Anda di halaman 1dari 171

antara CEWEK danCOWOK

oleh Muhammad Z Albanna CahSidokumpul pada 02 Desember 2010 jam 21:35

Kalau cowok ganteng pendiam, cewek-cewek bilang: Woow, cool banget Kalau cowok jelek pendiam, cewek-cewek bilang: Ih kuper Kalau cowok ganteng jomblo, cewek-cewek bilang: Pasti dia perfeksionis Kalau cowok jelek jomblo, cewek-cewek bilang: Sudah jelaskagak laku Kalau cowok ganteng berbuat jahat, cewek-cewek bilang: Nobodys perfect Kalau cowok jelek berbuat jahat, cewek-cewek bilang: Pantestampangnya kriminal Kalau cowok ganteng nolongin cewe yang diganggu preman, cewek-cewek bilang: Wuih, jantankayak di filem-filem Kalau cowok jelek nolongin cewe yang diganggu preman, cewek-cewek bilang: Pasti premannya temennya dia Kalau cowok ganteng dapet cewek cantik, cewek-cewek bilang: Klop.serasi banget Kalau cowok jelek dapet cewek cantik, cewek-cewek bilang: Pasti main dukun Kalau cowok ganteng diputusin cewek, cewek-cewek bilang: Jangan sedih, khan masih ada aku Kalau cowok jelek diputusin cewek, cewek-cewek bilang:(Terdiam, tapi telunjuknya meliuk-liuk dari atas ke bawah) Kalau cowok ganteng ngaku indo, cewek-cewek bilang: Emang mirip-mirip bule sih Kalau cowok jelek ngaku indo, cewek-cewek bilang: Pasti ibunya Jawa, bapaknya robot Kalau cowok ganteng penyayang binatang, cewek-cewek bilang: Perasaannya haluspenuh cinta kasih Kalau cowok jelek penyayang binatang, cewek-cewek bilang: Sesama keluarga emang harus menyayangi Kalau cowok ganteng bawa BMW, cewek-cewek bilang: Matchingkeren luar dalem Kalau cowok jelek bawa BMW, cewek-cewek bilang: Mas, majikannya mana?

Kalau cowok ganteng males difoto, cewek-cewek bilang: Pasti takut fotonya kesebar-sebar Kalau cowok jelek males difoto, cewek-cewek bilang: Nggak tega ngeliat hasil cetakannya ya? Kalau cowok ganteng naek motor gede, cewek-cewek bilang: Wah, kayak lorenzo lamasbikin lemas Kalau cowok jelek naek motor gede, cewek-cewek bilang: Awas!! mandragade lewat Kalau cowok ganteng nuangin air ke gelas cewek, cewek-cewek bilang: Ini baru cowok gentlemen Kalau cowok jelek nuangin air ke gelas cewek, cewek-cewek bilang: Naluri pembantu emang gitu Kalau cowok ganteng bersedih hati, cewek-cewek bilang: Let me be your shoulder to cry on Kalau cowok jelek bersedih hati, cewek-cewek bilang: Cengeng amat!!!ini laki-laki apa bukan sih?!! .

SIAPA BILANG ROKOK ITU HARAM??


oleh Faiz Baraja pada 28 November 2010 jam 0:12

Penulis pernah berdiskusi dengan seorang perokok, setelah panjang lebar dan sampai di intinya, maka saya pun bilang padanya 'maka dari itu semua, merokok itu hukumnya harom' .... Sentak dia berkata ' Siapa bilang rokok itu harom???' Saya pun terdiam...dan dia berkata lagi 'apa jaman nabi itu ada rokok? sehingga terdapat hadist yang mengharamkan rokok???' saya pun terdiam sejenak...dan saya berkata padanya 'kalo saya bisa mendatangkan dalil bahwa rokok itu haram, apakah anda akan sepakat bahwa rokok itu haram?'

dia menjawab...'iya' saya pun berkata.. Bukankah tadi kita sepakat, bahwa rokok itu bahaya, menimbulkan penyakit, terbuat dari bahan yang berbahaya. dan bukankah tadi kita sepakat bahwa rokok itu juga membahayakan sekitarnya yang tidak merokok?

dia menjawab...'iya'

saya pun berkata 'kalo begitu, ini dia hadist Rosulullah SAW :

"Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain". [HR. Ibnu Majah (2341)]

bukankah lafafh 'tidak boleh' itu berarti haram?'

dia menjawab 'iya'

'saya akan bawakan dalil dari alqur'an "dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk". (QS. Al-Araaf: 157) bukankah tadi kita sepakat bahwa rokok itu buruk?"

dia menjawab "iya"

'namun....' kata dia... 'bukankah anda melihat bahwa di pabrik rokok ada ribuan orang...yang jika pabriknya tutup, mereka mau makan apa??'

sayapun terdiam sejenak,,, 'anda memikirkan ribuan orang, tapi anda melupakan masa depan jutaan anak2, anda melupakan nasib perokok miskin yang sekarang terbaring di rumah sakit karena sakit paru2, dan anda melupakan nasib orang2 miskin yang terlanjur kecanduan rokok, anda juga tidak memikirkan keluarga mereka, uang yang harusnya sampai ke mereka, namun hanya sampai ke penjual rokok....'

dia pun terdiam.... 'lantas,,,bagaimana nasib pekerja-pekerja itu?' kata dia...

'perlu anda ketahui,,rejeki itu ditangan Allah, bukan di tangan pabrik rokok... lagipula, dunia itu luas, hendaknya ia mencari rizki yang halal, daripada makan uang dari hasil pabrik rokok, yang barusan anda sepakat bahwa rokok itu haram....' jawab saya

dia berkata 'anda barusan bilang bahwa mereka itu makan uang haram?'

kata saya 'bukan hanya makan uang haram...mereka ikut bertanggung jawab atas segala akibat merokok, mereka ikut bertanggung jawab atas setiap orang yang sakit karena rokok... bahkan terhadap setiap orang yang terganggu karena rokok,,,kepada suami istri yang cerai gara rokok, mereka semua ikut bertanggung jawab...'

dia pun terdiam... 'berarti si penjual pun juga ikut bertanggung jawab?' kata dia

'iya...seandainya setiap pedagang menolak berjualan rokok, pastilah perlahan rokok akan hilang...'

'sekarang anda yakin bahwa rokok itu haram,,?' kata saya

dia pun terdiam sejenak, lalu berkata 'sekarang saya yakin...'

kata saya 'saya punya harapan bahwa anda akan berhenti merokok setelah ini.... karena,,jika anda dulu merokok sedang anda tidak tahu bahwa itu adalah haram... namun.. jika sekarang anda masih merokok, dan anda sudah paham bahwa rokok itu haram...maka pikirkanlah,,'

dia pun terdiam... akhirnya dia berkata 'insya allah saya berhenti...'

Di Saat kalimat tak Lagi Bermakna Beberapa pesan paling bermakna yang dikirimkan seseorang kepada orang lain, seringkali hanya dituangkan dalam beberapa kata, dua atu tiga kata. Saat kalimat tak lagi bermakna, kata-kata tersebut bisa menjadi kekuatan baru yang akan mempermanis hubungan anda, baik dengan teman, kekasih, rekan kerja ataupun keluarga.

Kata-kata ini akan mampu memadamkan api yang membara, menghangatkan suasana dan menunjukkan pada orang lain betapa anda sangat peduli dengan mereka. Aku Selalu Bersamamu Mendampingi seorang teman yang tengah membutuhkan kehadiran kita, akan menjadi hal terindah yang bisa kita berikan. Saat kita bersedia mendampingi orang lain sama halnya kita telah menghadirkan suatu perasaan nyaman padanya atau bahkan pada diri kita sendiri. Hal ini akan memperat hubungan persahabatan atu juga hubungan asmara. Kita akan disegarkan kembali secara fisik maupun emosional. Mungkin bagi sebagian orang kata, 'Aku selalu bersamamu' tak banyak berarti, namun bagi sebagian lainnya kata ini bermakna sangat besar. Aku Merindukanmu Akan banyak pernikahan bisa terselamatkan dan kian kokoh jalinannya jika saja banyak pasangan bersedia meluangkan beberapa menit untuk sekedar mengatakan 'Aku merindukanmu' pada pasangannya. Kata-kata ini menunjukkan kepada pasangan bahwa kita mencintainya, merindukannya, menginginkannya dan selalu mengingatnya. Aku Menghormatimu Menghormati satu sama lain adalah satu jalan untuk menunjukkan kasih sayang. saat kita menghormati seseorang, sama halnya dengan kita menempatkan orang tersebut pada posisi yang sama dengan kita. Ini adalah cara paling efektif untuk membina sebuah hubungan. Mungkin Anda Benar Kata ini sangat bermakna saat digunakan dalam sebuah perdebatan ataupun suasana yang diliputi emosi tinggi.

Kata-kata 'Mungkin Anda Benar' adalah cara halus untuk mengakui 'Bahwa Saya Salah'. Maafkan Aku Banyak hubungan yang bisa diperbaiki kembali jika saja orang bersedia mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Semua orang tak pernah luput dari kesalahan, khilaf dan juga cela. Seorang pria tak perlu merasa rendah hanya karena ia harus mengucapkan kata maaf pada orang lain. Terima Kasih Tanpa kita sadari kata 'Terima Kasih' sama halnya dengan sebuah penghargaan, pengakuan kepada orang lain. Orang-orang yang menikmati hubungan yang indah, tak pernah lupa untuk sekedar berterimakasih meskipun untuk hal-hal kecil. Kadang kita lupa bahwa untuk berterimakasih, tidak harus selalu dengan kata-kata. Kita bisa melakukannnya dengan tindakan lain, misalnya dengan memberi senyuman hangat atau tatapan mata bersahabat. Bersandarlah Padaku "Teman sejati berjalan masuk, ketika orang lain berjalan keluar". Kesetiaan adalah unsur terpenting dalam sebuah hubungan. Sahabat yang baik akan selalu ada saat dibutuhkan dan rela memberikan bahunya untuk tempat bersandar. Biarkan Aku Membantumu Teman ataupun pasangan yang baik akan selalu mengerti apa yang kita butuhkan dan berusaha untuk memenuhinya. Saat kita terluka, mereka akan mencoba menyembuhkannya meski kita tak pernah mengatakan tentang luka itu. Aku Mengerti

Seseorang akan kian dekat dengan orang lain saat mereka merasa bahwa orang tersebut menerima dan mengerti mereka. Menunjukkan pada teman atau pasangan bahwa kita mengerti mereka, adalah jalan terbaik untuk menjaga keutuhan sebuah hubungan. Aku Selalu Mendukungmu Beberapa orang terdekat kita mungkin memiliki hoby dan kegemaran yang unik. Mendukung dan selalu memberikan semangat akan lebih baik daripada kita mempertanyakan hoby mereka. Ini akan membuat mereka menyadari bahwa kita tak menganggap mereka berbeda. Aku Menyayangimu Dari semua kata-kata yang telah saya paparkan diatas, tak ada yang akan mampu menandingi efek kata 'Aku Menyayangimu'. Ungkapkan kata ini pada mereka yang anda anggap pantas menerimanya, untuk menunjukkan bahwa mereka sangat istimewa untuk anda.

Pria dan wanita Kisah Pria dan Wanita posted in Inspirasi Ada sebuah kisah tentang penciptaan pria & wanita. Pada saat Sang Pencipta telah selesai menciptakan pria. Ia baru menyadari bahwa Ia juga harus menciptakan wanita. Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk menciptakan pria. Kemudian Sang Pencipta merenung sejenak, dan kemudian Ia mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah, sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin. Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci dan rasa sombong dari merak, kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan

bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bul-bul, kepalsuan dari burung bangau dan kesetiaan dari induk singa. Dengan mencampurkannya bahan semua itu, maka Sang Pencipta membentuk wanita dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya tidak merana dan kesepian seorang diri. Setelah satu minggu, pria itu datang kepada Tuhan, katanya: Tuhan, ciptaan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia. Ia bicara tiada henti sehingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang untuk mengembalikan wanita itu kepada-Mu, karena aku tidak bisa hidup dengannya. Baiklah, kata Sang Pencipta. Dan Ia mengambilnya kembali. Beberapa minggu kemudian, pria itu datang lagi kepada Tuhan, dan berkata, Tuhan, sejak aku memberikan kembali wanita ciptaan-Mu, kini aku merana kesepian. Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu memikirkan dia, ke mana pun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian, kubayangkan wajahnya yang cantik, kubayangkan bagaimana ia menari dan menyanyi. Bagaimana ia melirik aku. Bagaimana ia bercakap-cakap dan manja kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk disentuh. Aku suka akan senyumannya. Tuhan, kembalikan lagi wanita itu kepadaku!. Sang Pencipta berkata, Baiklah. Ia memberikan wanita itu kembali kepadanya. Tetapi, tiga hari kemudian pria itu datang lagi kepada Tuhan dan berkata, Tuhan, aku tidak mengerti. Mengapa dia memberikan lebih banyak lagi kesusahan dari pada kegembiraan. Dia semakin menyebalkan. Aku tidak tahan lagi dengan sikap dan tingkah lakunya. Aku berdoa kepada-Mu. Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya. Sang Pencipta balik bertanya, Kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?. Pria itu tertunduk malu, ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, Apa yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan, ajarilah aku untuk mengerti apa arti hidup ini?.

Belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima perbedaan dalam hidupmu! Pahamilah dan usahakanlah apa yang menjadi kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu!, jawab Tuhan. Dan inilah enam kebutuhan mendasar pria dan wanita: 1. Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan. 2. Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan. 3. Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan. 4. Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman. 5. Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan. 6. Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan

Mbah Kemi dalam Memori,


Wed, Jul 21, 2010 Diaryku Perjalanan hidup manusia mengandung banyak hikmah dan pelajaran. Bila baik, teladanilah dan bila buruk, jadikanlah pelajaran. Karena dengan belajar dari kehidupan itulah kita akan semakin dewasa dan matang. Perubahan dan kompetisi dalam hidup ini juga mengajarkan bahwa kita harus senantiasa berbenah dari waktu ke waktu, baik berkaitan dengan pekerjaan duniawi maupun amalan ukhrawi. Dan itu bisa terealisasi bila kita mau belajar dari perjalanan hidup orang lain. Itulah hikmah yang harus senantiasa kita gali. Berikut sedikit kisah tentang Mbah Kemi yang sedikit banyak memberikan banyak pelajaran kepada kami. Semoga bermanfaat juga untuk antum semua. Mbah Kemi. Ya begitulah kami dulu memanggil dan mengenalnya. Ia adalah nenek renta yang hidup bersebelahan dengan tempat kami dulu menggali ilmu. Sangat bersahaja dan sederhana namun ia memberikan banyak pelajaran berharga. Karena kita harus sadar diri, belajar pengalaman hidup orang lain adalah salah satu cara kita bersikap bijaksana. Maka belajar dari universitas kehidupan adalah salah satu solusi untuk meningkatkan jutaan pelajaran dari perjalanan saudara-saudara kita. Alaisa kadzalik, bukankah demikian ? Mbak Kemi yang rumahnya bersebelahan dengan tempat ku menimba ilmu ini sudah berusia 110-an tahun lebih. Punggungnya sudah melengkung, tidak lagi lurus seperti masa mudanya. Rambut yang dahulu hitam, sekarang sudah beruban semua. Semoga ubannya kelak menjadi cahaya baginya. Kakinya juga sudah tidak lagi dua, tetapi tiga karena berbantukan tongkat yang selalu berada di tangan kanannya. Suatu kali, pernah ada teman yang mencoba membantunya, namun ia marah sembari berkata, Sudah sudah ndak perlu nak, aku tidak mau

merepotkan orang lain. Subhanallah nek, nek, sekedar membantumu berjalan ke masjid saja engkau bilang menyusahkan dan merepotkan padahal engkau memang perlu dibantu. Pernah juga, ia bercerita dengan mata berkaca-kaca, dulu ia bermain bersama teman-temannya, yang ternyata ajal mereka lebih dulu dipanggil oleh Allah Taala. Ia masih ingat betul bagaimana permainannya, di mana dan siapa saja temannya. Ia masih mengingatnya ketika usianya sudah demikian senja, umur 110-an lebih. Aku jadi teringat dengan kisah di sebuah majalah Islam bahwa di timur tengah juga ada seorang kakek yang berusia senja namun pandangannya masih tajam, tidak kabur. Menurut riset disebutkan bahwa ia senantiasa membaca al-Quran di masa mudanya. Ah, indah. Sedangkan Mbah Kemi ini, menurut seorang ustadz kami, ia dahulu selalu menjaga shalatnya. Semenjak muda hingga usia senja. Intinya sama, menjaga hak Allah. Maksudnya, siapa mengingat Allah di kala senang, Allah akan mengingatnya di kala susah, dan siapa yang menjaga Allah di kala muda, Allah pasti menjaganya di kala tua. Believe it or not. Setidaknya itulah yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, dan itu terbukti. Ya. Mbah Kemi dikenal sebagai nenek yang selalu menjaga shalat lima waktu. Ia selalu datang setengah jam sebelum adzan berkumandang. Sekalipun ia harus berjalan dengan tertatih-tatih, dan merasakan kepenatan dalam setiap langkahnya. Seolah mengajari kami, panggilan menghadap Allah harus lebih didahulukan dengan segenap persiapan jiwa dan hati. Ia selalu melakukannya dengan feeling-nya. Karena kita tahu dahulu tidak pernah jam, lagian ia juga tidak faham angka-angka, sehingga ia hanya mengandalkan feelingnya dalam mendatangi masjid, dengan perkiraan setengah jam sebelum adzan. Kami betul-betul tersindir dengan kebiasaan mbah Kemi ini. Kami yang masih muda, dan memiliki kekuatan yang jauh lebih besar seharusnya lebih semangat dalam mendatangi rumah Allah. Menjadi pribadi muda yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam akan mendapatkan naungan Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, Wa Rajulun Qalbuhu Muallaqun bil Masajid, dan lelaki yang hatinya kantil kumantil dengan masjid. Hadits itu ternyata hanya kami hafalkan, dan belum kami aplikasikan dalam amal nyata. Mengingat ini, aku jadi teringat pernyaan Said bin Musayyib, Aku tidak pernah ketinggalan Takbiratul Ihram semenjak 50 tahun yang lalu. Ah, kami semakin malu.,padahal pada hari kiamat kelak, kaki anak adam tidak akan bergeser hingga ia ditanya empat hal, di antaranya, untuk masa mudanya untuk apa ia habiskan ? sekarang kami masih bertanya kepada diri kami sendiri, Untuk masa muda kami, untuk apa kami habiskan ? Mbah Kemi hanya tinggal sendirian di rumah. Nah, karena hanya mengandalkan feeling, ia pernah salah. Kisahnya, ketika tengah malam, ia pergi ke masjid. Sudah menunggu sekitar setengah jam, adzan shubuh belum juga berkumandang. Dengan terpaksa, ia keluar masjid dan mendatangi rumah ustadz yang menjadi imam. Setelah diketok, ustadz tersebut keluar dan bertanya, Enten nopo mbah (ada apa mbah) ? Mbah Kemi hanya menjawab, Shalat, shalat shubuh. Maksudnya ia memerintahkan ustadz untuk segera mengumandangkan adzan shubuh. Ustadz tersebut menjelaskan bahwa adzan shubuh masih lama. Malam itu masih berkisar pukul 03.00, masih ada satu jam-an lagi. Mbah Kemi terpaksa pulang ke rumah setelah berucap terima kasih. Ternyata feelingnya malam itu salah. Satu lagi yang menjadi kelebihan Mbah Kemi, ia selalu bangun malam. Setiap kali kami berjaga malam atau mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat malam, selalunya terdengar

percikan air wudhu dari tetangga sebelah. Ya, suara percikan air itu berasal dari rumah Mbah Kemi. Subhanallah, mbah-mbah ternyata azzammu mengalahkan kami. Masa tua tidak menghalangimu untuk berlomba mencari pahala, mengalahkan kami yang masih muda-muda dan memiliki kekuatan yang masih luar biasa namun ternyata masih bersemangat banci dalam mencari ridha-Nya, bahkan katanya kami bermimpi bersandingkan bidadari. Mungkin para bidadari itu tersenyum geli melihat semangat-semangat kami. Ah, memanga belum pantas. Tidak ada amal yang bisa dibanggakan, karena kami masih kalah dengan Mbah Kemi. Bagi kami, Mbah Kemi menjadi salah satu guruku di universitas kehidupan ini. Meskipun ia tidak pernah menularkan ilmunya kepada kami namun ia mengajari bagaimana seharusnya hidup sebagai hamba Allah. Perkara prinsip yang harus dipegang adalah memahami arah dan tujuan hidup ini, yaitu untuk beribadah kepada Allah semata. Karena kita faham, Life is not joke, hidup ini bukan main-main. Begitu pesan singkat yang disampaikan oleh Ustadz A-Rusy sabtu siang kemarin, tepatnya pada 2 Jumadal Ula 1431 H atau 17 April 2010 selama seperempat jam di Aqwam. Life is not Joke. Hidup ini bukan main-main. Ya, hidup ini bukan main-main. Ia akan menentukan kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang lebih abadi. Karena semua pilihan hidup yang kita ambil sangat menentukan akibat dari itu semua, termasuk dalam memilih pendamping hidup-. Mungkin kita banyak mendapatkan profil seperti mbah kemi, bahkan lebih shalihah darinya, namun seringkali kita mengabaikan sejarah hidup mereka dan tidak mau menjadikan mereka sebagai teladan. Sekarang siapakah yang mau mengambil pelajaran ? ..

Asal-Usul Wanita Cerewet Adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun sama.

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar. Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut? 1. Benteng Penjaga Api Neraka Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat. Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran. Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu.

4. Pengasuh Anak-anak Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji. Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya ..

Anatomi Secawan Air Mata Rabu, 11 Agustus 2010 | 23:09 WIB

lifeschool.wordpress.com ilustrasi Oleh: Liandra Nur Ayu* Air Mata Pertama Semuanya bermula dari kamu Mel bisikan itulah yang kerap kali terdengar menyetubuhi jiwaku, bisikan yang telah membawaku terbang menuju satu libirin tentang kenangan masa lalu, meski aku sendiri tak pernah berharap mengingat lagi kenangan itu, tapi bisikan itu, bisikan itulah yang membuatku tak berdaya. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana, namun cukup bahagia, masyarakat sekitarpun terlihat sangat kagum dan respect pada keberhasilan orang tuaku dalam mendidik anak-anaknya, hal itulah yang menjadikan pola berfikirku berubah, aku yang dulu pendiam, pemalu, dan selalu minder, kini telah berubah menjadi seorang anak perempuan yang cukup berani dan kritis. Tak pernah sekalipun hilang dalam memori otakku, saat masa-masa Sekolah Dasar (SD) sampai jenjang SLTP, akulah yang selalu rajin menduduki peringkat pertama, tidak hanya itu, bahkan entah keberapa kalinya, kepala sekolah selalu menunjukku sebagai siswi terbaik, setelah melihat prestasiku dalam cerdas-cermat yang kuikuti dan selalu membawa sederet piala yang mengharumkan nama baik sekolah dan keluargaku, dan tak ayal, lemari kamarku sudah penuh dengan besi warna emas itu. Tapi, semuanya berubah sejak aku duduk di kelas I SMA, sebagai seorang remaja putri yang masih labil, sering kali sifat arogan dan sombong meracuni otakku, "ah...siapa sih yang gak kenal gue, pemenang abadi cerdas-cermat sekolah?" Jam-jam sekolah yang harus kulewati di kelas, sering kali kuhabiskan di jalan dan Mall, bahkan uang SPP yang seharusnya kubayarkan ke TU sekolah, sudah tak tahu kemana perginya, dan jalan satu-satunya adalah merayu ibu, dengan berbagai macam alasan yang kubuat-buat. *** Bu, aku ingin jadi TKW, kalimat yang pernah kutusukkan kedalam dada Ibu, 2,5 tahun yang lalu, saat bapak tak mampu lagi menopang ekonomi keluarga, setelah mengalami kecelakaan dari

sepeda motor yang menyebabkan kakinya berjalan tak sempurna, ibuku yang hanya penjual makanan kecil di kantin SD sebelah rumah, sudah barang tentu tak kan sanggup menjadi tulang punggung keluarga, sementara adikku masih belum selesai SMA, dan si bungsu, baru 2 tahun merasakan indahnya pendidikan formal, bahkan masalah keluargaku semakin kompleks setelah orang tuaku terlilit hutang yang cukup besar pada salah satu bank. Kamu yakin Mel? ada keraguan yang mendalam pada benak ibu, sorot matanya yang terpancar seakan menyisaratkan ketakutan yang begitu dalam, Nak, sungguh ibu tidak pernah membayangkan anak ibu akan menjadi TKW, hidup sebatang kara, bekerja siang-malam untuk menghidupi keluarga tiba-tiba kristal putih turun pelan-pelan menyalami pipi ibu yang mulai keriput, airmatanya seakan menjadi ombak yang menghantam pendirianku, mulutku kelu, badanku kaku, hanya benakku yang berani berucap lirih "Maafkan aku Ibu, Maaf" "Nak," lanjutnya lirih Ibu dan Bapak menyekolahkanmu, agar kelak kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, bukan menjadi seorang budak. Kata-kata Ibu telah meluluh-lantakkan seisi istana dalam relung dadaku, bagai badai yang menyambar perayu layar hingga menjadikannya serpihan-serpihan kayu yang mengapung diatas samudera airmata, ya, airmataku selalu gerimis, saat kutatap mata ibu yang sayu, airmataku selalu gerimis, saat kucium tangannya yang surga. Maafkan Melly Bu, Melly sudah yakin dengan keputusan ini, jalan inilah yang harus Melly tempuh sebagai bakti seorang anak pada orang tuanya, Melly mohon Bu, izinkan Melly pergi, Melly janji, akan Melly bawa semua harapan dan keinginan Ibu dan Bapak, mohon dengan sangat Bu, Mohon.. aku bersujud di telapak kaki Ibu, menciumi aroma surgaNya, menatapi matanya, dan kulihat, ada wajah Tuhan yang tengah bersemayam disana, di mata Ibu. Air Mata Kedua Sejak pertama kali aku menginjak kaki di tanah Musa ini, malam-malamku selalu dibanjiri isak airmata lara dan duka, hanya airmata yang menjadi bahasa jiwaku, airmatalah yang membawaku bermimpi seperti kakak, yang mampu menyelesaikan kuliahnya hingga punya pekerjaan tetap, airmatalah yang menerbangkanku hingga sampai ke negeri ini, tidak sebagai turis yang ingin menghabiskan summer holidays-nya di Alexandria, tidak juga sebagai peziarah makam-makam para Waliyullah, atau mengunjungi peninggalan masjid-masjid bersejarah, Tidak.! Pun tidak sebagai mahasiswi yang ingin lebih mendalami agamanya di Al-azhar, Aku hanya seorang TKW illegal, yahanya TKW illegal, tidak lebih. Dan airmatalah yang telah mengantarku pada singgasana Tuhan, ya, aku ingin protes pada Tuhan, aku ingin menanyainya tentang keadilan dan takdir, aku ingin memaksanya merubah nasib, aku ingin memohon padanya, agar airmata ini cepat usai, tapi adakah Tuhan peduli? Adakah Tuhan punya hati? Adakah Tuhan dengki? Dimana Tuhan? Apakah aku harus menjadi Sartre yang melupakan Tuhan dengan teori Eksistensialismenya hingga menjadi tokoh dunia? Atau aku harus menjadi Nietzsche dengan konsep Nihilismenya yang akan membunuh Tuhan? Tidak, aku tak ingin demikian, aku masih membutuhkan Tuhan, aku ingin melihat ibu dan bapakku tersenyum di surga sana, dan aku juga

masih ingin menyaksikan agama-agama manusia bergandengan tangan memuji Tuhannya masing-masing. Tapi haruskah kulalui malam-malamku hanya dengan tangis air mata? Mampukah air mata meredam segalanya? Entah sudah beberapa kali aku menganggapNya tak adil, berburuk sangka bahwa Dia menuliskan nasibku tak semulus kakakku, aku iri. Mengapa dia bisa kuliah sedangkan aku tidak? malah menjadi TKW, profesi amatiran yang selalu dianggap rendah oleh sebagian besar masyarakat, bahkan, disejajarkannya dengan pelacur. Tidak, itu bukan cita-cita masa kecilku, dengarkan Tuhan, itu bukan cita-citaku. Air Mata Ketiga Aku sempat berpikir untuk mengais sedikit ilmu dari mahasiswa dan mahasiswi yang banyak kutemui di sekitar tempat tinggalku, karena aku sadar, umurku sudah tak pantas menikmati pendidikan formal lagi, lagi pula, bukankah belajar tak harus di kelas atau di kampus? Tapi, lagi-lagi impian dan keinginanku selalu terbentur oleh realitas yang ada, ternyata tak ada ilmu yang gratis apalagi instant, semuanya membutuhkan meteri, semuanya didapat dengan keringat perjuangan, mungkin itulah sebabnya mereka enggan memberiku secuil ilmunya, toh bagi mereka, aku hanya seorang TKW illegal, yang tak membutuhkan apa-apa kecuali satu hal; Uang. Lama-kelamaan kejanggalan dalam otakku menyembur begitu saja, hingga melahirkan satu pertanyaan "Bukankah ilmu untuk diamalkan, bukan untuk disimpan?" lantas mengapa mereka enggan mengamalkan ilmunya? Atau jangan-jangan mereka memang tidak punya ilmu? Dan kejengkelanku semakin klimaks, saat aku sadar, bukan ilmu yang mereka berikan padaku, tapi malah menjadikan tubuhku sebagai objek pelampiasan nafsu dan syahwatnya, hingga tak ayal, mereka lebih memilih kawin kontrak dengan TKW sekitar, daripada menyelesaikannya di kamar mandi, itukah potret santri Al-Azhar sebenarnya? Lantas, dimana sosok Fachri dalam Ayat-ayat Cinta, atau Khoirul Azzam dalam Ketika Cinta Bertasbih? Apakah semuanya hanya sebuah ilusi ideologi? Tiap kali aku bertemu dengan mahasiswa al-Azhar, airmataku selalu gerimis, hatiku miris, jika mengingat lagi kejadian satu tahun silam, saat salah satu dari mereka berjanji melamarku, bersumpah mencintaiku, tapi, semuanya hanya omong kosong belaka, janjinya tak ubahnya gonggongan anjing pengais sampah, belum satu bulan kami bersama, ia sudah memilih poligami, dengan alasan ingin mengamalkan isi surat an-Nisa' ayat ketiga, apakah al-Azhar tak pernah mengajarkan arti dan hakikat cinta bagi mereka? Atau mereka tak pernah belajar teori fusion of horizons ala Gadamer? *** Dua setengah tahun sudah aku mengisi paru-paruku dengan udara mesir, 2,5 tahun sudah telah kuhabiskan waktuku di bawah atap mewah majikan, meninggalkan atap sederhana yang penuh

kenyamanan di tanah air, melupakan masakan tumis tempe buah tangan Ibu, dan sedikit demi sedikit, aku mulai belajar melupakan cinta dan kenangan. Cukupkan saja Mel, sudah waktunya kamu pulang, kami sudah rindu, suara ibu menggelegar di balik gagang telponku. Tapi aku belum mendapatkan cukup bekal untuk biaya kuliahku Bu. Belum lagi aku harus memikirkan adikku, Faril, tambahku Lalu mau sampai kapan kamu disana? Apa kamu tidak ingin bertemu ibu, bapak dan saudarasaudaramu, Mel? suara ibu serak. Ah, Buanak mana yang tidak rindu dengan ibunya, orang pertama yang mengenalkan arti cinta dan rindu. Siapa yang tak ingin berkumpul dengan keluarganya, keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang, aku sangat merindumu Bu, rindu dengan kehangatan suasana rumah kita, rindu dengan sayur asam buatanmu Bu, rindu akan canda-tawa bapak yang renyah, rindu gangguan adik, rindu bercengkerama dengan kakak, dan rindu pada semua yang kutinggalkan. tapi aku harus menahan semua itu Bu, aku harus bisa mewujudkan mimpiku, yang selama ini aku simpan rapat-rapat dalam peti jiwaku. Doakan anakmu Bu, agar bisa meraih cita-cita yang tertunda. Doakan anakmu Bu, untuk bisa membuktikan bahwa seorang TKW tak selamanya rendah. Doakan anakmu Bu, untuk merubah airmata menjadi permata. Sujudku di matamu, Bunda

* Penulis berdomisili di Mesir, calon Mahasiswi Matematika di salah satu Universitas di Mesir, dan Pengagum rumus Pytagoras.

Cinta Memang Tak Harus Memiliki


Penulis : Intan Kristina KotaSantri.com : Bila kita jatuh cinta pada seseorang, jangan siksa diri kita dengan menganggap bahwa cinta kita ditolak. Cinta itu tak pernah tertolak. Karena, setiap orang senang bahkan butuh dicintai. Wujudkan cinta kita dengan memberikan sesuatu, bukan mengharap-harap akan sesuatu. Sebab, apapun yang dilontarkan karena cinta, selalu kembali pada hati kita di saat itu juga. Kebahagiaan dari memberi jauh lebih paripurna ketimbang kebahagiaan karena menerima. Namun, lain halnya bila kita ingin memiliki sesuatu yang kita cintai. Keinginan itulah yang menimbulkan pedih yang mengiris-iris. Jangan menambah siksa kita dengan menginginkan sesuatu. Jangan sia-siakan cinta kita dengan beban-beban harapan. Keinginan untuk memiliki mungkin saja tertolak. Namun, percayalah cinta kita yang sesungguhnya takkan pernah kembali dengan tangan kosong. Cinta Memang Tak Harus Memiliki...

Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya. Tetapi lebih indah adalah menyayanginya tanpa mengharapkan sesuatu perasaan apapun darinya. Hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang, Satu jam untuk menyukai seseorang, Satu hari untuk mencintai seseorang, Tetapi membutuhkan seumur hidup untuk melupakan seseorang... Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu dengan orang yang tidak tepat. Jadi ketika kita akhirnya bertemu dengan orang yang tepat kita akan tahu betapa berharganya anugerah tersebut. Cinta adalah ketika kita membawa perasaan, kesabaran dan romantis dalam suatu hubungan dan menemukan bahwa kita peduli dengan dia... Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kita bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kita harus membiarkannya pergi. Ketika pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka... Tetapi kadang-kadang kita menatap terlalu lama pada pintu yang telah tertutup itu sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka bagi kita. Teman yang terbaik adalah teman dimana kita dapat duduk bersamanya dan merasa terbuai dan tidak pernah mengatakan apa-apa dan kemudian berjalan bersama. Perasaan seperti itu adalah percakapan termanis yang pernah kita rasakan. Benarkah bahwa kita tidak tahu apa yang kita dapatkan sampai kita kehilangan itu? Tetapi benar juga bahwa kita tidak tahu apa yang hilang sampai itu ada. Memberikan seseorang semua cinta kita tidak pernah menjamin bahwa mereka akan mencintai kita juga!!! Jangan mengharapkan cinta sebagai balasan, tunggulah sampai itu tumbuh di dalam hati mereka, tetapi jika tidak, pastikan dia tumbuh di dalam hatimu... Ada hal yang sangat ingin kita dengar tetapi tidak akan pernah kita dengar dari orang yang dari mereka kita ingin dengar. Tetapi jangan sampai kita menjadi tuli walaupun kita tidak mendengar dari seseorang yang mengatakan itu dari hatinya. Jangan pernah berkata selamat tinggal jika kita masih ingin mencoba. Jangan menyerah selama kita merasa masih dapat maju. Jangan pernah berkata kita tidak mencintai orang itu lagi bila kita tidak bisa membiarkannya pergi... Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang masih mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan. Jangan melihat dari wajah, itu bisa menipu. Jangan melihat kekayaan, itu bisa menghilang. Datanglah kepada seseorang yang dapat membuat kita tersenyum karena Sebuah senyuman dapat membuat hari yang gelap menjadi cerah. Berharaplah kita dapat menemukan seseorang yang dapat membuat kita tersenyum. Ada saat di dalam kehidupan kita dimana kita dapat merindukan seseorang, kita ingin mengambil mereka dari mimpi kita dan benar benar-memeluk dia. Mendekap dirinya dalam tiap tidur indahmu. Berharaplah bahwa kita dapat bermimpi tentang dia, yang berarti mimpilah apa yang ingin kita impikan. Pergilah ke mana kita ingin pergi. Jadilah sesuai dengan keinginan kita, karena kita hanya hidup sekali dan satu kesempatan untuk melakukan apa yang kita inginkan. Semoga kita mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kita bahagia... Cukup cobaan untuk membuat kita kuat. Cukup penderitaan untuk membuat kita menjadi manusia yang sesungguhnya, Dan cukup harapan untuk membuat kita bahagia. Selalu letakkan diri kita pada posisi

orang lain. Jika kita merasa bahwa itu menyakitkan kita. Mungkin itu menyakitkan orang itu juga. Katakata yang ceroboh dapat mengakibatkan perselisihan, Kata-kata yang kasar bisa membuat celaka. Katakata yang tepat waktu dapat mengurangi ketegangan. Kata-kata cinta dapat menyembuhkan dan menyenangkan. Permulaan cinta adalah dengan membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri. Dan tidak membentuk mereka menjadi sesuai keinginan kita. Dengan kata lain kita mencintai bayangan kita yang ada pada diri mereka. Orang yang bahagia tidak perlu memiliki yang terbaik dari segala hal. Mereka hanya menghargai segala hal yang datang dalam hidup mereka. Kebahagiaan adalah bohong bagi mereka yang menangis, mereka yang terluka, mereka yang mencari, mereka yang mencoba. Mereka hanya bisa menghargai orang-orang yang penting yang telah menyentuh hidup mereka. Cinta mulai dengan senyuman,dan berakhir dengan air mata... Mungkin seperti itu... Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kita tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kita sampai kita melupakan kegagalan kita dan rasa sakit hati. Ketika kita lahir, kita menangis dan semua orang di sekeliling kita tersenyum. Hiduplah dengan hidup kita, jadi ketika kita meninggal, kita satu-satunya yang tersenyum dan semua orang di sekeliling kita menangis................................................................................................................................

Cerita Cinta Sejati Namaku Linda dan aku memiliki sebuah kisah cinta yang memberikanku sebuah pengajaran tentangnya. Ini bukanlah sebuah kisah cinta hebat dan mengagumkan seperti dalam novel-novel romantis, tetapi tetap bagiku ia adalah kisah yang jauh lebih mengagumkan dari semua novela tersebut. Ini adalah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda dan ibuku, Yasmine Ghauri. Mereka bertemu di sebuah majlis resepsi pernikahan dan kata ayahku dia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika ibuku masuk ke dalam ruangan. Saat itu dia tahu, inilah wanita yang akan dikahwininya. Ia menjadi kenyataan dan mereka telah bernikah selama 40 tahun dengan tiga orang anak. Aku anak sulung, telah berkahwin dan memberikan mereka dua orang cucu. Ibu bapaku hidup bahagia dan selama bertahun-tahun telah menjadi ibu bapa yang sangat baik bagi kami, membimbing kami dengan penuh cinta kasih dan kebijaksanaan. Aku teringat suatu hari ketika aku masih berusia belasan tahun. Beberapa jiran kami mengajak ibuku pergi ke pembukaan pasaraya yang menjual alat-alat keperluan rumah tangga. Mereka mengatakan hari pembukaan adalah waktu terbaik untuk berbelanja barang keperluan kerana barang sangat murah dengan kualiti yang berpatutan. Tapi ibuku menolaknya kerana ayahku sebentar lagi akan pulang dari kerja. Kata ibuku,Ibu tak akan pernah meninggalkan ayahmu sendirian. Perkara itu yang selalu ditegaskan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai seorang wanita,

aku wajib bersikap baik terhadap suamiku dan selalu menemaninya dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sihat mahupun sakit. Seorang wanita harus menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa mendengar hal itu. Menurut mereka, itu hanyalah lafaz janji pernikahan, omongan kosong belaka. Tapi aku tetap mempercayai nasihat ibuku. Sampai suatu hari, bertahun-tahun kemudian, kami sekeluarga mengalami berita duka. Setelah ulang tahun ibuku yang ke-59, ibuku terjatuh di kamar mandi dan menjadi lumpuh. Doktor mengatakan kalau saraf tulang belakang ibuku tidak berfungsi lagi, dia harus menghabiskan sisa hidupnya di pembaringan. Ayahku, seorang lelaki yang masih sihat di usia tuanya. Tetapi dia tetap setia merawat ibuku, menyuapinya, bercerita segala hal dan membisikkan kata-kata cinta pada ibu. Ayahku tak pernah meninggalkannya. Selama bertahun-tahun, hampir setiap hari ayahku selalu menemaninya. Ayahku pernah mengilatkan kuku tangan ibuku, dan ketika ibuku bertanya ,Untuk apa kau lakukan itu? Aku sudah sangat tua dan hodoh sekali. Ayahku menjawab, Aku ingin kau tetap merasa cantik. Begitulah pekerjaan ayahku sehari-hari, merawat ibuku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Suatu hari ibu berkata padaku sambil tersenyum,Kau tahu, Linda. Ayahmu tak akan pernah meninggalkan akukau tahu kenapa? Aku menggeleng, dan ibuku berkata, Kerana aku tak pernah meninggalkannya Itulah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda dan Ibuku, Yasmine Ghauri, mereka memberikan kami anak-anaknya pelajaran tentang tanggungjawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, dan cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka memberikan contoh dari kehidupannya..

cinta Ali & Fatimah Az-zahra Cinta adalah hal fitrah yang tentu saja dimiliki oleh setiap orang, namun bagaimanakah membingkai perasaan tersebut agar bukan Cinta yang mengendalikan Diri kita Tetapi Diri kita yang mengendalikan Cinta Mungkin cukup sulit menemukan teladan dalam hal tersebut disekitar kita saat ini Walaupun bukan tidak ada.. barangkali, kita saja yang tidak mengetahui saking rapatnya dikendalikan

Tapi, kebanyakan justru yang tampak ke permukaan adalah yang justru seharusnya tidak kita contoh Kekurangan teladan? Mungkin.. Dan inilah fragmen dari Khalifah ke-4, Suami dari Putri kesayangan Rasulullah tentang membingkai perasaan dan Bertanggung jawab akan perasaan tersebut Bukan janj-janji

Kisah ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah chapter aslinya berjudul Mencintai sejantan Ali Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Kabah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan! Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu Anhu. Allah mengujiku rupanya, begitu batin Ali. Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi?

Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.. Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berdawah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; Utsman, Abdurrahman ibn Auf, Thalhah, Zubair, Sad ibn Abi Waqqash, Mushab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti Ali. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, Abdullah ibn Masud.. Dan siapa budak yang dibebaskan Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah. Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. Inilah persaudaraan dan cinta, gumam Ali. Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan. Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,

Aku datang bersama Abu Bakr dan Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan Umar.. Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana Umar melakukannya. Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Kabah. Wahai Quraisy, katanya. Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang Umar di balik bukit ini! Umar adalah lelaki pemberani. Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. Umar jauh lebih layak. Dan Ali ridha. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan. Maka Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran Umar juga ditolak. Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul Ash ibn Rabi kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri. Di antara Muhajirin hanya Abdurrahman ibn Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sad ibn Muadz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sad ibn Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu? Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan

lamunan. Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. Aku?, tanyanya tak yakin. Ya. Engkau wahai saudaraku! Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan? Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu! Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. Engkau pemuda sejati wahai Ali!, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, Ahlan wa sahlan! Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan. Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu? Entahlah.. Apa maksudmu? Menurut kalian apakah Ahlan wa Sahlan berarti sebuah jawaban! Dasar tolol! Tolol!, kata mereka, Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!

Dan Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, Laa fatan illa Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali! Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada Ali, Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda Ali terkejut dan berkata, kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu Sambil tersenyum Fathimah berkata, Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu Kisah ini disampaikan disini,

bukan untuk membuat kita menjadi mendayu-dayu atau romantis-romantis-an Kisah ini disampaikan agar kita bisa belajar lebih jauh dari Ali dan Fathimah bahwa ternyata keduanya telah memiliki perasaan yang sama semenjak mereka belum menikah tetapi dengan rapat keduanya menjaga perasaan itu Perasaan yang insyaAllah akan indah ketika waktunya tiba.

4 pelukan sehari buat Pasangan

Ketika suami ingin berangkat kerja, sepulang kantor, sebelum tidur dan ketika bangun tidur, sempatkan untuk memeluknya. Mengapa? Psikolog Dr. Ludwig F.Lowenstein mengatakan, menyatunya debaran jantung antara pria dan wanita dapat membangkitkan hormon cinta, sehingga membuat pasangan yang sering berpelukan selalu memiliki mood baik. Jajak pendapat yang dilakukan pada 4000 pasangan, mendapatkan kesimpulan bahwa pasangan yang mengaku merasa bahagia dengan perkawinannya, setidaknya menghabiskan 22 aktivitas yang dilakoni berdua, tanpa anak-anak selama sebulan. Entah itu, makan malam romatis, atau nonton bioskop. Para peneliti bertanya pada pasangan yang menggambarkan pernikahan bahagia atau sangat bahagia untuk menghitung seberapa sering mereka menghabiskan waktu berdua sebagai usaha menjaga keutuhan pernikahan. Analisis dari respon mereka menyarankan pasangan yang menginginkan kebahagiaan seharusnya menghabiskan waktu tujuh malam berdua setiap bulan dengan dua kali makan malam romantis. Kesimpulan yang didapat dari jajak pendapat ini, bahwa para suami sebaiknya memberikan istriistri mereka bunga atau bingkisan lainnya setidaknya sebulan sekali. Tapi, elemen lain yang tak kalah penting, istri atau suami juga dianjurkan menghabiskan waktu sendiri alias me time tanpa pasangan sekali sebulan. Hal ini untuk memberikan ruang gerak pria atau wanita untuk mendapatkan udara segar di luar urusan rumah. Sayangnya, akibat sama-sama sibuk, banyak pasangan yang cenderung menyepelekan kebutuhan ini. Tak bisa dipungkiri, sehari rasanya waktu sudah tidak cukup untuk membagi antara karier dan keluarga. Apalagi mencari waktu berdua dengan pasangan. Masalahnya, jika kemesraan Anda dan pasangan tidak dipupuk, lama-kelamaan akan layu.

Karena itu, menurut Ludwig, padatnya kesibukan pasangan masa kini, membuat kegiatan romantis berdua agak sulit dijalani. Tak perlu susah-susah menyamakan jadwal untuk bisa pergi berdua. Bila Anda meluangkan diri memeluk pasangan setiap ada kesempatan, efeknya pada perkawinan Anda juga cukup dahsyat,ujarnya. Tak perlu dipatok kapan Anda memeluk pasangan. Yang penting, jika ada kesempatan jangan dilewatkan. Jadi, sudahkah Anda memeluk pasangan hari ini? .

Kunci Kebahagiaan Anda ingin membuat pasangan bahagia dan merasa beruntung telahbersama anda ? Hal itu sebenarnya tidaklah sulit. Terapkanlah salah satu atau beberapa tips berikut ini. 1. Beri waktu untuk sendiri Selain pekerjaan dan keluarga, seorang pria membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. Katakan pada pasangan bahwa Anda mengerti akan hal itu. Namun, jangan sampai melupakan diri anda. Anda dapat membahasnya berdua tentang bagaimana dan seberapa sering dia dapat menggunakan waktunya untuk diri sendiri. sebaliknya juga demikian 2. Dengarkanlah dia Ada saatnya spasangan menuntut perhatian penuh dengan meminta Anda mendengarkan ceritanya. Mungkin tentang sesuatu yang bukan minat Anda seperti tentang hubungan kaliankesayangannya. Pandai-pandailah bersikap. Tak ada ruginya, kok, memberi perhatian atas apa yang diceritakannya. 3. Beri waktu untuk sosialisasi Berkumpul bersama teman-teman bagi seorang pria sangatlah penting. Dia bebas bercerita apa saja dan memberinya semangat baru. Pengertian yang Anda berikan padanya ketika dia ingin pergi keluar bersama teman-temannya membuatnya merasakan kedekatan yang luar biasa tanpa tuntutan yang berlebihan. 4. Beri perhatian kecil Perhatian-perhatian kecil sangat berarti bagi pasangan. Hal ini mengingatkannya pada kebutuhannya dan penemuan atas dirinya yang merupakan prioritas misalnya nanya apa yayang udah makan. 5. Beri pujian Rasa percaya diri pria dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pasangan, baik kehebatannya dalam mempertahankan hubunganh, patut diberi pujian sesering mungkin. Pastikan pujian itu tulus serta tidak berlebihan.

6. Beri kepercayaan Jangan selalu mengatakan padanya untuk berhati-hati dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan orang tuanya lain tidak dipercaya dan hal ini dapat menjadi bumerang bagi Anda. 7. Wujudkan impiannya Bila dia mengatakan pada Anda bahwa suatu hari, dia sungguh-sungguh ingin naik gunung, coba tanya pada diri sendiri, apa yang ingin Anda berikan pada pasangan? Dukungan atau malah mau menghancurkannya? Dengan segala permasalahan yang dihadapi, perlu juga memberikan sedikit ruang untuk mewujudkan petualangan yang nyata.

Ujung Pelangi

Pasangan pernikahan yang serasi itu tidak berarti di dalam rumah tangganya bebas dari pertengkaran; justru ada orang bilang pertengkaran itu merupakan bumbu di dalam keluarga, asalkan tidak ringan tangan, artinya tidak memakai pukul memukul. Itulah sebabnya diperlukan hikmat untuk menempatkan pertengkaran itu pada situasi dan kondisi yang tepat. Ada seorang rekan saya menganjurkan bahwa apabila suami isteri bertengkar harus diperhatikan fokus dan konteks persoalannya, jangan mencampuri hal-hal yang di luar konteks, jadi konsisten pada topiknya. Misalnya : kalau yang dipermasalahkan adalah masalah A jangan mengungkit-ungkit masalah B apalagi masalah B itu sudah terjadi tiga bulan yang lalu, itu artinya di luar konteks. Kadang hanya karena komunikasi yang berhenti, salah pengertian, cemburu buta, telah menciptakan reaksi yang menggemparkan, hal semacam ini harus diwaspadai oleh keluargakeluarga. Saya coba menawarkan sebuah akronim untuk menggambarkan tentang cinta kasih seorang cowok terhadap cewek dan sebaliknya. Dengan singkatnya jadikan pasangan anda itu the F-I-R-S-T. 1. F = Faith 2. I = Inisiatif 3. R = Relationship 4. S = Sharing 5. T = Talking F = Faith Jurus ini mau tidak mau dikeluarkan juga, soalnya kalau seseorang asal comot mencari pacar, cukup sulit juga nantinya. Apalagi dari tadi kita udah bilang orang yang pacaran itu bukan suatu kegiatan mainan, sebab risikonya cukup besar, buktinya ada yang stress, depresi berat dan bunuh diri gara-gara pacaran. Nah, pilihlah yang beriman, artinya yang takut akan Tuhan. Seorang yang memiliki pacara yang takut Tuhan bakal aman, sebab ia bakal dipercaya walaupun berpisah lama. Namun bukan itu tujuannya, yang paling penting kalau imannya sungguh-sungguh pada Tuhan, maka segala persoalan hidupnya bakal ada jalan keluar, walaupun prosesnya tidak lancer. I = Inisiatif Inisiatif itu penting, sebab mereka yang berpacaran tidak sedang berpacaran dengan patung, yang

dihadapi adalah manusia yang hidup memiliki akal pikiran dan perasaan. Yang dimaksud dengan inisistif di sini adalah satu dengan pasangannya senantisa berusaha menjadi yang terbaik bagi pasangannya. Tidak memerlukan aba-aba atau keluhan, setiap kebutuhan yang diperlukan oleh pasangannya sudah dipantau jauh-jauh hari dan selalu berusaha untuk membantunya memperlengkapi dan mencukupi apa yang dibutuhkan. Bayangkan saja kalau si cowok dan cewek slaing memperhatikan, pastilah tidak ada tempat untuk menerima perhatian dari luar. Namun seandainya satu dengan yang lain tanpa inisiatif sama sekali, tentunya merka bakal mendapat perhatian dari yang lain, inilah yang sering kali menjadi penyebab tersayatnya cinta kasih itu, yang paling penting adalah kalau ada kekeliruan harus dijelaskan dari hati ke hati, bukan dengan kemarahan yang tidak terkontrol. Pada zaman dinasti T'ang; tersebutlah seorang pemuda yang bernama Wang III. Ia merupakan seorang pemuda desa yang bodoh. Suatu hari istrinya menyuruh Wang III membeli sebuah sisir. Karena takut sang suami lupa maka ia menunjuk bulan yang berbentuk sabit di langit dan berkata, "Belikan aku sebuah sisir, tetapi bentuknya harus sama seperti bulan itu." Beberapa hari kemudian, tibalah bulan purnama. Wang III ingat kembali apa yang di pesan sang istri. Maka iapun pergi membeli sebuah cermin yang berbentuk bulat sesuai dengan bentuk bulan. Ketika sang istri melihat cermin itu, betapa kagetnya dia dan cemburu, lalu ia berlari pulang ke rumah orang tuanya dan berkata, "Suami saya rupanya sudah main serong dengan seorang perempuan lain". Sang ibu mertua melihat ke cermin dan sambil mengeluh kemudian berkata, "Seharusnya ia memilih seorang wanita yang muda! Mengapa ia mengambil perempuan yang tua dan jelek ini?" Ketika seseorang merasa pasangan anda kurang berinisiatif untuk memperhatikannya, bahkan sekarang perhatiannya ditujukan pada orang lain, maka perlu diselesaikan dari hati ke hati, tidak seperti cerita di atas yang cara penyelesaiannya dengan membabi buta. R = Relationship Menjalin hubungan termasuk yang sangat penting juga dalam pacaran, sebab melalui relasi ini, satu dengan yang lain dapat saling mengenal lebih dalam lagi. Agak sulit kalau pada jaman dulu orang berpacaran dengan jarak jauh, selain jaraknya jauh, merka juga tidak ada terjalin hubungan. Jadi boleh dibilang satu dengan yang lain tidak saling kenal. Nah, yang saling kenal ini kemudian bakal menikah, dan mereka hidup di dalam satu atap. Latar belakang keluarga, pendidikan, karakter, sifat dan sebagainya semua beda, maka tidak heran kalau ada perang dunia. S = Sharing Yang namanya berbagi menuntut sikap memberikan diri dan juga mendengarkan pasangan anda, tatkala menjalani hidup bersama semestinya kita peka terhadap pasangan tersebut. Selain itu juga penuh pengertian memahami orang lain. Pada waktu berpacaran yang kita temukan adalah segala kebaikan, namun apabila sudah menikah keburukan itu muncul. Mulai dari yang negatif, ketidak rapian, kurang tertib, jorok dan sebagainya. Itu sebabnya ada orang mengatakan kepada kita apabila belum nikah bukalah mata lebar-lebar, namun setelah menikah mesti tutup sebelah mata.

Berbagi juga berarti saling menanggung kesulitan atau persoalan, sehingga tercipta adanya saling pengertian. Kita yang berasal dari keluarga, latar belakang yang berbeda, tradisi yang tidak sama, apabila hendak dipersatukan tentu menimbulkan berbagai kesulitan, untuk itu dibutuhkan saling pengertian, dan saling mengalah; sungguh indahnya pacaran yang demikian. T = Talking Saling berkomunikasi sangat penting di dalam hubungan suami isteri. Kehidupan di dunia yang begitu keras yang mengharuskan suami-isteri bekerja, sering kali kita kehilangan komunikasi. Sewaktu berpacaran mungkin berkomunikasi via telpon berjam-jam tidak masalah, surat menyurat sampai panjang lebar dan segudang, namun setelah menikah hal itu tidak kita lakukan lagi. Komunikasi dipentingkan selain menjaga kita agar tetap dekat, kita juga akan tetap memperhatikan satu dengan yang lain. Kegagalan di dalam komunikasi ditandai dengan seringnya menghindari diri berkomunikasi, misalnya trauma kalau nanti ngomong jadi bertengkar atau menyakiti hati, lalu pacarannya menjadi ngajak nonton, ngajak jalan dan makan-makan. Sehingga akhirnya sudah berpacaran bertahun-tahunpun tidak sanggup mengenal lebih dalam tentang pasangannya. Masalahnya akan menjadi besar tatkala merka bermaksud menikah, waktu itu kebobrokan masing-masing baru terbongkar. Sebenarnya Komunikasi itu tidak harus melalui kata-kata, kadang senyum, gerakan, peragaan dan sebagainya termasuk komunikai. Seorang cewek yang pada waktu cuci piring kedengarannmya seperti dibanting, kita tahu dia lagi emosi, nah kalau sadar lagi emosi, maka harus cepat-cepat mengendalikan diri. Pakailah pikiran yang diberikan Tuhan untuk menguasai emosi kita, jangan terbalik, sehingga emosi yang menguasai pikiran kita. Seorang suami yang baru selesai bertengkar dengan isterinya memutuskan untuk tidak mau saling menyapa. Pagi-pagi sang suami telah berangkat ke kantor dan sekarang dilakukan tanpa pamit pada isterinya. Malam sehabis makan, ia langsung masuk ke kamar dan tidur, demikian yang dilakukan suami setiap hari. Sementara itu isterinya juga tidak mau menyapa suaminya, baginya yang penting ia sudah menyediakan makanan untuk suaminya, dan itu sudah cukup. Suatu malam, karena keesokan harinya, si suami harus berangkat ke kantor lebih pagi, maka ia cepat-cepat pergi tidur. Namun sebelumnya, ia terlebih dahulu menulis di secarik kertas satu kalimat yang berbunyi "Ma, besok pagi jam 05.00 bangunkan saya ya..." Salam Papa. Lalu ia meletakkannya di atas meja dan tertidurlah pulas. Keesokan paginya, si suami bangun jam 08.00, itu berarti ia terlambat tiga jam. Ia marah sekali, sebab isterinya tidak membangunkan dia. Tetapi ketika ia turun dari tempat tidur, ia melihat secarik kertas, tetapi bukan tulisannya yang kemarin, melainkan tulisan isterinya yang berbunyi "Pa, pa bangun, sekarang sudah jam 05.00, nanti engkau terlambat? Salam Mama. Dari cerita di atas, kita dapat memetik pelajaran bahwa, gengsi, telah berakibat fatal. Seandainya kita komitmen untuk menjadikan pasangan kita the FIRST, maka satau dengan yang lain tidak perlu saling ngotot, bayangkan saja kalau satu dengan yang lain saling mengalah. Jika anda punya pacar saat ini, yakinkan dia juga mebaca tulisan ini, sehingga adanya keseimbangan,

anda tidak hanya mempraktekkannya sendirian, pasangan anda juga mempraktekkannya. Sungguh asyik pacaran bukan ! Pasangan pernikahan yang serasi itu tidak berarti di dalam rumah tangganya bebas dari pertengkaran; justru ada orang bilang pertengkaran itu merupakan bumbu di dalam keluarga, asalkan tidak ringan tangan, artinya tidak memakai pukul memukul. Itulah sebabnya diperlukan hikmat untuk menempatkan pertengkaran itu pada situasi dan kondisi yang tepat. Ada seorang rekan saya menganjurkan bahwa apabila suami isteri bertengkar harus diperhatikan fokus dan konteks persoalannya, jangan mencampuri hal-hal yang di luar konteks, jadi konsisten pada topiknya. Misalnya : kalau yang dipermasalahkan adalah masalah A jangan mengungkit-ungkit masalah B apalagi masalah B itu sudah terjadi tiga bulan yang lalu, itu artinya di luar konteks. Kadang hanya karena komunikasi yang berhenti, salah pengertian, cemburu buta, telah menciptakan reaksi yang menggemparkan, hal semacam ini harus diwaspadai oleh keluargakeluarga Kristen. Saya coba menawarkan sebuah akronim untuk menggambarkan tentang cinta kasih seorang cowok terhadap cewek dan sebaliknya. Dengan singkatnya jadikan pasangan anda itu the F-I-R-S-T. 1. F = Faith 2. I = Inisiatif 3. R = Relationship 4. S = Sharing 5. T = Talking F = Faith Jurus ini mau tidak mau dikeluarkan juga, soalnya kalau seseorang asal comot mencari pacar, cukup sulit juga nantinya. Apalagi dari tadi kita udah bilang orang yang pacaran itu bukan suatu kegiatan mainan, sebab risikonya cukup besar, buktinya ada yang stress, depresi berat dan bunuh diri gara-gara pacaran. Nah, pilihlah yang beriman, artinya yang takut akan Tuhan. Seorang yang memiliki pacara yang takut Tuhan bakal aman, sebab ia bakal dipercaya walaupun berpisah lama. Namun bukan itu tujuannya, yang paling penting kalau imannya sungguh-sungguh pada Tuhan, maka segala persoalan hidupnya bakal ada jalan keluar, walaupun prosesnya tidak lancer. I = Inisiatif Inisiatif itu penting, sebab mereka yang berpacaran tidak sedang berpacaran dengan patung, yang dihadapi adalah manusia yang hidup memiliki akal pikiran dan perasaan. Yang dimaksud dengan inisistif di sini adalah satu dengan pasangannya senantisa berusaha menjadi yang terbaik bagi pasangannya. Tidak memerlukan aba-aba atau keluhan, setiap kebutuhan yang diperlukan oleh pasangannya sudah dipantau jauh-jauh hari dan selalu berusaha untuk membantunya memperlengkapi dan mencukupi apa yang dibutuhkan. Bayangkan saja kalau si cowok dan cewek slaing memperhatikan, pastilah tidak ada tempat untuk menerima perhatian dari luar. Namun seandainya satu dengan yang lain tanpa inisiatif sama sekali, tentunya merka bakal mendapat perhatian dari yang lain, inilah yang sering kali menjadi penyebab tersayatnya cinta kasih itu, yang paling penting adalah kalau ada kekeliruan harus dijelaskan dari hati ke hati, bukan dengan kemarahan yang tidak terkontrol.

Pada zaman dinasti T'ang; tersebutlah seorang pemuda yang bernama Wang III. Ia merupakan seorang pemuda desa yang bodoh. Suatu hari istrinya menyuruh Wang III membeli sebuah sisir. Karena takut sang suami lupa maka ia menunjuk bulan yang berbentuk sabit di langit dan berkata, "Belikan aku sebuah sisir, tetapi bentuknya harus sama seperti bulan itu." Beberapa hari kemudian, tibalah bulan purnama. Wang III ingat kembali apa yang di pesan sang istri. Maka iapun pergi membeli sebuah cermin yang berbentuk bulat sesuai dengan bentuk bulan. Ketika sang istri melihat cermin itu, betapa kagetnya dia dan cemburu, lalu ia berlari pulang ke rumah orang tuanya dan berkata, "Suami saya rupanya sudah main serong dengan seorang perempuan lain". Sang ibu mertua melihat ke cermin dan sambil mengeluh kemudian berkata, "Seharusnya ia memilih seorang wanita yang muda! Mengapa ia mengambil perempuan yang tua dan jelek ini?" Ketika seseorang merasa pasangan anda kurang berinisiatif untuk memperhatikannya, bahkan sekarang perhatiannya ditujukan pada orang lain, maka perlu diselesaikan dari hati ke hati, tidak seperti cerita di atas yang cara penyelesaiannya dengan membabi buta. R = Relationship Menjalin hubungan termasuk yang sangat penting juga dalam pacaran, sebab melalui relasi ini, satu dengan yang lain dapat saling mengenal lebih dalam lagi. Agak sulit kalau pada jaman dulu orang berpacaran dengan jarak jauh, selain jaraknya jauh, merka juga tidak ada terjalin hubungan. Jadi boleh dibilang satu dengan yang lain tidak saling kenal. Nah, yang saling kenal ini kemudian bakal menikah, dan mereka hidup di dalam satu atap. Latar belakang keluarga, pendidikan, karakter, sifat dan sebagainya semua beda, maka tidak heran kalau ada perang dunia. S = Sharing Yang namanya berbagi menuntut sikap memberikan diri dan juga mendengarkan pasangan anda, tatkala menjalani hidup bersama semestinya kita peka terhadap pasangan tersebut. Selain itu juga penuh pengertian memahami orang lain. Pada waktu berpacaran yang kita temukan adalah segala kebaikan, namun apabila sudah menikah keburukan itu muncul. Mulai dari yang negatif, ketidak rapian, kurang tertib, jorok dan sebagainya. Itu sebabnya ada orang mengatakan kepada kita apabila belum nikah bukalah mata lebar-lebar, namun setelah menikah mesti tutup sebelah mata. Berbagi juga berarti saling menanggung kesulitan atau persoalan, sehingga tercipta adanya saling pengertian. Kita yang berasal dari keluarga, latar belakang yang berbeda, tradisi yang tidak sama, apabila hendak dipersatukan tentu menimbulkan berbagai kesulitan, untuk itu dibutuhkan saling pengertian, dan saling mengalah; sungguh indahnya pacaran yang demikian. T = Talking Saling berkomunikasi sangat penting di dalam hubungan suami isteri. Kehidupan di dunia yang begitu keras yang mengharuskan suami-isteri bekerja, sering kali kita kehilangan komunikasi. Sewaktu berpacaran mungkin berkomunikasi via telpon berjam-jam tidak masalah, surat menyurat sampai panjang lebar dan segudang, namun setelah menikah hal itu tidak kita lakukan

lagi. Komunikasi dipentingkan selain menjaga kita agar tetap dekat, kita juga akan tetap memperhatikan satu dengan yang lain. Kegagalan di dalam komunikasi ditandai dengan seringnya menghindari diri berkomunikasi, misalnya trauma kalau nanti ngomong jadi bertengkar atau menyakiti hati, lalu pacarannya menjadi ngajak nonton, ngajak jalan dan makan-makan. Sehingga akhirnya sudah berpacaran bertahun-tahunpun tidak sanggup mengenal lebih dalam tentang pasangannya. Masalahnya akan menjadi besar tatkala merka bermaksud menikah, waktu itu kebobrokan masing-masing baru terbongkar. Sebenarnya Komunikasi itu tidak harus melalui kata-kata, kadang senyum, gerakan, peragaan dan sebagainya termasuk komunikai. Seorang cewek yang pada waktu cuci piring kedengarannmya seperti dibanting, kita tahu dia lagi emosi, nah kalau sadar lagi emosi, maka harus cepat-cepat mengendalikan diri. Pakailah pikiran yang diberikan Tuhan untuk menguasai emosi kita, jangan terbalik, sehingga emosi yang menguasai pikiran kita. Seorang suami yang baru selesai bertengkar dengan isterinya memutuskan untuk tidak mau saling menyapa. Pagi-pagi sang suami telah berangkat ke kantor dan sekarang dilakukan tanpa pamit pada isterinya. Malam sehabis makan, ia langsung masuk ke kamar dan tidur, demikian yang dilakukan suami setiap hari. Sementara itu isterinya juga tidak mau menyapa suaminya, baginya yang penting ia sudah menyediakan makanan untuk suaminya, dan itu sudah cukup. Suatu malam, karena keesokan harinya, si suami harus berangkat ke kantor lebih pagi, maka ia cepat-cepat pergi tidur. Namun sebelumnya, ia terlebih dahulu menulis di secarik kertas satu kalimat yang berbunyi "Ma, besok pagi jam 05.00 bangunkan saya ya..." Salam Papa. Lalu ia meletakkannya di atas meja dan tertidurlah pulas. Keesokan paginya, si suami bangun jam 08.00, itu berarti ia terlambat tiga jam. Ia marah sekali, sebab isterinya tidak membangunkan dia. Tetapi ketika ia turun dari tempat tidur, ia melihat secarik kertas, tetapi bukan tulisannya yang kemarin, melainkan tulisan isterinya yang berbunyi "Pa, pa bangun, sekarang sudah jam 05.00, nanti engkau terlambat? Salam Mama. Dari cerita di atas, kita dapat memetik pelajaran bahwa, gengsi, telah berakibat fatal. Seandainya kita komitmen untuk menjadikan pasangan kita the FIRST, maka satau dengan yang lain tidak perlu saling ngotot, bayangkan saja kalau satu dengan yang lain saling mengalah. Jika anda punya pacar saat ini, yakinkan dia juga mebaca tulisan ini, sehingga adanya keseimbangan, anda tidak hanya mempraktekkannya sendirian, pasangan anda juga mempraktekkannya. Sungguh asyik pacaran bukan ! .

Yeah Life is good Life is good, yeah life is good. Jika anda merasa kesal dengan kopi yang diracik terlalu pahit pagi ini. Di seberang pintu rumah anda yang nyaman itu ada pekerja kasar yang bahkan tak sempat minum segelas air putih ketika berangkat ke

tempat kerja pagi ini. Life is good, yeah life is good. Jika anda merasa suntuk dengan pekerjaan menumpuk yang tak ada habis-habisnya. Di luar pintu kantor anda yang sejuk ber-ac itu ada banyak orang yang berjalan lesu di bawah terik matahari dengan harapan besar ada orang yang akan memberinya pekerjaan agar dia bisa membeli makan. Life is good, yeah life is good. Jika anda merasa marah karena pasangan anda yang tidak memahami keinginan anda. Di sebelah tembok surga kecil anda yang indah itu ada banyak orang-orang yang frustrasi melakukan banyak cara sampai-sampai ingin bunuh diri agar mendapat pasangan. Life is good, yeah life is good. Jika anak anda membuat anda marah dan ingin memukul mereka. Ingatlah berita yang pernah sampai kepada anda tentang begitu banyak pasangan yang rela mengorbankan apa saja agar mereka memperoleh keturunan, satu orang saja setidaknya. Life is good, yeah life is good. Jika macetnya jalan membuat anda mengeluh dan ingin memaki orang-orang. Di luar sedan anda yang nyaman dan dingin itu banyak orang yang bahkan harus bekerja keras mendorong kursi rodanya agar bisa sampai ke tempat tujuan. Life is good, yeah life is good. Jika bos anda marah-marah di kantor dan anda ingin melampiaskan kepada orang terdekat anda. Dengarlah tangisan para narapidana yang mendekam di balik jeruji besi menyesali dirinya karena melakukan kekerasan yang tidak dapat dikendalikannya. Life is good, yeah life is good. Jika Anda marah karena gaji yang dibayar telat. Datanglah ke pasar-pasar dan lihatlah begitu banyak pengemis yang menadahkan tangan seharian dan orang-orang menoleh pun enggan kepada mereka. Life is good, yeah life is good. Jika anda tak puas dengan kehidupan ini. Datanglah ke rumah sakit, pandangi wajah-wajah para pesakitan yang menahan sakit di tubuh mereka.

Life is good, yeah life is good. Jika sekolah membuat anda bosan. Bacalah Koran hari ini, lihat seberapa banyak berita yang mengatakan anak-anak yang berkeliaran di jalan karena tak punya biaya untuk sekolah? Life is good, yeah life is good. Jika anda merasa selalu kekurangan uang. Mengapa tidak berusaha menambahnya dengan bekerja lebih baik, memperbaiki cara berpikir yang lebih positif, bersyukur lebih banyak? Life is good , yeah life is REALLY good. Mari Bersyukur, karena hidup ini begitu indaH(http://maisyafree.com/life-is-good)

Nasihat U/ Bidadari -Bidadari Surga


Suatu hari Rasulullah S.A.W menyempatkan diri berkunjung kerumah Fatimah az-zahra. Setiba dikediaman putri kesayangannya itu, Rosulullah berucap salam & kemudian masuk. Ketika itu didapatinya Fatimah tengah menangis sambil menggiling Syaiir ( Sejenis Gandum ) dengan penggilingan tangan dari batu. Seketika itu Rosul bertanya kepada putrinya. Duhai Fatimah, apa gerangan yang membuat engkau menangis ? Semoga Allah tidak menyebabkan matamu berderai. Fatimah menjawab. Wahai Rosulullah, Penggilingan dan Urusan rumah tangga inilah yang menyebabkan Ananda menangis. Kemudian duduklah Rosulullah S.A.W disisi Fatimah. Kemudian Fatimah melanjutkan. Duhai Ayahanda, sudikah kiranya Ayah meminta kepada Ali, suamiku. Mencarikan seorang Jariah ( Hamba Perempuan ) untuk membantu Ananda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan Rumah ?. Maka bangkitlah Rasulullah S.A.W mendekati penggilingan itu. Dengan tangannya beliau mengambil sejumput gandum lalu diletakkannya dipenggilingan tangan seraya membaca BASMALLAH. Ajaib dengan seizing ALLAH S.W.T. penggilingan tersebut berputar sendiri. Sementara penggilingan itu berputar, Rasulullah bertasbih kepada ALLAH S.W.T dalam berbagai bahasa, sehingga habislah gandum itu tergiling.. Berhentilah berputar dengan izin ALLAH S.W.T. maka penggilingan itu berhenti berputar. Lalu dengan izin ALLAH pula penggilingan itu berkata dengan bahasa manusia. Yaa.. Rasulullah, demi ALLAH yang telah menjadikan tuan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-nya. Kalaulah tuan menyuruh hamba menggiling gandum dari timur hingga kebaratpun niscaya hamba gilingkan semuanya, Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab ALLAH S.W.T. Hai orang yang beriman, peliharalah dirimu, keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar lagi keras, yang tidak mendurhakai ALLAH terhadap apa yang dititahkannya dan mereka mengerjakan apa yang dititahkannya. Maka hamba takut yaa.. Rasulullah kelak hamba menjadi batu dineraka.

Dan bersabdalah Rasulullah. Bergembiralah, karena engkau adalah salah satu Mahligai Fatimah az-zahra didalam surga. Maka bergembiralah penggilingan batu itu. Lalu Rasulullah bersabda. Jika ALLAH menghendaki,niscaya penggilingan itu akan berputar dengan sendirinya untukmu. Tapi ALLAH menghendaki dituliskan-nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan-nya beberapa kasalahanmu. Dan diangkatnya beberapa derajat untukmu bila wanita menggiling gandum untuk suami dan anaknya. Dan ALLAH menuliskannya setiap gandum yang digilingkannya SATU kebaikan dan mengangkatnya SATU derajat "

Kemudian Rasulullah meneruskan nasehatnya. Wahai Fatimah, wanita yang berkeringat. Ketika wanita menggiling gandum untuk suami dan anaknya. ALLAH akan menjadikan antara dirinya dan Neraka tujuh parit. Wanita yang meminyaki dan menyisiri rambut anaknya, serta mencuci pakaian mereka. ALLAH akan mencatat pahala seperti memberi seribu orang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang telanjang. Sedangkan wanita yang menghalangi hajat tetanga-tetangganya, ALLAH akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautsar diahari kiamat.

Rasulullah S.A.W masih meneruskan nasehatnya.. Wahai Fatimah yang lebih utama dari semua itu adalah keridhaan Suami terhadap Istrinya. Jika suamimu tidak Ridha, aku tidaklah akan mendoakanmu. Tidakkah engkau ketahui, Ridha Suami adalah Ridha ALLAH S.W.T, dan kemarahannya adalah kemarahan ALLAH S.W.T ?

Apabila seorang wanita mengandung Janin, Maka beristigfarlah para malaikat. Dan ALLAH mencatat Tiap tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit karena melahirkan, ALLAH akan mencatat seperti pahala orang-orang yang berjihad. Apabila ia Melahirkan, keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadan saat ibunya melahirkannya. Apabila ia Meninggal dalam melahirkan ia meninggalkan dunia ini tanpa dosa sedikitpun. Kelak ia akan mendapati kuburnya tersebut sebagai taman-taman surga. Dan ALLAH mangaruniakan pahala seribu haji dan seribu umrah. Dan beristigfarlah seribu malaikat untuknya dihari kiamat. Wahai Fatimah, wanita yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta dengan niat yang benar. ALLAH S.W.T menghapuskan dosa-dosanya. Dan akan mengenakan seperangkat pakaian hijau, dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut ditubuhnya seribu kebaikan ( setiap helai seribu kebaikan ).. Wanita yang tersenyum dihadapan suaminya, ALLAH memandangnya dengan pandangan Rahmat. . Wahai Fatimah, wanita yang menghamparkan alas untuk berbaring atau menata rumah dengan baik untuk

suami dan anaknya, berserulah para malaikat untuknya. Teruskanlah Amalmu, maka ALLAH telah mengampunimu dari dosa yanglalu maupun yang akan datang. . Wahai Fatimah, wanita yang mengoleskan minyak pada rambut dan jenggot suaminya, serta rela memotong kumis dan menggunting kuku suaminya, ALLAH memberinya minuman dari sungai sungai surga. Dan kuburnya akan menjadi taman di surga. Dan ALLAH menyelamatkannyadari api neraka, serta selamat dari titian Sirotulmustakim. DARI ABDULLAH BIN AMR AL-ASH RA, ROSULULLAH BERSABDA. DUNIA ADALAH SUATU KESENANGAN, DAN SEBAIK-BAIK KESENANGAN ADALAH WANITA YANG SHALEHAH. ( H.R MUSLIM ) ..

Bekal Wanita Dunia Akhirat Istri mempunyai kewajiban taat kepada suaminya, mendidik anak dan menjaga kehormatannya. Ketaatan yang dituntut bagi seorang istri bukannya tanpa alasan. Suami sebagai pimpinan, bertanggung jawab langsung menghidupi keluarga, melindungi keluarga dan menjaga keselamatan mereka lahirbatin, dunia-akhirat. Tanggung jawab seperti itu bukan main beratnya. Para suami harus berusaha mengantar istri dan anakanaknya untuk bisa memperoleh jaminan surga. Apabila anggota keluarganya itu sampai terjerumus ke neraka karena salah bimbing, maka suamilah yang akan menanggung siksaan besar nantinya. Ketaatan seorang istri kepada suami dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah jalan menuju surga di dunia dan akhirat. Istri boleh membangkang kepada suaminya jika perintah suaminya bertentangan dengan hukum syara, missal: disuruh berjudi, dan lain-lain. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dikehendaki. [al-Hadist]. Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita shalihah. [HR. Muslim, Ahmad dan an-Nasai]. Wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (Qs. an-Nisaa: 34). Sekiranya aku menyuruh seorang untuk sujud kepada orang lain. Maka aku akan menyuruh wanita bersujud kepada suaminya karena besarnya hak suami terhadap mereka. [al-Hadits]. Sebaik-baik wanita adalah yang menyenangkan hatimu jika engkau memandangnya dan mentaatimu jika engkau memerintahkan kepadanya, dan jika engkau bepergian dia menjaga kehormatan dirinya serta

dia menjaga harta dan milikmu. [al-Hadist]. -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Adab Seorang Istri Terhadap Suami. Ada beberapa hal yang patut diperhatikan oleh seorang istri yang sholehah di dalam keluarga, termasuk pergaulannya terhadap suami. Beberapa hal tersebut adalah: 1. Menjadi seorang istri yang baik adalah sedemikian penting sehingga dari titik pandang Islam, seorang istri yang baik dipandang sebagai sesuatu yang paling baik di dunia. 2. Peranan perempuan dalam rumah tangga sangat penting. Sesungguhnyalah ia merupakan faktor penentu. 3. Istri harus melakukan yang terbaik untuk menjaga agar suaminya tetap senang kepadanya. 4. Istri ideal harus memadukan tiga hal: Istri harus selalu dapat membahagiakan suaminya bila suami melihatnya, dengan cara merawat diri agar selalu tampil cantik menarik di depan suaminya. Istri harus mentaatinya jika Suami menyuruhnya; Istri tidak menentang keinginan suaminya baik menyangkut diri sang Istri atau harta bendanya dengan melakukan sesuatu yang dicela olehnya. 5. Menolak tidur bersama Suaminya ketika Suami mengajaknya tidur adalah merupakan satu kesalahan besar yang harus dihindarkan. 6. Ketika sang istri berniat untuk berpuasa sunah, Istri boleh melakukannya hanya setelah ada izin dari suaminya. Jika Istri melakukan tanpa izin dari Suaminya, maka suami berhak untuk membuatnya membatalkan puasa yang sedang dijalaninya. Alasan untuk ini adalah bahwa mungkin ia berkeinginan untuk melakukan hubungan seksual dengan Istrinya. 7. Adalah kewajiban seorang Istri untuk tidak mengizinkan seseorang (baik laki ataupun perempuan), yang tidak diinginkan oleh Suaminya, untuk masuk ke dalam rumah tanpa izin dari Suaminya. 8. Istri tidak boleh memberikan sesuatu yang mungkin hak milik Suaminya tanpa perkenan Suaminya. 9. Seorang Istri tidak patut meminta dari suaminya uang tambahan atau apa yang Suami tidak miliki atau tidak mampu memberikannya, dan Istri harus menunjukkan rasa terima kasih atas apapun yang Suami berikan. 10. Seorang Istri harus mengakui bantuan apapun yang diberikan Suaminya di dalam rumah. 11. Istri yang baik (Sholehah) adalah Istri yang taat pada perintah Suaminya jika Suami memintanya untuk melakukan sesuatu. 12. Pada saat Suami pulang ke rumah, Istri harus menyambutnya dengan ramah dan menemuinya dengan penampilan yang baik dan cantik. 13. Istri harus berusaha untuk tidak mengabaikan kebutuhan-kebutuhan Suaminya atau melalaikan tuntutan-tuntutannya. Semakin seorang Istri memperhatikan suaminya, maka semakin besar pula cinta Suami kepadanya. Kebanyakan para Suami secara faktual, memandang perhatian sang Istri pada mereka sebagai satu ekspresi dari cintanya. 14. Seorang Istri harus berhati-hati untuk tidak menyampaikan sesuatu masalah pada saat Suami baru pulang dari berpergian, tentang persoalan-persoalan keluarga, atau mengadu pada Suami tentang anak-

anak, dan lain-lain. Sebaliknya Istri harus berupaya menciptakan suasana damai yang justru dibutuhkan Suaminya setelah melewati hari-hari yang panjang dan melelahkan. 15. Seorang Istri sebaiknya mendiskusikan masalah-masalah keluarga dengan Suaminya pada saat-saat yang tepat. 16. Bagi seorang Istri yang menghormati kerabat dekat Suaminya dan memperlakukan mereka dengan ramah adalah sesungguhnya merupakan tanda penghargaan dan hormat bagi Suaminya. 17. Seringkali meninggalkan rumah adalah suatu kebiasaan buruk bagi perempuan. Istri juga tidak boleh meninggalkan rumah jika Suaminya keberatan bila Istri berbuat demikian. 18. Istri tidak boleh bercengkrama dengan laki-laki asing tanpa mengindahkan keberatan Suaminya. 19. Istri harus penuh perhatian terhadap Suaminya pada saat ia berbicara. 20. Seorang Istri tidak berhak meminjamkan sesuatu dari harta Suaminya yang bertentangan dengan keinginannya. Tetapi Istri boleh meminjamkan hak miliknya sendiri. 21. Menuntut perceraian dari Suami tanpa alasan yang kuat adalah dilarang. 22. Jika seorang teman Suami bertanya tentang Suami, Istri boleh menjawabnya tetapi tanpa harus terlibat dalam percakapan panjang lebar. 23. Terlalu banyak berargumentasi dan berdebat dengan Suami, menghitung-hitung kesalahan Suami, sebenarnya hanya akan menumbuhkan kebencian dan memperburuk hubungan. 24. Memelihara rumah dan menjalankan tugas-tugas rumah tangga adalah menjadi tanggung jawab Istri. Oleh karena itu Istri harus mengerjakan tugas-tugas merawat rumah, perabot rumah tangga dan lain-lain dan juga harus hemat. 25. Seorang Istri tidak boleh memberi sedekah dari harta suaminya tanpa seizin Suaminya. 26. Berbicara tentang atau menceritakan pada orang lain mengenai masalah-masalah seksual antara Suami dan Istri adalah merupakan dosa besar menurut Islam. 27. Seorang Istri tidak perlu merasa takut untuk menyatakan cinta dan kasih sayangnya terhadap Suaminya. Hal itu akan menyenangkan hati Suami dan membuat Suami lebih dekat pada keluarganya; selain itu jika Suami tidak menemukan seorang perempuan yang menarik dan mencintai Suami di rumah, Suami mungkin sekali akan terdorong untuk mencari hiburan dimana saja, di luar rumah. 28. Kepemimpinan dalam keluarga adalah menjadi hak Suami. Bagi perempuan yang menuntut persamaan yang penuh dan sempurna dengan Suaminya, akan berakibat pada adanya dua pemimpin dalam keluarga dan ini tidak dikenal dalam Islam. Meskipun begitu Suami tidak boleh bertindak dengan cara otokratis dan menyalahgunakan posisinya. Ia harus memperlihatkan cinta dan kasih sayangnya dan memperlakukan Istrinya sebagai partner hidup.

Cinta Dan Persahabatan Dua sisi yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Ya, antara Cinta dengan Persahabatan. Mampukah anda membayangkan Persahabatan tanpa Cinta? Persahabatan dan Cinta adalah teman terbaik kerana dimana ada Cinta, Persahabatan selalu berada disampingnya. Dan dimana Persahabatan berada, Cinta selalu tersenyum ceria dan tidak pernah

meninggalkan Persahabatan.Pada suatu hari, Persahabatan mula berpikir bahwa Cinta telah membuat dirinya tidak mendapat perhatian lagi karena Persahabatan menganggap Cinta lebih menarik daripada dirinya. ?Hhem mm mm? Seandainya tidak ada Cinta, mungkin aku akan menjadi lebih terkenal, dan lebih banyak orang memberi perhatian kepadaku.? pikir si Persahabatan. Sejak hari itu, Persahabatan memusuhi Cinta. Ketika Cinta bermain bersama Persahabatan seperti selalu, Persahabatan akan menjauhi Cinta. Apabila Cinta bertanya kenapa Persahabatan menjauhi dirinya, Persahabatan hanya memalingkan wajahnya dan beredar pergi meninggalkan Cinta. Kesedihan pun menghampiri Cinta dan Cinta tidak sanggup menahan air matanya dan menangis. Kesedihan hanya dapat termangu memandang Cinta yang kehilangan teman baiknya. Beberapa hari tanpa Cinta, Persahabatan mulai bergaul rapat dengan Kecewa, Putus asa, Kemarahan dan Kebencian. Persahabatan mulai kehilangan sifat manisnya dan orang-orang mulai tidak menyukai Persahabatan. Persahabatan mulai dijauhi dan tidak lagi disukai.Walaupun Persahabatan cantik, tetapi sifatnya mulai memuakkan.Persahabatan menyadari bahwa dirinya tidak lagi disukai lantaran banyak orang yang menjauhinya. Persahabatan mulai menyesali keadaannya, dan saat itulah Kesedihan melihat Persahabatan, dan menyampaikan kepada Cinta bahwa Persahabatan sedang dalam kedukaan. Dengan segera Cinta berlari dan menghampiri Persahabatan. Saat Persahabatan melihat Cinta menghampiri dirinya, dengan air mata yang berlinang Persahabatan pun meluapkan seribu penyesalannya meninggalkan Cinta. Dipendekkan cerita, Persahabatan dan Cinta kembali menjadi teman baik. Persahabatan kembali kepada pribadi yang menyenangkan dan Cinta pun kembali tersenyum ceria. Semua orang melihat kembali kedua teman baik itu sebagai berkat dan anugerah dalam kehidupan. Moral: Mampukah Persahabatan tanpa Cinta? Mampukah Cinta tanpa Persahabatan? Sering kali ditemui banyak orang yang coba memisahkan Persahabatan dan Cinta karena mereka berfikir, ?Kalau Persahabatan sudah disulami dengan Cinta, pasti akan jadi sulit!?. Terutama bagi mereka yang menjalin persahabatan antara seorang pria dan wanita. Persahabatan merupakan bentuk hubungan yang indah antara manusia, di mana Cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai Persahabatan. Tanpa Cinta, Persahabatan mungkin akan diisi dengan Kecewa, Benci, Marah dan berbagai hal yang membuat Persahabatan tidak lagi indah. Berhentilah membuat batas antara Cinta dan Persahabatan, biarkan mereka tetap menjadi Teman baik. Yang harus diluruskan adalah Cinta bukanlah perusak Persahabatan, Cinta memperindah persahabatan anda.

Seringkali Cinta cuma dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan. SALAH BESAR !!! Seharusnya dengan adanya Cinta, persahabatan akan semakin menyenangkan. Buat teman-teman yang sedang menjalin Persahabatan. Penuhilah persahabatanmu dengan Cinta, berikanlah Cinta yang terbaik untuk sahabatmu. Buat teman-teman yang sedang mengalami guncangan dalam persahabatan, jangan salahkan Cinta! Tetapi cobalah perbaiki persahabatanmu dengan cinta karena cinta akan menutupi segala kesalahan, mengampuni dengan mudah dan membuat segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Buat teman-teman yang belum mengerti arti Persahabatan, cobalah memulai sebuah persahabatan. Dengan persahabatan kalian akan semakin dewasa, tidak egois dan belajar untuk mengerti bahwa segala sesuatu tidak selalu terjadi sesuai dengan keinginan kita. Buat teman-teman yang sedang kecewa dengan Persahabatan. Renungkanlah;? Apakah saya sudah menjalani Persahabatan dengan benar?? Dan cobalah memahami arti persahabatan buat hidupmu. Keinginan, semangat, pengertian, kematangan, kelemahlembutan dan segala hal yang baik akan engkau temui dalam persahabatan Diposkan oleh oase kehidupan cinta di 18.59 Sang Bidadari Surga Fatimah Az-Zahra Pada suatu hari di Madinah, ketika Nabi Muhammad berada di masjid sedang dikelilingi para sahabat, tiba-tiba anaknya tercinta Fatima, yang telah menikah dengan Ali --prajurit umat Islam yang terkenal-datang pada Nabi. Dia meminta dengan sangat kepada ayah nya untuk dapat meminjam seorang pelayan yang dapat membantunya dalam melaksanakan tugas pekerjaan rumah. Dengan tubuhnya yang ceking dan kesehatannya yang buruk, dia tidak dapat melaksanakan tugas menggiling jagung dan mengambil air dari sumur yang jauh letaknya, di samping juga harus merawat anak-anaknya. Nabi tampak terharu mendengar permohonan si anak, tapi sementara itu juga Beliau menjadi agak gugup. Tetapi dengan menekan perasaan, Beliau berkata kepada sang anak dengan sinis, "Anakku tersayang, aku tak dapat meluangkan seorang pun di antara mereka ya ng terlibat dalam pengabdian 'Ashab-e Suffa. Sudah semestinya kau dapat menanggung segala hal yang berat di dunia ini, agar kau mendapat pahalanya di akhirat nanti." Anak itu mengundurkan diri dengan rasa yang amat puas karena jawaban Nabi, dan selanjutnya tidak pernah lagi mencari pelayan selama hidupnya. Fatima Az-Zahra si cantik dilahirkan delapan tahun sebelum Hijrah di Mekkah dari Khadijah, istri Nabi yang pertama. Fatima ialah anak yang keempat, sedang yang lainnya: Zainab, Ruqaya, dan Ummi Kalsum. .

Fatima dibesarkan di bawah asuhan ayahnya, guru dan dermawan yang terbesar bagi umat manusia. Tidak seperti anak-anak lainnya, Fatima mempunyai pembawaan yang tenang dan perangai yang agak melankolis. Badannya yang lemah, dan kesahatannya yang buruk men yebabkan ia terpisah dari kumpulan dan permainan anak-anak. Ajaran, bimbingan, dan aspirasi ayahnya yag agung itu membawanya menjadi wanita berbudi tinggi, ramah-tamah, simpatik, dan tahu mana yang benar. Fatima, yang sangat mirip dengan ayahnya, baik roman muka maupun dalam hal kebiasaan yang saleh, adalah seorang anak perempuan yang paling disayang ayahnya dan sangat berbakti terhadap Nabi setelah ibunya meninggal dunia. Dengan demikian, dialan yang sangat besar jasanya mengisi kekosongan yang ditinggalkan ibunya. Pada beberapa kesempatan Nabi Muhammad SAW menunjukkan rasa sayang yang amat besar kepada Fatima. Suatu saat Beliau berkata, "O... Fatima, Allah tidak suka orang yang membuat kau tidak senang, dan Allah akan senang orang yang kau senangi." Juga Nabi dikabarkan telah berucap: "Fatima itu anak saya, siapa yang membuatnya sedih, berarti membuat aku juga menjadi sedih, dan siapa yang menyenangkannya, berarti menyenangkan aku juga." Aisyah, istri Nabi tercinta pernah berkata, "Saya tidak pernah berjumpa dengan sosok probadi yang lebih besar daripada Fatima, kecuali kepribadian ayahnya." Atas suatu pertanyaan, Aisyah menjawab, "Fatima-lah yang paling disayang oleh Nabi." Abu Bakar dan Umar keduanya berusaha agar dapat menikah dengan Fatima, tapi Nabi diam saja. Ali yang telah dibesarkan oleh Nabi sendiri, seorang laki-laki yang padanya tergabung berbagai kebajikan yang langka, bersifat kesatria dan penuh keberanian, kesalehan, dan kecerdasan, merasa ragu-ragu mencari jalan untuk dapat meminang Fatima. Karena dirinya begitu miskin. Tetapi akhirnya ia memberanikan diri meminang Fatima, dan langsung diterima oleh Nabi. Ali menjual kwiras (pelindung dada dari kulit) milikn ya yang bagus. Kwiras ini dimenangkannya pada waktu Perang Badar. Ia menerima 400 dirham sebagai hasil penjualan, dan dengan uang itu ia mempersiapkan upacara pernikahannya. Upacara yang amat sederhana. Agaknya, maksud utama yang mendasari perayaan it u dengan kesederhanaan, ialah untuk mencontohkan kepada para Musllim dan Musllimah perlunya merayakan pernikahan tapa jor-joran dan serba pamer. fatima hampir berumur delapan belas tahun ketika menikah dengan Ali. Sebagai mahar dari ayahnya yang terkenal itu, ia memperoleh sebuah tempat air dari kulit, sebuah kendi dari tanah, sehelai tikar, dan sebuah batu gilingan jagung. Kepada putrinya Nabi berkata, "Anakku, aku telah menikahkanmu dengan laki laki yang kepercayaannya lebih kuat dan lebih tinggi daripada yang lainnya, dan seorang yang menonjol dalam hal moral dan kebijaksanaan."

Kehidupan perkawinan Fatima berjalan lanjcar dalam bentuknya yang sangat sederhana, gigih, dan tidak mengenal lelah. Ali bekerja keras tiap hari untuk mendapatkan nafkah, sedangkan istrinya bersikap rajin, hemat, dan berbakti. Fatima di rumah melaksanak an tugas-tugas rumah tangga; seperti menggiling jagung dan mengambil air dari sumur. Pasangan suami-istri ini terkenal saleh dan dermawan. Mereka tidak pernah membiarkan pengemis melangkah pintunya tanpa memberikan apa saja yang mereka punyai, meskipun m ereka sendiri masih lapar. Sifat penuh perikemanusiaan dan murah hati yang terlekat pada keluarga Nabi tidak banyak tandingannya. Di dalam catatan sejarah manusia, Fatima Zahra terkenal karena kemurahan hatinya. Pada suatu waktu, seorang dari suku bani Salim yang terkenal kampiun dalam praktek sihir datang kepada Nabi, melontarkan kata-kata makian. Tetapi Nabi menjawab dengan lemah-lembut. Ahli sihir itu begitu heran menghadapi sikap luar biasa ini, hingga ia m emeluk agama Islam. Nabi lalu bertanya: "Apakah Anda berbekal makanan?" Jawab orang itu: "Tidak." Maka, Nabi menanyai Muslimin yang hadir di situ: "Adakah orang yang mau menghadiahkan seekor unta tamu kita ini?" Mu'ad ibn Ibada menghadiahkan seekor unta. Nabi sangat berkenan hati dan melanjutkan: "Barangkali ada orang yang bisa memberikan selembar kain u ntuk penutup kepala saudara seagama Islam?" Kepala orang itu tidak memaki tutup sama sekali. Sayyidina Ali langsung melepas serbannya dan menaruh di a tas kepala orang itu. Kemudian Nabi minta kepada Salman untuk membawa orang itu ke tempat seseorang saudara seagama Islam yang dapat memberinya makan, karena dia lapar. Salman membawa orang yang baru masuk Islam itu mengunjungi beberapa rumah, tetapi tidak seorang pun yang dapat memberinya makan, kearna waktu itu bukan waktu orang makan. Akhirnya Salman pergi ke rumah Fatima, dan setelah mengetuk pintu, Salman memberi tahu maksud kunjungannya. Dengan air mata berlinang, putri Nabi ini mengatakan bahwa di rumahnya tidak ada makanan sejak sudah tiga hari yang lalu. Namun putri Nabi itu en ggan menolak seorang tamu, dan tuturnya: "Saya tidak dapat menolak seorang tamu yang lapar tanpa memberinya makan sampai kenyang." Fatima lalu melepas kain kerudungnya, lalu memberikannya kepada Slaman, dengan permintaan agar Salman membawanya barang itu ke Shamoon, seorang Yahudi, untuk ditukar dengan jagung. Salman dan orang yang baru saja memeluk agama Islam itu sangat terharu. Dan orang Yahudi itu pun sangat terkesan atas kemurahan hati putri Nabi, dan ia juga memeluk agama Islam dengan menyatakan bahwa Taurat telah memberitahukan kepada golongannya tentang berita akan lahirnya sebuah keluarga yang amat berbudi luhur. Salman balik ke rumah Fatima dengan membawa jagung. Dan dengan tangannya sendiri, Fatima menggiling jagung itu, dan membakarnya menjadi roti. Salman menyarankan agar Fatima menyisihkan beberapa buath roti intuk anak-anaknya yang kelaparan, tapi dijawab bahwa dirinya tidak berhak untuk berbuat demikian, karena ia telah memberikan kain kerudungnya uitu untuk kepentinga Allah.

Fatima dianugerahi lima orang anak, tiga putra: Hasan, Husein, dan Muhsin, dan dua putri: Zainab dan Umi Kalsum. Hasan lahir pada tahun kegia dan Husein pada tahun keempat Hijrah. Muhsin meninggal dunia waktu masih kecil. Fatima merawat luka Nabi sepulangnya dari Perang Uhud. Fatima juga ikut bersama Nabi ketika merebut Mekkah, begitu juga ia ikut ketika Nabi melaksanakan ibadah Haji Waqad, apda akhir tahun 11 Hijrah. Dalam perjalanan haji terakhir ini Nabi jatuh sakit. Fatima tetap mendampingi beliau di sisi tempat tidur. Ketika itu Nabi membisikkan sesuatu ke kuping Fatima yang membuat Fatima menangis, dan kemudian Nabi membisikkan sesuatu lagi yang membuat Fatima tersenyum. Setelah nabi wafat, Fatima menceritakan kejadian itu kepada Aisyah. Ayahnya membisikkan bertia kematianya, itulah yang menyebabkan Fatima menangis, tapi waktu Nabi mengatakan bahwa Fatima-lah orang pertama yang akan berkumpul dengannya di alam baka, maka fatima menjadi bahagia. Tidak lama setelah Nabi wafat, Fatima meninggal dunia, dalam tahun itu juga, eman bulan setelah nabi wafat. Waktu itu Fatima berumur 28 tahun dan dimakamkan oleh Ali di Jaat ul Baqih (Medina), diantar dengan dukacita masyarakat luas. Fatima telah menjadi simbol segala yang suci dalam diri wanita, dan pada konsepsi manusa yang paling mulia. Nabi sendiri menyatakan bahwa Fatima akan menjadi "Ratu segenap wanita yang berada di Surga." ,.. Kisah sang Pejuang cinta In The Name Of Allah, Most Gracious, Most Merciful.. Ali Bin Abi talib waktu itu ingin melamar Fatimah, putri nabi Muhammad SAW. Tapi karena dia tidak punya uang untuk membeli mahar, maka ia membatalkan niat itu. Ali segera berhijrah untuk bekerja dan mengumpulkan uang. Pada saat Ali sedang bekerja keras, ia mendengar kabar kalau Abu Bakar ternyata melamar Fatimah. Wah, gimana coba perasaan Ali, wanita yang sudah dia incer dilamar oleh seseorang yang ilmu agama nya lebih hebat dari dia. Kata Ali Yaah, sudah keduluan, hiks..Sad. Tapi Ali tetap bekerja dengan giat. Lalu setelah beberapa lama Ali mendengar kabar kalau lamaran Abu Bakar kepada Fatimah ditolak. Ali kaget dan sedikit bergembira tentunya, hehee, kata Ali waah, saya masih punya kesempatan nih, cihuy... Setelah mendengar kabar itu, Ali bekerja lebih giat lagi agar cepat mengumpulkan uang dan segera melamar Fatimah. Tapi tak lama setelah itu, Ali mendengar kabar kalo Umar Bin Khotob melamar Fatimah. Wah, sekali lagi Ali keduluan orang lain, gimana coba perasaanya? Langsung ciut.. Tapi ga berapa lama Ali mendengar kalau lamaran Umar bin Khotob ditolak. Wahaha, betapa senangnya Ali, mendengar kabar itu. Tapi tak lama kesenangan itu kembali pudar Karena terdengar kabar lagi, ternyata Usman bin Affan melamar Fatimah. Huff, ini sudah yang ketiga kalinya, kata Ali mungkin kali ini diterima. Coba Usman ga

melamar Fatimah secepat ini, InsyaAllah ga lama lagi saya akan melamar Fatimah, tapi yasudahlah, apa mau dikata, dikata mau apa? Apa dikata mau?Surrender sudah keduluan,.. Dan sekali lagi, ga berapa lama dari itu, kabar ditolaknya lamaran Usman bin Affan pun terdengar lagi, Wahaha, betapa bahagianya Ali. Semangat Ali untuk melamar Fatimah pun berkobar lagi, dan semangat itu didukung oleh teman2 Ali. Kata teman nya Ayo Ali, lamar Fatimah sekarang, tunggu apa lagi?? kamu kan sudah bekerja keras selama ini, kamu juga sudah mengumpulkan harta dan cukup untuk membeli mahar. Ayooo, tunggu apa lagi??? Tunggu yang ke4 kalinya??? Ayo cepeeett!!! Dengan segera Ali memeberanikan diri untuk menghadap ke Nabi Muhammad dengan tujuan melamar Fatimah, dan kalian tau??? LAMARAN DITERIMA!!!

Oya, tambahan : ternyata memang dari dulu Fatimah sudah mempunyai perasaan dengan Ali dan menunggu Ali untuk melamarnya. Begitu juga dengan Ali, dari dulu dia juga sudah mempunyai perasaan dengan Fatimah,. Tapi mereka berdua sabar menyembunyikan perasaan itu sampai saat nya tiba, sampai saatnya ijab Kabul disahkan (jieeee). Wah..wah.. mereka hebat yaaa (harus kita contoh, temanteman). Walaupun Ali sudah merasakan kekecewaan 3 kali keduluan orang lain, akhirnya kekecewaan itu terbayar juga. Yup, sekali lagi, kata-kata ini pasti akan muncul dalam benak anda >>> Jodoh memang tidak kemana Naah, dari cerita itu, lebih memperjelas lagi kan bahwa Cinta itu, mengambil kesempatan , atau mempersilakan yang lain Saran saya, gunakanlah motto ini dalam kehidupan anda, hehee, biar ga keduluan orang lain, kan EMAN..(baca: kan SAYAAANG)

7 Penyakit Cewek 1. Nangisuitis Akibat terlalu sensitif. Gejalanya bibir cemberut, mata kedip-kedip. Efek sampingnya mata bengkak, saputangan banjir, hidung meler, bawaannya ngurung diri atau terkena penyakit Curhatitis A. Penyakit ini bisa diobati dengan obat Tegaridol, OBH (Obat Berhati Hamba). 2. Curhatitis Bawaannya pengen nyerocos, Efek samping rahasia orang bisa bocor, terkena Nangisuitis. Penyakit ini bisa diarahkan positif jika ia bercuhatitisnya ke orang yang tepat, apalagi sama Tuhan. 3. Shooping Syndrome Gejalanya pengen jalan mulu, mata melotot, Efek sampingnya lidah ngiler, mulut nganga, dompet jadi tipis. Jika sudah masuk stadium 4 (parah banget) dompet cowoknya ikut tipis. Coba

minum hematcold atau tablet PD (Pengendalian Diri). 4. Cerewetisme Lebih parah dari Curhatitis B, tidak mengandung titik koma. Efek samping muncrat, telinga tetangga budek, dada cowoknya bisa jadi lebih halus karena sering mengelus. Lebih cepat makan pil dengar dan minum tablet bicara lebih diperlambat. 5. Lamanian Dandanitos Pengennya diem depan cermin. Tangan kiri gatel-gatel pengen pegang sisir, tangan kanan kramkram pengen teplok-teplok pipi pake bedak. Efek samping: menor, telat, cowoknya berkarat, gak kebagian makanan. Minum segera Sari Bawak (Bagi Waktu) dan Taperi (tambah percaya diri). Buat cowok minum Toleransikipil 230 sendok sehari sesudah dan sebelum mandi. 6. Cemburunotomy Gejala muka lonjong, tangan mengepal, alis menukik. Coba cegah dengan obat sirup prasangka baik tiga sendok sehari, Pil pengertian dan tablet selidiki dahulu. 7. Ngambekilation Gejala hampir sama dengan Cemburubotomy. Minum Sabaron dan Bersyukurinis.

Si shaleh dan Si Shalehah Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji,laki-laki yang keji untuk wanita yang keji pula.wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik,dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik pula.. Allah telah berfirman dengan jelas dalam An-Nur 26 seperti ini.Itu berarti formula untuk mendapatkan pasangan hidup telah pula ditegaskan.Dulu..saya berpikir lantas apakah wanita yang tidak baik tidak berhak mendapat laki-laki yang baik? atau sebaliknya?.. Firman Allah memang tidak bisa ditelan mentah-mentah,tetapi jika kita renungkan kembali,semua yang difirmankan Allah adalah benar adanya dan pasti bermanfaat untuk kebaikan manusia. Banyak sekali laki-laki berkata:aku ingin mendapat istri yang sholehah akan tetapi ia sendiri tidak melihat dirinya masih berperilaku layaknya playboy,gonta-ganti pacar,pegang-pegang wanita yang bukan muhrimnya,cipika-cipiki sana sini,sholat sering ditinggalkan,mendengar adzan diabaikan. Lantas bagaimana ia akan mendapat wanita yang sholehah sedang dirinya sendiri tidak sholeh? Demikian pula wanita berharap:aku ingin mendapat suami yang sholeh akan tetapi ia masih mengenakan rok mini di atas lutut,atasan tank top,aurat terbuka kemana-mana,gampang sekali digandeng oleh laki-laki walaupun dengan alasan klise hanya sebagai teman. Lisannya berkata:aku punya harga diri tapi dimana?.. Bagaimana akan ada laki-laki yang sholeh mau memilihnya menjadi istrinya? sementara setiap saat ia terlihat bergantian laki-laki yang bersamanya. Apakah ada laki-laki

sholeh yang mau memiliki istri seperti ini? Ketika seorang laki-laki yang sholeh memilih seorang istri,tentunya ia berharap bahwa istrinya akan menutup aurat,menurut perintah suami, membatasi pergaulan tidak terlalu bebas pergi-pergi dengan laki-laki lain,bisa menerima penghasilan suami dengan ikhlas,melahirkan dan menyusui anakanaknya,merawat dan mendidik anak-anaknya,memasak untuk suami,dll seabrek tugas wanita di rumah. Akan tetapi jika si wanita takut bodinya berubah karena melahirkan,takut tangannya kasar karena memasak,takut tidak bebas jalan bersama kawan-kawan lakinya.Maka wanita ini belum bisa mendapat suami yang sholeh,karena sebenarnya dirinya sendiri belum siap menjadi sholehah. Jika hal seperti ini dipaksakan,misal salah satu pihak belum siap dengan konsekwensi menjadi istri yang sholehah/suami yang sholeh,maka ujung-ujungnya adalah perceraian,nautzubillah.Ka rena itu perbaiki dulu diri kita,jika telah sepadan..( dalam arti usaha untuk menjadi wanita yang sholehah atau laki-laki yang sholeh) maka insyaAllah Allah tidak akan tinggal diam. Dia Maha Melihat, Dia Tidak Tidur,Dia Maha Penerima Taubat,yang mengetahui usaha hambanya untuk menjadi lebih baik,memperbaiki diri. Islam adalah agama yang indah,mengatur segala sesuatu untuk kemaslahatan manusia.Jika ini diterapkan akan terwujud kebahagian yang dijanjikan Allah.Tapi sayang banyak orang islam yang tidak memahami,atau mungkin faham tapi mencoba menutup mata karena lebih memperturutkan kemajuan zaman dan nafsu diri. Biqudrotika ya Ghoffurur Rahim.. Engkau telah tentukan petunjuk untuk kebahagian kami Ampunilah jika diri kami masih lebih condong kepada nafs Berilah kami syafaatmu dan kemudahan mengendalikan diri agar kami bisa termasuk laki-laki yang sholeh/wanita yang sholehah. Amin.

Asal-Usul Wanita Cerewet Adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun sama.

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar.

Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar. Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun? Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut? 1. Benteng Penjaga Api Neraka Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat. Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran. Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu.

4. Pengasuh Anak-anak Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan

bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji. Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya ..

Psikolog cowok N cewek Psikologi Suami Istri, Memahami Karakter Dasar Pria dan Wanita Awal Ramadhan lalu saya sempatkan untuk membaca buku Psikologi Suami Istri milik teman saya. Sudah dua-tiga bulan berada di tangan saya, namun hal lain lebih menyita perhatian saya dari buku itu. Karena buku 700 halaman itu lumayan memakan tempat di rak buku, saya harus segera mengembalikannya, dengan konsekuensi membacanya terlebih dahulu. Rasanya sayang jika ada ilmu dan pengetahuan baru untuk saya lewatkan begitu saja. Sedikit mengikhtisarkan isi buku tersebut, karena memang tidak bisa di sebut resensi. Seratus halaman pertama saya baca dengan susah payah, karena saya teramat jenuh dan bosan membaca pembahasan yang bagi saya berulang-ulang dan bertele-tele. Memang ada beberapa tipe penulis yang seperti itu. Namun memang bukan salah si penulis, karena memang kadang saya merasa memiliki energi lebih untuk memikirkan atau melakukan sesuatu sehingga sering irama saya tidak sama dengan orang lain, dengan penulis buku yang saya baca atau dengan partner aktivitas. Hal ini kadang menjadi sumber kejengkelan saya karena menuduh orang lain terlalu lambat dan sebagainya. Begitu juga untuk selera musik, meski bisa menikmati lagu-lagu melow, saya lebih sering mendengarkan musik dengan beat cepat, diiringi dentum drum yang dinamis dan atraktif, lengkap dengan bass dan suara pelengkap lain dari mixer dan turn table. Lagu jedug-jedug lah Seorang sahabat sampai berkata, Tolong kopikan lagu ya, mana aja yang kamu nggak suka, karena dia lebih menyukai lagu-lagu berirama lembut. Kembali ke irama buku, akhirnya saya memutuskan untuk membaca cepat. Baru sekali ini saya lakukan karena terkadang dalam buku-buku yang membosankan pun terselip sesuatu yang penting dan sangat mungkin untuk terlewat jika saya membaca cepat. Apa daya, banyak buku dan artikel lain yang juga menunggu untuk saya baca. Buku ini sedikit lebih komplit dari pada Men Are From Mars, Women Are From Venus yang juga pernah saya baca. Pelajaran pertama yang saya dapat, wanita menebarkan cinta, kedamaian, kebahagiaan dan kasih sayang saat berada di luar rumah dan mengistirahatkan pikiran dengan banyak berbicara saat di rumah. Saat berbicara wanita sering menggunakan prolog kesanakemari yang bagi pria tidak ada hubungannya dengan persoalan inti. Sementar saat keluar dari rumah, pria berada pada dunia perang dan persaingan yang menempatkan dia pada dua pilihan; di atas atau di bawah, menguasai atau dikuasai. Saat kembali ke rumah, energinya telah banyak habis sehingga dia memilih banyak menghabiskan waktu untuk diam dan aktifitas ringan seperti membaca koran dan menonton televisi. Bagaimana jika makhluk ini tinggal dalam satu atap? Bayangkan saja sendiri. Sering sekali kita mendengar keluhan seorang suami, istriku cerewet sekali, padahal orang-orang melihat sang istri tampak pendiam sepanjang bersama mereka.

Pelajaran kedua, dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup, seorang wanita membutuhkan sebuah pengungkapan sebagai muara. Ada rasa mengganjal yang mengganggu jika semua hal dia simpan sendiri. Saat berumah tangga, mungkin dia akan banyak berbicara yang terdengar sebagai keluhan, tuduhan atau ketidak percayaan di telinga pria, yang tidak lain adalah suaminya. Mas, sudah beberapa bulan ini kita selalu kekurangan uang belanja, yang terdengar ditelinga suaminya, kamu tidak bertanggung jawab terhadap keadaan keluargamu. Jangan lupa, akhir pekan kita ke rumah ibu. Aku sudah menyiapkan bahan untuk memasak semur jengkol kesukaannya, lanjut wanita itu yang tertangkap sebagai, kamu selalu melupakan agenda yang sudah kita buat. Seorang pria biasa berkata pendek, lugas dan sesuai inti masalah serta memiliki jalan pikiran yang berbeda dari wanita. Mereka hampir selalu menangkap kalimat istrinya sebagai sesuatu yang lain. Pada awalnya mungkin dia akan menjawab, Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Rasa tanggung jawab memberinya ide untuk kalimat semacam itu, sambil memikirkan bagaimana jalan pemecahannya. Pria dan wanita dibesarkan dalam dunia yang berbeda. Sejak kecil wanita terbiasa dan menyukai permainan sosial seperti pasar-pasaran, mini-minian (apa itu namanya ya, standing character kecil dari kertas karton yang menyertakan banyak model baju dan gambar peralatan rumah) dan sebagainya. Sementara pria menyukai permainan kelompok atau persaingan dimana terdapat pemimpin dan anak buah, pemenang dan pecundang. Dengan hanya mengungkapkan, wanita akan merasa separuh masalah telah selesai. Komentar atau masukan dari seorang pria kebanyakan malah akan mengganggunya, karena bukan tanggapan seperti itu yang dia inginkan. Di lain pihak, pria juga merasa terganggu karena saat istirahatnya terusik oleh seorang istri yang menuntut perhatiannya. Sementara itu, dalam menyelesaikan persoalan keluarga pria banyak berpikir dan bekerja sendiri. Di matanya, dia adalah seorang pemimpin dan hero bagi keluarganya. Selayaknya jika permasalahan itu dia selesaikan sendiri dan menghindarkannya dari campur tangan orang lain. Hal ini malah membuat pria terkesan sibuk sendiri dan tidak peduli di mata wanita. *saya bingung untuk menuliskan ini agar menjadi lebih mudah dimengerti. bacanya pelan-pelan ya* Setelah sekian lama berumah tangga, mungkin satu-dua bulan atau beberapa bulan, seorang pria akan merasa jenuh ketika setiap hari, tujuh hari seminggu selalu bersama dengan seseorang yang membersamai hidupnya. Inilah masa untuk bertapa atau masuk kedalam goa, begitu beberapa pakar menyebut. Saat-saat ini suami membutuhkan sebuah kesendirian untuk memperbaharui perasaannya, bahkan dia akan merasa terusik dengan kehadiran seseorang yang dia cintai. Istri yang tidak mengerti akan merasa heran dengan perubahan sang suami, Apakah dia sudah tidak mencintaiku lagi? Oh my God! Saat kembali suami telah memiliki energi dan kasih sayang baru untuk dicurahkan. Dia mendambakan kembali kedekatan seperti semula, atau bahkan lebih. Sayangnya, wanita itu masih terluka dengan sikap menghindar suaminya sehingga dia malah menjauh. Silahkan tebak bagaimana kelanjutan ceritanya.

Saat bertapa ini akan selalu muncul dan memiliki irama waktu tersendiri. Istripun memiliki masa dimana dia akan surut, seperti gelombang di lautan, dan akan kembali seperti semula pada saatnya. Begitu penulis mengumpamakan seorang wanita. Sementara masa bertapa pria membuat karakternya seperti karet. Jika ditarik akan memanjang, menjauh sampai pada batasnya tidak dapat ditarik lagi. Kemudian akan kembali dengan cepat saat dilepas. Terlalu mengikat dan posesif memang bukan sebuah ungkapan cinta yang tepat. Kedua belah pihak, pasti masih ingin menjadi dirinya sendiri. Karena itu, Antum salah memilih pasangan jika menginginkan dia untuk berubah. Ini pelajaran ketiga yang saya dapat. Pelajaran keempat, bagaimana cara meminta tolong yang tepat? Kebanyakan lebih kepada istri yang meminta tolong kepada suaminya. Mayoritas, seorang istri menjadi pekerja penuh cinta dirumahnya sendiri selama nyaris 24 jam. Mengurus anak, memasak, membersihkan rumah dan lainnya yang membuatnya seperti kehilangan waktu. Kadangkala, dia membutuhkan bantuan suami untuk pekerjaanpekerjaan yang terkesan sepele. Sayang, bisakah kau pindahkan sampah di teras ke bak depan? (ciehh), suara seorang perempuan dari arah dapur. Sang suami yang sedang mengerjakan sesuatu, tapi tidak mendesak, menyahut, Ya. Sampai satu jam kemudian sampah itu belum berpindah tempat. Bisakah kau jemput anak-anak dua jam lagi? pinta seorang istri di ujung telepon. Dengan penuh rasa dongkol, dalam hati mungkin suami akan menjawab, Tidak bisa! meski dia tidak memiliki kesibukan apapun. Para suami mungkin bisa membantu menjawab kenapa begitu? Dalam buku disebutkan, pria membutuhkan rasa penghormatan, penghargaan, perasaan dibutuhkan (apalagi ya?). Kata bisakah seolah melibas sebagian dari kebutuhan pria tersebut. Seakan selama ini rpia tidak peduli dengan urusan keluarganya segingga kalimat bernada sangsi itu muncul. Seolah-olah pria adalah makhluk lemah yang patut diragukan atau bahkan tidak bisa melakukan sesuatu seperti membuang sampah dan menjemput anak-anak. Permintaan bantuan dengan nada perintah juga tidak akan berhasil, karena menempatkan pria secara inferior. Cara terbaik yang diusulkan, misalnya Abi, tolong ambilkan buku resep di rak ya. (cuit.. cuiiit !!!) Saya jadi ingat, orang-orang barat yang baik membiasakan untuk mengucapkan, Please, Sorry, and Thanks dalam mendidik anak-anaknya yang masih kecil. Dalam buku juga dibahas perbedaan psikologi yang berhubungan dengan masalah seksual. Menurut saya bagus untuk dibaca, menjadi pelajaran kelima, namun tidak akan saya sampaikan disini. Mohon maaf jika saat Antum membaca buku tersebut, ternyata ada perbedaan dari yang saya sampaikan. Karena saat menulis ini buku itu sudah saya kembalikan ke pemiliknya.:)

Men from Mars, Women from Venus Psikologi Pria dan Wanita Well, Udah lama gue bertapa dan gak ngeblog, akhirnya gue mendapat wangsit hehehehe gak

diiink gue dapet ilmu yang cukup unik dari buku Ilmu ini yang mungkin kelihatan sepele, tapi banyak orang yang bingung dan penasaran untuk mengetahuinya. Pada kesempatan ini gue pengen sharing ajah dan hal ini tidak membuat gue menjadi sebagai seorang expert hanya sebagai orang yang mencoba untuk belajar Seperti kita ketahui, men-women relationship itu kadang simpel, kadang bisa kompleks banget Banyak pria ato wanita yang kadang sebel ato bete gara-gara merasa pasangannya tidak mau ngerti atau kadang ngerasa bete gara-gara gak ngerti apa keinginan pasangannya Anda pasti pernah mendengar anekdot seperti ini : Jika seorang pria mendengarkan, akan masuk telinga kiri, dan keluar telinga kanan Jika wanita mendengarkan, akan masuk telinga kiri dan kanan, kemudian keluar lewat mulut Well, pada prinsipnya pria dan wanita adalah berbeda. Untuk belajar tentang pasangan kita (cowok ataupun cewek), mungkin kita bisa berangkat dari perbedaan dasar dari pria dan wanita sebuah buku menjelaskan bahwa pria dan wanita memiliki perbedaan mendasar secara anatomi yang merembet ke dalam prilaku dan sifat mereka. Perbedaan pria dan wanita dari anatomi otak Tahukah anda bahwa sambungan syaraf yang menghubungkan otak kanan dan otak kiri pada wanita jauh lebih banyak dari pria?? Apa dampaknya?? Well, hal ini menyebabkan wanita agak susah memisahkan antara imajinasi, perasaan dengan logika. Sebagai contoh, seorang pria akan lebih mudah memilah-milah apa yang perlu dipikirkan dan apa yang tidak perlu dipikirkan. Seorang pria dapat mengatakan pada dirinya sendiri bahwa saya sudah cukup memikirkan hal ini, sudah waktunya saya memikirkan hal selanjutnya. Seorang pria, saat ingin tidur, dia akan mudah tertidur seperti lampu yang dimatikan. Apakah anda menemui hal seperti ini pada wanita?? Jawabannya sangat jaraaang sekali. Wanita memiliki kecenderungan sebaliknya, cenderung ingin memikirkan segalanya pada waktu yang relatif bersamaan. Wanita bahkan sulit untuk tidur cepat karena tidak bisa meletakkan pikiran mereka secara cepat. Wanita cenderung ingin memikirkan segalanya dan membuat masalah sederhana menjadi sangat kompleks dan bahkan bisa menjadi beban tersendiri. Terkadang wanita tidak menyadari bahwa kompleksitas itu hanya ada di dalam kepalanya dan hal ini adalah akibat dekatnya hubungan otak kanan dan otak kiri sehingga realita logika dan imajinasi, persepsi, asumsi susah dibedakan oleh wanita. Dampak lain dari keadaan ini adalah bahwa wanita memiliki kesulitan untuk menentukan posisi dia berada dan arah yang akan dituju. Wanita agak kesulitan dalam mengingat jalan dan membaca peta. Sebagai Ilustrasi : Jika seorang pria menyetir mobil dengan pasangannya di sampingnya. Saat pria menanyakan jalan di persimpangan, si wanita menjawab belok kanan!! dengan mengangkat tangan kanannya dan menunjuk arah kiri. Sang pria yang fokus dengan jalan, sudah tentu akan mengikuti suara yang didengarnya. Hal ini sering berakibat pertengkaran. Tahukah anda bahwa kemampuan bicara wanita terdapat di otak kanan dan otak kiri, sedang pria hanya

ada di otak kiri?? Hahahaha! Bagi para pria, pasti tau kenapa banyak wanita terkesan cerewet dan bawel yah Well, memang itulah kenyataannya Dampak dari keadaan ini, pria membutuhkan untuk berkata-kata hanya 7.000 kata per hari Sedangkan wanita, harus melampiaskan 20.000 kata per hari thats amazing! Sekarang para pria pasti udah tau kenapa wanita cenderung sering ngerumpi dan ngegossip tujuannya untuk memenuhi kuota kebutuhannya hehehe Seorang wanita yang memiliki banyak kegiatan sosialisasi (arisan, aerobik, de el el) akan lebih sedikit bercerita dengan pasangannya, dibandingkan dengan wanita yang tidak banyak memiliki kegiatan untuk menyalurkan kebutuhannya dalam memenuhi kuota tersebut. Kebutuhan pria dan wanita Pria dan wanita dalam menjalin hubungan, masing-masing memiliki kebutuhan dan tuntutan yang berbeda kepada pasangannya. Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan berbagi. Wanita (yang dikatakan berasal dari Venus) memiliki kebutuhan berbagi yang cukup tinggi. Wanita cenderung menceritakan segalanya (ingat tuntutan kuota 20.000 kata/hari??), sedangkan pria (yang dikatakan dari Mars) cenderung menceritakan apa yang memang perlu diceritakan. Kondisi ini membutuhkan respon yang berbeda antar pria dan wanita. Wanita jika bercerita, cenderung menceritakan segalanya, tujuannya adalah hanya ingin didengarkan. Sedangkan pria hanya menceritakan apa yang perlu diceritakan, tapi saat pria sudah bercerita, dia akan mengharapkan masukan/feedback. Saat pria tidak mau bercerita, jangan dipaksa untuk bercerita, itu artinya percayalah, aku ingin mencoba menyelesaikan sendiri masalah ini. Sebagai ilustrasi : Jika anda adalah seorang pria, pasangan anda menceritakan menceritakan bagaimana dia sedang bete gara-gara di rumah ada protes gara-gara masakannya terlalu asin. Jika demikian, janganlah anda sampat mengeluarkan pernyataan resepnya bener gak?? ato emang masukin garamnya seberapa banyak??. Hal ini akan membuat pasangan anda semakin marah sebab merasa diremehkan. Pasangan anda bercerita hanya ingin didengarkan saja, tidak mengharap feedback atau kritik. Berbeda dengan pria, saat pria bercerita, maka dia akan mengharapkan masukan. Saat pria bercerita dan tidak memperoleh masukan, atau bahkan hanya mendapat omelan, dijamin pria tersebut tidak akan pernah bercerita lagi. Hal yang memotivasi pria dan wanita Untuk menjalin hubungan, kita selalu membutuhkan motivasi. Motivasi ini yang akan menjadi semangat seseorang untuk semakin mencintai pasangannya. Tapi hal yang bisa menjadi motivasi bagi pria dan wanita adalah berbeda. Hal yang memotivasi pria untuk semakin mencintai pasangannya adalah perasaan dibutuhkan. Sedangkan hal yang memotivasi wanita untuk semakin mencintai pasangannya adalah perasaan dicintai. Jika anda ingin pasangan anda semakin mencintai anda, bangkitkanlah suasana atau perasaan yang bisa memotivasinya. Wanita tidak ingin perasaan dibutuhkan sebagai motivasinya, sebab bisa merasa dianggap pembantu dan menjadi marah, so dont even try this, guys!

Sebagai Ilustrasi : Tersebutlah sepasang muda-mudi pacaran bernama Tono dan Tini. Suatu saat, Tini sedang rapat dan pulang sangat malam. Tini menelepon Tono untuk dijemput. Tono bersedia menjemput dengan pertimbangan dia dibutuhkan karena waktunya sudah malam. Saat menjemput, Tono melihat Tini menunggu di luar gedung dengan teman-temannya dan sedang bercanda dengan asiknya. Saat tau Tono datang, Tini segera berpamitan dan pulang dengan Tono. Selama perjalanan, Tini merasa kelelahan dan hanya diam dengan menyandarkan kepala ke bahu Tono. Tono BISA memiliki pikiran Mengapa Tini sekarang diam, sedangkan tadi demikian gembira dengan teman-temannya??, apakah Tini sedang marah ?? ,Apakah saya hanya dibutuhkan sebagai ojek??, pikiran-pikiran ini yang akan menurunkan motivasi Tono dalam mencintai Tini. Jika Tini memang kelelahan, seharusnya Tini tidak merubah sikap secara drastis tanpa mengkomunikasikannya dengan Tono. Tini harus menunjukkan bahwa dia masih membutuhkan Tono. Minimal Tini mengatakan terima kasih dan maaf jika dia kelelahan dan hanya ingin diam dan bersandar. Emosi pria dan wanita Wah untuk hal ini, kita semua pasti tau bahwa pria kebanyakan memiliki emosi yang cenderung stabil. Di sisi lain, wanita memiliki memiliki emosi yang seperti gelombang laut. Seperti kita ketahui, keadaan laut sangat dipengaruhi oleh kondisi bulan hehehehe tau kaaan Emosi yang naik-turun seperti gelombang laut ini mencapai puncak saat wanita sedang awal masa menstruasi. Keadaan ini yang membuat banyak pria pusink tujuh keliling.. Well, jika seorang pria mengalami keadaan ini, pilihannya hanya ada 2 : jika merasa kuat, dia bisa mencoba melayani semua keinginan sang wanita. Jika merasa tidak kuat, mungkin bisa meminta ijin untuk tidak bertemu sementara waktu. Emosi pria yang cenderung stabil, juga bisa membuat wanita gondok. Wanita pada dasarnya selalu bercerita untuk didengarkan. Mendengarkan di sini adalah bahwa pria harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh meski tanpa memberikan komentar. Tapi emosi pria yang stabil,kadang membuat ekspresi pria juga stabil (lempeng jugak . Hal ini akan memberikan kesan bahwa sang pria tidak mendengarkan apa yang diceritakan sang wanita. Bisa ribut lagi deeeeeh Perasaan cinta pria dan wanita Dari dulu, wanita terkenal dengan cintanya yang tulus dan kesetiaan bagai merpati. Memang benar Hal ini karena wanita cenderung konstan dalam memiliki dan mengekspresikan cintanya. Wanita kebanyakan ingin bersama terus dengan pasangannya dalam setiap aktivitas. Hal ini berbeda dengan pria. Perasaan cinta pria memiliki karakteristik seperti karet gelang. Pria cenderung membutuhkan kebebasannya untuk menjauh sementara dari sang wanita untuk mendapatkan kembali cintanya seperti karet gelang yang ditarik, dan dilepaskan. Saat sang pria ingin keluar dari dunia berdua, disimbolkan dengan karet gelang yang diregangkan. Dan saat sudah mendapatkan kebebasannya, dia akan kembali dengan cinta yang lebih segar dan rasa rindu yang baru, kembali ke pangkuan kekasih. Hal ini disimbolkan karet gelang yang sudah diregangkan kemudian dilepaskan dan meloncat kembali ke asalnya. Dalam hal ini, wanita harus pandai-pandai mengelola kebutuhan pria akan kebebasan dan jangan dikekang. Kebebasan bukan berarti kebebasan mutlak, tapi kebebasan yang bertanggung jawab.

Penutup Itulah sekelumit informasi tentang pria dan wanita. Well, jujur ajah informasi diatas lebih pas digunakan untuk memelihara hubungan pria-wanita yang sudah terjalin. Informasi tersebut tidak cocok untuk kondisi pedekate Informasi diatas juga mungkin kurang akurat, sebab karakter, sikap, dan sifat manusia (baik pria maupun wanita) sangat bergantung pada keluarga dan lingkungan dimana dia tumbuh. Pada prinsipnya, ada hal-hal yang memang tidak bisa diubah, tapi janganlah hal tersebut selalu dijadikan kambing hitam. Misal, emosi yang impulsif saat menstruasi wanita, janganlah dijadikan senjata untuk membenarkan diri. Kita tetap harus bisa mengendalikannya. Demikian juga pria yang susah menyimak dan mendengarkan pasangan, janganlah menyalahkan takdir Kita tetap bisa belajar untuk lebih bisa mendengarkan pasangan. Meski tidak bisa diubah, kita tetap harus bisa mengendalikannya. Musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri dan orang hebat adalah orang yang mampu mengalahkan dan mengendalikan diri sendiri. Judul buku yang luar biasa itu adalah Men are from Mars, Women are from Venus (by John Gray) dan Why Men dont listen and Women dont read Maps (by Allan Pease).. Kenalilah pasangan anda, buka komunikasi, lakukan kompromi, dan saling belajar lah satu sama lain Semoga hubungan anda harmonis dan langgeng ..

Positif thinking aja kalle KOMPAS.com - Berpikir positif amat besar manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Tak terkecuali dalam urusan percintaan. Jangan dulu berpikir Anda adalah orang termalang sedunia kalau merasa tidak diperhatikan oleh kekasih. Sebab, justru itu bisa jadi suatu keuntungan bagi Anda. Pacar jarang berkunjung Blessing: Anda punya waktu lebih untuk diri sendiri. Banyak perempuan mengeluh tentang pasangan yang overpossessive dan tidak memberikan ruang gerak kepada dirinya. Mau pergi sama teman-teman, mesti lapor sejak dua minggu sebelumnya. Itu pun belum tentu diberi izin. Mau pergi window shopping atau santai-santai di spa, si dia cemberut karena merasa dicuekin. Berkaca pada pengalaman tersebut, Anda jadi memilih untuk bersyukur karena punya banyak waktu untuk memanjakan diri sendiri, kan? Si dia tak pernah antar-jemput Blessing: Anda punya banyak cerita yang bisa dibagi saat berjumpa dengannya. Komitmen untuk pacaran tidak selalu seiring sejalan dengan komitmen untuk mengantar jemput, lho. Kalau Anda selalu menuntut hal tersebut dari dia, berarti Anda memperlakukan kekasih tak ubahnya supir taksi atau bis kota. Apa salahnya pulang pergi sendirian, kalau cara itu memang lebih praktis bagi Anda berdua? Malah, ketika bertemu si dia nanti, Anda tak akan kehabisan obrolan lantaran banyaknya kisah yang bisa diceritakan.

Kok tingkahnya seperti keponakan saya? Blessing: Anda merasa lebih fun ketika berada dekat dengannya. Kedewasaan pola pikir terkadang tidak berbanding lurus dengan kedewasaan penampilan dan pembawaan. Boleh jadi, kekasih Anda yang masih hobi main game perang-perangan di Timezone serta gemar memakai topi bergambar Batman ke mana-mana justru punya kepribadian yang lebih matang dibanding Anda. Ambil saja sisi baiknya. Punya pasangan yang masih bisa merasakan kesenangan ala kanak-kanak justru bisa membuat hidup Anda lebih ceria dan berwarna. Pasangan cuek berpenampilan Blessing: Semakin sedikit orang yang akan merebutnya dari Anda. Si dia malas mengikuti tren yang berlaku saat ini? Atau, malas pergi ke gym untuk membentuk body six pack seperti teman-temannya? Jika memang demikian, jangan dulu memprotesnya habis-habisan. Pasalnya, kadar kegenitan pria dalam berpenampilan sedikit banyak ikut pula mencerminkan seberapa besar atensinya terhadap lawan jenis. Termasuk juga, mempengaruhi seberapa banyak perempuan lain yang berminat untuk merebutnya dari tangan Anda, bukan? Kerja, kerja, kerja melulu.... Please, deh! Blessing: Kariernya tambah mapan. Diajak nonton di akhir pekan, si dia tidak bisa karena ada tugas keluar kota. Sudah begitu, dia juga rajin lembur sehingga sulit diajak kencan sepulang kerja. Siapa yang tidak kesal? Tetapi jangan keburu ngambek, non. Kalau penyebabnya memang urusan kerja, rasa-rasanya Anda tak perlu kesal berkepanjangan. Sebab, itu justru menunjukkan bahwa si dia punya komitmen tinggi untuk meraih sukses. Jika kekasih bertambah mapan dalam karier, Anda juga yang senang, kan? Siapa tahu, dalam waktu 5 bulan sudah akan ada cincin melingkar di jari manis Anda! Dia jarang memuji Blessing: Anda terpacu untuk terus berprestasi. Kekasih tidak melontarkan pujian ketika Anda berhasil memasak brownies yang superlezat? Dia juga tidak memberikan kata-kata manis ketika Anda tampil begitu cantik dalam balutan gaun pesta elegan? Wajar memang bila Anda merasa terabaikan olehnya. Tetapi, daripada merengut, lebih baik jadikan hal ini sebagai pendorong bagi Anda untuk terus berprestasi. Misal, selain brownies Anda juga belajar masak pepes tahu yang disukai kekasih dan berbagai jenis masakan lainnya. Tak ada salahnya pula bereksperimen menggunakan make up supaya penampilan Anda kian chic. Telepon hanya tiga hari sekali Blessing: Anda bisa lebih berkonsentrasi kerja. Tak ada yang lebih ampuh dalam memecahkan konsentrasi ketimbang dering telepon dari orang tercinta. Meski durasi obrolan bisa dibatasi hingga sekian menit saja, namun hingga beberapa saat setelahnya, isi percakapan Anda dengannya masih terngiang-ngiang di kepala. Makanya, sebenarnya ada baiknya juga bila pacar Anda tidak terlalu sering meng-up date kabar lewat telepon. Bukan hanya konsentrasi kerja yang terpelihara, tidak terlalu sering menelepon juga bisa menambah greget dan

rasa kangen ketika Anda bertemu dia nanti. Dia dikelilingi banyak perempuan Blessing: Berarti Anda adalah yang terbaik di antara mereka di matanya. Melihat kekasih begitu populer di antara kaum hawa terkadang memang bisa membuat hati kita degdegan. Terlebih, apabila para groupies yang mengelilinginya itu punya wajah dan penampilan yang beda-beda tipis dengan para model di halaman mode. Padahal, kenyataan bahwa si dia telah memilih Anda di antara banyak perempuan yang mengelilinginya itu menunjukkan bahwa Anda adalah yang terbaik di antara mereka semua, lho.

Mengapa engkau begitu sempurna 1. Do'a wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda : " Ibu lebih penyayang daripada Bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia". 2. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang soleh. 3. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seperti orang yang senantiasa menangis Karena takut Allah SWT dan orang yang takut Allah SWT akan diharamkan api neraka keatas tubuhnya. 4. Barang siapa yang membawa hadiah (barang, makanan dari pasar kerumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukai akan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S 5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW) di dalam surga. 6. Barang siapa yang mempunyai tiga anak perempuan atau tiga Saudara perempuan atau dua Saudara perempuan , lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah surga. 7. Dari Aisyah r.a. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka , maka mereka akan menjadi penghalang baginya api neraka." 8. Surga itu di bawah telapak kaki ibu. 9. Apabila memanggilmu dua orang ibu bapamu maka jawablah panggilan ibumu dahulu. 10.Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga . Masuklah dari manapun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab. 11.Wanita yang taat pada suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan , semuanya beristigfar baginya selama dia taat kepada suaminya dan rekannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).

12.Aisyah r.a. berkata " aku bertanya pada rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda "suaminya". Siapa pula berhak terhadap lelaki?" jawab Rasulullah SAW "Ibunya" 13.Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat pada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki 14.Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia kedalam surga lebih dahulu daripada suaminya (10.000 tahun) 15.Apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristigfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan. 16.Apabila seorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT 17.Apabila seorang perempuan melahirkan anak, keluarlah ia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkan 18.Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari susunya diberi satu kebajikan 19.Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT (THE SOURCE:GUDANG TIPS DAN ILMU PENGETAHUAN ).

Tolong Sampaikan Tolong sampaikan pada si dia Tolong beritahu si dia aku ada pesanan buatnya Tolong beritahu si dia, cinta agung adalah cintaNya Tolong beritahu si dia, cinta manusia bakal membuatnya alpa Tolong nasihati sia dia, jangan menyintaiku lebih dari dia menyintai Yang Maha Esa Tolong nasihati si dia, jangan mengingatiku lebih dari dia mengingati Yang Maha Kuasa Tolong nasihati si dia, jangan mendoakanku lebih dari dia mendoakan ibu bapanya Tolong katakan pada si dia, dahulukan Allah kerana di situ ada syurga Tolong katakan pada si dia, dahulukan ibu bapanya kerana di telapak itu syurganya Tolong ingatkan si dia, aku terpikat kerana imannya bukan rupa Tolong ingatkan si dia, aku

lebih cintakan zuhudnya bukan harta Tolong ingatkan si dia aku kasihinya kerana santunnya Tolong tegur si dia, bila dia mula mengagungkan cinta manusia Tolong tegur si dia, bila dia tenggelam dalam angan-angannya Tolong tegur si dia, andai nafsu mengawal fikirannya Tolong sedarkan si dia, aku milik Yang Maha Esa Tolong sedarkan si dia, aku masih milik keluarga Tolong sedarkan si dia, tanggungjawabnya besar kepada keluarganya Tolong sabarkan si dia, usah ucap cinta di kala cita-cita belum terlaksana Tolong sabarkan si dia, andai diri ini enggan dirapati kerana menjaga batasan cinta Tolong sabarkan si dia, bila jarak mejadi penyebab bertambah rindunya Tolong pesan padanya, aku tidak mahu menjadi fitnah besar kepadanya Tolong pesan padanya, aku tak mahu menjadi punca kegagalannya Tolong pesan padanya aku membiarkan Yang Esa menjaga dirinya Tolong khabarkan pada si dia, aku tidak mahu melekakan dia Tolong khabarkan pada si dia, aku mahu dia berjaya dalam impian dan cita- citanya Tolong khabarkan pada si dia, jadilah penyokong dalam kejayaanku Tolong sampaikan pada si dia, aku mendambakan cinta suci yang terjaga Tolong sampaikan pada si dia, cinta kerana Allah tidak ternilai harganya Tolong sampaikan pada si dia, hubungan ini terjaga selagi dia menjaga hubungan dengan Yang Maha Kuasa Tolong sampaikan kepada si dia kerana aku tidak mampu memberitahunya sendiri Hanya engkau Ya Allah mengetahui siapa si dia Moga pesananku sampai padanya walau aku sendiri tidak mengetahui siapa dan dimana si dia Moga dia seekor lebah yang sentiasa memuji keagungan Yang Maha Kuasa memasuki taman larangan dengan sopan santunnya dan bertemu mawar berduri yang terjaga oleh tuannya Simpanlah pesanan ku ini sehingga engkau bertemu diriku suatu hari nanti .

IT IS ME... Aku bukanlah mawar yang merah merekah penuh pesona, Aku pun bukan bunga Angrek dan Anyelir yang begitu Indah di pandang mata. Aku hanyalah bunga Bakung Ungu kecil, Walaupun demikian..aku percaya Allah memberiku kelebihan diatas kekurangannku yang begitu banyak. Kudapat tebarkan senyum, semerbak bunga mawar. Keindahan anyelir dalam sapaku..kekuatan angrek yang dapat merekah dibatu-batu. Insya Allah diriku bukan mentari yang selalu temani bumi, namun ku kan memberi sinar yang aku miliki. Ku bukan rembulan yang setia pada malam, namun ku mencoba ada di samping mu saat kau butuhkan aku. Suatu ketika, Aku meminta pada Allah setangkai bunga indah, Dia beri aku kaktus berduri. Aku meminta binatang mungil dan elok, tapi Dia beri aku ulat berbulu. Aku kecewa, sedih dan protes, Betapa tidak adilnya hidup ini. Tetapi kemudian kaktus itu berbunga, bahkan bunganya sangat indah dan ulat itu pun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang sangat elok, itulah jalan Allah..Aku percaya..semua akan menjadi Indah pada waktunya..Dia tidak memberi apa yang aku minta, tetapi Dia beri yang aku perlukan..Semoga aku tetap dapat menjadi hambanya yang pandai bersyukur..amiin

Sebaris Doa Untuk si Dia Ya ALLAH, Aku berdoa untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku. Seorang yang sungguh mencintaiMU lebih dari segala sesuatu. Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau. Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMU. Wajah ganteng dan daya tarik fisik tidaklah penting. Yang paling penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk menjadi seperti Engkau (menauladani sifat-sifat Agung Mu). Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia.

Seseorang yang memiliki hati yang bijak bukan hanya otak yang cerdas. Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku. Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah. Seorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku. Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu & situasi. Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika berada disebelahnya.

Aku tidak meminta seorang yang sempurna, Namun aku meminta seorang yang tidak sempurna, sehingga aku dapat membuatnya sempurna dimataMU. Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya. Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya. Seseorang yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya. Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

Dan aku juga meminta: Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat,pria itu bangga. Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMU, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku. Berikanlah SifatMU yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMU bukan dari luar diriku. Berilah aku tanganMU sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya. Berikanlah aku penglihatanMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja. Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaanMU dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.

dan slalu meberikan semangat untuknya.

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakaan Betapa besarnya ALLAH itu karena Dia telah memberikan kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna. Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kautentukan.

Hikmah Bangun Pagi


Tue, Jun 22, 2010 Tadzkirah Kata mbah uti saya,bar subuh kuwi ojo turu neh, ngko rejekine dipatok ayam (habis subuh jangan tidur lagi, nanti rejekinya dipatok ayam). Alhasil, saya gak berani tidur habis subuh kalo lagi pulkam. Bukan karena takut rejekinya dipatok ayam, tapi karena takut diceramahin. . Kata mbah uti lagi, sholat rong rokaat sedurunge subuh ki entuk ndunyo lan seisine..(sholat dua rokaat sebelum subuh itu dapat dunia seisinya). Kata banyak orang, Belajar pagi2 itu enak, lebih gampang masuk, daripada maksain belajar mpe larut malam. Apakah itu hanya katanya? Hayo siapa yang suka telat bangun pagi? Hayo siapa yang habis subuh tidur lagi? (clingakclinguk:D). Memang benar, belajar pagi2 itu lebih enak dan lebih mudah masuk otak ketimbang maksain belajar mpe larut malam. Dan buat saya, garap tugas atau laporan pagi2 itu juga lebih cepat selesai (lah, itu si dasarnya dah kekejar2 waktu, jadi harus buruan selesai ). Dan perkataan2 orang-tua2 tentang rejeki bakal dipatok ayam kalo tidur lagi habis subuh itu gak sepenuhnya salah, tapi juga gak sepenuhnya bener. Kenapa? Coba baca hadits berikut ini: Sakhr Al-Ghamidi mengisahkan bahwa Nabi Muhammad saw berkata ,Ya Alloh, berkahilah umatku pada pagi hari mereka. Bila beliau melepas pasukan, beliau melepas mereka di awal hari. Sakhr adalah seorang saudagar dan dia biasa mengirim dagangannya pagi2 sekali, dan dia menjadi kaya raya. At-Tirmidzi dan Ahmad. Abu Hurairoh meriwayatkan: Nabi berkata, Agama sebenarnya sangat mudah, dan orang yang terlalu membebani diri dalam agamanya tidak akan mampu terus begitu. Maka janganlah kalian menjadi ekstremis, tapi berusahalah mendekati kesempurnaan dan terimalah berita baik yang

pasti akan kalian terima; dan dapatkan kekuatan dengan beribadah di pagi hari, di malam hari. Subhanalloh.. Ternyata sudah berabad2 lalu Rasululloh mendoakan kita..tentang hikmahnya pagi hari. Lalu adakah yang masih berniat tidur lagi habis subuh? Adakah yang berniat membiasakan tidur larut malam (pagi) sehingga bangun menjadi kesiangan? Insya Alloh, bangun pagi jadi gak ngantuk lagi. Ya habis tidur, wudu, sholat, ngerjain tugas atau ngetik gitu, biar gak ngantuk:D. Tapi kalo sekali2 tidur habis subuh, ya gak apa2, he9x (ini sih mberi toleransi ke diri sendiri:D). Jadi tahu kenapa tho kenapa pedagang dah keluar subuh2? Saya juga jadi tahu kalo bangun pagi2, hari itu pasti akan berjalan dengan baik. Kenapa? Dengan pagi, semangat hidup pasti lebih besar. pagi2 bangun, bisa sholat malam, subuh tepat waktu, garap tugas, mengerjakan pekerjaan rumah, sarapan, jadi semua hak diri sendiri terpenuhi tho? Dan merasa mantap untuk menjalani hari itu dengan baik penuh semangat. Ayo kita bangun pagi2 sekali. Jemput bekal hidup sebelum matahari terbit. Bukankah kita ingin mendapatkan berkah dan manfaat doa yang dipanjatkan Rasulullah tersebut? Gak ada alasan karena gak mempan pake alarm, terlalu cape, dll. Itu alasan klasik. Sebelum tidur, niatin bener2 kalo memang ingin bangun pagi, insya Alloh pasti bangun pagi. Dan itu akan menjadi alarm biologis kita.. jangan mengandalkan alarm jam/hp, karena itu hanyalah benda mati. Tapi andalkan diri sendiri.

LEMBAR MUHASABAH ?
Sun, Aug 8, 2010 OaseImani, Tadzkirah Sudahkah saya mengingat allah ketika bangun tidur ? Sudahkah saya membaca adzkar pagi hari ini ? Sudahkah saya membaca adzkar sore hari ini ? Sudahkah saya memelihara seluruh shalat saya dengan berjamaah di masjid pada waktunya ? Sudahkah hari ini saya melaksanakan rawatib dan nawafil ? Sudahkah saya memanfaatkan waktu-waktu istijabah dan saya berdoa di dalamnya? Sudahkah saya membaca, mengaji, menghafal, dan mengamalkan sesuatu isi kitabullah ?

Sudahkah saya mengkaji, menghafal, dan mengamalkan dari hadits rasulullah ? Sudahkah pada pagi hari ini saya membaca shalawat atas nabi Muhammad ? Sudahkah pagi ini saya menjenguk orang sakit ? Sudahkah saya menolong orang muslim ? Sudahkah saya menghindari banyak tawa ? Sudahkah hari ini saya memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa saya ? Sudahkah hari ini saya menangis karena takut atas siksa Allah ? Sudahkah hari ini saya berdoa untuk memintakan ampunan sekalian orang-orang beriman lakilaki dan perempuan ? Sudahkah hari ini saya bersedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan ? Sudahkah saya berusaha memelihara sunnah nabi saya, baik perkataan maupun perbuatan ? Sudahkah saya mengingat mati, alam kubur, dan hari akhir dengan segala mara bahayanya ? ..

Berakal atau gila


Fri, Jul 30, 2010 Tasliyah Harun Ar Rasyid mengutus menterinya, Tsumamah, agar meninjau rumah sakit jiwa untuk meninjau keadaan mereka. Tsumamah melihat di antara mereka, ada seorang pemuda tampan seperti seorang yang waras. Pemuda itu mendahului bertanya kepada menteri, Saya ingin

mengajukan satu pertanyaan. Menteri menjawab, Silahkan bertanya Pemuda itu bertanya, Kapan seseorang yang tidur menikmati tidurnya? Menteri menjawab, ketika ia bangun tidur. Pemuda itu bertanya, Bagaimana dapat menikmati tidur sesudah bangun? Menteri menjawab, Ya, kelezatan tidur sebelum dia tidur Pemuda itu bertanya lagi, bagaimana dapat menikmati kelezatan tidur sedangkan dia belum tidur? Menteri menjawab lagi, Kelezatan dan kenikmatan tidur saat dia tidur. Pemuda itu lantas berkata, orang yang sedang tidur tidak merasakan sesuatu. Bagaimana bisa orang yang tidak sadar bisa merasakan sesuatu. Menteri bengong, tidak bisa menjawab. Dia pergi dan bersumpah sama sekali tidak akan berdebat dengan orang gila.

Teguran siang itu sangat Indah


Fri, Jun 18, 2010 OaseImani, Tadzkirah, Tajribah

Ada dua nikmat yang sering dilupa manusia; nikmat kesehatan dan waktu luang. (HR. Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimi, Ahmad, al-Hakim, Baihaqi, Ibnu Abi Syaibah, Thabrani). Pada hari Ahad, 13 Juni 2010 pukul 13.00, ada tamu agung bertamu ke salah satu rumah Allah yang aku tempati. Tamu yang banyak memberikan pelajaran dan hikmah yang luar biasa indahnya. Terus terang, aku sudah tertegur dengan melihatnya. Semua ciri fisik yang tidak sempurna mungkin melekat pada tubuhnya; mata yang cekung, kaki yang kecil dan bengkok, tangan yang tidak lurus dan kurus kering, lisan yang berbicara dengan terbata-bata dan memaksa orang yang berdialog dengannya harus memusatkan semua perhatian dan konsentrasinya. Singkatnya, semua cacat fisik hampir ia miliki. Dan inilah yang memberikan banyak pelajaran kepada diri ini. Lelaki itu bernama Mukhlish yang terlahir pada 1989. Ia baru berusia 21 tahun namun serasa sudah seperti kakek-kakek berumur 60 tahun-an. Wajahnya serasa mirip akhi Ibrahim Naseer. (http://www.oaseimani.com/2010/06/nikmat-kesehatan/)., sekalipun secara fisik akhi Mukhlis masih lebih sehat daripada akhi Ibrahim. Ketika melihatnya berjalan, hatiku tercabik, tersayat-sayat. Allah, maafkan hamba-Mu ya Allah yang kurang mensyukuri karunia dan nikmat-Mu. Aku mengamati jalannya. Ia berjalan tertatihtatih; berjalan setapak demi setapak dengan kaki berjinjit dengan tangan yang berada di depan dada seolah-olah sedang belajar jurus beladiri. Untuk berwudhu dan shalat juga ia harus susah payah. Aku semakin terharu dan tak terasa menitikkan air mata ketika melihatnya berdiri tidak sempurna di tengah shalatny; ia tidak bisa berdiri tegak (baca; hampir membungkuk), dan duduk

tasyahud akhir dengan kondisi kaki terbalik; mendirikan kaki kiri dan meletakkan kaki kanan di bawah kaki kiri yang berdiri tersebut. Allah, hanya Allah yang tahu apa yang ada dalam hatiku; aku bersyukur pada-Mu ya Allah. Selesai shalat, aku memintanya untuk berbincang-bincang. Dengan senang hati, ia menerima dan menyambut permintaanku dengan berusaha tersenyum seindah yang ia bisa. Syukur alhamdulillah. Kesan pertama yang aku dapatkan darinya, ia berusaha berbicara ramah dan berkomunikasi sebaik mungkin yang ia mampui. Walaupun kalau kita memosisikan dia sebagai orang normal, kita akan mengatakan lelaki ini betul-betul menghina kita; bicaranya tidak jelas dan terbata-bata, mulutnya yang ketika berbicara maaf, sekali lagi maaf, bukan bermaksud menghina- ke kanan ke kiri (baca; merat merot) persis seperti orang kesurupan yang berbicara. Tetapi itu semua bukan atas keinginannya. Allah sedang mengujinya dengan penyakit yang semoga semakin mendekatkan dirinya kepada Allah, dan menggugurkan dosa-dosanya. Ku lihat dia sangat bersyukur dan tidak pernah berkeluh kesah atas semua ujian-Nya. Aku harus bersabar mendengar semua kata-katanya dengan memusatkan semua konsentrasi yang aku punya. Setelah bertanya apa sebab ia sedemikian rupa, ia menjawab bahwa ketika kecil dahulu ia sakit asma selama empat tahun, sehingga membuat tubuhnya seperti sekarang ini. Menurut pengakuannya, ia bisa berdiri ketika berumur empat tahunan sembari mengatakan bahwa kalau anak normal biasanya bisa berjalan ketika usia satu tahunan, berbeda dengan dia. Untuk sekedar duduk saja dulu dia harus bersandar di tembok. Mengutarakan semua pengalaman pahitnya itu, tidak terlihat ada rasa sesal dan keluh kesah dari mulutnya. Ini yang semakin membuatku salut kepadanya. Lelaki luar biasa kataku dalam hati. Karena cacat fisik inilah, ia masuk S.L.B. Ketika mendengarnya, aku mengerenyitkan dahi, tidak faham ucapannya. Setelah meminta mengulang ucapannya tersebut, ia menjelaskan, S.L.B yang artinya sekolah luar biasa. Karena saya seperti ini makanya saya bisa masuk s.e.k.o.l.a.h l.u.a.r b.i.a.s.a. Allahu Akbar.pekikku dalam hati. Bahkan dengan bangga ia bercerita, Teman-temanku ada yang b.i.s.u. Ada yang t.u.l.i. Bahkan ada yang m.a.i.nm.a.i.n s.e.n.d.i.r.i. sembari tertawa. Ketika kutanya, Sikap teman-temanmu bagaimana? Ia menjawab, Baik-baik mas, tetapi ada juga yang j.a.i.l. Maksudnya Jail (baca ; jahil alias usil)? tanyaku. Teman-teman suka menggelitiku. Jawabnya dengan tetap tersenyum. Reaksi kamu bagaimana ketika digelitiki sama teman-teman? Aku cuman bisa duduk, dan tertawa geli. Tidak bisa berbuat apa-apa. Duduk di tempat dengan tertawa terbahak-bahak ketika digelitik sama mereka. Kembali ia menjawabnya dengan wajah ceria, seolah tiada ada rasa marah dan dendam kepada teman-temannya. Padahal sebelumnya, ketika ia menceritakan kisahnya yang satu ini, aku sempat berkata dalam hati, Kejam sekali teman-temannya. Kok yo tega-teganya menggelitik teman yang cacat seperti dia. Kan sudah bisa

diduga bahwa dia tidak akan bisa lari, apalagi membalas. Dalam kondisi normal saja, dia berjalan selangkah demi selangkah dengan berjinjit apalagi dia digelitik. Kalau aku yang digelitik mungkin akan mati di tempat sambil tertawa-tawa. Ah, tega nian teman-temannya. Tetapi ia ternyata memiliki hati seluas samudera, tidak ada rasa dendam yang berkesumat dalam dada. Subhanallah. Ini yang mungkin belum aku miliki. Hati seluas samudera; yang selalu memaafkan saudara-saudaranya. Saling memaafkan, salah satu sifat orang bertakwa yang dijanjikan jannah, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran : 134). Lebih mengejutkan lagi ketika ia mengatakan, K.e.n.a.n.g.a.n t.a.k t.e.r.l.u.p.a.k.a.n. Aku hampir tidak percaya dengan kata-kata yang keluar dari lisannya, maka aku memintanya untuk mengulanginya. Katanya, M.a.s.a-m.a.s.a.- i.n.d.a.h. dan menjadi K.e.n.a.n.g.a.n k.e.n.a.n.g.a.n t.a.k t.e.r.l.u.p.a.k.a.n. Allahu Akbar !, pengalamannya ketika digelitik sama teman-temannya justru menjadi masa-masa indah, dan menjadi kenangan tak terlupakan baginya. Padahal, kalau kita mau jujur; memosisikan diri seperti dia; kita mungkin akan memohon ampun dengan menangis agar tidak digelitik, karena kita mungkin akan tertawa cekikikan tak terkendali. Sekali lagi, hatinya seluas samudera. Seolah ia sudah siap menghadapi semua konsekwensi kecacatan fisiknya. Aku benar-benar tertegur ketika berbincang-bincang dengannya. Pelajaran seperti inilah yang tidak mungkin aku dapatkan dalam universitas manapun kecuali universitas kehidupan. Sungguh besar karunia dan nikmat-Mu ya Allah. Di tengah-tengah perbincangan, tiba-tiba ia mengatakan, Aku capek mas. Ketika mendengarnya, serasa ada bom yang memborbardir tubuhku. Terasa sakit. Sakit sekali. Ya, aku sangat bisa merasakan lelah dan letihnya, dan itu tidak termasuk kategori mengeluh. Bila secara tabiat kita lelah dan letih, dan lapar maka kita boleh mengungkapkannya. Seperti halnya Musa ketika melalang buana mengelilingi dunia ketika hendak mencari dan belajar kepada Khidhir, ia mengatakan kepada pemuda yang membersamainya, Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya, Bawalah ke mari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini. (al-Kahfi : 62). Ya, aku sangat bisa memahami kecapekan dan kelelahannya. Seharian tadi ia berkeliling bersama sepedanya. Dengan tubuh dan fisik seperti dia, sungguh itu merupakan perjuangan yang luar biasa. Sudah mencari penghidupan sendiri dengan menjual telur asin dengan berkeliling setiap harinya. Sungguh satu sifat yang lagi-lagi membuatku takjub. Ketika kutanya, Setiap harinya, berapa yang laku? Ia menjawab jujur, Kalau sepi bisa 50 telur, kalau ramai bisa sampai seratus telur. Dan kembali kutanya, Setiap telurnya bisa untung berapa? Berkisar antara 200 sampai 500-an.jawabnya. Uangnya ditabung ya?

Iya. Percakapan ini semakin membuka mata kita, betapa dangkal dan picik serta betapa pemalasnya para pengamen dan peminta-minta, yang selalu berargument bahwa pekerjaan mereka masih lebih baik daripada mencuri. Jadi, menurut mereka, pekerjaan itu hanya punya dua alternatif; kalau tidak meminta dan mengamen, ya mencuri. Paradigma berfikir yang sedemikian rendah dan tidak bermutu. Tapi, itulah realitas di tengah masyarakat kita. Sangat memprihatinkan memang bila kita menilik bahwa indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Kemudian karena sudah mendekati jam 13.30; waktu biasa ia pulang ke rumah yang terletak di daerah Gawok-Baki-Sukoharjo, ia ingin berpamitan, namun sebelum pulang aku merogok dompetku mengeluarkan uang sepuluh ribu sebagai bentuk terima kasihku atas ilmunya siang itu. Sayang ia menolaknya. Aku berusaha mendesaknya dan memintanya agar mau menerima. Tidak lama setelah itu, ia menerima uang itu. Untuk sejenak, aku sangat bahagia. Namun tak lama berselang uang itu berada di tangannya, ia mengulurkannya kepada saya lagi dan tidak mau menerimanya sembari mengucapkan terima kasih. Aku betul-betul terharu dengan prinsipnya; tidak mau menerima pemberian orang lain. Betul-betul menjaga diri dari meminta-minta, Allah berfirman, Orang yang tidak tahu menyangka mereka itu adalah orang-orang yang berkecukupan karena mereka taaffuf . (al-Baqoroh : 273). Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu mengabarkan bahwa orang-orang dari kalangan Anshar pernah meminta-minta kepada Rasullah Shallallahu alaihi wa sallam. Tidak ada seorang pun dari mereka yang minta kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melainkan beliau memberikan hingga habislah apa yang ada pada beliau. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pun bersabda kepada mereka ketika itu: Apa yang ada padaku dari kebaikan tidak ada yang aku simpan dari kalian. Sesungguhnya siapa yang menahan diri dari meminta-minta maka Allah akan memelihara dan menjaganya. Dan siapa yang menyabarkan diri dari meminta-minta maka Allah akan membuatnya mampu bersabar. Dan siapa yang merasa cukup dengan Allah dari meminta kepada selain-Nya maka Allah akan memberikan kecukupan padanya. Tidaklah kalian diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran. (HR. Bukhari). Al-Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan: Dalam hadits ini ada anjuran untuk taaffuf (menjaga kehormatan dengan tidak meminta-minta), qanaah dan bersabar atas kesempitan hidup dan kesulitan di dunia. Aku kehilangan cara untuk membuatnya menerima uang itu, dan akhirnya aku punya ide, Ya sudah kalau tidak mau, uang itu saya pergunakan untuk membeli telurnya. Tetapi sekarang saya tidak membawa telur mas. Hmm, kalau begitu ya sudah uangnya dibawa dulu. Besok kembali ke sini dengan membawa telurnya.

Begitu ya. Besok mas ada di masjid ini kan? Ya insyaAllah- ada. Akhirnya ia mau menerima uang itu dan aku sudah tidak peduli lagi dengan uang itu. Aku sudah mengikhlaskannya, baik ia membawa telor atau tidak nantinya. Yang jelas, banyak pelajaran yang aku dapatkan dari mas Mukhlis siang itu. Sebuah teguran yang sangat indah dari Allah melalui salah satu hamba-Nya, Mukhlis. Semoga seindah namanya, orang yang ikhlash. Terima kasih untuk mas Mukhlish yang memberikan pelajaran berharga pada siang itu

Ini Baru Namanya Benci dan Cinta


Sat, May 29, 2010 Kisah ~.Ini Baru Namanya Benci dan Cinta.~ (Diriwayatkan Oleh Imam Bukhari) Ini adalah kisah seorang sahaya yang ingin mendapatkan cinta kekasih belahan jiwa. Perjalanan hidupnya membuahkan pelajaran-pelajaran berharga untuk seluruh kaum muslimin hingga akhir masa. Kalau anda saat ini sedang jatuh cinta, mungkin pribadi Mughits lebih menarik perhatian anda. Begitu buta dan dalam dan pilunya ekspresi cintanya pada Barirah sehingga semua orang mendengar rengekan dan melihat airmatanya. Meleleh membasahi jenggotnya. Seakan dia berprinsip, biarkan dunia tau kalau aku cinta kamu. Dan, ehemternyata Rasulullah tidak melarangnya jatuh cinta.. Tapi kalau anda adalah pembela HAM dan hak-hak wanita, sosok Barirah yang akan menggetarkan anda. Penasaran dengan kisah cintanya.?? Disebutkan di dalam Shahih Al-Bukhari dari jalan Khalid Al-Hadda, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas; bahwasanya suami Barirah adalah seorang budak, bernama Mughits, saya melihatnya berjalan dibelakangnya sambil menangis, sampai-sampai air matanya mengalir ke jenggotnya, lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Wahai Abbas, tidakkah engkau merasa heran dengan cintanya Mughits terhadap Barirah dan bencinya Barirah terhadap Mughits. (Insya Allah akan dipaparkan pada kisah di bawah nanti). ~.Bismillahirramanirrahim~

BARIRAH.. adalah budak milik seorang Anshar dari kabilah bani Hilal. Kemudian Aisyah ra. Membelinya dan dibebaskan. Barirah seorang wanita yang pandai, perawi hadits dan faqihah serta memiliki firasat yang tajam dan tepat. Ia hidup sampai masa kepemimpinan Muawiyah radliyallah anhu. MUGHITS.. adalah suami Barirah. Dia seorang budak hitam, maula Abu Ahmad bin Jahsy AlAsadi. Istrinya, Barirah meminta pisah darinya sesudah dimerdekakan oleh Aisyah. Ketika itu, Mughits masih berstatus sebagai budak. Abu Ahmad bin Jahsy, salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tuan dari Mughits, sangat menyayangi dan kagum terhadap budaknya itu. Ia seorang budak yang amanat, jujur, dan bersemangat dalam berkhidmat terhadap tuannya sehingga ia berhasil mempersembahkan banyak manfaat untuk tuannya. Oleh karena itu, ketika tuannya menyerunya untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, segera saja ia menyambutnya. Sebagai balasannya, ketika Mughits meminta sesuatu kepada tuannya, dengan suka rela tuannya pun mengabulkan permintaannya. Pada suatu hari, Mughits meminta kepada tuannya untuk menikahkannya. Dan tuannya-pun menyanggupinya, tapi nanti setelah mereka tiba di Yasrib untuk hijrah. Abu Ahmad dan Mughits keluar dari Makkah menuju Madinah. Di tengah perjalanan, Abu Ahmad menyenandungkan syair yang memuji istrinya, hal ini membuat hati Mughits semakin menggebu-gebu untuk menikah. Oleh karena, di tengah-tengah perjalanan yang masih sangat jauh dari Madinah, Mughits senantiasa mengulang-ulang permintaannya kepada tuannya. Setelah mereka tiba di Yatsrib dan telah mendapatkan tempat, Mughits mengulangi lagi permintaannya kepada tuannya untuk segera dinikahkan. Maka Abu Ahmad menyuruhnya untuk mencari calon istri dari budak wanita yang ada di Yatsrib. Mulailah Mughits berkeliling di perkampung Madinah. Pada akhirnya, hatinya terpaut dengan seorang budak wanita yang cantik di salah satu rumah kaum Anshar. Ia bernama Barirah. Maka ia bersegera pulang menemui tuannya dan mengabarkan berita gembira ini. Abu Ahmad pun bersegera pergi ke tempat kaum Anshar tadi, dan menyatakan keinginannya. Merekapun menyambutnya dengan baik. Tapi Barirah tidak menyukai laki-laki ini. Ia memberitahu pada tuannya bahwa ia tidak menyukainya, lalu ia masuk ke dalam sambil menangis. Maka tuannya menyampaikan kepada Abu Ahmad bahwa ia telah ridla dengan ini, tapi Barirah tidak menghendakinya. Maka ia meminta waktu beberapa hari untuk melunakkan hati Barirah. Mughits sangat sedih dengan tanggapan Barirah. Maka ia meminta tuannya untuk terus mendesak keluarga Barirah agar hatinya luluh. Ia menyampaikan kepada tuannya bahwa ia telah jatuh cinta kepada Barirah dan tidak mau menikah dengan selainnya. Abu Ahmad merespon permintaan Mughits, dan ia pun berkali-kali datang ke keluarga Barirah untuk meminta budaknya. Pada akhirnya, ia berhasil, hati Barirah-pun luluh.

~.Pada awalnya Barirah tidak mau menikah dengan Mughits, tapi karena desakan yang terus menerus dari tuannya, akhirnya ia pun menyatakan keridlaannya, menerima lamaran Mughits, secara dzahirnya saja. Lalu pernikahan pun dilangsungkan. Mughits amat merasa bahagia dengan pernikahannya ini. Dia berhasil menyunting gadis cantik pujaannya. Tapi, berbeda dengan Barirah. Ia merasa telah menipu dirinya, ia menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia cintai, sampai-sampai ia berujar: Demi Allah, aku tidak menginginkan dan tidak menyukainya, tapi apa yang bisa kuperbuat, takdir pastilah menang. Kesedihan Barirah sangat luar biasa, tetapi Allah telah mempersiapkan satu hal untuk meringankan beban kesedihannya, yaitu dengan dibukanya pintu salah satu rumah istri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Aisyah radliyallah anha. Barirah sering datang ke sana untuk membantu pekerjaan Ummul mukminin. Barirah sangat menyukai Aisyah radliyallah anha, beliau menyambutnya dengan ramah dan memperlakukannya dengan baik. Pada akhirnya Barirah mau mengungkapkan seluruh isi hatinya kepada bunda Aisyah tentang perasaannya terhadap suaminya, Mughits. Ia berkata:Demi Allah, aku dipaksa oleh keluargaku untuk menikah dengannya. Dalam hatiku tidak ada kecondongan (kecintaan) kepadanya, dan aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat. Tetapi Bunda Aisyah memintanya untuk tetap bersabar dan ridla dengan takdirnya. Beliau menasihatkan: Wahai Barirah! Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah dengan suamimu, sungguh ia adalah laki-laki shalih dan semoga Allah menghilangkan kegundahanmu dan menganugerahkan kecintaan kepada suamimu. Berulang-ulang kali Barirah mengadu kepada bunda Aisyah dan berulang-ulang kali pula beliau menasihatkan supaya tetap bersabar dengan suaminya, berusaha terus untuk mencintainya dan ridla dengan bagian yang Allah tetapkan padanya. Barirah-pun berusaha melaksanakan nasihat bunda Aisyah, dan berusaha membuka hatinya untuk suaminya. Setelah waktu berlalu cukup lama, ia terus mencobanya, tapi ia tetap tidak bisa, bahkan bertambahnya hari hanya menambah rasa benci kepada suaminya. Barirah mengadu lagi kepada bunda Aisyah tentang suaminya, ia berkata: Demi Allah wahai Ummul mukminin, sungguh hatiku ini sangat membenci Mughits, aku sudah berusaha mencintainya dan aku tetap tidak bisa. Aku tidak tahu apa yang bisa ku lakukan dalam hidup bersamanya. Aisyah pun menasihatinya: Bersabarlah wahai Barirah, semoga Allah memberikan jalan keluar dari masalahmu ini. Demi Allah, aku tidak menginginkan dan tidak menyukainya, tapi apa yang bisa kuperbuat, takdir pastilah menang. senandung Barirah

Mughits amat merasa sedih dengan sikap istrinya, ia telah mencurahkan segala cintaannya kepada istrinya tapi ia membalasnya dengan kebencian yang besar. Dia meminta tolong kepada tuannya, Abu Ahmad, untuk menasihati istrinya supaya bersikap lembut kepadanya, tapi tidak juga membawa perubahan. Dia juga meminta bantuan pada keluarga Barirah, tapi mereka kurang meresponnya. Pada suatu hari istri Abu Ahmad melihat Mughits sedang bersedih, lalu ia berusaha menghiburnya. Ia berkata: Kenapa kamu ini wahai Mughits! Sepertinya kamu terlalu memikirkan Barirah, wanita selain dia kan banyak!! Mughits menjawab: Tidak, demi Allah, wahai tuanku, aku tidak bisa membencinya dan tidak bisa mencintai wanita selainnya. Tuannya berkata: Kalau begitu bersabarlah, sampai ia melahirkan anakmu, semoga setelah itu hatinya mulai berubah dan bisa mencintaimu. Mughits amat bahagia mendengarnya dan mulailah ia berhayal. Tidak, demi Allah, wahai tuanku, aku tidak bisa membencinya dan tidak bisa mencintai wanita selainnya. Kata Mughits kepada tuannya. Sebaliknya dengan Barirah, bertambahnya hari dan bergantinya siang dan malam, hanyalah menambah rasa benci terhadap suaminya, bahkan hal ini bertambah setelah ia melahirkan. Ia berangan-angan tidak pernah melahirkan seorang anak-pun dari Mughits. Setelah berlalu beberapa tahun, datanglah hari yang ditunggu-tunggu, keluarga Barirah menyatakan mau memerdekakannya jika ia siap membayar sejumlah harta selama sembilan tahun. Barirah amat sangat senang mendengar berita ini, lalu bersegeralah ia menuju ke rumah bunda Aisyah mengabarkan bahwa keluarganya menawarkan mukatabah dengan sembilan awaq dalam waktu sembilan tahun. Setiap tahunnya satu uqiyah (12 dirham), maka ia meminta bantuan kepada Aisyah untuk membelinya. Ia berkata kepadanya: Ini adalah hari yang aku tunggu-tunggu wahai Ummul Mukminin, hilangkanlah kesusahanku maka Allah akan menghilangkan kesusahan Anda. Lalu Aisyah tertawa dan berkata: Bergembiralah wahai Barirah, demi Allah beberapa hari ini aku ingin bertaqarrub kepada Allah dengan memerdekakan budak, dan tiada yang lebih aku senangi kecuali memerdekakanmu dan menghilangkan duka citamu. Kemarilah wahai Barirah, ambilah harta ini, timbanglah dan berikan sembilan awaq kepada tuanmu, lalu bayarlah sekaligus dan dirimu menjadi milikmu. Barirah membawa uang itu kepada tuannya dan menyerahkannya sekaligus, lalu ia kembali kepada Sayyidah Aisyah, berterima kasih dan memujinya. Ia berkata kepada nya:AlHamdulillah, wahai Ummul Mukminin, Allah telah menghilangkan duka citaku dan menyingkapkan kegundahanku, dan aku telah mendapatkan sesuatu yang besar dengan kesabaran.

Barirah juga menyampaikan kepadanya bahwa ia akan segera meminta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk memisahkan dia dari Mughits. Pada sore harinya, ia datang ke kamar Aisyah dan meminta izin bertemu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ia pun diizinkan. Lalu ia mengucapkan salam dan menyampaikan maksudnya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Wahai Rasulullah, aku memohon, kiranya baginda sudi menceraikanku dari suamiku Mughits, aku sekarang telah merdeka sedangkan dia masih sebagai budak, aku sudah tidak kuat lagi hidup bersamanya. Tanyalah pada Ummu Abdillah, Aisyah. Pasti beliau akan memberitahukan bagaimana nasib hidupanku bersamanya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tersenyum akan ucapan Barirah dan mengabulkan permintaannya. Lalu beliau mengutus seseorang untuk menyampaikan kabar berita ini kepada Mughits. Ketika mendengar berita ini, Mughits langsung pingsan, ia dirundung kesedihan yang sangat luar biasa. Bumi yang luas ini terasa sempit dan seolah-olah nyawanya sudah pergi meninggalkan jasadnya. Setelah mendapat berita tadi, Mughits selalu mengikuti Barirah, berlari-lari di belakangnya, sepanjang perjalanannya di lorong-lorong kota Madinah. Berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Ia merayunya dengan kata-kata terindahnya, berbicara kepadanya dengan ucapan terhalusnya, tapi Barirah tidak sedikitpun terpengaruh. Mughits meminta bantuan kepada siapa saja yang dikenalnya untuk berbicara kepada Barirah, tapi tidak juga membuahkan hasil. Pada hari berikutnya, Mughits mengiba kepada Barirah dengan selalu berjalan dan mengikuti di belakangnya memasuki pasar kota Madinah sambil menangis sampai-sampai air matanya membasahi janggutnya, tapi hal itu juga tidak membuat luluh hati Barirah. Mughits kembali mengiba kepada Barirah agar mau kembali kepadanya, sampai-sampai dia berjalan di belakangnya di sepanjang jalan Madinah dengan menangis hingga janggutnya basah oleh air matanya Pemandangan ini membuat hati setiap orang yang menyaksikannya menjadi terenyuh, kasihan dan merasa sedih, di antaranya adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ketika itu beliau bersama pamannya Abbas, berada di pasar Madinah. Lalu beliau berkata kepadanya: Hai Abbas, tidakkah engkau heran dengan cintanya Mughits kepada Barirah dan bencinya Barirah terhadap Mughits. Abbas pun menjawab; betul, Demi Dzat yang mengutusmu, sungguh urusan mereka sangat aneh. Ketika Mughits melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ia pun mendatangi beliau fsn meminta pertolongannya untuk menyampaikan kepada Barirah agar mau kembali kepadanya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam merasa sedih melihat kondisi Mughits. Beliau tidak dapat berbuat apa-apa melainkan hanya bisa mengingatkan pihak istri seraya mengatakan, Lalu beliau memanggil Barirah dan bersabda kepadanya: Wahai Barirah, bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya ia adalah bapak dari anakmu, kalau seandainya kamu mau, rujulah kepadanya. Barirah memahami perkataan Rasulullah itu, sehingga dia pun bertanya, Apakah engkau menyuruhku? Atau dengan kata lain, Apakah ucapan itu engkau kehendaki sebagai perintah, sehingga aku harus mentaatinya? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab: Aku hanya sekedar menawarkan, dan bukan sebagai keharusan atau paksaan. Barirah pun menjawab: Kalau begitu aku tidak merasa butuh kepadanya, aku tidak bisa hidup bersamanya, aku memilih sendiri. Inilah kisah kehidupan Barirah dengan suaminya. Suaminya sangat mencintainya, tapi Barirah sangat membencinya. Ia mampu bersabar bersamanya dalam kurun waktu yang cukup lama dengan berangan-angan ingin berpisah dari suaminya. Tidakkah para orang tua yang zhalim dan berbuat semaunya kepada puterinya mendengar petunjuk Rasulullah yang agung ini? Islam telah melindungi kemanusiaan wanita, menjaga kehormatannya serta menjunjung tinggi keinginannya memilih laki-laki yang akan menjadi pendamping hidupnya. Islam tidak memperkenankan seorang pun memaksa wanita untuk menikah dengan laki-laki yang tidak disukainya. Mengenai ini tidak ada dalil yang lebih tepat selain kisah Barirah, seorang budak Habasyi yang berada di bawah kekusaan Utbah bin Abi Lahab. Utbah memaksanya untuk menikah dengan budak laki-laki, yang bernama Mughits. Barirah tidak suka Mughits menjadi suaminya. Wallahu taala alamu bish-shawab.

Surat Cinta untukmu Akhi,


Sun, Oct 10, 2010 Artikel Pilihan, Muslimah, Tadzkirah Malam telah larut terbentang. Sunyi. Dan aku masih berfikir tentang dirimu, akhi. Jangan salah sangka ataupun menaruh prasangka. Semua semata-mata hanya untuk muhasabah terutama bagi diriku, makhluk yang Rasulullah SAW sinyalirkan sebagai pembawa fitnah terbesar.Suratmu sudah kubaca dan disimpan. Surat yang membuatku gementar. Tentunya kau sudah tahu apa yang membuatku nyaris tidak boleh tidur kebelakangan ini. Ukhti, saya sering memperhatikan anti. Kalau sekiranya tidak dianggap lancang, saya berniat bertaaruf dengan anti.

Jujur kukatakan bahwa itu bukan perkataan pertama yang dilontarkan ikhwan kepadaku. Kau orang yang kesekian. Tetap saja yang kesekian itu yang membuatku diamuk perasaan tidak menentu. Astaghfirullahaladzim. Bukan, bukan perasaan melambung kerana merasakan diriku begitu mendapat perhatian. Tetapi kerana sikapmu itu mencampak ke arah jurang kepedihan dan kehinaan. Afwan kalau yang terfikir pertama kali di benak bukannya sikap memeriksa, tapi malah sebuah tuduhan: ke mana ghaddhul bashar-mu? Akhifillah, Alhamdulillah Allah mengaruniakan dzahir yang jaamilah. Dulu, di masa jahiliyah, karunia itu sentiasa membawa fitnah. Setelah hijrah, kufikir semua hal itu tidak akan berulang lagi. Dugaanku ternyata salah. Mengapa fitnah ini justeru menimpa orang-orang yang ku hormati sebagai pengemban risalah dawah ? Siapakah di antara kita yang salah? *********** Adakah saya kurang menjaga hijab, ukh? tanyaku kepada Aida, teman sebilikku yang sedang mengamati diriku. Lama. Kemudian, dia menggeleng. Atau baju saya? Sikap saya?Tidak, tidak, sergahnya menenangkanku yang mulai berurai air mata. Memang ada perubahan sikap di kampus ini. Termasuk diri saya? Jangan menyalahkan diri sendiri meskipun itu bagus, senantiasa merasa kurang iman. Tapi tidak dalam hal ini. Saya cukup lama mengenali anti dan di antara kita telah terjalin komitmen untuk saling memberi tausiyah jika ada yang lemah iman atau salah. Ingat? Aku mengangguk. Aida menghela nafas panjang. Saya rasa ikhwan itu perlu diberi tausiyah. Hal ini bukan perkara baru kan ? Maksud saya dalam meng-cam akhwat di kampus. Sepi mengembang di antara kami. Sibuk dengan fikiran masing-masing . Apa yang diungkapkan dalam surat itu? Ia ingin bertaaruf. Katanya dia sering melihat saya memakai jilbab putih. Anti tahu bila dia bertekad untuk menulis surat ini? Ketika saya sedang menjemur pakaian di depan rumah ! Masya Allah. dia melihat sedetail itu. Ya.. di samping itu tempoh masa anti keluar juga tinggi. Ukhti, sanggahku, Anti percaya kan kalau saya keluar rumah pasti untuk tujuan syarie? InsyaAllah saya percaya. Tapi bagi anggapan orang luar, itu masalah yang lain. Aku hanya mampu terdiam. Masalah ini senantiasa hadir tanpa ada suatu penyelesaian. Jauh dalam hati selalu tercetus keinginan, keinginan yang hadir semenjak aku hijrah bahwa jika suatu

saat ada orang yang memintaku untuk mendampingi hidupnya, maka hal itu hanya dia lakukan untuk mencari keridhaan Rabb-nya dan dien-ku sebagai tolok ukur, bukan wajahku. Kini aku mulai risau mungkinkah harapanku akan tercapai? ************ Akhifillah, Maaf kalau saya menimbulkan fitnah dalam hidupmu. Namun semua bukan keinginanku untuk beroleh wajah seperti ini. Seharusnya di antara kita ada tabir yang akan membersihkan hati dari penyakitnya. Telah ku coba dengan segenap kemampuan untuk menghindarkan mata dari bahaya maksiat. Alhamdulillah hingga kini belum hadir sosok putera impian yang hadir dalam angan-angan. Semua ku serahkan kepada Allah taala semata. Akhi, Tentunya antum pernah mendengar hadits yang tersohor ini. Bahwa wanita dinikahi kerana empat perkara: kecantikannya, hartanya, keturunannya, atau diennya. Maka pilihlah yang terakhir kerana ia akan membawa lelaki kepada kebahagiaan yang hakiki. Kalaulah ada yang mendapat keempat-empatnya, ibarat ia mendapat syurga dunia. Sekarang, apakah yang antum inginkan? Wanita shalihah pembawa kedamaian atau yang cantik tapi membawa kesialan? Maaf kalau di sini saya terpaksa berburuk sangka bahwa antum menilai saya cuma sekadar fisik belaka. Bila masanya antum tahu bahwa dien saya memenuhi kriteria yang bagus? Apakah dengan melihat frekuensi kesibukan saya? Frekuensi di luar rumah yang tinggi? Tidak. Antum tidak akan pernah tahu bila masanya saya berbuat ikhlas lillahi taala dan bila masanya saya berbuat kerana riya. Atau adakah antum ingin mendapatkan isteri wanita cantik yang memiliki segudang prestasi tetapi akhlaknya masih menjadi persoalan? Saya yakin sekiranya antum diberikan pertanyaan demikian, niscaya tekad antum akan berubah. Akhifillah, Tanyakan pada setiap akhwat kalau antum mampu. Yang tercantik sekalipun, maukah ia diperisterikan seseorang kerana dzahirnya belaka? Jawabannya, insya Allah tidak. Tahukah antum bahwa kecantikan zahir itu adalah mutlak pemberian Allah; Insya Allah antum tahu. Ia satu anugerah yang mutlak yang tidak boleh ditawar-tawar jika diberikan kepada seseorang atau dihindarkan dari seseorang. Jadi, manusia tidak mendapatkannya melalui pengorbanan. Lain halnya dengan kecantikan bathiniyyah. Ia melewati proses yang panjang. Berliku. Melalui pengorbanan dan segala macam pengalaman pahit. Ia adalah intisari dari manisnya kata, sikap, tindak tanduk dan perbuatan. Apabila seorang lelaki menikah wanita kerana kecantikan batinnya, maka ia telah amat sangat menghargai perjuangan seorang manusia dalam mencapai kemuliaan jati dirinya. Faham? Akhifillah, Tubuh ini hanya pinjaman yang terpulang pada-Nya bila-bila masa mengambilnya. Tapi ruh, kecantikannya menjadi milik kita yang abadi. Kerananya, manusia diperintahkan untuk merawat ruhiyahnya bukan hanya jasmaninya yang boleh usang dan koyak sampai waktunya. Akhifillah, Kalau antum ingin mencari akhwat yang cantik, antum juga seharusnya menilai pihak yang lain. Mungkin antum tidak memerhatikannya dengan teliti. (Alhamdulillah, tercapai maksudnya untuk keluar rumah tanpa menimbulkan perhatian orang). Pakaiannya sederhana, ia hanya memiliki beberapa helai. Dalam waktu seminggu antum akan menjumpainya dalam jubahjubah yang tidak banyak koleksinya. Tempoh masanya untuk keluar rumah tidak lama. Ia lebih suka memasak dan mengurus rumah demi membantu kepentingan saudari-saudarinya yang sibuk dawah di luar. Ia nyaris tidak mempunyai keistimewaan apa-apa kecuali kalau antum sudah

melihat shalatnya. Ia begitu khusyu. Malam-malamnya dihiasi tahajjud dengan uraian air mata. Dibaca Quran dengan terisak. Ia begitu tawadhu dan zuhud. Ah, saya iri akan kedekatan dirinya dengan Allah. Benar, ia mengenal Rabbnya lebih dari saya. Dalam ketenangannya, ia tampak begitu cantik di mata saya. Beruntung ikhwan yang kelak memperisterikannya (saya tidak perlu menyebut namanya.) ********** Malam semakin beranjak. Kantuk yang menghantar ke alam tidur tidak menyerang saat surat panjang ini belum usai. Tapi, sudah menjadi kebiasaanku tidak boleh tidur tenang bila saudaraku tercinta tidak hadir menemani. Aku tergugat apabila merasakan bantal dan guling di samping kanan telah kehilangan pemilik. Rasa penat yang belum ternetral menyebabkan tubuhku terhempas di sofa. Aida sedang diam dalam kekhusyukan. Wajahnya begitu syahdu, tertutup oleh deraian air mata. Entah apa yang terlintas dalam qalbunya. Sudah pasti ia merasakan aku tidak heran saat menyaksikannya. Tegak dalam rakaatnya atau lama dalam sujudnya. Ukhti, tidak solat malam? tanyanya lembut seusai melirik mata. Ya, sekejap, kupandang wajahnya. Ia menatap jauh keluar jendela ruang tamu yang dibiarkan terbuka. Dzikrul maut lagi? Khusnudzan anti terlalu tinggi. Aku tersenyum. Sikap tawadhumu, Aida, menyebabkan bertambah rasa rendah diriku. Angin malam berhembus dingin. Aku belum mau beranjak dari tempat duduk. Aida pun nampaknya tidak meneruskan shalat. Ia kelihatan seperti termenung menekuri kegelapan malam yang kelam. Saya malu kepada Allah, ujarnya lirih. Saya malu meminta sesuatu yang sebenarnya tidak patut tapi rasanya keinginan itu begitu mendesak dada. Siapa lagi tempat kita meminta kalau bukan diri-Nya? Apa keinginan anti, Aida? Aida menghela nafas panjang. Saya membaca buku Syeikh Abdullah Azzam pagi tadi, lanjutnya seolah tidak menghiraukan. Entahlah, tapi setiap kali membaca hasil karyanya, selalu hadir simpati tersendiri. Hal yang sama saya rasakan tiap kali mendengar nama Hasan al-Banna, Sayyid Quthb atau mujahid lain saat nama mereka disebut. Ah, wanita macam mana yang dipilihkan Allah untuk mereka? Tiap kali nama Imaad Aql disebut, saya bertanya dalam hati: Wanita macam mana yang telah Allah pilih untuk melahirkannya? Aku tertunduk dalam-dalam.

Anti tahu, sambungnya lagi, Saya ingin sekiranya boleh mendampingi orang-orang sekaliber mereka. Seorang yang hidupnya semata-mata untuk Allah. Mereka tak tergoda rayuan harta dan benda apalagi wanita. Saya ingin sekiranya boleh menjadi seorang ibu bagi mujahid-mujahid semacam Immad Aql Air mataku menitis perlahan. Itu adalah impianku juga, impian yang kini mulai kuragui kenyataannya. Aida tak tahu berapa jumlah ikhwan yang telah menaruh hati padaku. Dan rasanya hal itu tak berguna diketahui. Dulu, ada sebongkah harapan kalau kelak lelaki yang mendampingiku adalah seorang mujahid yang hidupnya ikhlas kerana Allah. Aku tak menyalahkan mereka yang menginginkan isteri yang cantik. Tidak. Hanya setiap kali bercermin, ku tatap wajah di sana dengan perasaan duka. Serendah inikah nilaiku di mata mereka? Tidakkah mereka ingin menilaiku dari sudut kebagusan dien-ku? Ukhti, masih tersisakah ikhwah seperti yang kita impikan bersama? desisku. Aida meramas tanganku. Saya tidak tahu. Meskipun saya sentiasa berharap demikian. Bukankah wanita baik untuk lelaki baik dan yang buruk untuk yang buruk juga? Anti tak tahu, air mata mengalir tiba-tiba. Anti tak tahu apa-apa tentang mereka. Mereka? Ya, mereka, ujarku dengan kemarahan terpendam. Orang-orang yang saya kagumi selama ini banyak yang jatuh berguguran. Mereka menyatakan ingin taaruf. Anti tak tahu betapa hancur hati saya menyaksikan ikhwan yang qowiy seperti mereka takluk di bawah fitnah wanita. Ukhti! Sungguh, saya terfikir bahwa mereka yang aktif dawah di kampus adalah mereka yang benarbenar mencintai Allah dan Rasulnya semata. Ternyata mereka mempunyai sekelumit niat lain. Ukhti, jangan suudzan dulu. Setiap manusia punya kelemahan dan saat-saat penurunan iman. Begitu juga mereka yang menyatakan perasaan kepada anti. Siapa yang tidak ingin punya isteri cantik dan shalihah? Tapi, kita tahukan bagaimana prosedurnya? Ya, memang Saya merasa tidak dihargai. Saya berasa seolah-olah dilecehkan. Kalau ada pelecehan seksual, maka itu wajar kerana wanita tidak menjaga diri. Tapi saya. Samakah saya seperti mereka? Anti berprasangka terlalu jauh.

Tidak, aku menggelengkan kepala. Tiap kali saya keluar rumah, ada sepasang mata yang mengawasi dan siap menilai saya mulai dari ujung rambut -maksud saya ujung jilbab- hingga ujung sepatu. Apakah dia fikir saya boleh dinilai melalui nilaian fisik belaka.. Kita berharap agar ia bukan jenis ikhwan seperti yang kita maksudkan. Ia orang yang aktif berdawah di kampus ini, ukh. Aida memejamkan mata. Bisa kulihat ujung matanya basah. Kurebahkan kepala ke bahunya. Ada suara lirih yang terucap, Kasihan risalah Islam. Ia diemban oleh orang-orang seperti kita. Sedang kita tahu betapa berat perjuangan pendahulu kita dalam menegakkannya. Kita disibukkan oleh hal-hal sampingan yang sebenarnya telah diatur Allah dalam kitab-Nya. Kita tidak menyibukkan diri dalam mencari hidayah. Kasihan bocah-bocah Palestin itu. Kasihan saudara-saudara kita di Bosnia . Adakah kita boleh menolong mereka kalau kualitas diri masih seperti ini? Bahkan cinta yang seharusnya milik Allah masih berpecah-pecah. Maka, kekuatan apa yang masih ada pada diri kita? Kami saling bertatapan kemudian. Melangkau seribu makna yang tidak mampu dikatakan oleh kosa kata. Ada janji. Ada mimpi. Aku mempunyai impian yang sama seperti Aida: mendukung Islam di jalan kami. Aku ingin mempunyai anak-anak seperti Asma punyai. Anak-anak seperti Immad Aql. Aku tahu kualiti diri masih sangat jauh dari sempurna. Tapi seperti kata Aida; Meskipun aku lebih malu lagi untuk meminta ini kepada-Nya. Aku ingin menjadi pendamping seorang mujahid ulung seperti Izzuddin al-Qassam. Akhifillah, Mungkin antum tertawa membaca surat ini. Ah akhwat, berapa nilaimu sehingga mengimpikan mendapat mujahid seperti mereka? Boleh jadi tuntutanku terlalu besar. Tapi tidakkah antum ingin mendapat jodoh yang setimpal? Afwan kalau surat antum tidak saya layani. Saya tidak ingin masalah hati ini berlarutan. Satu saja yang saya minta agar kita saling menjaga sebagai saudara. Menjaga saudaranya agar tetap di jalan yang diridhai-Nya. Tahukah antum bahwa tindakan antum telah menyebabkan saya tidak lagi berada di jalan-Nya? Ada riya, ada suudzhan, ada takabur, ada kemarahan, ada kebencian, itukah jalan yang antum bukakan untuk saya, jalan neraka? Afwan. Akhifillah, Surat ini seolah menempatkan antum sebagai tertuduh. Saya sama sekali tidak bermaksud demikian. Kalau antum mahu cara seperti itu, silakan. Afwan, tapi bukan saya orangnya. Jangan antum kira kecantikan lahir telah menjadikan saya merasa memiliki segalanya. Jesteru, kini saya merasa iri pada saudari saya. Ia begitu sederhana. Tapi akhlaknya bak lantera yang menerangi langkah-langkahnya. Ia jauh dari fitnah. Sementara itu, apa yang saya punyai sangat jauh nilainya. Saya bimbang apabila suatu saat ia berhasil mendapatkan Abdullah Azzam impiannya, sedangkan saya tidak. Akhifillah, Afwan kalau saya menimbulkan fitnah bagi antum. Insya Allah saya akan lebih memperbaiki diri. Mungkin semua ini sebagai peringatan Allah bahwa masih banyak amalan saya yang riya maupun tidak ikhlas. Wallahualam. Simpan saja cinta antum untuk isteri yang telah dipilihkan Allah. Penuhilah impian ratusan akhwat, ribuan ummat yang mendambakan Abdullah Azzam dan Izzuddin al-Qassam yang lain. Penuhilah harapan Islam yang ingin

generasi tangguh seperti Imaad Aql. Insya Allah antum akan mendapat pasangan yang bakal membawa hingga ke pintu jannah. Akhifillah, Malam bertambah-dan bertambah larut. Mari kita shalat malam dan memandikan wajah serta mata kita dengan air mata. Mari kita sucikan hati dengan taubat nasuha. Pesan saya, siapkan diri antum menjadi mujahid. Insya Allah, akan ada ratusan Asma dan Aisyah yang akan menyambut uluran tangan antum untuk berjihad bersama-sama. Salam dari ukhtukum fillah..

Sepenggal khitbah untuk akhwat fillah


Thu, May 13, 2010 OaseImani Halaman 1 dari 7 Semilir angin berhembus di kesunyian. Sunyi yang kuharapkan akan memberikan ketenangan dalam membuat suatu keputusan. Sungguh sangat sulit mengambil keputusan itu. Bahkan mungkin takkan mampu ku penuhi permintaan itu. Ku lihat dan ku baca lagi. Ukhti, sekiranya tidak merepotkan Anti, sudilah Ukh memilihkan buat saya perhiasan dunia yang akan menggenapkan dien saya. Pasangan yang akan menghantarkan dan menyertai saya hingga ke jannah-Nya ! Sejenak ku alihkan pandanganku dari untaian tulisan itu. Sunyi mulai menepi berganti gemersik dedaunan seolah ingin memberikan satu jawaban. Segenap pikiran mulai ku curahkan, mencoba mencari jawaban dari setiap kata yang ia tuliskan. Afwan, mungkin kedatangan surat ini cukup mengagetkan Anti. Bisa jadi pula ukhti memandang prosedur seperti ini kurang tepat. Tapi, ukh sendiri mungkin tahu bagaimana fisik murobbiku saat ini. Astagfirullah, bukan maksud saya memandang lemah semangat beliau karena fisik. Tapi kecelakaan lalu-lintas yang dialami beliau sebulan lalu menyebabkan saya tidak tega untuk meminta pertolongannya saat ini. Sedangkan saya butuh keputusan segera karena alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri dalam tahun ini. Ukhti teman lama yang sudah saya kenal, jadi kepada ukhtilah saya percaya dan berani meminta bantuan. Akhiya saya bisa memahami apa yang akhi rasakan. Tapi bukan karena keberatan memberi bantuan. Bukan pula karena ketidakpercayaan saya pada akhi. Ada hal lain yang sulit dimengerti. Entah kenapa akhir-akhir ini perasaanku ada yang berbeda. Ya Allah, kenapa hati ini senantiasa bergetar ketika mendengar namanya. Bukankah selayaknya getaran ini muncul ketika mendengar nama-Mu?

Ku simpan kembali secarik kertas yang memberi bekas di hatiku. Ada luka. Kenapa bukan kepadaku, kenapa malah minta bantuanku? Ingin rasanya aku berikan secarik kertas tersebut pada murobiyahku. Angan melayang membayangkan indahnya tawaran murobiyah untukku. Sungguhkan kuterima tanpa syarat!. Astaghfirullahada apa ini? Sudah seminggu surat tersebut mengendap di kamarku. Hampir setiap saat kubaca tapi tak pernah sanggup ku jawab. Keegoisanku tetap bertahan. Aku tak rela jika mutiara hati yang telah lama bersemi ku tawarkan pada orang lain. Sungguh aku ingin memilikinya sendiri. Hanya untukku. Surat kedua ? Hatiku berdegup keras menerima surat ini. Perlahan ku buka dan ku baca. Puji syukur saya panjatkan pada Ilahi Robbi. Ukhti, setelah beberapa lama berfikir keras, akhirnya ada satu penyesalan. Sungguh penyesalan yang sangat besar. Afwan, semoga ukhti belum mendapatkan bidadari yang ku inginkan. Saya cabut kembali permintaan surat pertama. Sungguh saya minta maaf. Mohon Ukh tidak marah atau kecewa atas kelancangan surat tersebut. Akhi, tak ada sedikitpun kemarahanku padamu. Ia hanyalah harapan yang kian padam. Perisaiperisai diri ini semakin pecah karena resah akan lepasnya sang panah. Panah yang ku harap tertancap pada diriku. Tepat di atas ulu hatiku yang telah lama memendam rindu. Rindu untuk bersatu yang tak pernah berani ku tawarkan padamu. Bukanlah engkau yang bersalah, tetapi akulah yang terlalu egois mengutamakan perasaanku. *** Halaman 2 dari 7 Nisa, kenapa sih akhir-akhir ini kami kelihatan tidak fokus? Anis teman liqoku tiba-tiba bertanya heran, kamu banyak melamun akhir-akhir ini! Mmmeh tidak, tidak apa-apa. Jawabku pelan. Nisa sayang, kita sudah lama berteman. Hmm, nyaris lima tahun semenjak masuk kuliah dulu. Di majelis kholaqoh ini pula kita disatukan. Kasih sayang Allah telah menjadikan kita sudah seperti saudara. Jadi jika ada masalah, seandainya itu baik buat kamu, saya siap menjadi tempat curahan segenap isi hatimu!. Deras air mengalir dalam kegundahan hatiku. Tak terbendung dalam diriku sehingga menetes keluar di antara kedua mataku. Aku menunduk tak berdaya. Jika itu berat buat ukhti, marilah kita pikul sama-sama beban itu! satu ketegasan tawaran terlontar lagi di mulut sahabatku. Sungguh iman telah menjadikan kita seperti saudara, Silahkan ukh, saya siap menjadi pendengar yang baik!

Anis, beban berat ini tak pantas disandang oleh orang lain karena ini hanyalah penyakit hati. Sungguh malu saya ini tatkala orang lain disibukkan dengan perjuangan-perjuangan dakwah, sedang aku memikirkan hal-hal yang rendah! Sayang, sekecil atau sebesar apapun masalah, semuanya bisa merusak jalan dakwah jika tidak dianggap sebagai bagian dari dakwah! tatapan tajam Nisa menusuk ulu hatiku. Sampaikanlah apa masalahmu, jika malu anggaplah aku ini cermin sehingga engkau merasa bebas mencurahkan isi hatimu, bukankan kamu bilang kalau kamu suka berbicara sendiri di depan cermin? Jazakillah ukh, rahmat Allah semoga senantiasa menyertaimu! Jawabku. Seraya menatap lembaran mushaf di depan kami, akhirnya aku ceritakan keadaan yang menimpaku saat ini. Anis hanya terdiam dan kadang-kadang mengangguk-angguk sambil mengusap-usap punggungku sehingga membuatku nyaman untuk bercerita. *** Halaman 3 dari 7 Dua minggu telah berlalu. Hari ini kami mengadakan pengajian gabungan. Alhamdulillah, ini biasanya momen yang paling aku tunggu karena saya bisa bertemu dengan rekan-rekan pengajian lainnya. Biasanya dalam pengajian tersebut, posisi duduk teman satu kelompok liqo dipisahkan dengan alasan supaya kami lebih berbaur dengan kelompok lain. Pengajian gabungan kali ini diisi oleh murobbiyahku sendiri, Teh Nizma. Ada hal yang lebih menarik dari pengajian gabungan kali ini, yaitu tema yang diangkat adalah Menjadi Bidadari. Entah kenapa setiap ada tema yang berkaitan dengan materi merah jambu, semua akhwat selalu antusias mengikutinya. Mungkin memang sudah masanya. Sebagai sosok murobbiyah yang sekaligus ibu rumah tangga, dalam penyampaian materi ini Teh Nizma terlihat terampil sekali. Alur materi mengalir lancar dan mudah dimengerti. Kadang diselingi canda yang membuat kami semakin antusias mendengarkannya. Seperti biasa setelah selesai materi, sesi berikutnya adalah tanya jawab. Banyak sekali yang mengajukan pertanyaan. Dari sekian banyak pertanyaan tersebut, ada satu pertanyaan yang menggelitik pikiranku. Teh, heheafwan, kadang ada keinginan dalam diri saya untuk menawarkan diri agar dinikahi kepada ikhwan yang benar-benar saya cintai. Apakah hal ini merupakan perbuatan yang tercela mengingat kita berposisi sebagai seorang wanita? tanya penanya tersebut penuh percaya diri. Kontan saja pertanyaan ini membuat peserta lainnya saling melirik dan tersenyum simpul penuh makna. Ada juga yang mengangguk-angguk tanpa sadar seolah-olah dirinyalah yang bertanya. Aku pun memberikan reaksi berbeda. Bingung dan malu. Entah kenapa aku merasakan bahwa akulah sang penanya yang sebenarnya.

*** Halaman 4 dari 7 Hmmsilahkan cari, adakah hukum yang melarang seorang akhwat untuk nembak duluan? Mba Nizma balik bertanya. Ehhmmyanggak ada sih, ataueh nggak tahu deh Mbak, hehe! Jawab si penanya kelihatan gugup. Kutengok sosok penanya tersebut. Ya ampun, ternyata Anis yang menanyakan hal itu. Kenapa sosok pendiam itu berani bertanya hal seperti itu? Apa dia memang punya niat demikian, atauentahlah. Adekku sekalian, jika penawaran diri seorang wanita untuk dinikahi oleh laki-laki yang soleh merupakan suatu kehinaan, maka tidak akan pernah ada penawaran diri dari seorang Ummahatul Mukminin, Siti Khadijah, untuk dinikahi oleh Rasulullah SAW melalui perantaranya saat itu. Bukankah dia ini sosok wanita yang mulia? Atau kita menganggap diri kita lebih mulia dari wanita ahli jannah seperti beliau? tegas sekali Mba Nizma menjawab pertanyaan tersebut. Kita tengok kisah lain, Maimunah Binti Harits. Dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah menikahinya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW. Bukankah itu juga merupakan tindakan yang cerdas dan mulia? Padahal saat itu usia beliau adalah 36 tahun sedangkan Rasulullah 60 tahun! Semua peserta kelihatan manggut-manggut tanda setuju. Jika ada diantara adek-adek yang malu melakukannya sendiri, insya Allah, teteh siap menampungnya! canda Teh Nizma sambil tersenyum penuh makna, atau jika malu sama teteh, silahkan minta pada orang tuanya masing-masing untuk dijodohkan sama orang yang didambakan. Insya Allah, orang tua pun tidak akan pernah hina jika dia menawarkan putrinya sendiri kepada seorang laki-laki yang sholeh. Bukankah Umar Bin Khattab melakukan hal yang sama untuk putrinya, Hafsah, sehingga putri beliau menjadi seorang istri bagi baginda yang mulai Rasulullah SAW. Tatapan Teh Nizma berputar ke seluruh peserta. Selama prosedur penawarnya dilakukan dengan baik dan tata cara yang benar, tentu saja tidak ada larangan sama sekali untuk melakukan hal itu. Situasi mendadak hening. Semuanya terlihat merenung. Hanya senyum simpul yang semakin mengembang yang nampak di wajah Teh Nizma. Entah kenapa, tiba-tiba saja dalam diriku muncul tekad yang kuat untuk mengutarakan permasalahanku pada Teh Nizma. Sungguh, aku ingin menawarkan diriku pada seorang Bidadara pujangga hatiku. Aku tidak akan pernah merasa malu. Ini lebih baik daripada aku menyesal seumur hidupku.

Setelah pengajian berakhir, kucoba untuk menghampiri Teh Nizma yang saat itu masih dikerubuti oleh teman-teman yang masih memberikan pertanyaan tambahan. Ada kecemburuan di hatiku melihat keberanian dan keterbukaan teman-teman terhadap murobbiyah pribadiku. Seandainya itu aku, sahutku pelan sambil melamun. *** Halaman 5 dari 7 Nisa, tolong jangan pulang dulu ya sebentar, saya ada perlu! teriak Mba Nizma agak keras memotong lamunanku. Oh.iya Mba! jawabku setengah berteriak juga karena saat itu situasinya masih agak rebut oleh teman-teman yang salam-salaman sebelum pulang. Akhirnya, tinggal kami berdua yang masih berada di Masjid ini. Dengan sedikit keraguan, aku pun mulai membuka pembicaraan sama Teh Nizma. Afwan Teh, sebenarnya saya juga ada perlu sama teteh. Begini,eh tapi silahkan teteh saja dulu! Loh, kenapa? Silahkan Nisa aja dulu! Ah engga deh, silahkan teteh dulu! Baiklah kalau begitu, Nisa, di antara anak binaan teteh, masih ada dua orang yang belum menikah, hanya kamu dan Anis! Deg, jantungku berdegup keras mendengar kata-kata ini. Kalau Anis sebenarnya sudah beberapa bulan yang lalu menyatakan diri siap untuk menikah. Bahkan katanya dengan siapapun asal laki-lakinya sholeh, dia siap untuk menjadi pendamping hidupnya. Yah bisa dimengerti sih kondisi dia. Dia anak paling besar di keluarganya. Sementara dua adiknya yang perempuan sudah menikah. Jadi mungkin kriteria yang benar-benar ditonjolkannya adalah kesholehan laki-laki calonnya. Tapi, insya Allah, tentu saja teteh tidak akan mengabaikan hal-hal lainnya. Aku hanya manggut-manggut mendengar penjelasan murobbiyahku itu. Nah teteh sama sekali bukan bermaksud mendesak kamu. Sungguh teteh hanya ingin mengetahui sikap kamu mengenai hal ini. Lanjut Teh Nizma. Enggak apa-apa kok teh. Insya Allah, saya mengerti kondisi ini. ***

Halaman 6 dari 7 Begini, sebenarnya teteh mendapatkan seorang calon suami yang insya Allah kita sama-sama mengetahui bagaimana perjuangan beliau dalam dakwah ini. Sosok laki-laki yang mampu berprestasi di kampusnya walau dirinya benar-benar disibukkan dalam aktifitas dakwah. Terang Teh Nizma. Aku pun hanya terdiam menjadi pendengar yang baik sambil menebak-nebak sosok yang dimaksud. Sebenarnya sosok laki-laki tersebut sudah ditawarkan ke Anis tiga minggu yang lalu. Saat itu dia bilang akan mempertimbangkannya dan minta waktu selama satu minggu. Tapi dari sorot matanya terlihat ada binar-binar kegembiraan yang luar biasa. Namun entah kenapa satu minggu kemudian tiba-tiba saja dia menolaknya. Nah, sekarang tinggal Nisa anak binaan teteh yang belum nikah. Jika tidak bersedia, saya akan coba berinteraksi dengan murobbiyah yang lain, bagaimana? Aku berfikir keras mendengar tawaran tersebut. Sebenarnya aku sendiri saat ini tidak mau ditawari oleh orang lain. Bahkan oleh murobbiyah atau orang tuaku sendiri. Sungguh hatiku saat ini tidak bisa menerima ikhwan lain selain teman lamaku. Si penulis surat yang tak pernah mampu ku jawab. Dialah yang senantiasa mengisi ruang hatiku. Bagaimana ukh, kalau berminat, saya akan menunjukan biodata berikut foto dari yang bersangkutan sekarang? tanya Teh Nizma. Mmmsebenarnya begini, afwansaya sudaheh, nggak, aku benar-benar kebingungan untuk menyampaikan hal itu. Baik, kalau belum siap juga tidak apa-apa kok. Senyuman tersungging di bibir Teh Nizma. Eh maksud saya begini teh. Boleh nggak saya melihat biodatanya sekarang? tanyaku konyol. Wah, Anis ini gimana sih, kan tadi teteh juga bilang memang mau diberikan sekarang, aneh juga ya! Jawabah Teh Nizma yang membuatku semakin gugup. Satu lembar amplop putih dikeluarkan dari tas hitam Teh Nizma. Dia serahkan amplop tersebut disertai dengan tatapannya yang tajam ke arahku. Dengan tangan bergetar, kuterima amplop itu. Silahkan mau dibuka di sini atau di rumah juga tidak apa-apa! *** Halaman 7 dari 7 Eh nggak teh, di sini saja. Jawabku. Sengaja aku tidak ingin menundanya karena saat ini juga keinginanku begitu menggebu untuk memberitahukan calon pilihanku sendiri. Tanganku semakin bergetar ketika perlahan amplop tersebut kubuka. Kebetulan yang kubaca adalan baris terakhir dari tulisan pemberi amplop.

Pasangan yang diinginkan adalah sesosok calon bidadari yang akan menghantarkan dan menyertaiku hingga jannah-Nya. Sebelum sempat kubaca bagian-bagian lainnya, tiba-tiba ada satu lembar foto yang jatuh tepat dipangkuanku. Ya Rabb! subhanallah! Sungguh tiada kata-kata yang keluar saat itu kecuali pujian agung atasMu. Foto tersebut adalah sosok yang ku impikan selama ini. Bagaimana Ukh? Tanya Teh Rizma. Aku tidak mampu menjawab. Hanya uraian air mata syukur yang kian deras mengalir. Ingat loh Ukh, diamnya seorang gadis itu tanda setuju! Teh Nizma semakin menggodaku, Sebenarnya ikhwan yang bersangkutan sudah mengetahui seminggu yang lalu mengenai siapa calon akhwat yang akan menerima amplop ini. Ketika itu, tanpa kami duga, ikhwan tersebut langsung bersujud sambil menangis dia berdoa pelan. Sepertinya dia sangat berharap tuh! Aku semakin memaku. Diam dalam uraian air mata. Perlahan ku buka bagian atas biodata tersebut. Di sana tertulis suatu harapan dan tawaran; Sepenggal khitbah buat akhwatfillah Rabb!!..Aku langsung tersujud. Rasa syukur ini begitu membucah. Sehingga tak cukup rasanya bibir ini memuji-Mu. Di tempat suci ini, aku bersujud pada-Mu sebagai rasa syukur atas nikmat yang tiada pernah mampu kami ukur. Robbi auzinii an asykura nimatakallatii anamta alayya waalaa waa lidayya wa an-amala shaalihan tardhaahu wa adkhilnii birohmatika fii ibaadikashshaalihiin, amin. Ditulis oleh Yudhie andriyana dengan editan kata seperlunya..

Surat Cinta untukmu Akhi,


Sun, Oct 10, 2010 Artikel Pilihan, Muslimah, Tadzkirah Malam telah larut terbentang. Sunyi. Dan aku masih berfikir tentang dirimu, akhi. Jangan salah sangka ataupun menaruh prasangka. Semua semata-mata hanya untuk muhasabah terutama bagi diriku, makhluk yang Rasulullah SAW sinyalirkan sebagai pembawa fitnah terbesar.Suratmu sudah kubaca dan disimpan. Surat yang membuatku gementar. Tentunya kau sudah tahu apa yang membuatku nyaris tidak boleh tidur kebelakangan ini.

Ukhti, saya sering memperhatikan anti. Kalau sekiranya tidak dianggap lancang, saya berniat bertaaruf dengan anti. Jujur kukatakan bahwa itu bukan perkataan pertama yang dilontarkan ikhwan kepadaku. Kau orang yang kesekian. Tetap saja yang kesekian itu yang membuatku diamuk perasaan tidak menentu. Astaghfirullahaladzim. Bukan, bukan perasaan melambung kerana merasakan diriku begitu mendapat perhatian. Tetapi kerana sikapmu itu mencampak ke arah jurang kepedihan dan kehinaan. Afwan kalau yang terfikir pertama kali di benak bukannya sikap memeriksa, tapi malah sebuah tuduhan: ke mana ghaddhul bashar-mu? Akhifillah, Alhamdulillah Allah mengaruniakan dzahir yang jaamilah. Dulu, di masa jahiliyah, karunia itu sentiasa membawa fitnah. Setelah hijrah, kufikir semua hal itu tidak akan berulang lagi. Dugaanku ternyata salah. Mengapa fitnah ini justeru menimpa orang-orang yang ku hormati sebagai pengemban risalah dawah ? Siapakah di antara kita yang salah? *********** Adakah saya kurang menjaga hijab, ukh? tanyaku kepada Aida, teman sebilikku yang sedang mengamati diriku. Lama. Kemudian, dia menggeleng. Atau baju saya? Sikap saya?Tidak, tidak, sergahnya menenangkanku yang mulai berurai air mata. Memang ada perubahan sikap di kampus ini. Termasuk diri saya? Jangan menyalahkan diri sendiri meskipun itu bagus, senantiasa merasa kurang iman. Tapi tidak dalam hal ini. Saya cukup lama mengenali anti dan di antara kita telah terjalin komitmen untuk saling memberi tausiyah jika ada yang lemah iman atau salah. Ingat? Aku mengangguk. Aida menghela nafas panjang. Saya rasa ikhwan itu perlu diberi tausiyah. Hal ini bukan perkara baru kan ? Maksud saya dalam meng-cam akhwat di kampus. Sepi mengembang di antara kami. Sibuk dengan fikiran masing-masing . Apa yang diungkapkan dalam surat itu? Ia ingin bertaaruf. Katanya dia sering melihat saya memakai jilbab putih. Anti tahu bila dia bertekad untuk menulis surat ini? Ketika saya sedang menjemur pakaian di depan rumah ! Masya Allah. dia melihat sedetail itu. Ya.. di samping itu tempoh masa anti keluar juga tinggi. Ukhti, sanggahku, Anti percaya kan kalau saya keluar rumah pasti untuk tujuan syarie? InsyaAllah saya percaya. Tapi bagi anggapan orang luar, itu masalah yang lain.

Aku hanya mampu terdiam. Masalah ini senantiasa hadir tanpa ada suatu penyelesaian. Jauh dalam hati selalu tercetus keinginan, keinginan yang hadir semenjak aku hijrah bahwa jika suatu saat ada orang yang memintaku untuk mendampingi hidupnya, maka hal itu hanya dia lakukan untuk mencari keridhaan Rabb-nya dan dien-ku sebagai tolok ukur, bukan wajahku. Kini aku mulai risau mungkinkah harapanku akan tercapai? ************ Akhifillah, Maaf kalau saya menimbulkan fitnah dalam hidupmu. Namun semua bukan keinginanku untuk beroleh wajah seperti ini. Seharusnya di antara kita ada tabir yang akan membersihkan hati dari penyakitnya. Telah ku coba dengan segenap kemampuan untuk menghindarkan mata dari bahaya maksiat. Alhamdulillah hingga kini belum hadir sosok putera impian yang hadir dalam angan-angan. Semua ku serahkan kepada Allah taala semata. Akhi, Tentunya antum pernah mendengar hadits yang tersohor ini. Bahwa wanita dinikahi kerana empat perkara: kecantikannya, hartanya, keturunannya, atau diennya. Maka pilihlah yang terakhir kerana ia akan membawa lelaki kepada kebahagiaan yang hakiki. Kalaulah ada yang mendapat keempat-empatnya, ibarat ia mendapat syurga dunia. Sekarang, apakah yang antum inginkan? Wanita shalihah pembawa kedamaian atau yang cantik tapi membawa kesialan? Maaf kalau di sini saya terpaksa berburuk sangka bahwa antum menilai saya cuma sekadar fisik belaka. Bila masanya antum tahu bahwa dien saya memenuhi kriteria yang bagus? Apakah dengan melihat frekuensi kesibukan saya? Frekuensi di luar rumah yang tinggi? Tidak. Antum tidak akan pernah tahu bila masanya saya berbuat ikhlas lillahi taala dan bila masanya saya berbuat kerana riya. Atau adakah antum ingin mendapatkan isteri wanita cantik yang memiliki segudang prestasi tetapi akhlaknya masih menjadi persoalan? Saya yakin sekiranya antum diberikan pertanyaan demikian, niscaya tekad antum akan berubah. Akhifillah, Tanyakan pada setiap akhwat kalau antum mampu. Yang tercantik sekalipun, maukah ia diperisterikan seseorang kerana dzahirnya belaka? Jawabannya, insya Allah tidak. Tahukah antum bahwa kecantikan zahir itu adalah mutlak pemberian Allah; Insya Allah antum tahu. Ia satu anugerah yang mutlak yang tidak boleh ditawar-tawar jika diberikan kepada seseorang atau dihindarkan dari seseorang. Jadi, manusia tidak mendapatkannya melalui pengorbanan. Lain halnya dengan kecantikan bathiniyyah. Ia melewati proses yang panjang. Berliku. Melalui pengorbanan dan segala macam pengalaman pahit. Ia adalah intisari dari manisnya kata, sikap, tindak tanduk dan perbuatan. Apabila seorang lelaki menikah wanita kerana kecantikan batinnya, maka ia telah amat sangat menghargai perjuangan seorang manusia dalam mencapai kemuliaan jati dirinya. Faham? Akhifillah, Tubuh ini hanya pinjaman yang terpulang pada-Nya bila-bila masa mengambilnya. Tapi ruh, kecantikannya menjadi milik kita yang abadi. Kerananya, manusia diperintahkan untuk merawat ruhiyahnya bukan hanya jasmaninya yang boleh usang dan koyak sampai waktunya. Akhifillah, Kalau antum ingin mencari akhwat yang cantik, antum juga seharusnya menilai pihak yang lain. Mungkin antum tidak memerhatikannya dengan teliti. (Alhamdulillah, tercapai maksudnya untuk keluar rumah tanpa menimbulkan perhatian orang). Pakaiannya sederhana, ia hanya memiliki beberapa helai. Dalam waktu seminggu antum akan menjumpainya dalam jubahjubah yang tidak banyak koleksinya. Tempoh masanya untuk keluar rumah tidak lama. Ia lebih

suka memasak dan mengurus rumah demi membantu kepentingan saudari-saudarinya yang sibuk dawah di luar. Ia nyaris tidak mempunyai keistimewaan apa-apa kecuali kalau antum sudah melihat shalatnya. Ia begitu khusyu. Malam-malamnya dihiasi tahajjud dengan uraian air mata. Dibaca Quran dengan terisak. Ia begitu tawadhu dan zuhud. Ah, saya iri akan kedekatan dirinya dengan Allah. Benar, ia mengenal Rabbnya lebih dari saya. Dalam ketenangannya, ia tampak begitu cantik di mata saya. Beruntung ikhwan yang kelak memperisterikannya (saya tidak perlu menyebut namanya.) ********** Malam semakin beranjak. Kantuk yang menghantar ke alam tidur tidak menyerang saat surat panjang ini belum usai. Tapi, sudah menjadi kebiasaanku tidak boleh tidur tenang bila saudaraku tercinta tidak hadir menemani. Aku tergugat apabila merasakan bantal dan guling di samping kanan telah kehilangan pemilik. Rasa penat yang belum ternetral menyebabkan tubuhku terhempas di sofa. Aida sedang diam dalam kekhusyukan. Wajahnya begitu syahdu, tertutup oleh deraian air mata. Entah apa yang terlintas dalam qalbunya. Sudah pasti ia merasakan aku tidak heran saat menyaksikannya. Tegak dalam rakaatnya atau lama dalam sujudnya. Ukhti, tidak solat malam? tanyanya lembut seusai melirik mata. Ya, sekejap, kupandang wajahnya. Ia menatap jauh keluar jendela ruang tamu yang dibiarkan terbuka. Dzikrul maut lagi? Khusnudzan anti terlalu tinggi. Aku tersenyum. Sikap tawadhumu, Aida, menyebabkan bertambah rasa rendah diriku. Angin malam berhembus dingin. Aku belum mau beranjak dari tempat duduk. Aida pun nampaknya tidak meneruskan shalat. Ia kelihatan seperti termenung menekuri kegelapan malam yang kelam. Saya malu kepada Allah, ujarnya lirih. Saya malu meminta sesuatu yang sebenarnya tidak patut tapi rasanya keinginan itu begitu mendesak dada. Siapa lagi tempat kita meminta kalau bukan diri-Nya? Apa keinginan anti, Aida? Aida menghela nafas panjang. Saya membaca buku Syeikh Abdullah Azzam pagi tadi, lanjutnya seolah tidak menghiraukan. Entahlah, tapi setiap kali membaca hasil karyanya, selalu hadir simpati tersendiri. Hal yang sama saya rasakan tiap kali mendengar nama Hasan al-Banna, Sayyid Quthb atau mujahid lain saat nama mereka disebut. Ah, wanita macam mana yang dipilihkan Allah untuk mereka? Tiap kali nama Imaad Aql disebut, saya bertanya dalam hati: Wanita macam mana yang telah Allah pilih untuk melahirkannya?

Aku tertunduk dalam-dalam. Anti tahu, sambungnya lagi, Saya ingin sekiranya boleh mendampingi orang-orang sekaliber mereka. Seorang yang hidupnya semata-mata untuk Allah. Mereka tak tergoda rayuan harta dan benda apalagi wanita. Saya ingin sekiranya boleh menjadi seorang ibu bagi mujahid-mujahid semacam Immad Aql Air mataku menitis perlahan. Itu adalah impianku juga, impian yang kini mulai kuragui kenyataannya. Aida tak tahu berapa jumlah ikhwan yang telah menaruh hati padaku. Dan rasanya hal itu tak berguna diketahui. Dulu, ada sebongkah harapan kalau kelak lelaki yang mendampingiku adalah seorang mujahid yang hidupnya ikhlas kerana Allah. Aku tak menyalahkan mereka yang menginginkan isteri yang cantik. Tidak. Hanya setiap kali bercermin, ku tatap wajah di sana dengan perasaan duka. Serendah inikah nilaiku di mata mereka? Tidakkah mereka ingin menilaiku dari sudut kebagusan dien-ku? Ukhti, masih tersisakah ikhwah seperti yang kita impikan bersama? desisku. Aida meramas tanganku. Saya tidak tahu. Meskipun saya sentiasa berharap demikian. Bukankah wanita baik untuk lelaki baik dan yang buruk untuk yang buruk juga? Anti tak tahu, air mata mengalir tiba-tiba. Anti tak tahu apa-apa tentang mereka. Mereka? Ya, mereka, ujarku dengan kemarahan terpendam. Orang-orang yang saya kagumi selama ini banyak yang jatuh berguguran. Mereka menyatakan ingin taaruf. Anti tak tahu betapa hancur hati saya menyaksikan ikhwan yang qowiy seperti mereka takluk di bawah fitnah wanita. Ukhti! Sungguh, saya terfikir bahwa mereka yang aktif dawah di kampus adalah mereka yang benarbenar mencintai Allah dan Rasulnya semata. Ternyata mereka mempunyai sekelumit niat lain. Ukhti, jangan suudzan dulu. Setiap manusia punya kelemahan dan saat-saat penurunan iman. Begitu juga mereka yang menyatakan perasaan kepada anti. Siapa yang tidak ingin punya isteri cantik dan shalihah? Tapi, kita tahukan bagaimana prosedurnya? Ya, memang Saya merasa tidak dihargai. Saya berasa seolah-olah dilecehkan. Kalau ada pelecehan seksual, maka itu wajar kerana wanita tidak menjaga diri. Tapi saya. Samakah saya seperti mereka? Anti berprasangka terlalu jauh.

Tidak, aku menggelengkan kepala. Tiap kali saya keluar rumah, ada sepasang mata yang mengawasi dan siap menilai saya mulai dari ujung rambut -maksud saya ujung jilbab- hingga ujung sepatu. Apakah dia fikir saya boleh dinilai melalui nilaian fisik belaka.. Kita berharap agar ia bukan jenis ikhwan seperti yang kita maksudkan. Ia orang yang aktif berdawah di kampus ini, ukh. Aida memejamkan mata. Bisa kulihat ujung matanya basah. Kurebahkan kepala ke bahunya. Ada suara lirih yang terucap, Kasihan risalah Islam. Ia diemban oleh orang-orang seperti kita. Sedang kita tahu betapa berat perjuangan pendahulu kita dalam menegakkannya. Kita disibukkan oleh hal-hal sampingan yang sebenarnya telah diatur Allah dalam kitab-Nya. Kita tidak menyibukkan diri dalam mencari hidayah. Kasihan bocah-bocah Palestin itu. Kasihan saudara-saudara kita di Bosnia . Adakah kita boleh menolong mereka kalau kualitas diri masih seperti ini? Bahkan cinta yang seharusnya milik Allah masih berpecah-pecah. Maka, kekuatan apa yang masih ada pada diri kita? Kami saling bertatapan kemudian. Melangkau seribu makna yang tidak mampu dikatakan oleh kosa kata. Ada janji. Ada mimpi. Aku mempunyai impian yang sama seperti Aida: mendukung Islam di jalan kami. Aku ingin mempunyai anak-anak seperti Asma punyai. Anak-anak seperti Immad Aql. Aku tahu kualiti diri masih sangat jauh dari sempurna. Tapi seperti kata Aida; Meskipun aku lebih malu lagi untuk meminta ini kepada-Nya. Aku ingin menjadi pendamping seorang mujahid ulung seperti Izzuddin al-Qassam. Akhifillah, Mungkin antum tertawa membaca surat ini. Ah akhwat, berapa nilaimu sehingga mengimpikan mendapat mujahid seperti mereka? Boleh jadi tuntutanku terlalu besar. Tapi tidakkah antum ingin mendapat jodoh yang setimpal? Afwan kalau surat antum tidak saya layani. Saya tidak ingin masalah hati ini berlarutan. Satu saja yang saya minta agar kita saling menjaga sebagai saudara. Menjaga saudaranya agar tetap di jalan yang diridhai-Nya. Tahukah antum bahwa tindakan antum telah menyebabkan saya tidak lagi berada di jalan-Nya? Ada riya, ada suudzhan, ada takabur, ada kemarahan, ada kebencian, itukah jalan yang antum bukakan untuk saya, jalan neraka? Afwan. Akhifillah, Surat ini seolah menempatkan antum sebagai tertuduh. Saya sama sekali tidak bermaksud demikian. Kalau antum mahu cara seperti itu, silakan. Afwan, tapi bukan saya orangnya. Jangan antum kira kecantikan lahir telah menjadikan saya merasa memiliki segalanya. Jesteru, kini saya merasa iri pada saudari saya. Ia begitu sederhana. Tapi akhlaknya bak lantera yang menerangi langkah-langkahnya. Ia jauh dari fitnah. Sementara itu, apa yang saya punyai sangat jauh nilainya. Saya bimbang apabila suatu saat ia berhasil mendapatkan Abdullah Azzam impiannya, sedangkan saya tidak. Akhifillah, Afwan kalau saya menimbulkan fitnah bagi antum. Insya Allah saya akan lebih memperbaiki diri. Mungkin semua ini sebagai peringatan Allah bahwa masih banyak amalan saya yang riya maupun tidak ikhlas. Wallahualam. Simpan saja cinta antum untuk isteri yang telah dipilihkan Allah. Penuhilah impian ratusan akhwat, ribuan ummat yang mendambakan Abdullah Azzam dan Izzuddin al-Qassam yang lain. Penuhilah harapan Islam yang ingin

generasi tangguh seperti Imaad Aql. Insya Allah antum akan mendapat pasangan yang bakal membawa hingga ke pintu jannah. Akhifillah, Malam bertambah-dan bertambah larut. Mari kita shalat malam dan memandikan wajah serta mata kita dengan air mata. Mari kita sucikan hati dengan taubat nasuha. Pesan saya, siapkan diri antum menjadi mujahid. Insya Allah, akan ada ratusan Asma dan Aisyah yang akan menyambut uluran tangan antum untuk berjihad bersama-sama. Salam dari ukhtukum fillah.

Teruntuk ukhti yang ana cintai.,


Sun, Oct 10, 2010 Artikel Pilihan, OaseImani, Tadzkirah Ukhti fillah yang dicintai Allah, kaifa haluki wa kaifa imanuki ? ana berharap anti dalam keadaan khoir wal afiyah. Begitu juga hati dan iman anti -yang saat lalu anti mengadu bahwa ia sedang sakit dan yanqush- semoga Allah memberikan cahaya-Nya dan melembutkannya dengan belaian kasih sayang-Nya dan rahmat-Nya. Ukhti, risalah ini sengaja ana tulis untuk anti berkaitan dengan curhat anti tempo hati mengenai amburadulnya kondisi ruhiyah anti karena terlalu seringnya anti bekerjasama dan bermuamalah dengan seorang ikhwan, partner dakwah anti. Ukh, ana memahami kondisi anti sebagai aktivis dakwah yang mau tidak mau mengharuskan anti untuk menjalin komunikasi dengan ikhwan, yang notabene anti adalah sosok yang cukup sensitif dan rawan jika harus berinteraksi dengan mereka. Ikhwan -dengan segala predikat dan atribut yang melekat padanya- ternyata bisa membuat sebuah variasi tersendiri bagi warna-warni perjalanan hati seorang akhwat (bahkan yang sudah ngaji lama dan sudah mudeng-nggak nyindir loh ?!). Well, terbukti bukan hanya akhwat yang bisa menjadi sumber fitnah, ternyata ikhwan juga. Ukhti, terus terang ana memang tidak menafikan adanya different bear yang menjalari hati ketika harus berkomunikasi dengan lawan jenis yang berembel-embel ikhwan (dan pastinya belum menikah) itu. Dan sepertinyahampir tiap akhwat maupun ikhwan pun demikian, diakui atau tidak. entah kenapa. mungkin seperti yang ana katakan tadi, wilayah ini memang sangat rawan. Dangerous area, mungkin itu sebutan yang pas, bahkan kalau boleh ana gambarkan, ikwan dan akhwat itu ibarat magnet yang memiliki dua kutub berbeda yang saling tarik menarik dengan daya magnetis yang tinggi (yang kalau tidak dijaga benar-benar bisa fatal). Dalam kesempatan ini ana tidak akan mengemukakan hal-hal yang bersifat teoritik sebagai feedback terhadap aduan anti yang lalu. dan afwan jika risalah ini cukup keras. Karena ana sadar betul anti bukanlah akwat kemaren sore yang belum tahu apa-apa. dan ana juga yakin

benar, anti pun sudah faham ilmunya (apalagi predikat sebagai aktivis dakwah dan daiyah tersandang dalam sosok anti, sehingga membuat ana semakin yakin tentang kefahaman anti, begitu khan ?) Ukhti fillah yang ana cintai, ana mengakui bahwa membangun komunikasi dengan ikhwan memang berat. bukan berat di fisik namun di hati. awalnya memang bisa untuk bertahan.tapi lama kelamaan timbul simpati.dan bisa-bisa akhirnya ada rasa yang lain.indefinable feeling,apalagi jika harus banyak-banyak berinteraksi dengan mereka, apalagi kalau sudah menyinggung masalah-masalah pribadi, bahkan sampai curhat segala, plus sering-sering bertemu dan melihat. waah bisa ancur hati dan iman anti (wal iyazhu billah !) berat memang ketika harus menjalin hubungan dengan mereka, hatta mengatasnamakan kepentingan dakwah. berat banget, ukh ! Itulahkalau memang anti sudah tak kuasa membendung gharizatun nau anti terhadap ikhwan tersebut, langkah yang paling afdhol adalah memutuskan hubungan dengan dia. Hentikan komunikasi. Disconnect ! hindari celah-celah yang dapat menjadi sarana untuk berinteraksi dengan dia. Jauhi dia, ukh ! no more interaction, stop here !! itu adalah jurus jitu untuk menyelamatkan hati dan iman anti, jika anti benar-benar ingin selamat. Dan jika memang benar anti tidak bisa menghentikan secara total hubungannya dengan dia dengan alasan anti tidak ingin surut dari belantara dakwah dan ingin tetap melaksanakan amanah anti dalam dakwah tersebut, maka yang harus anti lakukan adalah melawan virus merah jambu yang menyerang anti. anti harus berusaha keras untuk fight ! jangan biarkan ia menguasai hati dan menggerogoti keistiqomahan anti. Jangan biarkan ia terus menerus menginvasi. LAWAN, UKHT ! LAWAN !!! Ukh, jika anti memang meniatkan diri -ketika menjalin kontak dengan dia dan mereka- adalah untuk dakwah, maka jangan ada muatan lain selain untuk kemaslahatan dakwah (anti nggak mau kan termasuk orang-orang yang mengatasnamakan kepentingan dakwah untuk tendensi-tendensi pribadi ?! jaga arah hati danwaspada !!!). Ukhtiku yang ana cintai.masalah dalam iqomatuddin itu buaanyaak dan seabrek ! coba anti lihat wajah umat hari ini, betapa banyak masalah mereka yang harus ditangani. anti lihat wajah generasi penerus kita, anti lihat dien kita saat ini ?! mereka membutuhkan kerja kita ukh. mereka memerlukan sumbangan tenaga, pikiran, waktu dan seluruh potensi kita. Tidakkah anti berfikir tentang tangisan pilu saudara-saudara muslim yang dibantai, dianiaya, diteror dan diintimidasi ? tidakkah anti mendengar jeritan para ummahat dan anak-anak yang menjadi sasaran peluru dan peledak ? akankah anti sibuk dengan urusan sepele tersebut sementara para ikhwah seperjuangan mati-matian untuk mempertahankan dien dan izzah mereka.akankah anti bermain-main dengan perasaan anti dan terjebak di dalamnya sementara marakatul jihad dan medan-medan konflik dipenuhi dengan genangan air mata dan darah para syuhada ?! renungilah ukh..RENUNGI DAN FAHAMI ! masih banyak yang harus kita fikirkan, masih banyak hal-hal yang lebih pantas menyita ruang fikir kita daripada halhal sepele seperti itu.masalah-masalah iqomatuddin jauuuh lebih besar dari masalah-masalah semacam itusekali lagi, RENUNGI DAN HAYATI !

Ukhti fillah rahimakumulloh.marilah kita fahami tabiat dien ini. sungguh, dien ini adalah dien yan suci, yang tidak akan tegak kecuali dengan cara yang suci dan orang-orang yang suci pula. harapan ana, semoga kita bisa mengislah masing-masing diri kita, tetap menjaga kelurusan niat, kesucian hati dan jiwa kita, serta tetap tsabat di atas jalan-Nya. be istiqomah, ukh ! Masih ingat perkataan ibnu taimiyah kan ? Tiada kebahagiaan dan kelezatan sempurna bagi hati selain kecintaan kepada Allah dan upaya mendekatkan diri kepada-Nya dengan hal-hal yang dicintai-Nya. sementara cinta tidak akan ada kecuali dengan berpaling dari semua kecintaan kepada selain-Nya. indah bukan ?! semoga Allah selalu mencurahkan manisnya iman kepadaNya dan hangat cinta-Nya, kepada kita semua. Satu hal yang tidak boleh anti lewatkan adalah muraqabatullah, pengawasan Allah, ukh. Innallaha ala bi kulli syain alim. Malu lah kepada-Nya. Malu lah kepada Dzat yang Maha Mengetahui segala apa yang tersembunyi dalam hati. ukh,jangan lupa untuk selalu melakukan self control. pengendalian intern terhadap diri anti itulah yang akan menjadi basis kekuatan untuk memukul mundur virus-virus busuk dalam perjalanan iman anti. manage baik-baik self control anti, yaa. pesan ana, kuatkan diri anti di jalan dakwah. perjalanan kita masih panjang. masih banyak lagi tribulasi dakwah yang akan kita temui. hadapi, atasi, dan jangan lari !, anggap saja accident yang menimpa hati dan iman anti tersebut sebagai bentuk mihnah, ujian dari Allah. bertahanlah, ukh ! tetaplah tegar di atas jalan-Nya. meskipun berat dan menyakitkan,.tetaplah bertahan ! bersabarlah untuk tidak bermaksiat kepada-Nya ! Ishbiru wa shabiru, Terakhir, Allahu maana ukh,always-lah berdoa, berikhtiar dan tawakal. insyaAllah doa ana juga menyertai anti. Tertanggal, 21 maret 2010, pukul 22.04..

Teruntuk ukhti yang ana cintai.,


Sun, Oct 10, 2010 Artikel Pilihan, OaseImani, Tadzkirah Ukhti fillah yang dicintai Allah, kaifa haluki wa kaifa imanuki ? ana berharap anti dalam keadaan khoir wal afiyah. Begitu juga hati dan iman anti -yang saat lalu anti mengadu bahwa ia sedang sakit dan yanqush- semoga Allah memberikan cahaya-Nya dan melembutkannya dengan belaian kasih sayang-Nya dan rahmat-Nya. Ukhti, risalah ini sengaja ana tulis untuk anti berkaitan dengan curhat anti tempo hati mengenai amburadulnya kondisi ruhiyah anti karena terlalu seringnya anti bekerjasama dan bermuamalah dengan seorang ikhwan, partner dakwah anti.

Ukh, ana memahami kondisi anti sebagai aktivis dakwah yang mau tidak mau mengharuskan anti untuk menjalin komunikasi dengan ikhwan, yang notabene anti adalah sosok yang cukup sensitif dan rawan jika harus berinteraksi dengan mereka. Ikhwan -dengan segala predikat dan atribut yang melekat padanya- ternyata bisa membuat sebuah variasi tersendiri bagi warna-warni perjalanan hati seorang akhwat (bahkan yang sudah ngaji lama dan sudah mudeng-nggak nyindir loh ?!). Well, terbukti bukan hanya akhwat yang bisa menjadi sumber fitnah, ternyata ikhwan juga. Ukhti, terus terang ana memang tidak menafikan adanya different bear yang menjalari hati ketika harus berkomunikasi dengan lawan jenis yang berembel-embel ikhwan (dan pastinya belum menikah) itu. Dan sepertinyahampir tiap akhwat maupun ikhwan pun demikian, diakui atau tidak. entah kenapa. mungkin seperti yang ana katakan tadi, wilayah ini memang sangat rawan. Dangerous area, mungkin itu sebutan yang pas, bahkan kalau boleh ana gambarkan, ikwan dan akhwat itu ibarat magnet yang memiliki dua kutub berbeda yang saling tarik menarik dengan daya magnetis yang tinggi (yang kalau tidak dijaga benar-benar bisa fatal). Dalam kesempatan ini ana tidak akan mengemukakan hal-hal yang bersifat teoritik sebagai feedback terhadap aduan anti yang lalu. dan afwan jika risalah ini cukup keras. Karena ana sadar betul anti bukanlah akwat kemaren sore yang belum tahu apa-apa. dan ana juga yakin benar, anti pun sudah faham ilmunya (apalagi predikat sebagai aktivis dakwah dan daiyah tersandang dalam sosok anti, sehingga membuat ana semakin yakin tentang kefahaman anti, begitu khan ?) Ukhti fillah yang ana cintai, ana mengakui bahwa membangun komunikasi dengan ikhwan memang berat. bukan berat di fisik namun di hati. awalnya memang bisa untuk bertahan.tapi lama kelamaan timbul simpati.dan bisa-bisa akhirnya ada rasa yang lain.indefinable feeling,apalagi jika harus banyak-banyak berinteraksi dengan mereka, apalagi kalau sudah menyinggung masalah-masalah pribadi, bahkan sampai curhat segala, plus sering-sering bertemu dan melihat. waah bisa ancur hati dan iman anti (wal iyazhu billah !) berat memang ketika harus menjalin hubungan dengan mereka, hatta mengatasnamakan kepentingan dakwah. berat banget, ukh ! Itulahkalau memang anti sudah tak kuasa membendung gharizatun nau anti terhadap ikhwan tersebut, langkah yang paling afdhol adalah memutuskan hubungan dengan dia. Hentikan komunikasi. Disconnect ! hindari celah-celah yang dapat menjadi sarana untuk berinteraksi dengan dia. Jauhi dia, ukh ! no more interaction, stop here !! itu adalah jurus jitu untuk menyelamatkan hati dan iman anti, jika anti benar-benar ingin selamat. Dan jika memang benar anti tidak bisa menghentikan secara total hubungannya dengan dia dengan alasan anti tidak ingin surut dari belantara dakwah dan ingin tetap melaksanakan amanah anti dalam dakwah tersebut, maka yang harus anti lakukan adalah melawan virus merah jambu yang menyerang anti. anti harus berusaha keras untuk fight ! jangan biarkan ia menguasai hati dan menggerogoti keistiqomahan anti. Jangan biarkan ia terus menerus menginvasi. LAWAN, UKHT ! LAWAN !!!

Ukh, jika anti memang meniatkan diri -ketika menjalin kontak dengan dia dan mereka- adalah untuk dakwah, maka jangan ada muatan lain selain untuk kemaslahatan dakwah (anti nggak mau kan termasuk orang-orang yang mengatasnamakan kepentingan dakwah untuk tendensi-tendensi pribadi ?! jaga arah hati danwaspada !!!). Ukhtiku yang ana cintai.masalah dalam iqomatuddin itu buaanyaak dan seabrek ! coba anti lihat wajah umat hari ini, betapa banyak masalah mereka yang harus ditangani. anti lihat wajah generasi penerus kita, anti lihat dien kita saat ini ?! mereka membutuhkan kerja kita ukh. mereka memerlukan sumbangan tenaga, pikiran, waktu dan seluruh potensi kita. Tidakkah anti berfikir tentang tangisan pilu saudara-saudara muslim yang dibantai, dianiaya, diteror dan diintimidasi ? tidakkah anti mendengar jeritan para ummahat dan anak-anak yang menjadi sasaran peluru dan peledak ? akankah anti sibuk dengan urusan sepele tersebut sementara para ikhwah seperjuangan mati-matian untuk mempertahankan dien dan izzah mereka.akankah anti bermain-main dengan perasaan anti dan terjebak di dalamnya sementara marakatul jihad dan medan-medan konflik dipenuhi dengan genangan air mata dan darah para syuhada ?! renungilah ukh..RENUNGI DAN FAHAMI ! masih banyak yang harus kita fikirkan, masih banyak hal-hal yang lebih pantas menyita ruang fikir kita daripada halhal sepele seperti itu.masalah-masalah iqomatuddin jauuuh lebih besar dari masalah-masalah semacam itusekali lagi, RENUNGI DAN HAYATI ! Ukhti fillah rahimakumulloh.marilah kita fahami tabiat dien ini. sungguh, dien ini adalah dien yan suci, yang tidak akan tegak kecuali dengan cara yang suci dan orang-orang yang suci pula. harapan ana, semoga kita bisa mengislah masing-masing diri kita, tetap menjaga kelurusan niat, kesucian hati dan jiwa kita, serta tetap tsabat di atas jalan-Nya. be istiqomah, ukh ! Masih ingat perkataan ibnu taimiyah kan ? Tiada kebahagiaan dan kelezatan sempurna bagi hati selain kecintaan kepada Allah dan upaya mendekatkan diri kepada-Nya dengan hal-hal yang dicintai-Nya. sementara cinta tidak akan ada kecuali dengan berpaling dari semua kecintaan kepada selain-Nya. indah bukan ?! semoga Allah selalu mencurahkan manisnya iman kepadaNya dan hangat cinta-Nya, kepada kita semua. Satu hal yang tidak boleh anti lewatkan adalah muraqabatullah, pengawasan Allah, ukh. Innallaha ala bi kulli syain alim. Malu lah kepada-Nya. Malu lah kepada Dzat yang Maha Mengetahui segala apa yang tersembunyi dalam hati. ukh,jangan lupa untuk selalu melakukan self control. pengendalian intern terhadap diri anti itulah yang akan menjadi basis kekuatan untuk memukul mundur virus-virus busuk dalam perjalanan iman anti. manage baik-baik self control anti, yaa. pesan ana, kuatkan diri anti di jalan dakwah. perjalanan kita masih panjang. masih banyak lagi tribulasi dakwah yang akan kita temui. hadapi, atasi, dan jangan lari !, anggap saja accident yang menimpa hati dan iman anti tersebut sebagai bentuk mihnah, ujian dari Allah. bertahanlah, ukh ! tetaplah tegar di atas jalan-Nya. meskipun berat dan menyakitkan,.tetaplah bertahan ! bersabarlah untuk tidak bermaksiat kepada-Nya ! Ishbiru wa shabiru,

Terakhir, Allahu maana ukh,always-lah berdoa, berikhtiar dan tawakal. insyaAllah doa ana juga menyertai anti. Tertanggal, 21 maret 2010, pukul 22.04

Teruntuk ukhti yang ana cintai.,


Sun, Oct 10, 2010 Artikel Pilihan, OaseImani, Tadzkirah Ukhti fillah yang dicintai Allah, kaifa haluki wa kaifa imanuki ? ana berharap anti dalam keadaan khoir wal afiyah. Begitu juga hati dan iman anti -yang saat lalu anti mengadu bahwa ia sedang sakit dan yanqush- semoga Allah memberikan cahaya-Nya dan melembutkannya dengan belaian kasih sayang-Nya dan rahmat-Nya. Ukhti, risalah ini sengaja ana tulis untuk anti berkaitan dengan curhat anti tempo hati mengenai amburadulnya kondisi ruhiyah anti karena terlalu seringnya anti bekerjasama dan bermuamalah dengan seorang ikhwan, partner dakwah anti. Ukh, ana memahami kondisi anti sebagai aktivis dakwah yang mau tidak mau mengharuskan anti untuk menjalin komunikasi dengan ikhwan, yang notabene anti adalah sosok yang cukup sensitif dan rawan jika harus berinteraksi dengan mereka. Ikhwan -dengan segala predikat dan atribut yang melekat padanya- ternyata bisa membuat sebuah variasi tersendiri bagi warna-warni perjalanan hati seorang akhwat (bahkan yang sudah ngaji lama dan sudah mudeng-nggak nyindir loh ?!). Well, terbukti bukan hanya akhwat yang bisa menjadi sumber fitnah, ternyata ikhwan juga. Ukhti, terus terang ana memang tidak menafikan adanya different bear yang menjalari hati ketika harus berkomunikasi dengan lawan jenis yang berembel-embel ikhwan (dan pastinya belum menikah) itu. Dan sepertinyahampir tiap akhwat maupun ikhwan pun demikian, diakui atau tidak. entah kenapa. mungkin seperti yang ana katakan tadi, wilayah ini memang sangat rawan. Dangerous area, mungkin itu sebutan yang pas, bahkan kalau boleh ana gambarkan, ikwan dan akhwat itu ibarat magnet yang memiliki dua kutub berbeda yang saling tarik menarik dengan daya magnetis yang tinggi (yang kalau tidak dijaga benar-benar bisa fatal). Dalam kesempatan ini ana tidak akan mengemukakan hal-hal yang bersifat teoritik sebagai feedback terhadap aduan anti yang lalu. dan afwan jika risalah ini cukup keras. Karena ana sadar betul anti bukanlah akwat kemaren sore yang belum tahu apa-apa. dan ana juga yakin benar, anti pun sudah faham ilmunya (apalagi predikat sebagai aktivis dakwah dan daiyah tersandang dalam sosok anti, sehingga membuat ana semakin yakin tentang kefahaman anti, begitu khan ?)

Ukhti fillah yang ana cintai, ana mengakui bahwa membangun komunikasi dengan ikhwan memang berat. bukan berat di fisik namun di hati. awalnya memang bisa untuk bertahan.tapi lama kelamaan timbul simpati.dan bisa-bisa akhirnya ada rasa yang lain.indefinable feeling,apalagi jika harus banyak-banyak berinteraksi dengan mereka, apalagi kalau sudah menyinggung masalah-masalah pribadi, bahkan sampai curhat segala, plus sering-sering bertemu dan melihat. waah bisa ancur hati dan iman anti (wal iyazhu billah !) berat memang ketika harus menjalin hubungan dengan mereka, hatta mengatasnamakan kepentingan dakwah. berat banget, ukh ! Itulahkalau memang anti sudah tak kuasa membendung gharizatun nau anti terhadap ikhwan tersebut, langkah yang paling afdhol adalah memutuskan hubungan dengan dia. Hentikan komunikasi. Disconnect ! hindari celah-celah yang dapat menjadi sarana untuk berinteraksi dengan dia. Jauhi dia, ukh ! no more interaction, stop here !! itu adalah jurus jitu untuk menyelamatkan hati dan iman anti, jika anti benar-benar ingin selamat. Dan jika memang benar anti tidak bisa menghentikan secara total hubungannya dengan dia dengan alasan anti tidak ingin surut dari belantara dakwah dan ingin tetap melaksanakan amanah anti dalam dakwah tersebut, maka yang harus anti lakukan adalah melawan virus merah jambu yang menyerang anti. anti harus berusaha keras untuk fight ! jangan biarkan ia menguasai hati dan menggerogoti keistiqomahan anti. Jangan biarkan ia terus menerus menginvasi. LAWAN, UKHT ! LAWAN !!! Ukh, jika anti memang meniatkan diri -ketika menjalin kontak dengan dia dan mereka- adalah untuk dakwah, maka jangan ada muatan lain selain untuk kemaslahatan dakwah (anti nggak mau kan termasuk orang-orang yang mengatasnamakan kepentingan dakwah untuk tendensi-tendensi pribadi ?! jaga arah hati danwaspada !!!). Ukhtiku yang ana cintai.masalah dalam iqomatuddin itu buaanyaak dan seabrek ! coba anti lihat wajah umat hari ini, betapa banyak masalah mereka yang harus ditangani. anti lihat wajah generasi penerus kita, anti lihat dien kita saat ini ?! mereka membutuhkan kerja kita ukh. mereka memerlukan sumbangan tenaga, pikiran, waktu dan seluruh potensi kita. Tidakkah anti berfikir tentang tangisan pilu saudara-saudara muslim yang dibantai, dianiaya, diteror dan diintimidasi ? tidakkah anti mendengar jeritan para ummahat dan anak-anak yang menjadi sasaran peluru dan peledak ? akankah anti sibuk dengan urusan sepele tersebut sementara para ikhwah seperjuangan mati-matian untuk mempertahankan dien dan izzah mereka.akankah anti bermain-main dengan perasaan anti dan terjebak di dalamnya sementara marakatul jihad dan medan-medan konflik dipenuhi dengan genangan air mata dan darah para syuhada ?! renungilah ukh..RENUNGI DAN FAHAMI ! masih banyak yang harus kita fikirkan, masih banyak hal-hal yang lebih pantas menyita ruang fikir kita daripada halhal sepele seperti itu.masalah-masalah iqomatuddin jauuuh lebih besar dari masalah-masalah semacam itusekali lagi, RENUNGI DAN HAYATI ! Ukhti fillah rahimakumulloh.marilah kita fahami tabiat dien ini. sungguh, dien ini adalah dien yan suci, yang tidak akan tegak kecuali dengan cara yang suci dan orang-orang yang suci pula.

harapan ana, semoga kita bisa mengislah masing-masing diri kita, tetap menjaga kelurusan niat, kesucian hati dan jiwa kita, serta tetap tsabat di atas jalan-Nya. be istiqomah, ukh ! Masih ingat perkataan ibnu taimiyah kan ? Tiada kebahagiaan dan kelezatan sempurna bagi hati selain kecintaan kepada Allah dan upaya mendekatkan diri kepada-Nya dengan hal-hal yang dicintai-Nya. sementara cinta tidak akan ada kecuali dengan berpaling dari semua kecintaan kepada selain-Nya. indah bukan ?! semoga Allah selalu mencurahkan manisnya iman kepadaNya dan hangat cinta-Nya, kepada kita semua. Satu hal yang tidak boleh anti lewatkan adalah muraqabatullah, pengawasan Allah, ukh. Innallaha ala bi kulli syain alim. Malu lah kepada-Nya. Malu lah kepada Dzat yang Maha Mengetahui segala apa yang tersembunyi dalam hati. ukh,jangan lupa untuk selalu melakukan self control. pengendalian intern terhadap diri anti itulah yang akan menjadi basis kekuatan untuk memukul mundur virus-virus busuk dalam perjalanan iman anti. manage baik-baik self control anti, yaa. pesan ana, kuatkan diri anti di jalan dakwah. perjalanan kita masih panjang. masih banyak lagi tribulasi dakwah yang akan kita temui. hadapi, atasi, dan jangan lari !, anggap saja accident yang menimpa hati dan iman anti tersebut sebagai bentuk mihnah, ujian dari Allah. bertahanlah, ukh ! tetaplah tegar di atas jalan-Nya. meskipun berat dan menyakitkan,.tetaplah bertahan ! bersabarlah untuk tidak bermaksiat kepada-Nya ! Ishbiru wa shabiru, Terakhir, Allahu maana ukh,always-lah berdoa, berikhtiar dan tawakal. insyaAllah doa ana juga menyertai anti. Tertanggal, 21 maret 2010, pukul 22.04.

Aini, ratu bidadari


Thu, Jul 8, 2010 Tajribah Namanya Aini. begitu ummi biasa memanggilnya. Salah satu adik terbaik yang pernah ummi miliki, yang pernah ummi temui dan alhamdulillah Allah pertemukan ummi dengannya. Seharusnya 28 Januari lalu genap ia menginjak usia 37 tahun. Beberapa tahun bersamanya, banyak contoh yang bisa ummi ambil darinya. Kedewasaan sikap, keshabaran, keistiqomahan, dan pengabdian yang luar biasa meretas jalan dawah ini. Seorang muharrik dawah yang tangguh dan tak pernah menyerah. Sosok yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah putus asa dan memiliki khusnuzon yang teramat tinggi kepada Allah. Dan dia adalah salah satu amanah ummi terberat, ketika memang harusnya ia sudah memasuki sebuah jenjang pernikahan.

Ketika beberapa akhwat lain yang lebih muda usianya melenggang dengan mudahnya menuju jenjang tersebut, maka Aini Allah taqdirkan harus terus meretas keshabaran. Beberapa kali ummi berikhtiar membantunya menemukan ikhwan shalih, tetapi ketika sudah memulai setengah perjalanan proses..Allah pun berkehendak lain. Namun begitu, tidak pernah ada protes yang keluar dari lisannya, tidak juga ada keluh kesah, atau bahkan mempertanyakan kenapa sang ikhwan begitu lemahnya hingga tidak mampu menerjang berbagai penghalang ? Atau ketika masalah fisik, suku, serta terlebih usia yang selalu menjadi kendala utama seorang ikhwan mengundurkan diri , Aini pun tidak pernah mempertanyakan atau memprotes kenapa ikhwan sekarang seperti ini ? Tidak ada gurat sesal, kecewa, atau sedih pada raut muka ataupun tutur katanya. Kepasrahan dan keyakinan terhadap kehendak Allah begitu indah terlukis dalam dirinya. Hingga, akhirnya seorang ikhwan shalih yang dengan kebaikan akhlak serta ilmunya, datang dan berkenan untuk menjadikannya seorang pendamping. Tidak ada luapan euphoria kebahagiaan yang ia tampakkan selain ucapan singkat yang penuh makna Alhamdulillah..jazakillah ummi sudah membantumohon doa agar diridhai Allah Alhamdulillah , Allah mudahkan proses taarauf serta khitbah mereka, tanpa ada kendala apapun seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Padahal ikhwan shalih yang Allah pilihkan tersebut berusia 10 tahun lebih muda dari usianya. Berkomitmen pada sunnah Rasulullah untuk menyegerakan sebuah pernikahan, maka rencana akad pun direncanakan 1 bulan kemudian, bertepatan dengan selesainya adik sang ikhwan menyelesaikan studi di negeri Mesir. Namun , Allah lah Maha Sebaik-baik Pembuat keputusan.. 2 minggu menjelang hari pernikahan, sebuah kabar duka pun datang. Usai Aini mengisi sebuah talim , motor yang dikendarainya terserempet sebuah mobil, dan menabrak kontainer didepannya. Aini shalihah pun harus meregang nyawa di ruang ICU. 2 hari setelah peristiwa itu, Rumah sakit yang menanganinya pun menyatakan menyerah. Tidak sanggup berbuat banyak karena kondisinya yang begitu parah. Hanya iringan dzikir di sela-sela isak tangis kami yang berada disana. Semua keluarga Aini juga sang ikhwan pun sudah berkumpul. Mencoba menata hati bersama untuk pasrah dan bersiap menerima apapun ketentuanNya. Kami hanya terus berdoa agar Allah berikan yang terbaik dan terindah untuknya. Hingga sesaat, Allah mengijinkan Aini tersadar dan menggerakkan jemarinya. Rabb..sebait harapan pun kembali kami rajut agar Allah berkenan memberikan kesembuhan, walau harapan itu terus menipis seiring kondisinya yang semakin melemah. Hingga kemudian sang ikhwan pun mengajukan sebuah permintaan kepada keluarga Aini. Ijinkan saya untuk membantunya menggenapkan setengah Dien ini. Jika Allah berkehendak memanggilnya, maka ia datang menghadap Allah dalam keadaan sudah melaksanakan sunnah Rasulullah

Permintaan yang membuat kami semua tertegun. Yakinkah dia dengan keputusannya ? Dalam kedaaan demikian , akhirnya 2 keluarga besar itupun sepakat memenuhi permintaan sang ikhwan. Sang bunda pun membisikkan rencana tersebut di telinga Aini. Dan baru kali itulah ummi melihat aliran airmata mengalir dari sepasang mata jernihnya. Tepat pukul 16.00, dihadiri seorang penghulu,orangtua dari 2 pihak, serta beberapa sahabat dan dokter serta perawatpernikahan yang penuh tangis duka itupun dilaksanakan. Tidak seperti pernikahan lazimnya yang diiringi tangis kebahagiaan, maka pernikahan tersebut penuh dengan rasa yang sangat sulit terlukiskan. Khidmat, sepi namun penuh isakan tangis kesedihan. Tepat setelah ijab kabul terucapsang ikhwan pun mencium kening Aini serta membacakan doa diatas kain perban putih yang sudah berganti warna menjadi merah penuh darah yang menutupi hampir seluruh kepala Aini. Lirih, kami pun masih mendengar Aini berucap, Tolong Ikhlaskan saya.. Hanya 5 menit. Ya..hanya 5 menit setelah ijab kabul itu. Tangisanpun memecah ruangan yang tadinya senyap menahan sesak dan airmata. Akhirnya Allah menjemputnya dalam keadaan tenang dan senyum indah. Dia telah menjemput seorang bidadari Sungguh indah karunia dan janji yang telah Allah berikan padanya Dia memang hanya pantas untuk para mujahidNya di Jannah al firdausi. Dan sang ikhwan pun melepas dengan penuh sukacita dengan iringan tetes airmata yang tidak kuasa ditahannya ..Saya telah menikahi seorang bidadari.. nikmat mana lagi yang saya dustakan Begitulah sang ikhwan shalih mengutip ayat Ar RahmanNya Ya Rabb..Engkau sebaik-baik pembuat skenario kehidupan hambaMu..Maka jadikanlah kami senantiasa dapat memngambil hikmah dari setiap episode kehidupan yang Engkau berikan Selamat jalan adikku sayang engkau memang bidadari surga yang Allah tidak berkenan seorang ikhwan pun didunia ini yang bisa mendampingi kehidupanmu kecuali para ikhwan shalih yang berkhidmat di jalan dawah dengan ikhlas, tawadhu dan siap berjihad dijalanNya dan kelak menutup mata sebagai seorang syuhada. Selamat jalan Aini..semoga Allah memberimu tempat terindah di surgaNya.

Mukjizat cinta seorang istri


Mon, Oct 4, 2010 Kisah Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya. Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya. Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang tajub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis. Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jamaa bainakuma fii khairin mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah. Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah. Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangung mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersamasama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi dirinya.

Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang mandolin yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik. Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Ohsegala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, Alhamdulillah ala kulli halin. Ya bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban. Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. Ya Allah, aku harus kuat dan tabah, sikap baik kepada suami adalah jalan hidupku. Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui tangannya. Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini. Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah taala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang. Sang suami menuturkan, Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain. Aku segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyuannya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku. Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan malammalamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Quran yang demikian syahdu menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdoa. Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis.

Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya. Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya. Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya. Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup. Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi dai besar di kota Madinah. Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan bukan permata biasa. (Dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak)

Sepenggal khitbah untuk akhwat fillah


Thu, May 13, 2010 OaseImani Halaman 1 dari 7 Semilir angin berhembus di kesunyian. Sunyi yang kuharapkan akan memberikan ketenangan dalam membuat suatu keputusan. Sungguh sangat sulit mengambil keputusan itu. Bahkan mungkin takkan mampu ku penuhi permintaan itu. Ku lihat dan ku baca lagi. Ukhti, sekiranya tidak merepotkan Anti, sudilah Ukh memilihkan buat saya perhiasan dunia yang akan menggenapkan dien saya. Pasangan yang akan menghantarkan dan menyertai saya hingga ke jannah-Nya ! Sejenak ku alihkan pandanganku dari untaian tulisan itu. Sunyi mulai menepi berganti gemersik dedaunan seolah ingin memberikan satu jawaban. Segenap pikiran mulai ku curahkan, mencoba mencari jawaban dari setiap kata yang ia tuliskan. Afwan, mungkin kedatangan surat ini cukup mengagetkan Anti. Bisa jadi pula ukhti memandang prosedur seperti ini kurang tepat. Tapi, ukh sendiri mungkin tahu bagaimana fisik murobbiku saat ini. Astagfirullah, bukan maksud saya memandang lemah semangat beliau karena fisik. Tapi kecelakaan lalu-lintas yang dialami beliau sebulan lalu menyebabkan saya tidak tega untuk meminta pertolongannya saat ini. Sedangkan saya butuh keputusan segera karena alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri dalam

tahun ini. Ukhti teman lama yang sudah saya kenal, jadi kepada ukhtilah saya percaya dan berani meminta bantuan. Akhiya saya bisa memahami apa yang akhi rasakan. Tapi bukan karena keberatan memberi bantuan. Bukan pula karena ketidakpercayaan saya pada akhi. Ada hal lain yang sulit dimengerti. Entah kenapa akhir-akhir ini perasaanku ada yang berbeda. Ya Allah, kenapa hati ini senantiasa bergetar ketika mendengar namanya. Bukankah selayaknya getaran ini muncul ketika mendengar nama-Mu? Ku simpan kembali secarik kertas yang memberi bekas di hatiku. Ada luka. Kenapa bukan kepadaku, kenapa malah minta bantuanku? Ingin rasanya aku berikan secarik kertas tersebut pada murobiyahku. Angan melayang membayangkan indahnya tawaran murobiyah untukku. Sungguhkan kuterima tanpa syarat!. Astaghfirullahada apa ini? Sudah seminggu surat tersebut mengendap di kamarku. Hampir setiap saat kubaca tapi tak pernah sanggup ku jawab. Keegoisanku tetap bertahan. Aku tak rela jika mutiara hati yang telah lama bersemi ku tawarkan pada orang lain. Sungguh aku ingin memilikinya sendiri. Hanya untukku. Surat kedua ? Hatiku berdegup keras menerima surat ini. Perlahan ku buka dan ku baca. Puji syukur saya panjatkan pada Ilahi Robbi. Ukhti, setelah beberapa lama berfikir keras, akhirnya ada satu penyesalan. Sungguh penyesalan yang sangat besar. Afwan, semoga ukhti belum mendapatkan bidadari yang ku inginkan. Saya cabut kembali permintaan surat pertama. Sungguh saya minta maaf. Mohon Ukh tidak marah atau kecewa atas kelancangan surat tersebut. Akhi, tak ada sedikitpun kemarahanku padamu. Ia hanyalah harapan yang kian padam. Perisaiperisai diri ini semakin pecah karena resah akan lepasnya sang panah. Panah yang ku harap tertancap pada diriku. Tepat di atas ulu hatiku yang telah lama memendam rindu. Rindu untuk bersatu yang tak pernah berani ku tawarkan padamu. Bukanlah engkau yang bersalah, tetapi akulah yang terlalu egois mengutamakan perasaanku. *** Halaman 2 dari 7 Nisa, kenapa sih akhir-akhir ini kami kelihatan tidak fokus? Anis teman liqoku tiba-tiba bertanya heran, kamu banyak melamun akhir-akhir ini! Mmmeh tidak, tidak apa-apa. Jawabku pelan. Nisa sayang, kita sudah lama berteman. Hmm, nyaris lima tahun semenjak masuk kuliah dulu. Di majelis kholaqoh ini pula kita disatukan. Kasih sayang Allah telah menjadikan kita sudah seperti saudara. Jadi jika ada masalah, seandainya itu baik buat kamu, saya siap menjadi tempat curahan segenap isi hatimu!.

Deras air mengalir dalam kegundahan hatiku. Tak terbendung dalam diriku sehingga menetes keluar di antara kedua mataku. Aku menunduk tak berdaya. Jika itu berat buat ukhti, marilah kita pikul sama-sama beban itu! satu ketegasan tawaran terlontar lagi di mulut sahabatku. Sungguh iman telah menjadikan kita seperti saudara, Silahkan ukh, saya siap menjadi pendengar yang baik! Anis, beban berat ini tak pantas disandang oleh orang lain karena ini hanyalah penyakit hati. Sungguh malu saya ini tatkala orang lain disibukkan dengan perjuangan-perjuangan dakwah, sedang aku memikirkan hal-hal yang rendah! Sayang, sekecil atau sebesar apapun masalah, semuanya bisa merusak jalan dakwah jika tidak dianggap sebagai bagian dari dakwah! tatapan tajam Nisa menusuk ulu hatiku. Sampaikanlah apa masalahmu, jika malu anggaplah aku ini cermin sehingga engkau merasa bebas mencurahkan isi hatimu, bukankan kamu bilang kalau kamu suka berbicara sendiri di depan cermin? Jazakillah ukh, rahmat Allah semoga senantiasa menyertaimu! Jawabku. Seraya menatap lembaran mushaf di depan kami, akhirnya aku ceritakan keadaan yang menimpaku saat ini. Anis hanya terdiam dan kadang-kadang mengangguk-angguk sambil mengusap-usap punggungku sehingga membuatku nyaman untuk bercerita. *** Halaman 3 dari 7 Dua minggu telah berlalu. Hari ini kami mengadakan pengajian gabungan. Alhamdulillah, ini biasanya momen yang paling aku tunggu karena saya bisa bertemu dengan rekan-rekan pengajian lainnya. Biasanya dalam pengajian tersebut, posisi duduk teman satu kelompok liqo dipisahkan dengan alasan supaya kami lebih berbaur dengan kelompok lain. Pengajian gabungan kali ini diisi oleh murobbiyahku sendiri, Teh Nizma. Ada hal yang lebih menarik dari pengajian gabungan kali ini, yaitu tema yang diangkat adalah Menjadi Bidadari. Entah kenapa setiap ada tema yang berkaitan dengan materi merah jambu, semua akhwat selalu antusias mengikutinya. Mungkin memang sudah masanya. Sebagai sosok murobbiyah yang sekaligus ibu rumah tangga, dalam penyampaian materi ini Teh Nizma terlihat terampil sekali. Alur materi mengalir lancar dan mudah dimengerti. Kadang diselingi canda yang membuat kami semakin antusias mendengarkannya. Seperti biasa setelah selesai materi, sesi berikutnya adalah tanya jawab. Banyak sekali yang mengajukan pertanyaan. Dari sekian banyak pertanyaan tersebut, ada satu pertanyaan yang menggelitik pikiranku.

Teh, heheafwan, kadang ada keinginan dalam diri saya untuk menawarkan diri agar dinikahi kepada ikhwan yang benar-benar saya cintai. Apakah hal ini merupakan perbuatan yang tercela mengingat kita berposisi sebagai seorang wanita? tanya penanya tersebut penuh percaya diri. Kontan saja pertanyaan ini membuat peserta lainnya saling melirik dan tersenyum simpul penuh makna. Ada juga yang mengangguk-angguk tanpa sadar seolah-olah dirinyalah yang bertanya. Aku pun memberikan reaksi berbeda. Bingung dan malu. Entah kenapa aku merasakan bahwa akulah sang penanya yang sebenarnya. *** Halaman 4 dari 7 Hmmsilahkan cari, adakah hukum yang melarang seorang akhwat untuk nembak duluan? Mba Nizma balik bertanya. Ehhmmyanggak ada sih, ataueh nggak tahu deh Mbak, hehe! Jawab si penanya kelihatan gugup. Kutengok sosok penanya tersebut. Ya ampun, ternyata Anis yang menanyakan hal itu. Kenapa sosok pendiam itu berani bertanya hal seperti itu? Apa dia memang punya niat demikian, atauentahlah. Adekku sekalian, jika penawaran diri seorang wanita untuk dinikahi oleh laki-laki yang soleh merupakan suatu kehinaan, maka tidak akan pernah ada penawaran diri dari seorang Ummahatul Mukminin, Siti Khadijah, untuk dinikahi oleh Rasulullah SAW melalui perantaranya saat itu. Bukankah dia ini sosok wanita yang mulia? Atau kita menganggap diri kita lebih mulia dari wanita ahli jannah seperti beliau? tegas sekali Mba Nizma menjawab pertanyaan tersebut. Kita tengok kisah lain, Maimunah Binti Harits. Dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah menikahinya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW. Bukankah itu juga merupakan tindakan yang cerdas dan mulia? Padahal saat itu usia beliau adalah 36 tahun sedangkan Rasulullah 60 tahun! Semua peserta kelihatan manggut-manggut tanda setuju. Jika ada diantara adek-adek yang malu melakukannya sendiri, insya Allah, teteh siap menampungnya! canda Teh Nizma sambil tersenyum penuh makna, atau jika malu sama teteh, silahkan minta pada orang tuanya masing-masing untuk dijodohkan sama orang yang didambakan. Insya Allah, orang tua pun tidak akan pernah hina jika dia menawarkan putrinya sendiri kepada seorang laki-laki yang sholeh. Bukankah Umar Bin Khattab melakukan hal yang sama untuk putrinya, Hafsah, sehingga putri beliau menjadi seorang istri bagi baginda yang mulai Rasulullah SAW. Tatapan Teh Nizma berputar ke seluruh peserta. Selama prosedur penawarnya dilakukan dengan baik dan tata cara yang benar, tentu saja tidak ada larangan sama sekali untuk melakukan hal itu.

Situasi mendadak hening. Semuanya terlihat merenung. Hanya senyum simpul yang semakin mengembang yang nampak di wajah Teh Nizma. Entah kenapa, tiba-tiba saja dalam diriku muncul tekad yang kuat untuk mengutarakan permasalahanku pada Teh Nizma. Sungguh, aku ingin menawarkan diriku pada seorang Bidadara pujangga hatiku. Aku tidak akan pernah merasa malu. Ini lebih baik daripada aku menyesal seumur hidupku. Setelah pengajian berakhir, kucoba untuk menghampiri Teh Nizma yang saat itu masih dikerubuti oleh teman-teman yang masih memberikan pertanyaan tambahan. Ada kecemburuan di hatiku melihat keberanian dan keterbukaan teman-teman terhadap murobbiyah pribadiku. Seandainya itu aku, sahutku pelan sambil melamun. *** Halaman 5 dari 7 Nisa, tolong jangan pulang dulu ya sebentar, saya ada perlu! teriak Mba Nizma agak keras memotong lamunanku. Oh.iya Mba! jawabku setengah berteriak juga karena saat itu situasinya masih agak rebut oleh teman-teman yang salam-salaman sebelum pulang. Akhirnya, tinggal kami berdua yang masih berada di Masjid ini. Dengan sedikit keraguan, aku pun mulai membuka pembicaraan sama Teh Nizma. Afwan Teh, sebenarnya saya juga ada perlu sama teteh. Begini,eh tapi silahkan teteh saja dulu! Loh, kenapa? Silahkan Nisa aja dulu! Ah engga deh, silahkan teteh dulu! Baiklah kalau begitu, Nisa, di antara anak binaan teteh, masih ada dua orang yang belum menikah, hanya kamu dan Anis! Deg, jantungku berdegup keras mendengar kata-kata ini. Kalau Anis sebenarnya sudah beberapa bulan yang lalu menyatakan diri siap untuk menikah. Bahkan katanya dengan siapapun asal laki-lakinya sholeh, dia siap untuk menjadi pendamping hidupnya. Yah bisa dimengerti sih kondisi dia. Dia anak paling besar di keluarganya. Sementara dua adiknya yang perempuan sudah menikah. Jadi mungkin kriteria yang benar-benar ditonjolkannya adalah kesholehan laki-laki calonnya. Tapi, insya Allah, tentu saja teteh tidak akan mengabaikan hal-hal lainnya. Aku hanya manggut-manggut mendengar penjelasan murobbiyahku itu.

Nah teteh sama sekali bukan bermaksud mendesak kamu. Sungguh teteh hanya ingin mengetahui sikap kamu mengenai hal ini. Lanjut Teh Nizma. Enggak apa-apa kok teh. Insya Allah, saya mengerti kondisi ini. *** Halaman 6 dari 7 Begini, sebenarnya teteh mendapatkan seorang calon suami yang insya Allah kita sama-sama mengetahui bagaimana perjuangan beliau dalam dakwah ini. Sosok laki-laki yang mampu berprestasi di kampusnya walau dirinya benar-benar disibukkan dalam aktifitas dakwah. Terang Teh Nizma. Aku pun hanya terdiam menjadi pendengar yang baik sambil menebak-nebak sosok yang dimaksud. Sebenarnya sosok laki-laki tersebut sudah ditawarkan ke Anis tiga minggu yang lalu. Saat itu dia bilang akan mempertimbangkannya dan minta waktu selama satu minggu. Tapi dari sorot matanya terlihat ada binar-binar kegembiraan yang luar biasa. Namun entah kenapa satu minggu kemudian tiba-tiba saja dia menolaknya. Nah, sekarang tinggal Nisa anak binaan teteh yang belum nikah. Jika tidak bersedia, saya akan coba berinteraksi dengan murobbiyah yang lain, bagaimana? Aku berfikir keras mendengar tawaran tersebut. Sebenarnya aku sendiri saat ini tidak mau ditawari oleh orang lain. Bahkan oleh murobbiyah atau orang tuaku sendiri. Sungguh hatiku saat ini tidak bisa menerima ikhwan lain selain teman lamaku. Si penulis surat yang tak pernah mampu ku jawab. Dialah yang senantiasa mengisi ruang hatiku. Bagaimana ukh, kalau berminat, saya akan menunjukan biodata berikut foto dari yang bersangkutan sekarang? tanya Teh Nizma. Mmmsebenarnya begini, afwansaya sudaheh, nggak, aku benar-benar kebingungan untuk menyampaikan hal itu. Baik, kalau belum siap juga tidak apa-apa kok. Senyuman tersungging di bibir Teh Nizma. Eh maksud saya begini teh. Boleh nggak saya melihat biodatanya sekarang? tanyaku konyol. Wah, Anis ini gimana sih, kan tadi teteh juga bilang memang mau diberikan sekarang, aneh juga ya! Jawabah Teh Nizma yang membuatku semakin gugup. Satu lembar amplop putih dikeluarkan dari tas hitam Teh Nizma. Dia serahkan amplop tersebut disertai dengan tatapannya yang tajam ke arahku. Dengan tangan bergetar, kuterima amplop itu. Silahkan mau dibuka di sini atau di rumah juga tidak apa-apa! ***

Halaman 7 dari 7 Eh nggak teh, di sini saja. Jawabku. Sengaja aku tidak ingin menundanya karena saat ini juga keinginanku begitu menggebu untuk memberitahukan calon pilihanku sendiri. Tanganku semakin bergetar ketika perlahan amplop tersebut kubuka. Kebetulan yang kubaca adalan baris terakhir dari tulisan pemberi amplop. Pasangan yang diinginkan adalah sesosok calon bidadari yang akan menghantarkan dan menyertaiku hingga jannah-Nya. Sebelum sempat kubaca bagian-bagian lainnya, tiba-tiba ada satu lembar foto yang jatuh tepat dipangkuanku. Ya Rabb! subhanallah! Sungguh tiada kata-kata yang keluar saat itu kecuali pujian agung atasMu. Foto tersebut adalah sosok yang ku impikan selama ini. Bagaimana Ukh? Tanya Teh Rizma. Aku tidak mampu menjawab. Hanya uraian air mata syukur yang kian deras mengalir. Ingat loh Ukh, diamnya seorang gadis itu tanda setuju! Teh Nizma semakin menggodaku, Sebenarnya ikhwan yang bersangkutan sudah mengetahui seminggu yang lalu mengenai siapa calon akhwat yang akan menerima amplop ini. Ketika itu, tanpa kami duga, ikhwan tersebut langsung bersujud sambil menangis dia berdoa pelan. Sepertinya dia sangat berharap tuh! Aku semakin memaku. Diam dalam uraian air mata. Perlahan ku buka bagian atas biodata tersebut. Di sana tertulis suatu harapan dan tawaran; Sepenggal khitbah buat akhwatfillah Rabb!!..Aku langsung tersujud. Rasa syukur ini begitu membucah. Sehingga tak cukup rasanya bibir ini memuji-Mu. Di tempat suci ini, aku bersujud pada-Mu sebagai rasa syukur atas nikmat yang tiada pernah mampu kami ukur. Robbi auzinii an asykura nimatakallatii anamta alayya waalaa waa lidayya wa an-amala shaalihan tardhaahu wa adkhilnii birohmatika fii ibaadikashshaalihiin, amin. Ditulis oleh Yudhie andriyana dengan editan kata seperlunya.

Ku mencintamu UTUH TAK TERSENTUH


Mon, Sep 20, 2010

Muslimah, Tadzkirah Jika ada yang bertanya, bagaimana aku memandang perkara jodoh, maka akan ku jawab, bagiku sama saja kau menanyakan keyakinanku tentang kematian.. Jodoh dan kematian adalah rahasi-Nya yang tersembunyi dalam tabir keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di lauhul mahfuzh.. Lalu apa yang ku khawatirkan? Dan kenapa pula ku harus mengejar? Tidak, aku tak sudi.. Ku katakan padamu wahai para wanita perhiasan terindah dunia.. Jangan pernah mengobral murah kehormatanmu untuk hal yang kau sendiri tak yakin kehakikiannya? Pahamkah maksudku? Ku tanya padamu, pernahkah kau jatuh cinta? Ku akui, akupun juga Tapi tak pantas bagi kita mengumbar rasa itu.. Rasa yg entah akan berlabuh di mana? Lalu pikirkan, jika dia yang kau cinta, yang mengganggu tidurmu, membuatmu menangis karena rindu, ternyata bukan atau mungkin tak kan pernah menjadi pendampingmu, atau bukan kau yang dia pilih? Tak malukah? Tak malukah? Lalu, apa masih mampu kau tatap wajah suamimu kelak dengan cinta yang seutuhnya jika ternyata dulu kau pernah menaruh separuh hatimu pada lelaki lain Wahai para lelaki, tak cemburukah? Tak cemburukah? Tak cemburukah kau jika saat ini wanita yang kau pilih kelak sedang menyerahkan hatinya pada lelaki selainmu, namun ternyata kau yang akan meminangnya. Tak sakit hatikah bila ketika bersamamu, ternyata dia tengah membandingkanmu dengan sosok lain dalam hatinya? Tak sedihkah? Tak sakitkah? Tak cemburukah? Jika kau, para lelaki, menjawab ya maka, itu pula yang kami, wanita, rasakan.. Takkan pernah bosan ku ingatkan, bahwa yang akan berlaku tetaplah ketetapan-Nya. Sekuat apapun usaha kalian jika tak sejalan dengan kehendak-Nya, maka tak akan pernah terjadi.. . Lalu, buat apa kau mubazirkan waktumu? Untuk apa Kau kuras energi? Kerana apa kau habiskan airmatamu?. untuk orang yang belum tentu menjadi milikmu? Untuk apa? Dan ku katakan padamu. Mungkin kau yang akan memilihku belum ku cinta saat itu. Tapi ketahuilah, karena kau memilihku, kau ku cinta Bukankah jatuh cinta adalah sebuah proses? Akan ada sebab, akan ada hal yang membuatku jatuh cinta padamu, dan kau pun akan mencintaiku.. Dan ketika itu terjadi, semua telah terangkai dengan indah dalam kerangka kehalalan, dalam ikatan pernikahan yang disebut mitsaqan ghalizhan.. Dan tak akan pernah ada ragu ku katakan kuserahkan cintaku UTUH TAK TERSENTUH, padamu.. Hanya padamu.. ya, hanya padamu dan untukmu duhai cintaku.,

Indahnya Malam Pertama


Tue, Nov 2, 2010 Artikel Pilihan, Diaryku, Tajribah Boleh dikata, inilah tulisan fenomenal yang pernah aku catatkan. Ketika aku posting di facebook, ada 300 teman yang suka dan 200-an komentar, bahkan lebih. Fantastis. Untuk ukuran akun Facebook, bukan group apalagi page, tentu sangat menakjubkan. Aku bahkan tidak pernah membayangkan catatan itu akan direspon sedemikian rupa. Selalunya pembaca berlinang airmata. Ia menjadi kaya makna dengan komentar para pembaca. Aku pernah dikirimi pesan yang membuat bulu roma-ku merinding. Berdesir. Berikut isi pesannya, AssalamualaikumSubhanalloh, Puji syukur kehadirat ALLAH Yang Maha Besar lagi Maha Bijaksana. Terima kasih pak ustadz, telah menandai catatan di fb yang bertuliskan nama saya, Mala mini sedang mati lampu, saya terbangunlalu saya menyalakan hp untuk mencari sedikit cahaya, lalu saya ingin sekali membuka fb Ketika saya buka.ada catatan dari fb bernama ibnu,timbul kesombongan dari saya. Afwan bapak, saya berkata dengan kesombongan tingkat tinggi (karena merasa sudah cukup ilmu islam) aghhhhjudulnya begini, dah bisa kutebak.awalnya saya enggan untuk membacanyatetapi saya berpikir; saya harus mendapatkan Ridho-Nya bila main fb, maka saya membaca note dari bapak., Dalam suasana gelap., saya baca., baca,baca.dan baca.., sampai akhirnya..kesombongan ini luruh..mata inipun tak bisa menahan tangismalu pada amalamal yang telah sia-sia diperbuat, waktu tak bisa berjalan mundurbagaimana kalau esok adalah giliran saya.ya Allah, ampuni hamba., (Terima kasih pak ustadz, saya mohon, pak ustadz selalu kirimi saya note.mohon ya pak). Semoga Allah mengampuni dosa-dosa bapak, memasukkan bapak ke dalam golongan-golongan orang beriman, semoga bapak melewati yaumul hisab dengan selamatsemoga bapak masuk ke dalam jannah-Nya..amin ya Allah (Jujur, terharu saya membaca untaian bait doanya.., Amin amin amin ya Allah, kabulkanlah doa-doa kami). Afwan ya pakkomentnya panjang.(setelah selesai membaca note dari bapak..listrik langsung menyala lagi, mungkin inilah cara Allah menegur kesombongan saya) saya jadi tidak berdaya., Wassalamualaikum. Berikut catatan yang membuatnya berkomentar seperti di atas :

Acara ini terinspirasi setelah mengikuti acara, Life Management Training bersama pak Kiseno, yang sedikit banyak merubah kehidupanku; Bagaimana aku harus menjalani hidup ini dengan baik dan bagaimana pula seharusnya aku bermuamalah; menjalin hubungan baik dengan Allah dan manusia. Ada energi spiritual yang menggugah diri ini; sehingga terdetik dalam benak untuk mengadakan acara serupa kepada anak-anak didikku. Menularkan ilmu yang didapat agar lebih bermanfaat. Acara itu terjadi pada malam jumat, tepatnya pada 12 Juni 2009 kemarin. Acara itu bertajuk Malam Pertama. Acara yang sangat special karena aku menyiapkan mental dan ruhiyah selama sebulan lamanya, dengan satu asa; semoga acara berlangsung sempurna dan berkesan bagi mereka. Dan tepat pada pukul 03.00, aku membangunkan anak-anak untuk bangun dari tidurnya. Ada perasaan tersendiri ketika itu, semua anak-anak sangat antusias menyambutnya, tidak seperti biasanya. Semangat mengikuti acara yang membuat mereka penasaran, karena memang aku tidak memberitahukan detailnya acara kepada mereka sebelumnya. Setelah berwudhu, kami shalat malam bersama beberapa rakaat di lantai bawah masjid. Selesai shalat, aku mengintruksikan mereka untuk menutup mata dan meminta dengan sangat agar tidak ada yang berbicara, walaupun sepatah kata. Mereka berbaris memanjang, dengan formasi anak yang di belakang memegang pundak teman di depannya. Saat itulah, acara dimulai. Aku pun tak lupa mengajak mereka untuk banyak beristighfar kepada Allah Taala. Astaghfirullahal Azhim.astaghfirullahal Azhiim.

Karena mata mereka tertutup, aku memandu mereka dengan berjalan tertatih-tatih dan derapan kaki yang berat dengan hentakan yang keras seolah-olah seorang pesakitan yang akan menghadapi siksaan. Hati mereka tidak karuan mendengarkan suara derapan kakiku yang terdengar keras dan menyeramkan, apalagi mereka tidak tahu apa yang akan mereka alami. Ketakutan yang melanda mereka semakin terasa karena didukung dengan dinginnya kota soreang pada malam itu, dingin menusuk tulang. Kata mereka, acara malam itu terasa sangat menegangangkan, menakutkan, mengharukan sekaligus menyedihkan, karena itulah acara pertama mereka yang bertajuk malam pertama. Setelah tiba di lokasi yang dimaksud, aku memandu mereka satu per satu untuk menempati tempat duduk yang tersedia; persis di depan kertas Hvs dan lilin yang sudah disiapkan panitia untuk masing-masing anak dengan keadaan mata mereka masih tertutup. Setelah duduk dengan tenang, aku masih mengingatkan mereka banyak beristighfar. Aku pun memulai berorasi, Wahai saudara-saudaraku yang aku sayangi dan aku cintai. Suatu ketika, Yani diajak oleh ayahnya untuk mengunjungi wilayah pemakaman umum kaum muslimin di kota metropolitan, Jakarta. Mereka berputar sejenak dan kemudian mendapatkan makam yang dicari. Mereka duduk di depan seonggok nisan, Hj. Muthia binti Muhammad, Lahir : 19 Januari 1915, Meninggal : 20 Januari 1965. Ayah Yani berkata, Nak, ini adalah kuburan nenekmu, mari kita berdoa untuk kebaikan nenekmu. Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya menengadah ke atas

dan memejamkan matanya seperti halnya ayahnya. Ia mendengarkan doa ayahnya untuk neneknya. Selesai berdoa, Yani bertanya, Yah, nenek waktu meninggal berumur 50 tahun ya Yah ? Ayahnya mengangguk sambil tersenyum sembari memandang pusara ibunya, Hj. Muthia. Hm, berarti nenek sudah meninggal 44 tahun yang lalu ya, Yah ? kata Yani berlagak dengan menghitung dengan jarinya, Ya, nenekmu sudah di dalam kubur selama 44 tahunjawab ayahnya Yani memutar otaknya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana, di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut, Muhammad Zaini, Lahir : 19 Februari 1804, Meninggal : 30 Januari 1910. Hmm, kalau begitu, yang itu sudah meninggal 109 tahun yang lalu ya Yah ? jarinya menunjuk nisan di di samping kuburan neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk, tangannya terangkat mengelus kepala anaknya satu-satunya sembari menatap teduh mata anaknya dan berkata, Memangnya kenapa nak ? Hmm, ayah semalam bilang bahwa kalau kita mati, lalu dikubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa. Dan ditempatkan pada parit dari parit-parit neraka. Begitu sebaliknya, kalau amal shalih kita banyak, kita akan mendapatkan kenikmatan dan tinggal di sebuah taman dari tamantaman jannah. Iya kan Yah ? Yani meminta persetujuan ayahnya. Ayahnya tersenyum dan bertanya, Lalu ? Yakalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa selama 44 tahun dong yah di kubur ? tetapi kalo nenek banyak amal shalihnya berarti sudah 44 tahun pula berada di taman dari taman-taman jannah.ya nggak Yah ? mata Yani berbinar karena bisa mengemukakan pendapatnya kepada ayahnya. Ayahnya tersenyum, namun sekilas keningnya Nampak berkerut, tampaknya cemas, Iya nak, kamu memang pintar. Kata ayahnya pendek. Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah. Setelah pulang, di atas sajadahnya, ayahnya merenungi perkataan anaknya. Lalu ia menunduk dan meneteskan air mata, kalau ia yang meninggal, lalu banyak dosanya, lalu kiamat masih 100 tahun lagi, masih 200 tahun lagi atau mungkin masih 300 tahun lagi ? sanggupkah ia selama itu menanggung derita di dalam kubur. Bukankah setelah bangkit dari kubur, siksa yang lebih dahsyat sudah menanti. Ayah yani tertunduk dan berdoa berulang-ulang, Allahumma inni asalukal Afiyah fid dunya wal akhiroh. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keselamatan dan kebaikan, di dunia dan akherat. Setelah membacakan kisah tersebut, aku memerintahkan mentor untuk menyalakan lilin dan memerintahkan anak-anak membuka mata. Mereka kaget dan terperanjat ketika melihat lembaran putih yang bergambar nisan lengkap dengan nama mereka, nama ayah mereka dan tempat tanggal lahir mereka. Di tengah kekagetan mereka itulah, aku melanjutkan,

Saudara-saudaraku yang aku sayangi dan aku cintai.sekarang bayangkanlah kalau seandainya pada malam hari ini kita lah yang meningal dunia. Menjadi mayit. Berada di alam kubur yang demikian pekat, gelap dan mengerikan. Tidak ada yang berani menemani kita, walau ia adalah orang yang terdekat sekalipun. Sendiri dan sepi. Saudara-saudaraku yang aku sayangiapakah kita lupa atau pura-pura lupa dengan kenyataan yang akan kita temui nanti, yaitu kematian. Siapakah yang bisa memastikan bahwa kita akan hidup berumur panjang. Padahal bisa jadi setelah malam ini, kita tidak bertemu dengan waktu pagi, tidak bertemu dengan ibu kita, tidak bertemu dengan ayah kita, tidak bertemu dengan kerabat-kerabat kita dan tidak bertemu dengan teman-teman dan orang-orang yang kita cinta. Ikhwani fillah.suatu ketika khalifah Harun Ar-Rasyid pergi berburu. Kemudian beliau bertemu dengan buhlul. Khalifah berkata, Wahai Buhlul, berilah aku nasehat. Buhlul bertanyaWahai Harun, di manakah kubur ayah, kakek dan nenek moyangmu ?. Di sana. Jawab Harun singkat. Buhlul bertanya Lantas, di manakah istanamu ? Di sana. Jawab Harun. Buhlul berkata, Wahai Harun, engkau mengatakan kuburan ayah, kakek dan nenek moyangmu berada di sana sedang istanamu berada di sana. Tidakkah anda tahu, anda akan meninggalkan istana itu dan berpindah menuju kubur yang gelap gulita dan sendirian tanpa anak, istri dan harta yang selama ini kamu kumpulkan ? kamu akan berpindah dari istanamu yang menjulang tinggi nan megah menuju kuburan yang sempit. Kemudian Harun menangis dan menderita sakit. Hingga ketika sudah merasa ajalnya dekat, Harun mengumpulkan anak, istri dan para pengawal serta tentara istana sembari berkata, Wahai Dzat yang tidak akan kehilangan kekuasaannya, kasihilah orang yang akan kehilangan kekuasaannya ini. Lalu Harun meninggal dunia. Ikhwani fillahapakah kita mengira bahwa umur kita masih panjang dan menyangsikan datangnya malaikat maut yang siap menjemput kita. Tamu yang datang tanpa diundang. Bila waktunya tiba, ia akan melaksanakan titah Tuhannya, Allah Taala tanpa memajukan dan tanpa memundurkan barang satu detikpun. Maka, bayangkanlah seolah-olah kita sedang berada di kuburan dan merenungi nasib apa yang akan antum dapatkan di sana. Berada di salah satu taman dari taman-taman surga atau parit dari parit-parit neraka. Setelah waktu merenung usai, aku memerintahkan mereka untuk membalik lembar nisan yang berisi pertanyaan-pertanyaan muhasabah. Dan memerintahkan mereka mengisinya. Di sela-sela mereka mengerjakan, aku mengingatkan mereka sesuai dengan urutan pertanyaan tersebut.

Pertanyaan pertama, Amal apa yang sudah antum lakukan ? Aku melanjutkan, Saudara-saudaraku yang aku sayangi dan aku cintai.. Sekarang mari kita merenung, amalan apakah yang sudah kita persiapkan untuk menghadap Allah Subhanahu wa Taala ? sudahkah kita siap untuk menghadap-Nya. Mari kita juga merenung, amalan apakah yang sudah kita lakukan sesuai dengan keinginan dan perintah Allah dan Rosul-Nya ? apakah amal shalih kita sudah kita iringi dengan perasaan khauf ( rasa takut), raja (rasa berharap) dan mahabbah (rasa cinta) ? adakah kita berani menjamin diri kita terlepas dari siksa Allah Taala? Apakah kita sudah melupakan dosa-dosa kita. Dosa mata kita, dosa tangan kita, dosa kaki kita, dosa lisan kita, dan bahkan dosa hati kita ? Tak terasa, ada beberapa ikhwah yang meneteskan air mata dan berusaha menyembunyikan sesenggukan isak tangisnya. Keheningan malam itu dipecahkan dengan suara isak tangis yang tertahan. Kita bisa memaklmi bila kita membaca jawaban mereka, Saya tidak tahu amal kebaikan apa yang telah saya lakukan. Yang jelas, begitu sedikit amal kebaikan yang aku lakukan sedang dosa saya sangat banyak. Selama ini mungkin amal yang saya lakukan sangat sedikit, bahkan tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dosa-dosa yang telah saya lakukan. Mungkin amal saya belum cukup untuk menebus semua dosa-dosa yang telah aku lakukan. Astaghfirullahal Azhim.. Pertanyaan kedua, Apa pesan antum kepada orang-orang yang antum cintai, ayah, ibu dan teman-teman antum ? Aku melanjutkan, Ikhwani fillah.sekarang hadirkanlah bayangan orang-orang yang kita cintai, ibu dan ayah antum. Bayangkanlah wajah ibu dan ayah antum. Hadirkanlah kenangan-kenangan indah bersama mereka. Mari kita sejenak mengingat jasa-jasa mereka. Mengingat masa ketika kita masih dalam kandungan. Lupakah kita tentang berat tubuh kita yang dipikul oleh ibu kita ? selama kurang lebih Sembilan bulan 10 hari lamanya, ibu senantiasa membawa kita kemanapun beliau pergi. Dan Allah menyebut kesusahan yang dialami ibu kita saat mengandung dengan bahasa wahnan ala wahnin, kesusahahan di atas kesusahan, kesulitan di atas kesulitan, kepayahan di atas kepayahan, yang bertambah-tambah. Memang demikian adanya. Ingatkah kita ketika di malam hari kita menangis, lalu ibu kita terbangun untuk menenangkan dan menidurkan kita lagi setelah selesai menunaikan hajat kita. Ingatkah kita ketika kita makan dan disuapi oleh ibu kita. Ketika kita mandi dan kita meraung-raung karena tidak ingin mandi. Ingatkah juga ketika ibu kita mengajari kita, ABaTaTsa dengan kesabaran yang sangat tinggi. Ingatkah kita bahwa tatkala kita sedang sakit, ibu lah orang yang paling gundah dan gelisah. Saudara-saudaraku yang aku sayangi dan aku cintai.

Sekarang, bayangkanlah wajah ayah kita. Tidakkah kita memahami bahwa hitamnya warna kulitnya dan berkeriputnya wajahnya adalah karena pengorbanannya yang tidak kenal lelah dalam mencari nafkah untuk kehidupan sehari-hari dan menyekolahkan kita. Itu semua dilakukan demi kita, anaknya. Orang tua kita ingin agar kita lebih pintar, lebih tiggi jenjang sekolahnya, lebih arif, lebih bahagia, lebih banyak mendapatkan ilmu-ilmu agama dan lebih bijaksana dalam memecahkan problem kehidupan yang akan kita dapatkan dan lebih bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan. Itulah ayah kita. Ia curahkan semua pengorbanannya kepada kita. Sekalipun sakit, ia tetap bekerja dan tidak memperdulikan rasa sakitnya asal kita mendapatkan kecukupan hidup. Semuanya demi kita ya ikhwati, Dan bayangkan juga teman-teman kita di mana mereka juga ikut andil dalam merubah pribadi kita menjadi pribadi yang indah. Teman-teman kita juga memiliki peran besar dalam melatih tanggungjawab, kebersamaan dan rasa persaudaraan. Adakah kita melupakannya ? Tak terasa, ada yang tidak kuasa menahan tangis yang semenjak tadi ditahannya. Suasana semakin menampakkan keharuan. Malam yang tadi terasa hening menjadi bergemuruh dengan isak tangis anak-anak didikku. Keharuan yang juga membuat bulu kudukku merinding. Mengenangkan masa-masa kecil adalah pengalaman tak terlupakan. Betapa banyak jasa ayah-ibu dan teman-teman. Bernostalgia dengan orang yang paling kita cinta; ibu dan ayah akan memantik emosional kita sehingga seolah kita tersadarkan dan diingatkan oleh jasa-jasa mereka; di samping juga mengingatkan betapa seringnya kita melukai perasaan mereka padahal kita belum pernah membahagiakaannya. Kita bisa memahami gejolak emosi dan perasaan mereka dengan melihat jawaban-jawaban mereka; Ayah, maafkan atas apa yang telah aku lakukan pada ayah. Selama ini, aku sering sekali menyakitimu, aku sering membantah, aku sering marah-marah. Maafkan atas semua perbuatanku selama ini, maafkan aku ayah.., Aku juga minta maaf pada ibu jika aku tidak berterima kasih atas apa yang ibu berikan, maafkan aku ibu jika aku selalu menjadi beban bagimumaafkan aku ibu.jika aku selalu menyakitimuTeman-teman, maafkan aku karena aku sering menyakitimu. Mungkin aku ini orang yang tidak mau berterima kasih pada teman-teman. Maafkan aku Jawaban serupa yang mereka tulis, Ibu, engkau wanita mulia, ingin sekali anakmu ini memelukmu dan menciummu. Berjuanglah, doakanlah aku ibu agar aku menjadi anak yang sholeh-sholehah supaya kita bisa berkumpul kembali di akherat nanti. Semoga pengorbananmu dibalas oleh Allah dengan jannah dan dosa-dosamu diampuni. Terima kasih ibu.terima kasih atas semua pengorbananmu. Terima kasih ibu., Pertanyaan ketiga : Sudahkan kita membalas jasa kedua orang tua kita, minimal dengan banyak mendoaan mereka ? Pertayaan keempat : Sudahkah kita banyak beristighfar kepada Allah atas dosa-dosa kita ? Pertanyaan kelima : Siapakah yang akan mendoakan kita ketika kita sudah meninggal dunia ? Aku melanjutkan,

Saudara-saudaraku yang aku sayangi.. Kalau kita sudah mengenang kenangan-kenangan indah bersama ayah dan ibu kita dan pengorbanan mereka yang tidak kenal lelah. Mari kita merenung sejenak, sudahkah kita membalas jasa-jasa mereka, minimal adalah dengan banyak berdoa ? Ikhwani fillah.Mari kita banyak melantunkan doa yang dituntunkan oleh Rosululloh untuk kedua orang tua kita, -dengan suara terbata-bata saya memandu mereka untuk berdoa; Duhai Allah, ya Allah, ya Tuhanku.ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Dan kasihilah mereka sebagaimana mereka mendidikku sewaktu aku kecil. Ya Allah, ya Tuhanku.ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Dan kasihilah mereka sebagaimana mereka mendidikku sewaktu aku kecil. Acara ini terpaksa berhenti sampai di sini lantaran waktu shalat shubuh sudah mendekati. Terasa spesial mengerjakan shalat shubuh setelah acara itu usai. Ada tulisan indah dari salah seorang anak didikku yang menuliskan sebuah pesan dan kesan yang akan selalu ku kenang, Sangat menjunjung tinggi rasa cinta kepada orang tua lebih terasa ikatan hati, saat engkau tunjukkan kepada kami sesuatu yang mungkin, sebelumnya kami belum pernah mendapatkannya. Tahukah kita betapa mereka sangat terkesan dengan acara yang membuat mereka menitikkan air mata ini. Inilah sekelumit komentar yang saya dapatkan dari mereka, Pesan : Pesan untuk ustadz, ustadz jangan melupakan ana dan teman-teman. Coz, ustadz akan selalu terkenang dalam memori harian ana karena ustadz itu terlalu BAIK.BAIK..banget. oh ya ustadz, doain ana ya kalau nanti ana sudah meninggal dunia. Supaya bisa masuk jannah. Dan ana akan mendoakan ustadz agar dosa-dosa ustadz diampuni bila nanti sudah meninggal dan masuk jannah. Supaya ustadz, ana, teman-teman atau mungkin anak dan cucu ustadz nanti berkumpul di jannah. Aku sangat terharu setiap kali membaca kata demi kata dalam tulisan berisi doa di atas. Allah.Allah..Amin ya Allah, kabulkanlah doa-doa kami. Kesan : Acara kemarin seru banget. Selain seru, acaranya juga menegangkan, menakutkan dan menyedihkan. Dengan di adakannya acara kemarin, ana bisa menyadari kalau selama ini

amal yang ana lakukan tidak ada apa-apanya, bahkan ana sendiri tidak tahu amal apa yang bisa ana banggakan, justru malah dosa dan maksiat yang sering ana lakukan. Mudahmudahan setelah acara kemarin, ana bisa lebih berhati-hati dalam mengerjakan segala sesuatu. Bagi ana, itu adalah suatu pengalaman yang menakjubkan sampai-sampai ana meneteskan air mata. Sekarang Insya Allah ana mengerti bagaimana harus bersikap pada orang tua dan orang-orang yang pernah saya kenal. Karena saya sadar hidup tak kan selamanya saya jalani. TERIMA KASIH ustadz, mungkin bisa jadi tulisan ini, pertemuan ini, yang terakhir untuk ustadz dengan ana dan bisa jadi kita tak kan pernah bertemu lagi ! Good luck untuk ustadz.acaranya seru dan mengharukan.

Ada satu pelajaran penting yang saya dapatkan, bila sebuah pengalaman berkesan bagi kita maka ia juga akan berkesan bagi orang lain. Terus terang, jawaban saya sama dengan jawaban mereka tatkala mengikuti kegiatan serupa. Bahkan, setelah acara itu, selalunya saya merasa malu. Malu dengan diri saya sendiri. Dan tatkala hati ini keras membantu, mengingat kenangan malam itu adalah salah satu cara memperbarui iman dan menghadirkan kembali semangat mengisi hidup dengan kebaikan dan ketaan. Akhi.ukhti.. Selalunya kita mengidentikkan malam pertama sebagai malam kebahagiaan bersama suami atau istri tercinta. Memang begitulah kenyataannya. Namun kita juga harus jujur; jujur kepada Allah dan diri kita sendiri. Bagaimana reaksi kita bila ternyata malam itu berubah menjelma menjadi malam pertama di dalam liang kubur yang gelap, pekat, sempit dan menyeramkan. Sendirian. Tiada kawan, tiada teman. Tempat yang membuat Rosululloh melinangkan air matanya tatkala melihat ada seseorang yang dikuburkan; dengan berpesan kepada umatnya tercinta, Li mitsli hadza, falyamalil amilun.menghadapi hari seperti inilah, hendaknya seseorang beramal. Tempat yang juga membuat Utsman bin Affan berhenti sejenak sembari membayangkan apa yang terjadi dalam kubur; antara nikmat dan siksa, hingga beliau menangis dan berkata, Aku pernah mendengar Rosululloh saw bersabda, Kubur adalah salah satu taman dari taman-taman jannah, atau parit dari parit-parit neraka. Tempat yang juga membuat Harun Ar-Rasyid jatuh sakit hingga menyebabkan kematiannya. Dan tatkala ajalnya sudah hampir tiba, ia berkata, Ya man la yazulu mulkuhu, irham man zala mulkuhuDuhai dzat yang kekuasaannya tidak akan pernah hilang, kasihilah hamba yang akan kehilangan kekuasaanya.

Tempat yang juga dijadikan rehat oleh salah seorang salaf tatkala ia mendapati kekerasan hatinya. Ia menggali lubang di dalam rumahnya. Tatkala tengah malam tiba, ia bangun dan tidur di pekuburan buatannya sembari berkata kepada dirinya sendiri, Wahai jiwa, apa yang engkau inginkan sekarang? Aku ingin kembali ke dunia. Aku ingin banyak beramal shaleh ia pun bangkit dan tumbuh semangat imannya. Begitulah generasi terbaik umat ini membangkitkan spirit imannya. Terkadang satu kuburan lebih dahsyat dan berkesan dalam jiwa dari ribuan materi pelajaran yang didapatkan. Adakah kita memungkiri kenyataan bahwa kita akan melewatinya ? tetangga, saudara, kerabat dan orangorang yang kita cinta pergi satu per satu meninggalkan kita namun kita lupa atau pura-pura terhadap kenyataan yang pasti akan kita temui nanti. Sudah siapkah kita kalau pada saat ini; pagi, siang atau malam ini kita melalui malam pertama di kubur kita ?? Allahumma inna nasalukal afiyah, fid dunya wal akhirah. Kegiatan ini diuji cobakan kepada anak-anak YUPPI, soreang pada 12 Juni 2009. Jumlah peserta sekitar 13 orang, dengan nama; akhi andi, akhi gilang, akhi iqbal, akhi hamzah, akhi gin-gin, dan lain-lain. Beribu terima kasih ku ucapkan kepada mereka. Aku merindukan kalian ya ikhwani.., Semoga bermanfaat, Ibnu Abdul Bari el Afifi

Saudaraku yang sedang dalam Masa Penantiannya


Wed, Jul 7, 2010 Tadzkirah ijinkanlah saya berbagi dalam goresan tulisan ini jika menurut teman-teman, baikmaka ambillah dan jika menurut teman-teman, burukmaka tinggalkanlah. saudaraku. wanita muslimahlaksana bunga.yang menawan wanita muslimah yang sholehah.bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya. Begitu indah begitu berkilau begitu menentramkan teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut namun tentunya.tak sembarang orang berhak meraihnya.menghirup sarinya.

hanya yang dia yang benar-benar terpilihlahyang dapat memetiknya yang dapat meraih pesonanya dengan harga mahal yang teramat suci sebuah ikatan amat indahbernama pernikahan karena itusebelum saatmu tiba. janganlah engkau biarkan seorang muslimah layu sebelum masanya jangan kau menjadikan serigala liar membuatnya bahan permainan dalam keisenganmu Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh.atas nama taarufatas nama cinta Yaatas nama cinta jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh.atas nama taarufatas nama cinta Kau tau saudaraku?? Jika seseorang jatuh cinta.maka cinta akan membungkus seluruh aliran darahnyamembekuknya dalam jari-jarinyadan menutup semua matahati dan pikirannya. Membuat seseorang lupa akan prinsipnya. Membuat seseorang lupa akan besarnya fitnah ikhwan-akhwat Membuat seseorang lupa akan apa yang benar dan apa yang seharusnya ia hindarkan Membuat seseorang itu lupa akan apa yang telah ia pelajari sebelumnya tentang batasan-batasan pergaulan ikhwan akhwat Membuat seseorang menyerahkan apapunsupaya orang yang ia cintaibahagia atau ridho terhadap apa yang ia lakukan Membuat orang tersebut lupabahwa.cinta mereka belum tentu akan bersatu dalam pernikahan. Ya saudaraku.akhi fillah Jangan sampai cinta menjerumuskanmu dalam lubang yang telah engkau tutup rapat sebelumnya Karena itujika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuhsegeralahbuat sebuah benteng yang tebalyang kokoh Tanam rumput beracun disekelilingnya Pasang semak berduri di muara-muaranya Cinta sejati hanyalah pada Rabbul Izzati. Cinta yang takkan bertepuk sebelah tangan. Namun Allah tidak egois mendominasi cinta hamba-Nya. Dia berikan kita cinta kepada anak, istri, suami, orang tua, kaum muslimin Cinta begitu dasyat pengaruhnyajika engkau tau. Karena itujika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuhsegeralahbuat sebuah benteng yang tebalyang kokoh Tanam rumput beracun disekelilingnya Pasang semak berduri di muara-muaranya.

Berlarilah menjauhinyamenjauhi orang yang kau cintai. Buat jarak yang demikian lebar padanya. jangan kau berikan ia kesempatan untuk menjajaki hatimu Biarlah air mata mengalir untuk saat ini Karena kelak yang akan kalian temui adalah kebahagiaan biarlah sakit ini untuk sementara waktu biarlah luka ini mengering dengan berjalannya kehidupan Karenacinta tidak lain akan membuat kalian sendiri yang menderita Kalian sendiri Saudaraku. tentunya sudah mengerti dan paham bagaimana rasanya jika sedang jatuh cinta jika dia jauh..kita merasa sakit karena rindu jika ia dekatkita merasa sakitkarena takut kehilangan. padahalia belum halal untukmudan mungkin tidak akan pernah menjadi yang halal karena itujauhilah ia jangan kau biarkan dia menanamkan benih-benih cinta di hatimu.dan kemudian mengusik hatimu jangan kau biarkan dia mempermainkanmu dalam kisah yang bernama cinta makabayangkanlah keadaan initentang istrimu kelak saudaraku.. sukakah engkau..?? apabila saat ini ternyata istrimu (kelak) sedang memikirkan pria yang itu bukan engkau..??? sukakah engkau..?? bila ternyata istrimu (kelak) saat ini tengah mengobrol akrabtertawa riangbecanda saling menatap saling menggoda saling mencubit saling memandang dengan sangat saling menyentuh??? dan bahkan lebih dari itu?? sukakah engkau saudaraku?? sukakah engkau bila ternyata saat ini istrimu (kelak) sedang jalan bersama pria lain yang itu bukan engkau?? sukakah engkau??

bila saat ini istrimu (kelak) tengah berpikir dan merencanakan pertemuan berikutnya?? tengah disibukkan oleh rencana-rencanaapa saja yang akan ia lakukan bersama pria itu?? tidak cemburukah engkau temanku..?? bila saat ini istrimu (kelak) sedang makan bareng bersama pria lain istrimu (kelak) saat ini sedang digoda oleh pria-pria. istrimu (kelak) sedang ditelepon dengan mesra istrimu (kelak) saat ini sedang curhat dengan pria yang berkataaku tak bisa jika sehari tak mengobrol denganmu tidak cemburukah?? tidak cemburukah?? tidak cemburukaaaaahhhhhhhh??? tidak terasa bagaimanakah.. jika istrimu (kelak) saat ini tengah beradu pandangan bercengkrama.. bercerita tentang masa depannya dengan pria lain yang bukan engkau??? sukakah engkau kiranya istrimu (kelak) saat ini tidak bisa tidur karena memikirkan pria tersebut?? menangis untuk pria tersebut?? dan berkata dengan hati hancuraku sangat mencintamuaku sangat mencintaimu??? tidak patah hatikah engkau??? sukakakah engkau bila istrimu (kelak ) berkata pada pria lain..tidak ada orang yang lebih aku cintai selain engkau?? menyebut pria tersebut dalam doanya memohon pada Allah supaya pria tersebut menjadi suaminya dan ternyata engkaulah yang kelak akan jadi suaminya..dan bukan pria tersebut??? jika engkau tidak suka akan hal itu jika engkau merasa cemburu. maka demikian halnya dengan istrimu (kelak) danAllah jauh lebih cemburu daripada istrimu. Allah lebih cemburusaudaraku melihat engkau sendiriannamun pikirannmu enggan berpindah dari wanita yang telah mengusik hatimu tersebut. saudaraku.kalian percaya takdir bukan..? saudaraku.kalian percaya takdir bukan..? apabila dua orang telah digariskan untuk dapat hidup bersama maka sejauh apapun mereka

sebanyak apapun rintangan yang menghalangi sebesar apapun beda diantara mereka sekuat apapun usaha dua orang tersebut untuk menghindarkannya meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya meski mereka sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya meski mereka tidak pernah saling bertegur sapa PASTI tetap saja mereka akan bersatu. seakan ada magnet yang menarik mereka akan ada hal yang datanguntuk menyatukan mereka berdua. akan ada suatu kejadianyang membuat mereka saling mendekatdan akhirnya bersatu namun apabila dua orang telah ditetapkan untuk tidak berjodoh maka sebesar apapun usaha mereka untuk saling mendekat sekeras apapun upaya orang disekitar mereka untuk menyatukannya sekuat apapun perasaan yang ada diantara mereka berdua sebanyak apapun komunikasi diantara mereka sebelumnya sedekat apapun PASTIakan ada hal yang membuat mereka akhirnya saling menjauh ada hal yang membuat mereka saling merasa tidak cocok ada hal yang membuat mereka saling menyadari bahwa memang bukan dia yang terbaik. ada kejadian yang menghalangi mereka untuk bersatu bahkan ketika mereka mungkin telah menetapkan tanggal pernikahan namunyang perlu dicatat disini adalah yakinlahbahwa yang diberikan oleh Allah yakinlahbahwa yang digariskan oleh Allah yakinlahbahwa yang telah ditulis oleh Allah dalam KitabNya.. adalahyang terbaik untuk kita. adalah.yang paling sesuai untuk kita adalahyang paling membuat kita merasa bahagia,,,, karena Dialahyang paling mengerti kitalebih dari kita sendiri Dialahyang paling menyayangi kita Dialahyang paling mengetahui apa-apa yang terbaik untuk kita sementara kita hanya sedikit saja mengetahuinyadan itupun hanya berdasarkan pada persangkaan kita dan.yang perlu kita catat juga adalah JIKA KITA TIDAK MENDAPATKAN SUATU HAL YANG KITA INGINKANITU BUKAN BERARTI BAHWA KITA TIDAK PANTAS UNTUK

MENDAPATKANNYA.NAMUN JUSTRU BERARTI BAHWAKITA PANTASKITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK DARI HAL TERSEBUT KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIKSAUDARAKU. LEBIH BAIK. meskipun saat inimata manusia kita tidak memahaminya meskipun saat ituperasaan kita memandangnya dengan sebelah mata meskipun saat ituotak kita melihatnya sebagai sesuatu yang buruk. Tidakjangan terburu-buru menvonis bahwa engkau telah diberikan sesuatu yang buruk.bahwa engkau tidak pantas. karena kelakengkau akan menyadarinya engkau akan menyadarinya perlahanbahwa apa yang telah hilang darimu.bahwa apa yang tidak engkau dapatkan.bukanlah yang terbaik untukmubukanlah yang pantas untukmubukanlah sesuatu yang baik ,,,,untukmu. karena itusaudaraku jangan mubazirkan perasaanmuair matamuwaktumu. jangan kau umbar semua perasaan cintamu ketika engkau tengah menjalin proses taarufan jangan kau umbar semua kekuranganmujangan kau ceritakan semuanya jangan kau terlalu ngotot ingin dengannyajika engkau mencintainya karena belum tentu dia adalah jodohmu pun jangan takut bila ternyata kalian tidak merasa cocok karena Allah telah menetapkan yang terbaik untuk kalian makamemohonlah padaNya mintalah padanya diberikan petunjukdan dijauhkan dari segala godaan yang ada karenacinta sebelum pernikahanpada hakekatnya adalah sebuah cobaan yang berat Danpercayalahjodoh itu tidak ada kaitannya dengan banyak sedikitnya kenalanbanyak sedikitnya teman perempuan sama sekali tidak karena jika laki-laki yang terjaga maka Allahlah yang akan mengirimkan pendamping untuknya karena laki-laki yang terjaga adalah laki-laki yang banyak didamba oleh seorang akhwat sejati jadijagalah dirimuhatimukehormatanmusebelum saatnya tiba perbanyak bekalmudan doamu yakinlahbahwa Allah yang akan memilihkan yang terbaik untukmu amien *Ya Allahkaruniakanlah kami seorang pasangan yang sholeh yang menjaga dirinya yang menjaga hatinya hanya untuk yang halal baginya yang senantiasa memperbaiki dirinya

yang senantiasa berusaha mengikuti sunnah Rasulullah yang baik akhlaknya yang menerima kami apa adanya yang akan membawa kami menuju Jannah Mu Ya Rabb kabulkan ya Allah amien dan segerakanlahkarena hati kami teramat lemahdan cinta sebelum menikah adalah sebuah cobaan yang berat.

Teruntuk ukhti yang ana cintai.,


Sun, Oct 10, 2010 Artikel Pilihan, OaseImani, Tadzkirah Ukhti fillah yang dicintai Allah, kaifa haluki wa kaifa imanuki ? ana berharap anti dalam keadaan khoir wal afiyah. Begitu juga hati dan iman anti -yang saat lalu anti mengadu bahwa ia sedang sakit dan yanqush- semoga Allah memberikan cahaya-Nya dan melembutkannya dengan belaian kasih sayang-Nya dan rahmat-Nya. Ukhti, risalah ini sengaja ana tulis untuk anti berkaitan dengan curhat anti tempo hati mengenai amburadulnya kondisi ruhiyah anti karena terlalu seringnya anti bekerjasama dan bermuamalah dengan seorang ikhwan, partner dakwah anti. Ukh, ana memahami kondisi anti sebagai aktivis dakwah yang mau tidak mau mengharuskan anti untuk menjalin komunikasi dengan ikhwan, yang notabene anti adalah sosok yang cukup sensitif dan rawan jika harus berinteraksi dengan mereka. Ikhwan -dengan segala predikat dan atribut yang melekat padanya- ternyata bisa membuat sebuah variasi tersendiri bagi warna-warni perjalanan hati seorang akhwat (bahkan yang sudah ngaji lama dan sudah mudeng-nggak nyindir loh ?!). Well, terbukti bukan hanya akhwat yang bisa menjadi sumber fitnah, ternyata ikhwan juga. Ukhti, terus terang ana memang tidak menafikan adanya different bear yang menjalari hati ketika harus berkomunikasi dengan lawan jenis yang berembel-embel ikhwan (dan pastinya belum menikah) itu. Dan sepertinyahampir tiap akhwat maupun ikhwan pun demikian, diakui atau tidak. entah kenapa. mungkin seperti yang ana katakan tadi, wilayah ini memang sangat rawan. Dangerous area, mungkin itu sebutan yang pas, bahkan kalau boleh ana gambarkan, ikwan dan akhwat itu ibarat magnet yang memiliki dua kutub berbeda yang saling tarik menarik dengan daya magnetis yang tinggi (yang kalau tidak dijaga benar-benar bisa fatal). Dalam kesempatan ini ana tidak akan mengemukakan hal-hal yang bersifat teoritik sebagai feedback terhadap aduan anti yang lalu. dan afwan jika risalah ini cukup keras. Karena ana sadar betul anti bukanlah akwat kemaren sore yang belum tahu apa-apa. dan ana juga yakin

benar, anti pun sudah faham ilmunya (apalagi predikat sebagai aktivis dakwah dan daiyah tersandang dalam sosok anti, sehingga membuat ana semakin yakin tentang kefahaman anti, begitu khan ?) Ukhti fillah yang ana cintai, ana mengakui bahwa membangun komunikasi dengan ikhwan memang berat. bukan berat di fisik namun di hati. awalnya memang bisa untuk bertahan.tapi lama kelamaan timbul simpati.dan bisa-bisa akhirnya ada rasa yang lain.indefinable feeling,apalagi jika harus banyak-banyak berinteraksi dengan mereka, apalagi kalau sudah menyinggung masalah-masalah pribadi, bahkan sampai curhat segala, plus sering-sering bertemu dan melihat. waah bisa ancur hati dan iman anti (wal iyazhu billah !) berat memang ketika harus menjalin hubungan dengan mereka, hatta mengatasnamakan kepentingan dakwah. berat banget, ukh ! Itulahkalau memang anti sudah tak kuasa membendung gharizatun nau anti terhadap ikhwan tersebut, langkah yang paling afdhol adalah memutuskan hubungan dengan dia. Hentikan komunikasi. Disconnect ! hindari celah-celah yang dapat menjadi sarana untuk berinteraksi dengan dia. Jauhi dia, ukh ! no more interaction, stop here !! itu adalah jurus jitu untuk menyelamatkan hati dan iman anti, jika anti benar-benar ingin selamat. Dan jika memang benar anti tidak bisa menghentikan secara total hubungannya dengan dia dengan alasan anti tidak ingin surut dari belantara dakwah dan ingin tetap melaksanakan amanah anti dalam dakwah tersebut, maka yang harus anti lakukan adalah melawan virus merah jambu yang menyerang anti. anti harus berusaha keras untuk fight ! jangan biarkan ia menguasai hati dan menggerogoti keistiqomahan anti. Jangan biarkan ia terus menerus menginvasi. LAWAN, UKHT ! LAWAN !!! Ukh, jika anti memang meniatkan diri -ketika menjalin kontak dengan dia dan mereka- adalah untuk dakwah, maka jangan ada muatan lain selain untuk kemaslahatan dakwah (anti nggak mau kan termasuk orang-orang yang mengatasnamakan kepentingan dakwah untuk tendensi-tendensi pribadi ?! jaga arah hati danwaspada !!!). Ukhtiku yang ana cintai.masalah dalam iqomatuddin itu buaanyaak dan seabrek ! coba anti lihat wajah umat hari ini, betapa banyak masalah mereka yang harus ditangani. anti lihat wajah generasi penerus kita, anti lihat dien kita saat ini ?! mereka membutuhkan kerja kita ukh. mereka memerlukan sumbangan tenaga, pikiran, waktu dan seluruh potensi kita. Tidakkah anti berfikir tentang tangisan pilu saudara-saudara muslim yang dibantai, dianiaya, diteror dan diintimidasi ? tidakkah anti mendengar jeritan para ummahat dan anak-anak yang menjadi sasaran peluru dan peledak ? akankah anti sibuk dengan urusan sepele tersebut sementara para ikhwah seperjuangan mati-matian untuk mempertahankan dien dan izzah mereka.akankah anti bermain-main dengan perasaan anti dan terjebak di dalamnya sementara marakatul jihad dan medan-medan konflik dipenuhi dengan genangan air mata dan darah para syuhada ?! renungilah ukh..RENUNGI DAN FAHAMI ! masih banyak yang harus kita fikirkan, masih banyak hal-hal yang lebih pantas menyita ruang fikir kita daripada halhal sepele seperti itu.masalah-masalah iqomatuddin jauuuh lebih besar dari masalah-masalah semacam itusekali lagi, RENUNGI DAN HAYATI !

Ukhti fillah rahimakumulloh.marilah kita fahami tabiat dien ini. sungguh, dien ini adalah dien yan suci, yang tidak akan tegak kecuali dengan cara yang suci dan orang-orang yang suci pula. harapan ana, semoga kita bisa mengislah masing-masing diri kita, tetap menjaga kelurusan niat, kesucian hati dan jiwa kita, serta tetap tsabat di atas jalan-Nya. be istiqomah, ukh ! Masih ingat perkataan ibnu taimiyah kan ? Tiada kebahagiaan dan kelezatan sempurna bagi hati selain kecintaan kepada Allah dan upaya mendekatkan diri kepada-Nya dengan hal-hal yang dicintai-Nya. sementara cinta tidak akan ada kecuali dengan berpaling dari semua kecintaan kepada selain-Nya. indah bukan ?! semoga Allah selalu mencurahkan manisnya iman kepadaNya dan hangat cinta-Nya, kepada kita semua. Satu hal yang tidak boleh anti lewatkan adalah muraqabatullah, pengawasan Allah, ukh. Innallaha ala bi kulli syain alim. Malu lah kepada-Nya. Malu lah kepada Dzat yang Maha Mengetahui segala apa yang tersembunyi dalam hati. ukh,jangan lupa untuk selalu melakukan self control. pengendalian intern terhadap diri anti itulah yang akan menjadi basis kekuatan untuk memukul mundur virus-virus busuk dalam perjalanan iman anti. manage baik-baik self control anti, yaa. pesan ana, kuatkan diri anti di jalan dakwah. perjalanan kita masih panjang. masih banyak lagi tribulasi dakwah yang akan kita temui. hadapi, atasi, dan jangan lari !, anggap saja accident yang menimpa hati dan iman anti tersebut sebagai bentuk mihnah, ujian dari Allah. bertahanlah, ukh ! tetaplah tegar di atas jalan-Nya. meskipun berat dan menyakitkan,.tetaplah bertahan ! bersabarlah untuk tidak bermaksiat kepada-Nya ! Ishbiru wa shabiru, Terakhir, Allahu maana ukh,always-lah berdoa, berikhtiar dan tawakal. insyaAllah doa ana juga menyertai anti. Tertanggal, 21 maret 2010, pukul 22.04..

Abdullah bin Abu Wadaah, lelaki paling bahagia


Thu, May 27, 2010 Kisah, Tarjamah Kisah Said bin Musayyid yang lebih suka menikahkan putrinya dengan salah satu muridnya, Abdullah bin Abu Wadaah, dan menolak pinangan Abdullah bin Marwan (sebagian riwayat menyebut Hisyam bin Abdul Malik) untuk putranya bukanlah dongeng. Ia betul-betul nyata dan ada. Tidak ada manipulasi sejarah tentangnya. Bahkan para ahli sejarah selalunya menyertakan kisah unik Said bin Musayyib yang menikahkan putrinya dengan muridnya yang miskin papa, Abdullah bin Abu Wadaah ketika menulis biografi sejarah hidup beliau. Subhanallah, profil seorang ayah yang bijaksana dan menjadi teladan bagi generasi ayah sepanjang masa.

***************************** Abdullah bin Abu Wadaah dalam beberapa riwayat sering disebut Abu Wadaah. Ia adalah seorang lelaki yang sangat miskin. Kerut-kerut kemiskinan menyemburat jelas di wajahnya. Siapa pun yang melihatnya, pasti akan berkata, Engkau adalah orang yang miskin papa! Namun kemiskinan di dunia tidak lantas membuatnya putus asa dari memburu kehidupan akherat. Biarlah miskin di dunia tetapi tidak miskin dan bangkrut di akherat. Karenanya, ia mengisi hari-harinya dengan beribadah dan menimba ilmu dari ulama besar pada masanya di Madinah, yaitu Said bin al-Musayyib. Dari gurunya inilah, ia mereguk ilmu-ilmu al-Quran dan as-Sunah. Setiap kali ia minum dari mata air ilmu yang murni dan bersih ini, ia semakin haus untuk terus mereguknya. Karena itu, ia semakin rajin datang ke majelis pengajian gurunya. Namun, tetap saja ia merasa tidak pernah kenyang dengan tetes-tetes ilmu dan hikmah yang mengalir dari lidah Syaikh Said bin Musayyib. Seolah ia mendapatkan madu dan air surga yang murni berupa ilmu syari. - ****************************** Imam Besar Said bin al-Musayyib sendiri adalah seseorang yang dikaruniai Allah banyak harta, ilmu yang luas, serta nasab yang mulia. Dia seorang yang wara, zuhud, dan bertakwa. Beliau sudah menunaikan ibadah haji ke Baitullah sebanyak lebih dari 30 kali, dan selama 40 tahun tidak pernah ketinggalan mendapatkan takbiratul ihram pada setiap jamaah serta selalu berada pada shaf pertama setelah 40 tahun tersebut. Dengan semua anugerah yang berikan kepadanya, sebenarnya beliau bisa menikah dengan siapa saja yang ia kehendaki dari wanita bangsawan Quraisy, namun beliau lebih memilih putri Abu Hurairah Radhiyallahu anha dari seluruh para wanita. Yang demikian itu karena kedudukannya dari Rasulullah saw. dan keluasan riwayatnya terhadap hadits serta raghbah-nya (keinginannya) yang begitu besar dalam mengambil hadits darinya. Beliau belajar dari istri-istri Nabi Radhiyallahu anhunna dan mengambil manfaat dari mereka. Beliau juga berguru kepada Zaid ibn Tsabit, Abdullah ibn Abbas dan Abdullah ibn Umar. Dan juga mendengar dari Utsman, Ali dan Shuhaib serta sahabat Nabi mulia Radhiyallahu anhum yang lainnya. Said Bin Musayyib adalah seorang guru yang memiliki keteladanan yang tinggi. Beliau memiliki dan memimpin sebuah majelis ilmu (halaqah) yang cukup besar di Masjid Nabawi Madinah, di samping halaqah-halaqah yang lain yang ada di masjid itu, seperti halaqahnya Urwah bin Zubair, dan Abdullah bin Utbah. - ****************************** Syaikh Said bin al-Musayyib mempunyai seorang putri yang dikenal sebagai seorang muslimah mukminah yang nyaris sempurna. Selain berparas jelita, imannya juga teguh, ilmunya tentang Kitabullah dan Sunah Rasulullah juga luas. Amirul Mukminin masa itu, yakni Abdullah bin Marwan (sebagian riwayat menyebut Hisyam bin Abdul Malik) telah mendengar kabar putri dari Syaikh Said bin al-Musayyib tersebut. Dia ingin meminang putri Syaikh untuk anaknya, sang putra mahkota. Seorang utusan dari Amirul Mukminin diminta untuk mendatangi Said bin al-Musayyib tentang

keinginan Amirul Mukminin tersebut. Namun, apa jawaban Syaikh Said bin al-Musayyib? Syaikh Said hanya menjawab, Tolong sampaikan kepada Amirul Mukminin bahwa saya menolak pinangan ini. Utusan itu pun berkata, Apa alasan engkau menolak pinangan Amirul Mukminin?. Syaikh Said, Karena putra mahkota adalah laki-laki yang tidak terpuji perilakunya. Kemudian utusan tersebut berkata, Apakah engkau menolak kekuasaan, kemegahan, kekayaan, dan harta benda yang melimpah ruah ? Apakah engkau menolak kekuasaan Amirul Mukminin? Syaikh Said menjawab, Apabila harga dunia dengan segala isinya tidaklah lebih dari harga satu sayap nyamuk di sisi Allah, maka sebesar apakah kiranya harga kekuasaan Amirul Mukminin itu? Setelah gagal dengan cara lunak, utusan itu akhirnya memakai cara kekerasan, Saya khawatir, apabila engkau akan merasakan kekerasan hukuman Amirul Mukminin yang tidak terpikul oleh manusia akibat siksaan dan kehinannya. Syaikh Said menjawab, Allah telah berfirman, Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman.(QS. Al-Hajj : 38). Cara apapun tidak dapat melunakkan kehendak Said bin Al-Musayyib dalam menolak pinangan ini. Pada hari selanjutnya, ketika Syaikh Said itu sedang menyampaikan pengajiannya di Masjid Nabawi, dia tidak menemukan seorang muridnya, yaitu Abdullah bin Abu Wadaah selama tiga hari berturut-turut. Dia tidak mengetahui sebab ketidakhadirannya. Beliau merasa khawatir kalau-kalau ketidakhadirannya disebabkan karena sakit atau karena ada masalah yang menimpanya. Lalu beliau menanyakannya kepada murid-murid yang lainnya tentang keadaan Abu Wadaah, tetapi semuanya mengatakan tidak tahu. Hingga pada waktu shubuh, untuk pertama kalinya Abu Wadaah menampakkan diri kembali di majelis sebagaimana biasa. Maka sang guru Said Bin Musayyib segera menyambut kedatangannya dengan sapaan yang penuh perhatian. Ke mana saja engkau ya Aba Wadaah? Sapa Syaikh Said penuh perhatian Istriku meninggal dunia, sehingga aku sibuk mengurusinya, Jawabnya. Mengapa tidak memberitahu kami sehingga kami bisa menemanimu dan mengantarkan jenazah istrimu serta membantu segala keperluanmu, kata Syaikh Said. Terima kasih, jazaakallahu khairan. Jawab sang murid sambil menyembunyikan perasaannya yang terkesan memang sengaja tidak memberi tahu karena khawatir merepotkan syaikhnya. Dan ketika hendak beranjak pergi, Syaikh Said menahannya. Sampai ketika semua murid yang lainnya telah pulang. Tidak berapa lama kemudian Said Bin Musayyib menghampiri Abu Wadaah dan membisikan sesuatu kepadanya. Apakah engkau belum terpikir untuk mencari istri yang baru ya Aba Wadaah. Bisik Syaikh Said dengan penuh kehati-hatian untuk menjaga perasaan muridnya. Semoga Allah Subhanahu wa Taala merahmatimu, siapakah orang yang mau menikahkan anak perempuannya dengan pemuda sepertiku yang sejak kecil yatim, fakir dan hingga sekarang

ini aku hanya memiliki dua sampai tiga dirham, Tandas Abu Wadaah yang tampaknya ingin bersikap realistis terhadap keadaan dirinya. Aku yang akan menikahkanmu dengan putriku, Syaikh Said menegaskan ucapannya. Abu Wadaah terkejut dan dengan terbata-bata menanggapi tawaran gurunya. Eng,engkau akan menikahkanku dengan putrimu padahal engkau tahu sendiri bagaimana keadaanku, Abu Wadaah menanggapi setengah tidak percaya. Beberapa saat kemudian keduanya terdiam, Syaikh Said sendiri tampak arif dan demikian memahami perasaan muridnya. Tak lama kemudian, Syaikh mengucapkan sebuah perkataan yang sama sekali tak diduga oleh Abu Wadaah. Ya,kenapa tidak, karena ketika telah datang seseorang yang aku ridha terhadap agamanya dan akhlaknya maka aku akan kawinkan anak perempuanku dengan orang itu, dan engkau termasuk orang yang aku ridha. Tegas Syaikh Said. Tak berapa lama kemudian, Said Bin Musayyib memanggil beberapa orang muridnya yang kebetulan masih berada di dalam masjid. Ketika mereka ada di dekatnya, saat itu juga Said Bin Musayyib mengucapkan lafadz hamdalah dan shalawat atas Rasulullah saw lalu disebutlah lafadz akad nikah antara putrinya dan Abu Wadaah. Maharnya adalah uang senilai dua dirham. Berbagai perasaan gembira, haru, bingung bercampur dalam hati Abu Wadaah. Setelah selesai acara aqad nikah yang sangat sederhana itu, ia segera pamit pulang ke rumahnya. Siang itu sebenarnya aku tengah puasa, tapi peristiwa itu menjadikan aku hampir lupa dengan puasaku Ungkap Abu Wadaah dalam hati. Sungguh bahagia Abu Wadaah, saat segala takdir harus diterima dengan pasrah, saat Allah memberi kecukupan dengan karunia yang mungkin terlihat apa adanya, saat rezeki yang bersahaja harus dipandang sebagai anugrah tak terkira, saat orang percaya atau tidak percaya, bahwa sesungguhnya engkau telah mendapat anugrah terindah Kilatan cahaya pikiran itu terus menerus menerangi sehingga membuka kesadaran yang hakiki. Hingga tiba adzan maghrib dan dia harus membatalkan puasanya. Selesai melakukan shalat maghrib, ia bersiap untuk ifthar dengan sepotong roti dan minyak. Sementara di tempat lain Said Bin Musayyib setelah menyelesaikan prosesi akad nikah di Masjid Nabawi tadi, beliau kemudian pulang ke rumahnya dan mendapati putrinya tengah membaca alQuran. Apa yang sedang engkau lakukan wahai putriku? Aku sedang membaca kitabullah wahai ayah.. Apakah engkau memahaminya?

Ya, duhai ayahku. Tetapi, ada satu ayat yang aku belum bisa memahaminya sama sekali. Ayat apakah itu wahai putriku? tanya sang ayah dengan penuh keheranan. Yaitu firman Allah: Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan juga di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa neraka. (Al-Baqarah : 201) Duhai ayahku, aku telah mengetahui bahwa kebaikan akhirat adalah jannah, lalu apakah yang dimaksud dengan kebaikan dunia? Sang ayah kemudian menjelaskan dengan penuh hangat, Duhai putriku, kebaikan dunia adalah ketika seorang istri yang shalihah mendapatkan suami yang shalih. Hari ini Allah telah memberikan nikmat kepadamu dengan seorang suami yang shalih, maka bersiaplah untuk memasuki malam pertama bersamanya. Di rumahnya Abu Wadaah belum tuntas menikmati sajian iftharnya berupa satu atau dua potong roti, tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu rumahnya. Kemudian dia berdiri untuk membuka pintu. Siapa di luar? tanya Abu Wadaah. Saya Said, Jawab suara dari luar Suara itu segera dikenalnya, yang tidak lain adalah Said Bin Musayyib. Ada apa gerangan? Karena saat itu sebenarnya Abu Wadaah masih diliputi perasaan grogi dan cemas. Dalam benaknya, mungkin saja kedatangan syaikh Said hendak membatalkan urusan pernikahan ini, atau mungkin saja mempelai putri menolak menjadi istrinya. Tetapi, ketika dibuka pintu rumahnya, ternyata imam Said datang bersama putrinya yang telah memakai gaun pengantin Apa yang membuat Anda tergesa-gesa datang kemari wahai Syaikh? Abu Wadaah pun bertanya kepada sang imam. Sesungguhnya Allah membenci jika salah seorang di antara kita bermalam tanpa memiliki istri. Sehingga, setan tidak mengganggunya wahai Abu Wadaah. Inilah aku bawakan istrimu, semoga engkau diberkahi dengannya, dan semoga ia juga mendapatkan barakah denganmu, serta mengumpulkan kalian berdua dalam naungan kebaikan. Kemudian Said Bin Musayyib meninggalkan putrinya di rumah Abu Wadaah. Saat itu juga Abu Wadaah berlari dan naik ke atap rumahnya dan memanggil seluruh tetangganya. Seketika itu pula, para tetangganya berhamburan mendatanginya dan bertanya, Ada apakah gerangan wahai Abu Wadaah sehingga engkau memanggil kami? Tanya para tetangganya.

Said Bin Musayyib telah menikahkanku dengan putrinya. Beliau telah datang kepadaku malam ini untuk menyerahkan putrinya kepadaku. Dan sekarang, putrinya telah bersamaku. Abu Wadaah mengumumkan perihal keadaannya kepada mereka. Para tetangga kemudian mendatanginya dan membantu hajat Abu Wadaah. Kaum wanita mempersiapkan pengantin putri dan kaum lelaki mempersiapkan Abu Wadaah agar bertemu dengan istrinya dalam keadaan terbaik. Dalam walimah sederhana itu tidak ada permainan dan perbuatan yang sia-sia. Kemudian para undangan pulang ke rumahnya masing-masing dengan mendapatkan balasan dari Allah dan juga rasa terima kasih dari Abu Wadaah. Mempelai laki-lakipun kemudian masuk ke rumah menemui istri barunya. Ternyata, ia adalah wanita yang sangat cantik, paling hafal dengan kitabullah, paling tahu dengan sunnah Rasulullah dan paling paham akan hak-hak suami. Ketika Syaikh Said bin al-Musayyib ditanya tentang alasannya menikahkan putrinya dengan Abdullah, dia menjawab, Aku tidak pernah memandang masalah kaya atau miskin dalam menikahkan putriku dengan seseorang, tetapi aku melihat seorang laki-laki yang aku kenal sebagai pahlawan dari para pahlawan kehidupan, yang mempunyai senjata agama dan kemuliaan akhlak. Aku yakin, bahwa ketika aku mengawinkan putriku dengannya, dia akan memahami kemuliaan dirinya dan kemuliaan suaminya. Oleh karena itu, bertemulah dua tabiat yang harmonis, sedangkan kebahagiaan tidak akan timbul dari laki-laki dan wanita apabila tabiat mereka tidak cocok. Saya tahu dan semua orang juga tahu, bahwa tidak ada satu pun di dunia ini yang akan dapat membeli kecocokan atau keharmonisan ini, karena itu merupakan hadiah satu hati kepada hati yang lain, sehingga keduanya saling terbiasa dan saling mencinta. Beberapa waktu kemudian, Abdullah bin Abu Wadaah berkata, Satu minggu, aku lewati masa pengantin baruku seakan-akan aku berada di taman surga. Setelah itu, aku meminta izin kepadanya untuk keluar. Istriku bertanya, Engkau mau ke mana, suamiku? Aku hendak menghadiri majlis pengajian Syaikh Said. Jawabku. Istriku berkata dengan manja, Duduklah di sini, duhai suamiku. Aku akan mengajarkan kepadamu ilmu-ilmu Said !. Suatu waktu, Said Bin Musayyib menengok keadaan Abu Wadaah dan istrinya. Mengapa sekarang engkau tak lagi menghadiri halaqah wahai Abdullah? Karena aku telah mendapati pada putri Said ilmunya Said, Jawab Abdullah. Rahimakallahu yaa Said ibnal Musayyib wa Barakallahu laka yaa Aba wadaah Sumber: Shuwarun Min Hayaati at-Taabiiin oleh Dr Abdurrahman Ra`fat al-Basya, Tarikh Tasyri al-Islamy oleh Manna al-Qatthan, Aqabat fi Thariqi al-Akhawat dan Al-Mukhtr min qishasil Akhyr oleh Musthafa Syaikh Ibrahim Haqqi dan lain-lain

Mukjizat cinta seorang istri


Mon, Oct 4, 2010 Kisah Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya. Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya. Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang tajub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis. Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jamaa bainakuma fii khairin mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah. Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah. Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangung mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersamasama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi dirinya. Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang mandolin yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik. Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Ohsegala angan-angannya menjadi hampa,

sungguh ia amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, Alhamdulillah ala kulli halin. Ya bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban. Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. Ya Allah, aku harus kuat dan tabah, sikap baik kepada suami adalah jalan hidupku. Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui tangannya. Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini. Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah taala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang. Sang suami menuturkan, Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain. Aku segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyuannya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku. Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan malammalamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Quran yang demikian syahdu menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdoa. Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya. Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya.

Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya. Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup. Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi dai besar di kota Madinah. Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan bukan permata biasa. (Dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak)

Susah dan sedih


Thu, Nov 25, 2010 Tasliyah Ibrahim Ibnu Adham melihat seorang yang tampak pada wajahnya seperti sedang ditimpa kesusahan dan kesedihan. Lalu Ibrahim bertanya kepada orang itu, aku ingin mengajukan tiga pertanyaan kepadamu. Tolong dijawab! Apakah dalam alam ini ada suatu kejadian yang tidak dikehendaki oleh Allah?, tanya Ibrahim. Orang itu menjawab, tidak Apakah pernah rezekimu yang telah ditakdirkan oleh Allah dikurangi-Nya? Tidak, jawab orang itu lagi. Apakah umurmu yang telah dicatat oleh allah dikurangi sedikit? Dijawabnya, tidak

Lalu ibrahim berkata lagi, kalau demikian mengapa kamu susah dan sedih?................................................................................................................

Buah Kejujurannya
Sat, Aug 7, 2010 Kisah, Tarjamah Ia adalah seorang lelaki berkebangsaan Turki, seorang hamba sahaya dari saudagar Hamadzan, dari Bani Hanzhalah yang berkebangsaan Khawrizm. Muarak adalah seorang lelaki yang bertakwah dan shaleh. Ia gemar melakukan ibadah, suka menyendiri, dan sangat wara. Salah satu kisahnya yang sangat menarik ialah saat ia bekerja di kebun tuannya. Di dalam kebun tersebut, ia tinggal beberapa waktu. Pada suatu hari, si pemilik kebun datang. Ia berkata kepada Mubarak, Saya menginginkan buah delima yang manis! Maka, Mubarak pergi mengitari beberapa pohon delima, lalu ia datang membawakan buah delima kepada tuannya. Namun, ketika tuannya membuka delima itu, ternyata rasanya pahit. Karena itu, ia sangat marah kepadanya seraya berkata, Saya meminta yang manis, tetapi mengapa kamu berikan yang pahit? Berikan yang manis buat saya! Mubarak pun pergi lagi, lalu ia memetik buah delima dari pohon yang berbeda. Ternyata, ketika tuannya membuka delima tersebut, rasanya juga masih pahit sehingga, ia pun semakin marah. Untuk ketiga kalinya, Mubarak kembali memetik delima untuk tuannya. Namun, lagi-lagi rasanya pahit. Kemudian, tuannya berkata kepada Mubarak, Apakah kamu tidak bisa membedakan mana yang manis dan mana yang pahit? Mubarak menjawab, Tidak. Tuannya bertanya dengan penuh keheranan, Bagaimana bisa demikian? Dia menjawab, Karena saya tidak pernah memakan buahnya sehingga saya tidak bisa mengetahui mana yang manis dan mana yang pahit. Tuannya bertanya, kenapa kamu tidak memakannya? Ia menjawab, Sebab anda belum memberikan izin kepada saya untuk memakannya. Tuannya pun merasa heran melihat sikap penjaga kebun tersebut. setelah menyelidikinya, ternyata pengakuan penjaga kebun itu memang benar. Karena itu, ia merasa takjub dan menaruh rasa hormat kepad penjaga kebunnya tersebut. Tuannya mempunyai seorang putri dan banyak sekali lelaki yang ingin mempersuntingnya. Tuannya berkata kepada Mubarak, Wahai Mubarak! Menurutmu siapakah yang layak menikahi putri saya ini? Mubarak menjawab, Orang-orang jahiliyah menikah karena keturunan, kaum Yahudi karena harta, kaum Nasrani karena kecantikan, dan umat ini menikah karena agama.

Tuannya sangat takjub dengan kejeniusan dan kecemerlangan berpikirnya. Lalu, ia berkata kepada putrinya, Menurut saya, lelaki yang pantas menikahi putri saya ini hanyalah Mubarak. Akhirnya keberkahan ayahandanya mengalir kepada Abdullah bin Mubarak dan Allah menjadikannya tumbuh dalam keadaan yang sangat diberkahi.

5 Syarat Sebelum Bermaksiat


Tue, Jul 6, 2010 Kisah Pada suatu hari, Ibrahim bin Adham didatangi seorang lelaki yang gemar melakukan maksiat. Lelaki tersebut bernama Jahdar bin Rabiah. Ia meminta nasehat kepada dirinya agar ia dapat menghentikan perbuatan maksiatnya. Ia berkata, Ya Aba Ishak, aku ini seorang yang suka melakukan perbuatan maksiat. Tolong berikan aku cara yang ampuh untuk menghentikannya. Setelah merenung sejenah, Ibrahim berkata, jika kau mampu melaksanakan lima syarat yang kuajukan, maka aku tidak keberatan kau berbuat dosa. Tentu saja dengan penuh rasa ingin tahu yang besar, Jahdar beratanya, apa saja syarat-syarat ini, ya Aba Ishak? Syarat pertama, jika kau melaksanakan perbuatan maksiat, maka janganlah kau memakan rizki Allah, ucap Ibrahim. Lelaki itu mengernyitkan dahinya lalu berkata, lalu aku makan dari mana? Bukankah segala sesuatu yang berada di bumi ini adalah rizki Allah? Benar, jawab Ibrahim tegas. Bila kau telah mengetahuinya, masih pantaskah kau memakan rizki-Nya sementara kau terus melakukan maksiat dan melanggar perintah-perintah-Nya? Baiklah, jawab lelaki itu tampak menyerah. kemudian apa syarat yang kedua? kalau kau bermaksiat kepada Allah, janganlah kau tinggal di bumi-Nya, kata Ibrahim lebih tegas lagi. Syarat kedua ini membuat Jahdar lebih kaget lagi. Apa? Syarat ini lebih hebat lagi. Lalu aku harus tinggal di mana? Bukankah bumi dengan segala isinya ini milik Allah? Benar Abdullah. Karena itu pikirkanlah baik-baik. Apakah kau masih pantas memakan rizkiNya dan tinggal di bumi-Nya sementara kau terus berbuat maksiat?, tanya Ibrahim. Kau benar Aba Ishak, ucap Jahdar kemudian. Lalu apa syarat ketiga?, tanyanya dengan penasaran.

Kalau kau masih juga bermaksiat kepada Allah tetapi masih ingin memakan rizki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempat yang tersembunyi agar tidak terlihat oleh-Nya. Syarat ini membuat lelaki itu terkesima. Ya Aba Ishak, nasehat macam apakah semua ini? Mana mungkin Allah tidak melihat kita? Bagus! Kalau kau yakin Allah selalu melihat kita, tetapi kau masih terus memakan rizki-Nya, tinggal di buminya, dan terus melakukan maksiat kepada-Nya. Pantaskah kau melakukan semua itu?, Tanya Ibrahim kepada lelaki yang masih tampak bengok itu. Semua ucapan itu membuat Jahdar bin Rabiah tidak berkutik dan membenarkannya. Baiklah, ya Aba Ishak, lalu katakana apa syarat yang keempat? Jika malaikatul maut hendak mencabut nyawamu, katakanlah kepadanya bahwa engkau belum mau mati sebelum bertaubat dan melakukan amal shaleh. Jahdar termenung. Tampaknya ia mulai menyadari semua perbuatan yang dilakukan selama ini. Ia kemudian berkata, tidak mungkintidak mungkin seua itu kulakukan. Ya abdallah, bila kau tidak sanggup mengundurkan hari kematianmu, lalu dengan cara apa kau dapat menghindari murka Allah? Tanpa banyak komentar lagi, ia bertanya sayarat yang kelima, yang merupakan syarat terakhir. Ibrahim bin Adham untuk kesekian kalinya memberi nasehat kepada lelaki itu. Yang terakhir, bila malaikat Zabaniyah hendak menggiringmu ke neraka di hari kiamat, janganlah kau bersedia ikut dengannya dan menjauhlah! Lelaki yang ada dihadapan Ibrahim bin Adham itu tampaknya tidak sanggup lagi mendengar nasehatnya. Ia menangis penuh penyesalan. Dengan wajah penuh sesal, ia berkata, cukupcukup ya Aba Ishak! Jangan kau teruskan lagi. Aku tidak sanggup lagi mendengarkannya. Aku berjanji, mulai saat ini aku akan beristighfar dan bertaubat nasuha kepada Allah. Lelaki itu memang menepati janjinya. Sejak pertemuannya dengan Ibrahim bin Adham, ia benarbenar berubah. Ia mulai menjalankan ibadah dan semua perintah-perintah Allah dengan baik dan khusyuk. Diambilkan dari Abu Nawas dan Terompah Ajaib Aziz Mushoffa Imam Musbikin Mitra Pustaka, Cetakan VI, September 2003

Ternyata aku tidak peka, tapi


Fri, Oct 8, 2010 Diaryku, Tajribah Mengenangkan kejadian itu berarti memutar kembali memori ingatan empat tahun silam. Bagiku, dan teman-teman yang senantiasa akan selalu melegenda dalam hidupku, akan sulit melupakannya. Terlebih itu terjadi pada lembaga pendidikan yang semenjak dahulu sangat ku idam-idamkan. Namun, aku tersadar bahwa aku masih berpijak di atas bumi. Sebaik apa pun milliu (biah) yang aku tempati bukan berarti steril dari kesalahan dan kekhilafan. Pada masa generasi terbaik sekalipun, pada zaman Nabi; ada yang murtad, munafik, berzina, mencuri, mencaci, meremehkan yang lain, ashobiyah dan lain sebagainya. Kalau Robi bin Khaitsam, seorang tabiin, saja mengatakan bahwa mereka (para tabiin) ibarat para pencuri ketika hidup di tengah-tengah para shahabat, apalagi hidup pada zaman yang serba inqilabul mawazin (paradigma berfikir yang terbolak-balik) ini ??? Tidak tahu bagaimana menggambarkan masa hidup kita sekarang dengan kata apa. Kejadian itu berawal ketika kami mengikuti orientasi. Nah, di antara acara orientasi yang harus kami ikuti adalah kerja bakti dengan kakak kelas sebagai koordinatornya. Ada kejadian menarik yang tak kan pernah kami lupakan, kejadian pahit namun berubah menjadi pelajaran yang akan selalu terkenang, bahkan sepanjang hidup kami yang mengalaminya. Kejadian itu bermula ketika kakak kelas yang memimpin kami bekerja sudah menyediakan minuman dan gorengan sebagai pelepas dahaga dan upah kerja. Dan kebetulan, tatkala kehausan sudah semakin mencekik leher, satu teman dan aku sendiri sudah mengambil air minum. Tetapi tiba-tiba kakak kelas tadi merebut cangkir dari tangan saya dan meletakkan cangkir tersebut kembali. Di saat itulah kenangan ini terasa menjadi pelajaran yang sangat berharga. Kakak kelas kami langsung marah dan berkata, Kalian calon-calon mujahid yang goblok. Kalian berebut makanan padahal kerja belum selesai. Bagaimana keadaan kalian bila kalian memperebutkan ghanimah padahal perang belum usai. Kalian akan mati konyol. . Perasaan diremehkan, direndahkan, dihinakan dan dicaci sedemikian rupa membuat siapapun sakit hati. Sakit sekali. Kalau banyak teman-teman yang merasa sakit hati dan memendam benci, itu sangat wajar dan bisa dimaklumi, karena pada saat itu kami sudah bekerja dan mengira waktu istirahat telah tiba. Tapi saya belajar dari sisi yang lain, belajar untuk berempati; saya jadi berpikir, kenapa saya yang mengambil duluan, kenapa saya tidak merasakan kehausan yang mencekik kerongkongan teman-teman. Sejak saat itulah, saya belajar untuk menanamkan rasa malu kalau saya beristirahat sementara ada teman yang masih bekerja. Malu kalau seandainya saya minum untuk menghilangkan dahaga padahal masih ada teman yang bekerja, dengan kerongkongan yang kering kehausan. Terima kasih, kak. ***********************************************************

Setelah itu, aku mencoba mengingat kejadian sekitar 6 tahun silam. Ternyata aku memang tipe orang yang kurang peduli dan berempati. Perasaan saling menghargai dan memahami perasaan orang lain kurang. Padahal pada saat itu, aku hidup di tengah-tengah individu yang memiliki jiwa sosial tinggi. Hal ini terlihat ketika aku sakit. Badan terasa panas berhari-hari, padahal itu sangat jarang terjadi. Itulah masa-masa sulit yang pernah aku alami. Membayangkan bahwa aku akan memulai hari berat tersebut sendirian sudah ada dalam pikiran. Menyiapkan mental untuk menghadapi hari-hari sulit ketika sakit yang penuh dengan kelemahan dalam kesendirian juga sudah aku siapkan. Namun begitulah hidup bersama orang-orang yang memiliki jiwa sosial tinggi. Mereka tak mungkin membiarkan aku menderita sendiri. Mereka berusaha menghibur dengan ceritacerita lucu, mengkompres kepalaku tatkala hendak tidur, makan bersama, bahkan ada teman ahli pijat yang memijati tubuhku dan ada juga yang membuatkan minuman hangat untukku. Terasa lezat dan nikmat. Sungguh indah bisa hidup di tengah-tengah mereka. Aku sangat malu mengenangkan hari-hari itu. Hingga tak terasa aku merasa bersalah sekaligus berhutang budi kepada mereka. Namun karena sewaktu kecil belum terlatih berempati, keegoisanku masih bercokol di hati. Kepekaanku belum terasah. Dan kejadian yang membuat jengkel hati terulang kembali. Yaitu ketika teman-teman seangkatan mengadakan acara nihai, yaitu mendaki. Inilah yang dijadikan teman-teman sebagai acara untuk menorehkan kenangan bersama, acara terakhir kebesamaan kami. Namun entah kenapa, perasaan egoisku muncul kembali, tidak mau ikut mendaki hanya gara-gara pada saat itu dana tidak ada. Ketika teman-teman kami berangkat, ada kekecewaan mendalam yang tak terungkapkan oleh mereka, mengingat acara itu adalah salah satu momentum sejarah kebersamaan kami. Setelah acara selesai dan teman-teman kembali, aku sangat menyadari kekesalan dan kekecewaan yang dirasakan oleh teman-teman. Hal itu terbukti tatkala aku mendengar, Tidak punya perasaan. Terlontar dari mulut temanku, yang itu ditujukan kepadaku. Terasa sakit hati ini mendengarnya namun itu adalah konsekuensi logis akibat mementingkan diri sendiri. Kekecewaan yang dirasakan teman-teman seolah belum cukup hingga ketika teman-teman sedang berkumpul, seorang moderator yang memimpin jalannya ijtima (berkumpul) juga mengkritikku, Di mana wujud ukhuwah yang selama ini kita jalani ?. Sesuatu yang sangat jarang terjadi dalam majlis kami kecuali itu tidak lain karena luapan kekecewaan yang sulit terlukiskan. Seolah-olah aku merasakan hari berat sebagaimana yang dialami oleh Kaab bin Malik tatkala ketinggalan perang Tabuk. Dunia yang begitu luas terasa sempit. Dada terasa sesak dan sesak. Sesal dalam dada menghinggapi diri ini. Aku lebih malu lagi tatkala teman yang menjadi moderator kemarin, yang mengatakan, Di mana wujud ukhuwah yang selama ini kita jalani ? itu mendekatiku dan berkata, Antum sakit hati ndak dengan perkataanku kemarin ? Tidak. Kenapa ? yang salah kan memang aku. Jawabku. Kemudian dia melanjutkan, Aku meminta maaf atas ucapanku kemarin. Aku hanya mengiyakan, tapi sebetulnya aku sangat malu bertemankan teman-teman yang seharusnya sikap mereka ini bisa membuatku dewasa seperti mereka. Namun, saya ternyata tidak peka, tapi pekak. ************************************************************

Ternyata aku baru tersadarkan tatkala mendengar kata-kata pedas dari kakak kelas di atas, Kalian calon-calon mujahid yang goblok. Kalian berebut makanan padahal kerja belum selesai. Bagaimana keadaan kalian bila kalian memperebutkan ghanimah padahal perang belum usai. Kalian akan mati konyol. Terasa sangat-sangat menyakitkan memang, tapi bagiku justru menyadarkan. Dan pada saat itulah, aku berazzam untuk tidak ingin mengulang kesalahan yang membuat hati orang lain tersakiti, dan berusaha menumbuhkan sikap berempati. Hingga pada suatu hari, ketika aku tugas ramadhan disebuah masjid yang berdekatan dengan sebuah madrasah tsanawiyah, aku merasakan indahnya peduli dan berempati. Ingin rasanya ku miliki sejak usia dini. Seperti biasa, kami bersama anak-anak Mts setempat shalat zhuhur berjamaah. Tapi pada hari itu, ada sesuatu yang janggal dan aneh. Ada salah satu anak Mts yang menangis sembari berkeliling komplek seolah-olah sedang mencari sesuatu yang hilang namun tak kunjung ia temukan. Ketika melihatnya, aku berpikir pasti anak ini menangis karena kehilangan sesuatu karena memang sebelumnya tidak ada perkelahian. Aku mencoba mendekati dan menanyakan masalahnya. Ternyata, sepatunya hilang dan disembunyikan oleh teman sekelasnya sehingga membuatnya kebingungan di manakah sepatunya. Menurutku, aku bisa memahami kenapa ia menangis, bisa jadi ia takut dimarahi orang tuanya, atau khawatir tidak memakai sepatu ketika hari esok pergi sekolah atau takut mendengar ejekan teman-temannya kalau ia tidak memakai sepatu, atau takut bila besok tidak masuk sekolah karena sepatunya hilang atau kemungkinankemungkinan yang lain. Dari hal yang kecil seperti inilah, aku ingin belajar berempati dan peduli. Aku mendekati dan berusaha menenangkannya dengan cara ikut membantu mencari sepatunya. Untuk sementara waktu, ia pun kelihatan tidak menangis seperti tadi. Alhamdulillah. Setelah mencari ke sana ke mari, kami belum berhasil menemukannya. Tapi tiba-tiba aku melihat barang hitam seperti sepatu yang berada di salah satu rak-rak sepatu. Aku berusaha mendekatinya dan menyuruh anak tersebut meneliti barang tersebut. Anak itu tersenyum bahagia karena barang itu memang sepatu dan sepatu itu adalah miliknya. Aku juga bahagia walau hanya sekedar ikut membantu mencari saja. Tapi anak tersebut pasti bahagia tatkala aku membantunya. Tak lama setelah itu, anak tersebut mengulurkan tangannya. Aku tertegun namun aku berusaha menenangkan diri dan menerima uluran tangannya. Dan yang lebih membuatku tersentak adalah tatkala menjabat tanganku, ia mendekatkan telapak tanganku di mukanya dan menciumnya. Subhanallah.seumur-umur jarang sekali tanganku dicium. Hatiku melayang-layang ke angkasa, merasakan kebahagiaan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Bahkan bisa jadi kebahagiaan yang aku rasakan melebihi kebahagiaan anak tadi yang menemukan kembali sepatunya. Tidak hanya itu, anak itu juga mengucapkan terima kasih dengan disertai senyuman tulusnya sembari melambaikan tangannya, dan juga mengucapkan salam..untuk beberapa saat, aku tak bisa berbuat apa-apa. Baru setelah tersadar, aku baru menjawab salammnya. Alhamdulillahaku sudah membantu menemukan sepatunya.

Dari pengalaman tersebut, aku memantapkan hati tuk selalu peduli dan berempati. Walau menurut kita, ringan, sepele atau remeh temeh namun bagi orang yang kita tolong, ia sangat bahagia dan kesedihannya sedikit terobati . Pernah juga ada seorang ustadz bercerita bahwa beliau pernah membagi-bagikan kepala kambing udhiyah kepada orang-orang yang menurut kesehariannya tidak pernah memakan daging. Dan mereka sangat bahagia hingga bahkan sebagian mereka tidak kuasa menahan dirinya dan menangis tersedu-sedu karena bahagia. Begitulah sekelumit kisah yang saya bisa saya berikan. Di antara salah satu pelajaran terpenting yang saya dapatkan, kebahagiaan yang dirasakan oleh orang yang mau berbagi dan peduli melebihi orang yang kita beri. Yakinilah itu. Wallahu Alam.

Lelaki yang Sesuka Hati Memilih Bidadari


Mon, Dec 13, 2010 Akhlak, Maqalah Lelaki yang sesuka hati memilih Bidadari Oleh : Ibnu Abdul Bari el `Afifi

Abu Darda` berkata, Man ghaddha basharahu `ani-n nadhari-l harmi zuwwija mina-l hri-l `n haitsu ahabba, barangsiapa menundukkan pandangannya dari yang haram, ia akan dinikahkan dengan bidadari mana yang ia cinta. (Risalatu-l Mustarsyidin, Haris al Muhasibi, Daru-s Salam). Diantara tantangan terberat yang dihadapi para lelaki saat ini adalah menjaga pandangan mata dari melihat wanita yang tidak halal baginya. Bagaimana tidak? Berbagai media seperti Tv, surat kabar, dan internet selalu mempertontonkan aurat wanita. Tragisnya, kaum hawa ikut terpengaruh sehingga mereka tanpa malu membuka bagian tubuh yang tidak layak diperlihatkan kecuali kepada suaminya tercinta. Sekali lagi, tantangan ini sungguh berat. Terlebih bagi lelaki yang lemah iman, dan tidak memiliki pendirian kokoh. Rasululloh pernah bersabda kepada segenap wanita seusai khutbah Iedul Adha, M min nqishti aqlin wa dnin adzhaba li lubbi-r rajuli-l hzimi min ihdkunna, tidak ada orang yang kurang akal dan agamanya yang bisa melenyapkan akal lelaki yang berpendirian kuat selain daripada kalian, wahai para wanita. Logikanya, sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Utsaimin rahimahullah ketika men-syarah riyadhu-s shalihin, kalau lelaki yang punya pendirian sedemikian kuat saja bisa tertaklukkan oleh wanita, apatah lagi dengan lelaki rendahan yang tidak memiliki pendirian, azzam, agama dan kejantanan, tentu lebih dahsyat lagi. Karena itulah, tulisan ini ditulis. Semata-mata untuk saling menasehati, di atas kebenaran dan ketakwaan. InsyaAllah.

Artikel ringan ini menjelaskan urgensi menjaga hati dengan menundukkan pandangan mata dari hal yang diharamkan. Merekalah lelaki yang dirindu bidadari di akherat kelak. Merekalah lelaki sejati yang mampu menaklukan dorongan hawa nafsunya sehingga dijanjikan jannah oleh sang pemilik hati hamba-hamba-Nya, Allah Taala. Lihatlah betapa Allah menjanjikan jannah bagi mereka melalui firman-Nya, Wa amm man khfa maqma rabbihi wa naha-n nafsa `ani-l haw fa inna-l jannata hiya-l ma`w. Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya, dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka jannah adalah tempat tinggalnya. (an Naziat : 40-41). Karena orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya dari memandang yang haram, adalah orang bertakwa; yang takut kepada keagungan Allah Ta`ala, Wa li man khfa maqma rabbihi jannatn. Dan bagi orang yang takut akan kedudukan Tuhannya ada dua jannah. (ar Rahman : 46). Ya, dua jannah, semuanya diperuntukkan bagi orang yang takut kepada Rabb-nya. Takut yang menghalanginya untuk melihat apa yang tidak halal baginya. Tentang ayat ini, Mujahid berkata, Yaitu orang yang ketika hendak melakukan maksiat, dia ingat akan kedudukan Allah, hingga ia tidak jadi berbuat maksiat. Janji Allah ini tidaklah berlebihan. Sama sekali tidak. Innama-l jaz`u min jinsi-l `amal. Balasan sesuai dengan amalan. Karena menundukkan pandangan dari apa yang diharamkan tidaklah mudah, bahkan sangat berat. Sufyan ats Tsauri dalam menafsirkan firman Allah, Wa khuliqa-l insnu dha`if, dan manusia diciptakan dalam kondisi lemah. (an Nisa` : 28), menyebutkan, Jika ada seorang wanita yang berjalan didepan seorang laki-laki, maka laki-laki tersebut tidak akan mampu untuk tidak melihatnya. Hatinya akan tertusuk oleh virus kecantikan wanita tersebut. Adakah sesuatu yang lebih lemah daripada ini? Menjaga Hati dengan Menjaga Pandangan Mata Apa korelasi menjaga hati dengan menjaga pandangan mata yang diharamkan? Korelasinya sangat erat. Karena pandangan menghasilkan getaran hati, getaran hati menghasilkan pikiran, pikiran melahirkan syahwat, syahwat melahirkan hasrat dan hasrat melahirkan niat. Bila niat sudah kuat, maka yang dilarang akan terjadi dan jatuh dalam lembah maksiat. Hati bagaikan sebuah rumah, dan mata adalah pintunya. Pencuri baru bisa masuk rumah jika pintunya terbuka. Jika masuk, pencuri itu akan mengambil perhiasan iman dan mutiara takwa, serta meninggalkan hati dalam keadaan berantakan. Gerakan pencuri ini sangat lincah. Dengan sigap, ia dapat menyelinap. Sehingga, ketika ditanya tentang pandangan yang sekejap saja, Rasululloh bersabda, Palingkanlah pandanganmu. Karena mengumbar pandangan adalah dosa. Dosa yang akan membuat pelakunya malu untuk bersua Rabbnya. Di dalam al Fawaid, Ibnu Qayyim al Jauziyah meneliti beberapa penyakit yang menyebabkan matinya hati. Dalam kesimpulannya, dia menetapkan beberapa pengaruh negatif dari dosa-dosa, Sedikitnya pertolongan, salahnya pendapat, samarnya kebenaran, lemahnya ingatan, tersia-sianya waktu, kebencian orang lain, keterasingan antara hamba dengan Tuhannya, terhalangnya doa, kerasnya hati, hilangnya keberkahan dalam rizki dan umur, hilangnya ilmu, melekatnya kehinaan, kerendahan martabat di hadapan musuh, sempitnya dada dan lain sebagainya.

Dari semua itu, yang tersisa hanyalah ketakutan untuk bertemu dengan Dzat yang Maha Adil, dan ketakutan akan hisab dan siksa. Oleh karena itu, ingatlah selalu pesan Ibnul Jauzi, Jauhkanlah diri anda dari dosa. Jika di dalamnya hanya ada ketakutan untuk bertemu (dengan Allah), maka itu sudah cukup sebagai siksaan. Saat yang paling indah bagi Nabi Ayyub adalah tatkala ia melihat lagi anaknya, Nabi Yusuf; dan saat yang paling sulit bagi saudara-saudara Yusuf adalah ketika bertemu dengan Yusuf. Lihatlah, betapa saudara-saudara Yusuf gugup dengan wajah memerah malu ketika orang yang ada didepannya bertanya kepada mereka, Qla hal `alimtum m fa`altum bi ysufa wa akhihi idz antum jhiln? mereka berkeringat dingin mendengar pertanyaan dari lelaki yang kemudian diketahui sebagai saudaranya, Yusuf; adik yang berpuluh-puluh tahun yang lalu pernah mereka jeburkan ke dalam sumur. Kepala mereka tertunduk. Malu dan berasa bersalah. Dengan bibir bergetar mereka menjawab lirih, Qlu ainnaka la anta Ysuf. Ah, ketika membaca jawaban saudara-saudara Yusuf ini, selalunya ada rasa aneh yang menyelusup dalam jiwa seolah bisa merasakan kekalutan jawaban mereka.., kalau hanya bersalah kepada manusia sudah membuat kita malu bertemu, lalu bagaimanakah kita meletakkan muka kita di hadapan Dzat yang mengetahui semua detail tingkah laku kita; besar-kecilnya, samar-jelasnya, tersembunyi-tampaknya.., tanpa ada sesuatupun yang luput dari-Nya? Wa ma kana rabbuka nasiyya, dan Rabbmu tidak pernah lupa. (Maryam : 64). Allhallahummaghfirlan wa tub alain., ampuni kami ya Rabb Mereka adalah Teladan kita Ikutilah jalan salafus shaleh. Segarkan dirimu dengan sejarah hidup mereka. Hidupkan hatimu dengan mengingat mereka. Dan ikutilah jejak mereka niscaya engkau akan menjadi manusia mulia; dihadapan Allah dan juga segenap manusia. Rabi bin Khutsaim, murid Abdullah ibn Mas`ud yang paling mulia, selalu menjaga pandangan matanya. Pada suatu hari ada sekelompok wanita yang mengira bahwa Rabi adalah buta, kemudian mereka memohon perlindungan kepada Allah dari kebutaan; Hasan ibn Abu Sinan. Selesai shalat `Ied, ada yang berkata kepadanya, Kami belum pernah melihat shalat `Ied di mana jama`ah perempuannya banyak seperti ini. Kemudian beliau menjawab, Aku tidak bertemu dengan seorang wanita pun sampai aku pulang. Daud ibn Abdullah. Ketika sebagian pejabat Bashrah mencarinya, Daud bersembunyi di rumah salah seorang sahahabatnya. Sahabatnya itu memiliki istri yang dijuluki Zarqa (wanita bermata biru) yang berparas cantik. Ketika suaminya hendak keluar rumah, ia berpesan kepada Zarqa agar bersikap santun dan melayani Dawud dengan baik. Setelah kembali ke rumah, sahabatnya tadi bertanya kepada Daud, Bagaiman sikap Zarqa kepadamu? Daud malah bertanya, Siapa itu Zarqa? sahabatnya menjawab, Dia adalah ibu rumah ini (istriku). Daud berkata, Aku tidak tahu, apakah ia bermata biru atau bermata hitam. Ketika sang suami melihat Zarqa, ia berkata kepadanya, Bukankah aku sudah berpesan agar engkau bersikap santun dan melayaninya dengan baik? Mengapa engkau tidak melaksanakannya? Zarqa menjawab,

Engkau menitipkan kepadaku lelaki buta. Sungguh, ia tidak pernah mengangkat kelopak matanya kepadaku. Muhammad ibn Sirin. Dengarkanlah pengakuan menakjubkan dari Muhammad ibn Sirin, Aku tidak pernah menggauli wanita, baik di waktu jaga atau di waktu tidur (mimpi) selain Ummu Abdillah (istrinya). Jika aku melihat wanita di dalam mimpi, aku akan sadar bahwa dia tidak halal bagiku, maka aku memalingkan wajahku darinya. Subhanallah, bravo `alaih., Beberapa contoh di atas adalah para lelaki sejati yang berhati bersih. Suci. Peka terhadap dosa, dan menghindari jerat-jerat dosa. Karena mereka sadar, kenikmatan bermunajat hanya bisa diraih dengan hati yang bersih. Pernah, ada yang bertanya kepada Wuhaib ibn Ward, Apakah orang yang bermaksiat kepada Allah dapat merasakan lezatnya ibadah? beliau menjawab, Tidak, bahkan orang yang baru berniat melakukan maksiat pun tidak akan bisa merasakan lezatnya ibadah. Surat cinta dari Allah Azza wa Jalla Karena cinta, Allah mengabadikan pesan menundukkan pandangan, dan menjaga kemaluan di dalam kitab-Nya. Sungguh ini merupakan bukti cinta-Nya. Cinta yang tulus dari sang Pencipta kepada yang dicipta. Tentu, surat cinta ini untuk kebaikan hamba-hamba-Nya. Allah berfirman, Qul li-l mu`minna yaghuddh min abshrihim wa yahfadh furjahum dzlika azk lahum innallha khabrun bim yashna`n, Katakanlah kepada orang-orang beriman, Hendaklah mereka menjaga pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih mensucikan bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang mereka perbuat. (an Nuur : 30). Tentang ayat ini, Abu Hamid al Ghazali berkata, Ketika aku merenungi ayat ini, meskipun ayatnya pendek, aku menemukan tiga makna berharga di dalamnya; pendidikan (ta`db), peringatan (tanbh), dan ancaman (tahdd). Adapun pendidikan (ta`db) terdapat dalam, Katakanlah kepada orang-orang beriman, Hendaklah mereka menjaga pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka. Sudah menjadi keharusan bagi seorang hamba untuk melaksanakan perintah tuannya dan patuh terhadap berbagai didikannya. Jika tidak, maka ia akan menjadi orang yang tidak beretika dan diperkenankan hadir dalam majlisnya, dan bersimpuh di hadapannya. Pahamilah point ini dengan baik. Sedangkan peringatan (tanbh) termuat dalam, Yang demikian itu lebih mensucikan bagi mereka. Ayat ini memililiki dua makna ; pertama, mensucikan hati mereka, dan kedua, membuat mereka lebih kaya dengan kebaikan. Karena, az zakah memliki arti bertambah (an numuw). Jadi diingatkan bahwa menjaga mata akan membersihkan hati dan memperbanyak ketaaatan. Alasannya, jika anda tidak menjaga mata dan membiarkannya liar, maka anda akan melihat sesuatu yang tidak berguna bagi anda. Dan sangat mungkin anda akan memandang sesuatu yang diharamkan. Jika anda melihatnya dengan sengaja. Anda mendapatkan dosa besar. Bisa jadi hati anda akan terpengaruh oleh apa yang anda pandang, dan anda akan binasa jika Allah tidak menyayangi anda.

Adapun makna ancaman (tahdd) termaktub dalam penggalan ayat, Sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang mereka perbuat. Renungan Saudaraku, Memandang sesuatu yang tidak halal akan mengisi pikiran dengan hal-hal haram. Sebaliknya, jika manusia berpikir tentang keagungan kerajaan Allah di langit dan di bumi, maka itulah ibadah paling utama yang akan meningkatkan takwa, keyakinan dan derajat di sisi Allah; Memandang sesuatu yang tidak halal akan meninggalkan kesedihan setelah yang dipandang itu menghilang. Berbeda bila kesedihan itu lahir karena melihat kondisi orang-orang muslim yang terbantai di penjuru dunia karena membela dien mereka, maka itu adalah ikatan pertanda kokohnya iman dan ikatan persaudaraan, Innama-l mu`minna ikhwah, hanyasanya orangorang mukmin adalah bersaudara. (al Hujurat : 10); Memandang sesuatu yang tidak halal akan membuat manusia menghabiskan waktu untuk dosa dan maksiat. Keduanya adalah tiket menuju neraka. Sebaliknya, bila manusia menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada Allah, maka ia akan memetik kebahagiaan dan kenikmatan memandang wajah Allah yang Mahaindah; Memandang sesuatu yang tidak halal akan meneteskan airmata karena perpisahan dengan yang dicintai. Andai saja tetesan airmata itu karena takut kepada Allah, maka ia akan mendapatkan naungan di bawah Arsy Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naungan Dzat yang Mahakasih; Memandang sesuatu yang tidak halal akan mendorong kaki dan tangan bergerak kepada sesuatu yang sia-sia dan mengundang birahi. Jika tangan dan kaki digerakkan untuk berkhidmat kepada Allah dan menulis ilmu dan hadits, maka manusia akan mendapatkan ganjaran setimpal berupa pertemuan dengan sang guru sejati di jannah; Bila engkau terpesona dengan kecantikan wanita dunia, maka bandingkanlah mereka dengan bidadari-bidadari jannah. Bidadari, Siapakah bidadari? Kecantikan wajahnya bagaikan sinar matahari. Andai saja ia turun ke bumi, maka bumi dan langit akan semerbak mewangi. Lisan manusia tidak kan berhenti berucap tahlil, takbir, dan tasbih kepada Allah. Cahaya matahari akan redup sebagaimana cahaya bintang-bintang di sekitar matahari. Orang yang berada di dekat matahari akan merasa nyaman dan damai. Jilbab yang yang menutupi kepalanya lebih baik dari dunia seisinya. Kulit tubuhnya memancarkan cahaya yang mampu menembus tujuh puluh pakaian. Jika saja Allah tidak menetapkan penghuni jannah untuk tidak mati, tentu mereka akan mati karena kecantikan para bidadari. Jika seorang wanita tersenyum kepada suaminya, maka jannah akan terang benderang karena senyumannya. Jika ia berjalan dari istana ke istana, maka ia bagaikan matahari ia bagaikan matahari yang tergeser di cakrawala. Dengan semua itu, mengapa anda mudah tergoda dengan bangkai?

Gambaran lebih indah tentang bidadari pernah ditulis oleh Ibnu Qayyim al Jauziyyah. Tulisnya, Jika kamu meminta mereka untuk menikah di jannah, mereka itu adalah para perawan yang mengalir pada tubuh mereka darah muda. Seperti bunga mawar dan buah apel yang tidak terbungkus dan seperti buah delima yang mulus. Matahari terbit dari wajahnya yang indah dan kilat menyambar di antara sela-sela giginya ketika tersenyum. Jika dia memeluk suaminya, dia akan memeluk seperti pelukan antara bumi dan matahari. Jika dia berbicara, pmebicaraannya seperti seorang yang bercengkerama dengan kekasihnya. Jika dipeluk, dia melekat seperti dua ranting yang saling bertautan. Pipinya yang bening bisa digunakan untuk bercermin dan tulangnya yang putih kelihatan dari balik dagingnya, jika kulit dan dagingnya tidak tertutupi. Jika dia melihat dunia, maka antara langit dan bumi akan dipenuhi bau wanginya, sehingga mulut manusia akan senantiasa membaca tahlil, takbir dan tasbih. Apa yang ada di barat dan timur akan berdandan untuknya, dan setiap mata akan melihatnya dan terpejam untuk melihat selainnya. Cahayanya akan meredupkan cahaya matahari seperti matahari yang meredupkan cahaya bintang, dan akan beriman kepada Allah seluruh manusia yang ada di atasnya. Jilbab yang ada di atas kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya, hasrat untuk menikahinya lebih besar daripada segalanya. Semakin lama waktu bertambah, dia akan kelihatan semakin cantik dan indah. Semakin hari akan semakin bertambah cinta dan erat. Dia tidak pernah haidh, melahirkan dan nifas. Suci dari kotoran, air ludah, kencing, air besar dan kotoran lainnya. Kegadisannya tidak akan pernah hilang dan muda selamanya. Kecantikannya tidak pudar dan tidak ada rasa bosan untuk menggaulinya. Dia hanya ingin melayani suaminya dan tidak pernah tertarik pada selainnya dan sebaliknya, sehingga dia merupakan puncak ketenangan dan hawa nafsu. Jika melihatnya akan menggembirakan dan jika diperintah untuk taat, dia pun mentaatinya. Jika suaminya meninggalkannya, maka dia akan menjaga diri dan keamanannya. Dia seorang perawan yang sebelumnya tidak pernah tersentuh oleh manusia atau jin, sehingga setiap kali melihatnya akan menimbulkan rasa gembira. Setiap kali berbicara dengannya, seakan di telinga dipenuhi permata yang indah. Jika dia telanjang (upss. Astaghfirullah), seluruh istana dan ruangan penuh dengan cahaya. Jika kamu bertanya tentang usia Dia usianya masih sangat muda Jika bertanya tentang kecantikan Pernahkah kamu melihat matahari dan bulan? Jika kamu bertanya tentang matanya, Seperti warna paling hitam di tempat yang paling putih (sangat jelita) Jika kamu bertanya tentang bentuk tubuhnya Pernahkah anda melihat pohon yang langsing Jika kamu bertanya tentang buah dadanya, Ia seperti buah delima yang lembut

Jika kamu bertanya tentang warna kulitnya Dia seperti yakut dan marjan Bagaimana bayangan anda ketika wanita tersenyum di hadapan suaminya, maka jannah pun menjadi terang dengan senyumannya. Jika dia pindah dari satu istana ke istana yang lain, anda akan mengatakan matahari berpindah dari satu poros ke poros yang lainnya. Jika suaminya tiba, alangkah mesra sambutannya. Jika ia memeluk betapa hangat pelukannya. Jika dia bernyanyi, suaranya terasa nikmat di telinga dan mata. Jika dia merayu dan merajuk, rayuan dan rajukannya terasa nikmat. Jika dia memeluk, tidak ada pelukan yang lebih hangat darinya. Dan jika dia memberi sesuatu atau menerima, tidak ada cara sebaik yang dilakukannya. Abu Darda` berkata, Man ghaddha basharahu `an an nadhari al harami zuwwija min al huri-l `in haitsu ahabba, barangsiapa menundukkan pandangannya dari yang haram, ia akan dinikahkan dengan bidadari yang ia cinta. (Risalah al Mustarsyidin, Haris al Muhasibi, Daru-l Salam). Pertanyaannya, dimanakah lelaki-lelaki sejati yang semaunya sendiri menikahi para bidadari itu, kini?? Sebagai penutup, Saudaraku.., yakinlah dengan apa yang disabdakan oleh Rasul Mulia, Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, Innaka lan tada`a syai`an ittiqallhi jalla wa `azza illa a`thkallhu khairan minhu, sungguh tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah yang Maha Agung dan Mulia, kecuali Dia akan memberimu sesuatu yang lebih baik darinya. (HR. Ahmad, dan Syu`aib al Arnauth berkomentar, Sanadnya shahih). Apa balasannya? Pertanyaan ini dijawab oleh Ibnu Taimiyyah rahimahullah sebagaimana yang dinukil oleh Syaikh Muhammad as-Salman dalam bukunya, Mawridu-d dham`n : 7/769-770. Beliau berkata, menundukkan pandangan dari rupa yang dilarang untuk dilihat, seperti wanita dan amrad cantik (lelaki tampan yang tidak berjenggot), akan mewariskan tiga hal : Pertama : mendapatkan kenikmatan dan kelezatan iman yang lebih manis dan lebih nikmat daripada apa yang ia tinggalkan karena Allah karena siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik; Kedua : menundukkan pandangan akan mewariskan cahaya di hati dan firasat (yang tepat dan akurat); Ketiga : memperoleh kekuatan, keteguhan dan keberanian di hati sehingga dia dikaruniai Allah kekuatan bashirah dan kekuatan hujjah.

NB : Artikel ini hanya diperuntukkan bagi penulis, tetapi semoga para pembaca segenap ikhwan dan begitu pula para akhwat- juga mendapatkan manfaatnya. Ya, artikel ini tidak hanya untuk para ikhwan tetapi juga para akhwat, karena Allah berfirman, Qul li-l mu`minna yaghuddh min abshrihim,Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, Hendaklah mereka menjaga pandangan mereka. (an Nuur : 30). Ayat ini umum, untuk ikhwan dan juga akhwat. Wallahu Alam. Akhukum fillah. Ibnu Abdul Bari el `Afifi. Kota Ilmu, 13 Desember 2010 pukul 22.26 Wib

Abu Sulaiman ad-Darani, Saksi yang melihat Bidadari


Thu, May 13, 2010 Artikel Pilihan, Kisah

Bidadari, siapakah dia ? Selalunya menarik bila membicarakan dunia bidadari. Mereka adalah makhluq yang Allah ciptakan sempurna tanpa cela. Semua orang mengimpikan bisa bersanding dengannya. Hati kan melayang mengangkasa karena kegirangan mendengar keelokannya. Ketaajuban kan membuncah kala membaca sifat-sifat mereka. Serasa ingin hidup bersama mereka dan tak berpisah tuk selamanya. Memandang mereka bisa memancarkan rasa kedamaian. Anugerah kecantikan mereka membuat mata terpana dan terpesona sembari berkata, Maha suci Allah yang menciptakan kecantikan dan keindahan.. Semua sifat yang tertera dalam Al-Quran dan As-sunah tentang bidadari yang bermata jeli mungkin sudah dideskripsikan dengan jelas oleh Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah dan dinukil oleh Asy-Syarani dalam bukunya, Tanbih Al-Mughtarrin. Gambaran yang membuat hati siapa pun menjadi tegang dan berdegup kencang. Beliau mengatakan, Jika kamu meminta mereka untuk menikah di jannah, mereka itu adalah para perawan yang mengalir pada tubuh mereka darah muda. Seperti bunga mawar dan buah apel yang tidak terbungkus dan seperti buah delima yang mulus. Matahari terbit dari wajahnya yang indah dan kilat menyambar di antara sela-sela giginya ketika tersenyum. Jika dia memeluk suaminya, dia akan memeluk seperti pelukan antara bumi dan matahari. Jika dia berbicara, pmebicaraannya seperti seorang yang bercengkerama dengan kekasihnya. Jika dipeluk, dia melekat seperti dua ranting yang saling bertautan.

Pipinya yang bening bisa digunakan untuk bercermin dan tulangnya yang putih kelihatan dari balik dagingnya, jika kulit dan dagingnya tidak tertutupi. Jika dia melihat dunia, maka antara langit dan bumi akan dipenuhi bau wanginya, sehingga mulut manusia akan senantiasa membaca tahlil, takbir dan tasbih. Apa yang ada di barat dan timur akan berdandan untuknya, dan setiap mata akan melihatnya dan terpejam untuk melihat selainnya. Cahayanya akan meredupkan cahaya matahari seperti matahari yang meredupkan cahaya bintang, dan akan beriman kepada Allah seluruh manusia yang ada di atasnya. Jilbab yang ada di atas kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya, hasrat untuk menikahinya lebih besar daripada segalanya. Semakin lama waktu bertambah, dia akan kelihatan semakin cantik dan indah. Semakin hari akan semakin bertambah cinta dan erat. Dia tidak pernah haidh, melahirkan dan nifas. Suci dari kotoran, air ludah, kencing, air besar dan kotoran lainnya. Kegadisannya tidak akan pernah hilang dan muda selamanya. Kecantikannya tidak pudar dan tidak ada rasa bosan untuk menggaulinya. Dia hanya ingin melayani suaminya dan tidak pernah tertarik pada selainnya dan sebaliknya, sehingga dia merupakan puncak ketenangan dan hawa nafsu. Jika melihatnya akan menggembirakan dan jika diperintah untuk taat, dia pun mentaatinya. Jika suaminya meninggalkannya, maka dia akan menjaga diri dan keamanannya. Dia seorang perawan yang sebelumnya tidak pernah tersentuh oleh manusia atau jin, sehingga setiap kali melihatnya akan menimbulkan rasa gembira. Setiap kali berbicara dengannya, seakan di telinga dipenuhi permata yang indah. Jika dia telanjang (upss. Astaghfirullah), seluruh istana dan ruangan penuh dengan cahaya. Jika kamu bertanya tentang usia Dia usianya masih sangat muda Jika bertanya tentang kecantikan Pernahkah kamu melihat matahari dan bulan? Jika kamu bertanya tentang matanya, Seperti warna paling hitam di tempat yang paling putih (sangat jelita) Jika kamu bertanya tentang bentuk tubuhnya Pernahkah anda melihat pohon yang langsing Jika kamu bertanya tentang buah dadanya, Ia seperti buah delima yang lembut Jika kamu bertanya tentang warna kulitnya Dia seperti yakut dan marjan Bagaimana bayangan anda ketika wanita tersenyum di hadapan suaminya, maka jannah pun menjadi terang dengan senyumannya. Jika dia pindah dari satu istana ke istana yang lain, anda akan mengatakan matahari berpindah dari satu poros ke poros yang lainnya. Jika suaminya tiba, alangkah mesra sambutannya. Jika ia memeluk betapa hangat pelukannya. Jika dia bernyanyi, suaranya terasa nikmat di telinga dan mata. Jika dia merayu dan merajuk, rayuan dan rajukannya terasa nikmat. Jika dia memeluk, tidak ada pelukan yang lebih hangat

darinya. Dan jika dia memberi sesuatu atau menerima, tidak ada cara sebaik yang dilakukannya. (wah serius banget mbacanya, rehat dulu donk.nah, sekarang lanjutin mbacanya *_* ). Qiyamullail, mahar bidadari ? Qiyamullail bukanlah satu-satunya mahar bidadari. Jalan kebaikan menuju jannah beragam bentuknya, dan itu merupakan karunia Allah Taala bagi hamba-hamba-Nya. Terlebih bagi para mujahid fi sabilillah, di mana mereka mengorbankan harta dan jiwa mereka untuk Allah Taala dengan jannah sebagai imbalannya. Terlampau banyak kisah romantis yang menyebutkan pertemuan calon syahid dengan bidadari. Yang paling fenomenal adalah bidadari yang bernama ainul mardhiyah. Pun, dengan qiyamullail. Ia merupakan mahar bagi peminang bidadari. Inilah senandung para bidadari yang menyindir orang-orang yang bersemangat banci namun merindukan bersanding dengan mereka yang bermata jeli; Apakah kamu meminta bidadari sepertiku Sedangkan kedua matamu tertidur Tidurnya kekasih bagiku hukumnya haram Karena kami diciptakan bagi setiap orang Yang memperbanyak shalat dan shiyam Azhar bin Mughits Rahimahullah berkata, Suatu malam aku bermimpi bertemu dengan seorang bidadari yang sangat cantik, lalu aku katakan kepadanya, milik siapa kamu ? Dia menjawab, Milik orang yang bangun malam pada musim dingin. Sebagian salaf ada yang enggan menghidupkan malam, lalu datanglah seseorang di dalam mimpinya sembari berkata kepadanya, Bukankah kamu ingin segera meminang, lalu mengapa kamu bermalas-malasan ? Dia menjawab, Bagaimana caranya ? Orang itu menjawab, Bangunlah kamu di waktu malam, atau tidakkah kamu tahu bahwa orang yang mengerjakan shalat malam, malaikat berkata, Peminang sudah bangun menemui pinangannya. Azhar bin Tsabit At-Taghlibi juga berkata, Ayahku termasuk orang yang senang bangun malam. Pada suatu hari ayahku bangun malam, aku bermimpi melihat seorang yang wanita cantik yang menyerupai wanita dunia. Aku katakan padanya, Siapa kamu ? Dia menjawab, Bidadari. Aku bertanya, Maukah kamu nikah dengan aku ? Dia menjawab, Pinanglah aku wahai tuanku, dan berilah maharku ? Aku bertanya kepadanya, Apa maharmu ? Dia menjawab, Tahajud yang panjang. Namun, dari kisah ahlul lail, orang yang sering qiyamullail yang paling indah adalah apa yang pernah dialami oleh tabiin agung, Abu Sulaiman Ad-Darani. Kisahnya singkat namun kata-kata bidadari yang menegurnya terasakan keindahannya bagi orang yang membaca kisahnya. Malam indah itu terasa sangat istimewa.

Bisa berjumpa dengan bidadari adalah karunia ilahi. Hanya orang-orang pilihan yang diberi kelebihan ini. Beruntung nian orang yang mendapatkan kemuliaan bertemu bidadari. Di antara mereka adalah Abu Sulaiman Ad-Darani. Abu Sulaiman Ad-Darani adalah seorang tabiin yang menjadikan qiyamullail sebagai mahar bidadari. Acapkali ia mendapatkan kenikmatan luar biasa tatkala berkhalwat dengan Allah Taala. Kelezatan munajat itu melahirkan sebuah kebahagiaan dan ketenangan batin yang merupakan puncak segala kebahagiaan. Sehingga pengalaman spiritualnya ini membuahkan kata-kata yang memiliki ruh spirit iman yang akan selalu menghiasi referensi-referensi tentang indahnya qiyamullail. Katanya, Sungguh kenikmatan yang dirasakan orang yang bermunajat di kegelapan malam jauh lebih lezat dari pada kesenangan yang didapatkan oleh orang yang suka bercanda dan berhura-hura. Hingga pada suatu malam, ia bertemu dengan makhluk yang diimpikannya, bidadari yang bermata jeli. Ia menuturkan kisahnya, Ketika aku sedang sujud dalam qiyamul lail, kantuk menyerangku hingga aku tertidur. Tiba-tiba ada bidadari datang yang menggerakkan kakinya untuk membangunkanku sembari berkata menegur, Duhai kekasihku., apakah kedua matamu bisa terpejam padahal Sang Raja, Allah Taala tidak pernah tidur untuk melihat orang-orang yang bertahajud di malam hari ? Alangkah jeleknya mata yang lebih mementingkan tidur dari pada lezatnya bermunajat kepada Dzat yang Maha Perkasa. Bangunlah. Sungguh kematian sudah dekat dan orang yang bercinta bersua dengan orang yang dicinta. Lantas, apa makna tidurmu ini ? Bidadari itu melanjutkan kata-katanya, Duhai kekasihku., Duhai sayangku.,Duhai permata hatiku..,Apakah kedua matamu tidur padahal aku selalu menantimu di tempat pingitanku selama sekian tahun lamanya (dalam riwayat lain 500 tahun) ? Mendengar teguran seperti itu, Abu Sulaiman Ad-Darani bangun dengan bermandikan keringat dingin karena malu. Namun tutur kata bidadari yang indah nan manis selalu terkenang dan terekam kuat dalam pendengaran dan hatinya, Duhai kekasihku., duhai sayangku.duhai permata hatiku. Kata-kata itu terasa indah dan nikmat bagi orang yang mendengar dari kekasihnya, apatah lagi dari bidadari. Ah bidadari-bidadari, apakah kalian juga menanti kami seperti engkau menanti Abu Sulaiman Ad-Darani.?.............................................................................

Ubaid bin Umair


Wed, Oct 13, 2010 Kisah

Apa yang dilakukan Ubaid kepada istriku. Dulu, setiap malam kami lalui ibarat pengantin yang sedang berbulan madu, tetapi sekarang ia telah mengubahnya menjadi seorang ahli ibadah. Ubaid bin Umair adalah seorang tabiin mulia yang sering memberikan petuah. Seringkali orang yang menghadiri majlisnya, tak terkecuali para sahabat, menangis dan terharu biru oleh nasihatnya yang menyentuh kalbu. Ia adalah hamba Allah yang kekuatan malaikatnya mampu mengalahkan kekuatan setannya, rasa takutnya kepada Allah mampu menundukkan hawa nafsunya. Sehingga, ia bisa menyiramkan rasa takut yang berbuah taubat kepada orang-orang di sekelilingnya. Kisah wanita Mekah yang bertaubat berikut ini adalah salah satunya. Suatu ketika, wanita Mekah yang cantik jelita ini melihat wajahnya di cermin. Ia tertakjub dan terkagum dengan kecantikannya yang mempesona. Ia yakin bahwa siapapun pasti akan tergoda ketika melihat pesona kecantikan yang terpancar dari aura wajahnya. Sehingga ia bertanya kepada suaminya, Sayang, adakah orang yang tidak tergoda dengan kecantikan wajahku ini? Ya, ada. Terperanjat dengan jawaban suaminya, ia kembali bertanya, Siapa dia? Ubaid bin Umair. Karena ingin membuktikan kebenaran atau kekeliruan ucapan suaminya, ia meminta izin, Kalau begitu, izinkan aku untuk menggodanya. Ya, aku izinkan. Selanjutnya, wanita tersebut mendatangi Ubaid bin Umair dengan berpura-pura bertanya dan meminta fatwa. Ubaid menjawab pertanyaan wanita tersebut di pinggir ruangan Masjidil Haram. Wanita tersebut menyingkapkan penutup wajahnya hingga terlihatlah kecantikan wajahnya bak bulan purnama. Seketika itu juga, Ubaid bin Umair menasehati, Ittaqillah ya amatallah, Takutlah kepada Allah wahai hamba Allah. Sungguh, aku tergoda denganmu. Maka, lihatlah keadaanku ini. Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu. Jika engkau menjawab dengan jujur, maka aku akan mempertimbangkan ucapanmu, dan memenuhi keinginanmu. Apapun yang ingin engkau tanyakan kepadaku akan aku jawab dengan penuh kejujuran. Beritahukan kepadaku, seandainya malaikat datang untuk mencabut nyawamu, sukakah kamu bila aku memenuhi keinginanmu itu? Tidak. Jawab wanita itu.

Engkau telah berkata jujur. Aku bertanya lagi, Seandainya engkau telah dimasukkan ke dalam kubur kemudian engkau didudukkan untuk ditanyai, sukakah engkau bila saat ini aku memenuhi keinginanmu itu? Tidak. Jawab wanita itu dengan dada yang sesak. Kali ini dengan suara bergetar. Engkau telah berkata jujur. Aku bertanya lagi, seandainya manusia diberi catatan amal-amal mereka dan engkau tidak tahu apakah akan menerima catatan amal dengan tangan kanan atau tangan kiri, sukakah engkau bila aku memenuhi keinginanmu itu. Mendengar pertanyaan itu, wanita itu menjawab dengan suara merinding dan tubuh menggigil, Tidak. Engkau telah berkata jujur. Sekarang, aku bertanya lagi, seandainya engkau berdiri di hadapan Allah untuk mempertanyakan semua perbuatan-perbuatanmu, sukakah engkau bila aku memenuhi keinginanmu itu? Tidak. Jawab wanita itu dengan tangis berderai yang semenjak tadi ia tahan. Ubaid melanjutkan, Engkau telah berkata jujur. Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah. Sungguh Dia telah memberimu anugerah besar dan mempercantik dirinya. Dengan hati yang bertaubat, ia kembali pulang dan menemui suaminya dengan airmata yang masih berjatuhan. Sesampainya di rumah, suaminya bertanya, Apakah engkau berhasil menggodanya? Sungguh aku dan kamu berada di atas kebatilan. Dan semenjak itu, wanita Mekah ini selalu mengisi waktunya dengan banyak shalat, shiyam dan beribadah kepada Allah. Sampai-sampai suaminya berkata, Apa yang dilakukan Ubaid kepada istriku. Dulu, setiap malam kami lalui ibarat pengantin yang sedang berbulan madu, tetapi sekarang ia telah mengubahnya menjadi seorang ahli ibadah. (Disadur dari Dzammul Hawa, halaman : 210-211)

Karena Hidayah itu Begitu Indah


Tue, Oct 5, 2010 Muslimah, Tadzkirah, Tajribah Seorang teman menceritakan pengalamannya, Ini ceritaku tentang adikku Nur Annisa, gadis yang baru beranjak dewasa namun agak Bengal dan tomboy. Pada saat umur adikku menginjak 17 tahun, perkembangan dari tingkah lakunya agak mengkhawatirkan ibuku, banyak teman cowoknya yang datang kerumah dan itu tidak mengenakkan ibuku sebagai seorang guru ngaji. Untuk mengantisipasi hal itu ibuku menyuruh adikku memakai jilbab, namun selalu ditolaknya hingga timbul pertengkaran-pertengkaran kecil diantara mereka. Pernah satu kali adikku berkata

dengan suara yang agak keras Mama coba lihat dech, tetangga sebelah anaknya pakai jilbab namun kelakuannya nggak beda ama kita, malah teman-teman Ani yang disekolah pake jilbab dibawa om-om, sering jalan-jalan, masih mending Ani, walaupun begini gini Ani nggak pernah mo kaya gituan bila sudah seperti itu ibuku hanya mengelus dada, kadangkala di akhir malam kulihat ibuku menangis, lirih terdengar doanya Ya Allah, kenalkan Ani dengan hukum Engkau. Pada satu hari didekat rumahku, ada tetangga baru yang baru pindah. Satu keluarga dimana mempunyai enam anak yang masih kecil-kecil. Suaminya bernama Abu khoiri, (entah nama aslinya siapa) aku kenal dengannya waktu di masjid. Setelah beberapa lama mereka pindah timbul desas-desus mengenai istri dari Abu khoiri yang tidak pernah keluar rumah, hingga dijuluki si buta, bisu dan tuli. Hal ini terdengar pula oleh Adikku, dan dia bertanya sama aku kak, memang yang baru pindah itu istrinya buta, bisu dan tuli?trus aku jawab sambil lalu kalau kamu mau tau,datangi aja langsung rumahnya. Eehhh tuh anak benar-benar datang kerumahnya. Sekembalinya dari rumah tetanggaku, kulihat perubahan yang drastis pada wajahnya, wajahnya yang biasa cerah nggak pernah muram atau lesu mejadi pucat pasientah apa yang terjadi? Namun tidak kusangka selang dua hari kemudian dia meminta pada ibuku untuk di buatkan Jilbabyang panjang lagirok panjang, lengan panjang aku sendiri jadi bingung aku tambah bingung campur syukur kepada Allah SWT karena kulihat perubahan yang ajaib yah kubilang ajaib karena dia berubah total tidak banyak lagi anak cowok yang datang kerumah atau teman-teman wanitanya untuk sekedar bicara yang nggak karuan kulihat dia banyak merenung, banyak baca-baca majalah islam yang biasanya dia suka beli majalah anak muda kayak gadis atau femina ganti jadi majalah-majalah islam, dan kulihat ibadahnya pun melebihi aku tak ketinggalan tahajudnya, baca Qurannya, sholat sunatnya dan yang lebih menakjubkan lagi bila teman ku datang dia menundukkan pandangan Segala puji bagi Engkau ya Allah SWT jerit hatiku Tidak berapa lama aku dapat panggilan kerja di kalimantan, kerja di satu perusahaan minyak KALTEX. Dua bulan aku bekerja disana aku dapat kabar bahwa adikku sakit keras hingga ibuku memanggilku untuk pulang ke rumah (rumahku di madiun). Di pesawat tak henti-hentinya aku berdoa kepada Allah SWT agar Adikku diberi kesembuhan, namun aku hanya berusaha ketika aku tiba di rumah didepan pintu sudah banyak orangtak dapat kutahan aku lari masuk kedalam rumah kulihat ibuku menangis aku langsung menghampiri dan memeluk ibuku sambil tersendat-sendat ibuku bilang sama aku Dhi, adikkmu bisa mengucapkan kalimat Syahadah diakhir hidupnya Subhanallah. Tak dapat kutahan air mata ini. Setelah selesai acara penguburan dan lainnya, iseng aku masuk kamar adikku dan kulihat Diary diatas mejanya diary yang selalu dia tulis, Diary tempat dia menghabiskan waktunya sebelum tidur kala kulihat sewaktu almarhumah adikku masih hidup,,, kemudian kubuka selembar demi selembar hingga tertuju pada satu halaman yang menguak misteri dan pertanyaan yang selalu timbul dihatiku perubahan yang terjadi ketika adikku baru pulang dari rumah Abu khoiri disitu kulihat Tanya jawab antara adikku dan istri dari tetanggaku isinya seperti ini : -Tanya jawab ( kulihat dilembaran itu banyak bekas airmata)-

Annisa : aku berguman (wajah wanita ini cerah dan bersinar layaknya bidadari) ibu wajah ibu sangat muda dan cantik. Istri tetanggaku : Alhamdulillah sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati. Annisa : tapi ibu kan udah punya anak enam tapi masih kelihatan cantik. Istri tetanggaku : Subhanallah sesungguhnya keindahan itu milik Allah SWT dan bila Allah SWT berkehendak siapakah yang bisa menolaknya Annisa : Ibu selama ini aku selalu disuruh memakai jilbab oleh ibuku namun aku selalu menolak karena aku pikir nggak masalah aku nggak pakai jilbab asal aku tidak macam-macam dan kulihat banyak wanita memakai jilbab namun kelakuannya melebihi kami yang tidak memakai jilbab hingga aku nggak pernah mau untuk pakai jilbab menurut ibu bagaimana?!? Istri tetanggaku : duhai Annisa, sesungguhnya Allah SWT menjadikan seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki,segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan muhrim kita semuanya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT nanti, jilbab adalah hijab untuk wanita Annisa : tapi yang kulihat banyak wanita jilbab yang kelakuannya nggak enak Istri Tetanggaku : Jilbab hanyalah kain, namun hakekat atau arti dari jilbab itu sendiri yang harus kita pahami Annisa : apa itu hakekat jilbab ? Istri Tetanggaku : Hakekat jilbab adalah hijab lahir batin, hijab mata kamu dari memandang lelaki yang bukan muhrim kamu, hijab lidah kamu dari berghibah dan kesia-siaan usahakan selalu berdzikir kepada Allah SWT, hijab telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat baik untuk dirimu maupun masyarakat, hijab hidungmu dari menciumcium segala yang berbau busuk, hijab tangan-tangan kamu dari berbuat yang tidak senonoh,hijab kaki kamu dari melangkah menuju maksiat, hijab pikiran kamu dari berpikir yang mengundang syetan untuk memperdayai nafsu kamu, hijab hati kamu dari sesuatu selain Allah SWT, bila kamu sudah bisa maka jilbab yang kamu pakai akan menyinari hati kamu itulah hakekat jilbab. Annisa : ibu aku jadi jelas sekarang dari arti jilbab mudah-mudahan aku bisa pakai jilbab namun bagaimana aku bisa melaksanakan semuanya??? Istri tetanggaku : Duhai Nisa, bila kamu memakai jilbab itu lah karunia dan rahmat yang datang dari Allah SWT yang Maha Pemberi Rahmat, bila kamu mensyukuri rahmat itu kamu akan diberi kekuatan untuk melaksanakan amalan-amalan jilbab hingga mencapai kesempurnaan yang diinginkan Allah SWT Duhai nisa,,, ingatlah akan satu hari dimana seluruh manusia akan dibangkitkan.. ketika ditiup terompet yang kedua kali pada saat roh-roh manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang

tanahnya dari logam yang panas, tidak ada rumput maupun tumbuhan, ketika tujuh matahari didekatkan di atas kepala kita namun keadaan gelap gulita, ketika seluruh nabi ketakutan, ketika ibu tidak memperdulikan anaknya, anak tidak memperdulikan ibunya, sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi, kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu kebaikan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada dialam ini, ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan masing-masing hanya memperdulikan nasib dirinya,dan pada saat itu ada yang berkeringat karena rasa takut yang luar biasa hingga menenggelamkan dirinya, dan rupa-rupa bentuk manusia bermacam-macam tergantung dari amalannya, ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan,bada yang berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti syetan, semuanya menangis menangis karena hari itu Allah SWT murka belum pernah Allah SWT murka sebelum dan sesudah hari itu hingga ribuan tahun manusia didiamkan Allah SWT dipadang mahsyar yang panas membara hingga Timbangan Mizan digelar itulah hari Hisab Duhai Annisa,,, bila kita tidak berusaha untuk beramal dihari ini, entah dengan apa nanti kita menjawab bila kita di sidang oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang Maha Agung. Allah SWT Sampai disini aku baca diarynya karena kulihat berhenti dan banyak tetesan airmata yang jatuh dari pelupuk matanya Subhanallah kubalik lembar berikutnya dan kulihat tulisan : kemudian kulihat tulisan kecil di bawahnya buta, tuli dan bisu wanita yang tidak pernah melihat lelaki selain muhrimnya, wanita yang tidak pernah mau mendengar perkara yang dapat mengundang murka Allah SWT, wanita tidak pernah berbicara ghibah dan segala sesuatu yang mengundang dosa dan sia sia. Tak tahan airmata ini pun jatuh semoga Allah SWT menerima Adikku disisinya Amiin Subhanallah aku harap cerita ini bisa menjadi ikhtibar bagi kita semua Ditulis oleh : Kang Alfan.

SIFAT DAN AKHLAK RASULULLAH


Mon, Aug 9, 2010 Tarjamah Rasulullah n merupakan sosok yang sempurna baik secara fisik ataupun akhlak beliau. Tak cukup kata-kata untuk menggambarkan kepribadian beliau. Semua hati akan mengagungkan dan menyanjung beliau. Orang yang hidup berdekatan dengan beliau pasti akan mencintai beliau, tidak peduli apa pun yang akan menimpa mereka. Berikut ini kami paparkan ringkasan tentang sifat dan akhlak beliau. Fisik Rambutnya hitam, tidak kaku, dan tidak pula keriting, rambutnya lebat. Pada awalnya beliau biasa menggeraikan rambutnya karena kecintaaan beliau mengikuti Ahli Kitab, tapi dikemudian hari beliau membelah rambutnya.

Kedua matanya lebar dan tidak banyak tumpukan dagingnya, sangat hitam, bulu matanya panjang, jelita, memakai celak mata, alisnya tipis, memanjang, dan bersambung. Wajahnya berseri-seri dan bula, seakan-akan wajah beliau adalah sepotong rembulan. Bahkan shahabat Ar-Rubayyi binti Muawwidz berkata, Saat melihat beliau, seakan-akan aku sedang melihat matahari yang sedang terbit. Keningnya lebar, kedua pipinya lembut dan empuk. Hidungnya indah. Ibnul Abbas berkata, Ada celah di antara gigi-gigi serinya. Jika sedang berbicara, terlihat ada semacam cahaya yang memancar dari gigi-gigi seri itu. Lehernya jenjang seperti leher boneka yang terbuat dari perak yang mengkilat. Dari leher depannya hingga ke pusarnya melajur seperti tongkat. Mulutnya indah dan lebar, jenggotnya lebat, Bahunya bidang, bulu dadanya lembut, tidak ada bulu-bulu di badan. Di antara kedua bahunya ada cincin nubuwah, yaitu cincin para nabi. Cincin tersebut seperti telur burung merpati. Telapak tangannya lebar. Warna kulitnya elok, tidak putik sopak dan tidak terlalu coklat. Kepalannya kuat namun sangat lembut dan lebih halus daripada kain sutra. Tangan beliau lebih dingin dari pada es dan lebih harum daripada aroma minyak kasturi. Kedua lengannya halus dan lembut. Butir-butir keringatnya seperti mutiara dan keringatnya lebih harum daripada minyak wangi. Jabir berkata: Tidaklah beliau melewati suatu jalan lalu seseorang membuntutinya, melainkan dia bisa mengetahui bahwa beliau telah lewat, dari keharuman bau keringatnya. Perawakan sangatlah ideal. Tidak merasa berat karena gemuk, tidak bisa dicela karena kepalanya kecil, elok dan tampan. Mata yang memandangnya tidak lolos karena perawakannya yang pendek dan tidak sebal karena perawakannya yang tinggi. Beliau bukan orang yang terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek. Persendian-persendiannya yangpokok besar. Telapak kakinya tebal. Jika berjalan seakan-akan sedang berjalan di jalanan yang menurun, jika menoleh seluruh badannya ikut menoleh. Abu Hurairah berkata, Tidak pernah kulihat sesuatu yang lebih bagus daripada diri Rasulullah n. Seakan-akan matahari berjalan di wajahnya dan tidak pernah kulihat seseorang ynag jalannya lebih cepat daripada rasulullah n. seakan-akan tanah menjadi landai bagi beliau. Kami sudah berusaha mencurahkan kekuatan, tetapi seakanakan beliau tidak peduli. Kesempurnaan Jiwa dan Akhlak beliau Nabi n berbeda dengan yang lain karena kefasihan bicaranya, kejelasan ucapannya, lancar, jernih kata-katanya, jelas pengucapan dan maknanya, sedikit ditahan, serta disisipi kata-kata yang luas maknanya. Beliau mengetahui logat-loga bangsa Arab, berbicara dengan setiap kabilah arab menurut loga masing-masing, berdialog dengan mereka menurut bahasa masing-masing. Ada

kekuatan pola bahasa Badui yang cadas berhimpun pada dirinya. Begitu pula kejernihan dan kejelasan cara bicara orang yang sudah beradab, berkat kekuatan yang datang dari ilahi dan dilantarkan lewat wahyu. Beliau adalah orang yang lembut, murah hati, mampu menguasai diri, suka memaafkan saat memegang kekuasaan dan sabar saat ditekan. Beliau tidak membalas untuk dirinya sendiri kecuali jika ada pelanggaran terhadap kehormatan Allah, lalu dia membalas karena Allah. Beliau adalah orang yang paling tidak mudah marah dan paling cepat ridha. Di antara sifat kemurahan hati dan kedermawanan bleiau yang sulit digambarkan, bahwa beliau memberikan apa pun dan tidak takut menjadi miskin. Ibnu Abbas berkata, Nabi n adalah orang yang paling murah hati. Kemurahan hati beliau yang paling menonjol adalah pada bulan Ramadhan. Rasulullah memiliki keberanian, patrionisme dan kekuatan. Beliau adalah orang yang paling pemberani mendatangi tempat-tempat yang sulit. Berapa banyak para pemberani dan patriot yang justru lari dari hadapan beliau. Ali berkata, Jika kami sedang dikepung ketakutan dan bahaya, maka kami berlindung kepada rasulullah n. Tak seorangpun yang lebih dekat jaraknya dengan musuh selain beliau. Nabi n adalah orang yang paling malu dan suka menundukkan mata. Abu Said al Khudry berkata, beliau adalah orang yang lebih pemalu daripada gadis di tempat pingitannya. Jika tidak menyukai sesuatu, maka bisa diketahui dari raut mukanya. Beliau tidak pernah lama memandang ke wajah seseorang, menundukkan pandangan, lebih banyak memandang ke arah tanah daripada memandang ke arah langit, pandangannya jeli, tidak berbicara langsung di hadapan seseorang yang membuatnya malu. Tidak menyebut nama seseorang secara jelas jika beliau mendengar sesuatu yang kurang disenangi. Nabi n adalah orang ynag paling adil, paling mampu menahan diri, paling jujur perkataannya dan paling besar amanatnya. Beliau adalah orang yang paling tawadhu (merendahkan diri) dan paling jauh dari sifat sombong. Beliau tidak menginginkan orang-orang berdiri saat menyambut kedatangannya seperti yang dilakukan terhadap para raja. Beliau adalah orang yang paling aktif memenuhi janji, menyambung tali persaudaraan, paling menyayangi dan bersikap lemah lembut terhadap orang lain, paling bagus pergaulannya, paling lurus akhlaknya, paling jauh dari akhlak yang buruk. Beliau lebih banyak diam, tidak berbicara yang tidak diperlukan, berpaling dari orang yang berbicara dengan apa yang tidak baik. Tawanya berupa senyuman, perkataannya terinci, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Para shahabat tertawa jika beliau tersenyum, karena mereka hormat dan mengikuti beliau.

Sifat-sifat sempurna inilah yang membuat jiwa manusia merasa dekat dengan beliau, membuat hati mereka mencintai beliau, menempatkan bleiau sebagai pemimpin yang menjadi tumpuan harapan hati. Bahkan orang-orang yang dulunya bersikap keras terhadap beliau berubah menjadi lemah lembut, hingga akhirnya manusia masuk ke dalam agama Allah secara berbondongbondong..

Suami Penuh Cinta


Sun, Oct 10, 2010 Muslimah, Tajribah Apabila datang laki-laki (untuk meminang) yang kamu ridhoi agama dan akhlaknya maka nikahkanlah dia, dan bila tidak kamu lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar. (HR. At Tirmidzi dan Ahmad).

Jalan hidup ini, menyadarkanku bahwa sebenarnya kita tengah menjalani takdir-Nya. Bahwa apa dan bagaimanapun rencana tersusun matang, semua tidak akan berlaku tanpa izin dan kehendakNya. Seperti yang terjadi padaku Ketika tiba-tiba seorang ustadzah memberiku tawaran untuk menikah, satu persatu rencana yang ada di pikiranku saat itu memudar. Bukan apa-apa, aku hanya merasa tidak ada alasan bagiku untuk menolaknya. Usiaku waktu itu yang masih terbilang muda, membuatku sama sekali tidak berpikir bahwa aku akan segera menikah. Meskipun waktu tawaran itu datang, aku merasa ini jawaban Alloh atas permohonanku akan hadirnya seorang teman yang bisa menguatkanku di saat aku menghadapi bapak yang semakin antipati terhadap jilbab dan kegiatan keislaman yang kuikuti. Teman, yang ketika aku membutuhkan tempat bercerita dia bisa dan mau mendengar. Teman, yang ketika aku membutuhkan tambahan kekuatan untuk bertahan, ia bisa membantu. Bukan teman yang ketika aku sedih teringat bapak, dia juga ikut bersedih dan malah menangis, semakin menambah kesedihanku karena perasaan bersalah sudah menularkan kesedihan ini kepada orang lain. Subhanalloh, Alloh mengirim seorang suami sebagai jawaban doaku tersebut. Memang, suamilah yang nantinya akan selalu bisa menjadi teman yang membantu menguatkan ketika seorang wanita lemah. Suamilah yang juga bisa diharapkan masuk dan mempengaruhi keluarga istri untuk lebih dekat kepada Islam. Dan sekali lagi, aku tidak punya alasan menolaknya, apalagi setelah dia menyatakan siap menghadapi bapak beserta saingannya, calon suami yang sudah disiapkan bapak untukku, asal

aku juga maju. Bahkan, kedua orangtuanya yang waktu itu belum aku kenalpun menyatakan siap melindungiku. Ya Alloh, kali ini izinkan hamba meneteskan air mata untuk sebuah perasaan yang sulit diterjemahkan. Haru, bahagia, takut, tapi ingin Haru, karena Alloh ternyata begitu cepat mengikatkan hati-hati ini. Bahagia, karena ternyata aku tidak sendiri. Takut tidak bisa mendampinginya dengan baik nantinya. Ingin Aku ingin punya orangtua seperti orangtuanya, calon mertuaku. Tapi tidak, bagaimanapun sikap bapak terhadapku, dia tetap orangtuaku, yang selalu ingin aku hormati. Aku yakin, suatu saat nanti Alloh izinkan kami melangkah bersama-sama dalam indahnya hidayah. Aku yakin, sekeras apapun hati bapak, dengan doa tiada henti, suatu hari nanti beliau akan berubah. Bukankah sahabat Umar bin Khottob juga berhati keras sebelum masuk Islam *** Alhamdulillah, melalui pakdhe, aku bisa membujuk bapak untuk menerimamu menghadapnya. Menjelaskan maksud kedatanganmu, aku tahu, engkau berusaha menekankan kepada bapak bahwa jilbabkulah yang membuatmu tertarik untuk melamarku. Jilbab yang selama ini ditentang bapak habis-habisan. Atas kehendak Alloh, bapak menerimamu menjadi menantunya. Mudah-mudahan melembutnya hati ini menjadi awal kelembutan hati bapak selanjutnya untuk menerima hidayah-Mu ya Alloh. Izinkan kami terus berusaha. Antara percaya dan tidak, akhirnya hari yang telah ditetapkan pun tiba. Ada ketakutan dalam hatiku, kalau-kalau walimahan nanti akan ada banyak penyimpangan. Tapi Allohu Akbar, entah apa yang membuat bapak menuruti segala kata-katamu. Entah bagaimana engkau merangkai kata begitu lembut hingga mampu mengeluarkan hujjah yang bisa diterima oleh orang sekeras bapak. Alhamdulillah, bagaimana aku harus mensyukuri ke Maha Besaran-Mu ya AllohWalimatul ursy berlangsung tanpa janur (Janur yang sudah disiapkan tidak jadi dipasang) dan tanpa simbol-simbol lain yang mengarah kepada kesyirikan dan bidah. Semuanya, subhanalloh, karena kepandaianmu menghadapi bapak, dengan izin Alloh tentunya. Pun ketika bapak berkeras supaya aku dirias seperti pengantin-pengantin lain, engkau mengatakan bahwa engkau tidak rela kalau bibirku pecah-pecah karena dilipstik. Dan bibirkuternyata memang pecahpecah begitu dilipstik, hingga bapak kemudian menyuruhku menghapus seluruh riasanku dan membiarkanku tampil biasa. Tentang musik, engkau mengatakan bahwa nantinya musik hanya akan mengganggu. Konsentrasi kita menemui tamu-tamu terbagi untuk mendengarkan musik. Jawaban sederhana yang ternyata bisa diterima bapak. Sound sistem yang sudah terpasangpun akhirnya nganggur. Mungkin, satu yang membuat perdebatan panjang, dipisahkannya tamu laki-laki dan wanita. Bapak berkeras itu tidak bisa dilaksanakan karena tidak biasa. Itu pun kemudian, engkau bisa memberikan alternatif sebagai jalan tengah kepada bapak. Tamu laki-laki dan wanita terpisah harinya. Kalau walimatul Ursy harus berlangsung lebih dari sehari menurutmu itu lebih baik daripada terjadi ikhtilat. Toh bapak juga merencanakan walimahan berlangsung selama tiga hari.

Lelah, setelah dua hari tamu datang tiada henti. Tapi Alhamdulillah, sesuai rencana. Ya Alloh, inilah usaha maksimal yang bisa kami lakukan. Mudah-mudahan Engkau berkenan melimpahkan barokah kepada pernikahan dan rumah tangga kami. Saat pertama aku mengagumimu suamiku, adalah saat-saat dimana engkau selalu minta izin ke masjid setiap adzan berkumandang, meskipun saat itu kita sedang sibuk menerima tamu di hari pernikahan kita. Ya Alloh, ikatkan selalu hatinya dengan rumah-MuKami tahu, masih panjang jalan yang harus kami lalui, mungkin berliku-liku bahkan penuh onak dan duri. Tapi kami yakin, selalu ada kuasa-Mu di setiap fase-fase perjalanan yang kami tempuh, bahkan di setiap lini yang kami lewati. (Ummu Ahmad).

Cinta Suami Tercinta


Tue, May 18, 2010 Tajribah Apabila datang laki-laki (untuk meminang) yang kamu ridhoi agamanya dan akhlaknya maka kawinkanlah dia, dan bila tidak kamu lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas (HR. At Tirmidzi dan Ahmad) Jalan hidup ini, menyadarkanku bahwa sebenarnya kita tengah menjalani takdir-Nya. Bahwa apa dan bagaimanapun rencana tersusun matang, semua tidak akan berlaku tanpa izin dan kehendakNya. Seperti yang terjadi padaku Ketika tiba-tiba seorang ustadzah memberiku tawaran untuk menikah, satu persatu rencana yang ada di pikiranku saat itu memudar. Bukan apa-apa, aku hanya merasa tidak ada alasan bagiku untuk menolaknya. Usiaku waktu itu yang masih terbilang muda, membuatku sama sekali tidak berpikir bahwa aku akan segera menikah. Meskipun waktu tawaran itu datang, aku merasa ini jawaban Alloh atas permohonanku akan hadirnya seorang teman yang bisa menguatkanku di saat aku menghadapi bapak yang semakin antipati terhadap jilbab dan kegiatan keislaman yang kuikuti. Teman, yang ketika aku membutuhkan tempat bercerita dia bisa dan mau mendengar. Teman, yang ketika aku membutuhkan tambahan kekuatan untuk bertahan, ia bisa membantu. Bukan teman yang ketika aku sedih teringat bapak, dia juga ikut bersedih dan malah menangis, semakin menambah kesedihanku karena perasaan bersalah sudah menularkan kesedihan ini kepada orang lain. Subhanalloh, Alloh mengirim seorang suami sebagai jawaban doaku tersebut. Memang, suamilah yang nantinya akan selalu bisa menjadi teman yang membantu menguatkan ketika seorang wanita lemah. Suamilah yang juga bisa diharapkan masuk dan mempengaruhi keluarga istri untuk lebih dekat kepada Islam.

Dan sekali lagi, aku tidak punya alasan menolaknya, apalagi setelah dia menyatakan siap menghadapi bapak beserta saingannya, calon suami yang sudah disiapkan bapak untukku, asal aku juga maju. Bahkan, kedua orangtuanya yang waktu itu belum aku kenalpun menyatakan siap melindungiku. Ya Alloh, kali ini izinkan hamba meneteskan air mata untuk sebuah perasaan yang sulit diterjemahkan. Haru, bahagia, takut, tapi ingin Haru, karena Alloh ternyata begitu cepat mengikatkan hati-hati ini. Bahagia, karena ternyata aku tidak sendiri. Takut tidak bisa mendampinginya dengan baik nantinya. Ingin Aku ingin punya orangtua seperti orangtuanya, calon mertuaku. Tapi tidak, bagaimanapun sikap bapak terhadapku, dia tetap orangtuaku, yang selalu ingin aku hormati. Aku yakin, suatu saat nanti Alloh izinkan kami melangkah bersama-sama dalam indahnya hidayah. Aku yakin, sekeras apapun hati bapak, dengan doa tiada henti, suatu hari nanti beliau akan berubah. Bukankah sahabat Umar bin Khottob juga berhati keras sebelum masuk Islam *** Alhamdulillah, melalui pakdhe, aku bisa membujuk bapak untuk menerimamu menghadapnya. Menjelaskan maksud kedatanganmu, aku tahu, engkau berusaha menekankan kepada bapak bahwa jilbabkulah yang membuatmu tertarik untuk melamarku. Jilbab yang selama ini ditentang bapak habis-habisan. Atas kehendak Alloh, bapak menerimamu menjadi menantunya. Mudah-mudahan melembutnya hati ini menjadi awal kelembutan hati bapak selanjutnya untuk menerima hidayah-Mu ya Alloh. Izinkan kami terus berusaha. Antara percaya dan tidak, akhirnya hari yang telah ditetapkan pun tiba. Ada ketakutan dalam hatiku, kalau-kalau walimahan nanti akan ada banyak penyimpangan. Tapi Allohu Akbar, entah apa yang membuat bapak menuruti segala kata-katamu. Entah bagaimana engkau merangkai kata begitu lembut hingga mampu mengeluarkan hujjah yang bisa diterima oleh orang sekeras bapak. Alhamdulillah, bagaimana aku harus mensyukuri ke Maha Besaran-Mu ya AllohWalimatul ursy berlangsung tanpa janur (Janur yang sudah disiapkan tidak jadi dipasang) dan tanpa simbol-simbol lain yang mengarah kepada kesyirikan dan bidah. Semuanya, subhanalloh, karena kepandaianmu menghadapi bapak, dengan izin Alloh tentunya. Pun ketika bapak berkeras supaya aku dirias seperti pengantin-pengantin lain, engkau mengatakan bahwa engkau tidak rela kalau bibirku pecah-pecah karena dilipstik. Dan bibirkuternyata memang pecah-pecah begitu dilipstik, hingga bapak kemudian menyuruhku menghapus seluruh riasanku dan membiarkanku tampil biasa. Tentang musik, engkau mengatakan bahwa nantinya musik hanya akan mengganggu. Konsentrasi kita menemui tamu-tamu terbagi untuk mendengarkan musik. Jawaban sederhana yang ternyata bisa diterima bapak. Sound sistem yang sudah terpasangpun akhirnya nganggur. Mungkin, satu yang membuat perdebatan panjang, dipisahkannya tamu laki-laki dan wanita. Bapak berkeras itu tidak bisa dilaksanakan karena tidak biasa. Itu pun kemudian, engkau bisa memberikan alternatif sebagai jalan tengah kepada bapak. Tamu laki-laki dan wanita terpisah

harinya. Kalau walimatul Ursy harus berlangsung lebih dari sehari menurutmu itu lebih baik daripada terjadi ikhtilat. Toh bapak juga merencanakan walimahan berlangsung selama tiga hari. Lelah, setelah dua hari tamu datang tiada henti. Tapi Alhamdulillah, sesuai rencana. Ya Alloh, inilah usaha maksimal yang bisa kami lakukan. Mudah-mudahan Engkau berkenan melimpahkan barokah kepada pernikahan dan rumah tangga kami. Saat pertama aku mengagumimu, suamiku, adalah saat-saat dimana engkau selalu minta izin ke masjid setiap adzan berkumandang, meskipun saat itu kita sedang sibuk menerima tamu di hari pernikahan kita. Ya Alloh, ikatkan selalu hatinya dengan rumah-MuKami tahu, masih panjang jalan yang harus kami lalui, mungkin berliku-liku bahkan penuh onak dan duri. Tapi kami yakin, selalu ada kuasa-Mu di setiap fase-fase perjalanan yang kami tempuh, bahkan di setiap lini yang kami lewati. **Diambil dari catatan Ummu Ahmad dengan lisensi suami dan juga penulis sendiri**..

Hati Sebening Embun


Fri, Oct 8, 2010 Tajribah Manusia hanya bisa berencana, selanjutnya keputusan tetap ada di tangan Allah Yang Maha Tahu apa pun yang terbaik bagi hamba-Nya. Setidaknya itulah hikmah yang dapat kami petik dari perjalanan keluarga kami. Tujuh tahun yang lalu, pertama kali kami datang ke desa ini, waktu itu kami hanya berdua, masih pengantin baru. Masih sangat jelas dalam ingatan, bagaimana para tetangga menyambut kami dengan lirikan yang sangat sulit untuk diterjemahkan. Tapi sekilas kami tahu, mereka melirik jilbab lebar nan gelap yang kupakai. Hari berlalu, kami yang sama-sama berasal dari kota, sempat merasa kaget tiba-tiba harus tinggal di desa yang jauh dari keramaian dan fasilitas umum. Apalagi menyadari betapa kritisnya masyarakat desa menilai setiap tindak-tanduk kami. Pemahaman yang berbeda membuat kami sering merasa tidak cocok dengan budaya yang berkembang di desa yang tenang ini. Satu hal yang kami syukuri, hampir seluruh warga desa ini beragama Islam. Melihat kebaikan hati mereka, kami yakin suatu saat nanti desa ini bisa berubah menjadi desa yang masyarakatnya mengamalkan ajaran Islam secara kaffah. Di desa ini, sejak tujuh tahun yang lalu, kami merasakan keindahan hidup bertetangga bersama saudara-saudara seiman yang dipenuhi ketulusan dan tanpa pamrih. Apalagi sejak kelahiran anak pertama kami, rasanya dia benar-benar anak yang membawa rizqi.

Kalau ada wanita hamil yang mendapatkan perawatan penuh dari mulai kontrol perkembangan keadaan kandungan, vitamin dan obat-obatan yang diperlukan bila ada keluhan, sampai asupan gizi dan makanan yang masuk, saya adalah wanita beruntung itu. Dan bidan baik yang menangani saya selalu menjawab dengan nada bercanda, Bayarnya nanti aja kalau sudah punya uang sepuluh juta setiap kami tanya berapa yang harus kami bayar untuk jasanya memeriksa kandungan saya atau untuk obat-obatan yang sudah diberinya. Bukan itu saja, sering beliau membuatkan makanan penuh gizi yang kemudian diantarkannya ke rumah kami dengan pesan, Dimakan ya, dihabiskan, biar cucuku nanti sehat! Subhanallah, beliau menganggap bayi yang ada dalam kandungan saya cucunya. Bahkan ketika akhirnya anak kami lahir di rumahnya, beliau menjawab dengan jawaban yang sama seperti yang selalu beliau ucapkan waktu kami bertanya tentang uang yang harus kami keluarkan. Pun saat bayi kami berumur tujuh hari, beliau bersama suaminya mengumpulkan anak-anaknya beserta keluarga besarnya untuk bersama-sama mengadakan aqiqoh untuk anak kami yang akhirnya terselenggara dengan sangat meriah. Kami yang saat itu memiliki dana yang terbatas, sungguh tak menyangka kalau akhirnya acara berlangsung besar-besaran. Dan nama anak pertama kami, adalah pemberian beliau berdua, bu bidan yang baik hati dan suaminya. Pun setelah itu, selama tujuh tahun kami hidup di desa ini, bila ada anggota keluarga kami yang sakit, beliau selalu siap turun tangan. Ya Allah, terima kasih telah Kau kirim kepada kami orang sebaik beliau, yang selalu siap mengulurkan tangan bila kami sakit layaknya kami ini adalah anaknya, juga merawat dengan sepenuh hati anak kami bila dia sakit seperti merawat cucunya sendiri. Hanya Engkau yang bisa membalas segala kebaikannya. Di desa ini juga, anak-anak kami memiliki seorang tetangga yang mereka panggil dengan sebutan Mbah Putri yang karena ketulusan hatinya anak-anak kami bisa begitu dekat dengan beliau hingga mendoakan beliau setiap selesai sholat menjadi wajib bagi mereka. Kalau ada rumah yang bisa membuat mereka sangat betah berlama-lama selain rumah mereka sendiri, itu adalah rumah beliau. Beliaulah yang selalu berpesan kepada kami, Kalau ada apa-apa, jangan dipendam sendiri. Kan ada ibumu ini Pun di desa ini juga, keluarga kecil kami yang setiap hari harus berhemat karena terbatasnya anggaran belanja, hampir selalu bisa menikmati menu-menu kegemaran kami. Kalau ada orang yang belanja kebutuhan memasak kemudian ketika akan membayar, sang penjual mengatakan, Udah uangnya dibawa saja! Saya titip buat jajan anak-anak ya !, sayalah pembeli yang sering membawa kembali pulang uang yang sedianya akan saya gunakan untuk membayar belanjaan saya. Alhamdulillah ya Allah. Dan di desa ini juga, kami bertemu dengan seorang tetangga yang selalu siap membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga kami yang ketika kami mengulurkan uang sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah dia bantu, dia akan mengatakan, Udah, gampang, lain kali saja, buat kebutuhan yang lain saja dulu. Hanya ini yang bisa saya lakukan, saya minta maaf kalau nggak bisa bantu apa-apa. .

Ada juga seorang sahabat, yang bila mendapatkan rizqi lebih, dia akan membagi dua, satu bagian untuk keluarganya sendiri dan satu bagian lagi yang sama besar untuk keluarga kami. Ya Allah, begitu banyak manusia berhati malaikat yang kami temui di desa ini Namun, ada pertemuan, ada perpisahan. Tujuh tahun kami menikmati keindahan hidup bertetangga di desa yang dulu kami tidak pernah membayangkan akan selama ini kami tinggal disini, akhirnya tibalah saatnya kami mengambil keputusan berat yang mau tidak mau harus kami ambil, yaitu ketika dua buah hati kami harus masuk sekolah secara bersamaan dan membutuhkan banyak biaya. Ada sebuah dilema yang sangat menyiksa hati kami selama ini. Dilema yang kami yakin pernah dialami oleh orang-orang yang bergerak di jalan dakwah seperti kami. Kebutuhan keluarga yang terus menanjak naik seiring bertambahnya jumlah anggota keluarga kami, sementara waktu yang terlanjur tersita untuk kegiatan belajar dan mengajarkan ilmu dien kepada mutaalim, membuat kami merasa sering tidak bisa menjaga keikhlasan. Astaghfirullahal Azhim, aku memohon ampunanmu ya Allah., Mana yang akan kita pilih, ketika suatu saat kita dihadapkan kepada pilihan mengajarkan ilmu di lahan basah dan lahan kering, sementara di rumah, keluarga kita membutuhkan nafaqoh? Sungguh, sangat berat bagi kami meninggalkan sebuah desa dimana disinilah kami menemukan orangtua baru, sebagai pengganti orangtua kami yang jauh. Sungguh, sangat berat bagi kami meninggalkan sebuah desa tempat dimana anak-anak kami dilahirkan dan tumbuh di usia emasnya, belajar untuk menjadi hamba-hamba Allah yang hanif dan tulus dari teman-teman mereka dan orang-orang di desa ini. Ya Allah, karena keyakinan yang Kau tanamkan di hati kami lah akhirnya kami mengambil keputusan yang sesungguhnya sangat berat, pindah. Kami yakin, lahan dakwah sangatlah luas, tidak hanya di desa kenangan kami. Jadikan kami manusia-manusia yang istiqomah menjaga hati dan kemauan untuk tetap berusaha berjalan di jalan-Mu di tempat baru kami nanti. (Waru, selalu ada kerinduan setiap kali mengenangmu) Ummu Rizki ~Tajribah ini sudah mendapat lisensi dari suami dan diterbitkan di majalah ar-Risalah~

Anda mungkin juga menyukai