Anda di halaman 1dari 4

Diare itu suatu penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar 

terus
menerus yang biasanya kira-kira tiga kali sehari disertai adanya perubahan bentuk dan warna
dari tinja. Biasanya dikenal diare akut yang timbul dengan tiba-tiba dan terjadi berhari-hari.
Diare kronis berlangsung lebih dari tiga minggu biasanya disebabkan dari makanan tercemar dan
penyebab yang lain. Kenapa diare jangan dianggap remeh? karena penyakit diare termasuk
dalam 8 penyakit utama di Indonesia menurut survey kesehatan rumah tangga 1986. Angka
kesakitan diare mencapai 200 sampai 400  kejadian tiap 1000 penduduk setiap tahun. Biasanya
sebagian besar penderitanya adalah anak balita dan 1% – 2% dan bila tidak di tolong akan
meninggal,sekitar 300ribu sampai 500ribu anak balita yang meninggak gara-gara diare. Cara
yang paling efektif untuk mengatasi diare itu dengan menggunakan ORALIT. Untuk lebih
meningkatkan dilakukan penyuluhan bersama masyarakat. Faktor penyebab diare itu,disebabkan
dari infeksi bakteri,virus,atau parasit juga dapat disebabkan dari factor penyerapan
makanan,keracunan makanan,alergi. Yang menjadi bahaya utama diare adalah kematian yang
disebabkan karena hilangnya cairan tubuh yang biasa disebut DEHIDRASI. Kematian lebih
cepat terjadi pada anak yang kekurangan gizi karena gizi buruk si penderita tidak merasa lapar
dan orangtuanya tidak member makan. Lingkungan juga berpengaruh seperti higienis dan
sanitasi yang buruk dapat mempermudah tertularnya diare melalui makanaan dan minuman yang
tercemar kuman penyebab diare. Factor social budaya seperti pendidikan,pekerjaan. Gaya hidup
masyarakat yang asal-asalan misalnya buang tinja dikebun,di sawah,disungai,minum air yang
tidak dimasak dan berobat sendiri dengan cara yang tidak tepat. Dehidrasi bisa terjadi pada usus
karena usus bekerja tidak sempurna sehingga sebagian besar air dan zat-zat terlarutn didalamnya
dibuang bersama tinja sampai akhirnya tubuh kehilangan cairan. Bila berat badan turun 5%
termasuk dehidrasi ringan,berat badan turun 5%-10% termasuk dehidrasi sedang dan bila berat
badan turun lebih dari 10% termasuk dehidrasi berat. Pengobatan diare, rehidrasi itu upaya
menggantikan cairan tubuh yang keluar bersama tinja dengan cairan yang memadai melalui oral
atau parenteral. Cairan rehidrasi yang biasa dipakai oleh masyarakat adalah air kelapa,air tajin,air
susu ibu,air teh encer,sup wortel,air perasan buah,dan larutan gula garam.

Sebagai perbandingan dapat diambil hasil penelitian di bali dan Bangladesh. Hasil penelitian
pemasyarakatan oralit didua desa kabupaten badung,bali menunjukan bahwa 82%penduduk des
tuban dan 92% penduduk desa abiansemal mengerti oralit,dengan sumber informasi berasal dari
tenaga kesehatan. 42% penduduk tuban dan 48% penduduk abiansemal dapat membuat oralit
sendiri namun 49% penduduk dituban dan 60% penduduk di abiansemal tidak yakin akan
khasiatnya. Hasil pemakaian oralit menyatakan bahwa 84% berhasil,6% tidak berhasil,5% biasa
saja dan 4% hanya sebagai penghilang haus. Maka dari itu perlu perhatian utama terhadap factor
kebersihan harus lebih di utamakan dan penyuluhan ini diutamakan  untuk ibu anak balita yang
berpendidikan social dan ekonomi rendah.

 
Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar Biasa ) seperti halnya Kolera
dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.Namun dengan tatalaksana
diare yang cepat, tepat dan bermutu kematian dpt ditekan seminimal mungkin. Pada bulan
Oktober 1992 ditemukan strain baru yaitu Vibrio Cholera 0139 yang kemudian digantikan Vibrio
cholera strain El Tor di tahun 1993 dan kemudian menghilang dalam tahun 1995-1996, kecuali
di India dan Bangladesh yang masih ditemukan. Sedangkan E. Coli 0157 sebagai penyebab diare
berdarah dan HUS ( Haemolytic Uremia Syndrome ). KLB pernah terjadi di USA, Jepang,
Afrika selatan dan Australia. Dan untuk Indonesia sendiri kedua strain diatas belum pernah
terdeksi.

Definisi
Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja , yang
melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya. (3 kali atau
lebih dalam 1 hari.

Faktor yang mempengaruhi diare :


Lingkungan Gizi Kependudukan
Pendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku Masyarakat

Penyebab terjadinya diare :


1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia
3. Kurang gizi
4. Alergi terhadap susu
5. Immuno defesiensi

Cara penularan :
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja /
muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar
dipergunakan untuk menyuap makanan.

Istilah diare :
Diare akut = kurang dari 2 minggu
Diare Persisten = lebih dari 2 minggu
Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendir
Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif :
Tatalaksana penderita diare di rumah
Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada
berikan oralit)
Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra
sesudah diare.
Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau :
1. buang air besar makin sering dan banyak sekali
2. muntah terus menerus
3. rasa haus yang nyata
4. tidak dapat minum atau makan
5. demam tinggi
6. ada darah dalam tinja

Kriteria KLB/Diare :
Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3 kurun
waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). - Peningkatan kejadian/kematian kasus diare 2 kali
/lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasa terjadi pada kurun waktu
sebelumnya (jam, hari, minggu). - CFR karena diare dalam kurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priode sebelumnya.

Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.

1. Masa pra KLB


Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem
Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukan langkah-langkh lainnya :
1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik.
2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4. Memperbaiki kerja laboratorium
5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain

Tim Gerak Cepat (TGC) :


Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan
wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan
epideomologis. Tugas /kegiatan :

Pengamatan :
Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.
Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga
Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber
penularan.
Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan.
Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga
Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap

2. Pembentukan Pusat Rehidrasi


Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
Tugas pusat rehidrasi :
Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb.
Memberikan data penderita ke Petugas TGC
Mengatur logistik
Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk diinfus,
rawat jalan, obat yang digunakan dsb.

Anda mungkin juga menyukai