Anda di halaman 1dari 10

Perspektif Ilmu Pendidikan Volume 34 Issue 1 p-ISSN: 1411-5255

http://doi.org/10.21009/PIP.341.6 April 2020 e-ISSN: 2581-2297

DOI: doi.org/10.21009/PIP.341.6 Diterima : 28 Maret 2019


Direvisi : 30 Maret 2020
Disetujui : 27 April 2020
Diterbitkan : 29 April 2020

KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENINGKATKAN


KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH,
EFEKTIFKAH?

Faralia Nadhifa1, Bakhrudin All Habsy2, & Tadjoer Ridjal3


e-mail: faralian2@gmail.com1, bakhrudin_bk@yahoo.com2,
tadjoer.bdr@undar.com3
Bimbingan dan Konseling, Madrasah Ibtidaiyah Semesta Kedungmaling1
Bimbingan dan Konseling, Universitas Darul Ulum Jombang2
Program Pascasarjana, Universitas Darul Ulum Jombang3
Jalan Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur1
Jalan Gus Dur No.29A, Mojongapitindah, Mojongapit, Kec. Jombang,
Kabupaten Jombang, Jawa Timur 614192,3

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan konseling kelompok realita dalam
meningkatkan kedisipilinan siswa di sebuah Madrasah Ibtidaiyah. Penelitian ini, menggunakan rancangan
eksperimen dengan desain pretest dan posttest control group. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dengan
menggunakan pendekatan konseling kelompok realita dengan teknik metafora dan diskusi kualitas. Data
dianalisis menggunakan uji t-test. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa konseling kelompok
realita efektif untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa pada Madrasah Ibtidaiyah yang dijadikan
sampel penelitian. Saran dan rekomendasi dari hasil penelitian ini antara lain: 1) Guru Bimbingan dan
Konseling dapat menerapkan layanan konseling kelompok ralita sebagai alternatif untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa, 2) Peneliti selanjutnya dapat menggunakan teknik lain yang relevan untuk menguji
keefektifan konseling kelompok realita.

Kata-kata kunci: kedisiplinan siswa, konseling kelompok realita

THE EFFECTIVITY OF REALITY GROUP COUNSELING IN IMPROVING


ISLAMIC PRIMARY SCHOOL PUPILS’ LEARNING DISCIPLINE

Abstract: This study aims to determine the effectiveness of reality group counseling in increasing pupils’ discipline in
an islamic primary school. This study used an experimental design with a pretest and posttest control group design.
The study was conducted for 6 months using a reality group counseling approach with metaphorical techniques
and quality discussion. Data were analyzed using t-test. Based on the results of the study it was found that reality
group counseling was effective to improve pupils’ learning discipline in the islamic primary school which was used
as the research sample. Suggestions and recommendations from the results of this study include: 1) Guidance and
Counseling teachers can apply the ralita group counseling service as an alternative to improving pupils’ discipline,
2) The next researcher can use other relevant techniques to test the effectiveness of reality group counseling.

Keywords: pupil's learning discipline, reality group counseling

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No. 1 April 2020 49


Konseling Kelompok Realita...

maupun sikap mental para siswa.


PENDAHULUAN Menurut Gunawan (2016) ketidakdisiplinan
Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya disebut MI akan mengganggu pembelajaran sehingga berpengaruh
merupakan jenjang pendidikan formal paling dasar di terhadap kurang berkembangnya prestasi belajar
Indonesia yang ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai siswa. Bahkan pada sebuah kasus ketidaknaikan kelas
dari kelas 1 sampai kelas 6, dengan pengelolaannya yang dialami siswa, faktor penyebab yang paling
dilakukan oleh kementrian agama (Islam, 2001). mempengaruhi adalah rendahnya kedisiplinan belajar
Karakteristik siswa MI adalah mereka yang berusia siswa. Menurut Arisana & Ismani (2012) menegaskan
sekitar 6-13 dengan tahap perkembangan masa anak- factor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan antara
anak dan memasuki masa pra remaja awal. lain: (1) Pola asuh dan kontrol yang dilakukan oleh
Menurut Habsy (2017) selama masa orang tua, (2) Pemahaman tentang diri dan motivasi,
perkembangan pra remaja siswa MI kelas VI mereka (3) Hubungan sosial dan pengaruhnya terhadap
mulai menilai diri mereka sendiri dengan tolak ukur individu.
orang lain. Masa perkembangan pra remaja lebih Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
mudah menggunakan perbandingan sosial (social dilakukan peneliti di Madrasah Ibtidaiyah Semesta
comparison) terutama untuk norma-norma sosial dan kedungmaling pada tanggal 15-17 Maret 2018 melalui
kesesuaian jenis-jenis tingkah laku tertentu. Pada kegiatan wawancara dengan guru BK (Bimbingan
saat anak-anak tumbuh semakin lanjut, mereka Konseling) yang diperkuat dengan adanya catatan
cenderung menggunakan perbandingan sosial untuk buku pelanggaran dan laporan dari guru mata
mengevaluasi dan menilai kemampuan-kemampuan pelajaran, bahwasanya hampir 50% dari jumlah
mereka sendiri. Sebagai akibat dari perubahan seluruh siswa ± 300 siswa mengalami disiplin belajar
struktur fisik dan kognitif mereka. Terjadi perubahan- yang rendah. Hal itu ditunjukkan oleh perilaku yang
perubahan yang berarti dalam kehidupan sosial dan kurang bertanggung jawab pada siswa seperti masih
emosional mereka. Salah satu tanda mulai munculnya terdapat beberapa siswa yang tidak mengerjakan
perkembangan identitas remaja adalah reflektivitas pekerjaan rumah, banyak siswa yang gaduh di dalam
yaitu kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang kelas, sering tidak masuk sekolah, siswa sering tidak
sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri dan mencatat, siswa sering menjahili temannya sampai
mengkaji diri sendiri (Havighurst dalam Manning, menangis, siswa lebih senang berbicara dengan
2002). teman-temannya dari pada mencoba mengerjakan
Problematika yang terjadi pada individu tugas, tidak mendengarkan saat guru menerangkan
pra remaja pada siswa kelas VI MI adalah dan masih banyak lagi perilaku tidak disiplin belajar
tentang kedisiplinan belajar. Menurut Isnaini yang dilakukan siswa disekolah.
(2014) kedisiplinan belajar adalah predis posisi Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di
(kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi Madrasah Ibtidaiyah Semesta kedungmaling memiliki
aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan kedisiplinan belajar yang rendah dibandingkan dengan
diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan kelas yang lainnya sehingga guru BK menyarankan
yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang untuk dijadikan sebagai subjek penelitian. Selain
dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab itu penulis juga melakukan wawancara dengan
terhadap tugas dan kewajiban. beberapa guru mata pelajaran yang mengampu kelas
Berdasarkan hasil penelitian Widodo (2013) 6B, dengan hasil uraian sebagai berikut: terdapat
diskripsi perilaku tidak disiplin siswa diantaranya siswa yang terlambat masuk ke kelas, beberapa siswa
perilaku membolos, terlambat masuk sekolah, rebut ditegur oleh guru karena ramai atau bercakap-cakap
di kelas, mengobrol saat guru sedang menjelaskan dengan siswa lain pada saat guru menerangkan, siswa
pelajaran, tidak mengenakan atribut sekolah secara tidak membawa buku mata pelajaran, siswa tidak
lengkap, dan menyontek. Lebih lanjut Harlinawati mengerjakan pekerjaan rumah, siswa sering menjahili
(2016) menegaskan salah satu faktor penyebab utama teman sampai menangis dan siswa sering berkelahi
munculnya perilaku tidak disiplin adalah tidak adanya dengan teman.
kesadaran akan tanggung jawab sebagai siswa serta Kedisiplinan belajar dalam penelitian ini adalah
seringnya siswa melanggar peraturan yang ditetapkan perbuatan orang-orang mematuhi aturan belajar atau
sekolah. Perilaku tidak disiplin belajar pada siswa metode agar orang-orang mematuhi aturan dalam
apabila dibiarkan akan membawa dampak yang pengajaran untuk melakukannya dan menghukum jika
kurang menguntungkan terhadap prestasi belajar mereka tidak mematuhi aturan belajar. Kedisiplinan

50 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No.1 April 2020


Konseling Kelompok Realita...

belajar terwujud dalam suatu perintah dan suatu diri dan keterampilan menghadapi masalah konseli
keadaan yang dikendalikan dalam pengajaran, yang berasal dari berbagai latar belakang.
terutama di dalam suatu kelas anak-anak sekolah. Konseling kelompok realita dalam penelitian ini
Dalam penelitian ini untuk mengukur kedisiplinan adalah salah satu upaya bantuan kepada peserta didik
belajar dengan menggunakan angket kedisiplinan dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan
sosial berdasarkan teori Hurrlock (1978) yang terdiri dan penyembuhan dan diarahkan kepada pemberian
atas indikator-indikator yaitu (1) patuh dan taat kemudahan dalam rangka perkembangan dan
terhadap tata tertib belajar di sekolah, (2) persiapan pertumbuhannya yang memfokuskan pada tingkah
belajar, (3) perhatian terhadap kegiatan pembelajaran, laku sekarang. Tahap-tahap konseling kelompok
(4) dan menyelesaikan tugas pada waktunya. realita memiliki delapan tahap yaitu (1) konselor
Berdasarkan kajian penelitian terdahulu dapat menunjukkan keterlibatan dengan konseli (Be Friend),
ditafsirkan bahwa, perilaku tidak disiplin yang (2) fokus pada perilaku sekarang, (3) mengeksplorasi
dilakukan siswa, apabila tidak segera mendapat total behavior konseli, (4) konseli menilai diri sendiri
penanganan tentunya akan berpengaruh negatif atau melakukan evaluasi, (5) merencanakan tindakan
pada kepribadian siswa. Konselor sekolah memiliki bertanggung jawab, (6) membuat komitmen, (7) tidak
tanggung jawab lebih besar untuk menangani menerima permintaan maaf atau alasan konseli, dan
problematika-problematika siswa di sekolah (8) tindak lanjut. Secara visual mekanisme konseling
(Habsy.,dkk 2017). Hal itu sesuai dengan tujuan umum divisualisasikan pada gambar berikut:
bimbingan dan konseling menurut Habsy (2017) yaitu
membantu siswa agar dapat mencapai perkembangan
secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan,
minat dan nilai-nilai, serta terpecahnya masalah-
masalah yang dihadapi siswa. Untuk membantu
siswa meningkatkan disiplin belajarnya. Salah satu
layanan Bimbingan dan konseling yang diterapkan
untuk menangani permasalahan kedisiplinan adalah
layanan Konseling Kelompok. Gambar 1. Mekanisme Pengubahan dalam Konseling
Menurut Suharnan (dalam Rosidah, 2016) Realita
konseling kelompok adalah salah satu upaya bantuan Sebagaimana telah di deskripsikan oleh penulis
kepada peserta didik dalam suasana kelompok yang pada latar belakang permasalahan, maka rumusan
bersifat pencegahan dan penyembuhan dan diarahkan masalah dalam penelitian ini adalah apakah konseling
kepada pemberian kemudahan dalam rangka kelompok realita dapat meningkatkan kedisplinan
pengembangan dan pertumbuhannya. Pelaksanaan belajar siswa MI secara efektif?
konseling kelompok untuk meningkatkan disiplin
belajar siswa dilaksanakan dengan menggunakan METODE PENELITIAN
pendekatan realita.
Menurut Rahman (2015) Konseling realita Desain Penelitian
merupakan konseling yang berfokus pada perilaku Desain atau rancangan penelitian merupakan
sekarang untuk mencapai masa depan bukan pada suatu proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
perilaku yang terdahulu. Hal itu tentunya akan pelaksanaan sebuah penelitian (Habsy, 2017c). Pada
membantu konseli dalam meningkatkan disiplin penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan
belajarnya dengan menekankan pada tanggung jawab oleh peneliti adalah dengan pendekatan kuantitatif.
konseli sebagai siswa. Beberapa hasil penelitian telah Penelitian ini memakai jenis True Eksperimental Design
permasalahan dalam seting pendidikan maupun (eksperimen murni) dengan rancangan eksperimen
dalam seting lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh yang menggunakan desain penelitian Eksperimen
Kim (dalam Hardiansyah, 2013) membuktikan bahwa Pre-test and Post-test Control Group Design. Desain
konseling kelompok Realita dapat meningkatkan penelitian ini, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
harga diri mahasiswa yang mengalami kecanduan di bawah ini:
internet. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ismail R1 O1 X O2
(dalam Rahman, 2015) juga menunjukkan bahwa R2 O3 O4
Konseling Realita, Konseling Kelompok Client Gambar 2. Rancangan Penelitian
Centered, dan Model Egan dapat meningkatkan harga (Sumber: Habsy, 2018)

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No. 1 April 2020 51


Konseling Kelompok Realita...

Keterangan: - : Konseling kelompok pada kelompok tanpa


R1 : Penempatan kelompok secara acak pada teknik pada kelompok kontrol
kelompok eksperimen O4 : Post-test setelah subjek diberikan intervensi
O1 : Pre-test sebelum subjek diberikan inter- pada kelompok kontrol
vensi pada kelompok eksperimen
X : Intervensi konseling kelompok realita pada
kelompok eksperimen Waktu Penelitian
O2 : Post-test setelah subjek diberikan inter- Prosedur intervensi yang diberikan kepada
vensi pada kelompok eksperimen kelompok eksperimen adalah menggunakan konseling
R2 : Penempatan kelompok secara acak pada kelompok realita. Proses konseling dilaksanakan pada
kelompok kontrol enam kali pertemuan yang masing-masing pertemuan
berlangsung sekitar 40 menit. Waktu penelitian ini,
O3 : Pre-test sebelum subjek diberi intervensi
disajikan pada langkah-langkah sebagai berikut:
pada kelompok kontrol

Tabel 1.
Tahap-tahap Konseling Kelompok Realita
Pertemuan Tahapan Kegiatan Keterangan
I Tahap Awal Konselor menunjukkan keterlibatan dengan Konselor bersikap:
konseli (Be Friend) • Perilaku attending
• Berkenalan • Otentik, hangat, menaruh
• Ice Breaking perhatian terhadap
• Menjelaskan proses berlangsungnya konseling hubungan yang sedang
kelompok dibangun
• Meminta kesediaan konseli mengikuti kegiatan • Bersahabat dan antusian
konseling kelompok realita • T i d a k m e n g h a k i m i
• Menetapkan tujuan konseling kelompok konseli
II Tahap Fokus pada perilaku sekarang (tahap want)
Kegiatan • Menanyakan masalah yang dihadapi siswa
disekolah berkenaan dengan kedisiplinan
siswa
• Fokus pada perilaku saat ini yang kurang
disiplin
III Mengeksplorasikan total behavior konseli (tahap Fungsi konselor tidak
doing and direction) untuk menilai benar salah
• Mengeksplorasikan tentang total behavior perilaku konseli, tetapi
konseli membimbing konseli untuk
• Konselor menanyakan kepada klien apa yang menilai perilakunya saat
sudah diperbuat untuk mengurangi perilaku ini.
tidak disiplin
IV Konseli menilai diri sendiri atau evaluasi (tahap Konselor tidak untuk
evaluation) menilai benar atau salah
• Konselor mengajak klien untuk mengevaluasi perilaku konseli, teta-
perilaku mereka yang indisiplin belajar, pi membimbing konseli
bertanggung jawab atau tidak, perilakunya untukmenilai perilkau saat
merugikan diri sendiri atau tidak. ini.
V Merencanakan tindakan yang bertanggung jawab Konselor mendorong kon-
(tahap planning) seli untuk merealisasikan
• Membuat rencana tindakan. atas perilakunya rencana yang telah disusun
yang tidak disiplin, membantu mereka dalam jangka waktu yang
membuat perencanaan untuk mengubah telah ditentukan.
perilaku mereka lebih disiplin belajar dan
bertanggung jawab.
VI Tahap Evaluasi tindak lanjut Konselor dan konseli men-
Pengakhiran gevaluasi kegiatan konsel-
ing kelompok yang sudah
dilaksanakan

52 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No.1 April 2020


Konseling Kelompok Realita...

Populasi dan Sampel Hasil penjaringan dari inventori untuk


Populasi dalam penelitian ini, jumlah siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat
kelas 6 MI adalah 63 siswa. Namun berdasarkan dilihat pada tabel 3 di bawah ini:
wawancara dan data yang diperoleh dari guru BK, Tabel 3.
siswa yang memiliki kedisiplinan belajar rendah Rekapitulasi Hasil Skor Pre Test Kelompok Eksperimen
adalah kelas 6B yang siswanya berjumlah 25 siswa. dan Kelompok Kontrol
Berikut tabel jumlah populasi secara keseluruhan Kelompok Kelompok
No No
kelas 6. Kontrol Eksperimen
1 ANR 118 1 PV 127
Tabel 2.
2 RA 106 2 LH 121
Jumlah Populasi Penelitian
3 NW 119 3 SSA 128
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
4 SRC 125 4 AME 109
Kelas 6 B Perempuan 25
Laki-laki 0 Prosedur Pengumpulan Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari Adapun dalam menyusun instrumen
hasil angket kedisiplinan belajar berdasarkan pengumpul data dalam penelitian ini dengan
teori Hurlock (1978) teridentifikasi 8 orang yang menggunakan angket berdasarkan teori Hurrlock
(1978) yang terdiri atas indikator-indikator yaitu (1)
memiliki skor kedisipilinan rendah yang dibagi
patuh dan taat terhadap tata tertib belajar di sekolah,
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
(2) persiapan belajar, (3) perhatian terhadap kegiatan
dengan menggunakan teknik purposive sample (sampel
pembelajaran, (4) dan menyelesaikan tugas pada
bertujuan), yaitu sampel yang diambil disesuaikan
waktunya. Adapun kisi-kisi angket yang berkaitan
dengan tujuan tertentu dari penelitian. Secara visual, dengan kediplinan belajar siswa berdasarkan teori
kerangka kerja penelitian, diilustrasikan dalam Hurlock dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
gambar sebagai berikut:
Tabel 4.
Kisi-Kisi Angket Variabel Kedisiplinan Belajar Siswa
No.
Vari-
Aspek Indikator Item (-)
abel
(+)
1. Patuh a. Datang dan pulang 1 2, 3
dan taat tepat waktu
terhadap b. Tertib berpakaian
tata tertib c. Hadir pada saat salam 32, 33
belajar di pagi dan salam siang 4, 5
sekolah d. Menjaga kebersihan
sekolah
6, 7 8, 9
2. Persiapan a. Kehadiran saat bela- 10, 11 34
belajar jar dalam kelas
b. Membawa buku pe- 31 12
lajaran sesuai jadwal
Kedisiplinan belajar

pelajaran
c. Mengikuti kegiatan 13, 14 15
Tadarus dan Sholat
Dhuha
3. Perhatian a. Tertib saat belajar 16 17, 18
terhadap dikelas
kegiatan b. Penggunaan fasilitas 35 19
pembela- c. Tidak keluar kelas
jaran pada saat jam pela- 20, 21 36
jaran
4. Menyele- a. Ketaatan mengerja- 2 2 ,
saikan tu- kan tugas 23, 24
gas pada b. Mengerjakan soal
waktunya ulangan harian
c. Tidak menyontek saat 27
mengerjakan tugas
Gambar 3. Kerangka Rancangan Penelitian d. T i d a k m e n y u r u h 28
teman untuk menger-
(Diadaptasi dari: Habsy, 2018) jakan tugas

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No. 1 April 2020 53


Konseling Kelompok Realita...

Analisis Data diberikan layanan konseling kelompok realita. Selain


Dalam mengadakan penelitian, maka untuk itu, pemberian posttest juga dimaksudkan untuk
memperoleh suatu data diadakan penelitian sehingga membedakan hasil antara kelompok kontrol dan
yang dijadikan obyek penelitian itu terlihat jelas dan kelompok eksperimen. Posttest dilkukan dengan
sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan demikian memberikan angket kedisiplinan belajar lagi kepada
metode analisis data yang digunakan dalam penelitian kedua kelompok yang terdiri dari 36 item. Hasil
ini menggunakan metode analisis data statistik posttest tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
berwujud angka atau bersifat kuantitatif.
Tabel 5.
Untuk mengidentifikasi keefektifan konseling
Hasil Posttest Kedisiplinan Belajar Antara Kelompok
kelompok realita untuk meningkatkan kedisiplinan
Kontrol dan Eksperimen
siswa, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan
Kelompok Kelompok
analisis data statistik dengan teknik T-test (Sutrisno, No
Kontrol
No
Eksperimen
2000) yaitu dengan menggunakan rumus: 1 ANR 135 1 PV 151
2 RA 146 2 LH 152
3 NW 140 3 SSA 165
4 SRC 143 4 AME 164
Keterangan:
Mk dan Me : Masing-masing adalah mean dari Setelah semua data telah terkumpul sesuai
kelompok kontrol dan mean dari dengan metode yang telah digunakan, maka langkah
kelompok eksperimen selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis
∑b2 : Jumlah deviasi dari mean perbe- data digunakan untuk mengetahui hasil akhir dari
daan penelitian yang dilakukan dengan cermat dan
teliti. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk
N : Jumlah subyek
menganalisis data adalah menggunakan uji T-Test.
Data yang lebih akurat dan efisien dalam Data hasil pretest dan posttest antara kelompok kontrol
perhitungannya, maka perhitungan analisis data akan dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel
dikerjakan dengan menggunakan program SPSS 20 For berikut ini:
Windows. Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan
Tabel 6.
dua hipotesis yaitu hipotesa kerja (Ha) dan hipotesa
Hasil pretest dan posttest antara Kelompok Kontrol dan
nihil (H0). Kedua hipotesa tersebut adalah sebagai
kelompok Eksperimen
berikut:
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
1. Ha : Pelaksanaan layanan konseling kelompok Pre- Post- Pre- Post-
Beda Beda
realita efektif dalam meningkatkan Nama t e s t t e s t Nama t e s t t e s t
(X) (X)
kedisiplinan siswa kelas 6B MI (X1) (X2) (X1) (X2)

2. H0 : Pelaksanaan layanan konseling kelom- ANR 118 135 17 PV 127 151 24


pok realita tidak efektif dalam menin- RA 106 146 40 LH 121 152 31
gkatkan kedisiplinan siswa kelas 6B MI NW 119 140 21 SSA 128 165 32
SRC 125 143 18 AME 109 164 55
Ketentuan penerimaan dan penolakan hipotesis
di atas adalah sebagai berikut: Perbedaan skor pretest dan posttest antara
• Terima H0, jika thitung < ttabel; dengan kata lain Ha kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara
ditolak jelas ditunjukkan dalam diagram berikut:
• Tolak H 0, jika t hitung > t tabel; dengan kata lain H a
diterima

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Setelah kelompok eksperimen diberikan layanan
konseling kelompok sebanyak 6 kali pertemuan, kedua
kelompok dikumpulkan kemudian diberi posttest. Hal
Gambar 4. Perbedaan skor pretest dan posttest antara
ini dimaksudkan untuk membandingkan ada tidaknya
kelompok eksperimen dan kontrol
perbedaan kedisiplinan belajar sebelum dan sesudah
54 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No.1 April 2020
Konseling Kelompok Realita...

Selanjutnya data tersebut setelah diolah Dari tabel 7 dapat diketahui mean (rata-rata)
menggunakan program SPSS 20,00 for windows dapat dari kelompok kontrol adalah 144,00, sedangkan
diamati pada tabel Group Statistics berikut ini: mean kelompok eksperimen adalah 155,50. Standar
Tabel 7. deviasi untuk kelompok kontrol adalah 4,689
Group Statistics sedangkan Standar Deviasi kelompok eksperimen
Std. adalah 6,455. Standar Error untuk mean kelompok
Jenis Std.
Kelompok
N Mean
Deviation
Error kontrol adalah 2,345 dan Standar Error untuk mean
Mean
kelompok eksperimen adalah 3, 227.
Kedidiplinan Siswa

Dari data tersebut, selanjutnya dilakukan


Eksperimen 4 155,50 6,455 3,227
pengujian t-tes (Independen Sample t-test)
menggunakan program SPSS 20.00 window. Hasil
pengujian tersebut dapat diamati pada tabel 8
Kontrol 4 144,00 4,690 2,345
berikut ini:

Tabel 8.
Ringkasan Hasil Uji T-test Kelompok Kontrol dan kelompok Eksperimen Independen Samples Test
Levene's Test t-test for Equality of Means
for Equality
of Variances
F Sig. T df Sig. Mean Std. Error 95% Confidence
(2-tailed) Difference Difference Interval of the
Difference
Lower Upper
nilai Equal variances ,362 ,569 3,634 6 ,011 14,500 3,990 4,738 24,262
assumed
Equal variances 3,634 5,477 ,013 14,500 3,990 4,508 24,492
not assumed

Dari perhitungan levene’s test dapat dilihat signifikan. Dengan kata lain, konseling kelompok
angka signifikan sebesar 0,569 lebih besar dari 0,05 realita efektif untuk meningkatkan kedisiplinan belajar
yang berarti bahwa hipotesis nihil diterima sehingga siswa kelas 6B MI.
dapat disimpulkan bahwa varians populasi identik/ Untuk mengetahui diterima atau tidaknya
homogen. Oleh karena hipotesis yang dipakai adalah hipotesis yang diujikan dalam penelitian yang
bahwa kedua varians populasi identik/homogen, disajikan dalam penelitian ini maka dilakukan
maka yang dijadikan pedoman untuk analisis lebih pengujian hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini
lanjut adalah hasil yang terdapat pda baris Equal adalah:
variaces ussumed.
a. Ha : Pelaksanaan layanan konseling kelompok
Hasil analisis Uji-T yang juga terdapat pada
realita efektif dalam meningkatkan
tabel 5, pada tabel tersebut diketahui thitung adalah
kedisiplinan belajar siswa kelas 6B MI
sebesar 3,634 dan angka propabilitas (Sig. (2-tailed)
b. H0 : Pelaksanaan layanan konseling kelom-
adalah 0,11 dengan df = 6. Selanjtnya harga tersebut
pok realita tidak efeketif dalam menin-
dibandingkan dengan harga ttabel pada taraf signifikan
gkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas
5% uji dua pihak dengan df = 6, sehingga diketahui
6B MI
harga ttabel adalah (2,44691). Karena harga thitung (3,634)
lebih besar dari harga ttabel (2,44691).atau 3,3634 < Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah
2,44691 dan nilai probalilitas yang diperoleh adalah sebagai berikut:
0,11 lebih kecil dari 0.005, maka dapat dikatakan • Terima H0, jika thitung , ttabel; dengan kata lain Ha
bahwa kedisiplinan belajar siswa sebelum dan ditolak
sesudah dilaksanakan konseling kelompok realita • Tolak H0, jika thitung .ttabel; dengan kata lain Ha
pada kelompok eksperimen terdapat perbedaan yang diterima

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No. 1 April 2020 55


Konseling Kelompok Realita...

Dari perhitungan SPSS 20.00 for Windows b. Tahap kegiatan


diketahui t hitung adalah sebesar 3,634 dan angka Pada pertemuan kedua, siswa diajak
probabilitas (Sig. (2-tailed) adalah 0,11 dengan df = berdiskusi pada keinginan dan perilakunya
6. Selanjutnya harga tersebut dibandingkan dengan sekarang, tahap inidalam konseling kelompok
harga ttabel pada taraf signifikan 5% uji dua pihak realita dinamakan tahap eksplorasi wants. Dalam
dengan df = 6, sehingga diketahui harga ttabel adalah pertemuan ini siswa diberi contoh-contoh kasus
2,44691 lebih besar dari harga ttabel (2,44691) atau 3,634 kedisiplinan belajar rendah. Contoh kasus yang
– 2,44691 dan nilai probabilitas yang diperoleh adalah diberikan kepada siswa dalam bentuk cerita
0,11 lebih kecil dari 0,005. Dengan demikian dalam dan gambar. Selanjutnya siswa dan konselor
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja mendiskusikan kasus tersebut. Hasil yang ingin
(Ha) yang menyatakan “Pelaksanaa layanan konseling dicapai siswa dapat mengetahui, memahami,
kelompok realita efektif untuk meningkatkan dan mendiskusikan contoh kedisiplinan belajar
kedisiplinan belajar siswa kelas 6B MI” diterima. rendah dan bisa mengubah perilaku yang awalnya
Sedangkan hipotesis nihil (H0) yang menyatakan: mempunyai kedisiplinan belajar rendah menjadi
“Pelaksanaan layanan konseling kelompok realita lebih baik.
tidak efektif untuk meningkatkan kedisiplinana belajar Pertemuan ketiga, proses konseling
siswa kelas 6B MI” ditolak. Hal ini terjadi karena harga kelompok masuk pada tahap mengeksplorasi
thitung 3,634 > 2,44691 pada taraf signifikan α =0.05 (5%). total behavior konseli (tahap doing and direction).
Konselor menunjukkan kepada siswa contoh cerita
Pembahasan tentang perilaku disiplin yang bisa membuahkan
Pemberian layanan konseling kelompok realita kesuksesan dikemudian harinya, untuk
merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan mengekplorasi total behavior konseli. Konseli
kedisiplinan belajar siswa di sekolah. Dalam konseling diajak oleh konselor untuk mengidentifikasi dan
kelompok realita siswa diajak untuk mengevaluasi mendiskusikan cerita tersebut yang berisi tentang
perilakunya selama ini dan mengarahkan perilakunya motivasi bahwa jika melakukan suatu pekerjaan
ke arah yang lebih baik. Hal ini yang diterapkan dalam dengan disiplin maka akan meraih sukses pada
meningkatkan kedisiplinan siswa. kemudian hari.
Gambaran tentang efektifitas layanan konseling Pertemuan keempat masuk pada konseli
kelompok realita untuk meningkatkan kedisiplinan menilai diri sendiri atau evaluasi (tahap evaluation).
diri siswa pada penelitian ini dapat dilihat dari Dalam pertemuan ini konselor mengajak konseli
diterimanya hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan untuk menilai dirinya sendiri dan perilakunya.
bahwa ‘Pelaksanaan layanan konseling kelompok Pertemuan ini bertujuan agar konseli dapat
realita efektif untuk meningkatkan kedisiplinan belajar menilai baik atau tidaknya perilaku yang selama
siswa kelas 6B MI” diterima. Sedangkan hipotesis ini dilakukan.
nihil (H0) yang menyatakan “Pelaksanaan konseling Pertemuan kelima masuk dalam tahap
kelompok realita tidak efektif untuk menngkatkan merencanakan tindakan yang bertanggung
kedisiplinan belajar siswa kelas 6B MI” ditolak. jawab (tahap planning) dan membuat komitmen.
Secara garis besar, tahapan-tahapan yang Dalam tahap ini konselor mengajak konseli
dilakukan peneliti dalam pemberian layanan konseling untuk merencanakan tindakan yang bertanggung
kelompok realita meliputi: jawab dan membuat komitmen untuk mengubah
a. Tahap pembentukan perilakunya yang kedisiplinan belajar rendah.
Pada pertemuan pertama, kegiatan yang Tujuan yang ingin dicapai dalam pertemuan
diakukan adalah siswa dan konselor saling kelima ini adalah agar konseli mampu membuat
berkenalan untuk pengakraban dan pembentukan perencanaan sikap yang bertanggung jawab dan
hubungan satu sama lain. Tujuan umum dari mampu mengarahkan perilakunya dengan lebih
tahap ini adalah saling mengenal antar anggota baik.
dan konselor. Materi yang disajikan hanyalah c. Tahap pengakhiran
perkenalan, permainan sebagai pengakraban, Pertemuan keenam adalah pertemuan
penyampaian azas-azas konseling kelompok, terakhir dari rangkaian proses konseling
dan kontak waktu pelaksanaan konseling yang kelompok. Dalam pertemuan ini konselor dan
dilaksanakan. Ice Breaking yang digunakan adalah konseli mengevaluasi seluruh proses yang
“Siapa Dia?” telah dilalui dalam beberapa kali pelaksanaan
56 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No.1 April 2020
Konseling Kelompok Realita...

konseling kelompok. Untuk lebih jelasnya tentang konseling kelompok realita selama 6 kali, hasil posttest
pelaksanaan pemberian layanan konseling SSA 165 yang termasuk dalam kategori tinggi.
kelompok realita dapat dilihat pada lampiran AME (Konseli IV) perolehan skor pre-test AME
rancangan kegiatan konseling kelompok. adalah 109 yang termasuk dalam kategori sedang.
masalah kedisiplinan belajar siswa yang dialaminya
Dalam pelaksanaan konseling kelompok realita
adalah dia sering gaduh ketika jam pelajaran,
tersebut, ditemukan beberapa perubahan sikap dari
sering menjahili teman-temannya hingga menangis.
konseli. PV ( Konseli 1) skor pretest kedisiplinan belajar
Perilakunya yang seperti ini juga tidak disenangi
siswa yang diperoleh PV adalah 127 termasuk dalam
teman-temannya. Pada dasarnya AME adalah anak
kategori sedang. PV mempunyai masalah kedisiplinan
yang baik, namun dia tidak tahu bagaimana caranya
belajar siswa adalah dia sering tidak masuk sekolah,
berteman dengan sesama temannya.
sebenarnya dia adalah anak yang pandai tetapi dia
Saat mengikuti kegiatan konseling kelompok,
sering membolos. Hal itu dikarenakan dia memiliki
AME merasa dirinya sangat bersalah terhadap
semangat belajar yang kurang, dia lebih suka
perbuatannya tidak seharusnya dia melakukan hal
dirumah daripada harus kesekolah. Karena hal itu
itu kepada temann-temannya. Dan dia mendapatkan
nilai pelajarannya banyak yang menurun dan banyak
banyak pengetahuan bagaimana cara berteman yang
pelajaran yang tertinggal.
baik. Setelah mengikuti kegiatan konseling kelompok
Selama konseling berlangsung, banyak motivasi
skor posttest AME adalah 164 yang termasuk dalam
yang dia dapat. PV dia lebih berani mengungkapkan
kategori tinggi.
masalah yang ada dalam dirinya. Dia juga menyadari
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui
bahwa yang dilakukannya selama ini salah. Selain itu
bahwa konseling kelompok realita efektif dalam
dia juga berkomitmen untuk lebih giat lagi belajar.
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. Dengan
Setelah mengikuti konseling kelompok 6 kali PV
hasil penelitian ini dapat diimplementasikan dalam
mendapatkan skor post-test sebesar 151 tinggi.
kegiatan konseling di sekolah, antara lain, sebagai
LH (Konseli II) skor pretest kedisiplinan belajar
berikut:
siswa yang diperoleh LH adalah 121 yang termasuk
1. Konseling kelompok realita dapat digunakan
kategori sedang. LH mempunyai masalah sering
untuk mengidentifikasi tinggi atau rendahnya dan
terlambat masuk sekolah. Karena dia sering bangun
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa MI.
kesiangan. Pada malam harinya dia sering begadang
2. Dengan adanya penelitian ini, hasilnya bisa
karena melihat acara televisi kesukaannya hingga larut
digunakan untuk acuan guru pembimbing
malam. Dan di pagi harinya dia bangun kesiangan.
dalam memberikan layanan konseling kelompok
Dalam proses konseling LH menjadi tahu
realita untuk membantu siswa menyelesaikan
bahwa yang selama ini dilakukannya adalah salah.
masalahnya.
Hal itu membuatnya terlambat berangkat sekolah dan
mengganggu konsntrasi saat belajar dikelas karena
waktu istirahatnya yang kurang. Setelah mengikuti
PENUTUP
konseling kelompok realita sealam 6 kali, LH Kesimpulan
mendapatkan skor posttest sebesar 152 yang termasuk Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
kategori tinggi. sebagaimana tercantum pada bab sebelumnya, maka
SSA (Konseli III) skor pretest kedisiplinan belajar dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok
siswa yang diperolehnya adalah 128 yang termasuk realita efektif dalam meningkatkan kedisiplinan
dalam kategori sedang. Masalah kedisiplinan belajar siswa. Hal inidapat diketahui dari perhitungan SPSS
siswa SSA adalah dia sering tidak mengerjakan tugas 20.00 for Windows diketahui t hitung adalah sebesar
sekolah dan sering menyontek pada saat ulangan 3,634 dan angka (Sig. (2-tailed) adalah 0,11 dengan
harian. Selama dirumah dia tidak belajar melainkan df = 6. Selanjutnya harga tersebut dibandingkan
pergi untuk bermain. Dia juga jarang sekali membawa dengan harga ttabel pada taraf signifikan 5% uji dua
buku pelajaran. Hal ini membuat nilai pelajarannya pihak dengan df = 6, sehingga diketahui harga ttabel
sangat buruk. adalah 2, 4461. Karena harga thitung (3,634) atau 3, 634
Dalam proses konseling kelompok realita, SSA > 2,4461 dan nilai probabilitas yang diperoleh adalah
sangat antusias dia mempunyai semngat baru dan oleh 0,11 lebih kecil dari 0,005. Dengan demikian,
termotivasi untuk lebih giat belajar lagi. Dan dia juga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
menyadari bahwa hal yang dilakukannya sangat pelaksanaan konseling kelompok realita efektif untuk
tidak menguntungkan bagi dirinya. Setelah mengikuti

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No. 1 April 2020 57


Konseling Kelompok Realita...

meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas 6B MI jurkam.v1i2.56.


Semesta Kedungmaling Mojokerto. Habsy, B. A. (2018). Model Bimbingan Kelompok
PPPM Untuk Mengembangkan Pikiran Rasional
Saran
Berdasarkan hasil penelitian disampaikan Korban Bullying Siswa SMK Etnis Jawa. Jurnal
saran, sebagai berikut: Pendidikan (Teori dan Praktik), 2(2), 91-99. doi:
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling dapat http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n2.p91-99.
Hardiansyah, Eko. (2013). Konseling Kelompok
menerapkan layanan konseling kelompok ralita
Dengan Choice Theory Untuk Meningkatkan
sebagai alternatif untuk meningkatkan kedisiplinan Motivasi Berprestasi Siswa. Psikologia: Jurnal
siswa Psikologi, 2 (1), 9-13. DOI: 10.21070/psikologia.
2. Bagi Peneliti selanjutnya, penelitian ini v2i1.122.
menggunakan pendekatan konseling kelompok Harlinawati, F. D. (2016). Penerapan Konseling
realita dengan teknik metafora dan diskusi kualita, Kelompok Realita dengan Teknik WDEP Un-
tuk Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa
maka peneliti selanjutnya dapat menggunakan
Kelas VII SMP Negeri 1 Semen Kabupaten
teknik lain yang relevan. Kediri Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi Ti-
dak Diterbitkan. Kediri: Fakultas Keguruan dan
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nusantara
Persatuan Guru Republik Indonesia. Diakses
Arisana, A. L., & Ismani, I. (2012). Pengaruh Kedi- melalui http://simki.unpkediri.ac.id/maha-
siplinan Siswa dan Persepsi Siswa tentang siswa/file_artikel/2016/12.1.01.01.0104.pdf
Kualitas Mengajar Guru terhadap Prestasi Hurlock, E. B. (1978). Child growth and development. Tata
Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN McGraw-Hill Education.
Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Islam, D. J. P. (2001). Departemen Agama RI. Metodologi
Pendidikan Akuntansi Indonesia, 10(2), 22-42. DOI: Pendidikan Agama Islam. Jakarta.
10.21831/jpai.v10i2.911. Isnaini, F. (2014). Strategi self-management untuk
Gunawan, L. N. (2017). Hubungan antara kontrol meningkatkan kedisiplinan belajar. Jurnal Pe-
diri dan penyesuaian diri dengan kedisiplinan nelitian Humaniora, 16 (2) 33-42. DOI: 10.23917/
siswa MTS Sulaiman Yasin Samarinda. PSIKO- humaniora.v16i2.1842
BORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5, 1, 104-117. Manning, M. L. (2002). Havighurst's developmen-
Diakses melalui http://ejournal.psikologi. tal tasks, young adolescents, and diversity.
fisip-unmul.ac.id/site/?p=1252. The Clearing House: A Journal of Educational
Habsy, B. A., Hidayah, N., Lasan, B. B., & Muslihati, Strategies, Issues and Ideas, 76(2), 75-78. DOI:
M. (2017, September). A literature review of 10.1080/00098650209604953
indonesian life concept linuwih based on the Rahman, D. H. (2015). Keefektifan Teknik Metafora da-
teachings of adiluhung Raden Mas Panji Sos- lam Bingkai Konseling Realitas untuk Mening-
rokartono. In 3rd International Conference on Ed- katkan Harga Diri Siswa. Jurnal Konseling
ucation and Training (ICET 2017). Atlantis Press. Indonesia, 1(1), 47-53. DOI: 10.21067/jki.v1i1.856
Habsy, B. A. (2017a). Model konseling kelompok cog- Rosidah, A. (2016). Bimbingan kelompok melalui
nitive behavior untuk meningkatkan self esteem teknik problem solving untuk meningkat-
siswa SMK. Perspektif Ilmu Pendidikan, 31(1), kan penyesuaian diri siswa terisolir. Jurnal
21-35. doi: https://doi.org/10.21009/PIP.311.4. Fokus Konseling, 2(2), 136-143. DOI: 10.26638/
Habsy, B. A. (2017b). Filosofi ilmu bimbingan dan jfk.217.2099.
konseling Indonesia. Jurnal Pendidikan (Teori Widodo, B. (2013). Perilaku Disiplin Siswa Ditinjau
dan Praktik), 2(1), 1-11. doi: http://dx.doi. Dari Aspek Pengendalian Diri (Self Control)
org/10.26740/jp.v2n1.p1-11. Dan Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Pada
Habsy, B. A. (2017c). Seni memehami penelitian Siswa SMK Wonoasri Caruban Kabupaten
kualitatif dalam bimbingan dan konseling: Madiun. Widya Warta, 37(01). Diakses melalui
Studi literatur. Jurnal Konseling Andi Matappa, http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&-
mod=viewarticle&article=116801.
1(2), 90-100. doi: http://dx.doi.org/10.31100/

58 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No.1 April 2020

Anda mungkin juga menyukai