Anda di halaman 1dari 11

SOCIAL GROUP WORK

Dosen Pengampu : Shofia Mawaddah, S.Psi., M.Sc

Disusun Oleh

Kelompok 4 :

Corazon Aquino Sianipar (1203151049)

Monalisa Oktaviona E. Sitanggang (1203151068)

Rhey Bonardo Gultom (1203151050)

Ridha Khairunnisa (1203151029)

Rizky Amanda Putri (1203151032)

Sahdila Putri (1203151065)

Suci Ramanda (1203151027)

Kelas : BK Reg E 2020

PENDIDIKAN STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
DEFINISI OPERASIONAL

Metode bekerja bersama kelompok (social group work) pada konteks pekerjaan sosial
adalah sebuah praktik yang bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial, yang
dilakukan melalui media kelompok. Sejauh ini, praktik bekerja bersama kelompok lebih
banyak dikenal untuk tujuan pertolongan klien yang memiliki masalah khusus seperti
ketergantungan narkoba, depresi, konsep diri rendah dan sebagainya. Hal ini wajar,
mengingat praktik bekerja bersama kelompok memang memiliki sejumlah keunggulan, yaitu
antara lain penggunaan prinsip-prinsip universalitas, rekonstruksi kognitif, penerimaan, serta
alturisme, dimana klien cenderung merasa nyaman dan diterima, sehingga mampu pada
akhirnya mengungkapkan permasalahan yang dialaminya, serta bahkan mampu memberikan
saran-saran kepada anggota kelompok lainnya.

Group Work juga dapat dikatakan sebagai suatu pelayanan yang diberika kepada
kelompok untuk membantu kelompok yang berguna untuk memperbaiki sosial setiap
anggota kelompok ,dan sama sama untuk mencapai daripada tujuan kelompok itu sendiri.

Menurut ( Zastrow ,1995 ) Banyak hal menarik bagi partisipasi dalam


mengaplikasikan praktik kerja kelompok. Artinya,banyak peluang untuk peluasan penerapan
dari praktik bekerja bersama kelompok. Metode bekerja dengan kelompok (social group
work),merupakan metode yang dilakukan oleh beberapa naggota yang menggunakan media
kelompok sebagai instrument.

Menurut Olmstead, dalam (Zastrow, Social Work with Groups, 1987) menyatakan
kelompok sebagai a plurarity of individual who are in contact with one another, who take one
another into account, and who are aware of some significant commonality. An essential
feature of a group is that its members have something in common and that they believe that
what they have in common make a difference. Perlman dalam (Ferguson, 1963) mengatakan
bahwa social casework merupakan proses yang digunakan oleh sejumlah individu sosial yang
bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi segala masalah supaya mereka mampu
beradaptasi efektif untuk keberfungsian sosialnya.

Menurut ( Poulin,2005 )Metode bekerja dengan kelompok (groupwork) merupakan


metode yang digunakan dalam membantu individu ,dalam meningkatkan fungsi dan
keberdayaannya. Salah satu tantangan pekerjaan sosial sekaligus keunggulannya, adalah
bahwa pekerja sosial menggunakan dirinya sebagai instrument. Prinsipnya, membangun
hubungan

Shulman,1991 mengatakan interpersonal yang baik, mutlak diperlukan. Artinya lagi,


melalui interaksi interpersonal, dapat tercipta hal-hal yang mengarah pada perbaikan kualitas
hidup. Dua hal penting terkait faktor kontekstual yang berdampak pada kebanyakan pekerja
sosial adalah bagaimana lahan praktik (setting) dikelola dan bagaimana mereka di supervisi .

TUJUAN SOCIAL GROUP WORK

Menurut Albert S. Alissi, tujuan dari dilakukannya metode Social Group Work dalam


proses pertolongan pekerjaan sosial adalah :

1. Tujuan yang bersifat korektif.

 Melalui Social Group Work, Pekerja Sosial memberikan pengalaman-pengalaman


restoratif (perbaikan) dan remedial (pengembangan) terhadap disfungsi personal dan sosial,
atau perpecahan individu-individu di dalam situasi sosial.

2. Tujuan yang bersifat preventif.

 Dengan menggunakan Social Group Work, Pekerja Sosial berupaya untuk mencegah


perpecahan pribadi dan  sosial dimana terjadi kemunduran yang dapat membahayakan bagi
keberfungsian sosial klien.

3.  Pertumbuhan &Perkembangan yang Normal.

  Tujuan ini lebih menitikberatkan pada suatu situasi dan kondisi dimana terjadi masa-
masa tertentu dalam siklus kehidupan klien yang menekan kondisi klien.

 4. Peningkatan Pribadi.

 Tujuan ini dapat dilakukan melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang berarti dan
bermakna serta yang dapat menstimulasi munculnya perilaku yang adaptif.

 5. Tanggung Jawab dan Partisipasi Anggota.

 Melalui Social Group Work, dapat menjadi media untuk menanamkan nilai-nilai


domokratis, berlatih untuk bertanggung jawab baik secara individu, anggota kelompok,
maupun anggota masyarakat.
ASPEK – ASPEK PENGUKURAN

1. Aspek-aspek dalam pengukuran meliputi kesalahan dalam pengukuran, presisi dan


akurasi. Kesalahan dalam pengukuran meliputi kesalahan sistematik dan kesalahan
tindakan. Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang tetap terjadi.

Aspek-aspek Pengukuran Sosial Group Work, Myers (2012) menyebutkan bahwa social
group work memiliki aspek-aspek, sebagai berikut :

a.Menurunnya motivasi individu untuk terlibat dalam kegiatan kelompok

Seseorang menjadi kurang termotivasi untuk terlibat atau melakukan suatu kegiatan
tertentu pada saat orang tersebut berada dalam keadaan bersama-sama dengan orang lain.
Individu kurang termotivasi untuk terlibat dalam diskusi karena berada dalam lingkungan
dimana ada orang lain yang mungkin mau melakukan respon yang kurang lebih sama
terhadap stimulus yang sama.

b. Sikap pasif

Anggota kelompok lebih memilih untuk diam dan ‘memberikan kesempatan kepada
orang lain untuk melakukan usaha kelompok. Sikap pasif ini didorong oleh adanya anggapan
bahwa tujuan kelompok telah dapat dipenuhi oleh partisipasi orang lain dalam kelompok
tersebut.

c. Pelebaran tanggung jawab

Usaha untuk mencapai tujuan kelompok merupakan usaha bersama yang dilakukan oleh
para anggotanya. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab akan keberhasilan pencapaian
tujuan tersebut. Keadaan ini mengakibatkan munculnya pelebaran tanggung jawab di mana
individu yang merasa dirinya telah memberikan kontribusi yang memadai bagi kelompok
tidak tergerak untuk memberikan lagi kontribusinya dan akan menunggu partisipasi anggota
lain untuk menyelesaikan tanggung jawab kelompok.

d. Mendompleng pada usaha orang lain (free rider)


Individu yang memahami bahwa masih ada orang lain yang mau melakukan usaha
kelompok cenderung tergoda untuk mendompleng (free rider) begitu saja pada individu lain
dalam melakukan usaha kelompok tersebut. Individu tadi dapat mengambil keuntungan tanpa
perlu bersusah payah melakukan usaha.

e. Penurunan kesadaran akan evaluasi dari orang lain

Social group work dapat juga terjadi karena dalam situasi kelompok terjadi penurunan
pada pemahaman atau kesadaran akan evaluasi dari orang lain (evaluation apprehension)
terhadap dirinya.

Menurut teori dampak sosial yang dikemukakan oleh Latane, Chidambaram dan Tung (2005)
mengungkapkan bahwa social group work dapat dilihat dari dua aspek, yaitu :

a. Dilution Effect

Individu “tenggelam” dalam kelompok. Individu kurang termotivasi karena merasa


kontribusinya tidak berarti, atau menyadari bahwa penghargaan yang diberikan kepada tiap
individu tidak ada kaitannya dengan besar kontribusi yang individu keluarkan.

b. Immediacy Gap

Individu merasa terasing dari kelompok. Hal ini menandakan semakin jauh anggota
kelompok dari anggotanya maka individu akan semakin jauh dengan pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan aspek-aspek dari social group work yaitu
menurunnya motivasi individu untuk terlibat dalam kelompok, sikap pasif, pelebaran
tanggung jawab, mendompleng pada usaha orang lain (free rider),penurunan kesadaran akan
evaluasi dari orang lain, dilution effect, dan immediacy gap. Social group work dalam
penelitian akan diungkap menggunakan alat ukur berupa skala yang mengacu pada aspek-
aspek dari Myers (2012) yaitu menurunnya motivasi individu untuk terlibat dalam kelompok,
sikap pasif, pelebaran tanggung jawab, mendompleng pada usaha orang lain (free rider), dan
penurunan kesadaran akan evaluasi dari orang lain. Peneliti menilai bahwa teori dari Myers
(2012) memiliki aspek-aspek yang sesuai dengan yang ingin diukur oleh peneliti sehingga
diharapkan pengukuran yang dilakukan nantinya akan lebih akurat.
2. Aspek-aspek Keterampilan Sosial Aspek-aspek keterampilan sosial menurutGresham dan
Elliot (1990) antara lain :

a. Kerjasama
aspek ini menggambarkan bagaimana individu dapat menaati peraturan yang ada dan
bagaimana individu menyelesaikan tugas yang diberikan tanpa memberatkan orang
lain Self-efficacy
b. Perilakau asertif
aspek ini menggambarkan bagaimana individu menyampaikan atau meminta
pertolongan pada orang lain ketika dibutuhkan dan bagaimana individu tersebut
menyampaikan atau mengutarakan permasalahan yang ada
c. Tanggung jawab
aspek ini menggambarkan bagaimana individu dalam menghormati dan merawat
barang kepunyaan orang lain dan bagaimana individu tersebut bersikap baik meskipun
tidak ada orang yang melihat/disekitarnya.
d. Empati
aspek ini menggambarkan bagaimana individu tersebut membuat orang lain merasa
nyaman dengan individu tersebut dan bagaimana seorang individu dapat merasakan
apa yang dirasakan orang lain, seperti merasa sedih ketika temannya mendapat
masalah.
e. Kontrol diri aspek ini menggambarkan bagaiman individu tersebut dalam menyikapi
gangguan dan ejekan dari orang lain secara tenang , dan bagaimana individu tersebut
dalam menggunakan tindakan dan ucapan dengan bijak ketika sedang emosi.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial menurut
Gresham & Elliot (1990) terdiri dari aspek-aspek antara lain kerjasama, perilaku
asertif, tanggung jawab empati dan kontrol diri.

3. Aspek pengukuran grup work yang merujuk pada dimensi group work Shane & Von
Glinow (2012) adalah sebagai berikut:

a. Cooperating (Bekerja sama)

Anggota kelompok yang efektif mau dan mampu bekerja sama daripada sendirian.

b. Coordinating (koordinasi)
Anggota kelompok yang efektif secara aktif mengontrol kerjasama kelompok sehingga
kelompok bertindak secara efisien dan harmonis.

c. Communicating (Komunikasi)

Anggota kelompok yang efektif mengirimkan informasi secara bebas (bukan


mengumpulkannya), efisien (menggunakan saluran dan bahasa terbaik) dan dengan hormat
(meminimalkan emosi negatif).

d. Comforting (Kenyamanan)

Anggota kelompok yang efektif membantu karyawan mengatasi keadaan psikologis yang
sehat dan positif.

e. Conflict resolving (Pemecahan masalah)

Konflik tidak dapat dihindari dalam situasi sosial, sehingga anggota kelompok yang efektif
memiliki kemampuan dan motivasi untuk menyelesaikan perselisihan disfungsional anggota
kelompok.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerja Kelompok (Grup Work)

Terdapat berbagai faktor yang turut menentukan keberhasilan kerja kelompok,antara lain :

a. Kecerdasan individual, yaitu semakin terdapat anggota kelompok yang cerdas akan
semakin baik hasil kerja kelompok dan sebaliknya.

b. Keakraban kelompok terhadap bidang masalah yang dihadapi maupun terhadap cara- cara
kerja sama dalam kelompok.

c. Harmonis tidaknya atau keserasian hubungan emosional dan hubungan antar pribadi dalam
kelompok.

d. Ada tidaknya semangat dan kegairahan kerja dalam kelompok.

e. Berat ringannya atau sukar tidaknya tugas-tugas yang dihadapi oleh kelompok.

f. Besar kecilnya jumlah kelompok dan kemampuan pemimpin kelompok untuk menciptakan
suatu struktur kerja kelompok yang baik dan memadai
g. Kemampuan guru dalam membagi kelompok, karena karekteristik siswa yang heterogen,
mulai dari emosioanal, intelektual, keturunan, dan sebagainya

h. Faktor lingkungan fisik, lingkungan fisik juga berpengaruh terhadap perilaku dan prestasi
kelompok. Ruangan yang tertata dengan baik misalnya, tempat duduk yang melingkar akan
memudahkan terjalinnya komunikasi antar anggota kelompok. Demikian juga kenyamanan
dari suhu dan udara dalam ruangan akan menybabkan daya tahan dari anggota kelompok
dalam melaksanakan akan lebih baik lagi.

I. Peraturan, setiap kelompok menciptakan atau membuat sebuah peraturan, prosedur,


kebijaksanaan, strategi, dan berbagai bentuk peraturan lainnya. Dengan adanya peraturan
dalam kerja kelompok tersebut dapat membuat para anggota kelompok nya menjadi semakin
konsisten dalam mengerjakan tugas nya masing masing.

J. Strategi, adanya strategi dalam sebuah kelompok ini dapat ditetapkan oleh semua anggota
kelompok dan juga bisa ditetapkan oleh ketua dalam kelompok tersebut. Strategi disini
merumuskan, mendiskusikan atau cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan dari
adanya kerja kelompok tersebut. Strategi yang di tetapkan kelompok dapat mempengaruhi
perilaku kelompok. Perilaku setiap anggota kelompok akan sesuai dengan strategi yang telah
ditetapkan oleh kelompok.

K. Rasa saling percaya, Rasa saling percaya merupakan hal yang perlu dibangun dalam suatu
kelompok, supaya terhindar dari kepentingan pribadi atau individual yang dapat
menimbulkan konflik. Dengan adanya saling percaya antar setiap anggota dan menyadari
bahwa mereka semua sebagai satu kesatuan, maka kerjasama kelompok akan menjadi baik
dan berkembang.

L. Keterbukaan. Keterbukaan cenderung mengarah pada pembentukan sikap dalam diri


seseorang, di mana sikap keterbukaan ini difokuskan pada sejauh mana orang lain mampu
mengetahui tentang dirinya dan atau sebaliknya. Pada sikap keterbukaan ini, juga diperlukan
sikap positif dan dewasa, baik dalam pola piker maupun tindakan dari setiap orang dalam
berinteraksi.

M. Realisasi diri. Realisasi diri merupakan suatu bentuk kebutuhan setiap orang dan
merupakan kebutuhan yang paling dicari.Dengan adanya realisasi diri diharapkan keberadaan
dirinya dapat dirasakan dan diakui dalam lingkungannya.Krena pada kebutuhan ini setiap
individu mempunyai peran yang melekat pada dirinya, baik dalam hal kecerdasan, pekerjaan,
ketrampilan dan sebagainya.

N. Saling ketergantungan. Saling ketergantungan dipengaruhi antara lain oleh adanya ikatan
antar individu. Supaya saling ketergantungan ini dapat terjalin dengan baik, maka siperlukan
pemeliharaan tingkat hubungan yang lebih harmonis, kondusif dan lebih matang.Karena
saling ketergantungan dalam kelompok perlu adanya upaya untuk menerima perbedaan
pendapat antar anggota kelompok.

DAFTAR CEK MASALAH

PETUNJUK KHUSUS:

Isilah dengan memberi tanda ceklis (✓) pada kolom “Ya” atau “Tidak” dalam kolom
jawaban yang sesuai dengan keadaan diri anda.

No. Masalah

A. KESEHATAN
1. Sering kurang/tidak dapat tidur
2. Merasa lelah dan tidak bersemangat
3. Sering merasa mengantuk
4. Penglihatan saya kurang jelas
B. II. KEADAAN EKONOMI
5. Kekurangan buku karena tidak mampu membeli
6. Saya terpaksa harus bekerja karena keadaan ekonomi tidak cukup
C. KEHIDUPAN KELUARGA
7. Saya seorang anak tunggal
8. Saya hidup tidak bersama orang tua sendiri
9. Selalu bertengkar dengan adik/kakak
10. Di rumah hampir tidak ada waktu untuk diri sendiri, selalu sibuk dengan Tugas rumah
 D. AGAMA DAN MORAL
11. Sering berdusta/tidak jujur
12. Ucapan dan perbuatan saya sering tidak sesuai dengan norma agama
E REKREASI DAN HOBI (KEGEMARAN)
13. Saya hampir tidak mempunyai waktu untuk bermain/refreshing
14. Pada waktu libur saya harus bekerja
15. Hobi saya sering mengganggu waktu belajar saya
F. HUBUNGAN PRIBADI
16. Tidak suka bergaul dengan orang yang kedudukannya lebih rendah
17. Tidak suka bergaul dengan orang yang kedudukannya lebih tinggi
18. Sering merasa malu bergaul dengan kawan lain jenis kelamin
G. KEHIDUPAN SOSIAL - KEAKTIFAN BERORGANISASI
19. Selalu ingin berkuasa dalam pergaulan
20. Saya sering bingung/malu bila berhadapan dengan orang banyak
H. MUDA MUDI / MASALAH REMAJA
21. Bergaul dengan teman sejenis lebih menyenangkan dari pada dengan lawan jenis
22 Saya bersikap terbuka/jujur terhadap pacar saya
I. PENYESUAIAN TERHADAP SEKOLAH
23. Beberapa mata pelajaran saya anggap tidak penting
J. PENYESUAIAN TERHADAP KURIKULUM
24. Sulit mengerti isi buku pelajaran
25. Saya tidak tertarik dengan buku-buku pelajaran
26. Saya sering mendapat nilai rendah
K. KEBIASAAN BELAJAR
27. Saya sukar memusatkan perhatian waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas
28. Saya tidak dapat menerapkan cara belajar yang baik
L. COOPERATING (BEKERJA SAMA)
29. Kelompok saya dapat berjalan sesuai dengan arahan bersama
30 Saya bertanya kepada teman apabila ada hal yang kurang saya mengerti
31. Saya memberi semangat kepada teman yang kurang bersemangat
32. Saya ikut mempresentasikan hasil kerja kelompok
33. Saya memberikan pujian kepada teman yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik
34. Ketika teman bertanya saya menanggapi dan memberikan jawaban yang pantas
M. COORDINATING (KOORDINASI)
35. Teman sekelompok saya selalu mengikuti kegiatan kerja kelompok
36. Saya jarang untuk mengikuti kerja kelompok
37. Saya hanya mendengar ketika mereka sedang berpendapat
38. Saya ikut mencari informasi mengenai topik tugas kelompok
39. Saya tidak memiliki waktu untuk bekerja kelompok
N. COMMUNICATING (KOMUNIKASI)
40. Saya mengucapkan salam sebelum kegiatan kerja kelompok dimulai
41. Saya menggunakan Bahasa yang baik dalam berdiskusi
42. Saya memberikan semangat kepada rekan kerja kelompok saya
43. Saya ikut mengambil bagian dengan mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
O. COMFORTING (KENYAMANAN)
44. Saya membangun relasi yang baik terhadap rekan kelompok saya
45. Saya menciptakan suasanya yang menyenangkan ketika berdiskusi
46. Saya menciptakan suasana nyaman kepada rekan kelompok saya
P. CONFLICT RESOLVING (PEMECAHAN MASALAH)
47. Saya selalu berusaha berpikir dengan kepala dingin ketika terjadi perselisihan dalam
kelompok
48. Saya selalu mengingatkan untuk selalu menjaga kekompakan dalam kelompok
49. Saya akan bersikap netral dan tidak berpihak kepada siapapun ketika ada perselisihan
dalam kelompok
50. Saya akan membantu menjembatani ketika ada anggota yang berselisih dalam
kelompok

Anda mungkin juga menyukai