Disusun Oleh
Kelompok 4 :
2021
DEFINISI OPERASIONAL
Metode bekerja bersama kelompok (social group work) pada konteks pekerjaan sosial
adalah sebuah praktik yang bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial, yang
dilakukan melalui media kelompok. Sejauh ini, praktik bekerja bersama kelompok lebih
banyak dikenal untuk tujuan pertolongan klien yang memiliki masalah khusus seperti
ketergantungan narkoba, depresi, konsep diri rendah dan sebagainya. Hal ini wajar,
mengingat praktik bekerja bersama kelompok memang memiliki sejumlah keunggulan, yaitu
antara lain penggunaan prinsip-prinsip universalitas, rekonstruksi kognitif, penerimaan, serta
alturisme, dimana klien cenderung merasa nyaman dan diterima, sehingga mampu pada
akhirnya mengungkapkan permasalahan yang dialaminya, serta bahkan mampu memberikan
saran-saran kepada anggota kelompok lainnya.
Group Work juga dapat dikatakan sebagai suatu pelayanan yang diberika kepada
kelompok untuk membantu kelompok yang berguna untuk memperbaiki sosial setiap
anggota kelompok ,dan sama sama untuk mencapai daripada tujuan kelompok itu sendiri.
Menurut Olmstead, dalam (Zastrow, Social Work with Groups, 1987) menyatakan
kelompok sebagai a plurarity of individual who are in contact with one another, who take one
another into account, and who are aware of some significant commonality. An essential
feature of a group is that its members have something in common and that they believe that
what they have in common make a difference. Perlman dalam (Ferguson, 1963) mengatakan
bahwa social casework merupakan proses yang digunakan oleh sejumlah individu sosial yang
bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi segala masalah supaya mereka mampu
beradaptasi efektif untuk keberfungsian sosialnya.
Tujuan ini lebih menitikberatkan pada suatu situasi dan kondisi dimana terjadi masa-
masa tertentu dalam siklus kehidupan klien yang menekan kondisi klien.
Tujuan ini dapat dilakukan melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang berarti dan
bermakna serta yang dapat menstimulasi munculnya perilaku yang adaptif.
Aspek-aspek Pengukuran Sosial Group Work, Myers (2012) menyebutkan bahwa social
group work memiliki aspek-aspek, sebagai berikut :
Seseorang menjadi kurang termotivasi untuk terlibat atau melakukan suatu kegiatan
tertentu pada saat orang tersebut berada dalam keadaan bersama-sama dengan orang lain.
Individu kurang termotivasi untuk terlibat dalam diskusi karena berada dalam lingkungan
dimana ada orang lain yang mungkin mau melakukan respon yang kurang lebih sama
terhadap stimulus yang sama.
b. Sikap pasif
Anggota kelompok lebih memilih untuk diam dan ‘memberikan kesempatan kepada
orang lain untuk melakukan usaha kelompok. Sikap pasif ini didorong oleh adanya anggapan
bahwa tujuan kelompok telah dapat dipenuhi oleh partisipasi orang lain dalam kelompok
tersebut.
Usaha untuk mencapai tujuan kelompok merupakan usaha bersama yang dilakukan oleh
para anggotanya. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab akan keberhasilan pencapaian
tujuan tersebut. Keadaan ini mengakibatkan munculnya pelebaran tanggung jawab di mana
individu yang merasa dirinya telah memberikan kontribusi yang memadai bagi kelompok
tidak tergerak untuk memberikan lagi kontribusinya dan akan menunggu partisipasi anggota
lain untuk menyelesaikan tanggung jawab kelompok.
Social group work dapat juga terjadi karena dalam situasi kelompok terjadi penurunan
pada pemahaman atau kesadaran akan evaluasi dari orang lain (evaluation apprehension)
terhadap dirinya.
Menurut teori dampak sosial yang dikemukakan oleh Latane, Chidambaram dan Tung (2005)
mengungkapkan bahwa social group work dapat dilihat dari dua aspek, yaitu :
a. Dilution Effect
b. Immediacy Gap
Individu merasa terasing dari kelompok. Hal ini menandakan semakin jauh anggota
kelompok dari anggotanya maka individu akan semakin jauh dengan pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan aspek-aspek dari social group work yaitu
menurunnya motivasi individu untuk terlibat dalam kelompok, sikap pasif, pelebaran
tanggung jawab, mendompleng pada usaha orang lain (free rider),penurunan kesadaran akan
evaluasi dari orang lain, dilution effect, dan immediacy gap. Social group work dalam
penelitian akan diungkap menggunakan alat ukur berupa skala yang mengacu pada aspek-
aspek dari Myers (2012) yaitu menurunnya motivasi individu untuk terlibat dalam kelompok,
sikap pasif, pelebaran tanggung jawab, mendompleng pada usaha orang lain (free rider), dan
penurunan kesadaran akan evaluasi dari orang lain. Peneliti menilai bahwa teori dari Myers
(2012) memiliki aspek-aspek yang sesuai dengan yang ingin diukur oleh peneliti sehingga
diharapkan pengukuran yang dilakukan nantinya akan lebih akurat.
2. Aspek-aspek Keterampilan Sosial Aspek-aspek keterampilan sosial menurutGresham dan
Elliot (1990) antara lain :
a. Kerjasama
aspek ini menggambarkan bagaimana individu dapat menaati peraturan yang ada dan
bagaimana individu menyelesaikan tugas yang diberikan tanpa memberatkan orang
lain Self-efficacy
b. Perilakau asertif
aspek ini menggambarkan bagaimana individu menyampaikan atau meminta
pertolongan pada orang lain ketika dibutuhkan dan bagaimana individu tersebut
menyampaikan atau mengutarakan permasalahan yang ada
c. Tanggung jawab
aspek ini menggambarkan bagaimana individu dalam menghormati dan merawat
barang kepunyaan orang lain dan bagaimana individu tersebut bersikap baik meskipun
tidak ada orang yang melihat/disekitarnya.
d. Empati
aspek ini menggambarkan bagaimana individu tersebut membuat orang lain merasa
nyaman dengan individu tersebut dan bagaimana seorang individu dapat merasakan
apa yang dirasakan orang lain, seperti merasa sedih ketika temannya mendapat
masalah.
e. Kontrol diri aspek ini menggambarkan bagaiman individu tersebut dalam menyikapi
gangguan dan ejekan dari orang lain secara tenang , dan bagaimana individu tersebut
dalam menggunakan tindakan dan ucapan dengan bijak ketika sedang emosi.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial menurut
Gresham & Elliot (1990) terdiri dari aspek-aspek antara lain kerjasama, perilaku
asertif, tanggung jawab empati dan kontrol diri.
3. Aspek pengukuran grup work yang merujuk pada dimensi group work Shane & Von
Glinow (2012) adalah sebagai berikut:
Anggota kelompok yang efektif mau dan mampu bekerja sama daripada sendirian.
b. Coordinating (koordinasi)
Anggota kelompok yang efektif secara aktif mengontrol kerjasama kelompok sehingga
kelompok bertindak secara efisien dan harmonis.
c. Communicating (Komunikasi)
d. Comforting (Kenyamanan)
Anggota kelompok yang efektif membantu karyawan mengatasi keadaan psikologis yang
sehat dan positif.
Konflik tidak dapat dihindari dalam situasi sosial, sehingga anggota kelompok yang efektif
memiliki kemampuan dan motivasi untuk menyelesaikan perselisihan disfungsional anggota
kelompok.
Terdapat berbagai faktor yang turut menentukan keberhasilan kerja kelompok,antara lain :
a. Kecerdasan individual, yaitu semakin terdapat anggota kelompok yang cerdas akan
semakin baik hasil kerja kelompok dan sebaliknya.
b. Keakraban kelompok terhadap bidang masalah yang dihadapi maupun terhadap cara- cara
kerja sama dalam kelompok.
c. Harmonis tidaknya atau keserasian hubungan emosional dan hubungan antar pribadi dalam
kelompok.
e. Berat ringannya atau sukar tidaknya tugas-tugas yang dihadapi oleh kelompok.
f. Besar kecilnya jumlah kelompok dan kemampuan pemimpin kelompok untuk menciptakan
suatu struktur kerja kelompok yang baik dan memadai
g. Kemampuan guru dalam membagi kelompok, karena karekteristik siswa yang heterogen,
mulai dari emosioanal, intelektual, keturunan, dan sebagainya
h. Faktor lingkungan fisik, lingkungan fisik juga berpengaruh terhadap perilaku dan prestasi
kelompok. Ruangan yang tertata dengan baik misalnya, tempat duduk yang melingkar akan
memudahkan terjalinnya komunikasi antar anggota kelompok. Demikian juga kenyamanan
dari suhu dan udara dalam ruangan akan menybabkan daya tahan dari anggota kelompok
dalam melaksanakan akan lebih baik lagi.
J. Strategi, adanya strategi dalam sebuah kelompok ini dapat ditetapkan oleh semua anggota
kelompok dan juga bisa ditetapkan oleh ketua dalam kelompok tersebut. Strategi disini
merumuskan, mendiskusikan atau cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan dari
adanya kerja kelompok tersebut. Strategi yang di tetapkan kelompok dapat mempengaruhi
perilaku kelompok. Perilaku setiap anggota kelompok akan sesuai dengan strategi yang telah
ditetapkan oleh kelompok.
K. Rasa saling percaya, Rasa saling percaya merupakan hal yang perlu dibangun dalam suatu
kelompok, supaya terhindar dari kepentingan pribadi atau individual yang dapat
menimbulkan konflik. Dengan adanya saling percaya antar setiap anggota dan menyadari
bahwa mereka semua sebagai satu kesatuan, maka kerjasama kelompok akan menjadi baik
dan berkembang.
M. Realisasi diri. Realisasi diri merupakan suatu bentuk kebutuhan setiap orang dan
merupakan kebutuhan yang paling dicari.Dengan adanya realisasi diri diharapkan keberadaan
dirinya dapat dirasakan dan diakui dalam lingkungannya.Krena pada kebutuhan ini setiap
individu mempunyai peran yang melekat pada dirinya, baik dalam hal kecerdasan, pekerjaan,
ketrampilan dan sebagainya.
N. Saling ketergantungan. Saling ketergantungan dipengaruhi antara lain oleh adanya ikatan
antar individu. Supaya saling ketergantungan ini dapat terjalin dengan baik, maka siperlukan
pemeliharaan tingkat hubungan yang lebih harmonis, kondusif dan lebih matang.Karena
saling ketergantungan dalam kelompok perlu adanya upaya untuk menerima perbedaan
pendapat antar anggota kelompok.
PETUNJUK KHUSUS:
Isilah dengan memberi tanda ceklis (✓) pada kolom “Ya” atau “Tidak” dalam kolom
jawaban yang sesuai dengan keadaan diri anda.
No. Masalah
A. KESEHATAN
1. Sering kurang/tidak dapat tidur
2. Merasa lelah dan tidak bersemangat
3. Sering merasa mengantuk
4. Penglihatan saya kurang jelas
B. II. KEADAAN EKONOMI
5. Kekurangan buku karena tidak mampu membeli
6. Saya terpaksa harus bekerja karena keadaan ekonomi tidak cukup
C. KEHIDUPAN KELUARGA
7. Saya seorang anak tunggal
8. Saya hidup tidak bersama orang tua sendiri
9. Selalu bertengkar dengan adik/kakak
10. Di rumah hampir tidak ada waktu untuk diri sendiri, selalu sibuk dengan Tugas rumah
D. AGAMA DAN MORAL
11. Sering berdusta/tidak jujur
12. Ucapan dan perbuatan saya sering tidak sesuai dengan norma agama
E REKREASI DAN HOBI (KEGEMARAN)
13. Saya hampir tidak mempunyai waktu untuk bermain/refreshing
14. Pada waktu libur saya harus bekerja
15. Hobi saya sering mengganggu waktu belajar saya
F. HUBUNGAN PRIBADI
16. Tidak suka bergaul dengan orang yang kedudukannya lebih rendah
17. Tidak suka bergaul dengan orang yang kedudukannya lebih tinggi
18. Sering merasa malu bergaul dengan kawan lain jenis kelamin
G. KEHIDUPAN SOSIAL - KEAKTIFAN BERORGANISASI
19. Selalu ingin berkuasa dalam pergaulan
20. Saya sering bingung/malu bila berhadapan dengan orang banyak
H. MUDA MUDI / MASALAH REMAJA
21. Bergaul dengan teman sejenis lebih menyenangkan dari pada dengan lawan jenis
22 Saya bersikap terbuka/jujur terhadap pacar saya
I. PENYESUAIAN TERHADAP SEKOLAH
23. Beberapa mata pelajaran saya anggap tidak penting
J. PENYESUAIAN TERHADAP KURIKULUM
24. Sulit mengerti isi buku pelajaran
25. Saya tidak tertarik dengan buku-buku pelajaran
26. Saya sering mendapat nilai rendah
K. KEBIASAAN BELAJAR
27. Saya sukar memusatkan perhatian waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas
28. Saya tidak dapat menerapkan cara belajar yang baik
L. COOPERATING (BEKERJA SAMA)
29. Kelompok saya dapat berjalan sesuai dengan arahan bersama
30 Saya bertanya kepada teman apabila ada hal yang kurang saya mengerti
31. Saya memberi semangat kepada teman yang kurang bersemangat
32. Saya ikut mempresentasikan hasil kerja kelompok
33. Saya memberikan pujian kepada teman yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik
34. Ketika teman bertanya saya menanggapi dan memberikan jawaban yang pantas
M. COORDINATING (KOORDINASI)
35. Teman sekelompok saya selalu mengikuti kegiatan kerja kelompok
36. Saya jarang untuk mengikuti kerja kelompok
37. Saya hanya mendengar ketika mereka sedang berpendapat
38. Saya ikut mencari informasi mengenai topik tugas kelompok
39. Saya tidak memiliki waktu untuk bekerja kelompok
N. COMMUNICATING (KOMUNIKASI)
40. Saya mengucapkan salam sebelum kegiatan kerja kelompok dimulai
41. Saya menggunakan Bahasa yang baik dalam berdiskusi
42. Saya memberikan semangat kepada rekan kerja kelompok saya
43. Saya ikut mengambil bagian dengan mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
O. COMFORTING (KENYAMANAN)
44. Saya membangun relasi yang baik terhadap rekan kelompok saya
45. Saya menciptakan suasanya yang menyenangkan ketika berdiskusi
46. Saya menciptakan suasana nyaman kepada rekan kelompok saya
P. CONFLICT RESOLVING (PEMECAHAN MASALAH)
47. Saya selalu berusaha berpikir dengan kepala dingin ketika terjadi perselisihan dalam
kelompok
48. Saya selalu mengingatkan untuk selalu menjaga kekompakan dalam kelompok
49. Saya akan bersikap netral dan tidak berpihak kepada siapapun ketika ada perselisihan
dalam kelompok
50. Saya akan membantu menjembatani ketika ada anggota yang berselisih dalam
kelompok