Anda di halaman 1dari 1

Usianya ketika itu adalah 25 tahun, usia yang cukup matang dan dewasa.

Kealiman, kecerdasan dan


ketawadhuan Kiai Romli membuat Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari menaruh hati pada beliau. Bahkan
karena dianggap mumpuni dalam mengajar, Kiai Romli diangkat menjadi Lurah Pondok.

Pada tahun 1919 Kiai Romli melanjutkan belajarnya di tanah suci Mekkah selama satu tahun. Setelah
kembali ke Tebuireng, gelar kiai melekat erat dalam nama beliau . Kiai Romli dan Kiai Dahlan Kholil bahu-
membahu mengembangkan Pondok Pesantren Darul Ulum pada tahun 1939. Tak lama kemudian Adik
Kiai Dahlan, Kiai Ma’sum pulang dari Mekkah, terbentuklah istilah Tiga Serangkai Kiai Darul Ulum.

Di antara murid-murid beliau yang terkenal dan menjadi kiai besar ialah KH. Disamping seorang mursyid,
Kiai Romli juga produktif dalam menulis kitab.

KH. Mustain Romli sebagai mursyid menyatukan diri pada partai Golongan Karya pada tahun 1977 M,
menjelang pemilu. Dengan niat yang baik dan doa sesepuh, KH. Mustain Romli berharap perjuangannya
akan berjalan baik. Ketiga lembaga tersebut dipimpin oleh KH. Mustain Romli sebagai pengasuh pondok,
mursyid, serta rektor.

KH. Mustain Romli sebagai mursyid menyatukan diri pada partai Golongan Karya pada tahun 1977 M,
menjelang pemilu. Dengan niat yang baik dan doa sesepuh, KH. Mustain Romli berharap perjuangannya
akan berjalan baik. Ketiga lembaga tersebut dipimpin oleh KH. Mustain Romli sebagai pengasuh pondok,
mursyid, serta rektor.

Anda mungkin juga menyukai