2), h = ketinggian benda dari acuan (m).
d. Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang berkaitan dengan akumulasi arus elektron dan bentuk transisi
atau transfernya adalah aliran elektron melalui konduktor jenis tertentu. Energi listrik dapat
disimpan sebagai energi medan elektrostatis dan merupakan energi yang berkaitan dengan medan
listrik akibat terakumulasinya muatan elektron pada pelat-pelat kapasitor. Energi medan listrik
ekivalen dengan energi medan elektromagnetis yang sama dengan energi yang berkaitan dengan
medan magnet yang timbul akibat aliran elektron melalui kumparan induksi.
Kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan usaha listrik (kemampuan yang diperlukan
untuk memindahkan muatan dari satu titik ke titik yang lain). Energi listrik dilambangkan dengan
W. Sedangkan perumusan yang digunakan untuk menentukan besar energi listrik adalah :
𝑾 = 𝑸. 𝑽

Ket : W = Energi listrik ( Joule )Q = Muatan listrik ( Coulomb)V =Beda potensial ( Volt )

Karena 𝐼 = 𝑄/𝑡

maka diperoleh perumusan

𝑊 = (𝐼. 𝑡). 𝑉 𝑊 = 𝑉. 𝐼. 𝑡

Apabila persamaan tersebut dihubungkan dengan hukum Ohm ( 𝑉 = 𝐼. 𝑅) maka diperoleh


perumusan

𝑊 = 𝐼. 𝑅. 𝐼. 𝑡 atau 𝑊 = 𝐼2𝑅 𝑡

Satuan energi listrik lain yang sering digunakan adalah kalori, dimana 1 kalori sama dengan 0,24
Joule selain itu juga menggunakan satuan kWh (kilowatt jam).
e. Energi Panas

Merupakan bentuk energi dasar di mana dalam kata lain adalah semua energi yang dapat
dikonversikan secara penuh menjadi energi panas. Sebaliknya, pengonversian dari energi termal
ke energi lain dibatasi oleh hukum Thermodinamika II “Total entropi dari suatu sistem
termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu,
mendekati nilai maksimumnya. Bentuk energi transisi dan energi termaladalah energi panas
(kalor), dapat pula dalam bentuk energi tersimpan sebagai kalor laten atau kalor sensibel yang
berupa entalpi.

1.2 Prinsip Konversi Energi

Konversi energi adalah perubahan bentuk energi dari yang satu menjadi bentuk energi lain.
Hukum konservasi energi mengatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan (dibuat) ataupun di
musnahkan akan tetapi dapat berubah bentuk dari bentuk yang satu ke bentuk lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengatakan bahwa kita kehabisan energi setelah
melakukan suatu aktivitas atau baterai senter kita telah habis. Benarkah energi dapat habis?
Sebenarnya ketika kita melakukan aktivitas, energi yang tersimpan dalam tubuh kita telah berubah
bentuk menjadi energi kinetik. Energi kimia yang dimiliki oleh baterai tidak habis, tetapi energi tersebut
telah berubah menjadi energi listrik.
Pada bahasan ini hanya akan dibahas tentang salah satu perubahan energi. Yaitu energi
mekanik, energi listrik dan energi panas yang saling berhubungan dan dapat saling di konversi.
Dalam bahasan ini akan dijelaskan tentang perubahan energi mekanik ke energi listrik, energi listrik
menjadi panas, energi panas menjadi mekanik, dan sebaliknya. Ketiga energi ini dapat saling
dikonversi atau diubah antara ketiganya.

a. Energi Mekanik Menjadi Energi Listrik


Pada umumnya konversi energi mekanik ke listrik diperlukan untuk pembangkit sumber energi.
Perkakas Konversi dari Mekanik ke Elektrik adalah generator. Salah satu contoh alat yang
mengubah energy mekanik menjadi energy listrik adalah dynamo. Yang akan dibahas pada hal ini
adalah tentang dynamo sepeda.
Dinamo sepeda merupakan generator kecil yang dapat
menghasilkan arus LISTRIK yang kecil pula. pada Dinamo
sepeda prinsip kerjanya yaitu energi gerak di ubah menjadi
energi LISTRIK .Dinamo sepeda ini hanya menyalakan lampu
depan dan belakang terangnnya lampu di tentukan oleh
cepatnya roda berputar yang mengakibatkan di namo juga
cepat dan arus LISTRIK juga akn besar pula .

Dinamo sepeda intinya adalah sebuah magnet yang dapat berputar dan sebuah kumparan
tetap.bila roda sepeda di putar dan pada dinamo akan memutar sehingga roda akan memutar
magnet biasanya dinamo dapat menghasilakan tegangangan 6 sampai 12 Volt.jadi dengan adanya
dinamo pada sepeda dapat memudahkan kita bila menggunakan sepeda bila malam hari.

b. Energi Listrik Menjadi Panas

Energi listrik dapat diubah menjadi energi panas atau kalor. Berbagai alat yang dapat merubah
energi listrik menjadi energi panas, misalnya: pemanas, solder, setrika, dan kompor listrik. Alat yang
mengubah energi listrik menjadi energi panas dilengkapi dengan elemen pemanas. listrik yang
mengalir melalaui elemen pemanas diubah menjadi energi panas. Elemen pemanas terbuat dari
bahan yang mempunyai tahanan tinggi, sehingga listrik yang mengalir melalui bahan tersebut
berubah menjadi panas. Salah satu nya yang sering digunakan sehari-hari adalah setrika listrik.

c. Energi Panas Menjadi Mekanik


Energi Panas juga bisa diubah atau dikonversi menjadi energy gerak atau mekanik. Salah satu
alat yang menggunakan prinsip perubahan energy adalah pada turbin uap. Turbin uap adalah
suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap air menjadi energi kinetik ini
selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin
langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang
digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yan digerakkan, turbin uap dapat dipergunakan
pada berbagai bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik, dan untuk transportasi.

d. Energi Listrik Menjadi Energi Mekanik

Energi listrik juga dapat diubah menjadi energy mekanik atau gerak. Seperti kebalikan dari
energy mekanik yang diubah menjadi energy listrik yang telah dijelaskan diatas, Alat yang
mengubah energi listrik menjadi energi gerak pada umumnya menggunakan motor listrik. Pada
motor listrik, arus listrik mengaril melalui kumparan, untuk menimbulkan medan magnet, sehingga
as motor berputar.putaran as motor inilah yang dimanfaatkan untuk menggerakan kipas angin, bor
listrik, belender, mobil – mobilan, dan alat lain.

Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan
dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnet.
Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak
dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita
menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain
pada suatu kedudukan yang tetap.
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

A. HUKUM FARADAY
Induksi elekstromagnetik adalah proses pembuatan arus listrik dengan cara
mendekatkan/menjauhkan kumparan pada sebuah magnet

1. Gejala Induksi Elektromagnetik


Peristiwa elektromagnetik ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867)
ahli fisika bangsa Inggris dalam tahun 1831 setelah melakukan penyelidikankurang lebih 9
tahun.

Michael Faraday menemukan bahwa GGL terjadi pada kawat penghantar yang berada
di dalam bidang magnetik dan medan magnetikitu berubah. Gejala timbulnya arus listrik pada
suatu penghantar karena pengaruh medan magnetik yang berubah disebut induksi
elektromagnetik. GGL pada penghantar yang terjadi pada peristiwa induksi elektromagnetik ini
disebut GGL induksi dan arus listrik yang timbul disebut arus induksi.

Sebenarnya pada saat yang hampir bersamaan Joseph Henry (1797-1878) ahli fisika
bangsa Amerika Serikat juga menemukan gejala yang sama dengan gejala yang ditemukan oleh
Michael Faraday tersebut. Penemuan Michael Faraday dan Joseph Henry ini besar manfaatnya
untuk mengadakan energi listrik yang jumlahnya besar sekali. Bagaimanakah Faraday
melakukan percobaan? Di bawah ini beberapa peralatan yang digunakan Faraday dalam
percobaannya.

Gambar. Menimbulkan arus listrik dengan menggunakan magnet


Proses percobaannya sebagai berikut

A B C
Gambar. Percobaan Faraday

G = Galvanometer, yaitu alat ukur kuat arus yang sangat kecil.


Keterangan gambar 2
a) Magnet diam, jarum galvanometer menunjuk angka nol berarti dalam kumparan tidak mengalir arus
listrik
b) Magnet digerakkan mendekati kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan, berarti
dalam kumparan mengalir arus listrik
c) Magnet digerakkan menjauhi kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kiri, berarti dalam
kumparan mengalir arus listrik

Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa arus listrik dapat terjadi dalam rangkaian
selama magnet digerakkan mendekati atau menjauhi kumparan. Arus listrik yang terjadi pada peristiwa
tersebut disebut arus induksi dan GGL yang terjadi pada peristiwa tersebut disebut GGL induksi.
Terjadinya peristiwa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Gambar 3. Perubahan banyaknya garis gaya dalam kumparan menimbulkan GGL induksi pada ujung-
ujung kumparan
a. Selama magnet didiamkan di luar atau di dalam kumparan maka tidak terjadi perubahan jumlah garis
gaya magnet yang dilingkupi kumparan dan tidak ada arus listrik yang mengalir melalui kumparan.
b. Selama magnet digerakkan mendekati atau menjauhi kumparan maka terjadi perubahan jumlah garis
gaya magnet yang dilingkupi kumparan dan ada arus listrik yang mengalir melalui kumparan. Dari
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadinya arus induksi dalam rangkaian tersebut selama
terjadi perubahan jumlah garis gaya magnet yang dilingkupi kumparan. Bagaimana cara mendapatkan
perubahan jumlah garis gaya magnet yang dilingkupi kumparan?

Di bawah ini menggambarkan cara mendapatkan perubahan jumlah garis gaya magnet yang dilingkupi
kumparan.
a) Menggerakkan magnet, mendekati atau menjauhi kumparan.

Gambar. Cara menimbulkan arus listrik


Selama magnet batang digerakkan mendekati atau menjauhi kumparan, maka pada kumparan timbul
arus listrik.

b) Memutar magnet di dekat kumparan

Gambar. Cara menimbulkan arus listrik


Selama magnet berputar di dekat kumparan pada kumparan timbul arus listrik
Prinsip ini digunakan dalam dynamo sepeda
Gambar. Skema dynamo sepeda
c) Memutar kumparan di dekat magnet

Gambar. Cara mendapatkan arus listrik


Selama kumparan berputar di dekat magnet, pada kumparan timbul arus listrik.
Prinsip ini digunakan pada generator.
d) Memutus-mutus kumparan primer untuk meginduksi kumparan sekunder

Gambar. Cara menimbulkan arus listrik


Besarnya GGL induksi pada kumparan :
a. sebanding dengan jumlah lilitan kumparan dan
b. sebanding dengan kecepatan perubahan jumlah garis gaya magnet yang dilingkupi kumparan.
Sehingga besar GGL induksi pada kumparan dapat dinyatakan dengan persamaan:
∆∅
𝜀 = −𝑁
∆𝑡
Keterangan:
𝜀 = 𝐺𝐺𝐿 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (𝑉𝑜𝑙𝑡)
𝑁 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑛
∆∅ 𝑊𝐵
= 𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑓𝑙𝑢𝑥 𝑚𝑎𝑔𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 ( )
∆𝑡 𝑠
−= 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐻𝑢𝑘𝑢𝑚 𝐿𝑒𝑛𝑧
B. HUKUM LENZ

Pada percobaan GGL induksi menunjukkan bahwa dalam rangkaian timbul arus listrik. Arus listrik dapat
timbul jika ada beda potensial yang ditimbulkan oleh adanya perubahan fluks magnetik yang dinamakan
GGL induksi, dan arus yang timbul disebut arus induksi.
Hukum Lenz berbunyi : “arah arus induksi yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga
menimbulkan medan magnetik induksi yang berlawanan dengan
perubahan medan magnetik penyebabnya”.

Contoh Soal!
Arah gerak jarum galvanometer pada percobaan di dibawah ini dipengaruhi oleh ....

Penyelesaian:
Perhatikan gambar (a) dan (b) terlihat ketika arah gerak magnet berubah, maka arah
gerak jarum galvanometernya juga berubah. Sedangkan gambar (c) menunjukkan saat magnet
diam (tidak bergerak) maka jarum galvanometer juga tidak bergerak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa arah gerak jarum galvanometer dipengaruhi oleh gerak dari magnetnya.
TES SUMATIF

A. SOAL PILGAN
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Perhatikan faktor-faktor berikut:
(1) jumlah lilitan kumparan
(2) laju perubahan fluks magnet
(3) arah medan magnet
yang mempengaruhi GGL induksi pada kumparan adalah ....
A. 1 dan 3
B. 1 dan 2
C. 2 saja
D. 2 dan 3
E. 3 saja

2. Fluks magnetik berubah sebesar 8 Wb selama 2 s pada sebuah kumparan dengan 20 lilitan.
Besarnya GGL induksi pada kawat tersebut adalah .....
A. 80 V
B. 75 V
C. 50 V
D. 25 V
E. 10 V

3. Sebuah kumparan seperti gambar dihubungkan dengan galvanometer yang peka. Jika arus mengalir
dari A ke B maka jarum galvanometer akan bergerak ke kanan. Jika kutub utara magnet dimasukkan,
kemudian dikeluarkan dari kumparan, maka jarum dalam galvanometer bergerak ....
A. Ke kanan kemudian diam
B. Ke kiri kemudian diam
C. Ke kanan , ke kiri kemudian berhenti
D. Ke kanan kemudian ke kiri
E. Ke kiri ke kanan kemudian berhenti
B. SOAL URAIAN

1. Jelaskan Prinsip kerja dari dynamo sepeda!


_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
2. Mengapa Ketika kita mengayuh sepeda dengan cepat maka lampu menyala lebih terang
dibandingkan kita mengayuh sepeda dengan lambat?
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
3. Sebuah belitan kawat berjumlah 1000 lilitan, mengalami perubahan fluks sebesar 10-4 Weber
dalam waktu 0,1 detik. Hitunglah besarnya GGL Induksi!

_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
4. Pada sebuah praktikum fisika dilakukan pengamatan pada sepotong penghantar.
Penghantar itu ditarik dalam dua buah medan magnet dengan perubahan fluks sebesar 4
Wb/s dan 6 Wb/s, Hitunglah perbandingan besarnya GGL Induksi!
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
5. Jika sebuah kumparan 35 lilitan mengalami perubahan fluks sebesar 0,06 Wb setiap 0,25
sekon, Hitunglah besarnya GGL Induksi!
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________

6. Sebuah magnet (batang) dijauhkan dari kumparan berisi 500 lilitan. Jika nilai fluks
magnetiknya turun dari 8 × 10-3 Wb menjadi 3 × 10-3 Wb dalam waktu 0,025 sekon, Hitunglah
besarnya GGL Induksi!
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
7. Fluks magnetic pada suatu kumparan 100 lilitan berubah dari 0,02 Wb menjadi 0,03 Wb
dalam waktu 0,2 sekon. Bila perubahan fluks sebesar 0,06 Wb terjadi dalam 0,1 s maka
hitunglah perbandingan GGL Induksi yang dihasilkan mula-mula dan akhir!
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
PENUTUP

Kesimpulan

Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat
dikonversikan/berubah dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain. Pada
pembahasan ini telah dijelaskan tentang prinsip-prinsip konversi atau perubahan bentuk
energy yaitu energy mekanik, energy listrik , dan energy panas. Ketiga jenis energy
tersebut saling berhubingan dan dapat dikonversikan satu sama lain. Energi mekanik
menjadi energy listrik yaitu pada dynamo sepeda, energy mekanik menjadi panas yaitu
pada saat kita menggosokkan kedua tangan kita dan kemudian terjadinya rasa panas pada
telapak tangan yang kita gosokkan.

Energi listrik menjadi energy panas yaitu contohnya pada alat sehari-hari seperti setrika
listrik, solder, rice cooker. Energi listrik juga dapat menjadi energi mekanik yaitu pada
penggunaan motor listrik sebagai penggerak, contoh alat sehari-hari yang digerakkan
motor listrik adalah kipas angin. Jadi ketiga energi tersebut saling berhubungan dan dapat
saling dikonversikan, begitu juga dengan energi energy yang lain. Sesuai dengan
hukumnya yaitu “Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat
dikonversikan/berubah dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain”.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Kamajaya, Ketut dan Purnama, Wawan. 2016. Aktif dan Kreatif Belajar Fisika 3 untuk SMA/MA Kelas
XII Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Minardi. 2020. Modul Pembelajaran SMA Fisika Kelas XII. Jakarta: Kemendikbud.
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Medan-Magnetik-
2015/konten10.html. D

Anda mungkin juga menyukai