Anda di halaman 1dari 12

MORALITAS DAN ETIKA

KEILMUAN
Oleh: Kelompok 12
Nama Anggota Kelompok

01 02
2240020018 2240020025
Silvia Ramadani Miea Audina

03 04
2240020040 2240020042
Anis Sakinah Dwi Putri Puspitasari
• Moralitas adalah suatu ketentuan-ketentuan kesusilaan yang
MORALITAS
mengikat perilaku sosial manusia untuk terwujudnya
dinamisasi kehidupan di dunia, kaidah (norma-norma) itu
ditetapkan berdasarkan konsensus kolektif, yang pada
dasarnya moral diterangkan berdasarkan akal sehat yang
objektif.
• Moral secara etimologi diartikan:
a) Keseluruhan kaidah-kaidah kesusilaan dan kebiasaan yang
berlaku pada kelompok tertentu,
b) Ajaran kesusilaan, dengan kata lain ajaran tentang azas dan
kaidah kesusilaan yang dipelajari secara sistimatika dalam
etika.
Secara terminologi moralitas diartikan oleh berbagai tokoh dan aliran-
aliran yang memiliki sudut pandang yang berbeda.
1. Franz Magnis Suseno Menurutnya, moralitas adalah sikap hati yang
terungkap dalam perbuatan lahiriah (mengingat bahwa tindakan
merupakan ungkapan sepenuhnya dari hati),
2. Menurut W. Poespoprodjo, moralitas adalah kualitas dalam perbuatan
manusia yang dengan itu kita berkata bahwa perbuatan itu benar atau
salah, baik atau buruk atau dengan kata lain moralitas mencakup
pengertian tentang baik buruknya perbuatan manusia.
3. Immanuel Kant, mengatakan bahwa moralitas itu menyangkut hal baik
dan buruk, yang dalam bahasa Kant, apa yang baik pada diri sendiri, yang
baik pada tiap pembatasan sama sekali. i beberapa segi, melainkan baik
begitu saja atau baik secara mutlak.
4. Emile Durkheim mengatakan, moralitas adalah suatu sistem kaidah atau
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
perubahan moral
1. Longgarnya pegangan terhadap agama
2. Kurang efektifnya pembinaan moral yang
dilakukan oleh rumahtangga, sekolah maupun
masyarakat.
3. Dasarnya harus budaya materialistis,
hedonistis dan sekularistis.
ETIKA
Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno ethos.
Kata ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak
arti: tempat tinggal yang biasa; pada rumput, kandang;
kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara
berpiki. Etika merupakan sebuah refleksi kritis dan
rasional mengenai nilai etika dan pola perilaku hidup
manusia. Etika membicarakan soal nilai yang
merupakan salah satu dari cabang filsafat.
Beberapa tokoh memiliki sudut pandang yang
berbeda mengenai etika diantaranya:
Drs. O.P. SIMORANGKIR: Etika atau etik sebagai pandangan
manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat: etika adalah teori
tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi
baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
• Drs. H. Burhanuddin Salam: etika adalah cabang filsafat
yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tingkah laku
moral dapat dihampiri berdasarkan atas tiga macam
pendekatan, yaitu:
1. Etika Deskriptif adalah cara melukiskan tingkah laku
moral dalam arti luas
2. Etika Normatif mendasarkan pendiriannya atas norma.
3. Etika normatif ini dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Etika Umum
b. Etika khusus
4. Etika Metaetika, yaitu kajian etika yang ditujukan pada
ungkapan-ungkapan etis.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai,
Moral dan Sikap:
1. Lingkungan keluarga.
2. Lingkungan Sekolah.
3. Lingkungan Pergaulan.
4. Lingkungan Masyarakat
Perbedaan Antara Etika dan Moral
Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-
hari ada sedikit perbedaan. Moral atau moralitas dipakai
untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai
untuk pengkajian system nilai yang ada. Kesadaran moral
serta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam
bahasa asing disebut conscience, conscientia, gewissen,
geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb, fu'ad.
Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu:
1. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan
tindakan yang bermoral.
2. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan
objektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umumk dapat
diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan
dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat
disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi
setiap orang yang berada dalam situasi yang sejenis.
3. Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai