Anda di halaman 1dari 13

Sejarah perkembangan

islam

Dosen pengampu:
Dr.Rodlyah khuza’i, Dra.,M.Ag.

Disusun oleh:

M Izza Hanifan
10090219118

Sejarah perkembangan islam A


FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS ISLAM
BANDUNG 2021
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunianya kita masih diberikan nikmat iman dan nikmat islam. Shalawat serta salam selalu
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta kepada keluarganya, sahabatnya,
kerabatnya serta umatnya hingga akhir zaman. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang bertemakan “Sejarah Peradaban Islam pada Masa turki utsmani’ dengan tepat
waktu. Makalah “Sejarah Peradaban Islam pada Masa turki utsmani” disusun untuk memenuhi
tugas pada bidang studi Ekonomi dan Bisnis mata kuliah Sejarah Perkembangan Islam di
Universtitas Islam Bandung. Penulis juga berharap bahwa makalah ini dapat memberi dan
menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Rodliyah Khuza'i,
Dra., M.Ag. selaku dosen mata kuliah Sejarah Perkembangan Islam. Tugas yang diberikan ini
memberikan wawasan serta ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan oleh karena itu,
kritik serta saran yang bersifat membangun akan penulis terima untuk kesempurnaan makalah
ini.

Cilegon,1 Oktober 2021

M Izza Hanifan
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latarbelakang Masalah
Setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan dari tentara mongol,
kekuatan politik Islam juga mengalami kemunduran-kemunduran secara drastis. Wilayah
kekuasaannya juga tercabik-cabik menjadi beberapa kerajaan kecil dan antara yang satu
dengan yang lainnya saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam
banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.
Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali
setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di
India, dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani di Turki merupakan kerajaan yang pertama
berdiri, dan juga yang terbesar dan paling lama bertahan di banding dua kerajaan lain.
Kerajaan Turki Usmani inilah yang menjadi sebuah pioner dalam perkembangan dunia Islam
pada masanya dan juga kehancurannya menjadi sebuah pembuka masuknya era industrialisasi
ke dunia Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Asal-Usul Dinasti Turki Usmani


Nama kerajaan Usmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang
mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia
Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah.[1] Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak tertulis
dalam legenda dan sejarah sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus.
Yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad.
Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-
9/10 ketika menetap di Asia Tengah. Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan
tekanan dari Mongol, akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan di
antara saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil.[2]
Dibawah pimpinan Orthogul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin
II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat
dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia kecil yang
berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih
kota Syukud sebagai ibukota.[3]
Ertoghrul meninggal Dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya,
Usman. Putera Ertoghrul inilah yangdianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman
memerintah antara tahun 1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali
menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alaudin terbunuh. Setelah
wafatnya Sultan Alaudin tersebut, Usman memproklamasikan kemerdekaannya dan berkuasa
penuh atas daerah yangdidudukinya. Penguasa pertamanya adalah Usman yang sering
disebut Usman I. Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-
Usman(raja besar keluarga Usman) tahun 1300 M setapak demi setapak wilayah kerajaan
diperluas.[4]Dipilihnya negeri Iskisyihar menjadi pusat kerajaan. Usman mengirim surat
kepada raja- raja kecil guna memberitahukan bahwa sekarang dia raja yang besar dan dia
menawar agar
raja-raja kecil itu memilih salah satu diantara tiga perkara, yakni ; Islam, membayar Jaziah
dan perang. Setelah menerima surat itu, separuh ada yang masuk Islam ada juga yangmau
membayar Jizyah. Mereka yang tidak mau menerima tawaran Usman merasa terganggu
sehingga mereka meminta bantuan kepada bangsa Tartar, akan tetapi Usman tidak merasa
takut menghadapinya. Usman menyiapkan tentaranya dalam mengahdapi bangsa Tartar,
sehingga mereka dapat ditaklukkan. Usman mempertahankan kekuasaan nenek moyang
dengan setia dan gagah perkasa sehingga kekuasaan tetap tegak dan kokoh sehingga
kemudian dilanjutkan dengan putera dan saudara-saudaranya yang gagah berani meneruskan
perjuangan sang ayah dan demi kokohnya kekuasaan nenek moyangnya.

2. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani


Akibat kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam
mempertahankan Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga kemajuankemajuan
dalam perkembangan wilayah Turki Usmani dapat di raihnya dengan cepat. Dengan cara atau
taktik yang dimainkan oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad yang
mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negerinya
yang kemudian diteruskan oleh Murad II (1421-1451M).[5] Sehingga Turki Usmani mencapai
puncak kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M). Usaha ini di tindak lanjuti oleh
raja-raja berikutnya, sehingga dikembangkan oleh Sultan Sulaiman al-Qonuni. Ia tidak
mengarahkan ekspansinya kesalah satu arah timur dan Barat, tetapi seluruh wilayah yang
berada disekitar Turki Usmani itu, sehingga Sulaiman berhasil menguasai wilayah Asia kecil.
Kemajuan dan perkembangan wilayah kerajaan Usmani yang luas berlangsung dengan cepat
dan diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting,
diantaranya:

1. Bidang Kemiliteran
Para pemimpin kerajaan Turki Usmani adalah orang-orang yang kuat, sehingga
kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Namun, kerajaan Turki Usmani
mencapai masa keemasannya bukan semata-mata karena keunggulan politik para
pemimpinnya. Akan tetapi yang terpenting diantaranya adalah keberanian, ketrampilan,
ketangguhan, dan kekuatan militernya yang sanngup bertempur kapan saja dan dimana saja.
Orkhan pemimpin Turki Usmani yang pertama kali mengorganisasi kekuatan militer
dengan baik serta taktik dan strategi tempur yang teratur. Pada periode ini tentara Islam
pertama kali masuk ke Eropa. Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan utama
tentara. Pertama, tentara Sipahi (tentara reguler) yang mendapatkan gaji tiap bulannya. Kedua,
tentara Hazeb (tentara ireguler) yang di gaji pada saat mendapatkan harta rampasan perang
(Mal al-Ghanimah). Ketiga, tentara Jenissary atau Inkisyariyah (tentara yang direkrut pada saat
berumur 12 tahun, kebanyakan adalah anak-anak Kristen yang dibimbing Islam dengan disiplin
yang kuat). Pasukan inilah yang dapat mengubah negara Turki Usmani menjadi mesin perang
yang paling kuat dan memberikan dorongan yang amat besar dalam penaklukan negeri-negeri
non muslim.
Orkhan juga membenahi angkatan laut karena ia mempunyai peranan yang besar dalam
perjalanan ekspansi Turki Usmani. Pada abad ke-16, angkatan laut Turki Usmani mencapai
puncak kejayaan, karena dengan cepat dapat menguasai wilayah yang amat luas baik di Asia,
Afrika, maupun Eropa. Faktor utama yang mendorong kemajuan di lapangan kemiliteran ini
adalah tabiat bangsa Turki itu sendiri yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh terhadap
peraturan. Yang mana tabiat ini merupakan tabiat yang mereka warisi dari nenek moyangnya
di Asia Tengah
2. Bidang Pemerintahan
Suksesnya Ekspansi Turki Usmani selain karena ketangguhan tentaranya juga
dibarengi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam mengelola
wilayah yang luas para raja-raja Turki Usmani senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur
pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi. Dibantu oleh shadr al-a’zham (perdana
menteri) yang membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. di
bawahnya terdapat beberapa orang al-Zanaziq atau ‘Alawiyah (bupati). Contohnya, ketika Turki
Usmani dipimpin oleh Murad II. Beliau adalah seorang penguasa yang saleh dan dicintai
rakyatnya, ia juga seorang yang sabar, cerdas, berjiwa besar, dan ahli ketatanegaraan. Bahkan
Murad II banyak mendapat pujian dari sejarawan barat.
Selain itu, di masa pemerintahan Sultan Sulaiman I untuk mengatur urusan
pemerintahan negara disusun sebuah kitab undang-undang (Qanun) yang diberi nama Multaqa
al-Abhur yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani.

3. Bidang Ilmu Pengetahuan


Turki Usmani merupakan bangsa yang berdarah militer, sehingga lebih banyak
memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran. Sementara dalam bidang ilmu
pengetahuan tidaklah begitu menonjol. Karena itulah dalam khazanah intelektual Islam kita
tidak menemukan ilmuwan terkemuka dari Turki Usmani. Namun demikian, mereka banyak
berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan- bangunan masjid yang
indah. Seperti masjid Al-Muhammadi atau masjid Jami’ Sultan Muhammad Al-Fatih, masjid
Agung Sulaiman, dan masjid Abi Ayyub Al-Anshari. Masjid- masjid tersebut dihiasi pula
dengan kaligrafi yang indah. Ada salah satu masjid yang terkenal keindahan kaligrafinya
adalah masjid yang asalnya Gereja Aya Sopia. Yang mana hiasan kaligrafi itu dijadikan
penutup gambar Kristiani yang ada sebelumnya.[9]
Selain itu, pada masa sultan Sulaiman I di kota-kota besar dan kota-kota lainnya
banyak di bangun masjid, sekolah, rumah sakit, gedung, makam, jembatan, saluran air, villa,
dan pemandian umum.

4. Bidang Budaya
Pengaruh dari ekspansi wilayah Turki Usmani yang sangat luas, sehingga
kebudayaannya merupakan perpaduan macam-macam kebudayaan. Diantaranya adalah
kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak mengambil
ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Dari Bizantium, organisasi
pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap. Sedangkan dari Arab, mereka banyak menyerap
ajaran-ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial kemasyarakatan, keilmuan, dan
bahasa/huruf. Orang-orang Turki Usmani memang terkenal sebagai bangsa yang suka dan
mudah berasimilasi dengan bangsa asing dan terbuka untuk menerima kebudayaan luar.
5. Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki Usmani mempunyai peranan besar dalam
lapangan sosial dan politik. Masyarakat digolong-golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan
sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku.
Pada masa pemerintahan Sulaiman al-Qanuni rakyat muslim diwajibkan harus sholat
lima kali dan berpuasa di bulan Ramadhan. Jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai denda
namun juga sanksi badan. Sehingga sultan Sulaiman al-Qanuni bukan hanya sultan yang
paling terkenal di kalangan Turki Usmani, akan tetapi pada awal ke 16 beliau adalah kepala
negara yang paling terkenal di dunia. Beliau seorang penguasa yang shaleh, dan juga berhasil
menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Turki. Bahkan pada saat Eropa terjadi pertentangan
antara katolik, mereka diberi kebebasan dalam memilih agama dan diberikan tempat di Turki
Usmani. Bahkan Lord Cerssay mengatakan, bahwa pada zaman dimana dikenal ketidakadilan
dan kedzaliman Katolik Roma dan Protestan,
maka Sultan Sulaiman yang paling adil dengan rakyatnya meskipun ada yang tidak beragama
Islam.[10]

Di kerajaan Turki Usmani Tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling terkenal
ialah tarekat Bektasyi dan tarekat Maulawi. Kedua Tarekat banyak dianut oleh kalangan sipil
dan militer. Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh yang sangat dominan di kalangan Jenissary,
sehingga mereka sering disebut dengan tentara Bektasyi. Sementara tentara Maulawi mendapat
dukungan dari para penguasa dalam mengimbangi Jenissary Bektasyi.

Di lain pihak, kajian-kajian ilmu keagamaan seperti: Fiqh, ilmu kalam, Tafsir, dan Hadist
boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung
untuk menegakkan satu paham (Madzab) keagamaan dan menekan Madzab lainnya. Contoh
Sultan Abd Al-Hamid II begitu fanatik terhadap aliran Ash-‘Ariyah. Akibat kelesuan di bidang
ilmu keagamaan dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang.

B. Kemunduran Kerajaan Turki Usmani

Kemunduran Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini
disebabkan karena banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal
diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman
sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga
karena melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan
dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system
pemerintahan tidak berjalan semestinya. Selaim faktor diatas, ada juga faktor-faktor yang
menyebabkan kerajaan Usmani mengalami kemunduran, diantaranya adalah :

1. Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas


Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan
pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca
pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak
beres. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan
penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat
mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.

2. Heterogenitas Penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan,
mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi
heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah
administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi
pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat
lemah dan mempunyai perangai yang jelek.

3. Kelemahan para Penguasa


Setelah sultan Sulaiman wafat, maka terjadilah pergantian penguasa. Penguasa-
penguasa tersebut memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang lemah akibatnya
pemerintahan menjadi kacau dan susah teratasi.

4. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan
pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).

5. Pemberontakan Tentara Jenissari


Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632
M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip
seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang
mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan.

6. Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin
membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan
Turki pun merosot.

7. Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi


Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan
dalam kehidupan. Keraajan usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi
ini karena hanya mengutamakan pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak
diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup
menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerajaan Turki Usmani pada awalnya hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun
dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Turki Usmani menjadi kerajaan yang
besar bertahan dalam kurun waktu yang lama. Kemajuan dan perkembangan kerajaan Turki
dalam bidang –bidang kehidupan, diantaranya:

1. Bidang Kemiliteran

2. Bidang Pemerintahan

3. Bidang Ilmu Pengetahuan

4. Bidang Budaya

5. Bidang Keagamaan

Puncak kejayaan Turki Usmani terjadi pada masa kekuasaan Sulaiman al-Qanuni. Beliau
raja yang sangat terkenal di dunia dan juga penguasa yang Shaleh. Sedangkan periode
kemundurannya dimulai karena terjadinya perjanjian Carltouiz (26 Januari 1699) antara Turki
Usmani dengan Australia, Polandia, Venesia, dan Inggris.

B. Saran

Ilmu sejarah memang sulit kita ketahui tentang kevalitannya. Untuk mengetahui
tentang kebenaran dalam sebuah sejarah kita haruslah mecarinya secara mendetail, oleh sebab
itu, makalah ini masih jauh dari kesempurnaannya, maka penulis sangat mengharapkan
kritikan yang berupa tambahan dan sifatnya membangun untuk kesempurnaan dimasa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/article/view/1331

jejakpendidikan.com/2015/03/kejayaan-peradaban-turki-usmani.

Nata, Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam, cet. ke-2; Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2010.

Novia, Dyah Ratna Met, Kerajaan Turki Usmani, www.kerajaanturki usmani/co.id, diakses 22
Februari 2011

Anda mungkin juga menyukai