Anda di halaman 1dari 22

KARIR DAN DUNIA KERJA

Dosen Pengampu
MIRZA IRAWAN S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh
Kelompok 1:

NADRAH NADIRA NASUTION (1203151021)


NISRINA ATHIRAH LUBIS (1203151025)
RIDHA KHAIRUNNISA (1203151029)
SUCI RAMANDA (1203151027)

KELAS : BK REG E 2020

PENDIDIKAN STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS


ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2021

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa, atas berkat dan rahmat nya kami dapat menyelesaikan tugas dengan
judul Karir dan Dunia Kerja dalam bentuk makalah. Tugas ini dibuat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah kami yaitu Bimbingan dan Konseling Karir.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan dan


pengetahuan kita semua khusus nya dalam hal mengenai Karir dan Dunia kerja.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, apabila
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas.

Kami juga sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca guna
membangun dan menyempurnakan makalah ini. Kami sangat berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

Medan, 6 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB 1 ................................................................................... Error! Bookmark not defined.

1.1 Pendahuluan............................................................ Error! Bookmark not defined.

1.2 Tujuan .................................................................................................................... 2

1.3 Manfaat................................................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................................. 3

2.1 Konsep Karir........................................................................................................... 3

2.2 Hakikat Kerja, Okupasi, dan Karir .......................................................................... 4

2.3 Dunia Kerja .......................................................................................................... 11

2.4 Stuktur kerja di Indonesia...................................................................................... 14

BAB III ........................................................................................................................... 18

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 18

3.2 Saran..................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam perkembangan
karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan, merupakan tujuan utama dari
perencanaan karir yang harus ditempuh oleh setiap individu. Sedangkan keputusan yang
diambil seseorang mengenai aspek-aspek karir yang akan ditempuh itu tidak lepas dari
pertimbangannya terhadap berbagai faktor yang ada dalam tatanan kehidupan masyarakat
yang merupakan sumber nilai dan tempat tersedianya berbagai hal yang dapat
dimanfaatkan oleh individu. Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karir akan
dapat dihindari manakala peserta didik memiliki sejumlah informasi yang memadai
tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia karirnya. Untuk itulah, mereka harus
menddapatkan bimbingan guna memperoleh pemahaman yang memadai tentang berbagai
kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kekutan
serta kelemahan yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini, tentunya tidak cukup hanya
memahami diri. Namun juga harus disertai akan kondisi yang ada dilingkungannya,
seperti kondisi pasar kerja, persyaratan, jenis pekerjaaan, prospek pekerjaan, serta hal-hal
lainya yang berhubungan dengan dunia kerja. Sehingga pada kesempatannya peserta
didik dapat mengambil keputusan yang terbaik tentang kepastian rencana karir yang akan
ditempuhnya kelak.

Dunia kerja merupakan dunia tempat sekumpulan individu dalam melakukan


suatu aktivitas kerja, baik di dalam perusahaan maupun organisasi. Masyarakat
menyadari bahwa sumber daya manusia adalah salah satu unsur dalam organisasi yang
mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga maju
mundurnya suatu organisasi tergantung pada peran yang dilakukan oleh orang - orang
yang berada didalamnya. Secanggih apapun alat dan sarana kerja yang dimiliki
perusahaan namun tanpa adanya fungsi kerja manusia maka keberadaan perusahaan tidak
akan berarti apa - apa, hal ini dikarenakan manusia memiliki kemampuan yang berupa
tenaga dan pikiran untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi perusahaan tersebut.

1
B. Tujuan
1. Mengetahui mengenai konsep karir secara menyeluruh.
2. Mengetahui hakekat kerja, okupsi, dan karir secara menyeluruh.
3. Mengetahui apa itu dunia kerja serta bagaimana struktur kerja di indonesia.

C. Manfaat
1. Dapat menambah wawasan yang lebih luas mengenai dunia kerja
2. Memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan diri untuk memiliki karir yang lebih
baik.
3. Dapat Mendorong pertumbuhan, perencanaan karir yang baik akan mendorong
semangat kerja untuk dapat tumbuh dan berkembang serta meningkatkan kompetensi
sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan oleh suatu jabatan.
4. Serta dapat mengimplementasikan pengetahuan mengenai karir dan dunia belajar agar
nantinya dapat mempermudah kita dalam mempersiap kan diri serta melakukan
perencanaan karir.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Karir

Karier atau “carrier” adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang dipunyai (atau
dipegang) seseorang selama kehidupannya dalam bekerja. Dengan demikian gagasan
tersebut diperkuat oleh (Martoyo, 2007:74) bahwa karier menunjukkan perkembangan
para karyawan secara individual dalam jenjang jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai
selam kerja dalam suatu organisasi. Pendapat lain yang dikemukakan oleh (Simamora,
2006:413) mengenai karier adalah urutan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
pekerjaan dan perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang
tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa karier merupakan jabatan atau status seseorang
ketika bekerja selama hidupnya.
Karier adalah sebuah kata dari bahasa Belanda, karir adalah perkembangan dan
kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Ini juga bisa berarti jenjang dalam sebuah
pekerjaan tertentu. Rachmawati (2008: 136) menyatakan perencanaan karir adalah usaha
pengembangan sumber daya manusia. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia mendefinisikan karir sebagai perkembangan dan kemajuan baik pada
kehidupan, jabatan atau pekerjaan seseorang. Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah
pekerjaan yang mendapatkan imbalan berupa gaji maupun uang.
Menurut Kunartinah (2003) dalam Ardianto (2014), karir dapat dilihat dari
berbagai cara, sebagai berikut:
1) Posisi yang dipegang individu dalam suatu jabatan di suatu perusahaan dalam kurun
waktu tertentu.
2) Dalam kaitannya dengan mobilitas dalam suatu organisasi.
3) Tingkat kemapanan kehidupan seseorang setelah mencapai tingkatan umur tertentu
yang ditandai dengan penampilan dan gaya hidup seseorang.
Rachmawati (2008:136) menyatakan keterlibatan organisasi guna mendukung
perencanaan karir adalah suatu keharusan. Dukungan dan dorongan organisasi dapat
berupa:
3
1. Pendidikan karir Karyawan harus menyadari dan memahami bahwa pendidikan karir
merupakan hal penting untuk memacu karir., memotivasi, dan menyadarkan
karyawan akan karir yang dapat diraih dalam organisasi. Karir yang macet biasanya
disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketidaktahuan, motivasi yang rendah,
kecenderungan menghindari tantangan, rasa tidak puas terhadap apa yang sudah ada,
dan sebagainya.
2. Data informasi tentang jenjang karir pada organisasi Data informasi yang digunakan
seperti uraian jabatan, persyaratan jabatan, dan standar kerja sehingga karyawan dapat
merumuskan rencana karir yang dijalankan melalui jalur karir dalam organisasi.
3. Bimbingan karir Upaya bimbingan karir ini untuk menentukan karir yang paling tepat
bagi karyawan yang dilakukan melalui penyadaran minat dan kemampuan untuk
memilih jalur karir yang tepat.

B. Hakikat Kerja, Okupasi, dan Karir

1. Hakikat Kerja
Pada dasarnya hakikat kerja adalah bekerja dengan tulus dan ikhlas. Pekerjaan
adalah usaha yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri atau umum, jadi
orang bekerja itu bertujuan untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri dan
keluarganya. Dunia kerja adalah segala sesuatu yang harus dipersiapkan dalam
melaksanakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.
Kerja (work) atau Pekerjaan (Job) memiliki kesamaan kewajiban dan tugas-tugas
pokok dalam suatu organisasi/unit atau lembaga. Job berorientasi pada tugas dan hasil
serta berpusat pada organisasi, dapat diduduki satu orang atau beberapa orang.
Dalam pekerjaan terdapat unsur-unsur (elements), tugas-tugas (tasks), dan posisi
(pekerjaan yang lakukan/position) :
Unsur (elements) merupakan komponen paling kecil dari suatu pekerjaan, misalnya
: memutar musik, mengangkat buku, menekan tombol, menggali lubang,
memindahkan dan lain-lain.

4
Tugas (tasks) merupakan kinerja yang dibutuhkan dalam bekerja. Task
menampilkan kegiatan fisik atau mental yang membentuk langkah-langkah logis yang
diperlukan dalam suatu pekerjaan. Beberapa unsur pekerjaan membentuk satu
himpunan tugas. Super (1976) menyatakan bahwa tugas adalah suatu perbuatan yang
dikehendaki pada pekerjaan atau dalam suatu permainan, misalnya : mengangkat
bunga, menata bunga, menyiram bunga, menerima surat, membukukan surat,
menyimpan surat dan lain-lain.
Posisi (positions) merupakan sekelompok tugas-tugas (task) yang diselenggarakan
seseorang/pekerja/pegawai, dibayar dan tidak bersifat pribadi. Tugas-tugas itu
merupakan kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Tugas-tugas
itu membentuk suatu pekerjaan. Tolbert (1980) mengemukakan bahwa posisi adalah
suatu kelompok aktivitas, tugas atau kewajiban dikerjakan oleh satu orang, misalnya :
membaca konsep yang akan diketik, memasukkan kertas, mengetik surat sesuai
format, mengeluarkan surat yang diketik, menyerahkan hasil ketikan pada atasan
yang memberi tugas.

2. Hakikat Okupasi
Okupasi lebih luar dari job. Okupasi merupakan sekelompok job yang sama
dijumpai dalam berbagai organisasi, umpamanya pengajar, pencipta lagu, dan
seniman pertunjukan, ahli hukum, pilot, dan TNI. Karir, menurut Yusuf (2002)
memiliki 3 tahap yaitu pre-okupasi,okupasi dan post-okupasi.
Pre-okupasi merupakan proses belajar selama masa pendidikan(dunia pendidikan),
okupasi adalah masa bekerja atau setelah suatu pekerjaan tetap diemban (dunia kerja)
dan post-okupasi adalah masa pensiun. Prayitno (1997) menjelaskan bahwa saat-saat
trasnsisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja merupakan masa yang sulit bagi banyak
orang muda. Kesulitan itu tidak hanya terletak dalam mendapatkan jenis pekerjaan
yang cocok, tetapi juga dalam menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang baru
dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya.
3. Hakikat Karir
Karir bukan pekerjaan, melainkan serangkaian urutan (sequences) pekerjaan atau
okupasi-okupasi pokok utama (major) yang dilaksanakan atau dijabat seseorang

5
sepanjang hidupnya, atau dapat juga dikatakan bahwa karir seseorang terlambang
pada urutan (suquences) jabatan-jabatan utama yang ditekuni seseorang selama
kehidupannya.
Donal E.Super (dalam Dewa K.Sukardi, 1994:17) karir adalah sebagai suatu
rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada
kehidupan dalam dunia kerja. Sedangkan menurut Munandi (1996:237) karir adalah
pengambilan keputusan kerja itu proses developmental dan pengambilan keputusan
menyangkut pekerjaan itu suatu proses yang panjang serta pekerjaan itu sendiri
berkembang.
a. Teori-teori Perkembangan Karir
Untuk lebih memahami hakekat karir dapat ditinjau dari teori-teori perkembangan
karir yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Gibson dan Mitchell (1995) paling
tidak terdapat lima teori perkembangan karir, yaitu :
1. Teori Proses
Menurut teori proses, pilihan pekerjaan dan akhirnya masuk dalam suatu
pekerjaan tertentu sesuai pilihan adalah proses yang berisi tahapan-tahapan tertentu
yang akan dilalui oleh setiap individu. Salah satu tokoh teori proses adalah Ginzberg.
Menurut Ginzberg, perkembangan karir terikat pada tiga eleman dasar, yaitu proses,
iveribilitas, dan kompromi (Gibson dan Mitchell, 1995). Ditinjau dari elemen proses,
pengambilan keputusan karir berlangsung melalui tiga periode, yaitu fantasi, tentatif,
dan realistik. Pada periode fantasi pemilihan pekerjaan dilakukan tanpa
memperhitungkan tuntutan realitas, asal-asalan. Periode tentatif terdiri fase: minat,
kapasitas, nilai, dan transisi. Artinya pertama berdasar pada minat/kesukaannya,
kemudian mulai mempertimbangkan kemampuannya, diikuti dengan didasarkan
tujuan dan nilai yang mendasari, dan terakhir dilakukan dengan memperhitungkan
realitas. Sedangkan periode realistik terbagi atas fase eksplorasi, kristalisasi, dan
spesifikasi. Artinya, setelah anak melakukan eksplorasi dan dengan memadukan
faktor-faktor internal dan eksternal, selanjutnya anak memasuki fase kristaliasi
dengan mengambil keputusan, dan selanjutnya mengambil keputusan yang lebih
spesifik. Berdasar teori ini maka semakin dewasa, proses pemilihan pekerjaan
semakin meningkat ke arah yang lebih realistik. Sedangkan elemen iversibilitas

6
merujuk pada pernyataan bahwa pilihan pekerjaan itu tidak dapat diubah, dibatalkan,
atau dibalikkan. Sedang elemen kompromi menyatakan bahwa pilihan pekerjaan
merupakan kompromi dari faktor-faktor yang ada, antara kepentingan subyek dengan
kepentingan nilai.

2. Teori Perkembangan
Menurut teori ini memandang bahwa perencanaan karir merupakan
perkembangan karir pada seseorang sebagai aspek perkembangan totalitas pribadi.
Sebagaimana aspek perkembangan yang lain, perkembangan jabatan berlangsung
mulai sejak awal kehidupan dan berlangsung secara terus menerus secara kontinum
sampai akhir hayatnya.Salah satu tokoh teori perkembangan adalah Donald E. Super.
Menurutnya, bekerja merupakan perwujudan konsep diri yang berlangsung sepanjang
hayat, dimulai sejak awal kehidupan sampai akhir kehidupan. Dalam kaitannya
dengan kerja, konsep diri tersebut berkembang melalui beberapa tahapan yang
masing-masing tahap dituntut mampu menguasi tugas-tugas yang secara meningkat
semakin sulit. Tahapan-tahapan tersebut adalah: (1) pertumbuhan (growth), tahap
pembentukan konsep diri melalui identifikasi, (2) eksplorasi (exploration), tahap
pembentukan konsep diri melalui kontak dengan orang lain dan lingkungannya, (3)
Pemantapan(establisment), tahap penemuan konsep diri kerja secara mantap,
sehingga tidak mungkin pindah tetapi justru ingin mengembangkannya, (4)
Pembinaan (maintenance), pada tahap ini biasanya sudah mencapai sukses, dan mulai
memikirkan pensiun, dan (5) penurunan (decline), yaitu tahap pengurangan kegiatan
(Gibson dan Mitchell,1995). Pengaruh konsep diri terhadap pilihan pekerjaan, juga
mengandung tiga elemen dasar, yaitu (1) formasi, yaitu pembentukan konsep diri
yang didalamnya terdapat eksplorasi, deferensiasi diri, dan identifikasi diri, (2)
translasi, yaitu penerjemahan konsep diri terhadap kerja berdasar tilikan diri dan arah
jabatan, dan (3) implementasi, yaitu penerapan konsep diri terhadap pekerjaan
melalui latihan. Jadi menurut Super, pilihan kerja merupakan fungsi tahap
perkembangan yang berlangsung dalam rangka melaksanakan tugas-tugas
perkembangan. Secara hirarkis tugas-tugas perkembangan tersebut adalah preferensi
pekerjaan, spefifikasi preferensi, implementasi preferensi, stabilisasi, dan konsolidasi.

7
Untuk mendukung teorinya, selanjutnya Super mengajukan dua belas proposisi yang
berkaitan dengan pekerjaan yang berlangsung sepanjang hayat.

3. Teori Kepribadian
Dalam teori ini memandang bahwa pilihan jabatan / pekerjaan merupakan
ekspresi dari kepribadian. Dinyatakan bahwa perilaku mencari pekerjaan hakekatnya
adalah upaya mencocokkan antara karakteristik individu dengan lapangan pekerjaan
khusus (Gibson dan Mitchell, 1995). Salah satu tokoh dalam teori ini adalah Holland.
Dalam teorinya, Holland berusaha menjelaskan pilihan kerja berdasarkan pada tiga
sudut pandang, yaitu: (1) lingkungan kerja, (2) pribadi dan perkembangannya, dan (3)
interaksi pribadi dan lingkungannya. Pilihan pekerjaan merupakan perluasan
kepribadian dan merupakan usaha untuk mengungkapkan diri dalam lingkungan
kerja. Pilihan pekerjaan sendiri pada hakekatnya merupakan hasil interaksi antara diri
dengan kekuatan-kekuatan lingkungan. Menurut Holland, pekerjaan di masyarakat
dapat digolongkan menjadi lingkungan realistik, intelektual, sosial, dan konvensional.
Sedangkan kepribadian terbagi dalam enam golonga, yaitu intelektual, realistik,
sosial, konvensional, enterpise, dan artistik. Sementara aspek lingkungan dikuasai
oleh pribadi terentu dan dicirikan berdasarkan orang-orang yang ada di dalamnya.
Lingkungan sekaligus menggambarkan orang-orang yang ada didalamnya.
Berdasarkan hal tersebut, orang cenderung mencari lingkungan yang memungkinkan
ia dapat mewujudkan dirinya sesuai dengan kepribadiannya, kepribadian juga
sekaligus menggambarkan bagaimana orang menyalurkan pilihan-pilihan
pekerjaannya. Karena itu tingkah laku orang ditentukan oleh interaksi antara
kepribadian dan lingkungan (Munandir, 1996).
Tokoh lain yang termasuk dalam teori ini adalah A. Roe. Teori A Roe
dikembangkan atas dasar teori kepribadian, dengan menempatkan faktor kebutuhan
sebagai faktor penentu atas pilihan kerja. Orang memilih pekerjaan tertentu kalau
pekerjaan tersebut dapat memberikan memuaskan kebutuhannya. Menurut A. Roe,
sekalipun keputusan dan pilihan jabatan ditentukan sesudah masa dewasa, tetapi
sangat ditentukan oleh pengalamannya pada masa kecil dalam keluarga, terutama
pola asuh dan iklim yang berkembang dalam keluarga. Dikatakan bahwa pengalaman

8
masa kecil akan menghasilkan dua orientasi pilihan pekerjaan, yaitu yang berkaitan
dengan orang (misal jasa) dan bukan orang (misal teknik). Ada kecenderungan anak
pola asuh yang memberikan kepuasan psikologis akan menentukan pilihan pekerjaan
yang berkaitan dengan orang, dan sebaliknya.

4. Teori Sosiologi
Menurut Osipow (1983) teori ini secara fundamental didasarkan kepada
pemikiran bahwa elemen-elemen di luar individu memiliki pengaruh kuat terhadap
individu dalam sepanjang hidupnya, termasuk pendidikan dan keputusaan pekerjaan.
Para pendukung teori ini juga berpandangan bahwa derajat kebebasan individu dalam
pilihan pekerjaan / jabatan adalah jauh dari apa yang semula diasumsikan dan harapan
diri seseorang tidaklah bebas dari harapan masyarakatnya. Sebaliknya, masyarakat
menyajikan peluang pekerjaan / jabatan dalam suatu pola-pola yang berhubungan
dengan keanggotaan kelas sosial. Berkaitan dengan kelas social dan perkembangan
karir, Lipsett (Osipow, 1983) menyatakan bahwa keanggotaan kelas social
berpengaruh terhadap pilihhan karir tertentu ketika ia mencapai usia remaja. Sejalan
dengan itu Sewell dan Shah (Osipow, 1983) juga menyatakan bahwa walaupun
tahapan dalam pengambilan keputusan pendidikan – karir secara mendasar tidak
berbeda dari kelas ke kelas, namun waktu dan pilihannya tampaknya berbeda. Pada
remaja dari kelas social yang lebih rendah, disamping pengambilan keputusan
dilakukan pada usia yang lebih muda, pilihan karirnya juga berbeda, dibandingkan
dengan kelas social yang lebih tinggi. Sedangkan menurut Gibson dan Mitchell
(1995) bahwa pilihan karir lebih berhubungan dengan kesempatan dari pada sesuatu
yang sengaja direncanakan. Kesempatan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh
kelas social, disamping factor-faktor lain seperti budaya, kondisi-kondisi yang dibawa
sejak lahir atau muncul kemudian, kesempatan pendidikan, dan observasi terhadap
model.

5. Teori Ekonomi
Menurut Gibson dan Mitchell (1995) teori ini menekankan pentingnya factor-
faktor ekonomi dalam pilihan karir. Hal ini terutama terkait dengan tersedianya

9
beberapa tipe pekerjaan versus tersedianya pekerja-pekerja yang qualified untuk
pekerjaan tersebut. Faktor utama dalam pilihan karir adalah : “Apa jenis pekerjaan
yang dapat saya peroleh?”. Pilihan karir terutama berdasar kepada pertimbangan
apakah pekerjaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dasar diri sendiri dan
keluarganya, keamanan pekerjaan, keuntungan (khususnya asuransi kesehatan serta
rencana pensiun) atau faktor-faktor yang dianggap paling menguntungkan dan paling
bernilai pada individu tersebut (tidak selalu dalam bentuk uang).

6. Teori lain
Termasuk dalam teori lain ini adalah teori belajar social. Teori ini bermaksud
menjawab pertanyaan mengapa seseorang memasuki lapangan pekerjaan tertentu dan
mengapa orang memperlihatkan preferensi kerja tertentu. Salah satu tokoh dalam
teori ini adalah Krumboltz yang mengembangkan teori karirnya berdasar atas teori
belajar sosial dari Bandura dan dikenal sebagai teori pengambilan keputusan.
Menurutnya pribadi dan lingkungan merupakan faktor penting bagi penentuan
keputusan karir seseorang. Pengambilan keputusan karir juga tidak berlangsung
secara kebetulan, tetapi ditentukan pandangan dirinya sebagai hasil interaksi antara
diri dan lingkungan tersebut, melalui pengalaman, respon-respon kognitif dan
perasaan, serta keterampilan dalam membuat keputusan. Menurut Munandir (1996),
faktor pribadi berkenaan dengan apa yang sudah ada pada diri seseorang, seperti jenis
kelamin, rupa, atau tampakan fisik dan kemampuan-kemampuan yang mengandung
unsur bawaan. Sedangkan termasuk dalam pengertian lingkungan, seperti lingkungan
kerja, pasar kerja, syarat kerja, pengaturan dan undang-undang kerja, serta hal-hal
lain di dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap kehidupan kerja.

10
C. Dunia Kerja
Secara alamiah di dalam kehidupannya, manusia selalu melakukan bermacam-
macam aktivitas, salah satu wujud dari aktivitas itu adalah kerja atau bekerja. Manusia
bekerja mangandung unsur kegiatan sosial, menghasilkan barang dan atau jasa yang pada
akhirnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan mendapatkan kepuasan. Bekerja
berarti melakukan suatu pekerjaan, diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh
manusia yang bersangkutan.
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia.
Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang
menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering
dianggap sinonim dengan profesi.
Pekerjaan yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama disebut sebagai
Karir. Seseorang mungkin bekerja pada beberapa perusahaan selama karirnya tapi tetap
dengan pekerjaan yang sama. Lowongan pekerjaan yang paling banyak diinginkan orang
Indonesia rata-rata adalah PNS, dan pegawai BUMN. Anggapan mereka mungkin karena
jadi pegawai negeri atau pegawai BUMN gajinya stabil dan terjamin.
Dunia Kerja Adalah gambaran tentang beberapa jenis dan proporsi pekerjaan
yang ada seperti dalam bidang pertanian, usaha dan perkantoran, rekayasa, kesehatan,
militer kemasyarakatan, kerumah tanggaan, dan seni budaya. Dalam era globalisasi
seluruh dunia kerja dan industeri berusaha meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja.
Adanya peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja menunjukkan bahwa perusahaan
telah melaksanakan re-engineering dan re-strukturing dalam rangka mempersingkat
proses produksi.
Kesiapan kerja siswa tentu ada faktorfaktor yang mempengaruhi siswa memiliki
kesiapan tersebut, baik itu berupa faktor dari dalam diri siswa sendiri mapun faktor dari
luar diri siswa sendiri. Menurut Kartini (dalam Tira, 2016) Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesiapan kerja yaitu motivasi, keterampilan, bakat, minat, dan cita-cita
sedangkan faktorfaktor dari luar diri sendiri (ekstern) yaitu lingkungan keluarga dan
lingkungan dunia kerja.

11
Dunia karir bukanlah dunia main-main. Butuh dipersiapkan secara matang agar
tidak mengecewakan dikemudian hari. Dunia karir juga berbeda dengan dunia sekolah
karena saat kamu sudah memasuki dunia karir persaingan menjadi makanan sehari-hari.
Salah satu upaya untuk merancang masa depan adalah dengan mengetahui terlebih
dahulu apa yang menjadi tujuan kamu berkarir atau bekerja. Sebab sedikit banyak tujuan
tersebut dapat mempengaruhi karir kamu di masa depan.

Ada beberapa tujuan bekerja agar menentukan karir di masa depan :

1. Bermanfaat untuk Orang Lain


Tujuan bekerja yang pertama adalah bermanfaat untuk orang lain, bisa dibilang
tujuan ini jarang terpikir oleh seseorang karena tujuan utama dari bekerja yang
biasanya seseorang pikirkan adalah mendapat gaji yang besar, posisi yang bagus atau
bisa jadi juga popularitas. Padahal bermanfaat bagi orang lain adalah hakikat
sebenarnya dari kehidupan begitu juga degan bekerja. Kalau seseorang sudah berada
pada tahap ingin bermanfaat bagi orang lain maka Ia menjadi lebih terbuka dengan
segala jenis pekerjaan selagi itu tidak membawa keburukan untuk dirinya sendiri
maupun orang lain.
2. Mencari Gaji Besar
Tujuan bekerja berikutnya adalah mencari gaji besar. Tujuan ini relatif umum
kenapa seseorang memilih bekerja bahkan gila bekerja. Tidak menutup kemungkinan
bahwa orang-orang yang memiliki tujuan bekerja untuk mencari gaji yang besar
adalah orang-orang yang ambisius.Mereka akan mengupayakan hal apa pun untuk
mencapai keinginan mereka tak jarang mereka lebih mencintai pekerjaan ketimbang
diri mereka sendiri. Sebaiknya imbangi keinginan besar tersebut dengan usaha tetap
mencintai diri sendiri dan mengetahui batasan dalam bekerja agar kesehatan tubuh
tetap terjaga.
3. Mencari Posisi yang Bagus
Hampir sama dengan tujuan bekerja untuk mendapatkan gaji yang besar, tujuan
bekerja untuk mendapatkan posisi yang bagus juga berisiko mengganggu mental
seseorang. Hal ini karena yang menjadi fokus utama dari kerja hanyalah ingin
mendapatkan posisi yang bagus. Tak jarang mereka melupakan batas kemampuan

12
tubuh menjalani pekerjaan yang akhirnya justru membawa dampak buruk bagi diri
sendiri.
4. Memenuhi Passion
Dengan melakukan apa yang Anda sukai, semua akan jadi lebih mudah. Ketika
pada akhirnya Anda berhasil membuat karya yang bernilai tinggi, akan ada kepuasan
tersendiri yang tidak akan bisa Anda dapatkan dari hal lain. Namun jangan sampai
rasa puas ini menghentikan Anda dalam berkarya. Merasa bangga pada diri sendiri itu
boleh, namun jangan sampai berlarut-larut.
Menurut Sofyan (dalam Ihsan, 2017) mengatakan bahwa, “Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesiapan kerja yaitu motivasi belajar, pengetahuan, pengalaman
praktek luar, bimbingan kejuruan, latar belakang ekonomi orang tua, prestasi belajar,
informasi kerja, dan ekspektasi masuk dunia kerja”.
 Motivasi Kerja
adalah sesuatu yang mengarahkan timbulnya tingkah laku seseorang, dan
memelihara tingkah laku tetrsebut untuk mencapai tujuan, yaitu suatu dorongan
dari dalam diri individu untuk dapat mengerjakan tugas-tugas atau pekerjaan yang
bermamfaat bagi diri individu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
 Kemampuan Kerja
juga dipandang sebagai ukuran keberhasilan peserta didik dalam
menyelesaikan tugas-tugas dalam berpraktek.
 Kemampuan Beradaptasi dengan Pekerjaan
adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan jenis-jenis pekerjaan,
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan, kemampuan berkomunikasi.

Beberapa aspek yang disiapkan untuk memasuki dunia kerja

Kepercayan diri, yaitu mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dengan


bekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan kerja.
 Komitmen, yaitu kemauan/kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan aturan yang berlaku.

13
 Inisiatif / Kreatif, yaitu mempunyai inisiatif dan kreatifitas yang tinggi dalam
mengembangkan suatu keputusan tentang tugas yang di berikan.
 Ketekunan dalam bekerja, yaitu mempunyai keyakinan dan kesabaran dalam
menyelesaikan pekerjaan.
 Kecakapan kerja, yaitu mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan
pekerjaan baik dari segi pengetahuan, maupun keterampilan.
 Kedisiplinan, yaitu mempunyai sikap disiplin yang tinggi, patuh dan taat
mengikuti segala peraturan dan ketentuan yang berlaku.
 Motivasi Berprestasi, yaitu mempunyai kemauan yang tinggi untuk
mengembangkan diri
 Kemampuan Bekerja Sama, yaitu mempunyai sikap terbuka dan siap untuk
bekerja sama dengan siapa saja dan bekerja dalam satu tim,
 Tanggung Jawab, yaitu mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap
pekerjaan yang diberikan.
 Kemampuan Berkomunikasi, yaitu mempunyai kemampuan berkomunikasi
dengan baik, seperti penguasaan bahasa teknik, bahasa asing dan lain-lain.

D. Struktur Kerja di Indonesia


Perubahan pada permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh perubahan pada
komposisi produksi dan teknologi yang digunakan. Di pihak lain, pasokan tenaga kerja
dipengaruhi oleh faktor demografis (pertambahan penduduk), tingkat pendidikan, dan
persebaran penduduk antara daerah perdesaan dan kawasan perkotaan. Interaksi
permintaan dan penawaran tenaga kerja dipengaruhi alokasi atau pola penggunaan tenaga
kerja menurut sektor ekonomi yang menunjukkan perbedaan produktivitas tenaga kerja di
antara sektor-sektor ekonomi.
Dalam proses akumulasi menyangkut penambahan modal fisik maupun
peningkatan mutu modal manusia. Seiring perjalanan waktu juga terjadi perubahan
perimbangan di antara faktor-faktor produksi (factors proportion) yang terlibat pada
proses produksi. Hal tersebut membawa perubahan pada komposisi sektoral dalam
struktur produksi. Demikian terlihat bahwa pembangunan berkisar pada pergeseran

14
struktur dalam produksi maupun dalam konsumsi. Perubahan struktural yang terjadi pada
tiap-tiap negara sebenarnya dapat diidentifikasi dan proses perubahan secara umum dari
masing-masing negara pada dasarnya memiliki pola yang sama.
Secara umum negara yang memiliki tingkat populasi tinggi menggambarkan
tingkat permintaan potensial yang tinggi dan cenderung untuk mendirikan industri yang
bersifat substitusi impor. Artinya negara tersebut memproduksi sendiri barang-barang
yang dulunya diimpor untuk kemudian dijual di pasaran dalam negeri. Sebaliknya negara
dengan jumlah penduduk yang relatif kecil cenderung mengembangkan industri yang
berorientasi ke pasar internasional. Teori transformasi struktural menjelaskan bahwa
percepatan dan pola transformasi yang terjadi pada suatu Negara dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal yang saling berkaitan satu sama lain.
Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja. Batasan
usia kerja berbeda-beda antara negara satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut
oleh Indonesia ialah minimum 15 tahun, tanpa batas umur maksimum. Tenaga kerja
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan
angkatan kerja. Angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia yang
bekerja, atau yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja,
dan yang mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja adalah
tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai
pekerjaan, dan sedang tidak mencari pekerjaan.8 Selanjutnya, angkatan kerja dibedakan
pula menjadi dua subsektor yaitu kelompok pekerja dan penganggur. Pekerja adalah
orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang mempunyai pekerjaan,
dan memang sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk
sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja. Adapun yang dimaksud penganggur
adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan
masih mencari pekerjaan. Bila penyediaan tenaga kerja dan jenis tingkatan pendidikan
tertentu lebih besar dari kebutuhan dalam kelompok jabatan yang sepadan maka akan
terjadi pengangguran. Pengangguran dapat menimbulkan masalah sosial dalam
masyarakat, oleh karena itu kewajiban pemerintah untuk menyesuaikan rencana
pembangunan yang ditujukan untuk menanggulangi masalah kesempatan kerja. Dengan

15
begitu, jelas bahwa perencanaan pembangunan erat hubungannya dengan penyerapan
tenaga kerja.

Data yang tercantum pada Tabel 2.1 memperlihatkan, proporsi tenaga kerja yang
berada di pedesaan, lebih tinggi dibandingkan dengan yang berada di perkotaan. Hal ini
mudah dimengerti, sebab jumlah penduduk pedesaan masih jauh lebih banyak dari pada
penduduk perkotaan. Kecenderungan perkembagan beberapa variabel demografi
mendukung argumentasi di atas. Sampai saat ini fertilitas penduduk di wilayah pedesaan
masih lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan. Walaupun tingkat mortalitas
pedesaan juga lebih tinggi, juga adanya kecenderungan penduduk pedesaan yang
melakukan migrasi ke perkotaan lebih banyak dari pada yang berasal dari kota masuk ke
pedesaan (Saefullah, 2002), namun belum berpengaruh signifikan terhadap penurunan
laju pertumbuhan penduduk pedesaan.

Kelompok Umur Tenaga Kerja


Pedesaan Perkotaan
15-19 13,5 14,4
20-24 11,2 14,2
25-29 12,6 13,5
30-34 11,6 12,0
35-39 11,8 11,2
40-44 9,7 9,2
45-49 8,0 7,3
50-54 6,2 5,4
55-59 4,8 3,8
60+ 10,6 9,0
Jumlah 100,0 100,0
(% baris) (55,3) (44,7)

Jika mencermati lebih jauh Tabel 2.1 tersebut, nampak bahwa tenaga kerja
berusia 15-34 tahun di daerah pedesaan proporsinya lebih sedikit dibandingkan dengan di

16
perkotaan. Kondisi sebaliknya terlihat pada usia tenaga kerja 35 tahun ke atas, tenaga
kerja pedesaan pada kelompok umur ini ternyata persentasenya lebih banyak dari di
perkotaan.
Fenomena di atas dapat diterangkan sebagai berikut. Pada waktu masih muda
penduduk pedesaan cenderung lebih banyak yang bermigrasi ke luar wilayahnya.
Penduduk usia muda yang masih dalam masa sekolah memilih melanjutkan sekolah di
daerah lain terutama di kota untuk menggapai pendidikan yang lebih tinggi. Mereka yang
terjun ke dunia kerja, lebih senang mengadu nasib untuk mencari pekerjaan dan bekerja
di kota, dengan harapan akan mendpat kehidupan yang lebih baik. Namun ada
kecenderungan pula, semakin bertambah usia mereka, sesudah tidak bisa terlalu produktif
bekerja di kota, mereka kembali ke desanya masing-masing (Setiawan, 1998).
Makna umum yang tercermin dari data yang terdapat pada Tabel 2.1 adalah,
bahwa potensi produktivitas sumber daya manusia di pedasaan jika dilihat dari aspek
produktivitas ternyata tidak lebih bagus dibandingkan dengan di perkotaan. Proporsi
tenaga kerja yang berusia lebih tua di pedesaan mengindikasikan hal di atas. Akan tetapi,
perlu dikaji lebih jauh, bagaimana struktur angkatan kerjanya, sebab tidak semua tenaga
kerja memasuki dunia kerja. Berkaitan dengan struktur angkatan kerja akan dibahas pada
bab selanjutnya.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Karier atau “carrier” adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang dipunyai (atau dipegang)
seseorang selama kehidupannya dalam bekerja.
Pada dasarnya hakikat kerja adalah bekerja dengan tulus dan ikhlas. Pekerjaan adalah
usaha yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri atau umum, jadi orang
bekerja itu bertujuan untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya.
Okupasi merupakan sekelompok job yang sama dijumpai dalam berbagai organisasi,
umpamanya pengajar, pencipta lagu, dan seniman pertunjukan, ahli hukum, pilot, dan
TNI.
karier sebagai suatu rangkaian pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang mengarah pada
kehidupan dalam dunia kerja dan mengambil keputusan menyangkut pekerjaan tersebut
merupakan suatu proses yang panjang serta pekerjaan itu sendiri berkembang walaupun
dalam pekerjaan yang sama.
Dunia Kerja adalah gambaran tentang beberapa jenis dan proporsi pekerjaan yang ada
seperti dalam bidang pertanian, usaha dan perkantoran, rekayasa, kesehatan, militer
kemasyarakatan, kerumah tanggaan, dan seni budaya.
Struktur kerja di Indonesia berdasarkan angkatan dapat di bagi menjadi dua, yaitu
struktur umur dan struktur pendidikan.

B. Saran

Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan karir pada saat remaja, maka dari itu
sangat dibutuhkan peran dari seorang guru konselor, terutama untuk memberikan
konseling karir pada siswanya karena yang ia pilih sekarang merupakan untuk masa
depannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Prof. DR. A. Muhammad Yusuf. 2002. Kiat Sukses Dalam Karier. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sukardi, Dewa Ketut. 1994. Bimbingan Karier di Dsekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Surya, (1988), Bimbingan Karir, Bandung : PPS UPI. Makalah tidak diterbitkan.

Tira. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK
Muhammadiyah 1 Wates. Jurnal: Universitas Negeri Yogyakarta.

ALEHATINA, dkk. 2019. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK MANDIRI PONTIANAK.

http://repository.uinsuska.ac.id/cgi/search/simple?q=Konsep+karir&_action_search=Search&_ac
tion_search=Search&_order=bytitle&basic_srchtype=ALL&_satisfyall=ALL

Dwi Wahyuni Hamidah Nayati Utami Ika Ruhana. 2014.Vol.8 No.1 hal2. Pengaruh
Pengembangan Karier Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Universitas Brawijaya, Malang.

Edmira Rivani. 2014. , Vol. 5 No. 1 hal 30. Perubahan Struktur Ekonomi Tenaga Kerja dan
Analisi Multidimensional Scaling (MDS) Dalam Mengelompokkan Penyerapan Tenaga Kerja
di Berbagai Provinsi,.Jakarta Pusat.

Alatas, Secha dan Rudi Bambang Trisilo. 1990. “Struktur Ketenagakerjaan di Indonesia” dalam
Aris Ananta (ed.), Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LDFE-UI. Badan Pusat Statistik.
2005. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia, Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2004.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.

19

Anda mungkin juga menyukai