islam
Dosen pengampu:
Dr.Rodlyah khuza’i, Dra.,M.Ag.
Disusun oleh:
M Izza Hanifan
10090219118
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunianya kita masih diberikan nikmat iman dan nikmat islam. Shalawat serta salam selalu
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta kepada keluarganya, sahabatnya,
kerabatnya serta umatnya hingga akhir zaman. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang bertemakan “Sejarah Peradaban Islam pada Masa turki utsmani’ dengan tepat
waktu. Makalah “Sejarah Peradaban Islam pada Masa turki utsmani” disusun untuk memenuhi
tugas pada bidang studi Ekonomi dan Bisnis mata kuliah Sejarah Perkembangan Islam di
Universtitas Islam Bandung. Penulis juga berharap bahwa makalah ini dapat memberi dan
menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Rodliyah Khuza'i,
Dra., M.Ag. selaku dosen mata kuliah Sejarah Perkembangan Islam. Tugas yang diberikan ini
memberikan wawasan serta ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan oleh karena itu,
kritik serta saran yang bersifat membangun akan penulis terima untuk kesempurnaan makalah
ini.
M Izza Hanifan
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latarbelakang Masalah
Setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan dari tentara mongol,
kekuatan politik Islam juga mengalami kemunduran-kemunduran secara drastis. Wilayah
kekuasaannya juga tercabik-cabik menjadi beberapa kerajaan kecil dan antara yang satu
dengan yang lainnya saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam
banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.
Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali
setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di
India, dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani di Turki merupakan kerajaan yang pertama
berdiri, dan juga yang terbesar dan paling lama bertahan di banding dua kerajaan lain.
Kerajaan Turki Usmani inilah yang menjadi sebuah pioner dalam perkembangan dunia Islam
pada masanya dan juga kehancurannya menjadi sebuah pembuka masuknya era industrialisasi
ke dunia Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bidang Kemiliteran
Para pemimpin kerajaan Turki Usmani adalah orang-orang yang kuat, sehingga
kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Namun, kerajaan Turki Usmani
mencapai masa keemasannya bukan semata-mata karena keunggulan politik para
pemimpinnya. Akan tetapi yang terpenting diantaranya adalah keberanian, ketrampilan,
ketangguhan, dan kekuatan militernya yang sanngup bertempur kapan saja dan dimana saja.
Orkhan pemimpin Turki Usmani yang pertama kali mengorganisasi kekuatan militer
dengan baik serta taktik dan strategi tempur yang teratur. Pada periode ini tentara Islam
pertama kali masuk ke Eropa. Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan utama
tentara. Pertama, tentara Sipahi (tentara reguler) yang mendapatkan gaji tiap bulannya. Kedua,
tentara Hazeb (tentara ireguler) yang di gaji pada saat mendapatkan harta rampasan perang
(Mal al-Ghanimah). Ketiga, tentara Jenissary atau Inkisyariyah (tentara yang direkrut pada saat
berumur 12 tahun, kebanyakan adalah anak-anak Kristen yang dibimbing Islam dengan disiplin
yang kuat). Pasukan inilah yang dapat mengubah negara Turki Usmani menjadi mesin perang
yang paling kuat dan memberikan dorongan yang amat besar dalam penaklukan negeri-negeri
non muslim.
Orkhan juga membenahi angkatan laut karena ia mempunyai peranan yang besar dalam
perjalanan ekspansi Turki Usmani. Pada abad ke-16, angkatan laut Turki Usmani mencapai
puncak kejayaan, karena dengan cepat dapat menguasai wilayah yang amat luas baik di Asia,
Afrika, maupun Eropa. Faktor utama yang mendorong kemajuan di lapangan kemiliteran ini
adalah tabiat bangsa Turki itu sendiri yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh terhadap
peraturan. Yang mana tabiat ini merupakan tabiat yang mereka warisi dari nenek moyangnya
di Asia Tengah
2. Bidang Pemerintahan
Suksesnya Ekspansi Turki Usmani selain karena ketangguhan tentaranya juga
dibarengi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam mengelola
wilayah yang luas para raja-raja Turki Usmani senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur
pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi. Dibantu oleh shadr al-a’zham (perdana
menteri) yang membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. di
bawahnya terdapat beberapa orang al-Zanaziq atau ‘Alawiyah (bupati). Contohnya, ketika Turki
Usmani dipimpin oleh Murad II. Beliau adalah seorang penguasa yang saleh dan dicintai
rakyatnya, ia juga seorang yang sabar, cerdas, berjiwa besar, dan ahli ketatanegaraan. Bahkan
Murad II banyak mendapat pujian dari sejarawan barat.
Selain itu, di masa pemerintahan Sultan Sulaiman I untuk mengatur urusan
pemerintahan negara disusun sebuah kitab undang-undang (Qanun) yang diberi nama Multaqa
al-Abhur yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani.
4. Bidang Budaya
Pengaruh dari ekspansi wilayah Turki Usmani yang sangat luas, sehingga
kebudayaannya merupakan perpaduan macam-macam kebudayaan. Diantaranya adalah
kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak mengambil
ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Dari Bizantium, organisasi
pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap. Sedangkan dari Arab, mereka banyak menyerap
ajaran-ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial kemasyarakatan, keilmuan, dan
bahasa/huruf. Orang-orang Turki Usmani memang terkenal sebagai bangsa yang suka dan
mudah berasimilasi dengan bangsa asing dan terbuka untuk menerima kebudayaan luar.
5. Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki Usmani mempunyai peranan besar dalam
lapangan sosial dan politik. Masyarakat digolong-golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan
sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku.
Pada masa pemerintahan Sulaiman al-Qanuni rakyat muslim diwajibkan harus sholat
lima kali dan berpuasa di bulan Ramadhan. Jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai denda
namun juga sanksi badan. Sehingga sultan Sulaiman al-Qanuni bukan hanya sultan yang
paling terkenal di kalangan Turki Usmani, akan tetapi pada awal ke 16 beliau adalah kepala
negara yang paling terkenal di dunia. Beliau seorang penguasa yang shaleh, dan juga berhasil
menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Turki. Bahkan pada saat Eropa terjadi pertentangan
antara katolik, mereka diberi kebebasan dalam memilih agama dan diberikan tempat di Turki
Usmani. Bahkan Lord Cerssay mengatakan, bahwa pada zaman dimana dikenal ketidakadilan
dan kedzaliman Katolik Roma dan Protestan,
maka Sultan Sulaiman yang paling adil dengan rakyatnya meskipun ada yang tidak beragama
Islam.[10]
Di kerajaan Turki Usmani Tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling terkenal
ialah tarekat Bektasyi dan tarekat Maulawi. Kedua Tarekat banyak dianut oleh kalangan sipil
dan militer. Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh yang sangat dominan di kalangan Jenissary,
sehingga mereka sering disebut dengan tentara Bektasyi. Sementara tentara Maulawi mendapat
dukungan dari para penguasa dalam mengimbangi Jenissary Bektasyi.
Di lain pihak, kajian-kajian ilmu keagamaan seperti: Fiqh, ilmu kalam, Tafsir, dan Hadist
boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung
untuk menegakkan satu paham (Madzab) keagamaan dan menekan Madzab lainnya. Contoh
Sultan Abd Al-Hamid II begitu fanatik terhadap aliran Ash-‘Ariyah. Akibat kelesuan di bidang
ilmu keagamaan dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang.
Kemunduran Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini
disebabkan karena banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal
diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman
sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga
karena melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan
dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system
pemerintahan tidak berjalan semestinya. Selaim faktor diatas, ada juga faktor-faktor yang
menyebabkan kerajaan Usmani mengalami kemunduran, diantaranya adalah :
2. Heterogenitas Penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan,
mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi
heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah
administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi
pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat
lemah dan mempunyai perangai yang jelek.
4. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan
pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).
6. Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin
membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan
Turki pun merosot.
A. Kesimpulan
Kerajaan Turki Usmani pada awalnya hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun
dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Turki Usmani menjadi kerajaan yang
besar bertahan dalam kurun waktu yang lama. Kemajuan dan perkembangan kerajaan Turki
dalam bidang –bidang kehidupan, diantaranya:
1. Bidang Kemiliteran
2. Bidang Pemerintahan
4. Bidang Budaya
5. Bidang Keagamaan
Puncak kejayaan Turki Usmani terjadi pada masa kekuasaan Sulaiman al-Qanuni. Beliau
raja yang sangat terkenal di dunia dan juga penguasa yang Shaleh. Sedangkan periode
kemundurannya dimulai karena terjadinya perjanjian Carltouiz (26 Januari 1699) antara Turki
Usmani dengan Australia, Polandia, Venesia, dan Inggris.
B. Saran
Ilmu sejarah memang sulit kita ketahui tentang kevalitannya. Untuk mengetahui
tentang kebenaran dalam sebuah sejarah kita haruslah mecarinya secara mendetail, oleh sebab
itu, makalah ini masih jauh dari kesempurnaannya, maka penulis sangat mengharapkan
kritikan yang berupa tambahan dan sifatnya membangun untuk kesempurnaan dimasa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/article/view/1331
jejakpendidikan.com/2015/03/kejayaan-peradaban-turki-usmani.
Nata, Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam, cet. ke-2; Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2010.
Novia, Dyah Ratna Met, Kerajaan Turki Usmani, www.kerajaanturki usmani/co.id, diakses 22
Februari 2011